Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA KULIAH DIETETIKA LANJUT

CYSTOMA OVARI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dietetika Lanjut

DISUSUN OLEH

LISTIANA PURNANING SIWI (P07131111023)

GIZI REGULER

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

JURUSAN GIZI

2013/2014
Kasus 7

Ny S, umur 26 tahun. Masuk RS dengan keluhan utama nyeri perut pada bagian bawah,
merasa ada benjolan dan keluar darah sedikit-sedikit sejak 2 bulan yang lalu. Pasien juga
punya kebiasaan membersihkan vagina sampai ke dalam. KU lemas, tensi 120/80 mmHg,
nadi 80 x/menit, suhu 37,70 C, RR 22 x/menit. Hasil pemeriksaan BB = 50 kg, TB =154 cm,
LILA 22,5 cm. Hasil lab : leukosit 5800 ml, Hb 9,3 g/dl, hematokrit 29,6, trombosit
433.000/mm3, GDS 83 mg/dl, albumin 3,51, dan creatinin 0,62. Riwayat makan: kebiasaan
makan 3-4x/hari, jarang makan sayur, dahulu pernah mengkonsumsi/pemakai obat-obatan
terlarang. Diagnosis medis Cystoma Ovari. Susu rencana pelayanan gizinya jika pasien
dirawat di kelas III.

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny S

Umur : 26 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Diagnosa : Cystoma Ovari


II. NUTRITION SCREENING

NUTRITION RISK SCREENING

Nama : Ny S Usia: 26 tahun


Bangsal: Diagnosis: Cystoma Ovari
Tanggal MRS: Tanggal skrening:

1. Skrining awal

No KRITERIA JAWABAN
YA TIDAK
1. Apakah IMT <20,5 ? V
2. Apakah pasien mengalami kehilangan BB dalam 3 bulan terakhir? V
3. Apakah asupan makanan menurun seminggu terakhir? V
4. Apakah pasien dengan penyakit berat? (ICU) V
Jika tidak untuk semua criteria skrening ulang seminggu kemudian
Jika ada 1/lebih criteria dengan jawaban ya skrening lanjut

2. Skrining lanjut I

RISIKO GIZI KRITERIA


Absen (Skor = 0) Status gizi normal
Ringan (skor = 1) Kehilangan BB > 5% dalam 3 bulan atau asupan 50 – 75%
dari kebutuhan
Sedang (skor = 2) Kehilangan BB > 5% dalam 2 bulan atau IMT 18,5 -20,5
atau asupan 25 – 50% dari kebutuhan
Berat (skor = 3) Kehilangan BB > 5% dalam 1 bulan (> 15 % dalam 3 bulan)
atau IMT 18,5 atau asupan 0-25% dari kebutuhan

3. Skrining lanjut II

RISIKO GIZI KRITERIA


Absen (Skor = 0) Kebutuhan gizi normal
Ringan (skor = 1) Fraktur,pasien kronik (sirosis hati,COPD,HD
rutin,diabetes,kanker)
Sedang (skor = 2) Bedah mayor,stroke,pneumonia berat,kanker darah
Berat (skor = 3) Cidera kepala,transplantasi sumsum,pasien ICU

KESIMPULAN

Skrining lanjut I Skrening lanjut II Usia > 65 tahun TOTAL SKOR


SKOR 1 1
RISIKO/ TIDAK RISIKO

Kesimpulan:

Pasien berisiko mengalami malnutrisi, disebabkan karena pada screening awal


menunjukkan bahwa pasien dengan penyakit berat dan pada skrenining lanjut 2
pasien berisiko ringan sehingga membutuhkan diet khusus.

Skreening Gizi

No. Indikator Keterangan


1. Perubahan berat badan -
2. Nafsu makan berkurang -
3. Kesulitan -
mengunyah/menelan
4. Mual/muntah -
5. Diare/konstipasi -
6. Alergi/intolerance zat gizi -
7. Diet khusus + (Tinggi Kalori Tinggi Protein)
8. Enteral/parenteral -
9. Serum albumin darah -

Kesimpulan:

Pasien berisiko mengalami malnutrisi yang ditandai dengan adanya diet khusus
yaitu Diet Tinggi Energi Tinggi Protein.
III. NUTRITION ASSESSMENT

ANTROPOMETRI  BB : 50 kg
 TB : 154 cm
BB 50 50
 IMT = 2 = 2 = = 21,08 -> Normal (N:
TB (1,54) 2,3716
18,5-22,9)
 LILA =22,5 cm
 BBI = (TB-100)-10%(TB-100)
= (154-100) -10% (154-100)
=54 -5,4 = 48,6 kg
Kesimpulan:
Pasien memiliki status gizi normal yang ditandai dengan
IMT pasien 21,08.
BIOKIMIA  Leukosit : 5.800 ml -> Normal (N : 5.000-10.000/ml)
 Hb : 9,3 g/dl -> Rendah (N : 12-14 g/dl)
 Hematokrit : 29,6% -> Rendah (N: 40-48%)
 Trombosit : 433.000/mm3 -> Tinggi (N: 150.000- 400.000/
ml)
 GDS: 83 mg/dl -> Normal -> (N : < 200 mg/dl)
 Albumin : 3,51 -> Rendah (N: 4-5,2 g/dl)
 Creatinin :0,62 -> Normal (N: < 1,5 mg/dl)
Kesimpulan:
Pasien mengalami anemia yang ditandai dengan Hb pasien
yang rendah dari normal selain itu juga kadar hematokrit dan
albumin rendah.
CLINIS  Tekanan darah :120/80 mmHg -> Normal (N: 120/80
mmHg)
 Nadi: 80 x/menit -> Normal (N: 80-100 x/menit)
 Suhu : 37,70 C -> Tinggi ( N: 36,5-370 C)
 RR 22 x/menit -> Cepat (N: 16-20 x/menit)
 KU lemas
 Nyeri perut bagian bawah
 Ada benjolan
 Keluar darah sedikit-sedikit sejak 2 bulan yang lalu
Kesimpulan
Pasien memiliki tumor / kistoma yang ditandai dengan adanya
benjolan yang disertai dengan perdarahan dan rasa nyeri perut
bagian bawah. Kondisi umum pasien yang lemas bisa
disebabkan karena pasien dalam keadaan Cachexia. Respirasi
rate pasien cepat dan pasien juga mengalami demam yang
ditandai dengan suhu pasien yang cukup tinggi yaitu 37,70 C.
DIETARY Riwayat makan :
HISTORY  Kebiasaan makan 3-4x/hari
 Jarang makan sayur
 Dahulu pernah mengkonsumsi/ memakai obat-obat terlarang
Kesimpulan:
Pasien memiliki kebiasaan makan yang kurang baik karena
pasien jarang makan sayur dan memiliki pola hidup yang
buruk karena pasien mengkonsumsi obat-obatan terlarang.
ETC.  Pasien memiliki kebiasan membersihkan vagina sampai ke
Riwayat Penyakit dalam.
 Diagnosis medis Cystoma Ovari

IV. NUTRITION DIAGNOSIS

DOMAI PROBLEM ETIOLOGY SIGN


N
NI-1.1 Hypermetabolisme/ 
Catabolik Demam yaitu suhu tubuhnya 37,70 C dan
peningkatan illness yaitu RR yang cepat yaitu 22 x/menit
kebutuhan energi cystoma ovary
 Infeksi
NI-53.5 Intake serat yang Kurangnya Jarang makan sayur
tidak adekuat pengetahuan dan
keengganan untuk
mengkonsumsi
makanan yang
mengandung serat.
NC-2.2 Perubahan nilai lab Gangguan fungsi  Hb rendah (anemia) yaitu 9,3 g/dl
terkait zat gizi organ lain akibat  Trombosit tinggi yaitu 433.000/mm3
khusus yaitu protein perubahan biokima  Hematokrit rendah yaitu 29,6%
 Albumin rendah rendah 3,51g/dl
NB-1.2 Kebiasaan yang Kurangnya  Jarang makan sayur
salah mengenai pengetahuan  Mengkonsumsi obat-obatan terlarang
makanan mengenai makanan
dan zat gizi

V. NUTRITION INTERVENTION
A. Terapi Diet

Terapi Diet : Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein

Bentuk Makanan : Lunak

Route : Oral

Tujuan :
1. Memenuhi kebutuhan gizi pasien
2. Mempertahankan status gizi pasien agar tetap normal dan optimal
3. Memberikan makanan seimbang sesuai dengan keadaan penyakit dan daya
terima pasien
4. Mencegah terjadinya penurunan berat badan pada pasien
5. Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku sehat terhadap makanan
kepada pasien dan keluarganya

