Anda di halaman 1dari 29

I.

LATAR BELAKANG

Ny. S adalah seorang wanita berusia 45 tahun 8 bulan. Ny. Sbekerja


sebagai ibu rumah tangga dan suaminya bekerja sebagai buruh bangunan. Ny.
S memiliki dua orang anak salah satu anaknya sudah berkeluarga dan satu
lagi masih bersekolah. Pada tahun 2010 Ny. S mengalami keluhan diare
setiap hari dan tidak sembuh-sembuh sehingga diberi obat diare dengan
jumlah yang banyak setiap harinya, hingga Ny. S mengalami konstipasi dan
melakukan pengobatan di RS Kudus, di Rumah sakit Ny. S didiagnosis
menderita Ca Colorectal std IV dan telah menjalani colostomy di Rumah
Sakit Kudus, 5 tahun kemudian Ny. S mengalami keluhan yaitu perut
semakin memebesar, dan lemas, dan pinggang sakit sehingga di rujuk ke
Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang. Pada tahun 2015 Ny. S mulai menjalani
kemoterapi, hingga Maret 2016 Ny. S telah menjalani kemoterapi sebanyak
12 kali dilanjutkan rencana ER 25 kali dan saat ini sudah menjalani program
ER ke 6. Biaya pengobatan Ny. S ditanggung oleh BPJS.
Setelah menjalani program ER, trombosit Ny. S semakin menururn
sehingga diberi transfusi Trombofaresis Ny. S mempunyai kebiasaan makan
yang buruk, sebelum sakit Ny. S sering mengkonsumsi gorengan setiap
harinya, suka makanan yang diolah dengan cara dibakar, selain itu Ny. S
memiliki kepercayaan tentang suatu makanan tertentu sehingga Ny. S hanya
mengkonsumsi bahan makanan tertentu saja Ny. S mengaku kalau dahulunya
ia mempunyai berat badan 55 kg dan jika dihitung menggunakan IMT Ny. S
termasuk dalam kategori obesitas.
Pasien mengalami penurunan nafsu makan selama tiga bulan terakhir.
Kebiasaan makannya 3 kali dalam 1 hari selama sebelum masuk rumah sakit
(SMRS). Nasi yang dikonsumsi saat sebelum masuk rumah sakit 1 centong
dan terkadang tidak dihabiskan semua, lauk nabati yang sering dikonsumsi
hampir setiap hari adalah tahu dan tempe goreng. Lauk hewani yang sering
dikonsumsi yaitu ikan bandeng goreng. Pasien menyukai sayur sawi hijau,
daun ketela rambat, dan kembang kol. Sayuran dikonsumsi hampir setiap hari
dengan frekuensi 2 kali sehari. Buah yang disukai adalah buah apel yang
dikonsumsi 2 kali dalam 1 bulan dan buah pisang seminggu 2 kali.
Setiap sore pasien mengkonsumsi gorengan dan pasien juga suka
mengolah makanan dengan cara digoreng. Pasien jarang makan sayuran,
selain itu pasien juga suka mengkonsumsi makanan yang diolah dengan cara
di bakar seperti sate, ikan bakar, dan ayam bakar.
Selama di rawat di rumah sakit pasien merasa mual setiap melihat
makanan dan selalu cepat merasa kenyang. Diit dari rumah sakit yang
diberikan untuk pasien berupa nasi tim rendah protein 1x4 sdt. Pasien mau
mengkonsumsi makanan yang disediakan rumah sakit meskipun seringnya
pasien menyisakan 3-4 sdm nasi tim, dan terkadang tidak menghabiskan susu
dan puding mct yang diberikan.
Dalam satu hari asupan pasien selama di rumah sakit adalah 1124 kkal
dari rekomendasi menu 1300 kkal/30 gr. Asupan pasien SMRS yaitu energi
sebesar 1167, 4 kkal, protein 55,9 gram, lemak 36,1 gram, dan karbohidrat
161,3 gram. Asupan energi, lemak, dan karbohidrat selama SMRS kurang,
karena memenuhi 63%, 93%, 72%, 58% dari kebutuhan energi. Sedangkan
kebutuhan pasien sebelum intervensi yaitu energi 1827 kkal, lemak 80 gram.
Asupan Ny. S selama di rumah sakit sebelum intervensi sudah meningkat
dibandingkan saat sebelum masuk rumah sakit. Namun asupan Ny. S masih
belum optimal.
Ny S mengungkapkan belum pernah mendapatkan edukasi gizi tentang
penyakit dan diit yang harus dijalankan. Selain itu karena rendahnya
pengetahuan terkait gizi Ny S masih mempunyai beberapa pantangan dan
mitos yang dipercayai didesanya sehingga sesaat sebelum diberikan edukasi
Ny S masih menghindari suatu bahan makanan tertentuu (bayam, kacang
panjang, semangka).
Aktivitas pasien sebelum ke rumah sakit yaitu bekerja sebagai ibu
rumah tangga, melakukan pekerjaan dirumah seperti menyapu, mencuci,
memasak, dan lain sebagainya. Saat di rumah sakit pasien hanya dapat
beristirahat di tempat tidur namun masih dapat berjalan dengan jarak 5
meter dan dapat duduk diatas tempat tidur.
Pasien tidak memiliki alergi ataupun pantangan terhadap makanan,
tetapi Ny S jarang mengkonsumsi sayuran dan hanya memilih jenis
makanan tertentu saja karena rendahnya pengetahuan terkait gizi dan
makanan. Ny S mengalami beberapa gejala seperti mual dan muntah
akibat terapi obat.
Penggunaan obat selama intervensi
Nama Obat Fungsi

