DOSEN PENGAMPU:
Deny Yudi Fitranti, S.Gz, M.Si.
Choirun Nissa, S.Gz, M.Gizi
A. Fahmy Arif Tsani, S, Gz, M.Sc, Dietetian
Ayu Rahadiyanti, S.Gz, MPH
Ahmad Syauqy, S.Gz, MPH, PhD
Disusun Oleh:
William Ben Gunawan
22030118140103
Kelas Ganjil
Ny. P berusia 55 tahun dan merupakan seorang petani. Ny P mengeluh ada rasa sakit pada
sendi kaki dan lutut. Selain itu Ny. P merasa lemas, pusing, nyeri perut dan susah berjalan
selama beberapa bulan terakhir. Ny. P memiliki riwayat hipertensi dan muntaber dan sebelumnya
telah dirawat beberapa kali dirawat di rumah sakit. Ny. P kemudian dibawa ke rumah sakit dan
diperiksa oleh dokter penyakit dalam. Ny. P didiagnosa terkena gout arthritis. Ny. P disarankan
untuk menjalai rawat inap. Asupan makan Ny. P sebelum masuk rumah sakit terganggu dan tidak
terdapat pantangan makanan maupun alergi terhadap bahan makanan tertentu.
Ny P merasa mengalami penurunan berat badan dalam 3 bulan terakhir. Hal ini diketahui dari
baju yang terasa longgar dan mengalami penurunan nafsu makan. Pada tanggal 13 Oktober 2017,
Ny. P memiliki berat badan 60 kg, tinggi badan 155 cm (IMT: 25 kg/m 2), LLA 33 cm (115%).
Hasil tanda vital Ny. P yaitu tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 92 kali per menit, suhu tubuh
36,2oC dan respiratory rate (RR) 20 kali per menit. Hasil pemeriksaan laboratorium Ny. P
didapatkan kadar TD sebesar 140/90 mmHg, Hb 11,2 mg/dL, eritrosit 3,68 juta/µL, hematokrit
31,6 juta/µL, PDW 9,1, kolesterol 210 mg/dL, trigliserida 327 mg/dL, dan uric acid 13,2 mg/dL.
Berdasarkan hasil wawancara dan food recall, diketahui bahwa sebelum masuk rumah sakit
Ny. P sudah mengalami penurunan nafsu makan dikarenakan nyeri kaki dan pusing yang
dirasakan. Ny. P biasa makan 3 kali sehari dengan makanan pokok nasi sebanyak 1 centong
sekali makan. Lauk yang biasa dikonsumsi yaitu ikan mujahir ½ ekor, ikan pindang ½ ekor, tahu
dan tempe masing masing 1 potong tiap kali makan. Sayur yang biasa dikonsumsi yaitu sayur
kangkung, sayur bayam dan sayuran bening yang dikonsumsi di siang hari sebanyak 2 sendok
sayur. Ny. P jarang mengkonsumsi buah-buahan karena alasan keterbatasan ekonomi. Ny. P
biasa minum air putih hanya sekitar 3 gelas per hari. Ny. P menghabiskan sarapan, makan siang
dan makan sore menu diet yang diberikan baik nasi, hewani, nabati, dan selingan. Hari kemarin
pasien mendapat menu pindang kerbau, tempe bacem, teh manis (gula 2 sdm), sedangkan makan
siang mendapat ayam opor, sambal goreng kentang dan krecek, acar kuning dengan buah
semangka. Pada malam hari pasien mendapat gulai ikan, oseng kacang panjang dan tempe.
Pasien mendappat selingan siang arem arem dan selingan malam susu rendah lemak dan
dihabiskan. Pasien tidak mengkonsumsi makanan dari luar.
SKRINING GIZI
A. Pemilihan Metode Skrining Gizi
Pertama, karena Ny. P berusia 55 tahun, terdapat risiko osteoporosis karena Ny. P
mendekati rentang usia terjadinya menopause. Penurunan berat badan mungkin disebabkan
karena penurunan densitas tulang. Berdasarkan studi komparasi yang dilakukan oleh
Crandall et al pada tahun 2014, tool skrining OST (osteoporosis self-assessment) lebih
mudah digunakan dan memiliki performa yang lebih baik dari tools lain yang lebih kompleks
(FRAX or Fracture Risk Assessment Tool; ORAI or Osteoporosis Risk Assessment
Instrument; OSIRIS or Osteoporosis Index of Risk; dan SCORE or Simple Calculated
Osteoporosis Risk Estimation), terutama pada wanita yang mengalami menopause pada usia
lebih muda (50 – 64 tahun) (Crandall et al., 2014). Komponen pada OST sangat sederhana
karena terdiri dari faktor berat badan dan usia.
