Anda di halaman 1dari 4

STUDI KASUS SKRINING GIZI

Ny. W usia 38 tahun masuk rumah sakit karena adanya pendarahan hebat dan sempat pingsan . Ny W
didiganosa Ca servix stadium IV A sejak 2 tahun yang lalu dan rutin menjalani kemoterapi selama 6 bulan
terakhir. Ny. W mengalami kerontokan rambut, penurunan ambang batas rasa sehingga nafsu makan turun.
Ny. W hanya mampu makan utama maksimal 3 sdm bubur dan hanya 1/3 porsi snack. Berat badan saat ini
37 kg dengan tinggi badan 155 cm.

A). Data Pasien

Nama : Ny. W

Usia : 38 tahun

Antropometri : BB = 37 Kg & TB = 155 cm

IMT = 15,40 kg/m2 (Underweight)

Kondisi Pasien Saat Ini : Keadaan Sadar

Diagnosa : Ca servix stadium IV A

Keluhan : Mengalami kerontokan rambut, penurunan ambang batas rasa


sehingga nafsu makan turun, hanya mampu makan utama maksimal 3
sdm bubur dan hanya 1/3 porsi snack.
Screening tools : Kami memilih skrining tool NRS-2002, karena dari kasus ini
didapatkan data terkait diagnosa penyakit, antropometri pasien, dan
riwayat asupan makan pasien. NRS-202 mampu menilai kondisi
pasien terkait gizi dengan mempertimbangkan dari 3 data tersebut

B). Tahapan Skrining

Lengkapi formulir skrining dengan mengisi form tools. Total angka yanf diperoleh merupakan skor hasil
skrining

NUTRITIONAL RISK SCREENING (NRS -2002)

Nama: Ny. W Usia: 38 tahun


Bangsal: Diagnosis: Ca servix stadium IV A
Tanggal MRS: Tanggal skrining:

A. Skrining awal

No. KRITERIA JAWABAN


1. Apakah IMT < 20,5 ? a. Ya b. Tidak
2. Apakah pasien kehilangan BB dalam 3 bulan terakhir? a. Ya b. Tidak
3. Apakah asupan makanan menurun dalam seminggu terakhir? a. Ya b. Tidak
4. Apakah pasien menderita sakit berat misalnya terapi intensif? a. Ya b. Tidak
Bila ada jawaban Ya, lanjut skrining berikut

B. Skrining lanjut (Lingkari)


1. Gangguan status gizi
Jawaban Skor
a. Status gizi normal 0
b. Kehilangan BB > 5% dalam 3 1
bulan atau asupan makan 50 – <
75% dari kebutuhan normal pada
minggu sebelumnya
c. IMT 18,5 - < 20,5 atau 2
kehilangan BB > 5% dalam 2
bulan + gangguan kondisi umum
atau asupan atau asupan makan
25 – < 50% dari kebutuhan
normal pada minggu sebelumnya
d. IMT < 18,5 atau BB turun > 5% 3
dalam 1 bulan (15% dalam 3
bulan) dan asupan makan 0 - <
25% dari kebutuhan normal pada
minggu lalu
2. Kegawatan Penyakit
Jawaban Skor
a. Status gizi normal 0
b. Fraktur pinggang*, sirosis*, 1
COPD*, HD kronik, DM,
Kandungan

c. Bedah mayor abdomen* 2


,stroke*,pneumonia berat,kanker
darah

d. Cidera kepala*,transplantasi 3
sumsum tulang, pasien ICU

3. Usia > 70 tahun 1

KESIMPULAN

Skrining lanjut I Skrining lanjut II Skrining lanjut III TOTAL SKOR


SKOR 3 0 0 3
Skor ≥ 3 = pasien beresiko gizi dan membutuhkan rencana asuhan gizi
Skor < 3 = skrining ulang 1 minggu yang akan datang

RISIKO / TIDAK RISIKO

*Diberikan dukungan nutrisi langsung dengan diagnosis tersebut


Tanda cetak miring berdasarkan prototipe yang ada:
Skor 1 : pasien dengan penyakit kronik dan mengalami komplikasi. Pasien lemah, tapi tetap beranjak
dari tempat tidur. Kebutuhan protein meningkat, tapi dapat dipenuhi dengan diet oral dan suplemen.
Skor 2 : pasien di tempat tidur karena sakitnya, berencana bedah mayor. Kebutuhan protein substansi
meningkat, tetapi dapat dipenuhi dari makanan buatan.
Skor 3 : pasien dalam perawatan intensif dengan dibantu ventilator. Kebutuhan protein meningkat,
tapi tidak dapat dipenuhi dari makanan.

C). Hasil Skrining

Dari hasil skrining awal, terdapat 2 jawaban “ya” yang berarti pasien harus mendapatkan asesmen lanjutan. Dari hasil
asesmen lanjutan, didapatkan total skor 3 yang mana interpretasi datanya adalah beresiko malnutrisi. Selanjutnya
pasien akan mendapatkan asesmen gizi yang berisi data antropometri, biokimia, fisik klinis, dietary, dan ekologi yang
dilakukan oleh Ahli Gizi. Kemudian Ahli Gizi mengidentifikasi masalah dari data asesmen dan membuat diagnosa
gizi dari masalah yang telah ditemukan. Langkah selanjutnya adalah melakukan intervensi pasien dengan monitoring
dan evaluasi untuk mecapai tingkat status kesehatan yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai