Disusun oleh:
Yasmin Azzahra Fadjar
22030119140151
Kelas Ganjil (B)
UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI GIZI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ny. Z berusia 52 tahun, masuk rumah sakit dengan keluhan lemas, lemah,
tampak pucat, ulu hati terasa nyeri, dan terdapat luka cukup besar pada kaki
sebelah kiri. Panjang ulna Ny. Z sebesar 25,3 cm dan LILA 24,5 cm, satu bulan
yang lalu berat badan Ny. Z sebesar 56 kg.
Ny. Z memiliki riwayat DM Tipe II selama 10 tahun, stroke 4 bulan yang
lalu, dan hipertensi. Ny. Z juga menjalani operasi debridement pada tanggal 26
Oktober 2018. Kadar GDS Ny. Z saat masuk rumah sakit yaitu 384 mg/dl,
kemudian terapi medis berupa Infus Ringer Laktat 20 fpm, Metro 500mg/8jam,
OMZ IA/12 jam, Ketrolac 30mg/8jam, Ondansetron 4mg, Ceftri 2gram/24 jam.
Selama di rumah sakit, Ny. Z mengalami penurunan nafsu makan, mual
dan muntah. Tekanan darah Ny. Z adalah 120/80 mmHg, nadi 82 x/menit, RR
20x/menit, kadar Hb 9,7 mg/dl, leukosit 33.630 mm3, trombosit 629.000 mm3,
hematokrit 28,21 %, dan GDS 384 mg/dl. Dokter mendiagnosis Ny. Z
mengalami Ulkus DM.
Ny. Z di rumah biasa makan tiga kali sehari dengan makanan pokok nasi
1½ centong setiap kali makan. Lauk yang biasa dikonsumsi, yaitu telur 4 kali
dalam seminggu, ikan laut 3 kali dalam seminggu, ikan tawar 3 kali dalam
seminggu, daging ayam 2 kali dalam seminggu, daging sapi 2 kali dalam
seminggu dengan pengolahan digoreng, dikukus, atau dipepes. Ny. Z sangat
menyukai sayur dan buah-buahan manis. Sayur yang sering dikonsumsi, yaitu
sayur bayam dan sayur sop. Buah yang sering dikonsumsi, yaitu mangga,
nangka, semangka, jambu, papaya, dan melon. Ny. Z menyukai berbagai jajan
pasar dan dikonsumsi setiap hari sebagai selingan pada pagi hari. Ny. Z
mengonsumsi cairan air putih lima kali dalam sehari dan mengonsumsi teh
dengan gula diabetes atau sirup diabetes sebanyak 2-3 kali dalam sehari.
Saat di RS Ny. Z merasa tidak nafsu makan. Ny. Z menghabiskan 1 gelas
teh pada pagi hari yang disediakan rumah sakit. Makanan utama yang disediakan
rumah sakit berupa bubur dengan lauk hewani, nabati dan sayuran. Ny. Z hanya
menghabiskan bubur, setengah porsi sayuran, dan seperempat porsi lauk hewani
dan nabati. Selingan yang diberikan rumah sakit terkadang tidak dimakan karena
bertekstur keras. Namun, apabila selingan yang diberikan rumah sakit bertekstur
lunak, Ny. Z pasti mengonsumsi dan habis. Ny. Z juga mengonsumsi makanan
dari luar rumah sakit seperti bubur sumsum, bubur kacang hijau, air gula diabetes
hangat.
Ny. Z mengungkapkan bila pernah mendapatkan edukasi medis di RS
sebelumnya terkait penyakit yang dialami. Edukasi gizi tentang penyakit dan
diet yang harus dijalankan juga sudah pernah didapatkan karena Ny. Z memiliki
riwayat DM selama 10 tahun dan sering keluar masuk Rumah Sakit. Akan tetapi,
Ny. Z masih belum bisa menaati makanan yang sebaiknya dibatasi serta porsi
dan pola makan yang tepat.
