Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK

PADA PASIEN Tn. SM DENGAN STROKE NON-HEMORAGIK +


DIABETES MELITUS TIPE II + ACS DI RUANG KASUARI
RSD IDAMAN KOTA BANJARBARU

OLEH:
KELOMPOK C

KUSUMA PERSADA, S.Kep AGUS RAHMAT, S.Kep


FATMAWATI, S.Kep MUHIBBAH, S.Kep
SOLIYANTI, S.Kep YUNI SUNARNI, S.Kep

PENDIDIKAN PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2019
KONSEP TEORI
ASUHAN KEPERAWATAN
 Tanggal/jam pengkajian : 06 Mei 2019 jam
10.00 wita
 Tanggal/jam MRS : 04 Mei 2019 jam
11.10 wita
Identitas Pasien
 Nama : Tn. SM
 Umur: 58 tahun
 Jenis Kelamin : Laki - laki
 Alamat : Jl. Mesjid, Pasayangan Utara, Martapura
 Pendidikan terakhir : SMP
 Suku : Banjar
 Agama : Islam
 Status Perkawinan : Kawin
 Pekerjaan: Swasta
 No.Rekam Medik : 305xxx
 Diagnosis : Stroke Non Hemoragik + DM tipe II + ACS
1. Pola Persepsi Kesehatan dan Penanganan
Kesehatan

Keadaan Umum Keluhan Utama


 Pasien sadar penuh  Pasien mengatakan
(composmentis) GCS bagian anggota
: 4, 5, 6. Bicara badan sebelah kiri (
pelo, mengeluh tangan dan kaki)
tangan dan kaki masih lemah dan
sebelah kiri masih sulit untuk
lemah dan sulit
digerakkan, bicara
untuk digerakkan.
masih sulit (pelo).
Alasan masuk rumah sakit:
 Pasien mengalami kelemahan pada anggota badan
sebelah kiri sehingga sulit untuk digerakkan yang
diawali dengan tangan dan kaki sebelah kiri
terasa kesemutan, saat makan tanpa disadari
makanan keluar dari mulut dan sendok makan
yang dipegang terlepas dari tangan pasien, TD :
140/100 mmHg, pernafasan : 24 x/menit, nadi :
84 x/menit, suhu : 36,50C, GDS : 171 mg/dl.
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit
Sekarang Dahulu Keluarga
• Pasien pernah • Pasien memiliki • Ada riwayat
masuk rumah sakit riwayat penyakit penyakit jantung
2 bulan yang lalu, jantung dan selalu dan diabetes
tepatnya tanggal 03 kontrol berobat melitus pada ibu
Maret 2019 sejak 2 bulan yang pasien.
• Pada tanggal 04 mei lalu, pasien juga
2019 jam 11.10 memiliki riwayat
wita, pasien masuk diabetes melitus,
rumah sakit lagi • hasil GDS pernah
karena pasien sampai 410 mg/dl 2
merasa kesemutan bulan yang lalu
pada kaki dan diperiksa saat
tangan sebelah kiri masuk rumah sakit.
2. Pola Nutrisi – Metabolik
Intake nutrisi sebelum sakit Intake nutrisi saat sakit
 Makanan  Makanan
Makanan seperti biasa nasi, lauk, sayur dan buah 2-3 Makan makanan yang disediakan rumah sakit namun
kali/hari dengan diet yang sesuai dan sesekali makan kue jarang bisa dihabiskan karena kurang suka. hanya mampu
roti. Makanan kesukaan pasien adalah lontong, ketupat menghabiskan ½ porsi yang disediakan karena pelo tapi
kandangan. pasien mengganti makanannya dengan makan roti

 Minuman  Minuman
Menghabiskan 3-4 botol (2 liter)/ hari dan minum teh Normal, menghabiskan 3-4 botol (2 liter)/hari, air yang
menggunakan gula diet diminum adalah air putih.
 Nafsu makan  Nafsu makan
Baik, mampu menghabiskan porsi makanan yang disediakan Cukup baik, tidak ada perubahan yang signifikan

