Anda di halaman 1dari 42

REVISI

LAPORAN ASUHAN GIZI IV


STUDI KASUS ASUHAN GIZI PADA PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN
STEMI (ST ELEVASI MIOKARD INFARK)

Dosen Pengampu Mata Kuliah :

Choirun Nissa, S.Gz, M.Gizi

Fillah Fithra Dhieny, S.Gz, M.Si

Ayu Rahadiyanti, S.Gz, MPH

Disusun Oleh :

Nama : Ninuk Haryanti

NIM : 22030115120052

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
LAPORAN ASUHAN GIZI IV
STUDI KASUS ASUHAN GIZI PADA PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN
STEMI (ST ELEVASI MIOKARD INFARK)

A. Gambaran Kasus

Tn A adalah pekerja swasta berusia 40 th, datang ke RS dengan keluhan nyeri


dada hingga menembus punggung sejak 3 hari SMRS, dan kondisi ini tidak membaik
meskipun telah beristirahat. Tn A mengeluh mual muntah dan batuk terus menerus.
Tn A memiliki riwayat DM, hipertensi, kolesterol tinggi, dan riwayat pemasangan
ring jantung sebanyak 3 buah tahun lalu. Tn A menyatakan terakhir kali merasakan
sesak 2 bulan lalu. Tn A memiliki riwayat merokok namun telah ada upaya berhenti
merokok untuk saat ini dengan alasan ingin menjaga kesehatan jantung. Diagnosis
medis Tn A adalah stemi.

SMRS, Tn A biasa makan 2x sehari dengan nasi 1 centong tiap makan. Tumis
kacang panjang, bayam dan sop merupakan sayur yang sering beliau konsumsi sampai
3-4 sdm tiap kali makan. Lauk yang pasti ada tiap makan yakni telur ceplok dan
kerupuk, sedangkan tahu, tempe dan ikan hampir tiap hari ada sebanyak 1 potong
sedang. Tn A memiliki kebiasaan mengkonsumsi jus nanas dan jeruk tiap harinya
sebanyak 1 gls. Tn A mampu menghabiskan 4 lembar roti tawar tiap hari dan pia 6
buah dalam 1 minggu. Tn A minum teh tawar 3-4x sehari, teh manis 1x tiap pagi
sebanyak 1 cangkir sedang. Selain itu juga minum air putih 1 lt sehari.

Saat masuk RS, Tn A hanya makan 2-3 sdm bubur, 1/3 telur. Teh manis habis,
dan minum 2 lt/hari. Selama merasa sesak (sebelum masuk RS hingga dirawat inap,
beliau mengalami penurunan nafsu makan karena trauma apabila makan akan batuk
dan muntah. Selain itu Tn A merasa pahit di rongga mulut. Tn A mengalami
penurunan BB 4 kg selama 1 minggu.

Hasil lab menunjukkan GDS 199 mg/dl, kolesterol 213 mg/dl, trigliserida 77
mg/dl, HDL 63 mg/dl, ureum 28, kreatinin 0,7 mg/dl, hemoglobin 16,8 mg/dl.
Pengukuran antropometri menunjukka TB 171 cm, BB 92,2 kg. TD 152/102,
pernapasan 24x/menit, nadi 104x/menit, suhu 36,7 0 C.
Tn A tidak memiliki alergi makanan, sudah mengurangi gorengan dan jeroan.
Saat ini Tn A mampu duduk, turun dari tempat tidur dengan sedikit dibantu. Beliau
masih nampak sesak, dipasang oksigen untuk membantu pernapasan.

B. Skrining

a) Pemilihan metode skrining


Skrining awal pasien bertujuan untuk mengetahui risiko malnutrisi pada
pasien. Tools yang di gunakan adalah Nutritional Risk Screening (NRS-2002) karena
pasien berusia dewasa dan dirawat di rumah sakit. Sedangkan untuk dewasa
dikomunitas menggunakan Malnutrition Universal Screening Tool (MUST).1
b) Pengisian kuesioner
Berikut ini adalah skrining menggunakan NRS-2002 :1
Populasi Pasien Dewasa dengan Penyakit Akut
Kriteria Risiko Malnutrisi Skor 0-3 untuk masing-masing parameter
≥ 3 = risiko malnutrisi
Validias Prediktif NRS memiliki tingkat prediksi yang tinggi terhadap
dampak dukungan nutrisi dan mengurangi lama rawat
pasien.

No. Pertanyaan Jawaban

1. IMT < 20,5 Ya Tidak V


2. BB turun dalam 3 bulan Ya Tidak V
3. Asupan makan turun dalam 1 Ya V Tidak
minggu terakhir
4. Menderita sakit berat, misal : terapi Ya Tidak V
intensif
Bila ada jawaban YA, lanjut skrinng berikutnya

Skrining lanjutan1 `

1. Gangguan Status Gizi 2. Kegawatan Penyakit


Jawaban Skor Jawaban Skor
a. Status gizi normal 0 a. Kebutuhan gizi normal 0

b. Penurunan BB > 5 % dalam 1 b. Fraktur pinggang ; pasien 1


3 bulan penyakit kronis dengan
komplikasi akut : sirosis; COPD;
atau hemodialisis kronik, DM,
onkologi
Asupan makanan 50-75 % dari
kebutuhan normal pada
minggu lalu

c. Penurunan BB > 5 % dalam 2 c. Bedah mayor abdomen, 2


2 bulan stroke, pneumoia berat,
kegananasan hematologi (kanker
atau darah)

IMT 18,5 – 20,5 + gangguan


kondisi umum

atau

Asupan makanan 25-50 % dari


kebutuhan normal pada
minggu lalu

d. Penurunan BB > 5 % dalam 3 d. Cedera kepala, transplantasi 3


1 bulan ( > 15 % dalam 3 sumsum tulang, pasien ICU
bulan )

atau

IMT < 18,5 + gangguan


kondisi umum
atau

Aupan makanan 0-25 % dari


kebutuhan normal pada
minggu lalu

3. Usia > 70 tahun 1

Total Skor (1+2+3) = 3 + 1= 4

c) Membuat kesimpulan kuosioner


Jumlah skor NRS-2002 dari Tn.A adalah sebesar 4, hal ini mempunyai arti
bahwa kondisi Tn.A berisiko malnutrisi karena menurut tools NRS-2002 jika skor
skrining ≥ 3 maka hal itu berarti pasien berisiko malnutrisi dan perlu penangan
PAGT lebih lanjut.1

C. Asesmen Gizi
1. Pengkajian Riwayat Terkait Gizi / Makanan (FH)2
Domain Data Interpretasi
FH-1.1.1 Total energi sebelum masuk rumah sakit Mengalami
Asupan energi (SMRS) sebesar 2275 kcal (97%) sedangkan
total ketika di Rumah Sakit (RS) sebesar (120,3 penurunan yang
kcal (4 %) drastis
FH-1.2.1.1 SMRS konsumsi air putih sejumlah 1 Cukup
Cairan dari lter/hari sedangkan di RS sejumlah 2
makanan liter/hari
FH-1.2.2.1 Hanya konsumsi 2-3 sdm bubur/hari di RS Kurang, mengalami
Jumlah makanan
penurunan
FH-1.2.1.2 Jenis SMRS : Tn A biasa makan 2x sehari dengan Jenis makanan yang
makanan nasi 1 centong tiap makan. Tumis kacang
panjang, bayam dan sop merupakan sayur dikonsumsi SMRS
yang sering beliau konsumsi sampai 3-4 sdm lebih lengkap,
tiap kali makan. Lauk yang pasti ada tiap
makan yakni telur ceplok dan kerupuk, namun tinggi lemak
sedangkan tahu, tempe dan ikan hampir tiap
hari ada sebanyak 1 potong sedang. Tn A
memiliki kebiasaan mengkonsumsi jus nanas
dan jeruk tiap harinya sebanyak 1 gls. Tn A
mampu menghabiskan 4 lembar roti tawar
tiap hari dan pia 6 buah dalam 1 minggu. Tn
A minum teh tawar 3-4x sehari, teh manis 1x
tiap pagi sebanyak 1 cangkir sedang. Selain
itu juga minum air putih 1 lt sehari.

Di RS : Tn A hanya makan 2-3 sdm bubur,


1/3 telur. Teh manis habis, dan minum 2
lt/hari

FH-1.2.2.5 Tn A biasa makan 2x sehari dengan nasi 1 Variasi makanan


Variasi makanan centong tiap makan. Tumis kacang panjang,
bayam dan sop merupakan sayur yang sering SMRS lebih baik
beliau konsumsi sampai 3-4 sdm tiap kali dari pada di RS
makan. Lauk yang pasti ada tiap makan yakni
telur ceplok dan kerupuk, sedangkan tahu,
tempe dan ikan hampir tiap hari ada
sebanyak 1 potong sedang. Tn A memiliki
kebiasaan mengkonsumsi jus nanas dan jeruk
tiap harinya sebanyak 1 gls. Tn A mampu
menghabiskan 4 lembar roti tawar tiap hari
dan pia 6 buah dalam 1 minggu. Tn A minum
teh tawar 3-4x sehari, teh manis 1x tiap pagi
sebanyak 1 cangkir sedang. Selain itu juga
minum air putih 1 lt sehari.