B. Diagnosis Gizi
1. Ketidakcukupan asupan oral (NI-2.1) berkaitan dengan kurangnya
kemampuan untuk mengonsumsi makanan (mual, muntah, sulit menelan)
dan penurunan BB ditandai oleh riwayat asupan makan yang kurang dari
75%.
2. Asupan protein energi inadekuat (NI-5.3) berkaitan dengan kurangnya
kemampuan untuk mengonsumsi makanan lauk pauk bertekstur keras
ditandai oleh riwayat asupan protein yang kurang dari 75%.
3. Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (NC-2.2) berkaitan dengan
kejadian ulkus DM ditandai oleh tingginya GDS saat masuk RS sebesar
384 mg/dL dan adanya luka besar di kaki.
C. Intervensi Gizi
1. Tujuan Intervensi Gizi
a. Memenuhi kebutuhan asupan pasien walaupun mengalami gejala mual,
muntah, sulit menelan, dan menurunnya nafsu makan
b. Meningkatkan kebutuhan asupan gizi untuk mencegah dan mengurangi
kerusakan jaringan tubuh akibat infeksi, serta mempertahankan BB
ideal, minimal asupan 80%.
c. Mencegah adanya defisiensi gizi dan cairan karena kesulitan menelan
sehingga mencegah kejadian malnutrisi.
d. Memudahkan pasien dalam menelan makanannya dengan memberikan
bentuk yang sesuai dengan kemampuan pasien.
e. Menurunkan kadar gula darah dan nilai laboratorium lainnya hingga
mencapai nilai normal.
2. Perencanaan (Planning)
NP-1.1 Preskripsi Diet1
- Energi sesuai kebutuhan, yaitu menggunakan rumus Mifflin dengan
mempertimbangkan faktor stress dan aktivitas fisik.
- Protein tinggi, yaitu 20% dari kebutuhan energi total untuk memelihara
dan mengganti jaringan sel tubuh yang rusak.
- Lemak cukup, yaitu 25% dari kebutuhan energi total.
- Karbohidrat cukup, yaitu 55% dari kebutuhan energi total.
- Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan AKG.
- Bentuk makanan dimodifikasi lembut atau lunak agar memudahkan
untuk ditelan.
- Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering.
- Menganjurkan konsumsi makanan dengan karbohidrat kompleks,
sumber protein rendah lemak, dan pengolahan makanan dengan sedikit
lemak atau terbatas.
- Menghindari konsumsi bahan makanan dengan gula sederhana, tinggi
lemak, dan tinggi natrium.
3. Rencana Implementasi
ND-1 Meals and Snacks
a. Jenis Diet: Diet DM TP
b. Komposisi Makanan
- Tekstur: makanan lunak.
- Diet modifikasi energi: rekomendasi energi sesuai kebutuhan 1905
kkal dengan target pemberian asupan minimal terpenuhi 80% dari
kebutuhan.
- Diet modifikasi karbohidrat: rekomendasi karbohidrat sebanyak 45-
65% dengan target pemberian asupan minimal terpenuhi 80% dari
kebutuhan. Dianjurkan mengonsumsi karbohidrat kompleks, seperti
nasi, roti, kentang, singkong, serta menghindari gula sederhana,
seperti jeli, susu kental manis, es krim, kue manis.1
- Diet modifikasi lemak: rekomendasi lemak sebesar 20-25% dengan
target pemberian asupan minimal terpenuhi 80% dari kebutuhan.
Dianjurkan membatasi makanan tinggi lemak, seperti cake, makanan
siap saji, dan gorengan.1
- Diet modifikasi protein: rekomendasi protein sebesar 10-20% dengan
target pemberian asupan minimal terpenuhi 80% dari kebutuhan.
Dianjurkan mengonsumsi makanan tinggi protein rendah lemak,
seperti ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, tempe, tahu, dan kacang-
kacangan.1
c. Jadwal Pemberian: 3x sehari makanan utama dan 3x makanan selingan.1
4. Pendidikan Gizi
a. Tujuan: Memberikan pengetahuan yang membantu pasien menunjang
perubahan perilaku diet agar mencapai keadaan sehat optimal. Meliputi
edukasi gizi terkait penyakit yang dideritanya dari tahap awal dan
lanjutan, serta edukasi terkait mengonsumsi makanan dari RS saja dan
tidak mengonsumsi makanan dari luar.
b. Aplikasi: Memberitahukan interpretasi hasil analisis kepada pasien, lalu
menjelaskan apa yang sebaiknya dilakukan untuk meningkatkan
kesehatannya.