Kedua, dilakukan skrining terhadap status gizi Ny. P. Karena Ny. P disarankan untuk
menjalankan rawat inap, maka skrining yang digunakan adalah NRS (Nutritional Risk
Screening) 2002 karena dinilai memberikan hasil yang lebih konsisten dibandingkan dengan
MNA-SF dan MUST (Reber et al., 2019). Penggunaan Nutritional Risk Screening (NRS-
2002) terhadap Ny. P sangat sesuai, karena NRS dilakukan terhadap pasien yang bersifat
inpatient, atau diadmisi ke rumah sakit. Skrining juga sebaiknya mudah, cepat, praktis,
ekonomis, terstandar, dan tervalidasi untuk digunakan, karena skrining harus dilakukan
dalam jangka 24 – 48 jam pertama setelah pasien diadmisi, dan dilakukan dalam interval
regular (Reber et al., 2019).
B. Pengisian Kuesioner
Form 1. Osteoporosis Self-Assessment
Risk Factors Scoring Interpretasi
Weight (kg) Score = (kg – y) x 0,2 Threshold = <2
Age (y) Karena skor Ny. P lebih kecil dari
Score = (60 – 55) x 0,2
2, maka Ny. P dikategorikan
Score = 1
berisiko osteoporosis.
C. Kesimpulan Skrining
Pemeriksaan dengan OST mendapatkan hasil bahwa skor Ny. P adalah 1 (lebih kecil dari
2), sehingga Ny. P dikategorikan berisiko osteoporosis. Hasil skrining dengan NRS 2002
mendapatkan skor 3, dimana skor ≥3 memiliki arti pasien berisiko malnutrisi dan asuhan gizi
perlu dilakukan.
ASSESSMENT GIZI
DIAGNOSIS GIZI
NI 5.6.2 Excessive Fat Intake (P) berkaitan dengan Kurangnya Pengetahuan terkait Makanan
dan Gizi tentang Jumlah Asupan Lemak yang Tepat; dan Terbatasnya Akses terhadap Pilihan
Makanan yang Sehat (E) ditandai dengan Kadar Kolesterol (210 mg/dL) dan Trigliserida (327
mg/dL) yang Tinggi; Persen Lemak Tubuh yang Tinggi (37,2%); Riwayat Diare dan Nyeri Perut;
serta Konsumsi Makanan yang Diolah dengan Penggunaan Lemak (Gulai, Pindang) (S).
NI 5.7.3 Less than Optimal Intake of Types of Proteins (P) berkaitan dengan Kurangnya
Pengetahuan terkait Makanan dan Gizi tentang Jenis Protein (Hewani, Nabati, Rendah atau
Tinggi Purin) (E) ditandai dengan Diare, Nyeri pada Perut, Kadar Asam Urat yang Tinggi (13,2
mg/dL), serta Profil Anemia seperti Hematokrit (31,6%), Hemoglobin (11,2 mg/dL), Jumlah
Eritrosit (3,68 6 juta/μL, dan PDW (9,1%) yang Rendah (S).
NC 2.2 Altered Nutrition-Related Laboratory Values (P) berkaitan dengan Pola Makan
Tinggi Lemak (E) ditandai dengan Kadar Kolesterol (210 mg/dL) dan Trigliserida (327 mg/dL)
yang Tinggi; serta Kadar Asam Urat yang Tinggi (13,2 mg/dL).
NB 2.1 Physical Inactivity (P) berkaitan dengan Cedera Fisik (E) ditandai dengan Rasa Sakit
pada Sendi Kaki dan Lutut (S).
INTERVENSI GIZI
A. Tujuan Intervensi
Tujuan utama dari intervensi untuk mempertahankan status gizi optimal, serta
menurunkan kadar asam urat dan kolesterol dalam darah; melalui pengubahan jenis
protein dan lemak pada makanan. Tujuan sekunder dari intervensi adalah untuk
menghilangkan keluhan Ny. P berupa rasa lemas, pusing, dan mencegah terjadinya onset
dari osteoporosis.
