Anda di halaman 1dari 24

TUGAS MATA KULIAH DIETETIK 1

SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH


“Fistulizing Crohn’s Colitis”

Dosen Pengampu:
Ayu Rahadiyanti, S.Gz., MPH
Ahmad Syauqy, S.Gz., MPH., Ph.D
Muti’ah Mustaqimatusy Syahadah, S.Gz., M.Gz
Angga Rizqiawan, S.Gz., M.Gz

Disusun oleh:
Isna Salsabila 22030121120017

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2023
I. LATAR BELAKANG
Ny. M merupakan pasien berusia 33 tahun dengan diagnosis Crohn’s colitis dan
sudah mengalami total abdominal colectomy (TAC) dengan ujung ileostomy. Pasien
mengalami kesulitan pasca operasi karena adanya ileus, pengeluaran ostomy banyak,
dan lambat dalam pengenalan makanan oral. Konsultasi gizi sudah dilakukan untuk
membahas terkait pengaturan dari tingginya pengeluaran ostomi dan malabsorpsi. Hasil
dari ekskresi ileostomi pasien berwujud encer dan berair. Ny. M masih memiliki usus
halus sampai pada titik ileostomi namun pasien tidak memiliki usus besar sama sekali,
pasien juga tidak memiliki katup ileocecal (ICV), rektum dan anus. Pasien tidak
memiliki potensi lebih lanjut untuk menjalani operasi penyambungan kembali usus.
Ny. M mengalami penurunan nafsu makan dan asupan oral selama 3 bulan
terakhir karena adanya keluhan sakit perut, mual dan diare. Sebelum masuk rumah
sakit, Ny. M mengonsumsi makanan biasa dan tidak dapat mentoleransi suplemen zat
gizi komersial. Pasien mengkonsumsi banyak cairan seperti kopi, es teh dan air mineral
sebanyak 8-10 gelas setiap harinya. Saat masuk rumah sakit, Ny. M hanya mampu
menghabiskan makanan yang disediakan rumah sakit sebanyak 50% dan mau untuk
menghabiskan camilan rumah sakit. Ny. M juga mengkonsumsi larutan rehidrasi oral
(ORS) sebanyak 500 mL per hari. Selama di rumah sakit, Ny. M merasa nafsu
makannya perlahan membaik.
Pengukuran antropometri Ny. M terdiri dari tinggi badan 152,4 (60 in), berat
badan actual 43,2 kg (95 lb), IMT sebesar 18,6 kg/m2 . Berat badan normal pasien
adalah 51 kg namun mengalami penurunan 15% selama 3 bulan terakhir. Pemeriksaan
fisik Ny. M mendapatkan data kantung mata yang gelap dan cekung, terdapat sedikit
depresi pada pelipis, skapula menonjol, paha depan dan betis kurus, kehilangan lemak
di tulang rusuk dan tidak memiliki edema. Ny. M mengaku tidak dapat pergi ke
pertandingan sepakbola putranya karena letih dan lelah sepanjang waktu karena adanya
penurunan asupan energi selama 3 bulan terakhir. Nilai laboratorium Ny. M tertulis
sebagai berikut, kadar natrium dalam serum rendah (130), kadar kalium dalam serum
rendah (3,4), kadar magnesium dalam serum rendah normal (2,0). CRP tidak tersedia,
analisis toksin tinja untuk clostridium difficile negatif. Ny. M memiliki output urin
sebesar 650 mL dan ostomi 24 jam sebanyak 2200 mL. Diet yang dipreskripsikan
kepada Ny. M saat ini adalah diet GI Soft Fiber-controlled, dan rendah gula sederhana.
II. SKRINING (DATA UMUM)
A. Pemilihan Metode Skrining
Skrining gizi juga merupakan proses identifikasi pasien terhadap masalah gizi
sebagai dasar dilakukannya assessment dan intervensi gizi. Skrining dilakukan
untuk mengetahui apakah seorang pasien memiliki resiko untuk mengalami
malnutrisi atau tidak. Selain itu, skrining gizi bertujuan untuk mengidentifikasi
pasien yang memiliki kondisi khusus seperti pasien dengan kemoterapi atau radiasi,
luka bakar, dengan kelainan metabolik hemodialisa anak, dan pasien kritis.1 Metode
skrining gizi sebaiknya dilakukan singkat, cepat dan disesuaikan dengan kondisi
dan kesepakatan di masing-masing rumah sakit.2
Pengkajian gizi yang akan dilakukan.Pada kasus Ny. M, NRS-2002 dipilih
sebagai metode skrining. Pada kasus Ny. M, NRS-2002 dipilih sebagai metode
skrining. NRS-2002 merupakan alat skrining gizi grade I yang efektif dan sederhana
untuk mengidentifikasi risiko terjadinya malnutrisi pada pasien yang masuk rumah
sakit.3 Skrining NRS mempunyai validasi yang baik, sederhana, cepat, memadukan
penilaian dari faktor penyakit, faktor gizi (status gizi, asupan gizi, penurunan BB,
peningkatan kebutuhan gizi) dan faktor usia serta memiliki nilai sensitivitas,
spesifitas dan nilai prediksi lebih baik sebanding satu indeks. Pada pasien dewasa
alat skrining yang umum digunakan adalah NRS-2002.4
B. Pengisian Kuesioner
Tabel 1. Skrining Awal

Skrining Awal

No Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

1. Apakah IMT < 20,5 atau LILA < 25 cm untuk wanita dan ✔
LILA < 26,5 cm untuk pria?

2. Apakah pasien mengalami penurunan BB dalam 1 bulan ✔


terakhir?

