Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN GIZI IV

PAGT PADA PASIEN GANGGUAN FUNGSI HATI


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Gizi IV
Dosen pengampu:
Deny Yudhi F, S.Gz, M.Si
Choirun Nissa, S.Gz, M.Gizi
Fillah Fithra Dieny, S.Gz, M.Gizi
Ayu Rahadianti, S.Gz, MPH

Disusun oleh :

Dhea Ajeng Arba’ina


22030116120026

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
BAB I
LATAR BELAKANG

Tn. Z seorang laki-laki berusia 62 tahun seorang wiraswasta yang


beragama Islam dengan diagnosis medis Ikterik Susp Hepatitis.

Asupan makan pasien saat di rumah menurut penuturan istri pasien


dan keluarga pasien adalah sebagai berikut : Pasien gemar sekali
mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi lemak atau kolesterol
yaitu daging kambing dan tinggi natrium seperti telur asin. Kebiasaan
pasien yaitu konsumsi teh 2 gelas/hari. Pasien jarang mengonsumsi
gorengan, santan dan makanan yang memiliki rasa pedas. Pola makan
pasien yaitu makan 3x sehari. Pasien terbiasa mengkonsumsi sayur bayam,
sop, daging kambing dan jarang mengonsumsi lauk nabati. Buah tidak
terlalu sering dikonsumsi, namun biasanya pasien mengkonsumsi buah
pisang dan semangka. Pasien tidak memiliki makanan pantangan atau
makan yang dihindari.

Pasien mengaku belum pernah mendapat konseling mengenai


penyakit hepatitis terkait dengan kondisi pasien. Pasien tidak menyadari
bahwa mengidap penyakit hepatitis. Pasien hanya mengeluhkan adanya
nyeri dada dan perut besesek saat akan makan.

Sebelum sakit, pasien melakukan aktivitas sehari-harinya dengan


bekerja dari Senin sampai Sabtu. Pasien biasanya menghabiskan waktu
santainya di hari Minggu bersama keluarga, kadang pasien mengajak jalan-
jalan keluarga, namun pasien tidak pernah memanfaatkan waktu libur untuk
berolahraga.

Selama pasien dirawat dirumah sakit, pasien hanya beristirahat total


tanpa melakukan aktivitas apapun. Hal ini disebabkan adanya rasa nyeri
dada dan perut yang besesek.

Pasien lebih sering mengonsumsi makanan berlemak tinggi dan tinggi


natrum. Akan tetapi istri pasien selalu menyediakan makanan yang sehat
dan selalu menyediakan sayur di rumah untuk dimakan pasien.
Berdasarkan penuturan pasien, pasien mulai mengurangi makanan yang
mengandung tinggi lemak dan natrium ketika pasien mulai merasakan
adanya rasa tidak nyaman pada perut dan nyeri dada.

Kemampuan pasien menerima makanan memiliki gangguan. Pasien


hanya mengonsumsi makanan sekitar 3-5 sendok makan. Penyebab dari
pasien makan dengan porsi sedikit dipengaruhi dengan adanya rasa tidak
nyaman pada bagian perut serta adanya nyeri dada dan rasa mual yang
menyebabkan pasien tidak bisa makan dengan porsi cukup.

Tn. Z jarang menimbang berat badan dan tinggi badan namun saat
konseling, istri Tn.Z memberitahukan bahwa saat Tn.Z dirawat di rumah
sakit berdasarkan pengukuran Tn.Z memiliki tinggi badan 158 cm.
Pengukuran antropometri yang dilakukan oleh konselor diperoleh hasil
bahwa untuk LILA pasien yaitu 21,5 dan panjang ulna yaitu 24 cm. Data
laboratorium sbb ;

Tn. Z datang ke rumah sakit dalam kondisi yang lemas disertai dengan
nyeri dada dan perut besesek. Pemeriksaan tekanan darah terakhir yang
dilakukan oleh Tn. Z yaitu 160/90 mmHg. Selain itu pemeriksaan tanda vital
lain yaitu nadi 80 kali/menit, respirasi 20 kali/menit, dan suhu 36,7 oC.
BAB II
SKRINING GIZI

A. Pemilihan Metode Skrining


Pada kasus Tn. z, menggunakan alat skrining Nutritional Risk
Screening 2002 (NRS) merupakan alat skrining yang didasarkan pada hasil
eksperimen Clinical Controlled Trial yang memiliki validasi yang baik,
sederhana, cepat, memadukan penilaian dari faktor penyakit, faktor gizi
(status gizi, asupan gizi, penurunan BB, peningkatan kebutuhan gizi) dan
faktor usia serta memiliki nilai sensitivitas, spesifitas, dan nilai prediksi yang
lebih baik disbanding satu indeks.

B. Pengisian Kuesioner Skrining Gizi


FORMULIR NRS 2002
No. Kriteria Jawaban
Apakah IMT < 18,5 atau LLA < 23,5 cm
1. untuk wanita dan LLA < 26,1 cm untuk YA
pria ?
Apakah pasien mengalami kehilangan
2. YA
BB dalam 3 bulan terakhir
Apakah asupan makan pasien menurun
3. YA
1 minggu terakhir ?
Apakah pasien dengan penyakit berat ?
4. YA
(ICU atau terapi intensif)
Skrining Gizi Lanjut
Skor Status Gizi Keterangan
Absen
Status Gizi Normal
(Skor = 0)
BB turun > 5% dalam 3 bulan terakhir
Ringan
atau asupan makan 50 – 75 % dari
(Skor = 1)
kebutuhan normal seminggu terakhir.
BB turun > 5% dalam 2 bulan terakhir
Sedang atau IMT 18,5 – 20,5 atau asupan
(Skor = 2) makan 25 – 50 % dari kebutuhan normal
seminggu terakhir.
BB turun > 5% dalam 1 bulan ( > 15 %
Berat dalam 3 bulan) atau IMT < 18,5 +

(Skor = 3) keadaan umum memburuk atau asupan
0 – 25 % dari kebutuhan
Skrining Lanjut 2
Skor Penyakit Berat ( = Peningkatan Keterangan
Kebutuhan)
Absen
Kebutuhan Gizi Normal
(Skor = 0)
Fraktur pinggang, pasien kronis dengan
Ringan
komplikasi akut (sirosis hati, CAPD, ✔
(Skor = 1)
hemodialisa kronik, diabetes, kanker).
Sedang Bedah perut mayor, stroke, pneumonia
(Skor = 2) berat, kanker darah.
Cedera kepala, transplantasi sumsum
Berat
tulang belakang, pasien rawat intensif (
(Skor = 3)
APACHE > 10)
Skor Akhir
Skrining Skrining Usia ≥ 70 Total Skor Kesimpulan :
lanjut 1 lanjut 2 Tahun membutuhkan
3 1 - 4 asuhan gizi
lebih lanjut
Jika usia ≥ 70 Tahun ditambahkan skor 1 Skor ≥ 3 :
karena
pasien berisiko malnutrisi ; skor < 3 : pasien tidak
beresiko
berisiko malnutrisi
malnutrisi

C. Kesimpulan Kuesioner
Berdasarkan pengisian skrining NRS diperoleh skor yaitu 4.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Tn. Z berisiko mengalami gizi kurang,
ini menandakan bahwa Tn. Z menderita malnutrisi atau mempunyai risiko
tinggi terhadap malnutrisi sehingga perlu di asesmen lebih lanjut oleh
dietesien / ahli gizi.
BAB III
ASSESMEN

A. Pengkajian Antropometri (AD)


DOMAIN DATA NORMAL INTERPRETASI
AD 1.1.1 Tinggi Badan 158 cm
AD 1.1.2 Berat Badan 45,4kg
AD 1.1.5 IMT 18,18 kg/m2 Normal
21,5 cm
LILA 70,03% 80-110% Malnutrisi
Kesimpulan : Pasien memiliki status gizi normal, namun pasien berisiko tinggi
malnutrisi karena IMT mendekati underweight dan berdasarkan persentil lila Tn.
Z tergolong malnutrisi

B. Pengkajian Biokimia (BD)


DOMAIN DATA NORMAL INTERPRETASI
BD 1.2.1 BUN 72 mg/dl 7 – 20 mg/dl Tinggi
BD 1.4.2 Alanine
253 U/L 5 – 35 U/L Tinggi
Aminotransferase, ALT
BD 1.10.1 Hemoglobin 11,8 g/dl 12 - 16 g/dl Rendah
BD 1.10.2 Hematocrit 33,3% 37 - 43 % Rendah
BD 1.10.3 Mean
74,6 fL 80 – 100 fL Rendah
Corpuscular Volume
170 – 380
Trombosit 605 x 103 / Ul Tinggi
rb/uL
Eritrosit 4,46 jt/uL 4 - 5 jt/uL Normal
Mean Corpuscular
26,4 pg 26 – 34 pg Normal
Hemoglobin
Kesimpulan : Berdasarkan nilai laboratorium pasien, pasien mengalami
masalah pada profil ALT dan ureum yang tergolong tinggi dan Hb, Ht, MCV
yang tergolong rendah
C. Pengkajian Data Klinis/Fisik (PD)

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan

PD 1.1.3
Cardiovascular- Nyeri dada
pulmonary
PD 1.1.4
Extremities, muscles lemas
and bones
PD 1.1.5 Digestive Mual dan perut
system besesek
Vital Sign

RR 20x/menit 14-20 x/menit normal

Nadi 80x/menit 60-100 x/menit normal


TD
160/90 mmHg 120/80 mmHg Hipertensi
Suhu Stage II

37oC 36,5-37,5oC Normal

Kesimpulan: Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa pasien


mengalami hipertensi stage II disertai nyeri dada, merasa lemas, mual
dan perut besesek.

D. Pengkajian riwayat terkait gizi/makanan (FH)


1. Sebelum Masuk Rumah Sakit
DOMAIN DATA INTERPRETASI
FH 1.2.2.3 Meal Pattern Pola makan 3 kali sehari
- Sayur bayam
- Sop
- Sering konsumsi daging
kambing
- Pisang
FH 1.2.2.5 Food Variety - Semangka
- Sering konsumsi telur asin
- Teh 2 gelas sehari
- Jarang konsumsi gorengan,
santan, pedas, lauk nabati,
dan buah
FH 2.1.2.3 Self selected Mengurangi konsumsi tinggi
diet natrium dan lemak serta istri
menyediakan sayur untuk
makanan sehat
FH 7.3.1 Physical activity Tidak pernah berolahraga
history selama waktu libur
Kesimpulan : Berdasarkan riwayat asupan pasien, Asupan Tn. Z secara kualitas
kurang baik karena pasien kurang mengkonsumsi sayur dan buah yang bervariasi
serta suka konsumsi makanan tinggi lemak atau kolesterol dan natrium. Selain itu,
pasien kurang melakukan aktivitas fisik.

2. Masuk Rumah Sakit


DOMAIN DATA INTERPRETASI
Konsumsi makanan hanya
FH 1.2.2.1 Amount of Food
3-5 sendok makan
Kesimpulan : Asupan pasien Tn. Z hanya sedikit dari segi kuantitas dikarenakan
ada rasa tidak nyaman di perut, nyeri dada, dan mual

E. Pengkajian Data Riwayat Pasien (CH)


DOMAIN DATA KETERANGAN
CH 1.1.1 Age 62 tahun
CH 1.1.2 Gender Laki-laki
CH 2.1.5 Gastrointestinal Ikterik Suspect Hepatitis
CH 3.1.6 Occupation Wirausaha
CH 3.1.7 Religion Islam
Kesimpulan : Pasien Tn. Z merupakan seorang wirausaha berusia 62 tahun
didiagnosis ikterik suspect hepatitis

F. Pengkajian Comparative Standard (CS)


Sebelum Masuk Rumah Sakit

DOMAIN DATA KETERANGAN

CS 1.1.1 Total Energy Faktor Aktivitas 1,3


1920,5 kkal
Estimating Needs Faktor Stress 1,3
CS 1.1.2 Method for
Mifflin St-Jeor
estimating needs
CS 2.1.1 Total Fat 20% dari Total Energy
42,6 gram
Estimated Needs Expenditure
CS 2.2.1 Total Protein 20% dari Total Energy
96 gram
Estimated Needs Expenditure
CS 2.3.1 Total
60% dari Total Energy
Carbohydrate Estimated 288 gram
Expenditure
Needs
CS 4.1.9 Total Folate
400 mcg
Estimated Needs
CS 4.2.3 Total Iron
13 mg
Estimated Needs
CS 4.2.7 Total Sodium
1500 mg
Estimated Needs
AKG 2013 dan
CS 4.2.19 Method for
penatalaksanaan untuk
Estimating Needs
pasien hipertensi

Masuk Rumah Sakit

DOMAIN DATA KETERANGAN

CS 1.1.1 Total Energy


1767,5 kkal 35 kkal/kgBB
Estimating Needs
CS 1.1.2 Method for Kebutuhan untuk pasien
estimating needs hepatitis
CS 2.1.1 Total Fat 20% dari Total Energy
39,3 gram
Estimated Needs Expenditure
CS 2.2.1 Total Protein
71,1 gram 1,5 gram/kgBB
Estimated Needs
CS 2.3.1 Total
Carbohydrate Estimated 278 gram
Needs
CS 4.1.9 Total Folate
400 mcg
Estimated Needs
CS 4.1.14 Method for
AKG 2013
Estimating Needs
CS 4.2.3 Total Iron
13 mg
Estimated Needs
CS 4.2.7 Total Sodium
1500 mg
Estimated Needs
BAB IV
DIAGNOSIS GIZI

1. Ketidakcukupan asupan oral (NI 2.1) berkaitan dengan masalah


gastrointestinal seperti mual dan ketidaknyamanan di perut yang di tandai
dengan konsumsi asupan MRS hanya 3-5 sendok makanan di RS
2. Penurunan kebutuhan asupan natrium (NI 5.4) berkaitan dengan Hipertensi
stage 2 ditandai dengan tekanan darah tinggi (160/90 mmHg)
3. Kurangnya pengetahuan terkait gizi (NB 1.1) berkaitan dengan pemilihan
makanan yang kurang tepat ditandai dengan kebiasaan konsumsi makanan
tinggi natrium dan kolesterol serta belum pernah mendapatkan konseling
mengenai penyakit yang dialami.
BAB V
INTERVENSI GIZI

