Disusun oleh:
Domain
Data Keterangan
Kode Nama
Kesimpulan Asupan makan An. Z SMRS cukup bervariasi dengan asupan cairan
berupa ASI dan susu formula.
2. Pengkajian Antropometri (AD)
Tabel 3. Data Antropometri
Domain
Data Keterangan
Kode Nama
= -3 SD (Berat Badan
Kurang)
= -2,7 SD (Gizi
Kurang)
= -2,8 SD (Pendek)
= - 1,75 SD
Domain
Data Keterangan
Kode Nama
- - - -
Kesimpulan -
Domain Nilai
Data Normal Keterangan
Kode Nama
PD-1.1 Nutrition-Focused Physical Findings
PD-1.1.1 Overall - Kurus - -
Apppearance - Kesadaran
compos
mentis
Kesimpulan An. Z memiliki denyut nadi di atas nilai normal. An. Z mengalami pediatric
dysphagia, mual, muntah, diare, dan kongenital bibir sumbing.
Domain
Data Keterangan
Kode Nama
Domain
Data Keterangan
Kode Nama
V. INTERVENSI GIZI
A. Perencanaan (Planning)
1. Tujuan Intervensi
a. Memberi makanan awal agar kondisi pasien stabil
b. Memberikan asupan untuk meningkatkan berat badan pasien dan mencegah
gizi buruk
c. Memberikan diet sesuai kebutuhan dan toleransi pasien
d. Memberikan secara bertahap untuk menstimulasi nafsu makan pasien secara
perlahan
e. Memberikan asupan Zn yang cukup untuk merangsang nafsu makan
f. Mencegah hipotermia serta mengatasi hipoglikemia dan dehidrasi pada
pasien
2. Preskripsi4,5,6
a. Energi diberikan secara bertahap sesuai toleransi pasien untuk memenuhi
kebutuhan, terhitung menurut fase stabilisasi adalah 80 – 100 kkal/kg
BB/hari.
b. Protein yang diberikan terhitung menurut fase stabilisasi adalah 1 – 1,5
gram/kg BB/hari
c. Pemberian suplemen vitamin (vitamin A, B kompleks, vitamin C, asam folat)
dan mineral khusus (Zn, K, Na, Mg), bila tidak ada diberikan makanan
sumber mineral tertentu
d. Cairan pada fase stabilisasi diberikan sebanyak 130 ml/kg BB/hari
e. Diberikan ReSoMal (5 – 10 ml/kg BB/hari) untuk mengatasi dehidrasi dan
diare → diberikan setiap ½ jam pada 2 jam pertama dan selanjutnya dapat
diberikan bergantian dengan F-75 setiap 1 jam
f. Diberikan F-75 secara bertahap → 75 kkal energi dan 0,9 gram protein
g. Asupan yang diberikan bersifat hipoosmolar, rendah laktosa, dan rendah
serat
h. Asupan diberikan melalui rute nasogastrik menggunakan selang.
B. Rencana Implementasi
1. Pemberian Diet (Jenis, Bentuk, dan Contoh Menu)
a. Jenis diit : Diet modifikasi formula WHO (F-75)
b. Bentuk makanan : Cair
c. Rute pemberian : Selang Nasogastrik
d. Frekuensi : 12 kali (setiap 2 jam, karena pasien mengalami
diare, mual dan muntah serta tidak terdapat edema, dapat diberikan menjadi
3 jam sekali apabila diare/muntah berkurang dan F-75 dapat dihabiskan)
e. Perhitungan zat gizi :
• Energi : 560 kkal
• Protein : 7 gram
• Cairan : 910 ml
• Vitamin A : 200.000 SI (1 kapsul merah)
• Vitamin C : 100 mg/hari (2 tablet)
• Folat : 5 mg/hari pada hari ke-1, selanjutnya 1 mg/hari
• Vitamin B kompleks : 1 tablet/hari
f. Rekomendasi asupan :
Tabel 8. Pembagian Waktu Pemberian ReSoMal dan F-75 pada 12 Jam
Pertama
2 jam pertama
Jam Jumlah diberikan (ml) Jenis asupan yang diberikan
05.00 35 ml ReSoMal
05.30 35 ml ReSoMal
06.00 35 ml ReSoMal
06.30 35 ml ReSoMal
07.00 35 ml ReSoMal
10 jam berikutnya
08.00 70 ml ReSoMal
09.00 75 ml F-75
10.00 70 ml ReSoMal
11.00 75 ml F-75
12.00 70 ml ReSoMal
13.00 75 ml F-75
14.00 70 ml ReSoMal
15.00 75 ml F-75
16.00 70 ml ReSoMal
17.00 75 ml F-75
Total Asupan Cairan: 900 mL (memenuhi minimal 80% asupan cairan)
• F75 dengan tepung mempunyai osmolaritas lebih rendah sehingga lebih tepat
untuk anak yang menderita diare
• Pada pemberian melalui NGT, tidak dianjurkan untuk diblender, karena dapat
menimbulkan gelembung udara.
• Asupan energi dan protein sudah terpenuhi >80% dari pemberian asupan
menggunakan formula WHO-75
2. Edukasi Gizi
Tabel 10. Edukasi Gizi
Hari/tanggal Kamis, 6 April 2023
Jam 09.00 WIB
Tempat Ruang konseling
Topik Gizi Buruk dan Tata laksana Diet Formula WHO
Tujuan 1. Meningkatkan pengetahuan pendamping pasien
mengenai kondisi gizi buruk pada anak
2. Meningkatkan pengetahuan pendamping pasien
mengenai tatalaksana Diet Formula WHO
Sasaran Pendamping pasien
Waktu 20 menit
Materi 1. Penjelasan kondisi gizi buruk pada anak meliputi jenis
dan fase gizi buruk
2. Tujuan dan prinsip pemberian formula WHO
3. Jenis formula yang sesuai dengan fase gizi buruk
Metode Pemaparan materi dan tanya jawab
Media Leaflet
Evaluasi 1. Pendamping pasien memahami kondisi yang diderita
oleh anak
2. Pendamping pasien memahami prinsip pemberian
formula WHO
3. Konseling Gizi
Tabel 11. Konseling Gizi
Hari/tanggal Jumat, 7 April 2023
Jam 10.00 WIB
Tempat Ruang Konseling
Topik Tata laksana Pemberian Formula WHO
Tujuan 1. Meningkatkan pengetahuan pendamping pasien
mengenai tatalaksana pemberian formula WHO
2. Memberi motivasi kepada pasien agar berkomitmen
menjalankan diet yang dianjurkan
Sasaran Pendamping pasien
Waktu 45 menit
Materi 1. Tujuan dan prinsip pemberian formula WHO
2. Jenis formula yang sesuai dengan fase gizi buruk
3. Frekuensi dan pembagian waktu pemberian formula
4. Pemberian motivasi kepada pendamping pasien agar
dapat berkomitmen untuk menjalankan diet yang telah
diberikan
Metode Konseling dan tanya jawab
Media Leaflet
Evaluasi 1. Pendamping pasien memahami prinsip pemberian
formula WHO
2. Pendamping pasien berkomitmen untuk menjalankan
diet yang diberikan
Pemberian
Patogenesis,
edukasi Penanggung
diagnosis,
konseling jawab
1 preskripsi Dokter
kepada pelayanan
pengobatan
orangtua kesehatan
secara medis
pasien
Skrining gizi,
Pencatatan
antropometri,
rekam medis, Pengontrolan
monev berat
2 perkembangan hasil rekam Perawat
badan dan
pasien, kondisi medis pasien
kondisi klinis
klinis pasien
pasien
Pemberian
diet yang
Diagnosis Gizi, tepat,
Melakukan
pemberian diet, melakukan
3 Ahli gizi proses asuhan
edukasi dan konseling
gizi
konseling gizi pada
pendamping
pasien
Interaksi obat Apoteker
Menanyakan Melakukan
4 dan makanan dan
dan melihat pengecekan
pada pasien pharmacist
agar pengobatan resep yang dan pemberian
dapat dilakukan diberikan obat-obatan
baik secara
medis maupun
nonmedis
B. Antropometri (AD)
Tabel 14. Monitoring Evaluasi Antropometri
- - - -
D. Klinik/Fisik (PD)
Tabel 16. Monitoring Evaluasi Klinis
VIII. PENUTUP/KESIMPULAN
A. Kesimpulan
An. Z mengalami penurunan berat badan akibat keluhan yang dialaminya.