3. Apakah asupan makan pasien mengalami penurunan dalam 1 ✔


minggu terakhir?

4. Apakah pasien menderita penyakit berat (misal terapi ✔


intensif)?
Keterangan:
● Ya jika jawaban (Ya) pada beberapa pertanyaan, lanjutkan skrining pada tabel 2
● Tidak jika jawaban (Tidak) pada semua pertanyaan, lakukan skrining kembali
seminggu

Tabel 2. Skrining Akhir

Skrining Akhir

Status Gizi Penyakit Berat (peningkatan kebutuhan)

Tidak ada Status Gizi Normal Tidak ada Syarat Gizi Normal
(skor 0) (skor 0)

Ringan (skor 1) Kehilangan BB > 5% dalam Ringan (skor 1) Patah tulang pinggul, pasien
3 bulan terakhir atau asupan kronis, partikular dengan
makan di bawah 50-75% komplikasi akut seperti
dari kebutuhan normal sirosis, COPD, hemodialisis
dalam waktu seminggu kronis, DM, onkologi
sebelumnya

Sedang (skor 2) Kehilangan BB > 5% dalam Sedang (skor) Operasi besar bagian
2 bulan atau BMI 18,5 – abdominal stroke,
20,5 + gangguan kondisi pneumonia parah,
umum atau asupan makan keganasan, hematologi
25 – 60% dari kebutuhan
normal dalam seminggu
sebelumnya

Berat (skor 3) Kehilangan BB > 5% dalam Berat (skor 3) Operasi kepalam


1 bulan atau BMI < 18,5 + transplantasi sumsum tulang,
gangguan kondisi umum pasien ICU (APACHE >10)
atau asupan makan 0 – 25%
dari kebutuhan normal
dalam waktu seminggu
sebelumnya

Skor 2 + Skor 2 =Total Skor 4

Umur: 33 tahun Jika ≥ 70 tahun : ditambah 1 untuk skor totalnya = skor total disesuaikan umur

Keterangan:
● Skor ≥ 3: pasien dengan resiko malnutrisi dan membutuhkan rencana asuhan gizi selanjutnya
● Skor ≤ 3: dalam seminggu pasien di reskrining. Jika pasien seperti mempunyai rencana operasi
besar, rencana asuhan gizinya untuk mencegah terjadinya resiko malnutrisi.
C. Membuat Kesimpulan Kuesioner
Berdasarkan hasil skrining awal diketahui semua jawabannya “ya” sehingga
dilakukan skrining ke tahap selanjutnya. berdasarkan hasil pengisian skrining akhir
diketahui Ny.M beresiko malnutrisi dan membutuhkan rencana asuhan gizi
selanjutnya dengan perolehan total skor 4. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
pasien dengan resiko malnutrisi dan membutuhkan rencana asuhan gizi selanjutnya.

III. ASESMEN / PENGKAJIAN GIZI


1. Pengkajian Riwayat Terkait Gizi/Makanan (FH)
Tabel 1. Data Riwayat Gizi/Makanan
Domain Data Pasien Interpretasi
FH 1.1.1 Asupan energi total MRS -
963,235 kkal (estimasi 50%
memenuhi kebutuhan)
FH 1.2.1 Fluid/Beverage Intake
FH 1.2.1.1 Oral Fluids SMRS Mengkonsumsi berbagai jenis
kopi, es teh, air putih cairan seperti kopi, es teh, air
putih sebanyak 8-10 gelas per
hari
MRS Mengkonsumsi Oral rehydration
Oral rehydration solution (ORS) solution (ORS) sebanyak 500ml
setiap hari
FH 1.2.2 Food Intake
FH 1.2.2.1 Amount of Food SMRS Mengalami penurunan nafsu
Mengalami penurunan nafsu makan dan asupan oral dari 3
makan dan asupan oral bulan terakhir
MRS Ny.M menghabiskan 50% dari
● Mengkonsumsi 50% dari makanan yang disediakan, dapat
makanan yang disediakan mentoleransi makanan ringan,
● Mengkonsumsi Oral mengkonsumsi Oral rehydration
rehydration solution (ORS) solution (ORS) sebanyak 500 ml
sebanyak 500 ml setiap hari setiap hari, dan merasa nafsu
● Merasa nafsu makannya makan perlahan membaik.
perlahan membaik
FH 1.2.2.2 Type of Food/Meals SMRS Ny.M mengkonsumsi makanan
Mengkonsumsi makanan biasa biasa yang disediakan dirumah
MRS Ny.M mengkonsumsi makanan
Mengkonsumsi makanan biasa yang disediakan di rumah sakit
dan menoleransi makanan ringan dan memakan makanan ringan
(snacks)
FH 1.3.2 Formula Parenteral Cairan Intravena Cairan IV adalah cairan yang
disuntikkan ke pembuluh darah
seseorang melalui selang infus
(intravena). Mereka mencegah
atau mengobati dehidrasi dan
ketidakseimbangan elektrolit.5
FH 2.1.2.1 Previously ● GI Soft Fibercontrolled diet -
Prescribed Diets
● Low Simple Sugars Diet
FH 2.1.2.6 Food Intolerance Suplemen komersial -
FH 3.1.1 Penggunaan obat yang Loperamide 2mg, Loperamide tablet 2 2mg
diresepkan digunakan untuk mengobati
diare(akut) pada orang dewasa
dan anak-anak usia 9 tahun ke
atas dan diare jangka panjang
(kronis) pada orang dewasa.6
Loperamide dapat menimbulkan
efek samping seperti pusing,
mual, mengantuk, terasa kering di
mulut, dan nyeri abdominal.7
Chewable multivitamin Multivitamin merupakan formula
yang terdiri dari vitamin tunggal,
beberapa (multi) atau kombinasi
dengan mineral.8
KCL sustained release tablet Pemberian KCl tablet pada Ny. M
digunakan dalam mengatasi
hipokalemia (kondisi ketika
tubuh kekurangan kalium atau
pottasium) yang dialami.9
FH 4.1 Food and nutrition Konsultasi nutrisi Ny. M telah mendapatkan
knowledge/skill konsultasi nutrisi untuk
pengelolaan keluaran ostoni yang
tinggi dan malabsorpsi.
Kesimpulan:
Berdasarkan data diatas, Ny. M berusia 33 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan
lelah, lemas setiap waktu, nafsu makan menurun selama 3 bulan terakhir karena sakit perut, mual, dan
diare yang menyebabkan terjadinya penurunan berat badan Ny.M. Pasien didiagnosis menderita Crohn's
disease dan sudah menjalani operasi total abdominal colectomy (TAC) dengan ujung ileostomi sehingga
Ny. M tidak memiliki usus besar ke bawah.