MST Penatalaksanaan nyeri kronik pada


pasien yang perlu analgesik oploid
Metil Prednisolon Menekan sistem kekebalan tubuh
untuk mwngurangi gejala peradangan
seperti pembengkakan, nyeri, dan
ruam
Vitamin B comp Memenuhi asupan vitamin B

Nilai Laboratorium Ny. S

Domain Data
Ureum 109
Glukosa sewaktu 92
Asam urat 6,2
Kreatinin 3,7
Hemoglobin 9,8
Albumin 2,9
Nilai Laboratorium Ny. S bulan Agustus dan September

Tanggal
Domain Satuan 14/8 19/8 23/8 26/8 30/8 2/9 3/9 5/9
Hemoglobin g/dL 11,8 11 10,6 9,25 8,9 11,4 11,6 11,1
Hematokrit % 33,9 30,7 29,4 25 25,1 32,3 33 33,4
Eritrosit 10^6µL 3,71 3,44 3,35 2,87 3 3,56 3,64 3,91
Trombosit 10^3µL 64 52 46,2 74,6 94 83,4 42 31,7
Leukosit 10^3µL 14,1 11,1 11,6

Ny. S merasa lesu, lemas, dan wajahnya terlihat pucat. Ny S. Juga


mengalami mual dan sakit pinggang. Ny. S sedang menjalani kemoterapi
dan terapi radiasi serta mendapatkan obat MSTI15 mg/12 jam, vitamin B
comp. 1 tablet/ 8 jam, inj. metilprednisolon 125 mg/24 jam, tranfusi darah
dan tranfusi Tromboafaresis.
Berikut adalah data-data vital Ny. S
Data Vital Ny. S
Indikator Data

Tekanan Darah 110/70 mmHg

Nadi 99 kali/menit

Respiratory Rate (RR) 20 kali/menit

Suhu 36,5ºC
II. SKRINING (DATA UMUM)

FORMULIR SKRINING DEWASA


SIMPLE NUTRITION SCREENING TOOL (SNST)

Variabel Pertanyaan Skor

Kondisi pasien Apakah pasien terlihat kurus? Ya :1


sekarang Tidak : 0

Penurunan berat Apakah pakaian anda terasa lebih Ya :0


badan longgar? Tidak : 0

Apakah akhir-akhir ini Anda Ya :1


kehilangan berat badan secara Tidak 0
tidak sengaja(3-6 bulan terakhir)?
Penurunan Apakah Anda mengalami Ya :0
asupan makanan penurunan asupan makan selama Tidak :0
1 minggu terakhir?

Riwayat Apakah Anda merasakan lemah, Ya :1


penyakit loyo, dan tidak bertenaga? Tidak :0

Apakah Anda menderita suatu


penyakit yang mengakibatkan Ya :1
adanya perubahan jumlah atau Tidak : 0
jenis makanan yang Anda makan?
Total Score 4(Beresiko
malnutrisi)

Kesimpulan : Berdasarkan hasil skrining diastas didaptkan skor 4 sehingga


dapat disimpulkan bahwa Ny. S Beresiko mengalami malnutrisi

III. ASSESSMENT GIZI


1. Pengkajian Riwayat terkait Gizi/makanan (FH)

Indikator Data Interpretasi


Food History Sebelum masuk RS
FH-1.1.1 Total E 1167,4 kkal Konsumsi energi kurang
energy intake sebelum masuk RS

FH-1.2.2.1 Amount of Konsumsi Nasi 1


food centong

FH-1.2.2.2 Type of Sawi hijau,daun


food/meals ketela rambat dan
kembang kol 2 kali
sehari
Apel 2 kali sebulan

Pisang 2 kali
seminggu
FH- 1.2.2.5 Food Lauk nabati yang Makanan kurang bervariasi
variety dikonsumsi hanya
tahu dan tempe, lauk
hewani yang
dikonsumsi hanya
ikan bandeng goreng
FH-4.2.5 Pre- Gorengan Ny. S mempunyai kebiasaan
occupation with food yang salah dalam pemilihan
Sate, ikan bakar,
makanan
ayam bakar
FH-2.5.1 Avoidance Bayam, kacang Ny. S mempunyai kepercayaan
panjang, semangka yang salah terhap beberapa jenis
bahan makanan
FH-1.5.1.1 Total Fat Asupan lemak 36,1 Kecukupan lemak 72%
gram tergolong Inadequate fat intake
FH- 1.5.3.1 Total Asupan karbohidrat Kecukupan karbohidrat 58%
Karbohidrat 161,3 gram tergolong Inadequate
carbohydrate intake
FH-1.5.2.1 Total Asupan protein 55,9 Kecukupan protein 93%
Protein gram tergolong Adequate protein
intake
FH-1.1.1.1 Energy Asupan energi 1167 Kecukupan energi 63%
Intake kkal Inadequate energy intake
FH-7.3.1 Physical Mencuci, menyapu, Aktivitas ringan
activity history dan memasak
FH- 5.4.1 Meal 3 kali sehari
duration
FH 4.1.1 Area and Belum pernah Pengetahuan gizi rendah
level of knowledge mendapatkan
edukasi gizi tentang
penyakit dan diit
yang harus
dijalankan

Kesimpulan Ny. S mengalami ketidak cukupan asupan energi dan


memiliki pengetahuan yang kurang terkait pemilihan
makanan yang baik serta Ny. S masih memiliki
kepercayaan untuk menghindari beberapa jenis makanan
tertentu

Food History Setelah masuk RS


FH-1.1.1.1 Energy Asupan energi 1124 Kecukupan energi 86,46%
Intake kkal tergolong dequate energy intake
FH- 1.3.1.1 Susu enteral rendah
Formula/solution protein 1 kali 4 sdt
FH-1.2.2.2 Type of Nasi tim rendah
food/meals protein
Pudding mct