Di RS : Tn A hanya makan 2-3 sdm bubur,


1/3 telur. Teh manis habis, dan minum 2
lt/hari
FH-1.5.1.1 Asupan lemak total SMRS sebesar 138,2 Sangat kurang.
Lemak Total gram (265,2%), sedangkan ketika di RS
sebesar 2 gram (3,83%) Mengalami
penurunan
FH-1.5.2.1 Asupan protein total SMRS sebesar 49,2 Sangat kurang.
Protein Total (41,96%), sedangkan ketika di RS sebesar
2,9 gram (2,47 %) Mengalami
penurunan
FH-1.5.3.1 Asupan karbohidrat total SMRS sebesar 219 Sangat kurang.
Karbohidrat gram (62,2 %), sedangkan ketika di RS Mengalami
Total sebesar 22,7 gram (6,45 %)
penurunan
FH-1.5.6.1 Serat Asupan serat total SMRS sebesar 10,4 gram Sangat kurang.
total (26,5 %), sedangkan ketika di RS sebesar 0,1
gram (0,26%) Mengalami
penurunan
FH-4.1.1 Tn A memiliki riwayat merokok namun telah Pengetahuan baik
Pengetahuan ada upaya berhenti merokok untuk saat ini
tentang makanan dengan alasan ingin menjaga kesehatan
dan zat gizi jantung

Sudah mengurangi makanan gorengan dan


jeroan
Kesimpulan:
“Terjadi penurunan asupan energi, zat gizi selama dan perubahan bentuk
makanan selama di RS”
2. Pengkajian Antropometri (AD)2
Domain Data Interpretasi
AD-1.1.1 Height/Length 171 cm
AD-1.1.2 Weight 92,2 kg
AD-1.1.2 Weight Mengalami penurunan berat Penurunan ekstrim
badan 4 kg selama 1
minggu
AD- 1.1.5 Body Mass Index 31,53 kg/m2 Obesitas
Kesimpulan:
“ Status gizi Tn.A termasuk dalam obesitas ”
3. Pengkajian Biokimia (BD)2
Domain Data Nilai Normal Satuan Interpretasi
BD-1.5.2 199 80-120 mg/dl Tinggi
glukosa,
casual/GDS
BD-1.7.5 Total 213 <200 mg/dl Tinggi,
Cholesterol Terdapat
peningkatan
risiko penyakit
kardiovaskular
BD-1.7.7 77 <160 mg/dl Baik/Normal
Trigliserida
Bd-1.7.2 63 >40 mg/dl Baik/Normal
Chilesterol,HDL
Ureum 28 15-40 mg/dl Normal
BD-1.11.50 0,7 <1,0 mg/dl Baik/Normal
Kreatinin
BD-1.10.1 16,8 14-17 mg/dl Baik/Normal
Hemoglobin
Kesimpulan:
“Glukosa Darah Sewaktu (GDS dan kolesterol total Tn.A tinggi”
4. Pengkajian Data Klinis / Fisik (PD)2
Domain Data Nilai Satuan Interpretasi
Normal
PD-1.1.3 Sesak nafas Gangguan sistem
Cardiovaskular- pernafasan dan
pulmonary peredaran darah
PD-1.1.3 Batuk terus Gangguan sistem
Cardiovaskular- menerus pernafasan
pulmonary
PD-1.1.9 Vital sign 104 60-100 per menit Takikardia
(nadi) kali
PD-1.1.9 Vital sign 152/102 120/80 mmHg Hipertensi Stage
(tekanan darah) 1
0
PD-1.1.9 Vital sign 36,7 36,1-37,2 C Normal
(Suhu Tubuh)
PD-1.1.9 Vital sign 24 12-20 kali per menit Tachypnea
(Pernafasan)
PD-1.1.1 Overall Mampu Penampakan
appearance berdiri namun fisik tidak baik
masih dibantu
saat turun.
Nyeri dada
hingga
menembus
pinggang 3
hari SMRS
PD-1.1.5 Digestive Mual muntah Ada indikasi
system (mouth to berkurangnya
rectum) asupan oral
Kesimpulan :
“Keadaan fisik Tn.A kurang baik dibuktikan dengan adanya gangguan
pernafasan(sesak nafas), gangguan sistem pencernaan(mual muntal), penurunan
mobilitas dan tanda vital melebihi normal kecuali suhu tubuh.”
5. Pengkajian Data Riwayat Pasien (CH)2
Domain Data Interpretasi
CH-1.1.1 Usia 40 tahun Dewasa
CH-1.1.10 Penggunaan Pernah riwayat merokok Riwayat Lifestyle buruk
rokok
CH-2.1.1 Keluhan pasien Sesak nafas sejak 2 bulan Terdapat penyakit komorbid
yang lalu, batuk-
batuk,hipertensi, kolesterol
tinggi
CH-2.1.Respiratory Sesak nafas sejak 2 bulan Riwayat penyakit
yang lalu, batuk-batuk menggambarkan gangguan
terjadap asupan makanan di
masa lalu
CH-2.1.2 Kardiovaskular Stemi (ST Elevasi Miokard Kelainan jantung sehingga
Infark) mempengaruhi asupan
makanan karena sesak nafas
CH-2.2.2 Perawatan bedah Pemasangan ring jantung 3 Mempunyai masalah
buah satu tahun yang lalu penyakit jantung yang cukup
gawat
CH-2.1.Endokrin Riwayat Diabetes Melitus Kelainan sistem endokrin
Kesimpulan :
“Tn.A mempunyai riwayat gaya hidup yang buruh yaitu merokok dan
beberapa riwayat penyakit yang menjadi komorbid dalam diagnosis penyakit
Stemi yang dideritanya”
6. Komparatif Standar2
CS.1.1.1 Total Energy Estimated Needs 2345 kkal
CS.1.1.1 Total Fat Estimated Needs 52,1 gram
CS.1.1.1 Total Protein Estimated Needs 117,25 gram
CS.1.1.1 Total Carbohydrat Estimated Needs 351,75 gram
CS.1.1.1 Total Fiber Estimated Needs 39,1 gram
CS.1.1.1 Total Fluid Estimated Needs 2184 ml
CS.4.1.1 Estimated Vitamin A Needs 618 mcg
CS.4.1.2 Estimated Vitamin C Needs 92,7 mg
CS.4.1.4 Estimated Vitamin E Needs 15,45 mg
CS.4.1.5 Estimated Vitamin K Needs 66,95 mg
CS.4.2.1 Estimated Ca Needs 1030 mg
CS.4.2.3 Estimated Fe Needs 13,39 mg
CS.4.2.7 Estimated Na Needs 1545 mg
CS.4.2.8 Estimated Zinc Needs 13,39 mg
CS.5.1.1 Ideal/reference body weight (IBW) 63,9 kg

D. Diagnosis Gizi2
Kode Nama Domain Diagnosis Gizi
Domain
NI-1.2 Inadequate Energy Asupan makan tidak cukup berkaitan
Intake dengan sesak nafas yang dialami Tn.A
ditandai dengan asupan energi di Rumah
Sakit (RS) sebesar (120,3 kcal (4 %) dari
total kebutuhan sebesar 2345 kkal.
NI-2.1 Inadequate oral Intake Asupan oral makanan tidak cukup
berkaitan dengan mual muntah dan sesak
nafas yang dialami Tn.A ditandai dengan
asupan energi di Rumah Sakit (RS)
sebesar (120,3 kcal (4 %) dari total
kebutuhan sebesar 2345 kkal.
NC-3.1 Unintended weight loss Unintended weight loss berkaitan dengan
asupan energi kurang karena mual
muntah dan sesak nafas ditandai dengan
penurunan berat badan sebesar 4 kg
selama 1 minggu.

E. Rencana Intervensi Gizi


1. Perencanaan (Planning)
a) Tujuan Intervensi Gizi
- Untuk meningkatkan asupan energi Tn.A sesuai kebutuhan dan kondisi
- Untuk mengurangi efek mual muntah Tn.A
- Untuk mengontrol gula darah agar tetap normal
- Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi makro dan mikro Tn.A
- Untuk meningkatkan status gizi Tn.A menjadi normal
- Untuk menghindari penurunan berat badan secara drastis
- Untuk mencegah komorbiditas penyakit
b) Preskripsi Diet
 Tata laksana diet Diabetes Melitus (DM) dengan Stemi
Tujuan dari penatalaksanaan diet pada penderita DM adalah
mempertahankan kadar glukosa darah dengan menyeimbangkan antara
asupan makanan dengan insulin dengan obat penurun glukosa oral dan
aktivitas fisik, mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum,
mencegah komplikasi, serta memberi cukup energi untuk mempertahankan
atau mencapai berat badan normal.3
 Jenis Diet dan Rute
Diet Diabetes Melitus melalui oral.
 Bentuk Makanan
Lunak
 Jadwal Makan dan Frekuensi
3 kali makanan utama dan 2 kali snack dalam sehari, porsi sedikit
namun sering. Makanan utama yaitu sarapan pukul 07.00, makan siang
pukul 12.00 dan makan malam pukul 19.30, sedangkan untuk snack pada
pukul 10.00 dan 16.00.
 Komposisi kebutuhan zat gizi makro dan mikro Tn.A
- Karbohidrat (KH) : Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total
asupan energi. Terutama karbohidrat yang berserat tinggi(karbohidrat
kompleks). Dalam hal ini rekomendasi Tn.A memakai 55 % KH.
Karena juga mempertimbangkan adanya sesak nafas sehingga
mengurangi porsi KH untuk mencegah penumpukan CO2. Pemanis
alternatif dapat digunakan sebagai pengganti glukosa, asal tidak
melebihi batas aman konsumsi harian (Accepted Daily Intake/ADI).3
Gula alternatif adalah gula bahan pemanis selain sakarosa. Ada
dua jenis gula alternatif yaitu mengandung nilai gizi dan tidak
mengandung nilai gizi. Gula alternatif yang bergizi contohnya adalah
fruktosa, gula alkohol seperti sorbitol, manitol, dan silitol, sedangkan
gula alternatif tak bergizi adalah aspartam dan sakarin. Penggunaan
gula sakarin hendaknya dalam jumlah terbatas. Fruktosa dalam jumlah
20 % dari kebutuhan energi total dapat meningkatkan kolesterol dan
LDL, sedangkan gula alkohol dalam jumlah berlebihan mempunyai
pengaruh laksatif.4
- Lemak : Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori,
dan tidak diperkenankan melebihi 30% total asupan energi. Dalam hal
ini rekomendasi lemak untuk Tn.A sebesar 25 %.3
Komposisi yang dianjurkan yaitu lemak jenuh < 7 % kebutuhan
kalori, lemak tidak jenuh ganda < 10 %,selebihnya dari lemak tidak
jenuh tunggal. Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyak
mengandung lemak jenuh dan lemak trans antara lain daging berlemak
dan susu fullcream. Konsumsi kolesterol dianjurkan < 200 mg/hari.3
- Protein : Kebutuhan protein sebesar 10 – 20% total asupan energi.
Dalam hal ini rekomendasi protein untuk Tn.A adalah sebesar 20 %.
Sumber protein yang baik adalah ikan, udang, cumi, daging tanpa
lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan,
tahu dan tempe.3
- Serat : Penyandang DM dianjurkan mengonsumsi serat dari kacang-
kacangan, buah dan sayuran serta sumber karbohidrat yang tinggi serat.
Anjuran konsumsi serat adalah 20-35 gram/hari yang berasal dari
berbagai sumber bahan makanan.4
Nama Zat Jumlah Nama Zat Jumlah
gizi Gizi
Energi 2345 kkal Se 30,9 mg
Karbohidrat 322,43 gram P 721 mg
Lemak 65,1 gram Air 2184 ml
Protein 117,25 gram I 154,5 mcg
Serat 39,1 gram Zn 13,39 mg
Vitamin A 618 mcg B1 0,1092 mg
Vitamin D 15,45 mg B2 1,339 mg
Vitamin K 66,95 mcg B3 14,42 mg
Vitamin C 92,7 mg B5 5,15 mg
Ca 1030 mg B6 1,339 mg
Fe 13,39 mg Biotin 30,9 mcg
Mg 360,5 mg B9 412 mcg
K 4841 mg B12 2,472 mg
Na 1545 mg

2. Implementasi
Pemberian Diet:
Waktu Menu Bahan Berat URT Penukar
Makanan (gram)
Sarapan Nasi tim Nasi 150 1 gls 1,5 KH
(07.00) Telur Telur ayam 55 1 btr 1 hewani
Scramble
Sup kacang Kacang 20 2 sdm 1 nabati
merah merah
Setup buncis Sayuran B 50 ½ gls ½ sayuran
Minyak Minyak 10 2 sdt 1 minyak
kelap sawitt
Snack Krekers Krekers 25 2 bh bsr ½ KH
pagi Jus Pepaya Buah pepaya 150 1 ptg bsr 1 buah
( 10.00) Susu Susu skim 20 4 sdm 1 buah
Makan Nasi tim Nasi 200 1 1/2 gls 2 KH
siang Sup bola- Udang 40 1 ptg sdg 1 hewani
(12.00) bola udang
Perkedel Tahu 110 1 bj bsr 1 nabati
tahu
Cap cay Sayuran B 100 1 gls 1 sayuran
sayuran
(lembut)
Minyak 15 3 sdt 1 ½ minyak
Jus Jeruk Jeruk 150 1/4 bh sdg 1 buah
Snack Roti Roti 35 1 ptg sdg 1 KH
Sore Margarin Margarin 10 1 sdt 1 minyak
(16.00) Jus melon Melon 150 1 bh 1 buah
Makan Nasi tim Nasi 200 1 ½ gls 2 KH
malam Ayam giling Daging ayam 40 1 ptg sdg 1 hewani
(19.30) tanpa kulit
Tempe Tempe 50 2 ptg sdg 1 nabati
bacem
Tumis sawi Sayuran B 50 ½ gls ½ sayuran
Minyak Minyak 15 2 sdt 2 minyak
kelapa sawit
Pisang Pisang 85 1 bh 1 buah
Energi 2334 kkal
Edukasi

Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan sebagai
bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang sangat penting dari
pengelolaan DM secara holistik. Materi edukasi terdiri dari materi edukasi tingkat
awal dan materi edukasi tingkat lanjutan.3
Materi edukasi pada tingkat awal dilaksanakan yang meliputi:3
 Materi tentang perjalanan penyakit DM.
 Makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan DM secara
berkelanjutan.
 Penyulit DM dan risikonya.
 Intervensi non-farmakologis
 Interaksi antara asupan makanan, aktivitas fisik, dan obat
antihiperglikemia oral atau insulin serta obat-obatan lain.
 Cara pemantauan glukosa darah dan pemahaman hasil glukosa darah atau
urin mandiri (hanya jika pemantauan glukosa darah mandiri tidak tersedia).
 Mengenal gejala dan penanganan awal hipoglikemia.
 Pentingnya latihan jasmani yang teratur.
 Tanda dan gejala penyakit yang menyertai DM yang mempengaruhi
asupan makanan

Materi edukasi pada tingkat lanjut yang meliputi:3

 Mengenal dan mencegah penyulit akut DM


 Pengetahuan mengenai penyulit menahun DM
 Penatalaksanaan DM selama menderita penyakit lain.
Konseling
Konseling gizi meliputi penggalian keluhan/masalah dari Tn.A
mengenai gizi yang berkaitan dengan penyakit yang dideritanya kemudian
mencari solusi masalah bersama-sama dengan Tn.A dengan mempertimbangkan
makanan kesukaan, kebiasaan makanan, dan rekomendasi dietnya. Selanjutnya
setelah ditemukan solusi dilanjutkan dengan membuat komitmen bersama dengan
Tn.A bersama pihak keluarga agar benar-benar berusaha dan bekerja sama
melakukan solusi tersebut demi tercapainya tujuan intervensi yang diberikan
kepada Tn.A.
3. Koordinasi dengan tim kesehatan lain
Upaya penyelesaian masalah merupakan bagian penting dari penatalaksanaan
secara komprehensif. Kunci keberhasilannya adalah keterlibatan secara
menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain serta
pasien dan keluarganya) guna mencapai sasaran terapi Tn.A. Koordinasi
dilakukan dengan membangun kerjasama dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan
lain misalnya perawat untuk selalu memantau perkembangan berat badan Tn.A
minimal 1 minggu sekali untuk melihat keberhasilan intervensi. Koordinasi
dengan dokter untuk mengetahui kondisi perkembangan penyakit Tn.A.
Koordinasi dengan tenaga laboran untuk memantau perkembangan hasil nilai
laboratorium Kemudian juga perlu koordinasi dengan tenaga penyedia makanan
untuk pasien dalam memastikan diet yang benar untuk Tn.A.

F. Rencana Monitoring Gizi


1) Asupan makan2
Monitoring dan evaluasi asupan makanan dengan melakukan evaluasi
penerimaan makanan melalui sisa makanan pada Tn.A dan metode food recall.
Indikator Metode Target Pencapaian
FH-1.1.1.1 Food recall dan Sisa Makanan dihabiskan atau
makanan terpenuhinya kebutuhan
Total Energy Intake energi per hari yaitu 2345
kkal.