5. Konseling Gizi
Tabel 10. Pemberian Konseling Gizi
Hari, tanggal Rabu, 1 September 2021
Waktu 09.00 – 09.30 WIB
Tempat Ruang inap pasien
Topik Diet DM TP.
Tujuan 1. Membentuk kesiapan dan komitmen pasien dalam melakukan
perubahan perilaku diet.
2. Memberikan informasi mengenai diet DM TP pada Ny. Z dan
keluarga.
3. Memberikan motivasi pada pasien dan keluarga.
Sasaran Ny. Z (pasien) dan keluarga
Materi 1. Terkait penyakit yang dialami pasien yaitu Ulkus DM.
2. Tentang perjalanan penyakit secara berkelanjutan.
3. Tentang makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi dan makanan
yang harus dibatasi atau dihindari.
Metode Sharing dan konsultasi dua arah
Media Leaflet
Evaluasi 1. Ny. Z menjadi lebih siap melakukan perubahan perilaku diet dan
patuh untuk memakan makanan RS
2. Ny. Z dan keluarga menjadi lebih mengetahui mengenai diet DM
TP dan penyakit penyertanya.
3. Ny. Z dan keluarga menjadi mengetahui makanan yang dianjurkan
untuk dikonsumsi dan dibatasi atau dihindari
Ny. Z berusia 52 tahun, tergolong lansia awal menurut Depkes RI, 2009. Hasil
skrining menunjukkan bahwa Ny. Z berisiko malnutrisi karena IMT yang kurang
dari 20,5, kehilangan BB >5% dalam 1 bulan terakhir, penurunan asupan makan
seminggu terakhir, dan terdiagnosis diabetes.2
Awal masuk rumah sakit, ia mengeluhkan lemas, lemah, tampak pucat, ulu
hati terasa nyeri, dan terdapat luka cukup besar pada kaki. Ny. Z juga memiliki
riwayat penyakit stroke 4 bulan yang lalu, hipertensi, dan operasi debridement.
Setelah dilakukan pengecekan dokter, ternyata ditemukan diagnosis bahwa ia
mengalami Ulkus DM.
Diabetes mellitus merupakan kondisi kadar gula darah yang meningkat atau
kondisi hiperglikemia pada orang yang didiagnosis dengan DM. Hal ini dapat
terjadi karena tubuh yang tidak mampu mengubah glukosa dalam plasma darah
menjadi energi.3,4 Salah satu komplikasi kronik yang sering dijumpai, yaitu ulkus
diabetikum. Ulkus DM merupakan luka yang dialami oleh penderita DM di area
kaki dengan kondisi luka mulai dari luka superficial, nekrosis kulit, sampai luka
dengan ketebalan penuh, yang dapat meluas ke jaringan sekitarnya.5
Dari hasil asesmen gizi yang telah didapat diketahui bahwa Ny. Z mengalami
permasalahan kesehatan terkait gizi, yaitu Ulkus Diabetikum dan penyakit saluran
cerna atas hingga mampu menyusun sebuah diagnosis bahwa Ny. Z mengalami
ketidakcukupan asupan oral (NI-2.1) berkaitan dengan kurangnya kemampuan
untuk mengonsumsi makanan (mual, muntah, sulit menelan) dan penurunan BB
ditandai oleh riwayat asupan makan yang kurang dari 75%. Kedua, Ny. Z kesulitan
menelan (NC-1.1) berkaitan dengan ulu hati terasa nyeri ditandai oleh tidak
dimakannya makanan rumah sakit yang bertekstur keras. Serta, terjadinya
perubahan nilai laboratorium terkait gizi (NC-2.2) berkaitan dengan kejadian ulkus
DM ditandai oleh tingginya GDS saat masuk RS sebesar 384 mg/dL dan adanya
luka besar di kaki.