 Muntah  Muntah
Tidak Pernah Tidak ada
 Keluhan /masalah yang mempengaruhi asupan nutrisi  Keluhan /masalah yang mempengaruhi asupan nutrisi
Makanan dibatasi sesuai diet diabetes pasien Tidak pernah habis porsi makan yang disediakan rumah
sakit karena kurang suka dengan menu makanannya.
3. Pola Eliminasi

Masalah defekasi: tidak ada


Keluhan /masalah berkemih
: tidak ada
4. Pola Aktivitas – Latihan
Mobilitas
 Sejak sakit : Berbaring ditempat tidur, meremas bola karet, belajar berjalan
 Rentang gerak : Terbatas
 Skala kekuatan otot :
5 5 5 5 4 3 3 3
5 5 5 5 4 3 3 3

 Keseimbangan dan cara jalan : Kelemahan kaki dan tangan kiri


 Bentuk tulang belakang : Normal
 Genggaman tangan/ refleks : Pada tangan sebelah kiri masih lemah
 Penggunaan tongkat/ walker/ prostese : Tidak ada, pergerakkan dibantu istri
dan anak.
5. Pola Istirahat dan Tidur

Waktu tidur:
Sebelum sakit : +/- 8 jam/hari
Saat sakit : +/- 10 jam/hari
Keluhan yang mempengaruhi tidur
: Tidak ada
6. Pola Kognitif – Persepsi

 Kemampuan mengambil keputusan : dibantu istri


dan anak-anak
 Lain-lain: Istri pasien mengatakan masih belum
memahami bagaimana proses penyakit gula darah
samai bisa menyebabkan stroke untuk
menghindari hal-hal yang memperberat penyakit
juga masih belum cukup dipahami
7. Pola Persepsi Diri – Konsep Diri
 Persepsi klien tentang penyakitnya :
pasien menyadari penyakit yang dideritanya
cukup serius dan merupakan akibat dari gaya
hidup sebelumnya yang kurang baik. Pasien
menyerahkan seluruh pengobatan yang perlu
dilakukan untuk kesembuhannya kepada
petugas kesehatan yang merawatnya.
8. Pola Seksualitas – Reproduksi

Dampak sakit terhadap seksualitas


: selama sakit tidak pernah
melakukan hubungan suami istri.
9. Pola Koping – Toleransi Stres
 Cara pengambilan keputusan klien :
setiap pengambilan keputusan dalam rumah tangga pasien selalu
berkoordinasi dengan istri dan anak-anaknya sehingga tidak ada
keputusan yang diputuskan sendiri.
 Stresor dalam 1 tahun terakhir :
saat pertama sakit 2 bulan yang lalu dan di diagnose ada penyakit
jantung.
 Koping yang biasa digunakan : sholat
 Pengobatan untuk mengatasi stress :
ngobrol dengan istri dan anak-anak atau menonton TV
 Kecemasan : cemas dengan pekerjaan yang saat ini hanya dikerjakan
istri
10. Pola Peran – Hubungan
 Peran dalam keluarga :
pasien merupakan kepala keluarga dalam rumah tangga nya. Anak
pasien ada 2 orang yang semua sudah kuliah. Pasien bekerja sebagai
pedagang di toko pakaian milik sendiri.
 Hubungan dengan orang terdekat :
Hubungan sangat baik. Saat sakit selalu dijenguk oleh keluarga dan
tetangga di dekat rumah pasien
 Interaksi dengan pasien lain :
saat dirawat pasien hanya sendiri diruang perawatan sehingga tidak
ada interaksi dengan pasien-pasien lain
11. Pola Nilai – Kepercayaan
 Persepsi klien tentang agama :
Pasien beragama Islam dan taat beribadah. Pasien meyakini bahwa beribadah yang taat dapat
mendekatkan dirinya dengan Tuhan
 Kegiatan keagamaan :
Selagi pasien sehat selalu melaksanakan sholat 5 waktu, sholat jum’at dan kegiatan – kegiatan
keagamaan lainnya karena pasien juga pengurus masjid. Sejak sakit kegiatan – kegiatan
tersebut tidak dapat sepenuhnya diikuti lagi
 Sikap terhadap nilai :
Saat ini pasien menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan dengan keadaan sakit yang dideritanya.
Pasien juga meminta anak-anak dan istrinya untuk selalu mendoakan pasien agar segera
sembuh
 Bantuan spiritual : Saat dirumah, sesekali meminta pemuka agama/ustad untuk mendoakan
kesembuhan pasien
TERAPI MEDIS
Nama Obat Rute Pemberian Dosis
Citicolin injeksi Intra Vena 2 x 1 gr

Mecobalamin injeksi Intra Vena 3 x 1 ml

Ranitidin injeksi Intra Vena 2 x 50 mg

Metformin tablet Oral 3 x 500 mg


1 x 2 mg (pagi saat
Glimeperid tablet Oral
makan)
Coucor tablet Oral 1 x 2,5 mg (pagi)

Simvastatin tablet Oral 1 x 20 mg (malam)

Isosorbide Dinidrate tablet Oral 3 x 5 mg

Piracetam Intra Vena 1 x 1 gr

Infus Normal Saline Intra Vena 20 tetes/menit


PEMERIKSAAN LABORATORIUM ( Tanggal
04 Mei 2019)
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN METODA
HEMATOLOGI
Hemoglobin 15,7 12.50 – 16.70 g/dl Colorimetric
Leukosit 7.700 4.65 - 10.3 ribu/ul Impedance
Hematokrit 46,3 42.00 - 52.00 vol% Analyze Calculates
Trombosit 158.000 150 – 356 ribu/ul Impedance
Limfosit% 26 25.0 – 40.0 % Impedance
Gula darah
171 <200 mg/dl GOD-PAP
sewaktu
GDS 2 jam PP 281 <200 mg/dl GOD-PAP
GINJAL
Ureum 26 10 – 50 mg/dl Moodif-Berhelot
Creatinin 1,15 0.7 – 1.4 mg/dl Jaffe

Cholesterol 158 130 - 200 mg/100 ml


Uric Acid 4,7 3,4 – 7,0 mg/100 ml
Triglycerida 149 < 175 mg/100 ml
HDL 41 35 - 55 mg/dl
FOTO CT – SCAN (Tanggal 07 Mei 2019)
 Dilakukan pemeriksaan head CT – Scan pada penderita
dengan klinis SNH tanpa kontras dengan hasil :
 Taka tampak soft tissue swelling
 Tabulla eksterna / interna intak
 Gyri dan sulci tak prominent
 Sistema ventrikel tak melebar
 Batas cortex medulla tegas
 Tampak lesi hypodens region parietalis aspek dextra
 Struktur medial di tengah
 Tampak kalsifikasi dipineal body et plexus choroideus
bilateral
 SPN yang tervisualisasi normolusent

 Kesan : Infark cerebri region parietalis aspek dextra dan


kalsifikasi dipineal body et plexus choroideus bilateral
ANALISIS DATA
Data
Etiologi Masalah
Objektif Subjektif

- Pasien tampak Pasien mengatakan


kesulitan turun dari
tempat tidur kesulitan untuk turun
- Pasien tampak sendiri dari tempat
kesulitan Penurunan kekuatan
menggerakkan tidur dan berjalan ke otot Hambatan mobilitas
tangan dan kaki kamar mandi bila tidak fisik
sebelah kiri
- Skala kekuatan otot : dibantu
5555 43333
5555 43333
Data
Etiologi Masalah
Objektif Subjektif

- Pasien saat diajak berbicara - Pasien mengatakan sulit Gangguan sistem saraf pusat Hambatan Komunikasi Verbal
tampak pelo berbicara, mulut dan wajah dan hambatan fisik
terasa kebas
- Pasien saat ditanya hanya
menjawab seadanya - Istri pasien mengatakan
pasien bila diajak berbicara
- Pasien tampak
hanya menjawab seadanya,
enggan/malas bila terlalu
bila makan kadang makanan
lama diajak bicara
yang ada dimulut tidak

- Hasil CT-Scan : disadari oleh pasien keluar


dengan sendirinya
Infark Cerebri region
parietalis aspek dextra dan
kalsifikasi dipineal body et
plexus choroideus bilateral
Data
Etiologi Masalah
Objektif Subjektif