1. Tujuan Intervensi Gizi


 Memberikan asupan makanan sesuai dengan kebutuhan dan daya
terima pasien
 Membatasi makanan kolesterol dan natrium yang sedang atau
tinggi
 Menurunkan tekanan darah
 Memberikan edukasi dan konseling mengenai penyakit diderita
pasien serta jenis diet yang tepat.
2. Preskripsi Diet
a. Perencanaan diet:
- Energi diberikan sebesar : 1767,5 kkal
- Protein tinggi sebesar 20% dari kebutuhan yaitu 71,1 gr
- Lemak rendah sebesar 20% dari kebutuhan yaitu 352,8 gr
- Karbohidrat sebesar 60% dari kebutuhan 278 gr
- Serat diberikan 16 gr/hari sesuai AKG
- Zat besi diberikan 13 mg
- Zinc diberikan 13 mg
- Kalium diberikan 4500 mg
- Kalsium diberikan 1000 mg
- Natrium diberikan rendah 1500 mg/hr (AKG 2013)
- Kolesterol dibatasi <300 mg/dl
- Cairan diberikan 2600 ml/hari
b. Preskripsi Diet:
- Jenis diet : Diet hati dan diet DASH
- Rute pemberian : Oral
- Bentuk makanan : lunak
- Jadwal pemberian : 3x makan utama, 3x selingan
c. Implementasi
1. Modifikasi bentuk makanan
Makanan yang diberikan melalui jalur oral dikarenakan tidak
mengalami masalah dalam penerimaan asupan melalui oral cavity,
dan dalam bentuk makanan lunak untuk meningkatkan asupan dan
mengurangi keluhan yang dialami.
2. Modifikasi zat gizi
- Energi cukup diberikan sebesar 1700 kkal dengan cara diberikan
secara bertahap mulai dari 1400 kkal dan selanjutnya 1700 kkal
pada 1 minggu pertama serta sisa makanan <20 % dengan
konsekuensi perlu reasesmen kembali.
- Protein diberikan tinggi yaitu 1,5 gr/kgBB yang terdiri dari protein
hewani dan protein nabati dengan mengutamakan protein hewani.
- Lemak diberikan rendah yaitu 20% dari total kebutuhan dengan
persentase PUFA 10%, MUFA 20%, pembatasan lemak trans
<10% dari total energy dan kolesterol <300 mg.
- Karbohidrat diberikan 60% dari total kebutuhan dengan pemilihan
karbohidrat kompleks.
- Mikronutrien diberikan sesuai perencanaan diet. Pembatasan
natrium dan garam perlu dilakukan terkait hipertensi stage 1 pasien.
Garam diberikan 1,5 gr
3. Rekomendasi Menu
Menu Bahan Berat URT Penukar
PAGI 07.00
Nasi Tim Nasi 200 1 ½ gls 1 karbohidrat
Telur ceplok air Telur 55 1 butir 1 hewani
Tahu masak jamur Tahu 55 ½ bj bsr ½ nabati
Jamur 100 1 gls 1 sayuran
Minyak 5 1 sdt 1 minyak
Snack Pagi 10.00
Bubur kacang hijau Kacang hijau 20 2 sdm 1 nabati
Pepaya Susu tanpa lemak 20 4 sdm 1 susu
Gula pasir 13 1 sdm 1 gula
Papaya 55 ½ ptg bsr ½ buah
SIANG 13.00
Nasi Tim Nasi 200 1 ½ gls 1 karbohidrat
Sayur asem Sayuran B 100 1 gls 1 sayuran
Pepes ikan Ikan 40 1 ptg sdg 1 hewani
Tempe goreng Tempe 50 1 ptg 1 nabati
Minyak 5 1 sdt 1 minyak
Snack sore 16.00
Jus melon Melon 100 1 ptg 1 buah
Gula 13 1 sdm 1 gula
MALAM 19.00
Nasi Tim Nasi 200 1 ½ gls 1 karbohidrat
Cah caisim Sayuran 100 1 gls 1 sayuran
Semur daging Daging ayam 40 1 ptg sdg 1 hewani
Perkedel tahu Tahu 55 ½ nabati ½ nabati
minyak 10 2 sdt 2 minyak
TOTAL ENERGI 1488 Kkal
% Kecukupan Protein dari kebutuhan total 110 %
% Kecukupan Lemak dari kebutuhan total 96%
% Kecukupan Karbohidrat dari kebutuhan total 90%

4. Edukasi Gizi
a. Tujuan
- Memberikan pengetahuan gizi terkait penatalaksanaan diet yang
sesuai dengan kondisi Tn. Z
b. Sasaran : Keluarga dan Pasien
c. Materi :
- Menjelaskan prinsip Dash diet dan diet Hati
-Menjelaskan jenis dan variasi makanan yang harus dikonsumsi,
dibatasi, dan dihindari oleh Tn.z sesuai kondisi sakitnya sehingga
mencegah progresivitas penyakit beserta cara pengolahan yang tepat
- Menjelaskan porsi makanan yang harus dikonsumsi sesuai penukar
5. Konseling Gizi
a. Tujuan
- Memberikan motivasi dan membangun kepercayaan kepada pasien
dan keluarga untuk memperbaiki kebiasaan yang kurang baik.
- Memberikan dukungan/support kepada pasien maupun keluarga untuk
patuh dan berkomitmen menjalankan diet selama perawatan di RS
b. Sasaran : Tn Zn dan Keluarga terdekat
c. Media : Leaflet
d. Materi :
- Memberikan opsi untuk membantu mengimplementasikan rekomendasi
diet yang sudah diberikan.
- Memberikan penjelasan terkait pembatasan asupan kolesterol dan
konsumsi jenis makanan rendah natrium serta jumlah yang
diperbolehkan untuk dikonsumsi yang berdampak pada penyakitnya.
- Diskusi mengenai progres yang telah dicapai dan kendala yang
dihadapi
-
6. Koordinasi dengan tim kesehatan lain
a. Dokter
Koordinasi dengan dokter dapat memudahkan untuk
mendapatkan informasi mengenai diagnosis pasien, dan
perkembangan kondisi klinis pasien, serta koordinasi mengenai jumlah
cairan infus yang diberikan untuk mengatur cairan oral pada pasien,
efek samping obat, interaksi obat dan makanan, serta jadwal pemberian
obat agar dapat memaksimalkan kinerja obat
b. Perawat
Membantu pencatatan perkembangan kondisi klinis pasien yang
nantinya dicatat di dalam catatan rekam medis dan dilaporkan kepada
ahli gizi untuk penyesuaian diet sesuai dengan penerimaan pasien.
Membantu pasien untuk memberikan fisioterapi kepada pasien, kontrol
infus dan melakukan komunikasi terapeutik kepada pasien.
c. Ahli Gizi
Membantu dalam penentuan diet yang dilaksanakan oleh pasien
sesuai dengan intervensi yang telah ditentukan oleh ahli gizi, konseling
mengenai pentingnya pasien untuk meningkatkan kualitas hidup
dengan mengonsumsi makanan yang adekuat. Selain itu pentingnya
kolaborasi ahli gizi dengan dokter dalam mengetahui ada tidaknya
interaksi obat dan makanan untuk menyelaraskan treatmen obat
dengan treatmen gizi pasien agar pengobatan baik secara medis
maupun asupan dapat berjalan dengan efektif.
BAB VI
MONITORING EVALUASI

Indikator Pengukuran Evaluasi /Target


Antropometri  Persentil Lila Observasi dan Terjadi peninkatan pada
wawancara langsung persenti lila pada batas
normal
Fisik klinis  Keadaan Mengutip dari hasil - Keluhan mulai
umum pemeriksaan oleh berkurang atau hilang
dokter atau perawat - Tekanan darah dapat
serta melakukan menurun hingga dalam
Observasi dan batas normal.
wawancara langsung
kepada pasien
Food History  Total energi  Asupan energi
meningkat mencapai
80%
 Total lemak  Asupan lemak
meningkat mencapai
80%
 Total protein Recall 24 jam dan  Asupan protein
metode comstock meningkat mencapai
80%
 Total  Asupan karbohidrat
karbohidrat meningkat mencapai
80%
 Kebutuhan  Asupan serat sesuai
Serat dengan kebutuhan
 Kebutuhan  Asupan Mikronutrien
folat diharapkan dapat
 Kebutuhan Zn mendekati atau
 Kebutuhan Fe mencapai nilai AKG
 Kebutuhan Na dalam 1 minggu
 Kebutuhan K
Daya terima Observasi dan  Peningkatan nafsu
makanan wawancara secara makan dan tidak ada
langsung sisa makanan

Perilaku dan Edukasi dan  Adanya perubahan


Pengetahuan konseling gizi perilaku dari pasien
terkait gizi yaitu mau
mendengarkan dan
melaksanakan diet
dengan patuh dan
konsisten serta mau
menghabiskan
makanan yang
diberikan di RS.
BAB VII
PEMBAHASAN

Istilah “HEPATITIS” digunakan untuk semua jenis peradangan pada


sel-sel hati, yang bisa disebabkan oleh infeksi (virus, bakteri, parasite),
obat-obatan, konsumsi alcohol, lemak yang berlebih dan penyakit
autoimun. Ada 5 jenis hepatitis yaitu hepatitis A, B, C, D dan E. Gejala yang
sering muncul biasanya seperti nafsu makan berkurang, nyeri perut, timbul
icterus, demam ringan dan air kencing warna teh. Diagnosis hepatitis
ditegakkan berdasarkan tes fungsi hati seperti serum ALT meningkat,
serologi HBaAg dan IgM anti HBC dalam serum.