B. Implementasi Diet
1. Jenis Diet
Diet Dislipidemia Tahap II dengan Modifikasi Protein (Rendah Purin)
2. Bentuk Makanan
Makanan Biasa
3. Menu Diet (Terlampir)
4. Preskripsi Diet
a. Energi diberikan sesuai kebutuhan berdasarkan berat badan dan aktivitas fisik.
Karena tahap ini merupakan penyesuaian diet, maka diet dimulai dari 1500 kkal.
b. Protein diberikan cukup, yaitu 15% dari kebutuhan energi total. Sumber protein
hewani terutama dari ikan yang banyak mengandung omega 3, dan sumber
protein nabati dianjurkan.
c. Lemak diberikan 20% dari kebutuhan energi total. Lemak jenuh dibatasi <7%
total kebutuhan energi. Jumlah PUFA dan MUFA berkontribusi terhadap 10%
kebutuhan energi total. Lemak berlebihan dapat menghambat pengeluaran asam
urat atau purin melalui urin.
d. Karbohidrat diberikan sedang, yaitu 65% dari kebutuhan energi total.
e. Serat diberikan tinggi (25 g), terutama serat larut air yang tidak berasal dari
sayuran berdaun hijau.
f. Vitamin dan mineral diberikan cukup, terutama vitamin C, E, B9, B12, Ca, P, dan
Mg untuk memperbaiki kondisi dislipidemia, profil anemia, dan mencegah risiko
osteoporosis. Sodium diupayakan 1000 – 1200 mg untuk menjaga tekanan darah.
g. Cairan diberikan minimal 1,5L dalam sehari, dan sebisa mungkin mencapai 2L
per hari.
h. Menghindari konsumsi makanan yang tinggi lemak seperti gorengan, daging
berlemak, sosis, krim, margarin, mentega, keju, susu, es krim, kulit hewani, fast
food, dan kue-kue manis.
i. Mengindari makanan sumber kolesterol seperti jerohan, otak, kuning telur.
PEMBAHASAN KASUS
Skrining. Pertama, karena Ny. P berusia 55 tahun, terdapat risiko osteoporosis karena
Ny. P mendekati rentang usia terjadinya menopause. Penurunan berat badan mungkin
disebabkan karena penurunan densitas tulang. Berdasarkan studi komparasi yang dilakukan
oleh Crandall et al pada tahun 2014, tool skrining OST (osteoporosis self-assessment) lebih
mudah digunakan dan memiliki performa yang lebih baik dari tools lain yang lebih kompleks
(FRAX or Fracture Risk Assessment Tool; ORAI or Osteoporosis Risk Assessment
Instrument; OSIRIS or Osteoporosis Index of Risk; dan SCORE or Simple Calculated
Osteoporosis Risk Estimation), terutama pada wanita yang mengalami menopause pada usia
lebih muda (50 – 64 tahun) (Crandall et al., 2014). Komponen pada OST sangat sederhana
karena terdiri dari faktor berat badan dan usia.
Kedua, dilakukan skrining terhadap status gizi Ny. P. Karena Ny. P disarankan untuk
menjalankan rawat inap, maka skrining yang digunakan adalah NRS (Nutritional Risk
Screening) 2002 karena dinilai memberikan hasil yang lebih konsisten dibandingkan dengan
MNA-SF dan MUST (Reber et al., 2019). Penggunaan Nutritional Risk Screening (NRS-
2002) terhadap Ny. P sangat sesuai, karena NRS dilakukan terhadap pasien yang bersifat
inpatient, atau diadmisi ke rumah sakit. Skrining juga sebaiknya mudah, cepat, praktis,
ekonomis, terstandar, dan tervalidasi untuk digunakan, karena skrining harus dilakukan
dalam jangka 24 – 48 jam pertama setelah pasien diadmisi, dan dilakukan dalam interval
regular (Reber et al., 2019).
Pemeriksaan dengan OST mendapatkan hasil bahwa skor Ny. P lebih kecil dari 2,
sehingga Ny. P dikategorikan berisiko osteoporosis. Hasil skrining dengan NRS 2002
mendapatkan skor 3 (1 dari indikator severity of disease dan 2 dari nilai SQ-FFQ yang jauh
dari nilai kebutuhan normal), sehingga pasien berisiko malnutrisi dan asuhan gizi perlu
dilakukan.
Thom et al menyatakan bahwa penilaian kebutuhan individu pada wanita sehat dengan
BMI yang beragam akan mendapatkan hasil yang paling akurat dan praktis bila
menggunakan ekuasi Mifflin – St. Jeor (Thom et al., 2020).