2) Antropometri2
Monitoring dan evaluasi pada data antropometri yaitu dengan melakukan
penimbangan berat badan. Target penurunan berat badan adalah 0,5 kg/minggu.
Target ketercapainya adalah status gizi Tn.A menjadi normal.
Indikator Metode Target Pencapaian
AD-1.1.2 Weight Pengukuran berat badan Terjadi penurunan berat
menggunakan timbangan badan senilai 0,5 kg/bulan.
Berat Badan Ideal (BBI)
Tn.A adalah

3) Data biokimia2
Monitoring dan Evaluasi pada data biokimia adalah melihat ketercapaian
intervensi diet dengan melihat perubahan nilai laboratorium Tn.A selama kurang
lebih 1 minggu agar menjadi normal. Nilai laborarorium yang dimaksud sebagai
berikut:
Indikator Metode Target Pencapaian
BD-1.5.2 glukosa, Cek data dari hasil Turun menjadi 80-120
casual/GDS laboratorium mg/dl
BD-1.7.5 Total Cek data dari hasil Turun menjadi <200 mg/dl
Cholesterol laboratorium
BD-1.7.7 Trigliserida Cek data dari hasil Stabil <160 mg/dl
laboratorium
Bd-1.7.2 Chilesterol,HDL Cek data dari hasil Stabil >40 mg/dl
laboratorium
Ureum Cek data dari hasil Turun menjadi 15-40 mg/dl
laboratorium
BD-1.11.50 Kreatinin Cek data dari hasil Stabil <1,0 mg/dl
laboratorium
BD-1.10.1 Hemoglobin Cek data dari hasil Stabil 14-17 mg/dl
laboratorium

4) Perubahan perilaku terkait gizi


Setelah diberikan intevensi berupa edukasi dan konseling harapannya terjadi
perubahan perilaku dan tingkat pengetahuan Tn.A dan keluarga mengenai
perkembangan penyakit yang diderita dan makanan yang dianjurkan untuk
dikonsumsi dan yang harus dihindari sebagai intervensi gizi yang harus
dilakukan. Kemudian juga dilihat perkembangan trauma mual dan muntah disertai
sesak nafas Tn.A apakah masih mempengaruhi asupan makannya atau tidak.

G. Pembahasan
Tahap awal Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) dimulai dengan skrining.
Skrining kondisi awal Tn.A menggunakan tools. Tools yang di gunakan adalah
Nutritional Risk Screening (NRS-2002) karena pasien berusia dewasa dan dirawat di
rumah sakit. Sedangkan untuk dewasa dikomunitas menggunakan Malnutrition
Universal Screening Tool (MUST). Jumlah skor NRS-2002 dari Tn.A adalah sebesar
4, hal ini mempunyai arti bahwa kondisi Tn.A berisiko malnutrisi karena menurut
tools NRS-2002 jika skor skrining ≥ 3 maka hal itu mengindikasikan pasien berisiko
malnutrisi dan perlu penangan PAGT lebih lanjut.1
Tahap kedua adalah proses assesmen/pengkajian. Proses pengkajian dengan
memperhatikan domain FH (Food History), AD (Anthropometry Data), BD
(Biochemical Data), PD ( Physical Data), dan CH (Client History) memperlihatkan
kondisi Tn.A lebih akurat dalam analisis.2 Dari data FH mendapat kesimpulan bahwa
terjadi penurunan asupan energi dan zat gizi selama di RS, pada data AD
menunjukkan bahwa status gizi Tn.A termasuk dalam obesitas. Selanjutnya data BD
menunjukkan glukosa Darah Sewaktu (GDS),ureum dan kolesterol total Tn.A tinggi,
data PD memperlihatkan keadaan fisik Tn.A kurang baik dibuktikan dengan adanya
gangguan pernafasan(sesak nafas), gangguan sistem pencernaan(mual muntah) dan
tanda vital melebihi normal kecuali suhu tubuh, dan dari data CH dapat dilihat bahwa
Tn.A mempunyai riwayat gaya hidup yang buruh yaitu merokok dan beberapa riwayat
penyakit yang menjadi komorbid dalam diagnosis penyakit Stemi yang dideritanya.
Stemi kependekan dari ST Elevasi Miokard Infark.
Tahap ke-3 dalam asuhan gizi adalah diagnosis gizi. Didapatkan 3 diagnosis
gizi yang masing-masing terdiri dari kalimat PES, yaitu Problem, Etiology, and
Sign/Syntom. Diagnosis gizi untuk Tn.A ada 3 domain. Domain pertama yaitu NI-1.2
Inadequate Energy Intake. Asupan makan tidak cukup berkaitan dengan sesak nafas
yang dialami Tn.A ditandai dengan asupan energi di Rumah Sakit (RS) sebesar (120,3
kcal (4 %) dari total kebutuhan sebesar 2345 kkal. Domain kedua yaitu NI-2.1
Inadequate oral Intake. Domain kedua ditegakkan karena terdapat etiologi mual
muntah yang mempengaruhi asupan oral, jadi kalimat PES menjadi “Asupan oral
makanan tidak cukup berkaitan dengan mual muntah dan sesak nafas yang dialami
Tn.A ditandai dengan asupan energi di Rumah Sakit (RS) sebesar (120,3 kcal (4 %)
dari total kebutuhan sebesar 2345 kkal.” Domain ketiga pada NC-3.1 Unintended
weight loss yang berbunyi “Unintended weight loss berkaitan dengan asupan energi
kurang karena mual muntah dan sesak nafas ditandai dengan penurunan berat badan
sebesar 4 kg selama 1 minggu”, hal ini ditegakkan karena penurunan berat-badan
sebesar 4 kg dalam waktu 1 minggu merupakan penurunan yang ekstrim dan dapat
berpengaruh pada tingkat kesehatan Tn.A.2
Tahap ke-4, setelah melalui tahap diagnosis gizi maka tahap selanjutnya
adalah mengenai rencana pemberian intervensi. Pemberian intervensi meliputi
perencanaan, implementasi dan koordinasi dengan tim kesehatan lain. Proses
perencanaan meliputi tujuan dan preskripsi diit. Preskripsi diet sendiri meliputi tata
laksana diet, jenis diet, bentuk makanan, jadwal makan, kebutuhan gizi. Selanjutnya
dalam proses implementasi terdiri penentuan menu diet, rencana edukasi, dan
konseling gizi. Tujuan penatalaksanaan diet pada penderita DM adalah
mempertahankan kadar glukosa darah dengan menyeimbangkan antara asupan
makanan dengan insulin dengan obat penurun glukosa oral dan aktivitas fisik,
mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum, mencegah komplikasi, serta
memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan normal.
Rencana edukasi yang diberikan adalah edukasi pada tahap 1 dan tahap 2, sehingga
harapannya perubahan perilaku dan terdapat follow up secara bertahap. Proses edukasi
disampaikan bersamaan dengan proses konseling. Konseling gizi tidak hanya
melibatkan Tn.A, namun juga melibatkan anggota keluarga yang merawat Tn.A
dengan harapan dapat bekerja sama dalam melakukan asuhan gizi dan kesehatan
kepada Tn.A yang lebih optimal. Dalam melaksanakan asuhan gizi, seorang ahli gizi
juga perlu melakukan kerja sama dan koordinasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti
dokter, perawat, tenaga laboran, dan tenaga pramusaji dengan pembagian job masing-
masing sesuai dengan kode etik profesi yang bersangkutan. Tujuannya adalah tercipta
hubungan yang holistik antar tenaga kesehatan dalam memberikan yang terbaik untuk
pasien.
Tahap selanjutnya, yaitu tahap ke-5. Tahap kelima adalah tahap monitoring
evaluasi. Monitoring evaluasi perlu dilakukan karena hal tersebut berfungsi sebagai
cara melihat tingkat ketercapaian dari tujuan pemberian intervensi yang kemudian
dapat dijadikan untuk melihat apa yang harus ditingkatkan dan apa yang harus
dipertahankan. Tahap monev(monitoring evaluasi) meliputi monev asupan makan,
data biokimia hasil laboratorium, data antropometri untuk melihat penurunan berat
badan, dan perubahan perilaku Tn.A sebagai hasil dari proses edukasi dan konseling
yang telah dilakukan.
Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan seperti keluhan
klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya dan keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur,
dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita. Pasien dapat
terdiagnosis menjadi DM adalah dengan ditemukannya tanda-tanda sebagai berikut :3
 Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak
ada asupan kalori minimal 8 jam.
 Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl 2-jam setelah Tes Toleransi Glukosa
Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram.
 Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl dengan keluhan klasik.
 Pemeriksaan HbA1c ≥6,5% dengan menggunakan metode yang terstandarisasi
oleh National Glycohaemoglobin Standarization Program (NGSP).

DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik


hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-
duanya. Resistensi insulin pada otot dan liver serta kegagalan sel beta pankreas telah
dikenal sebagai patofisiologi kerusakan sentral dari DM tipe-2 Belakangan diketahui
bahwa kegagalan sel beta terjadi lebih dini dan lebih berat daripada yang diperkirakan
sebelumnya. Selain otot, liver dan sel beta, organ lain seperti: jaringan lemak
(meningkatnya lipolisis), gastrointestinal (defisiensi incretin), sel alpha pancreas
(hiperglukagonemia), ginjal (peningkatan absorpsi glukosa), dan otak (resistensi
insulin), kesemuanya ikut berperan dalam menimbulkan terjadinya gangguan toleransi
glukosa pada DM tipe-2.3

Penyakit DM dikategorikan ke dalam 3 jenis yaitu Diabetes Melitus Tipe 1,


Diabetes Melitus Tipe 2, dan Diabetes Melitus Gestasional. DM Tipe 1 yaitu kondisi
dimana sel β dalam kelenjar pulau Langerhans dihancurkan oleh reaksi autoimun
dalam tubuh, akibatnya sangat rendahnya produksi insulin (dibawah 10% insulin
normal). Pada tahap ini, insulin tidak mampu lagi dalam menurunkan kadar gula
darah dengan cepat saat seseorang mengkonsumsi makanan. Terapi untuk penderita
ini adalah menyuntikkan insulin ke dalam tubuh, dibantu dengan olah raga dan diet
rendah gula yang baik. DM Tipe 2 yaitu DM yang biasa ditemui. Penderita DM tipe
ini organ pankreas masih dapat dapat memproduksi insulin, bahkan dalam beberapa
kasus insulin yang diproduksi hampir sama dengan jumlah insulin yang dihasilkan
oleh organ orang normal.Yang menjadi masalah adalah insulin tersebut tidak mampu
memberikan efek atau reaksi terhadap sel dari tubuh untuk mengurangi gula
darah.Insulin menjadi resisten, sedangkan pada DM Gestasional itu merupakan
intoleransi glukosa yang terjadi pada saat kehamilan.4

Patofisiologi dari penyakit DM dibedakan menjadi 2 yaitu sekresi insulin endogen


yaitu Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) dan Non Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM). Kerusakan sel β pankreas diperantarai oleh proses
autoimun terjdi pada IDDM atau DM tipe 1. Petanda destruksi imun yang dapat
diperiksa adalah autoantybody islet cell, autoantibody insulin, autoantibody glutamic
acid decarboxylase. Satu atau lebih antibodi tersebut terdeteksi pada 80-85%
penderita hiperglikemia saat awal terdeteksi. Pada IDDM, kadar glukosa darah sangat
tinggi namun tidak dapat digunakan secara optimal untuk pembentukan energi, oleh
karena itu energi diperoleh dari peningkatan katabolisme protein dan lemak.
Patofisiologi NIDDM disebabkan karena 2 hal yaitu penurunan respon jaringan
perifer terhadap insulin, peristiwa tersebut dinamakan resistensi insulin, yang kedua
terjadi penurunan kemampuan sel sebagai respon terhadap beban glukosa.
Konsentrasi insulin yang tinggi mengakibatkan reseptor insulin berupaya melakukan
pengaturan sendiri(self regulation) dengan menurunkan jumlah reseptor atau down
regulation. Hal ini membawa dampak pada penurunan respon reseptornya dan lebih
lanjut mengakibatkan terjadinya resistensi insulin. Di lain pihak, kondisi
hiperinsulinemia juga dapat mengakibatkan desensitisasi reseptor insulin pada tahap
post receptor.yaitu penurunan aktivitas kinase receptor,translokasi glucose
transporter dan aktivitas glycogen synthase. Kejadian ini mengakibatkan resistensi
insulin. Pada resistensi insulin terjadi peningkatan produksi insulin dan penurunan
penggunaan glukosa sehingga mengakibatkan peningkatan kadar gula dalam
darah(hperglikemik). Pada sekresi insulin yang kurang sensitif pada akhirnya
membawa akibat pada defisiensi insulin.4

Dalam keberjalanannya, penyakit DM(Diabetes Melitus) biasanya terdapat


penyakit penyerta(komorbid). Sehingga dalam penangan masalah juga harus
memperhatikan beberapa sudut pandang tanda dan gejala penyakit komorbid tersebut.
Penyakit DM merupakan penyakit seumur hidup, artinya tidak dapat diobati. Namun
yang bisa dilakukan dengan menghambat progresivitas penyakit dan penyakit
komorbidnya. Berbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang DM. Penyakit
Stemi(ST Elevasi Miokard Infark) STEMI disebabkan oleh adanya aterosklerotik pada
arteri koroner atau penyebab lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokardium. Pada kondisi
awal akan terjadi ischemia miokardium, namun bila tidak dilakukan tindakan
reperfusi segera maka akan menimbulkan nekrosis miokard yang bersifat irreversible.
Adapun komplikasi STEMI biasanya terjadinya karena adanya remodeling ventrikel
yang pada akhirnya akan mengakibatkan shock kardiogenik, gagal jantung kongestif,
serta disritmia ventrikel yang bersifat lethal aritmia.5
ST Elevasi Miokardial Infark (STEMI) merupakan suatu kondisi yang
mengakibatkan kematian sel miosit jantung karena iskhemia yang berkepanjangan
akibat oklusi koroner akut. STEMI terjadi akibat stenosis total pembuluh darah
koroner sehingga menyebabkan nekrosis sel jantung yang bersifat irreversible. Nyeri
dada merupakan salah satu efek dari STEMI. Nyeri dada bisa menjalar ke bagian
lengan kiri, ke leher, rahang bawah, gigi, punggung/interskapula, perut dan dapat juga
ke lengan kanan. Nyeri juga dapat di jumpai pada daerah epigastrium dan
menstimulasi gangguan pada saluran percernaan seperti mual, muntah,. Rasa tidak
nyaman di dada dapat menyebabkan sulit bernafas, keringat dingin, cemas dan lemas.
Nyeri dada tidak selalu ditemukan pada pasien STEMI terutama pada pasien yang
lanjut usia ataupun menderita diabetes mellitus.5 Hal ini berpengaruh pada jumlah dan
jenis asupan makanan yang harus diberikan kepada Tn.A karena sesak nafas akibat
penyakit STEMI.
Kesimpulan yang dapat diambil dari proses PAGT diatas yaitu proses asuhan gizi
dari mulai skrining, assesment (pengkajian), diagnosis, intervensi dan kemudian
monitoring evaluasi. Pada Tn.A menderita penyakit Diabetes Melitus disertai dengan
STEMI(ST Elevasi Miokard Infark). Diet yang diberikan adalah diet untuk penderita
DM dengan bentuk makanan lunak.
H. Daftar Pustaka
1. Handayani, Dian, dkk. 2015. Nutrition Care Process (NCP). Yogyakarta;
Graha Ilmu.
2. Academy of Nutrition and Dietetics. 2013. International Dietetics & Nutrition
Terminology (IDNT) Reference Manual: Standarized Languange for the
Nutrition Care Process Fouth Edition. Chicago; Eat Right.
3. Perkeni. 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus
Tipe 2 di Indonesia 2015. PB Perkeni
4. Wahyuningsih, Retno. 2013. Penatalaksanaan Diet pada Pasien. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
5. Darliana, Devi. Manajemen Pasien St Elevasi Miokardial Infark (Stemi). Idea
Nursing Journal ISSN : 2087-2879 Vol. I No. 1. Available at
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/article/viewFile/6343/5210
LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. ANALISIS ZAT GIZI MAKANAN SMRS

Untuk keperluan analisis zat gizi diperlukan data berat bahan makanan mentah
kecuali pada makanan komposit(contohnya pizza hut, KFC,dll). Ada bahan makanan ynag
sudah diketahui dalam keadaan mentah tetapi ada juga yang diketahui dalam keadaan
matang, sehingga konversi berat makanan matang ke mentah diperlukan untuk mengisi
kebutuhan analisis tersebut.

Rumus Konversi Matang-Mentah :

Berat Mentah = berat matang x faktor konversi

Selain faktor konversi Matang-Mentah perlu juga memperhatikan perkiraan berat


garam dan serapan minyak goreng. Dalam Survei Konsumsi Makanan Individu(SKMI),
penggunaan bumbu dalam makanan bervariasi dan bumbu yang paling banyak dikonsumsi
oleh individu adalah garam. Tujuan perkiraan jumlah garam adalah adalah untuk memperoleh
informasi konsumsi garam yang berisiko terhadap kesehatan individu jika dikonsumsi dalam
jumlah yang berlebihan. Sedangkan data konversi penyerapan minyak diperlukan untuk
memprediksi jumlah minyak yang terserap dalam makanan akibat proses
pengolahan(goreng,tumis) dalam makanan yang dikonsumsi per 100 gram makanan
matang.Bila bahan tidak tercantum pada daftar makanan, maka perkiraan penggunaan garam
atau serapan minyak goreng menggunakan perhitungan bahan garam yang mendekati jenis
nya.

Konversi makanan mentah-matang sebagai berikut :

Berat matang = Berat mentah/faktor konversi

Rumus Serapan Minyak Goreng :

Jumlah serapan minyak = % serapan x berat makanan matang

DATA

SMRS, Tn A biasa makan 2x sehari dengan nasi 1 centong tiap makan. Tumis kacang
panjang, bayam dan sop merupakan sayur yang sering beliau konsumsi sampai 3-4 sdm tiap
kali makan. Lauk yang pasti ada tiap makan yakni telur ceplok dan kerupuk, sedangkan tahu,
tempe dan ikan hampir tiap hari ada sebanyak 1 potong sedang. Tn A memiliki kebiasaan
mengkonsumsi jus nanas dan jeruk tiap harinya sebanyak 1 gls. Tn A mampu menghabiskan
4 lembar roti tawar tiap hari dan pia 6 buah dalam 1 minggu. Tn A minum teh tawar 3-4x
sehari, teh manis 1x tiap pagi sebanyak 1 cangkir sedang. Selain itu juga minum air putih 1 lt
sehari.