Berdasarkan latar belakang pada kasus Tn.z, pasien didiagnosa


oleh dokter mengalami icterus suspect hepatitis. Icterus merupakan
penyakit kuning yang menjadi gejala dari hepatitis B. Skrining awal yang
dilakukan untuk pasien adalah skrining menggunakan NRS 2002 dengan
alasan karena memiliki validasi yang baik, sederhana, cepat, memadukan
penilaian dari faktor penyakit, faktor gizi (status gizi, asupan gizi, penurunan
BB, peningkatan kebutuhan gizi) dan faktor usia serta memiliki nilai
sensitivitas, spesifitas, dan nilai prediksi yang lebih baik dibanding satu
indeks. Skor total skrining yang diperoleh yaitu 4 yang artinya pasien
mengalami malnutrisi dan perlu penanganan khusus lebih lanjut.

Asesmen antropometri didapatkan hasil IMT pasien adalah 18,18


kg/m2 dengan interpretasi bahwa pasien memiliki status gizi underweight.
Ditinjau dari segi biokimia, terdapat beberapa biomarker yang bermasalah
seperti ureum, serum transaminase meningkat, dan hematologi tergolong
rendah seperti HB, HT dan MCV. Berdasarkan fisik klinis, pasien merasa
nyeri dada, lemas, mual dan ketidaknyamanan di perut. Tanda vital yang
bermasalah yaitu tekanan darah yang tergolong dalam Hipertensi stage II
yaitu 160/90 mmHg.
Asesmen data asupan pasien didapatkan bahwa kebiasaan makan
pasien saat sebelum masuk RS cenderung suka mengonsumsi makanan
tinggi kolesterol dan berlemak yaitu daging kambing dan tinggi garam yaitu
ikan asin. Pasien juga kurang mengonsumsi sayur dan buah yang
bervariasi serta tidak pernah berolahraga diwaktu luang. Setelah masuk
rumah sakit, pasien mangalami penurunan nafsu makan yaitu hanya mau
mngonsumsi 3-4 sendok makanan di RS.

Dari data-data diatas, diagnosis yang ditegakkan untuk pasien yaitu


ketidakcukupan asupan oral dan pengetahuan yang kurang terkait gizi. Hal
ini ini dibuktikan dengan latar belakang pasien yang belum pernah
mendapatkan konseling sebelumnya dan belum memahami kondisi yang
diderita pasien. Intervensi yang diberikan berupa diet hati dan diet dash
dimana diet tersebut ditujukan untuk mencegah kerusakan hati lebih lanjut,
mencegah komplikasi, menurunkan tekanan darah pasien dan
memperbaiki status gizi pasien.

Selain dari asupan, intervensi yang diberikan berupa edukasi dan


konseling gizi untuk memberikan informasi dan pengetahuan terkait
penyakit yang dialami pasien dan penatalaksaan yang tepat untuk pasien.
Konseling gizi ditujukan untuk memberikan motivasi dan kepercayaan
kepada pasien agar Tn.z dan keluarga dapat menjalani dan mematuhi
treatmen yang diberikan oleh ahli gizi RS untuk kesembuhan pasien.