FH 3.1.1 Prescription mendapatkan obat


medication use MST15 mg/12 jam
Vitamin B comp 1
tablet/ 8 jam, inj
metilprednisolon 125
mg/24 jam

FH 5.4.1 Meal 5 x sehari (makan


duration utama dan selingan)

FH 7.3.1 physical Istirahat di tempat


activity history tidur
Berjalan sejauh 5m
Duduk di tempat
tidur

Kesimpulan : Asupan Ny. S tercukupi dengan pemberian makan melalui oral


maupun enteral

2. Pengkajian Biokimia (BD)

Domain Data Nilai Satuan Interpretasi


Normal
BD-1.2.1 Blood 50,87 10-50 Mg/dL Tinggi
urea nitrogen
BD-1.5.2 92 80-160 Mg/dl Normal
Glucose Casual
Uric Acid 6,2 3,4-7 Mg/dL Normal
BD-1.2.2 3,7 <1,5 Mg/dL Tinggi
Creatinine
BD-1.10.1 9,8 12-14 g/dL Rendah
Hemoglobin
BD-1.11.1 2,9 4-5,3 g/dL Rendah
Albumin

BD-1.2.4 12,1 ≥90 mL/min/1,73 Rendah


Glomerular m2
filtration rate
Kesimpulan: Ny. S memiliki kadar Hb dibawah normal dan gangguan
pada ginjal ditunjukkan melalui kadar ureum dan kreatinin yang tinggi
serta kadar Hb yang rendah

Domain Tanggal Nilai Satuan Inter


Normal prestasi
14/8 19/8 23/8 26/8 30/8 2/9 3/9 5/9
Hemoglo 11,8 11 10,6 9,25 8,9 11,4 11,6 11, 12-15,5 g/dL Rata-rata
bin 1 Kadar Hb
rendah
Hemato 33,9 30,7 29,4 25 25,1 32,3 33 33, 34,9-44,5 % Rata-rata
krit 4 Kadar
Hematocri
t rendah
Eritrosit 3,71 3,44 3,35 2,87 3 3,56 3,64 3,9 3,90-5,03 10^6µL Rata-rata
1 kadar
eritrosit
rendah
Trombo 64 52 46,2 74,6 94 83,4 42 31, 150-450 10^3µL Kadar
sit 7 trombosit
rendah
Leukosit 14,1 11,1 11, 4,5-11 10^3µL Kadar
6 leukosit
normal
Kesimpu Ny. S mengalami anemia dan trombositopenia
lan

3. Pengkajian Antropometri (AD)

Domain Data Normal Interpretasi


AD-1.1.1 148 cm - -
Height/Length
AD-1.1.2 Weight 39,8 kg 43,2 kg
AD- 1.1.5 Body 18,17 kg/m2 18.5 – 23 underweight
Mass Index kg/m2
AD- 1.1.7.5 Mid- 24 23,5 cm Tidak KEK
arm muscle
circumference
Kesimpulan : Ny. S memiliki berat badan di bawah normal

4. Pengkajian Data Klinis/Fisik (PD)

Domain Data Nilai Normal Interpretasi


PD-1.1.9 Vital -Tekanan darah - Tekanan darah Normal
Signs 110/70 mmHg 120/80 mmHg
-Nadi - Nadi
99 x/menit 75-105 x/menit Normal
-Respiratory rate Pernafasan
(RR) 14-20 x/menit Normal
20 x/menit
-Temperature 36oC-37oC Normal
36,5oC
PD- 1.1.1 Wajah pucat -
Overall
appearance
PD-1.1.4 Lesu, lemas, -
Extremities, sakit pinggang
muscles and
bones
PD-1.1.5 Mual -
Digestive
system
Kesimpulan: Ny. S mengalami gejala anemis ditandai dengan
penampakan wajah pucat, lesu, dan lemas

5. pengkajian data Client History (CH)


Domain Data Interprestasi

CH-1.1.1 Age 45 tahun

CH-1.1.2 Gender Perempuan

CH-2.1.5 Colostomy
Gastrointestinal
CH-2.2.1 Medical Kemoterapi, radiasi,
treathment /therapy tranfusi darah serta
tranfusi tromboafaresis
CH-3.1.1 Tergolong ekonomi
Socioeconomic factor bawah
CH-3.1.2 Tinggal bersama
Living/Housing suami dan anaknya
situation
Kesimpulan : Ny. S merupakan ibu rumah tangga berusia 45 th dengan
kondisi ekonomi tergolong menengah kebawah dan saat ini sedang
menjalani kemoterapi serta radiasi akibat penyakit kanker Colon
IV. DIAGNOSIS GIZI
NI-5.1 Increased nutrient need berkaitan dengan mual dan penurunan nafsu
makan ditandai dengan adanya sisa makanan
NC-2.2 Altered nutrition-related laboratory values berkaitan dengan
terganggunya fungsi ginjal ditandai dengan meningkatnya kreatinin,
rendahnya albumin dan meningkatnya ureum darah
NB-1.1 Food-and nutrition-related knowledge deficit berkaitan dengan
rendahnya pengetahuan gizi ditandai dengan pemilihan makanan yang salah
akibat belum pernah mendapatkan edukasi gizi