Estimasi berat dengan konversi matang-mentah :

 Kacang panjang
Konversi Matang-Mentah :1 kali makan : 100 gram x 1,0 = 100 gram
100 gram x 2 kali sehari x 3 hari = 600 gram
Estimasi garam: 0,3 gram x 2 kali sehari x 3 hari = 1,8 gram
Serapan minyak goreng : 100 gram /100 gram x19,3 % = 19,3 gram
19,3 gram x 2 kali sehari x 3 hari =115,8 gram
 Sayur Bayam
Konversi matang-mentah: 1 kali makan = 100 gram x 1,1 = 110 gram
110 gram x 2 kali sehari x 2 hari = 440 gram
Estimasi garam: 0,8 gram x 2 kali sehari x 2 hari = 3,2 gram
 Sayur Sop
Konversi matang-mentah: 1 kali makan = 100 gram x 0,6 = 60 gram
60 gram x 2 kali sehari x 2 hari = 240 gram
Estimasi garam: 0,8 gram x 2 kali sehari x 2 hari = 3,2 gram
 Telur Ceplok Lunak
Telur ayam negeri mentah : 55 gram  55 gram x 2 kali sehari x 7 hari = 770 gram
Estimasi garam :0,5 gram x 2 kali sehari x 7 hari = 7 gram
Serapan Minyak : 55 gram/0,9 = 61,1
61,1/x 8 % = 48,8 gram
48,8 gram x 2 kali sehari x 7 hari = 684,4 gram
 Kerupuk
3 Kerupuk mentah : 30 gram x 2 kali makan x 7 hari = 420 gram
Serapan minyak : 30 gram /1,8 = 54 gram
54 gram/100 x 50 % = 0,27 gram x 2 kali sehari x 7 hari = 3,78 gram
 Tahu
Berat mentah tahu 1 ptg sdg = 50 gram x 1 kalli sehari x 7 hari = 350 gram
 Tempe
Berat mentah 1 ptg sdg = 25 gram x 1 kali sehari x 7 hari = 175 gram
 Ikan
Berat mentah 1 ptg sdg = 40 gram x 1 kali sehari x 7 hari = 280 gram

==================================================================
Analysis of the diet pla
==================================================================
Food Amount energy carbohydr.
___________________________________________________________________________

nasi putih 1400 g 1820,3 kcal 400,4 g


kacang panjang mentah 600 g 209,4 kcal 47,4 g
garam 2g 0,0 kcal 0,0 g
minyak kelapa sawit 116 g 1000,0 kcal 0,0 g
bayam segar 440 g 163,0 kcal 32,1 g
garam 3g 0,0 kcal 0,0 g
sayur sop 240 g 249,5 kcal 25,2 g
garam 3g 0,0 kcal 0,0 g
telur ayam 770 g 1194,4 kcal 8,5 g
garam 7g 0,0 kcal 0,0 g
minyak kelapa sawit 684 g 5896,7 kcal 0,0 g
kerupuk aci 420 g 1600,1 kcal 383,5 g
minyak kelapa sawit 4g 34,5 kcal 0,0 g
tahu 350 g 266,0 kcal 6,7 g
tempeh. soybean 175 g 348,4 kcal 29,8 g
ikan segar 280 g 274,4 kcal 0,0 g
nanas 140 g 68,6 kcal 17,4 g
jeruk manis 140 g 65,9 kcal 16,5 g
gula pasir 105 g 406,3 kcal 104,9 g
roti tawar 665 g 1821,4 kcal 345,1 g
kue pia kac. ijo 180 g 408,7 kcal 94,0 g
teh 84 g 42,0 kcal 8,4 g
teh 21 g 10,5 kcal 2,1 g
gula pasir 11 g 42,6 kcal 11,0 g
water 7000 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 15922,6 kcal (100 %), carbohydrate 1532,8 g (100 %)

==================================================================
Result
==================================================================
Nutrient analysed recommended percentage
value value/day fulfillment
___________________________________________________________________________
energy 2274,7 kcal 2294,5 kcal 99 %
price 5151,9 cent - -
protein 49,2 g(9%) 63,0 g(12 %) 78 %
fat 138,2 g - -
carbohydr. 219,0 g - -
dietary fiber 10,4 g - -
minerals 0,0 g - -
org. acids 0,0 g - -
alcohol 0,0 g - -
Vit. A 6513,5 µg 1000,0 µg 651 %
retinol 222,8 µg - -
carotene 0,0 mg - -
Vit. D 5,5 µg 5,0 µg 110 %
Vit. E (eq.) 7,5 mg 10,0 mg 75 %
Vit. E 0,0 mg - -
Vit. K 0,0 µg 80,0 µg 0%
Vit. B1 0,6 mg 1,2 mg 46 %
Vit. B2 1,0 mg 1,4 mg 74 %
niacine 4,9 mg - -
niacineequiv. 0,0 mg 15,0 mg 0%
pantoth. acid 3,6 mg - -
Vit. B6 0,9 mg 2,0 mg 46 %
biotine 0,0 µg - -
folic acid eq. 13,0 µg 200,0 µg 7%
tot. fol.acid 228,3 µg - -
free fol.acid 0,0 µg - -
Vit. B12 2,0 µg 2,0 µg 101 %
Vit. C 43,9 mg 60,0 mg 73 %
sodium 1616,9 mg - -
potassium 1441,7 mg - -
calcium 374,4 mg 800,0 mg 47 %
magnesium 249,4 mg 350,0 mg 71 %
phosphorus 651,1 mg 800,0 mg 81 %
sulfur 0,0 mg - -
chlorine 0,0 mg - -
iron 9,9 mg 10,0 mg 99 %
zinc 4,9 mg 15,0 mg 33 %
copper 0,8 mg - -
manganese 4,2 mg - -
fluorine 0,0 µg - -
iodine 0,0 µg 150,0 µg 0%
mannit 0,0 g - -
sorbit 25,0 g - -
xylit 0,0 g - -
all sug.alco. 0,0 g - -
glucose 0,0 g - -
fructose 0,0 g - -
galactose 0,0 g - -
monosaccha. 0,0 g - -
sucrose 28,6 g - -
maltose 0,0 g - -
lactose 0,0 g - -
disacch. 0,0 g - -
o-sac. resorb. 0,0 g - -
o-sac. n. res. 0,0 g - -
glycogen 0,0 g - -
starch 0,0 g - -
polysacch. 0,0 g - -
poly-pentoses 0,0 g - -
poly-hexoses 0,0 g - -
poly-uro.acid 0,0 g - -
cellulose 0,0 g - -
lignin 0,0 g - -
waters. DF 0,0 g - -
w.uns. DF 0,0 g - -
isoleucine 2,1 g - -
leucine 3,5 g - -
lysine 2,6 g - -
methionine 1,1 g - -
cysteine 0,8 g - -
phenylalanine 2,2 g - -
tyrosine 1,5 g - -
threonine 1,8 g - -
tryptophane 0,5 g - -
valine 2,4 g - -
arginine 2,6 g - -
histidine 1,1 g - -
essent. AA 0,0 g - -
alanine 0,0 g - -
aspar. acid 0,0 g - -
glutamic acid 0,0 g - -
glycine 0,0 g - -
proline 0,0 g - -
serine 0,0 g - -
non ess. AA 0,0 g - -
veget. protein 0,0 g - -
uric acid 0,0 mg - -
purine N 0,0 mg - -
butyric C4,0 0,0 g - -
capronic C6,0 0,0 g - -
caprylic C8,0 0,0 g - -
caprinic C10,0 0,0 g - -
lauric C12,0 0,0 g - -
myristic C14,0 0,0 g - -
pentadec C15,0 0,0 g - -
palmitic C16,0 0,0 g - -
margari C17,0 0,0 g - -
stearic C18,0 0,0 g - -
arachin C20,0 0,0 g - -
behenic C22,0 0,0 g - -
lignocer C24,0 0,0 g - -
sat. FA 100,8 g - -
tetradec C14,1 0,0 g - -
pentadec C15,1 0,0 g - -
palmitol C16,1 0,0 g - -
heptadec C17,1 0,0 g - -
oleic C18,1 0,0 g - -
eicosen. C20,1 0,0 g - -
erucaic C22,1 0,0 g - -
selachol C24,1 0,0 g - -
m.uns.f.acids 20,0 g - -
hexadeca C16,2 0,0 g - -
hexadeca C16,4 0,0 g - -
linolic C18,2 0,0 g - -
linoleni C18,3 0,0 g - -
stearido C18,4 0,0 g - -
nonadeca C19,3 0,0 g - -
eicosadi C20,2 0,0 g - -
eicosatr C20,3 0,0 g - -
arachido C20,4 0,0 g - -
eicosape C20,5 0,0 g - -
docosadi C22,2 0,0 g - -
docosatr C22,3 0,0 g - -
docosate C22,4 0,0 g - -
docosape C22,5 0,0 g - -
docosahe C22,6 0,0 g - -
PUFA 6,1 g - -
short FA 0,0 g - -
middle FA 0,0 g - -
long FA 0,0 g - -
glycer+lipoid. 0,0 g - -
cholesterol 489,8 mg - -
bread units 0,0 BE - -
NaCl 0,0 g - -
animal calorie 212,0 g - -
animal protein 23,6 g - -
MFP-protein 17,6 g - -
phytic acid 735,8 mg - -
MFP iron 0,3 mg - -
LAMPIRAN 2. ANALISIS ZAT GIZI MAKANAN DI RS

==================================================================
Analysis of the diet pla
==================================================================
Food Amount energy carbohydr.
___________________________________________________________________________

bubur nasi 45 g 32,8 kcal 7,2 g


telur ayam 18 g 27,9 kcal 0,2 g
teh 3g 1,5 kcal 0,3 g
gula pasir 15 g 58,0 kcal 15,0 g
water 2000 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 120,3 kcal (100 %), carbohydrate 22,7 g (100 %)

==================================================================
Result
==================================================================
Nutrient analysed recommended percentage
value value/day fulfillment
___________________________________________________________________________
energy 120,3 kcal 2892,0 kcal 4%
price 688,5 cent - -
protein 2,9 g(10%) 63,0 g(12 %) 5%
fat 2,0 g - -
carbohydr. 22,7 g - -
dietary fiber 0,1 g - -
minerals 0,0 g - -
org. acids 0,0 g - -
alcohol 0,0 g - -
Vit. A 34,2 µg 1000,0 µg 3%
retinol 34,2 µg - -
carotene 0,0 mg - -
Vit. D 0,2 µg 5,0 µg 4%
Vit. E (eq.) 0,4 mg 10,0 mg 4%
Vit. E 0,0 mg - -
Vit. K 0,0 µg 80,0 µg 0%
Vit. B1 0,0 mg 1,5 mg 1%
Vit. B2 0,1 mg 1,7 mg 6%
niacine 0,1 mg - -
niacineequiv. 0,0 mg 19,0 mg 0%
pantoth. acid 0,4 mg - -
Vit. B6 0,0 mg 2,0 mg 2%
biotine 0,0 µg - -
folic acid eq. 0,0 µg 200,0 µg 0%
tot. fol.acid 8,4 µg - -
free fol.acid 0,0 µg - -
Vit. B12 0,2 µg 2,0 µg 10 %
Vit. C 0,0 mg 60,0 mg 0%
sodium 27,0 mg - -
potassium 60,2 mg - -
calcium 13,0 mg 800,0 mg 2%
magnesium 8,0 mg 350,0 mg 2%
phosphorus 42,2 mg 800,0 mg 5%
sulfur 0,0 mg - -
chlorine 0,0 mg - -
iron 0,3 mg 10,0 mg 3%
zinc 0,3 mg 15,0 mg 2%
copper 0,0 mg - -
manganese 0,4 mg - -
fluorine 0,0 µg - -
iodine 0,0 µg 150,0 µg 0%
mannit 0,0 g - -
sorbit 0,0 g - -
xylit 0,0 g - -
all sug.alco. 0,0 g - -
glucose 0,0 g - -
fructose 0,0 g - -
galactose 0,0 g - -
monosaccha. 0,0 g - -
sucrose 14,6 g - -
maltose 0,0 g - -
lactose 0,0 g - -
disacch. 0,0 g - -
o-sac. resorb. 0,0 g - -
o-sac. n. res. 0,0 g - -
glycogen 0,0 g - -
starch 0,0 g - -
polysacch. 0,0 g - -
poly-pentoses 0,0 g - -
poly-hexoses 0,0 g - -
poly-uro.acid 0,0 g - -
cellulose 0,0 g - -
lignin 0,0 g - -
waters. DF 0,0 g - -
w.uns. DF 0,0 g - -
isoleucine 0,1 g - -
leucine 0,2 g - -
lysine 0,2 g - -
methionine 0,1 g - -
cysteine 0,1 g - -
phenylalanine 0,2 g - -
tyrosine 0,1 g - -
threonine 0,1 g - -
tryptophane 0,0 g - -
valine 0,2 g - -
arginine 0,2 g - -
histidine 0,1 g - -
essent. AA 0,0 g - -
alanine 0,0 g - -
aspar. acid 0,0 g - -
glutamic acid 0,0 g - -
glycine 0,0 g - -
proline 0,0 g - -
serine 0,0 g - -
non ess. AA 0,0 g - -
veget. protein 0,0 g - -
uric acid 0,0 mg - -
purine N 0,0 mg - -
butyric C4,0 0,0 g - -
capronic C6,0 0,0 g - -
caprylic C8,0 0,0 g - -
caprinic C10,0 0,0 g - -
lauric C12,0 0,0 g - -
myristic C14,0 0,0 g - -
pentadec C15,0 0,0 g - -
palmitic C16,0 0,0 g - -
margari C17,0 0,0 g - -
stearic C18,0 0,0 g - -
arachin C20,0 0,0 g - -
behenic C22,0 0,0 g - -
lignocer C24,0 0,0 g - -
sat. FA 0,6 g - -
tetradec C14,1 0,0 g - -
pentadec C15,1 0,0 g - -
palmitol C16,1 0,0 g - -
heptadec C17,1 0,0 g - -
oleic C18,1 0,0 g - -
eicosen. C20,1 0,0 g - -
erucaic C22,1 0,0 g - -
selachol C24,1 0,0 g - -
m.uns.f.acids 0,8 g - -
hexadeca C16,2 0,0 g - -
hexadeca C16,4 0,0 g - -
linolic C18,2 0,0 g - -
linoleni C18,3 0,0 g - -
stearido C18,4 0,0 g - -
nonadeca C19,3 0,0 g - -
eicosadi C20,2 0,0 g - -
eicosatr C20,3 0,0 g - -
arachido C20,4 0,0 g - -
eicosape C20,5 0,0 g - -
docosadi C22,2 0,0 g - -
docosatr C22,3 0,0 g - -
docosate C22,4 0,0 g - -
docosape C22,5 0,0 g - -
docosahe C22,6 0,0 g - -
PUFA 0,3 g - -
short FA 0,0 g - -
middle FA 0,0 g - -
long FA 0,0 g - -
glycer+lipoid. 0,0 g - -
cholesterol 76,3 mg - -
bread units 0,0 BE - -
NaCl 0,0 g - -
animal calorie 27,9 g - -
animal protein 2,3 g - -
MFP-protein 9,0 g - -
phytic acid 32,0 mg - -
MFP iron 0,0 mg - -
LAMPIRAN 3. ESTIMASI KEBUTUHAN GIZI TN.A

IMT Tn.A = BB/TB2

= 92,2 kg/ (1,71)2

=
92,2/2,9241

= 31,53 kg/m2 --> Obesitas

BBI Rumus Brocca = (TB-100) x 90 %

= (171-100) x 90 %

= 71 x 90 %

= 63,9 kg

Rumus Harris Bennedict

BMR = 66,5 + (13,7BBI) + 5TB – 6,8U

= 66,5 + (13,7 x 63,9) + 5 x 171 – 6,8 x 40

= 66,5 + 875,43 + 855– 272

= 1524,93 kkal

= 1525 kkal

Kebutuhan Energi Total = BMR x Aktifitas Fisik x Faktor Stress

= 1525 kkal x 1,1 x 1,4

= 2345,5 kkal

= 2345 kkal

Kebutuhan Makronutrien

1. Kebutuhan Estimasi Asupan Karbohidrat

KH = [(55 % x 2345 kkal) : 4]

= 322,43 gram
2. Kebutuhan Estimasi Asupan Protein

P = [( 20 % x 2345 kkal) : 4]

= 117,25 gram

3. Kebutuhan Estimasi Asupan Lemak

L = [(25% x 2345 kkal) : 9]

= 65,1 gram

4. Kebutuhan Estimasi Asupan Serat

63,9
Serat = ( 62 x 38)

= 39,1 gram

Kebutuhan mikronutrien

1. Kebutuhan Estimasi Asupan Vitamin A


63,9
Vitamin A =( 62 x 600)

= 618 mcg
2. Kebutuhan Estimasi Asupan Vitamin D
63,9
Vitamin D =( 62 x 15)

= 15,45 mcg
3. Kebutuhan Estimasi Asupan Vitamin E
63,9
Vitamin E = ( 62 X 15)

= 15,45 mg
4. Kebutuhan Estimasi Asupan Vitamin K
63,9
Vitamin K =( x 65)
62

= 66,95 mcg
5. Kebutuhan Estimasi Asupan Vitamin C
63,9
Vitamin C =( 62 x 90)

= 92,7 mg
6. Kebutuhan Estimasi Asupan Vitamin B1
63,9
Vitamin B1 = ( 62 X 1,3)
= 0,1092 mg
7. Kebutuhan Estimasi Asupan Vitamin B2
63,9
Vitamin B2 = ( 62 X 1,6)

= 1,339 mg
8. Kebutuhan Estimasi Asupan Vitamin B3
63,9
Vitamin B3 = ( 62 X 14 )

= 14,42 mg
9. Kebutuhan Estimasi Asupan Vitamin B5
63,9
Vitamin B5 = ( 62 X 5)

= 5,15 mg
10. Kebutuhan Estimasi Asupan Vitamin B6
63,9
Vitamin B6 = ( 62 X 1,3)

= 1,339 mg
11. Kebutuhan Estimasi Asupan Vitamin Biotin
63,9
Vitamin B7 = ( 62 X 30)