Assessment. Berdasarkan hasil assessment CH, Ny. P memiliki keluhan penurunan nafsu
makan, riwayat hipertensi dan muntah-berak, dan sedang tidak menjalani terapi medis.
Berdasarkan assessment FH, Ny. P memiliki asupan karbohidrat, cairan, dan serat yang
rendah; asupan lemak, asam lemak jenuh, dan protein yang berlebih; sedangkan energi
mencukupi. Konsumsi vitamin dan mineral juga dikategorikan rendah secara keseluruhan,
kecuali asupan B3, B6, B12, Fe, P, Zn, Cu, dan Mn yang mencukupi. Hasil assessment AD
menyatakan bahwa terdapat penurunan BB pada Ny. P dalam 3 bulan terakhir, dan Ny. P
tergolong overweight (menurut LILA) dan pre-obese (menurut IMT). Berdasarkan BD, Ny.
P memiliki profil kolesterol yang tinggi dan profil anemia yang buruk (rendah). Berdasarkan
PD, Ny. P tergolong hipertensi tahap 1 dengan beberapa keluhan seperti lemas, sulit
berjalan, nyeri pada sendi, kaki, dan perut, serta pusing.
Diagnosis. Beberapa diagnosis yang diambil adalah NI 5.6.2 Excessive Fat Intake (P)
berkaitan dengan Kurangnya Pengetahuan terkait Makanan dan Gizi tentang Jumlah Asupan
Lemak yang Tepat; dan Terbatasnya Akses terhadap Pilihan Makanan yang Sehat (E)
ditandai dengan Kadar Kolesterol (210 mg/dL) dan Trigliserida (327 mg/dL) yang Tinggi;
Persen Lemak Tubuh yang Tinggi (37,2%); Riwayat Diare dan Nyeri Perut; serta Konsumsi
Makanan yang Diolah dengan Penggunaan Lemak (Gulai, Pindang) (S). NI 5.7.3 Less than
Optimal Intake of Types of Proteins (P) berkaitan dengan Kurangnya Pengetahuan terkait
Makanan dan Gizi tentang Jenis Protein (Hewani, Nabati, Rendah atau Tinggi Purin) (E)
ditandai dengan Diare, Nyeri pada Perut, Kadar Asam Urat yang Tinggi (13,2 mg/dL), serta
Profil Anemia seperti Hematokrit (31,6%), Hemoglobin (11,2 mg/dL), Jumlah Eritrosit
(3,68 6 juta/μL, dan PDW (9,1%) yang Rendah (S). NC 2.2 Altered Nutrition-Related
Laboratory Values (P) berkaitan dengan Pola Makan Tinggi Lemak (E) ditandai dengan
Kadar Kolesterol (210 mg/dL) dan Trigliserida (327 mg/dL) yang Tinggi; serta Kadar Asam
Urat yang Tinggi (13,2 mg/dL). NB 2.1 Physical Inactivity (P) berkaitan dengan Cedera
Fisik (E) ditandai dengan Rasa Sakit pada Sendi Kaki dan Lutut (S).
Intervensi. Tujuan utama dari intervensi untuk mempertahankan status gizi optimal, serta
menurunkan kadar asam urat dan kolesterol dalam darah; melalui pengubahan jenis protein
dan lemak pada makanan. Tujuan sekunder dari intervensi adalah untuk menghilangkan
keluhan Ny. P berupa rasa lemas, pusing, dan mencegah terjadinya onset dari osteoporosis.
Jenis diet yang diberikan adalah “Diet Dislipidemia Tahap II dengan Modifikasi Protein
(Rendah Purin)”, dengan bentuk Makanan Biasa. Edukasi dan Konseling dilakukan dengan
gaya Cognitive-Behavioral Therapy. Koordinasi dengan dokter tentang kondisi penderita
terutama perubahan hasil pemeriksaan laboratorium sebelum dan sesudah pemberian diet.
Koordinasi dengan perawat terkait kondisi tanda vital pasien dan berat badan pasien.
Monitoring – Evaluasi. Monitoring dilakukan terhadap Intake Energi dan Zat Gizi,
Antropometri, Data Laboratorium, dan Pemeriksaan Fisik Fokus Gizi (sesuai dengan
komponen diagnosis). Pemeriksaan dilakukan di akhir masa rawat inap, kecuali pada tanda
vital yang diperiksa setiap hari.