V. INTERVENSI GIZI
A. Perencanaan (Planning)
Tujuan Intervensi Gizi
a) Memberikan makanan yang seimbang sesuai dengan keadaan
penyakit dan daya terima pasien
b) Mencegah penurunan berat badan
c) Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku terhadap
pemilihan makanan
d) Memberi edukasi dan konseling kepada Ny S dan keluarganya
sehingga dapat meningkatkan pengetahuan mengenai makanan
yang harus dikonsumsi dan dihindari Ny S serta motivasi
dalam menghadapi penyakit Ny S
e) Menormalkan nilai laboratorium
B. Preskripsi Diet (komposisi zat gizi makro, mikro, cairan, jenis diet,
bentuk makanan, rute, frekuensi
Jenis diet : Diet makanan lunak 1890 kkal
Bentuk makanan : Lunak
Rute : Oral
Frekuensi : 3 x makanan utama dan 3 x selingan
Energi Kebutuhan energi Ny S sebesar
1890 kkal diberikan secara
bertahap (1300, 1500, 1890),
makanan yang diberikan berupa
makanan lunak karena kemampuan
mencerna Ny S masih kurang.
Makanan lunak diberikan agar
mempermudah Ny S
menghabiskan makanan sehingga
tidak terjad penurunan berat badan.
Diharapkan makanan yang
diberikan dapat dihabiskan oleh
Ny S dengan tujuan untuk
mencegah penurunan berat badan.
Protein Presentase protein sebesar 1,2 g /
kg berat badan atau setara dengan
51,84 gram untuk memperbaiki sel
sel colon dan tubuh. Namun
protein ini diberikan dalam jumlah
yang tidak terlalu banyak agar
tidak memperberat kerja ginjal
pasien. Sumber protein bisa
didapatkan dari hewani maupun
nabati
Lemak Presentase lemak sebesar 20% dar
total kebutuhan atau setara dengan
42 gram Lemak yang diberikan
berupa MCT agar mudah
diabsorpsi oleh tubuh
Karbohidrat Presentase karbohidrat untuk Ny S
sebesar 70% dari total kebutuhan.
Karbohidrat yang dperlukan Ny S
sebesar 330,75 gram untuk
memenuhi kebutuhan sehari
harinya karbohidrat berfungsi
sebagai sumber energi utama
dalam tubuh sehingga diberikan
dalam jumlah yang lebih banyak
dibandingkan dengan protein dan
lemak. Sumber utama karbohidrat
bisa didapatkan dari nasi tim dan
bubur atau didapatkan melalui
makanan selingan yang diberikan
kepada pasien.
Serat Serat yang dibutuhkan Ny S yaitu
sebesar 4 gram, serat diberikan
seminimal mungkin karena serat
merupakan makanan sulit dicerna
sehingga membuat perut terasa
penuh dan serat merupakakan
makanan tinggi sisa sehingga pada
pasien kanker colon diusahakan
rendah serat.
Cairan Cairan diberikan cukup yaitu
sebanyak 6 gelas /hari. Pemberian
caran bertujuan untuk merehidrasi
cairan Ny S dikarenakan kemotrapi
yang dijalaninya.

C. Implementasi (Implementation)
1. Pemberian diit
a. Memberikan diet lunak tinggi kalori dan cukup protein secara oral
b. Memberikan asupan sebesar 1890 kkal sesuai kebutuhan pasien
atau minimal BMR pasien sudah terpenuhi yaitu sebesar 1125 kkal
c. Jika mulut pasien kering makanan / minuman diberikan pada suhu
dingin
d. Untuk mengatasi mual diberikan snack kering
e. Karbohidrat 70% dari total kebutuhan energi yaitu sebesar 330,75 g
f. Lemak 20% dari total kebutuhan energi yaitu sebesar 42 g (lemak
yang diberikan berupa MCT)
g. Protein diberikan sebanyak 1,2 g / kg berat badan
h. Makanan utama yang diberikan berupa nasi tim dan bubur
i. Makanan utama dan snack diberikan 3 kali sehari (sesekali
diberikan makanan/snack kesukaan pasien)
D. Pendidikan gizi
Masalah Tujuan Materi Keterangan
Increased Agar Pengaruh asupan Metode edukasi
nutrient need meningkatkan yang cukup pada gizi adalah
kesadaran pasien pasien kanker ceramah dan
akan kondisi diskusi dengan
penyakitnya durasi 30 menit
(sehingga pasien Menggunakan
termotivasi media berupa
untuk leaflet
meningkatkan
asupannya agar
pasien lebih
berenergi dan
pulih lebih cepat
pembahasan)
Altered Menormalkan Jenis-jenis
nutrition-related kembali nilai makanan yang
laboratory laboratorium mempengaruhi
values pasien nilai
laboratorium
pasien
Food-and Meningkatkan Jenis-jenis
nutrition-related pengetahuan dan makanan yang
knowledge kesadaran baik dikonsumsi
deficit sehingga muncul oleh penderita
perubahan kanker dengan
perilaku pasien gangguan ginjal
dan Pesan
Umum Gizi
Seimbang
(PUGS)

E. Konseling Gizi
Indikator Tujuan Materi Keterangan
Konseling
Pengetahuan Pasien dan Penjelasan Sasaran
mengenai pengaruh keluarga dapat umum pasien dan
status gizi terhadap mengetahui mengenai keluarga
penyakit kanker mengenai kanker kolon, pasien
colon yang diderita pengaruh status penyebab dar Tempat :
pasien gizi yang baik segi asupan, Ruang
pada pasien dampak, serta Rawat Inap
kanker penanganan dar Waktu : 30
khususnya segi gzi menit
kanker kolon Metode :
sehingga pasien Ceramah
dan keluarga dan Tanya
termotivasi jawab
untuk Media :
melakukan leaflet
perubahan
perilaku dan
menjaga status
gizi agar tetap
baik
Kebiasaan makan Pasien dan Bahaya
pasien yang suka keluarga dapat konsumsi
mengkonsumsi memantau apa makanan yang
makanan yang saja yang dibakar secara
dibakar diasup oleh berlebih
pasien
Jumlah asupan Pasien dan Pola dan varian
sayur dan buah keluarga dapat makanan yang
memantau apa baik untuk
saja yang penderita
diasup oleh kanker, manfaat
pasien sayur dan buah
untuk penderita
kanker
Asupan makanan Pasien dan Penjelasan
keluarga dapat mengeai
memantau apa makanan yang
yang diasup dianjurkan dan
oleh pasien dilarang untuk
pasien serta
pola makan gizi
seimbang

a. Memberikan konseling pada pasien dengan tujuan timbulnya


kesadaran dan perubahan perilaku pasien (timbulnya
kesadaran pasien untuk melawan penyakitnya dengan salah
satu caranya yaitu dengan meningkatkan asupan makanannya)
b. Konseling dilakukan selama 30 menit setiap hari di kamar
pasien.
c.
F. Edukasi
Edukasi diberikan kepada keluarga dan pasien guna menunjang proses
penyembuhan pasien. Kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:
a. Topik : Menjelaskan dan memotivasi keluarga tentang
kondisi dan kebutuhan gizi pasien
b. Sasaran : Keluarga
c. Waktu : Selama melakukan intervensi
d. Tempat : Ruang rawat inap
e. Durasi : 30 menit
f. Metode : Tanya jawab, diskusi dan ceramah
g. Materi : Kondisi dan status gizi pasien serta kebutuhan dan
tata laksana gizi pada pasien kanker dengan gangguan ginjal
G. Kordinasi dengan Tenaga Medis
Ahli gizi berkoordinasi dengan dokter dan perawat untuk mengetahui
kondisi medis pasien serta obat-obatan yang dikonsumsi pasien dengan
akurat sehingga ahli gizi dapat memberikan diet dengan tepat
VI. PERENCANAAN MONITORING – EVALUASI GIZI
Indikator Metode Target Pencapaian

Asupan (FH) Pemantauan pola makan dan Peningkatan asupan makan


asupan makan Ny. S melalui dan cairan sesuai kebutuhan.
Recall 24H dan sisa Peningkatan asupan pasien
makanan pasien secara bertahap mulai dari
1300 kkal, 1500 kkal sampai
1890 kkal

Antropometri Penimbangan BB setiap Tidak terjadi penurunan BB


(AD) seminggu sekali pada pasien

Data Biokimia Pemantauan hasil Mempertahankan nilai


(BD) laboratorium laboratorium agar tidak
semakin jauh dari batas
normal secara bertahap
Perubahan Pemantauan perilaku makan Timbul perubahan perilaku
Perilaku An. P baik jumlah maupun pasien baik dalam menentukan
Makan jenisnya kuantitas maupun kualitas
makanan yang di asupnya

VII. PEMBAHASAN KASUS


Ny.S adalah seorang wanita berusia 45 tahun 8 bulan yang bekerja sebagai
ibu rumah tangga. Suami Ny. S bekerja sebagai buruh bangunan. Berdasarkan
analisis hasil asessmen, Ny. S didiagnosis medis mengalami Ca colorectal Pro
ER ke 6 dan Trombositopenia. Ca colorectal merupakan penyakit keganasan
yang berasal dari jaringan usus besar), biasanya ca colorectal ditandai dengan
adanya polip pada kolon yang selanjutnya berubah menjadi kanker. Polip dan
kanker pada stadium awal terkadang tidak menunjukkan gejala, hal ini membuat
penderita kanker kolorektal baru menyadari setelah dilakukannya pemeriksaan
untuk pengobatan dan diagnosis. Karsinogenesis adalah beberapa tahapan
bologis proses perkembangan dari sel normal hingga mengalami transformasi
menjadi sel kanker. Tahapan tersebut yaitu inisiasi, promosi, dan progresi. Ada
basnyak faktor yang terlibat dalam proses karsinogenesis, dimulai ketka terjad
transformasi sel sebagai akibat dari interaksi sel tubuh dengan zat yang
mengalami karsinogen yaitu zat kimia, radiasi atau virus. Karsinogen yaitu zat
yang dapat menyebabkan pertumbuhan kanker. Dalam karsinogenesis ada 3
mekanisme yang terlibat: onkogen yang dapat menginduksi timbulnya kanker.
Antionkogen yang dapat mencegah timbulnya kanker dan gen modukator yang
dapat mempengaruhi penyebaran kaknker. -Schneider,K.A.,1997, cancer
genetics, encyclopedia of human biology,second edition, p.312-314. Academic
Press.New York.
Berdasarkan beberapa banyak riset didapatkan beberapa faktor risiko
penyebab kanker, di antaranya adalah faktor usia , perilaku hidup, dan pola
makan serta keturunan. Namun penelitian menunjukan bahwa faktor genetik
menyumbang angka kemungkinan yang kecil pada beberapa penyakit kanker
meski semua penyakit kanker mengalami perubahan dari tingkat gen, dan
beberapa faktor seperti perlaku hidup dan pola makan yang baik dapat
mengurangi risiko kanker. Pada kasus nyonya S salah satu penyebab terjadinya
kanker yang dapat dianalisis adalah pola makan. Ny. S sangat menyukai
makanan yang dibakar. Makanan yang diolah dengan cara dibakar merupakan
makanan karsinogenik. Benzo (α) piren merupakan senyawa hidrokarbon
polisiklik aromatic yang digolongkan sebagai senyawa karsinogen kuat.
Senyawa ini dijumpai di lingkungan sebagai hasil pirolisis lemak atau sebagai
hasil proses pembakaran seperti sate. Benzo (α) piren dapat menimbulkan mutasi
gen yang dapat dimanifestaskan sebaga kerusakan kromosom. Pada tahap
telofase, fragmen kromosom dan atau massa kromatin dalam sel akan tertinggal
pada sitoplasma membentuk struktur menyerupai inti sel dengan diameter 1/20
sampai 1/5 diameter inti yang disebut mikronukleus (MN) jadi terbentuknya
mikronukleus pada sel merupakan indikasi terjadinya aktivitas mutagenic yang
merusak kromosom dan akhirnya memicu terjadinya kanker Robbins dan
Kumar. 1995. Buku Ajar Patologi 1. Edisi 4. Jakarta. EGC. 290-293
Selain itu Ny S tidak menyukai sayur yang merupakan sumber serat,
sedangkan pola konsumsi rendah serat dapat menyebabkan kontak dengan
karsnogenik lebih lama dan memudahkan seseorang terkena kanker kolon. Dari
penyelidikan didapatkan serat dalam makanan mungkin menurunkan insiden
kanker kolon dengan cara mencegah interaksi asam empedu dengan enzim
bakteri dalam usus besar, mencegah pengikatan asam empedu dengan bahan
kimia yang karsinogenik dalam feses serta mengurangi waktu feses dalam usus
besar dan menaikkan jumlah feses sehingga menurunkan konsentrasi karsinogen
dalam usus. Kartawiguna, E. Faktor-Faktor yang berperan pada karsinogenesis,
Jurnal kedokteran trisakti, 2001, vol 20,no 1.
Ny S juga menyukai makanan yang digoreng sedangkan makanan yang
digoreng banyak mengandung lemak. Konsumsi lemak yang berlebih dapat
meningkatkan resiko terjadinya kanker. Hal ini disebabkan lemak bersifat cancer
promoting, adanya lemak dalam tubuh membuat zat yang bersifat karsinogenik,
zat yang membentuk terjadinya kanker berkembang. Salah satu cara zat gizi
lemak menjadi penunjang terjadinya kanker dengan cara sekresi empedu yang
berlebih menunjang usus yang selanjutnya oleh mikroorganisme di kolon diubah
menjadi zat karsinogenik. Asam lemak poliunsaturated (PUFA) yang mengalami
proses hidrogenasi akan membentuk asam lemak trans yang cenderung
menimbulkan kanker dan merangsang pembentukan kolesterol. Kusumawardani,
Nunik. 1996. Penanganan Gizi pada Penderita Kanker. Litbangkes : Pusat
penelitian penyakit tidak menular. 6(4)
Beberapa gejala yang dapat terjadi pada pasien kanker adalah pendarahan
pada rektum, kram lambung, sembelit, anemia dan penurunan berat badan. Pada
kasus Ny. S gejala yang dapat dianalisis adalah anemia dan penurunan berat
badan. Penurunan berat badan dapat terjadi karena makanan yang diasup tidak
seimbang dengan energi yang digunakan. Pasien kanker dalam keadaan tertentu
mengalami hiperkatabolik. Peningkatan katabolik menunjukan peningkatan
penggunaan energi tubuh sebagai efek dari inflamasi pada tubuh saat
perkembangan sel kanker. Apabila tidak diatasi dengan benar maka akan terjadi
penurunan berat badan yang semakin parah. Sedangkan anemia pada Ny.S
sebagai efek dari kemoterapi ditunjukan dengan assessmen nilai biokimia
Hemoglobin 9,8 gr/dl (Normal = 12-15 gr/dL). Kemoterapi adalah penggunaan
zat kimia untuk perawatan penyakit. Tujuan kemoterapi pada penyembuhan
kanker adalah menghambat atau menghentikan pertumbuhan sel-sel onkogen
(kanker) pada tubuh pasien. Prinsip kerja obat-obatan kemoterapi adalah
menyerang fase tertentu atau seluruh fase pada pembelahan mitosis pada sel-sel
yang bereplikasi atau berkembang dengan cepat, yang diharapkan adalah sel
onkogen yang bereplikasi. Salah satu efek kemoterapi adalah gangguan
pebentukan sel darah di sumsum tulang belakang, yang menyebabkan terjadnya
penurunan jumlah sel darah yang dbutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat
mengakibatkan berbagai gangguan , seperti resiko terjadnya infeksi, anemia,
serta kerentanan terjadinya luka dan pendarahan (akibat gangguan pembentukan
platelet). Gangguan pembentukan trombosit berdampak pada trombositopenia.
Trombositopenia (defisiensi trombosit) merupakan keadaan dimana trombosit
dalam sirkulasi jumlahnya dibawah normal (150.000-350.000/µl darah).
Trombositopenia pada penderita kanker disebabkan oleh kerusakan sum-sum
tulang pembentuk sel darah putih (Trombosit).
Berdasarkan assessment, Ny.S memiliki berat badan 39,8 kg dan tinggi
badan 148 cm serta IMT 18,17 kg/m2, Ny S tergolong ke dalam kategori
underweight. Ny S pernah menjalani kemotrapi sebanyak 12 kali dan menjalani
program ER. Penurunan berat badan pada nyonya S disebabkan karena
beberapa hal yaitu keadaan hiperkatabolik. Setelah menjalani program ER,
trombosit Ny.S semakin menurun sehingga diberi transfusi Tromboafaresis.
Asupan pasien sebelum masuk rumah sakit yaitu energi sebesar 1167.4 kkal,
protein 55.9 gram, lemak 36.1 gram dan karbohidrat 161.3 gram. Asupan energi,
lemak, dan karbohidrat pasien masih kurang, karena hanya memenuhi 63%,
72%, 58% dari kebutuhan energi. Kurangnya kebutuhan energi diakibatkan
karena pasien menjalani kemotrapi. Efek kemotrapi yang dialami Ny S yaitu
adanya mual, dehidrasi serta perubahan pada ambang kecap. Sehingga nafsu
makan Ny.S ikut menurun.
Berdasarkan hasil laboratorium diketahui bahwa kadar kreatinin dan
ureum Ny.S tinggi sedangkan kadar albumin dan hemoglobin Ny. S masih
rendah. Tingginya kadar kreatinin dan ureum disebabkan oleh Kerusakan ginjal.
Gagal ginjal pada Ny.S disebabkan karena efek kemoterapi. Pengobatan kanker
dengan kemoterapi tidak hanya berdampak pada tubuh yang terkena kanker saja
tetapi dapat mempengaruhikondisi tubuh secara keseluruhan. Sel-sel tubuh yang
mulanya normal dapat menjadi rusak. Apabila kerusakan telah mencapai ginjal
maka ginjal juga bisa mengalami kerusakan. Kerusakan ginjal atau gagal ginjal
dapat mennyebabkan perubahan nilai biokimia yaitu kadar kreatinin dan BUN
yang tinggi dan albumin yang rendah. Rendahnya kadar albumin menjadi salah
satu penyebab anemia, hal ini karena pembentukan hemoglobin dipengaruhi oleh
protein dalam tubuh. Selain itu rendahnya kadar hemoglobin disebabkan karena
penurunan produsi eritropoietin oleh ginjal, eritropoietin dibutuhkan untuk
memicu produksi sel darah merah. Anemia juga disebabkan karena tingginya
kadar ureum yang menyebabkan umur sel darah merah pendek. suwitra2007,
andyhartono 2008
Berdasarkan assesmen yang telah dilakukan, diagnosis untuk Ny S antara lain
: NI 5.1 Increased nutrient needs berkaitan dengan mual ditandai dengan adanya
sisa makan, NC 2.2 Altered nutrition-related laboratory value berkaitan dengan
terganggunya fungsi ginjal ditandai dengan meningkatnya kadar kreatinin,
menurunnya kadar albumin dan meningkatnya kadar ureum sertab NB 1.1 Food
and nutrition related knowledge deficit berkaitan dengan rendahnya pengetahuan
gizi ditandai dengan pemilihan makanan yang salah dan belum pernah mendapat
info gizi. Dari hasil diagnosis yang telah ditentukan, maka intervensi yang
dilakukan berupa memberikan edukasi kepada keluarga dan pasien dengan
tujuan untuk memberi informasi dan memotivasi keluarga tentang kondisi dan
kebutuhan gizi pasien. Selain itu konseling juga diberikan kepada pasien berupa
pengetahuan dan pemahaman mengenai masalah gizi yang dialaminya.
Konseling yang diberikan yaitu dengan memberikan pengetahuan dan
pemahaman mengenai masalah gizi yang dialami Ny. S, menjalaskan bahan
makanan yang diperbolehkan (karbohidrat, daging, ayam, ikan dan sayur) serta
makanan yang tidak diperbolehkan, memberikan asupan sebesar 1890 kkal
sesuai kebutuhan pasien atau minimal BMR pasien sudah terpenuhi yaitu
sebesar 1125 kkal. Selain memberikan konseling dan edukasi gizi intervensi
yang dilakukan kepada Ny.S adalah dengan diet tinggi kalori, rendah protein dan
rendah serat. Pemberian makanan tinggi kalori bertujuan untuk mencegah
penurunan badan dan jika memungkinkan menaikkan berat badan Ny.S.
Sedangkan pemberian diet rendah protein bertujuan untuk menjaga ginjal Ny.S
agar tidak bekerja terlalu berat. Jika diberi tinggi protein ditakutkan akan
menambah kerja ginjal sehingga kerusakan semakin parah dan albumin akan
terbuang melalui urin karena glomerulus tidak dapat menyaringnya sehingga
akan berdampak pada masalah lain seperti anemia. Kemudian intervensi yang
diberikan adalah diet rendah serat. Pada pasien kanker diberi diet rendah sisa
agar tidak memperberat kerja pencernaan, selain itu serat juga merupakan jenis
zat gizi yang sulit dicerna sehingga akan terasa penuh diperut dan pasien akan
merasa kenyang dalam waktu yang lama.
Berdasarkan intervensi dapat dilakukan monitoring dan evaluasi keadaan
Ny S, dilihat dari peningkatan asupan sebesar 1890kkal, menormalkan nilai
laboratorium Ny S dan meningkatnya pengetahuan tentang gizi.
VIII. PENUTUP/ KESIMPULAN
Ny S mengalami kanker dan trompositopenia yang mengakibatkan
Ny S mengalami underweight. Berdasarkan diagnosis gizi, Ny S mengalami 3
diagnosis yaitu Increased nutrient needs berkaitan dengan mual ditandai
dengan adanya sisa makan, Altered nutrition-related laboratory value
berkaitan dengan terganggunya fungsi ginjal ditandai dengan meningkatnya
kadar kreatinin, menurunnya kadar albumin dan meningkatnya kadar ureum
serta Food and nutrition related knowledge deficit berkaitan dengan
rendahnya pengetahuan gizi ditandai dengan pemilihan makanan yang salah
dan belum pernah mendapat info gizi sehingga perlu dilakukan intervensi
berupa memberikan edukasi kepada keluarga dan pasien dengan tujuan untuk
memberi informasi dan memotivasi keluarga tentang kondisi dan kebutuhan
gizi pasien. Selain itu konseling juga diberikan kepada pasien berupa
pengetahuan dan pemahaman mengenai masalah gizi yang dialaminya serta
memberikan diet tinggi kalori, rendah protein dan rendah serat. Berdasarkan
intervensi dapat dilakukan monitoring dan evaluasi keadaan Ny S, dilihat dari
peningkatan asupan sebesar 1890kkal, menormalkan nilai laboratorium Ny S
dan meningkatnya pengetahuan tentang gizi.