2. Pengkajian Antropometri (AD)


Tabel 2. Data Antropometri
Domain Data Pasien Interpretasi
AD 1.1.1 Tinggi badan 152,4 cm (60 inch) -
AD 1.1.2 Berat badan Berat badan biasa : 51 kg Mengalami penurunan
Berat badan: 43,2 kg (95 lb) sebesar 7,8 kg
AD 1.1.4 Perubahan BB Penurunan 15% (7,8 kg) BB selama 3 Penurunan 15% BB selama
bulan terakhir secara signifikan 3 bulan terakhir secara
signifikan
AD 1.1.5 IMT 21,9 kg/m2 Normal
18,6 kg/m2 Normal
Kesimpulan:
Ny. M memiliki tinggi badan 152,4 cm (60 inci), berat badan 43,2 kg (95 lb), dan IMT 18,6
kg/m2 . Sebelumnya Ny. M memiliki berat badan 51 kg (112 lb) atau telah terjadi penurunan
berat badan sebesar 15% (7,8 kg) dalam 3 bulan terakhir. IMT Ny. M menurut klasifikasi
Kemenkes RI termasuk dalam kategori normal.

3. Pengkajian Data Biokimia (BD)


Tabel 3. Data Biokimia

Domain Data Nilai Normal Satuan Interpretasi


BD 1.2.5 Sodium 130 mmol/L 136-145 mmol/L Rendah

BD 1.2.7 Potassium 3.4 mmol 3,5-5,1 mmol/L Rendah

BD 1.2.8 Magnesium 2.0 1,9-2,5 mg/dL Normal


BD 1.4.19 Kultur Feses Clostridium difficile - - -
negative

BD 1.4.21 Waktu transit Output ostomy: 800- 1200 ml Normal


usus halus 2200 ml

BD 1.6.1 C-reactive Tidak ditemukan - - -


Protein

BD 1.12.5 Volume urin 650 ml selama 24 800 - 1300 ml Rendah


jam

Kesimpulan:
Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa kadar sodium (natrium), potassium (kalium), dan volume urin
Ny.M tergolong rendah sedangkan kadar magnesium Ny.M tergolong rendah-normal.

4. Pengkajian Data Klinik/Fisik (PD)


Tabel 4. Data Klinis/Fisik
Domain Data Pasien Interpretasi
PD 1.1.1 Penampilan Lemah dan letih setiap saat -
keseluruhan
PD 1.1.4 Tulang belikat menonjol, betis & paha tipis, hilangnya Tanda malnutrisi
Ekstremitas,otot,tulang lemak pada tulang rusuk, tidak ada edema
PD 1.1.5 Sistem Tidak ada usus besar, tidak ada katup ileocecal (ICV), Mengalami gangguan
pencernaan tidak ada rektum dan tidak ada anus. saluran cerna fistula
Crohn’s disease
PD 1.1.6 Kepala dan Mata cekung, lingkaran mata hitam, sedikit depresi di Tanda malnutrisi
Mata pelipis
Kesimpulan:
Berdasarkan data diatas dapat diketahui Ny.M mengalami tanda malnutrisi dan mengalami gangguan
saluran cerna fistula Crohn’s disease.

5. Pengkajian Data Riwayat Pasien (CH)


Tabel 5. Data Riwayat Pasien
Domain Hasil
CH 1.1.1 Umur 33 tahun
CH 1.1.2 Jenis kelamin Perempuan
CH 1.1.9 Peran dalam keluarga Ibu rumah tangga
CH 1.1.10 Mobilitas Lemah dan letih setiap saat
CH 2.1.1 Keluhan utama pasien/klien ● Penurunan asupan makan secara oral selama
3 bulan terakhir
● Tidak dapat mentolerir suplemen nutrisi
komersial
● Sakit perut
● Mual
● Diare
● Lemas dan letih setiap saat
CH 2.1.1 Ekskresi ● Output ostomi: 2200 mL
● Output urin: 650 mL
CH 2.1.5 Gastrointestinal ● Fistulizing Crohn’s Colitis
● Komplikasi Ileus
● Malabsorpsi
CH 2.2.1 Terapi medis yang pernah ● Kolektomi perut total (TAC)
dilakukan ● Ileostomi akhir
CH 2.2.2 Perawatan bedah Total Abdominal Colectomy
Kesimpulan:
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa Ny.M merupakan ibu rumah tangga berusia 33 tahun
yang didiagnosa awal mengalami Fistulizing Crohn’s Colitis dan telah menjalani Abdominal
Colectomy (TAC) dengan ileostomi akhir. Keluhan yang dialami Ny. M berupa penurunan nafsu
makan dan asupan oral selama 3 bulan terakhir karena sakit perut, mual, dan diare. Output ostomi
Ny. M tergolong tinggi sebesar 2200 ml sedangkan output urinnya sebesar 650 mL. Pada pasca
operasi, Ny. M memiliki komplikasi ileus. Ny. M juga mengalami malabsorpsi. Operasi yang
dijalani Ny. M adalah Total Abdominal Colectomy (TAC) dengan pembentukan ileostomi pada
usus halus pasien di tahap akhir.