LAMPIRAN
Leaflet Asam Urat dan Kolesterol
Anjuran Menu 1500 kkal
Waktu Nama Menu Bahan Makanan Penukar URT
Makan
Pagi Nasi Nasi 1P ¾ gelas
Soto Ayam Ayam Tanpa Kulit 1P 1 potong sedang
Perkedel Kentang Bihun ¼P ¼ gelas
Pepaya Tauge ¼P ¼ gelas
Kentang ¼P ½ biji sedang
Telur ½P ½ butir
Pepaya 1P 1 potong besar
Minyak 2P 2 sendok teh
Selingan Pisang Rebus Pisang Kepok 1P 1 buah
Teh Manis Gula Pasir 1P 1 sdm
Siang Nasi Nasi 1½ P 1 gelas
Krengsengan Daging Sapi 1P 1 potong sedang
Daging
Tahu ½P ½ biji besar
Tahu Fantasi
Telur ½P ½ butir
Cah Brokoli
Brokoli 1P 1 gelas
Jeruk
Jeruk 1P 1 buah besar
Minyak 1P 1 sendok teh
Selingan Jus Melon Melon 1P 1 potong besar
Gula Pasir 1P 1 sendok makan
Malam Nasi Nasi 1½ P 1 gelas
Ikan Panggang Ikan Mujair 1P 1 ekor sedang
Bumbu Kecap
Tahu ½P ½ biji besar
Pepes Tahu
Labu Siam 1P 1 gelas
Tumis Labu Siam
Minyak 1P 1 sendok teh
Hasil Recall dan SQ-FFQ SMRS
Rata- Rata-Rata
Berat Rata Asupan
Teknik
Frekuensi Konsumsi Porsi Mentah Frek / Gram /
Nama Bahan Pengolahan
(n) Hari Hari
Makanan (Kebiasaan)
(f) (n x f)
Hari Minggu Bulan URT Berat Matang (g)
Grg Tms Rbs x/mgg x/hr x/bln x/hr grg tms rbs
Nasi Beras Putih
v 3 1 ctg 70 28 3 84 g
Giling
PROTEIN
Ikan Mujahir 1 ½ ekor sdg 20 24 1 24 g
Serapan Minyak 15% 3 1 3g
Ikan Pindang 1 ½ ekor 30 40 1 40 g
Serapan Minyak 10% 3 1 3g
Tahu 1 1 ptg sdg 40 50 1 50 g
Serapan Minyak 11% 4 1 4g
Tempe 1 1 ptg bsr 50 50 1 50 g
Serapan Minyak 10% 5 1 5g
SAYURAN
Kangkung v 1 2 sd sayur 30 30 1 30 g
Bayam v v 1 2 sd sayur 30 30 1 30 g
Wortel v 1 3 sdm 30 30 1 30 g
Kol v 1 3 sdm 30 25 1 25 g
SERBA-SERBI
Air Mineral 1 3 gelas 750 1 750 g
====================================================================
HASIL PERHITUNGAN DIET
====================================================================
Nama Makanan Jumlah Energy Carb.
____________________________________________________________________________
====================================================================
HASIL PERHITUNGAN
====================================================================
Zat Gizi Hasil Analisis Rekomendasi Persentase
Nilai Nilai/Hari Pemenuhan
_____________________________________________________________________________
Energy 661.8 kcal 1800.0 kcal 37 %
Water 800.6 g 2250.0 g 36 %
Protein 35.5 g(21%) 46.0 g(12 %) 77 %
Fat 22.7 g(30%) 65.0 g(< 30 %) 35 %
Carbohydr. 81.7 g(49%) 293.0 g(> 55 %) 28 %
Dietary Fiber 3.5 g 30.0 g 12 %
Sucrose 0.3 g - -
Sat. FA 13.5 g - -
PUFA 4.2 g 10.0 g 42 %
MUFA 3.5 g - -
Cholesterol 29.0 mg - -
Vit. A 1023.9 µg 800.0 µg 128 %
Vit. D 2.2 µg 5.0 µg 45 %
Vit. E (eq.) 2.4 mg 12.0 mg 20 %
Vit. K 62.5 µg 65.0 µg 96 %
Vit. B1 0.4 mg 1.0 mg 38 %
Niacine 8.4 mg - -
Vit. B2 0.3 mg 1.2 mg 21 %
Pantoth. Acid 1.4 mg 6.0 mg 23 %
Vit. B6 0.7 mg 1.2 mg 56 %
Tot. Fol. Acid 116.0 µg 400.0 µg 29 %
Vit. B12 1.4 µg 3.0 µg 45 %
Vit. C 29.5 mg 100.0 mg 30 %
Sodium 844.8 mg 2000.0 mg 42 %
Potassium 769.9 mg 3500.0 mg 22 %
Zinc 2.9 mg 7.0 mg 42 %
Calcium 225.9 mg 1000.0 mg 23 %
Magnesium 159.6 mg 300.0 mg 53 %
Phosphorus 407.5 mg 700.0 mg 58 %
Iron 6.4 mg 10.0 mg 64 %
Copper 0.6 mg 1.3 mg 52 %
Recall SMRS
==================================================================
HASIL PERHITUNGAN DIET
==================================================================
Nama Makanan Jumlah Energy Carb.