Ketidakcukupan asupan oral yang diderita sejak sebelum dan saat masuk
rumah sakit ini kemungkinan membuat pasien lemas dan lemah, serta terjadinya
penurunan berat badan dalam satu bulan terakhir yang berpengaruh pada status
gizinya. Status gizi merupakan salah satu indikator mengenai kondisi tubuh
seseorang yang dapat diketahui dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan
zat-zat gizi di dalam tubuh.6
Hal lain yang berhubungan dengan kondisi ketidakcukupan asupan oral, yaitu
terjadinya penurunan asupan makan yang terjadi karena mual, muntah, dan nyeri
ulu hati. Selain itu, ada kemungkinan faktor pengaruh obat yang diberikan, yaitu
Metronidazole, Ketorolac, dan Ceftriaxone yang memiliki efek samping mual,
muntah, dan hilangnya nafsu makan.
Terapi farmakologis yang diberikan pada Ny. Z yang menderita Ulkus
Diabetikum, yaitu kombinasi Metronidazole dan Ceftriaxone yang merupakan
antibiotik untuk infeksi bakteri. Tujuan pemberian kombinasi antibiotik ini adalah
untuk menghindari atau mengurangi adanya resistensi antibiotik terhadap antibiotik
monoterapi yang mungkin telah kehilangan daya kerjanya terhadap bakteri dan
mencegah adanya efek toksik. Metronidazole dapat digunakan karena
kemampuannya melawan bakteri anaerob seperti B.fragilis dan beberapa bakteri
lain seperti trikomoniasis, Helicobacter pyllori, dan Vaginosis bakteralis.
Metronidazole memiliki waktu paruh 7,5 jam dan memiliki ikatan protein 10- 20%,
metabolisme terjadi di hepar dan terakumulasi pada pasien dengan gangguan hepar.
Keunggulan dari Ceftriaxone, yaitu waktu paruh panjang pada kondisi renal normal
5-9 jam, sehingga penggunannya cukup satu kali sehari.7
Selanjutnya adalah Ketorolac yang merupakan obat golongan analgetic non-
narkotik yang mempunyai efek antiinflamasi dan antipiretik. Ketorolac bekerja
dengan menghambat sintesis prostaglandin pada organ target yang merupakan
mediator yang berperan pada inflamasi, nyeri, demam, dan sebagai penghilang rasa
nyeri perifer.8
Kemudian ada terapi obat Omeprazole yang merupakan obat gangguan
lambung yang paling sering digunakan, mekanisme kerja obat ini, yaitu dengan
mengatur sekresi asam lambung dengan menghambat pompa proton yang
mentransfer ion H+ keluar dari sel pariental lambung. Obat gastrointestinal
golongan lain yang sering digunakan selanjutnya adalah obat mual Ondansetron,
yang biasanya diberikan karena adanya gejala klinis, seperti mual dan muntah.9
Terjadinya perubahan nilai laboratorium. Nilai laboratorium sangat berguna
untuk mendeteksi kesehatan tubuh, seperti Gula Darah Sewaktu (GDS) yang tinggi.