Syarat Diet

1. Energi tinggi yaitu untuk perempuan 32 kkal/kgBBA. Penambahan energi


sebesar 10% setiap kenaikan suhu 10C.
2. Protein tinggi yaitu 1,5 g/kgBB.
3. Lemak sedang, yaitu 20% dari total kalori
4. Karbohidratcukup sesuai dengan kebutuhan yaitu sisa dari energy total
dengan protein dan lemak.
5. Vitamin dan mineral cukup, terutama vitamin A, B kompleks, C dan E.
6. Porsi makan kecil dan sering diberikan
7. Makanan diberikan secara lunak karena pasien dalam kondisi demam dan
mudah dicerna

Perhitungan Kebutuhan
1. Berat Badan Ideal
BBI = (TB-100)-10%(TB-100)
= (154-100) -10% (154-100)
=54 -5,4 = 48,6 kg

2. Kebutuhan Energi dalam Sehari


Energi = 32 kkal/kg BBA

= 32 kkal x 50

= 1600 kkal

Penambahan energi karena demam = 0,7 x 10% x 1600 kkal

= 112 kkal
Total Energi = 1600 kkal +112 kkal = 1712 kkal

3. Kebutuhan Zat Gizi

Energi = 1712 kkal

Protein = 1,5 gr/kg BBA = 1,5gr x 50 = 75 gr

= 75x 4 kkal = 300 kkal

Lemak = 20% x 1712 kkal = 342,4 kkal

= 342,4/9 = 38,04 gram

Karbohidrat = 1712- (300+342,4) kkal

= 1069,6 kkal

= 1069,6 kkal/ 4 = 267,4 gram

B. Terapi Edukasi

Rencana Konseling Gizi

1. Permasalahan Gizi : Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein


2. Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
3. Tujuan

Agar pasien dan keluarga pasien:

a. Mengetahui sekilas mengenai penyakit Cystoma Ovari


b. Mengetahui dan memahami tentang Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein
c. Mampu menerapkan Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein
d. Mengetahui makanan yang dianjurkan, dibatasi dan tidak boleh
dikonsumsi
e. Tidak mengonsumsi makanan selain makanan yang diberikan dari
rumah sakit
4. Tempat : Ruang Rawat Inap pasien
5. Waktu : 15-30 menit
6. Metode : Konsultasi, diskusi dan tanya jawab dengan
pasien dan keluarga pasien
7. Media : Leaflat
8. Materi :
a. Penjelasan sekilas mengenai penyakit Cystoma Ovari
b. Penjelasan mengenai Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein
c. Penjelasan mengenai tata cara dan penatalaksanaan diet agar tercapai
tujuan diet
d. Penjelasan mengenai makanan yang dianjurkan, dibatasi dan tidak
boleh dikonsumsi

VI. IMPLEMENTASI
1. Perencanaan Menu Sehari (terlampir)
2. Konsultasi dengan pasien dan keluarga pasien

VII. MONITORING DAN EVALUASI

A. Monitoring

Parameter yang dimonitor, yaitu:

1. Asupan makanan per hari dan sisa makanan pasien


2. Pemeriksaan keadaan klinis dan fisik pasien meliputi kondisi umum,
demam, keluhan nyeri perut, keluhan keluarnya darah, dan respirasi rate.
3. Pemeriksaan hasil laboratorium biokimia yaitu Hb, hematokrit, albumin
dan trombosit.

B. Evaluasi

Membandingkan data asupan, klinis dan fisik serta laboratorium pasien


sebelum diberikan intervensi dengan setelah diberikan intervensi.

1. Apakah asupan makanan yang dikonsumsi pasien sesuai dengan


kebutuhan?
2. Apakah terjadi perubahan keadaan klinis dan fisik pasien yaitu kondisi
umum pasien mulai baik, demam turun, keluhan nyeri perut dan keluarnya
darah berkurang serta respirasi ratenya menjadi normal?
3. Apakah terjadi perubahan hasil pemeriksaan laboratorium yaitu Hb,
hematokrit, trombosit dan albumin?

VIII. REKOMENDASI

1. Menganjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan yang cukup untuk


memenuhi kebutuhan tubuh
2. Menganjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan yang merupakan protein
tinggi seperti telur, susu, dagiang, ikan, dan ayam serta vitamin terutama
vitamin A seperti wortel, tomat, sayuran berwarna merah oranye, vitamin B
kompleks, vitamin C seperti pada buah jeruk serta vitamin E.
3. Perlu ditekankan mengenai kebiasaan makan dan perilaku pasien dalam
menjalankan diet agar tercapai tujuan diet
4. Menganjurkan pasien untuk mentaati tata cara dan prosedur penatalaksanaan
diet.

Anda mungkin juga menyukai