Keluarga pasien banyak Istri pasien mengatakan Kurangnya informasi Defisien pengetahuan
bertanya tentang proses masih belum memahami tentang penyakit
penyakit yang dialami bagaimana proses
pasien penyakit gula darah
sampai bisa menyebabkan
stroke. Untuk menghindari
hal-hal yang memperberat
penyakit juga masih
belum cukup dipahami
Data
Etiologi Masalah
Objektif Subjektif
- Pasien tampak Pasien mengatakan masih Dengan faktor risiko Risiko jatuh
kesulitan berjalan sulit menggerakkan tangan hambatan mobilitas
dan kaki sebelah kiri dan gangguan
- Pasien tampak
sehingga kesulitan untuk keseimbangan
kesulitan
beraktivitas
menggenggam benda
menggunakan tangan
sebelah kiri

- Saat pasien berjalan


masih dibantu oleh
istri dan anak-anaknya
Data
Etiologi Masalah
Objektif Subjektif
- Kondisi umum pasien Istri pasien mengatakan saat Faktor risiko kurang Resiko ketidak stabilan
tampak lemas sakit 2 bulan yang lalu gula kepatuhan pada rencana kadar glukosa darah
darah pasien tinggi, GDS : manajemen diabetes
- Konjungtiva pucat
410 mg/dl. Sejak saat itu

- GDS : 171 mg/dl setiap kali cek gula darah


selalu turun naik karena
- Obat oral :
pasien belum bisa menjaga

Metformin tablet 3 x 500 makanannya dengan baik

mg dan terkadang lupa


meminum obat penurun gula
Glimeperid tablet 1 x 2 darahnya. Pasien merasa
mg (pagi saat makan) lemas bila glukosa darahnya
turun.
Data
Etiologi Masalah
Objektif Subjektif
Dengan faktor risiko: Risiko ketidak efektifan
Embolisme perfusi jaringan otak

(Pasien riwayat
Diabetes Mellitus, GDS
2 bulan yang lalu: 400
mg/dl, tanggal 4 Mei
2019 GDS: 171 mg/dl,
GDS 2 Jam PP: 281
mg/dl)
PRIORITAS MASALAH
1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
2. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan sistem saraf
pusat dan hambatan fisik
3. Defisien pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang
penyakit
4. Risiko jatuh dengan faktor risiko hambatan mobilitas dan gangguan
keseimbangan
5. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah dengan faktor risiko kurang
kepatuhan pada rencana manajemen diabetes
6. Risiko ketidak efektifan perfusi jaringan otak dengan faktor risiko
embolisme
RENCANA KEPERAWATAN

DX KEP NOC NIC

• Hambatan • Mobilitas • Terapi


mobilitas (0208) Latihan :
fisik • Perawatan Mobilitas
berhubungan Diri : Sendi
dengan Aktivitas (0224)
penurunan Sehari-hari • Perawatan
kekuatan (0300) Tirah Baring
otot (0740)
DX KEP NOC NIC

• Hambatan • Peningkatan
komunikasi • Komunikasi Komunikasi
verbal (0902) : Kurang
berhubungan Bicara
dengan (4976)
gangguan
sistem saraf
pusat dan
hambatan
fisik
DX KEP NOC NIC

• Defisien • Pengajaran :
pengetahuan • Proses Proses
keluarga Penyakit Penyakit
berhubungan (1803) (5602)
dengan
kurang
informasi
tentang
penyakit
DX KEP NOC NIC

• Risiko jatuh • Manajemen


dengan faktor • Kontrol Risiko Lingkungan
risiko (1902) (6480)
hambatan
mobilitas dan
gangguan
keseimbangan
DX KEP NOC NIC

• Keparahan • Manajemen
• Risiko Hiperglikemia Hiperglikemia
ketidak (2111) (2120)
stabilan
kadar
glukosa
darah
dengan
faktor risiko
kurang
kepatuhan
pada
rencana
manajemen
diabetes
DX KEP NOC NIC

• Risiko • Perfusi jaringan • Peningkatan


ketidakefektifan serebral (0406) Perfusi Serebral
perfusi jaringan • Status Neurologi (2550)
otak dengan (0909)
faktor risiko
embolisme
Implementasi Keperawatan Dan Catatan
Perkembangan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai