Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Aisya Amalia
P07131121004
2022/2023
KASUS
Tuan S (34 th) memiliki tinggi badan 157cm masuk RS dengan keluhan nyeri pada bagian perut
kanan atas dan diare selama lebih 2 bulan. Perut Tn S juga semakin membesar sejak 1 bulan lalu serta
BAK yang berwarna seperti teh. Tn S kemudian didiagnosis hepatomegali dan diare kronis oleh dokter.
Tn S juga mengalami penurunan berat badan selama 3 bulan semenjak keluhan sakit tersebut.
Sebelum sakit, BB pasien dapat mencapai 60 kg. Setelah mengeluh sakit, menjadi 41,9kg. Pada perut
dan kaki Tn S juga ditemukan ascites dan odema. Pada pemeriksaan selanjutnya Tn S didiagnosis sirosis
hepatis oleh dokter. Hasil laboratorium Tn S menunjukkan Hb 8,1 g/dL, hematokrit 25%, leukosit 11,2
ribu/uL, trombosit 345 µl, albumin 2,2 g/dl, SGOT 53 U/L, SGPT 19 U/L. Bilirubin total 0,90 mg/dL,
bilirubin direk 0,60 mg/dL, bilirubin indirek 17 mg/dL, natrium darah 130 mmol/L. Tekanan darah Tn S
110/80 mmHg, nadi 72x/menit, RR 28x/menit, dan suhu 37ᵒc.
Kebiasaan Tn S sebelum sakit adalah makan 2x sehari 2 centong. Selain itu mengkonsumsi mie
instan 1 bungkus seminggu sekali. Selain nasi, Tn S juga sering mengkonsumsi singkong rebus 1 potong
sedang 1x/minggu. Sayuran yang sering dikonsumsi berbentuk tumisan, kuah bening, dan sesekali
bersantan sehari 1x. Contoh sayuran yang dikonsumsi seperti ca sawi, ca kangkung, soto, bening bayam,
sayur lodeh. Sayur biasa dikonsumsi 2 centong sayur tiap kali makan. Lauk yang biasa dikonsumsi
adalah telur sehari sekali, tahu 1 potong 5x/minggu dan tempe 2 potong 5x/minggu. Tn S tidak pernah
mengkonsumsi ayam atau sapi karena keterbatasan ekonomi, maksimal sebagai campuran dalam soto. Tn
S juga sering mengkonsumsi pisang, pepaya. Tn S juga biasa minum teh manis hangat pagi hari dengan 3
sdm gula. Sebelum menikah, Tn S adalah peminum alkohol dengan frekuensi minum 2-3x/minggu dan
sekali minum dapat menghabiskan 1-2 botol.
Nafsu makan Tn S menurun selama sakit karena merasa tidak nyaman dengan kondisi perutnya
yang membesar. Tn S merasa mual, cepat kenyang, nyeri perut, dan sebah. Sebelum masuk RS, Tn S
makan 2x sehari dengan nasi 3 sdm, sayur sawi ¼ gelas, sayur bening bayam ¼ gelas, dan tahu goreng 1
potong kecil.
Tn S dan istri tinggal bersama dengan 1 orang anak. Tn S merupakan lulusan SMP dan istri
lulusan SMA. Keduanya menunjukkan minat terhadap keterangan apapun dari tenaga kesehatan agar Tn.
S cepat sembuh.
A. SKRINING
MUST TOOL
Nama : Tn S
Usia : 34 tahun
BB/TB : 41,9 kg/157 cm
BMI : 17 kg/𝑚2
Diagnosa medis : Sirosis hati
1. BMI (kg/𝑚2) < 18,5 2
2. Presentase penurunan BB secara tidak sengaja
(3-6 bulan yang lalu) > 10% 2
3. Pasien menderita penyakit berat/asupan makan tidak adekuat
> 5 hari. Ya 2
B. ASSESMENT
● BIODATA
Nama : Tn S
Usia : 34 tahun
BB/TB : 41,9 kg/157 cm
BMI : 17 kg/𝑚2
Diagnosa medis : Sirosis hati
● Antropometri
BB : 41,9 kg
TB : 157 cm
BBI : (157 - 100) - 10%( - 10%) = (57-5,7)kg = 51,3 kg
41,9
IMT : BB(kg)/TB (𝑚2) = 1.57𝑥1.57 = 17𝑘𝑔/𝑚2
Keseimpulan : Kekurangan berat badan tingkat berat
Hasil Lab./Biokimia
a. Normal :
b. Bermasalah : Hb 8,1 g/dL, hematokrit 25%, leukosit 11,2 ribu/uL, trombosit 345 µl, albumin
2,2 g/dl, SGOT 53 U/L, SGPT 19 U/L. Bilirubin total 0,90 mg/dL, bilirubin direk 0,60 mg/dL,
bilirubin indirek 17 mg/dL, natrium darah 130 mmol/L. Tekanan darah 110/80 mmHg, nadi
72x/menit, RR 28x/menit, dan suhu 37ᵒc.
Kesimpulan : Dari data biokimia Tn. S memiliki nilai SGOT, Bilirubin direk dan bilirubin indirek serta
leukosit yang tinggi, sementara Tn. S mengalami anemia zat gizi.
C. BIOKIMIA
Kesimpulan : Dari data biokimia Tn. S memiliki nilai SGOT, Bilirubin direk, bilirubin indirek, serta
leukosit yang tinggi, sementara Tn. S mengalami anemia zat gizi.
D. FISIK-KLINIS
- Klinis
Tekanan darah 110/80 mmHg (N 140/90 mmHg) : Normal
Nadi 72x/menit (N 60-100 x/menit) : Normal
RR 28x/menit (N 20-30 x/menit) : Normal
Suhu 37ᵒc. (N 36-37ᵒc) : Norma
Perut membesar, mual, cepat kenyang, nyeri perut, sebah, RR 28x/menit
Kesimpulan : Tn. S memiliki kecepatan pernapasan yang tinggi, sedangkan tekanandarah denyut
nadinya dan suhu tubuhnya normal.
- Fisik
Keadaan umum : Mual, cepat kenyang, nyeri perut, dan sebah
Kesadaran : Compos Mentis (CM) = Kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat
menjawab pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
E. DIETARY HISTORY ATAU RIWAYAT PERSONAL
- Riwayat Penyakit : Sirosis hati
- Riwayat Gizi Dahulu : peminum alkohol dengan frekuensi minum 2-3x/minggu
dan sekali minum dapat menghabiskan 1-2 botol, jarang mengkonsumsi protein hewani, setiap hari
minum teh manis dgn gula 3sdm, dan belum perah mendapat konseling gizi.
- Kebiasaan makan utama : 2x/hari
- Kebiasaan makan selingan/ngemil : sering mengonsumsi pisang dan papaya, serta minum teh
manis dgn gula 3sdm
- Alergi :-
- Pola makan : teratur
- Bentuk makanan sebelum masuk RS : Nasi
Kesimpulan : Tn. S memiliki riwayat konsumsi alcohol dan kurang mengonsumsi sumber protein
- Asupan sebelum masuk RS : Makan 2x sehari dengan nasi 3 sdm, sayur sawi ¼
gelas, sayur bening bayam ¼ gelas, dan tahu goreng 1 potong kecil.
- Nafsu makan : Nafsu makan Tn S menurun selama sakit karena
merasa tidak nyaman dengan kondisi perutnya yang membesar.
- Riwayat Gizi Sekarang : Menunjukkan minat terhadap keterangan apapun dari
tenaga kesehatan termasuk ahli gizi agar Tn. S cepat sembuh.
- Gangguan Gastrointestional : Mual, cepat kenyang, nyeri perut, dan sebah.
- Diet melalui oral frekuensi 3 kali makan utama, 2 kali makan selingan.
F. DIAGNOSA
- Domain Intake : Inadequate energy intake (NI-1.2) berkaitan dengan penurunan nafsu
makan ditandai dengan pemenuhan asupan energy hanya mencapai 19,3%
- Domain Klinik : Altered GI function (NC-1.4) berkaitan gangguan fungsi organ hati
ditandai dengan rasa mual, cepat kenyang, nyeri perut, sebah, odem, asites dan penurunan berat
badan.
- Altered nutrition related laboratory value (NC-2.2) berkaitan dengan gangguan fungsi hati ditandai
dengan Kadar serum natrium 130 mmol/L (rendah), ALT 19 u/L (tinggi), bilirubin direk 0,6
mg/dl, bilirubin indirek 17mg/dL (tinggi), hemoglobin 8,1 mg/dL (rendah), hematocrit 25%
(rendah), albumin 2,2 g/dL (rendah), warna urin seperti teh, leukosit 11.200 uL (tinggi).
- Behaviour : NB 1.1 Kurangnya pengetahuan terkait makanan dan zat
gizi NB 1.4 Kurang dapat menjaga/menitoring diri sendiri
G. INTERVENSI
Tujuan Diet :
a. Meningkatkan regenerasi jarinagan hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut dan meningkatkan
fungsi jaringan hati yang tersisa.
b. Mencegah katabolisme protein.
c. Mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan bila kurang.
d. Mencegah atau mengurangi asites, varises esophagus, dan hipertensi portal.
e. Mencegah koma hepatic
f. Mengubah perilaku dan kebiasaan makan serta diberikan makanan yang dapat memenuhi selera
pasien tanpa mengenyampingkan terapi diet pasien.
Jenis Diet :
Menu diet hati 2 diberikan pada penderita yang telah melewati fase akut. Umumnya nafsu
makannya sudah membaik, tetapi fungsi hati belum normal. Oleh karena itu, jumlah protein yang
diberikan harus dibatasi 1 g/kg BB (kurang lebih 10 gr/hari) dan lemak sedang (20 % dari
kebutuhan energi total). Melihat keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk cincang atau
lunak.
Bila ada aites dan diuresis belum sempurna diet mengikuti pola diet garam rendah 1,
pemberian cairan maksimal 1 liter/hari. Untuk menambah kandungan energi selain makanan per
oral juga diberikan makanan parenteral berupa cairan glukosa. Makanan ini harus cukup
mrngandung energi, zat besi, vitamin A dan C.
Syarat Diet
- Energi diberikan sesuai kebutuhan sebesar 2.171,86 Kkal untuk mencegah pemecahan protein.
- Protein diberikan cukup pada masa akut, sebesar 41,9 gram untuk agar anabolisme protein dan
mencegah katabolisme. mengutamakan protein nabati untuk mempercepat terjadi pengeluaran
amoniak.
- Lemak diberikan cukup, sebesar 48,26 gram untukmempertahankan fungsi imun dan proses
sintesis lemak.
- Karbohidrat diberikan tinggi, sebesar 392,472 gram untuk menghemat protein, untuk
penyembuhan dan sumber energi untuk menunjang aktivitas.
- Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi. Bila perlu diberikan suplemen
vitamin B kompleks, C, dan K serta mineral Zink dan Fe.
- Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali bila ada kontraindikasi.
- Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah atau makanan biasa
sesuai kemampuan saluran cerna.
= 1. 193,33
= 2.171,86 Kkal
Protein = 1g/kg BB
= 1 x 41.9
= 41,9 gram
= 434,372 : 9
= 48,26 gram
2.171,86−601,972
= 4
1.569,888
= = 392,472 gram
4
Total Rp 9.500