Berdasarkan hasil skrining, An. Z berisiko tinggi mengalami malnutrisi sehingga
diperlukan asuhan gizi. Hasil pengkajian juga menunjukkan bahwa An. Z didiagnosis
gizi mengalami malnutrisi. Intervensi yang diberikan bagi An. Z berupa diet
modifikasi formula WHO (F-75) yang diberikan melalui NGT (Naso Gastric Tube)
atau selang nasogastrik dengan frekuensi sebanyak 12 kali. Diet tersebut diberikan
untuk mengatasi kondisi An. M dengan mempertimbangkan keluhannya. Selain
melalui pengaturan makan, pendamping pasien juga diberikan edukasi dan konseling
gizi untuk meningkatkan pengetahuan terkait diet yang harus diterapkan supaya tidak
memperburuk kondisi An. Z. Sebagai bentuk evaluasi atas proses asuhan gizi juga
dilakukan monitoring evaluasi untuk mencapai tujuan diet.
B. Saran
An. Z disarankan untuk menjalani diet yang telah diberikan dengan mematuhi
preskripsi diet untuk mengurangi keluhan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Diperlukan juga adanya dukungan dari lingkungan sekitar agar An. Z dapat menjalani
diet dengan maksimal.
IX. LAMPIRAN
1. Leaflet Diet
2. Leaflet URT
3. Perhitungan Z-Score
7−8,9
Z-Score = 8,9−8,2
−1,9
= 0,7
1. Hapsari VD, Purwaty NH, Sulastri T. Deteksi Dini Risiko Gizi Kurang pada Anak Balita
dengan Diare Menggunakan Metode PYMS dan STRONGkidz. Jurnal Ilmiah Kesehatan.
2020; 9(1): 17-23.
2. Ndede YMO & Wanda D. Tinjauan Literatur Malnutrisi Didapat di Rumah Sakit:
Karakteristik Anak dan Alat Skrining yang Digunakan. Jurnal Penelitian Kesehatan"
SUARA FORIKES"(Journal of Health Research" Forikes Voice"). 2020; 11: 41-46.
3. Kasenda I, Marunduh S, Wungouw H. Perbandingan Denyut Nadi Antara Penduduk Yang
Tinggal Di Dataran Tinggi Dan Dataran Rendah. J e-Biomedik. 2014;2(2).
4. Kementerian Kesehatan RI. Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku I. Cetakan ke-6.
Jakarta: Departemen Kesehatan. 2011.
5. Kementerian Kesehatan RI. Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku II.
Cetakan ke-6. Jakarta: Departemen Kesehatan. 2011.
6. Kucukguven A, Calis M, Ozgur F. Assessment of Nutrition and Feeding Interventions in
Turkish Infants with Cleft Lift and/or Palate. Journal of Pediatric Nursing. 2020; 51: 39-
44.
7. Lestari DP. Upaya Pencegahan Risiko Gizi Buruk pada Balita: Literature Review. J Ilm
Univ Batanghari Jambi. 2022;22(1):532.
8. Zulaekah S, Purwanto S, Hidayati L. Anemia Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
Anak Malnutrisi. J Kesehat Masy. 2014;9(2):106–14.
9. Muhammad NAAS. Penyakit Infeksi Dan Pola Makan Dengan Kejadian Status Gizi
Kurang Berdasarkan Bb/U Pada Balita Usia 6-24 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanah Sepenggal. Kementeri PPN/Bappenas. 2018;7(1):66.
10. Arnelia A, Lamid A, Rachmawati R. Pemulihan gizi buruk rawat jalan dapat memperbaiki
asupan energi dan status gizi pada anak usia di bawah tiga tahun. J Gizi Klin Indones.
2011;7(3):129.
11. Sulistiyawati, Rustina Y, Hastono SP. Pemberian Diet Formula 75 Dan 100. J
Keperawatan Indones. 2012;13(3):159–64.
12. Nyna Puspita Ningrum, Indria Nuraini S. Pengaruh Pemberian F75 Terhadap Kenaikan
Berat Badan Balita Dengan Gizi Kurang. J Kebidanan. 2017;IX(I):24–8.
13. Hughes J, et al. Does Nasogastric Feeding Reduce Distress After Cleft Palate Repair in
Infants?. Nursing Children and Young People. 2013; 25(9): 26-30.
14. Shahin MM, Abdelmonem SAE, Alsayaad IM, Alshamy A. Comparative Study Between
Nasogastric Tube Feeding and Oral Feeding Post-Cleft Palate Repair. Al-Azhar Assiut
Medical Journal. 2015; 13(4): 172-179.