___________________________________________________________________________
==================================================================
HASIL PERHITUNGAN
==================================================================
Zat Gizi Hasil Analisis Rekomendasi Persentase
Nilai Nilai/Hari Pemenuhan
___________________________________________________________________________
Energy 1679.4 kcal 1800.0 kcal 93 %
Water 9.0 g 2250.0 g 0%
Protein 98.1 g(24%) 46.0 g(12 %) 213 %
Fat 44.0 g(23%) 65.0 g(< 30 %) 68 %
Carbohydr. 222.5 g(53%) 293.0 g(> 55 %) 76 %
Dietary Fiber 8.9 g 30.0 g 30 %
Sucrose 33.6 g - -
Sat. FA 20.7 g - -
PUFA 10.6 g 10.0 g 106 %
MUFA 9.1 g - -
Linoleni C18,3 0.0 g - -
Linolic C18,2 0.0 g - -
Cholesterol 144.8 mg - -
Vit. A 357.1 µg 800.0 µg 45 %
Retinol 40.9 µg - -
Vit. D 4.8 µg 5.0 µg 97 %
Vit. E (eq.) 3.9 mg 12.0 mg 32 %
Vit. K 0.0 µg 65.0 µg 0%
Vit. B1 0.9 mg 1.0 mg 90 %
Niacine 24.6 mg - -
Vit. B2 1.0 mg 1.2 mg 80 %
Pantoth. Acid 4.2 mg 6.0 mg 70 %
Vit. B6 1.6 mg 1.2 mg 137 %
Tot. Fol. Acid 102.6 µg 400.0 µg 26 %
Vit. B12 5.0 µg 3.0 µg 166 %
Vit. C 21.3 mg 100.0 mg 21 %
Sodium 255.4 mg 2000.0 mg 13 %
Potassium 1848.3 mg 3500.0 mg 53 %
Zinc 8.7 mg 7.0 mg 125 %
Manganese 3.9 mg 3.5 mg 112 %
Fluorine 0.0 µg 3.0 µg 0%
Calcium 416.3 mg 1000.0 mg 42 %
Magnesium 259.6 mg 300.0 mg 87 %
Phosphorus 1124.1 mg 700.0 mg 161 %
Iron 9.0 mg 10.0 mg 90 %
Copper 1.3 mg 1.3 mg 107 %
DAFTAR PUSTAKA
Crandall, C. J., Larson, J., Gourlay, M. L., Donaldson, M. G., LaCroix, A., Cauley, J. A.,
Wactawski-Wende, J., Gass, M. L., Robbins, J. A., Watts, N. B., & Ensrud, K. E. (2014).
Osteoporosis screening in postmenopausal women 50 to 64 years old: Comparison of US
preventive services task force strategy and two traditional strategies in the Women’s Health
Initiative. Journal of Bone and Mineral Research, 29(7), 1661–1666.
https://doi.org/10.1002/jbmr.2174
Reber, E., Gomes, F., Vasiloglou, M. F., Schuetz, P., & Stanga, Z. (2019). Nutritional Risk
Screening and Assessment. Journal of Clinical Medicine, 8(7), 1065.
https://doi.org/10.3390/jcm8071065
Thom, G., Gerasimidis, K., Rizou, E., Alfheeaid, H., Barwell, N., Manthou, E., Fatima, S., Gill,
J. M. R., Lean, M. E. J., & Malkova, D. (2020). Validity of predictive equations to estimate
RMR in females with varying BMI. Journal of Nutritional Science, 9, 1–10.
https://doi.org/10.1017/jns.2020.11
Wahyuningsih, R. Penatalaksanaan Diet pada Pasien. Graha Ilmu. 2013.