Gula darah merupakan salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai
sumber tenaga utama dalam tubuh, yang juga merupakan prekusor untuk sintesis
karbohidrat lain dalam tubuh, seperti glikogen dan galaktosa. Menurut
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) 2006, seorang dikatakan
menderita diabetes jika memiliki kadar gula darah puasa >126 mg/dL dan pada uji
sewaktu >200 mg/dL.10
Selain itu, ada juga kadar leukosit dan trombosit yang tinggi. Leukosit atau
sel darah putih merupakan sistem pertahanan tubuh terhadap benda asing yang
masuk ke dalam tubuh dan tanggap terhadap agen infeksi penyakit.11 Leukosit
berfungsi melindungi tubuh terhadap berbagai penyakit dengan cara fagosit dan
menghasilkan antibodi. Kadar leukosit normal, yaitu 3.200-10.000 mm3, jika lebih
dari itu Kemungkinan terjadi infeksi atau peradangan (inflamasi) di dalam tubuh
dalam jangka waktu yang cukup lama. Trombosit atau kepingan darah merupakan
fragmen dari sitoplasma megakariosit, jumlah normal pada orang dewasa antara
150.000-400.000 keping/mm3. Trombosit berfungsi dalam membentuk sumbatan
terhadap cedera vaskuler dengan melakukan perlekatan pada dinding pembuluh
darah yang rusak, perlekatan trombosit dengan trombosit, sehingga terjadi
penggumpalan trombosit dan reaksi pelepasan. Tingginya trombosit dapat
diakibatkan oleh adanya infeksi virus atau bakteri, peradangan, dan kurangnya
kecukupan zat besi.12
Oleh karena itu, pada intervensi yang telah dirancang, pasien
direkomendasikan untuk melakukan diet DM TP. Prinsip diet DM hampir sama
dengan anjuran makan untuk masyarakat umum, yaitu makanan seimbang dan
sesuai dengan kebutuhan zat gizi masing-masing individu. Namun, pada pasien DM
perlu diberikan penekanan mengenai pentingnya Pola Makan 3J; keteraturan jadwal
makan, jenis, dan jumlah kandungan kalori. Pada kasus Ulkus DM ini, diet DM
yang diberikan beriringan dengan diet Tinggi Protein (TP), untuk mempercepat
penyembuhan infeksi yang terjadi pada kaki Ny. Z. Secara keseluruhan, diet ini
diberikan untuk mengatasi masalah dan risiko malnutrisi pada pasien akibat
kekurangan zat gizi karena kebutuhan yang meningkat dampak dari peningkatan
stres metabolik, penurunan daya tahan tubuh, faktor penyakit, inflamasi, dan juga
untuk menurunkan atau mempertahankan kadar gula darah dalam batas normal.
Pasien diusahakan dapat mengonsumsi makanan paling tidak 80% dari
kebutuhannya dengan waktu 3x makanan utama dan 2-3x makanan selingan. Untuk
konsumsi karbohidrat, pasien lebih ditekankan agar mengonsumsi karbohidrat
kompleks dan membatasi atau menghindari karbohidrat sederhana. Asupan protein
sebesar 20% dari kebutuhan energi yang dianjurkan dari sumber makanan protein
yang rendah lemak dikarenakan protein sendiri berfungsi sebagai bahan bakar
dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur.1
Asupan lemak diberikan cukup, yaitu ditargetkan 20% dari kebutuhan energi
dan perlu dibatasi makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans.
Vitamin dan mineral diberikan cukup sesuai AKG. Serta asupan zat gizi lain
disesuaikan dengan penyakit dan diet pasien itu sendiri.13
Dengan penyakit yang diderita Ny. Z, diberikan juga edukasi dan konseling
gizi secara regular sehingga dapat mengawasi keberjalanan diet pasien. Selain itu,
dalam upaya kuratif pasien, diperlukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya
agar hasil dan target dapat lebih terpenuhi dan lebih terjaga. Setelah melakukan
upaya intervensi, dilakukan monitoring dan evaluasi keberjalanan diet pasien.
BAB IV
KESIMPULAN
Ditinjau dari hasil proses asuhan gizi terstandar yang dilakukan, diperoleh
skrining NRS-2002 Ny. Z yang menunjukkan bahwa ia berisiko malnutrisi
sehingga diperlukan adanya proses asuhan gizi terstandar. Ny. Z saat ini didiagnosis
oleh dokter mengalami Ulkus Diabetikum dengan keluhan yang dialaminya yaitu
tubuh lemas, lemah, nyeri ulu hati, mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan.
Hasil nilai laboratorium menunjukkan bahwa kadar gula darah sewaktu, leukosit,
dan trombositnya tinggi. Intervensi yang tepat diberikan kepada Ny. Z adalah diet
DM Tinggi Protein dengan prinsip Pola Makan 3J. Selain itu, juga dilakukan
peningkatan pengetahuan pasien dengan edukasi dan konseling gizi untuk
penjagaan pasien. Harapannya, intervensi tersebut dapat dilakukan sebaik mungkin
sehingga saat monitoring dan evaluasi kondisi pasien didapatkan meningkat sesuai
dengan tujuan intervensi.