6. Comparative Standar (CS)


Tabel 6. Data Comparative Standar
Domain Data Kebutuhan Pasien
Zat Makro
CS 1.1.1 Estimasi kebutuhan energi total 1296 kkal
CS 2.1.1 Estimasi kebutuhan lemak total 28,8 gr
CS 2.2.1 Estimasi kebutuhan protein total 64,8 gr
CS 2.3.1 Estimasi kebutuhan karbohidrat 288,97 gr
CS 2.4 Estimasi kebutuhan serat 8 gr
CS 3.1.1 Estimasi kebutuhan cairan 524 mL
Zat Mikro 77% AKG
CS 4.1.1 Estimasi kebutuhan vitamin A 462 RE
CS 4.1.2 Estimasi kebutuhan vitamin C 57,75 mg
CS 4.1.3 Estimasi kebutuhan vitamin K 42,355 mcg
CS 4.1.9 Estimasi kebutuhan vitamin B9 3,08 mcg
CS 4.1.10 Estimasi kebutuhan vitamin B6 1 mg
CS 4.1.11 Estimasi kebutuhan vitamin B 12 3,08 mcg
CS 4.2.1 Estimasi kebutuhan kalsium 770 mg
CS 4.2.3 Estimasi kebutuhan zat besi 6,93 mg
CS 4.2.4 Estimasi kebutuhan magnesium 277,2 mg
CS 4.2.6 Estimasi kebutuhan fosfor 539 mg
CS 4.2.7 Estimasi kebutuhan natrium 1155 mg
CS 4.2.8 Estimasi kebutuhan seng 6,16 mg

IV. DIAGNOSIS GIZI


NI 5.2 Malnutrisi (P) Berkaitan dengan penyakit chronic illness (crohn's disease),
adanya perubahan fungsi GI dan usus besar (E) Ditandai dengan hilangnya simpanan
lemak dan penurunan berat badan 15% selama 3 bulan terakhir (S).
NC 1.4 Perubahan Fungsi Gastrointestinal (P) Berkaitan dengan perubahan struktur
saluran cerna akibat ileostomy (E) Ditandai dengan komplikasi ileus dan ouput ostomi
tinggi.

V. INTERVENSI GIZI
A. Perencanaan (Planning)
1. Tujuan Intervensi Gizi
a. Memberikan makanan berupa diet tinggi serat larut air dan prebiotik serta
rendah gula sederhana secara oral.
b. Memberikan makanan dan cairan secara teratur dan mencukupi kebutuhan
pasien untuk menghindari terjadinya dehidrasi akibat diare dan output
ostomi yang tinggi.
c. Menghindari makanan yang merangsang dan dapat meningkatkan bau dan
volume pada output ostomi.
d. Memberikan edukasi dan konseling pada pasien untuk meningkatkan
pengetahuan dan motivasi.
e. Meminimalisir keluhan sakit perut, mual, diare, lemah dan letih pada pasien.
2. Preskripsi Diet
a. Memberikan makanan dalam bentuk lunak dan mudah dicerna dengan
porsi kecil namun sering diberikan.
b. Memberikan makanan utama secara teratur dan bertahap sebanyak 3 kali
sehari dengan 2-3 kali selingan per hari.
c. Meningkatkan asupan energi sesuai kebutuhan, yaitu 1296 gr.
d. Memberikan asupan protein sesuai kebutuhan, yaitu 64,8gr.
e. Memberikan asupan lemak sesuai kebutuhan, yaitu 28,8 gr.
f. Memberikan asupan karbohidrat kompleks sesuai kebutuhan, yaitu 194,4
gr.
g. Memberikan asupan serat sesuai kebutuhan, yaitu 8gr
h. Memberikan asupan cairan sesuai kebutuhan, yaitu 2464 mL
● Melalui cairan intravena 1.440 mL/hari
● Melalui larutan oralit oral rehydration solution (ORS) 500 mL
● Melalui oral 524 mL
i. Menghindari makanan yang dapat meningkatkan dan merangsang bau dan
volume pada output ostomi seperti makanan mengandung gas, kafein,
alkohol, pedas, berlemak, tinggi gula sederhana, minuman berkarbonasi,
makanan mentah, dan tinggi serat tidak larut air.
B. Rencana Implementasi
1. Pemberian Diet
a. Jenis Diet : Diet rendah serat dan gula sederhana
b. Bentuk : Lunak dan mudah dicerna
c. Rute Pemberian : Oral
d. Frekuensi : 3× makan utama 3× selingan (porsi kecil)
e. Rekomendasi menu :
Tabel 1. Rekomendasi Menu

Waktu Menu Bahan Makanan URT Berat


(gr)

Sarapan Bubur ayam Beras 1 mgk kcl 150


pagi
Daging ayam 1 sdm 10

Telur ½ potong 30

Jus wortel 1 gelas 150

Selingan Semangka 1 potong 100


pagi
Air putih 1 gelas 70

Makan Nasi tim Beras 1 mgk kcl 150


siang
Ayam kecap 2 sdm 20

Pepes tahu ikan Tahu putih 1 potong 50

Ikan gabus 1 potong 30

Air putih 1 gelas 100

Selingan Puding jagung Jagung 1 potong 36


siang
Agar-agar 1 sdm 7

Air putih ½ gelas 70

Makan Mashed potato Kentang 1 buah besar 150


malam
Susu 1 sdm 10

Margarin 1 sdt 3

Scramble egg Telur 1 porsi 60

Air putih 1 gelas 100

Selingan Roti tawar 1 potong 30


malam Selai kacang 1 sdm 20

Air putih ½ gelas 70

Energi : 1296 kkal


Karbohidrat : 288, 97 gr
Lemak : 28,8 gr
Protein : 64,8 gr
Serat : 8 gr
Cairan : 524 ml

2. Pendidikan Gizi

Pelaksanaan Pendidikan Gizi

Hari, tanggal Kamis, 14 September 2023

Jam 09.00 - 09.45 WIB

Waktu 30 - 45 menit

Tempat Poli Gizi

Tujuan 1. Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga mengenai Diet.


2. Memberikan edukasi dan pengetahuan kepada Ny.M dan keluarga supaya
memperoleh pengetahuan gizi yang sesuai dengan kondisi penyakit dalam upaya
mempercepat proses penyembuhan.
3. Memberikan edukasi dan pemahaman terkait pengaturan dan pemilihan bahan
makanan serta tekstur makanan yang sebaiknya Ny.M konsumsi.

Sasaran Pasien dan keluraga

Materi 1. Penjelasan singkat terkait Fistulizinng Crohn’s Colitis, Ileostomi


2. Memberikan pengetahuan tentang faktor penyebab, tanda gejala
3. Penjelasan mengenai pemilihan makanan yang dapat dikonsumsi pasien.
4. Penjelasan mengenai pemilihan makanan yang sebaiknya dihindari pasien.
5. Contoh menu makanan yang dapat diterapkan pasien.

Metode Motivational interviewing, ceramah dan tanya jawab

Media leafleat

Evaluasi Pasien dapat mengetahui dan memahami mengenai Crohn’s colitis dan pasien
mengetahui pemilihan makanan yang baik dan pola hidup sehat.
3. Konseling Gizi

Pelaksanaan Konseling Gizi

Hari, tanggal Minggu, 17 September 2023

Jam 10.00 - 10.45 WIB

Waktu 30-45 menit

Tempat Poli Gizi

Tujuan 1. Memberikan pemahaman terkait diet yang tepat, mudah dilakukan, dan sesuai
dengan kebutuhan Ny.M supaya dapat menerapkannya di rumah.
2. Memberikan motivasi dan semangat kepada Ny. M agar dapat mengubah kebiasaan
makan dan gaya hidup.
3. Mendapat komitmen dari Ny. M untuk melaksanakan perawatan-perawatan yang
telah dianjurkan.

Sasaran Ny. M

Materi 1. Memberikan anjuran diet yang harus dijalani Ny.M


2. Pemberian makanan dan minuman yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
3. Memberikan motivasi kepada pasien dan keluarga agar berkomitmen melaksanakan
diet yang dianjurkan guna mempercepat proses penyembuhan.
4. Memberikan menu rekomendasi diet yang dianjurkan agar dapat dilaksanakan
pasien dirumah

Metode Diskusi dan tanya jawab

Media Leafleat, dan foto buku makanan

Evaluasi 1. Pasien dapat memahami diet dan melaksanakan diet dengan baik dan benar.
2. Terjadi perubahan pola hidup menjadi lebih baik pada pasien
3. Menanyakan kembali terkait materi yang telah dipaparkan kepada Ny.M

4. Koordinasi dengan tim kesehatan lain

Topik Solusi Profesi Kesehatan

● Pencatatan rekam medis ● Pemantauan terkait nilai fisik Perawat


perkembangan pasien ● Klinis dan biokimia
● Kondisi fisik-klinis pasien

● Diagnosis ● Penyampaian hasil diagnosis medis Dokter


● Faktor risiko mengenai faktor risiko serta dampak
● Dampak penyakit yang penyakit yang diderita pasien
diderita pasien ● Memberikan resep obat, suplemen,
● Pemberian resep obat dan terapi

Interaksi obat dan makanan Pemberian obat dan suplemen yang Apoteker
sesuai dengan resep dokter
VI. PERENCANAAN MONITORING - EVALUASI GIZI
A. Asupan Makanan (FH)

Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target

Asupan makan Visual comstock dan Setiap selesai makan Pasien mengkonsumsi
wawancara minimal 70% makanan
yang disajikan

B. Antropometri (AD)

Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target

Berat badan Memantau berat 1 kali dalam Tidak terjadi penurunan


badan menggunakan seminggu berat badan atau
timbangan mencapai rentang berat
badan ideal.

C. Biokimia (BD)

Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target

Kadar sodium Pemeriksaan Setiap pemeriksaan Kadar LDL mencapai


laboratorium darah nilai normal < 100
mg/dL

Kadar potassium Pemeriksaan Setiap pemeriksaan Kadar trigliserida


laboratorium darah mencapai nilai normal
< 150 mg/dL

Volume urine Pemeriksaan Pemeriksaan setiap Volume urine dalam


hari. rentang normal

Output ostomi Recall asupan Pemeriksaan setiap Output ostomi stabil


saat konseling hari. dan mulai mengental.