= 30,9 mg
12. Kebutuhan Estimasi Asupan Vitamin B9
63,9
Vitamin B9 = ( 62 X 400)

= 412 mg
13. Kebutuhan Estimasi Asupan Vitamin B12
63,9
Vitamin B12 = ( 62 X 2,4)

= 2,472 mg
14. Kebutuhan Estimasi Asupan Ca
63,9
Ca =( 62 x 1000)

= 1030 mg
15. Kebutuhan Estimasi Asupan Fe
63,9
Fe =( 62 x 13)

= 13,39 mg
16. Kebutuhan Estimasi Asupan Mg
63,9
Mg =( 62 x 350)
= 360,5 mg
17. Kebutuhan Estimasi Asupan I
63,9
I =( 62 x 150)

= 154,5 mcg
18. Kebutuhan Estimasi Asupan Zn
63,9
Zn =( 62 x 13)

= 13,39 mg
19. Kebutuhan Estimasi Asupan Kalium
63,9
K =( 62 x 4700)

= 4841 mg
20. Kebutuhan Estimasi Asupan Selenium
63,9
Se = ( 62 x 30)

= 30,9 mg
21. Kebutuhan Estimasi Asupan Fosfor
63,9
P = ( 62 x 700)

= 721 mg
22. Kebutuhan Estimasi Asupan Natrium
63,9
Na = ( 62 x 1500)

= 1545 mg
23. Kebutuhan Estimasi Asupan Air
63,9
Air =( 62 x 2600)

= 2184 ml
LAMPIRAN 4. ANALISIS ZAT GIZI REKOMENDASI MENU SEHARI TN.A

==================================================================
Analysis of the diet pla
==================================================================
Food Amount energy carbohydr.
___________________________________________________________________________

nasi tim 200 g 234,2 kcal 51,4 g


telur ayam 55 g 85,3 kcal 0,6 g
kacang merah 20 g 67,0 kcal 12,0 g
buncis mentah 50 g 17,4 kcal 4,0 g
minyak kelapa sawit 15 g 129,3 kcal 0,0 g
bread. crispy french or crumbs 25 g 102,8 kcal 19,5 g
jus papaya 150 g 72,1 kcal 18,6 g
tepung susu skim 20 g 73,6 kcal 10,3 g
nasi tim 200 g 260,0 kcal 57,2 g
udang segar 40 g 31,6 kcal 0,0 g
tahu 110 g 83,6 kcal 2,1 g
kool merah / putih mentah 20 g 4,4 kcal 0,9 g
carrot. red 20 g 7,8 kcal 1,8 g
kembang kool mentah 20 g 5,0 kcal 1,1 g
telur ayam 20 g 31,0 kcal 0,2 g
minyak kelapa sawit 15 g 129,3 kcal 0,0 g
kacang kapri mentah 5g 4,2 kcal 0,8 g
jus jeruk peras 150 g 124,4 kcal 32,7 g
roti manis 35 g 99,7 kcal 19,8 g
margarine 10 g 71,6 kcal 0,0 g
jus melon 150 g 70,6 kcal 18,2 g
nasi tim 200 g 234,2 kcal 51,4 g
daging ayam bagian sayap 50 g 74,0 kcal 0,0 g
tempeh. soybean 50 g 99,5 kcal 8,5 g
tumis sawi 50 g 14,0 kcal 0,8 g
pisang ambon 85 g 78,2 kcal 19,9 g
minyak kelapa sawit 15 g 129,3 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 2334,4 kcal (100 %), carbohydrate 331,7 g (100 %)

==================================================================
Result
==================================================================
Nutrient analysed recommended percentage
value value/day fulfillment
___________________________________________________________________________
energy 2334,4 kcal 2294,5 kcal 102 %
price 4217,5 cent - -
protein 77,4 g(13%) 63,0 g(12 %) 123 %
fat 81,5 g - -
carbohydr. 331,7 g - -
dietary fiber 17,3 g - -
minerals 0,0 g - -
org. acids 0,0 g - -
alcohol 0,0 g - -
Vit. A 2759,6 µg 1000,0 µg 276 %
retinol 175,1 µg - -
carotene 0,0 mg - -
Vit. D 2,0 µg 5,0 µg 39 %
Vit. E (eq.) 5,5 mg 10,0 mg 55 %
Vit. E 0,0 mg - -
Vit. K 0,0 µg 80,0 µg 0%
Vit. B1 0,8 mg 1,2 mg 66 %
Vit. B2 1,3 mg 1,4 mg 93 %
niacine 7,4 mg - -
niacineequiv. 0,0 mg 15,0 mg 0%
pantoth. acid 5,8 mg - -
Vit. B6 1,6 mg 2,0 mg 81 %
biotine 0,0 µg - -
folic acid eq. 40,2 µg 200,0 µg 20 %
tot. fol.acid 252,6 µg - -
free fol.acid 0,0 µg - -
Vit. B12 2,4 µg 2,0 µg 118 %
Vit. C 94,3 mg 60,0 mg 157 %
sodium 513,0 mg - -
potassium 1988,8 mg - -
calcium 615,2 mg 800,0 mg 77 %
magnesium 374,7 mg 350,0 mg 107 %
phosphorus 934,7 mg 800,0 mg 117 %
sulfur 0,0 mg - -
chlorine 0,0 mg - -
iron 14,4 mg 10,0 mg 144 %
zinc 8,8 mg 15,0 mg 58 %
copper 1,0 mg - -
manganese 3,7 mg - -
fluorine 0,0 µg - -
iodine 0,0 µg 150,0 µg 0%
mannit 25,0 g - -
sorbit 50,0 g - -
xylit 0,0 g - -
all sug.alco. 0,0 g - -
glucose 0,0 g - -
fructose 20,0 g - -
galactose 0,0 g - -
monosaccha. 10,0 g - -
sucrose 71,8 g - -
maltose 0,0 g - -
lactose 0,0 g - -
disacch. 0,0 g - -
o-sac. resorb. 0,0 g - -
o-sac. n. res. 0,0 g - -
glycogen 0,0 g - -
starch 0,0 g - -
polysacch. 0,0 g - -
poly-pentoses 0,0 g - -
poly-hexoses 0,0 g - -
poly-uro.acid 0,0 g - -
cellulose 0,0 g - -
lignin 0,0 g - -
waters. DF 0,0 g - -
w.uns. DF 0,0 g - -
isoleucine 3,1 g - -
leucine 5,1 g - -
lysine 4,1 g - -
methionine 1,4 g - -
cysteine 1,0 g - -
phenylalanine 3,1 g - -
tyrosine 2,2 g - -
threonine 2,6 g - -
tryptophane 0,8 g - -
valine 3,5 g - -
arginine 4,2 g - -
histidine 1,6 g - -
essent. AA 0,0 g - -
alanine 0,0 g - -
aspar. acid 0,0 g - -
glutamic acid 0,0 g - -
glycine 0,0 g - -
proline 0,0 g - -
serine 0,0 g - -
non ess. AA 0,0 g - -
veget. protein 0,0 g - -
uric acid 0,0 mg - -
purine N 0,0 mg - -
butyric C4,0 0,0 g - -
capronic C6,0 0,0 g - -
caprylic C8,0 0,0 g - -
caprinic C10,0 0,0 g - -
lauric C12,0 0,0 g - -
myristic C14,0 0,0 g - -
pentadec C15,0 0,0 g - -
palmitic C16,0 0,0 g - -
margari C17,0 0,0 g - -
stearic C18,0 0,0 g - -
arachin C20,0 0,0 g - -
behenic C22,0 0,0 g - -
lignocer C24,0 0,0 g - -
sat. FA 43,6 g - -
tetradec C14,1 0,0 g - -
pentadec C15,1 0,0 g - -
palmitol C16,1 0,0 g - -
heptadec C17,1 0,0 g - -
oleic C18,1 0,0 g - -
eicosen. C20,1 0,0 g - -
erucaic C22,1 0,0 g - -
selachol C24,1 0,0 g - -
m.uns.f.acids 12,4 g - -
hexadeca C16,2 0,0 g - -
hexadeca C16,4 0,0 g - -
linolic C18,2 0,0 g - -
linoleni C18,3 0,0 g - -
stearido C18,4 0,0 g - -
nonadeca C19,3 0,0 g - -
eicosadi C20,2 0,0 g - -
eicosatr C20,3 0,0 g - -
arachido C20,4 0,0 g - -
eicosape C20,5 0,0 g - -
docosadi C22,2 0,0 g - -
docosatr C22,3 0,0 g - -
docosate C22,4 0,0 g - -
docosape C22,5 0,0 g - -
docosahe C22,6 0,0 g - -
PUFA 7,1 g - -
short FA 0,0 g - -
middle FA 0,0 g - -
long FA 0,0 g - -
glycer+lipoid. 0,0 g - -
cholesterol 405,1 mg - -
bread units 0,0 BE - -
NaCl 0,0 g - -
animal calorie 465,0 g - -
animal protein 36,0 g - -
MFP-protein 27,7 g - -
phytic acid 1722,9 mg - -
MFP iron 1,4 mg - -
LAMPIRAN 5. MEDIA KONSELING (LEAFLET)

Anda mungkin juga menyukai