LAMPIRAN
A. Leaflet
B. URT Penukar
C. Perhitungan Kebutuhan Gizi
BB 2 bulan yang lalu = 56 kg
BB aktual = 50,6 kg
TB = 166 cm
1. Sebelum Masuk Rumah Sakit (SMRS)
Rumus Mifflin dan St Jeor pada tahun 1990
AMB = (10xBB) + (6,25xTB) – (5xU) – 161
= (10x56) + (6,25x166) – (5x52) – 161
= 560 + 1037,5 – 260 – 161
= 1176,5 kkal
TEE = AMB x FA
= 1176,5 x 1,3
= 1529,45 kkal (dibulatkan menjadi 1530 kkal)
𝑇𝐸𝐸
Karbohidrat = 55% x 4
1530
= 55% x 4
= 210,375 gram
𝑇𝐸𝐸
Lemak = 25% x 9
1530
= 25% x 9
= 42,5 gram
𝑇𝐸𝐸
Protein = 20% x 4
1530
= 20% x 4
= 76,5 gram
Cairan kebutuhan AKG = 2350 ml
Serat dan Mikronutrien Berdasarkan AKG 201914
Zat Gizi Kebutuhan Ny. Z
Serat 25 gram
Vitamin A 600 RE
Vitamin B12 4 mg
Vitamin C 75 mg
Vitamin D 15 mcg
Vitamin E 15 mcg
Asam folat 400 mcg
Sodium 1500 mg
Kalsium 1200 mg
Zat besi 8 mg
Zink 8 mg
= 261,94 gram
𝑇𝐸𝐸
Lemak = 25% x 9
1905
= 25% x 9
= 52,92 gram
𝑇𝐸𝐸
Protein = 20% x 4
1905
= 20% x 4
= 95,25 gram
Serat dan Mikronutrien Berdasarkan AKG 201914
Zat Gizi Kebutuhan Ny. Z
Serat 25 gram
Vitamin A 600 RE
Vitamin B12 4 mg
Vitamin C 75 mg
Vitamin D 15 mcg
Vitamin E 15 mcg
Asam folat 400 mcg
Sodium 1500 mg
Kalsium 1200 mg
Zat besi 8 mg
Zink 8 mg
E. Rekomendasi Menu
Tabel 15. Rekomendasi Menu
Berat
Waktu Makan Menu Makanan Bahan Makanan URT matang
(g)
Bubur nasi Beras 1 mangkok 170
Rolade ayam kukus Ayam 2 potong 50
Pepes tahu Tahu 1 buah 50
Sarapan Pagi
Cah kembang kool
Kembang kool 1 piring 150
cincang
Minyak kel. sawit 1 sdm 5
Snack Pagi Susu Susu skim 1 gelas 100
Bubur nasi Beras 1 mangkok 175
Ayam panggang
Ayam 1 potong 100
suwir
Makan Siang Tempe bacem Tempe 1 potong 50
Sayur sop Sop 1 mangkok 100
Tumis sawi Sawi ½ mangkok 50
Minyak kel. sawit 1 sdm 7,5
Snack Siang Pudding almond Pudding 1 cup 100
Nangka Nangka 1 potong 100
Bubur nasi Beras 1 mangkok 150
Ikan gabus goreng Ikan gabus 1 potong 125
Pepes tahu Tahu 1 buah 50
Makan Malam
Sayur bayam Bayam 1 mangkok 100
Cah buncis Buncis ½ mangkok 50
Minyak kel. sawit 1 sdm 7,5
Snack Malam Mangga Mangga 1 buah 100
Cairan Air putih 2000 ml
Total Asupan:
Energi: 1781,5 kkal
Karbohidrat: 223,4 g
Lemak: 65,3 g
Protein: 84,4 g
Cairan oral: 2000 ml