D. Klinis/Fisik (PD)

Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target


Ekstremitas, otot, Palpasi ● Pemeriksaan Rasa lemas dan lelah
tulang ekstremitas, otot, menghilang, skapula tidak
tulang, pelipis, dan menonjol, paha dan betis
mata yang tidak kurus lagi dan lemak
berhubungan dengan di tulang rusuk bertambah.
penyimpanan lemak
tubuh.
● Gejala yang dialami
pasien berkurang dan
tidak muncul
keluhan lain
sehingga nafsu
makan pasien tidak
terganggu.

VII. PEMBAHASAN KASUS


Ny. M wanita usia 33 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan sakit perut,
mual, dan diare yang menyebabkan turunnya nafsu makan selama 3 bulan terakhir. Ny.
M juga mengeluhkan rasa lemas dan lelah setiap waktu. Ny.M didiagnosis oleh dokter
mengalami Fistulizing Crohn’s colitis dengan kolektomi perut total (TAC) dengan
ileostomi akhir. Pasien mengalami kesulitan terapi pasca operasi yang disebabkan
karena adanya komplikasi ileus dan tingginya output ostomy.
Pasien masuk rumah sakit dan dilakukan skrining gizi menggunakan alat
skrining NRS-2002. Skrining NRS memiliki validasi yang baik, sederhana, cepat,
memadukan penilaian dari faktor penyakit, faktor gizi (status gizi, asupan gizi,
penurunan BB, peningkatan kebutuhan gizi) dan faktor usia serta memiliki nilai
sensitivitas, spesifitas dan nilai prediksi lebih baik sebanding satu indeks.4 Berdasarkan
hasil skrining awal diketahui semua jawabannya “ya” sehingga dilakukan skrining ke
tahap selanjutnya. berdasarkan hasil pengisian skrining akhir diketahui Ny.M beresiko
malnutrisi dan membutuhkan rencana asuhan gizi selanjutnya dengan perolehan total
skor 4. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pasien dengan resiko malnutrisi dan
membutuhkan rencana asuhan gizi selanjutnya. Proses asuhan gizi dimulai dengan
melakukan assessment untuk mencari permasalahan yang terjadi dan digunakan
sebagai diagnosis gizi, intervensi, monitoring, dan evaluasi.
Berdasarkan data riwayat makanan sebelum masuk rumah sakit pasien masih
mengkonsumsi makanan biasa tetapi mengalami penurunan nafsu makan dan asupan
oral. Selain itu, pasien juga mengkonsumsi berbagai jenis cairan seperti kopi, es teh,
dan air putih sebanyak 8-10 gelas per hari. Setelah masuk rumah sakit, pasien
mengkonsumsi 50% dari makanan yang disediakan, dapat mentoleransi makanan
ringan, mengkonsumsi Oral rehydration solution (ORS) sebanyak 500 ml setiap hari,
dan merasa nafsu makan perlahan membaik. Selain itu, pasien juga mendapat formula
parenteral seperti cairan intravena yang disuntikkan ke pembuluh darah melalui selang
infus. Pasien juga diberi obat yang diresepkan seperti loperamide 2 mg, multivitamin
kunyah, dan tablet KCL. Pasien juga sudah pernah mendapatkan konsultasi nutrisi
untuk pengelolaan keluaran ostoni yang tinggi dan malabsorpsi.
Berdasarkan data antropometri pasien memiliki tinggi badan 152,4 cm (60 inci),
berat badan 43,2 kg (95 lb), dan IMT 18,6 kg/m2 . Sebelumnya pasien memiliki berat
badan 51 kg (112 lb) dan telah terjadi penurunan berat badan sebesar 15% (7,8 kg)
dalam 3 bulan terakhir. IMT Ny. M menurut klasifikasi Kemenkes RI termasuk dalam
kategori normal. Selain pemeriksaan antropometri, pasien juga melakukan pemeriksaan
biokimia. Berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia pasien diketahui memiliki kadar
sodium (natrium), potassium (kalium), dan volume urin Ny.M tergolong rendah
sedangkan kadar magnesium Ny.M tergolong rendah-normal.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, pasien terlihat lemah dan letih setiap saat.
Tulang belikat menonjol, betis & paha tipis, hilangnya lemak pada tulang rusuk, tidak
ada edema, mata cekung, lingkaran mata hitam, dan sedikit depresi di pelipis.
Berdasarkan data tersebut diketahui Ny.M mengalami tanda malnutrisi dan mengalami
gangguan saluran cerna fistula Crohn’s disease. Pasien juga memiliki tingkat energi
rendah selama 3 bulan terakhir, dan tidak dapat pergi ke pertandingan sepak bola
putranya.
Diet yang diberikan kepada pasien adalah diet rendah serat dan gula sederhana.
Bentuk makanan yang diberikan berupa makanan lunak dan mudah dicerna. Psien juga
dianjurkan mengkonsumsi Oral rehydration solution (ORS), makan porsi kecil tapi
sering, menghindari konsumsi gula sederhana dalam makanan maupun minuman,
memisahkan makanan antara makanan padat dan makanan cair, makan secara perlahan
dan mengunyah makanan hingga halus.10
Intervensi yang diberikan berupa edukasi dan konseling gizi. Tujuan dari
edukasi gizi adalah meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga mengenai Diet,
memberikan edukasi dan pengetahuan kepada Ny.M dan keluarga supaya memperoleh
pengetahuan gizi yang sesuai dengan kondisi penyakit dalam upaya mempercepat
proses penyembuhan, memberikan edukasi dan pemahaman terkait pengaturan dan
pemilihan bahan makanan serta tekstur makanan yang sebaiknya Ny.M konsumsi.
Sedangkan untuk konseling gizi memiliki tujuan memberikan pemahaman terkait diet
yang tepat, mudah dilakukan, dan sesuai dengan kebutuhan Ny.M supaya dapat
menerapkannya di rumah, memberikan motivasi dan semangat kepada Ny. M agar
dapat mengubah kebiasaan makan dan gaya hidup, dan mendapat komitmen dari Ny.
M untuk melaksanakan perawatan-perawatan yang telah dianjurkan. Metode yang
digunakan dalam konseling gizi adalah Motivational interviewing, ceramah dan tanya
jawab sedangkan Pemaparan materi dan tanya jawab.

Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memantau perkembangan pasien.


Pasien diharapkan mengkonsumsi minimal 70% makanan yang disajikan. Kemudian
untuk berat badan pasien diharapkan tidak terjadi penurunan berat badan atau mencapai
rentang berat badan ideal. Pasien diharapkan melakukan pemeriksaan laboratorium
meliputi kadar sodium, potassium, volume urine, dan output ostomi. Rasa lemas dan
lelah menghilang, skapula tidak menonjol, paha dan betis tidak kurus lagi dan lemak di
tulang rusuk bertambah. Gejala yang dialami pasien berkurang dan tidak muncul
keluhan lain sehingga nafsu makan pasien tidak terganggu.

VIII. PENUTUP / KESIMPULAN


A. Simpulan
Pasien didiagnosis mengalami Fistulizing Crohn’s colitis dengan kolektomi
perut total (TAC) dengan ileostomi akhir. Pasien mengalami kesulitan terapi pasca
operasi yang disebabkan karena adanya komplikasi ileus dan tingginya output
ostomy. Hal tersebut menyebabkan turunnya nafsu makan selama 3 bulan terakhir
dan pasien mangalami rasa lemas dan lelah setiap waktu. Oleh karena itu,
intervensi yang diberikan berupa edukasi dan konseling gizi untuk menyelesaikan
masalah gizi yang dialami, membantu pasien meningkatkan motivasi untuk
melakukan perubahan perilaku dan menjalani terapi diet yang disepakati,
membantu meningkatkan kesadaran dan motivasi keluarga serta pasien untuk
memantau pasien dalam memonitoring proses perubahan perilaku sesuai prinsip
diet yang disepakati.
B. Saran
Setelah keluar dari rumah sakit, pasien diharapkan mampu menjaga asupan
agar kondisinya tetap terjaga. Peran keluarga dan pendamping dari pasien sangat
penting untuk mencapai tujuan diet dan memastikan bahwa pasien patuh kepada
dietnya.
IX. LAMPIRAN
1. LEAFLET DIET
2. LEAFLET URT
3. PERHITUNGAN KEBUTUHAN ZAT GIZI
𝐵𝐵 (𝑘𝑔)
IMT = 𝑇𝐵 (𝑚2 )
51
=
1,5242

= 21,9 kg/m2
𝐵𝐵 (𝑘𝑔)
IMT = 𝑇𝐵 (𝑚2 )
43,2
=
1,5242

= 18,6 kg/m2
Kebutuhan Zat Gizi MRS:
Dihitung menggunakan rumus dari buku Krause yaitu 30-40 kkal/kgBB/hari. Selain
itu juga mempertimbangkan asupan Ny. M yang sangat sedikit sebelumnya, maka
dapat diambil angka bawah dari rumus tersebut yaitu 30 kkal/kgBB/hari.
● TEE = 30 kkal/kgBB/hari × Berat Badan Ny. M (kg)
= 30 × 43,2
= 1296 kkal
a. Lemak = 20% × TEE
= 28,8 gr
b. Protein = 1,5 gr x BB
= 1,5 gr x 43,2 kg
= 64,8 gr
c. Karbohidrat = 60% x 1.296 kcal
= 777,6 /4
= 194,4 gr
d. Kebutuhan Cairan11
1.) Kebutuhan cairan (Holliday & Segard)
● 10 kg pertama = 10 x 100 mL = 1000 mL
● 10 kg kedua = 10 x 50 mL = 500 mL
● 23,2 kg sisa = 23,2 x 20 mL = 464 mL
● Total Intake = 1.964 mL
2.) Total pengeluaran dalam 24 jam
● Output fluids = 650 mL
● Ostomy output = 2.200 mL
● Total pengeluaran = 2.850 mL
3.) Intake Fluids
● Cairan IV
Cairan IV 1 mL = 20 tpm
Cairan 1 hari = 24 jam x 60 menit x 1 mL = 1.440 mL/hari
● Oral
1.964 – 1.440 mL = 524 mL
e. Serat = 8 gr/hari (karena diet saluran cerna bawah. Selain itu agar tidak
meningggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume feses dan tidak
merangsang saluran cerna)

4. NUTRISURVEY REKOMENDASI MENU


==========================================================
Analysis of the food record
==========================================================
Food Amount energy carbohydr.
__________________________________________________________________
BREAKFAST
bubur nasi 150 g 109,3 kcal 24,0 g
daging ayam 10 g 28,5 kcal 0,0 g
telur ayam 30 g 46,5 kcal 0,3 g
Carrot juice 150 g 32,6 kcal 6,0 g

Meal analysis: energy 217,0 kcal (18 %), carbohydrate 30,3 g (21 %)
1. BREAK
semangka 100 g 32,0 kcal 7,2 g
Drinking water 70 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 32,0 kcal (3 %), carbohydrate 7,2 g (5 %)


LUNCH
nasi tim 150 g 175,7 kcal 38,6 g
daging ayam 20 g 57,0 kcal 0,0 g
kecap 5g 3,0 kcal 0,3 g
pepes tahu 50 g 38,0 kcal 0,9 g
ikan gabus segar 130 g 109,1 kcal 0,0 g
garam 10 g 0,0 kcal 0,0 g
Drinking water 100 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 382,7 kcal (32 %), carbohydrate 39,8 g (27 %)
2. BREAK
jagung kuning segar 36 g 38,9 kcal 9,0 g
agar-agar 7g 0,0 kcal 0,0 g
gula pasir 10 g 38,7 kcal 10,0 g
Drinking water 70 g 0,0 kcal 0,0 g
Meal analysis: energy 77,6 kcal (6 %), carbohydrate 19,0 g (13 %)
DINNER
kentang 150 g 139,5 kcal 32,4 g
susu skim / tak berlemak cair 10 g 3,5 kcal 0,5 g
garam 5g 0,0 kcal 0,0 g
margarin 5g 31,8 kcal 0,0 g
Scramble eggs (R) 60 g 126,7 kcal 0,4 g
garam 2g 0,0 kcal 0,0 g
Drinking water 100 g 0,0 kcal 0,0 g
Meal analysis: energy 301,4 kcal (25 %), carbohydrate 33,3 g (23 %)
IN BETWEEN
roti tawar 30 g 82,2 kcal 15,6 g
Peanut butter 20 g 119,6 kcal 2,4 g
Drinking water 70 g 0,0 kcal 0,0 g
Meal analysis: energy 201,7 kcal (17 %), carbohydrate 18,0 g (12 %)
==========================================================
Result
==========================================================
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
__________________________________________________________________
energy 1212,5 kcal 2036,3 kcal 60 %
water 589,7 g 2600,0 g 23 %
protein 66,3 g(22%) 60,1 g(12 %) 110 %
fat 39,5 g(29%) 69,1 g(< 30 %) 57 %
carbohydr. 147,6 g(49%) 290,7 g(> 55 %) 51 %
dietary fiber 8,1 g 30,0 g 27 %
alcohol 0,0 g - -
PUFA 9,1 g 10,0 g 91 %
cholesterol 423,7 mg - -
Vit. A 2500,9 µg 800,0 µg 313 %
carotene 11,0 mg - -
Vit. E (eq.) 5,4 mg 12,0 mg 45 %
Vit. B1 0,7 mg 1,0 mg 71 %
Vit. B2 0,7 mg 1,2 mg 58 %
Vit. B6 1,4 mg 1,2 mg 118 %
tot. fol.acid 129,0 µg 400,0 µg 32 %
Vit. C 37,4 mg 100,0 mg 37 %
sodium 8126,7 mg 2000,0 mg 406 %
potassium 1934,8 mg 3500,0 mg 55 %
calcium 259,6 mg 1000,0 mg 26 %
magnesium 280,1 mg 300,0 mg 93 %
phosphorus 787,0 mg 700,0 mg 112 %
iron 10,0 mg 15,0 mg 67 %
zinc 6,6 mg 7,0 mg 94 %
Vit. D 3,2 µg 5,0 µg 64 %
Vit. K 100,1 µg 60,0 µg 167 %
niacine 12,4 mg - -
Vit. B12 2,5 µg 3,0 µg 85 %
glucose 2,4 g - -
Daftar Pustaka
1. Andini R, Susetyowati S, Sulistyoningrum DC. Studi komparasi beberapa metode
skrining penilaian status gizi pada pasien dewasa rawat inap rumah sakit. Jurnal Gizi
Klinik Indonesia. 2017;14(2):64-71.
2. Aini NDN, Hasana AR, Rahayu RP. Pemberdayaan Kader Kesehatan Terkait
Penggunaan Formulir Skrining Gizi Lansia Di Dusun Sukosari Kecamatan
Poncokusumo Kabupaten Malang. Volume 6(3) 2022.
3. Sanson G, et al. Prediction og early- and long-term mortality in adult patients acutely
admitted to internal medicine: NRS-2002 and beyond. Clinical
Nutrition.2020;39(4):1092-1100.
4. Ansari, M. Ridwan, et al. Uji validitas skrining status gizi NRS 2002 dengan asesmen
biokimia untuk mendeteksi risiko malnutrition di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. Gizi
Indonesia. 2014;37(1): 1-12.
5. Castera MR, Borhade MB. Fluid Management. StatPearls. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing. 2021.
6. Sahi N, Nguyen R, Santos C. Loperamide. StatPearls Publishing; 2023.
7. Suliska N, E TD, Herlinda. Efek Antidiare Infusa Daun Senggani (Melastoma
malabathricum L.) pada Mencit Jantan Galur Swiss Webster yang Diinduksi Oleum
ricini (Antidiarrheal. Jurnla Ilmu Kefarmasian Indones. 2019;17(2):126–31.
8. Zuzana, Putri SD. Analisis Pengetahuan Masyarakat Terhadap Ketepatan Penggunaan
Multivitamin di Masa Pandemi di Kelurahan Lenteng Agung Jakarta Selatan. J Akad
Farm Pray. 2022;7(1):51–61.
9. Nangoy E, Instiaty, Gan S, Pertiwi JM, Mahama CN. Evaluasi Penggunaan Obat Pasien
Stroke yang Dirawat di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. J Sinaps. 2018;1(3):38–
50.
10. Raymond J, Morrow K. 2021. Krause and Mahan‘s : Food & The Nutrition Care
Process, 15th edition. Elsevier Inc. St Louis, Missouri.
11. Mahan LK, Raymond JL. Krause’s Food & The Nutrition Care Process. 14th ed.
Elsevier; 2017.

Anda mungkin juga menyukai