IX. LAMPIRAN
 LEAFLET
 PERHITUNGAN KEBUTUHAN ZAT GIZI
 HASIL RECALL
 DST
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Perhitungan Antropometri
TB wanita : 84,88 - (0.24 x U) +(1,83 x TL)
: 84,88 – (0,24 x 64) + (1.83 x 43)
: 84,88 -15,36 + 78,69
: 148,2 cm
BMI : BB/TB2
43
: (1,49𝑥1,49)

:19,37 kg/m2

Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi


a. Zat Gizi Makro
Menggunakan rumus Harris Benedict wanita
HBE : 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)
: 655 + (9,6 x 43,2) + (1,8 x 148) – (4,7 x 45)
: 655 + 415+266-211,5
: 1125 kkal
E : HBE x FA x FS
: 1125 x 1,2 x 1,4
: 1890 kkal/hari

Kebutuhan Makronutrien

70% 𝑥 1890𝑘𝑘𝑎𝑙
Kebutuhan KH = 4

= 330,75 g

Kebutuhan Protein = 0,8 x 43,2

= 34,56 g

20% 𝑥 1890 𝑘𝑘𝑎𝑙


Kebutuhan Lemak = 9

= 42 g

b. Cairan
Menggunakan AKG 2013
Cairan Ny. S : Kebutuhan cairan disesuaikan dengan jumlah
pengeluaran urine sehari ditambah IWL ± 500-1000 ml/hari

Kebutuhan Mikronutrien

𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Kebutuhan Serat = x kebutuhan serat berdasarkan akg
𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑔

43,2 𝑘𝑔
= x 30 mg
55 𝑘𝑔

= 23,7 mg

𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Kebutuhan Vit A = 𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑔
x kebutuhan vit A berdasarkan akg
43,2 𝑘𝑔
= x 500 mcg
55 𝑘𝑔

= 395 mcg

𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Kebutuhan Vit D = x kebutuhan vit D berdasarkan akg
𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑔

43,2 𝑘𝑔
= x 15 mg
55 𝑘𝑔

= 11,85 mg

𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Kebutuhan Vit E = x kebutuhan vit E berdasarkan akg
𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑔

43,2 𝑘𝑔
= x 15 mg
55 𝑘𝑔

= 11,85 mg

𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Kebutuhan Vit K = x kebutuhan vit K berdasarkan akg
𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑔

43,2 𝑘𝑔
= x 55 mg
55 𝑘𝑔

= 43,45 mg

𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Kebutuhan Vit B1 = x kebutuhan vit B1 berdasarkan akg
𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑔

43,2 𝑘𝑔
= x 1,1 mg
55 𝑘𝑔

= 0,87 mg

𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Kebutuhan Vit B2 = x kebutuhan vit B2 berdasarkan akg
𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑔

43,2 𝑘𝑔
= x 1,3 mg
55 𝑘𝑔

= 1,03 mg

𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Kebutuhan Vit B9 = x kebutuhan vit B9 berdasarkan akg
𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑔

43,2 𝑘𝑔
= x 400 mg
55 𝑘𝑔
= 316 mcg

𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Kebutuhan Vit B12 = x kebutuhan vit A berdasarkan akg
𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑔

43,2 𝑘𝑔
= x 2,4 mg
55 𝑘𝑔

= 1,89 mg

𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Kebutuhan Vit C = x kebutuhan vit C berdasarkan akg
𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑔

43,2 𝑘𝑔
= x 75 mg
55 𝑘𝑔

= 59,25 mg

𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Kebutuhan Ca = x kebutuhan Ca berdasarkan akg +
𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑔

43,2 𝑘𝑔
= x 100
55 𝑘𝑔

= 79 mg

𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Kebutuhan Fosfor = x kebutuhan fosfor berdasarkan akg
𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑔

43,2 𝑘𝑔
= x 700 mg
55 𝑘𝑔

= 553 mg

𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Kebutuhan Mg = x kebutuhan Mg berdasarkan akg
𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑔

43,2 𝑘𝑔
= x 320 mg
55 𝑘𝑔

= 252,8 mg

𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Kebutuhan Na = x kebutuhan Na berdasarkan akg
𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑔

43,2 𝑘𝑔
= x 1500 mg
55 𝑘𝑔

= 1185 mg
𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Kebutuhan Pottasium = x kebutuhan Pottasium berdasarkan akg
𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑔

43,2 𝑘𝑔
= x 4700 mg
55 𝑘𝑔

= 3713 mg

𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Kebutuhan I = x kebutuhan I berdasarkan akg
𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑔

43,2 𝑘𝑔
= x 150 mg
55 𝑘𝑔

= 118,5 mg

𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Kebutuhan Se = x kebutuhan Se berdasarkan akg
𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑔

43,2 𝑘𝑔
= x 30 mg
55 𝑘𝑔

= 23,7 mg

𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Kebutuhan Zn = x kebutuhan Zn berdasarkan akg
𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑔

43,2 𝑘𝑔
= x 10 mg
55 𝑘𝑔

= 7,9 mg

𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Kebutuhan Fe = x kebutuhan Fe berdasarkan akg
𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑔

43,2 𝑘𝑔
= x 26 mg
55 𝑘𝑔

= 20,54 mg

Anda mungkin juga menyukai