Materi edukasi gizi yang diberikan menitik beratkan pada pentingnya


memenuhi asupan untuk Tn. Z, pemilihan jenis makanan yang tepat bagi
Tn. Z.
Pemberian edukasi dan konseling ini, dietisien menerapkan metode
Transtheoritical Model. Dengan penerapan metode ini, diharapkan:
1. Prekontemplasi: dietisien dapat menitikberatkan kepada pentingnya
membatasi jenis makanan yang digoreng, pentingnya mengonsumsi sayur
dan buah.
2. Kontemplasi: dietisien dapat meningkatkan motivasi dan kepercayaan klien
untuk melakukan perubahan sikap
3. Preparation: dietisien dan klien dapat merumuskan bersama beberapa
tujuan kecil yang ingin dicapai bersama melalui diskusi bersama sehingga
lebih mudah dijalankan oleh pasien.
4. Aksi: pasien sudah mulai melakukan perubahan perilaku menjadi lebih baik
dan dietisien harus mampu memberikan semangat motivasi serta
melakukan observasi terhadap perubahan perilaku pasien sekecil appaun
itu perubahannya
5. Maintenance: pasien dapat mempertahankan perubahan perilaku minimal
selama 5 bulan berturut-turut, dan dietisien harus terus memberikan
apresiasi serta semangat agar pasien tidak mengalami relapse, sehingga
dietisien dapat merekomendasikan peningkatan perubahan perilaku jika
klien sudah siap untuk menerima rekomendasi tersebut.
Monitoring dan evaluasi yang akan dilakukan berfokus pada
peningkatan asupan makanan secara bertahap dan tetap memperhatikan
asupan makronutrien dan mikronutrient. Selain itu meningkatkan berat
badan pada Tn. Z dan adanya perubahan pada keadaan fisik Tn. Z secara
bertahap.
DAFTAR PUSTAKA

1. American Dietetic Association.International Dietetettics & Nutrition


Terminology (IDNT) Refference Manual.Standardized Language for the
nutrition Care Process.Fourth Edition. 2008
2. Kementrian Kesehatan RI. 2013. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan
Bagi Bangsa Indonesia. Jakarta. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 75
tahun 2013.
3. Mahan L.K., Raymond J.L. Krause’s Food and the Nutrition Care Process
14th. Canada: Elsevier. 2017.
4. Kemenkes. 2014. Infodatin Hepatitis.(Available at
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
hepatitis.pdf diakses pada 18 Juni 2019 pukul 21.06)
5. Wahyuningsih, Retno. 2013. Penatalaksanaan Diet pada Pasien. Graha
Ilmu. Yogyakarta
LAMPIRAN

1. Perhitungan antropometri

Estimasi BB (crandal)
= -93,2 + (3,29 x LILA) + (0,43 x TB)
= -93,2 + (3,29 x 21,5) + (0,43 x 158)
= -93,2 + (70,7) + (67,9)
= 45,4 kg
IMT = BB / TB2
= 45,4 / 1,582
= 18,18 kg/m2
BBI = (TB – 100) – (10% (TB – 100))
= ( 158 – 100) – (10% (158 – 100))
= 58 – 5,8
= 52,2 kg
AdBW = 0.25 (ABW-IBW) + IBW
= 0.25 (45,4 - 52,2) + 52,2
= 50,5 kg
Pensentil LILA
𝐿𝑖𝐿𝑎
= 𝑥 100%
30,7
21,5
= 30,7 𝑥 100% = 70,03%

2. Perhitungan Kebutuhan SMRS


BMR (Mifflin) = 10 (BB) + 6,25 (TB) – 5 (U) + 5
= 10(45,4) + 6,25(158) – 5(62) + 5
= 454 + 987,5 – 310 + 5
= 1136,5 kkal
TEE = BMR x FA x FS
= 1156,6 x 1,3 x 1,3
= 1920,5 kkal
 Kebutuhan Zat Gizi SMRS

Protein = 20% x 1920,5 : 4


= 96 gram
Lemak = 20% x 1920,5 : 9
= 42,6 gram
Karbohidrat = 60% x 1920,5 : 4
= 288 gram
As folat = 400 mcg
Zat besi = 13 mg
Natrium = 1500 mg

3. Perhitungan Kebutuhan MRS


TEE = 35 kkal x BB
= 35 x 50,5
= 1767,5 kkal
 Kebutuhan Zat Gizi MRS

Protein = 1,5 g x BB
= 1,5 x 50,5
= 71,1 gram
= 302,8 kkal
Lemak = 20% x 1767,5 : 9
= 39,3 gram
= 352,8 kkal
Karbohidrat = (Kebutuhan energi – (protein + lemak))
= 1767,5 – 655,6
= 277,975  278 gram

Anda mungkin juga menyukai