Disusun oleh:
Kelompok 3 Kloter A Kelas Genap
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui prinsip pengeringan bahan pangan dengan benar
2. Mengetahui proses pengeringan bahan pangan menggunakan oven
3. Mengetahui persen penyusutan kadar air pada bahan pangan
4. Mengamati keadaan bahan pangan sebelum dan sesudah pengeringan
5. Mengetahui sifat-sifat organoleptik pada bahan pangan
II. DESKRIPSI
Praktikum pertama kali ini yaitu mengenai pengeringan bahan pangan. Bahan
pangan yang kelompok kami gunakan dalam praktikum kali ini adalah buah pear.
Dimana pengeringan buah pear tersebut dilakukan menggunakan alat pengeringan
berupa oven digital yang dapat diatur suhu dan waktunya.
Dalam praktikum ini buah pear yang telah dibersihkan dipotong menjadi dua,
kemudian menyiapkan aluminium dan oven dengan suhu 70oC selama 20 menit.
Memasukkan irisan pear ke dalam aluminium foil (dibungkus) kemudian oven selama
20 menit dengan suhu 70oC. Setelah pengeringan selesai, kemudian melakukan
pengamatan dan mencatat sifat-sifat organoleptiknya, disamping itu penimbangan
berat juga dilakukan terhadap buah pear sebelum dan sesudah pengeringan untuk
menghitung persen penyusutan kadar air pada bahan pangan.
III. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pengeringan
Pengeringan adalah proses menghilangkan sebagian air dari suatu bahan.
Tujuan utama pengeringan adalah menurunkan aktivitas air sampai pada tingkat
tertentu sehingga aktivitas mikroorganisme dan reaksi kimia serta biokimia yang
terjadi dapat ditekan seminimal mungkin sehingga produk menjadi lebih awet.
Bahan pangan yang dikeringkan umumnya berubah warnanya menjadi coklat.
Perubahan warna tersebut disebabkan reaksi browning, baik enzimatik maupun
non-enzimatik. Reaksi browning non-enzimatik yang paling sering terjadi adalah
reaksi antara asam amino dan gula reduksi. Reaksi asam asam amino dengan gula
pereduksi dapat menurunkan nilai gizi protein yang terkandung di dalamnya.
B. Pengeringan Menggunakan Oven
Metode pengeringan yang kami gunakan adalah pengeringan
menggunakan alat berupa oven. Bentuknya persegi dan di dalamnya berisi rak-rak
yang digunakan sebagai tempat bahan yang akan dikeringkan. Cocok untuk bahan
yang berbentuk padat dan butiran. Sering digunakan untuk produk yang
jumlahnya tidak terlalu banyak.
C. Analisis Bahan
1. Buan Pear
Buah pir memiliki bentuk beragam. Ada yang berupa bulatan kecil
yang di atas, ada yang berupa bulatan dengan lekukan ditengah mirip
dengan lekukan tubuh manusia. Sebagai buah - buah lainnya, buah pir juga
terdiri dari beberapa jenis. Ada pir yang berwarna hijau, kuning, hijau
kekuningan, merah, ada yang berwarna merah hati, ada juga berwarna
coklat dan tidak kurang juga pir yang berkulitnya bercapuk - capuk.
Kebanyakan buah pir yang ada di Indonesia adalah buah pir yang
berwarna hijau atau kuning. Tanaman buah pir umumnya mengikuti
namanya. Buah pir sebenarnya memiliki
banyak khasiat, namun sayang hampir semua orang tahu dan kenal buah
pir hanya sebagai makanan ‘pencuci mulut’. Mungkin lebih daripada itu,
dia hanya di anggap sebagai makanan pembekal serat.
2. Aluminum Foil
Aluminium foil disusun dengan logam tipis dengan ketebalan kurang
dari 0,2 mm. Standar rumah tangga aluminium foil biasanya 0.016 mm,
aluminium foil yang lentur, dan dapat segera membungkuk atau melilit
benda Aluminum foil tipis yang rapuh dan kadang-kadang dilaminasi
dengan bahan lain seperti plastik atau kertas untuk membuat mereka lebih
berguna. Sekitar 75% dari aluminium foil digunakan untuk kemasan
makanan, kosmetik, dan produk kimia, dan 25% digunakan untuk aplikasi
industri (isolasi mis termal, kabel dan elektronik). Alumunium foil
memiliki sifat tidak berbau, tidak ada rasa, tidak berbahaya dan higienis,
tidak mudah membuat pertumbuhan bakteri dan jamur.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
V. CARA KERJA
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Buah Pear dikupas dan cuci dengan air yang mengalir
3. Buah pear dipotong menjadi 2 bagian
4. Buah pear dibungkus menggunakan alumunium foil
5. Buah pear dimasukkan dalam oven dan dikeringkan dengan suhu 70o C selama 20
menit
6. Irisan Buah pear dikeluarkan dari oven
7. Irisan Buah pear yang telah dikeluarkan dari oven kemudian didinginkan
8. Masing-masing irisan pear yang masih terletak di atas alumunium foil setelah
pengeringan ditimbang dengan timbangan dan dicatat beratnya
9. Pengamatan dilakukan untuk menguji rasa, warna, aroma, tekstur
10. Persen penyusutan air pada Buah pear dihitung
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Berat Berat buah pear + Berat buah Berat buah pear+ Berat buah
Sampel
alumunium alumunium pear alumunium pear
Kode
foil sebelum sebelum sesudah sesudah
= 2,63 %
Keterangan
1 Tidak
2 Sedikit
3 Sedang
4 Sangat
D. Dokumentasi Praktikum
PENUTUP
VIII. KESIMPULAN
Persentase penyusutan air pada proses pengeringan buah pear yaitu sebesar 2,63%
Perubahan karakteristik yang diujikan pada pengeringan yaitu warna, rasa,
tekstur, dan aroma. Perubahan karakteristik sesudah pengeringan yaitu memiliki rasa
dengan tingkat kemanisan sedang, tekstur yang sedikir keras, warna yang semakin
hilang menjadi warna putih, dan aroma yang semakin berbau tajam khas buah pear.
DAFTAR PUSTAKA
1. Winarno, F.G., Kimia Pangan dan Gizi. 1997, Jakarta Penerbit Gramedia.
2. Association, E.A.F. Facts about aluminium foil. [cited 2016 15 November]; Available
from: http://www.alufoil.org/facts.html.
3. Association, T.A. The History of Aluminum Foil. 2016 [cited 2016 15 November];
Available from: http://www.aluminum.org/product-markets/foil-packaging.
4. K.A. Bucke RAE, G.H.F., M, Ilmu Pangan. 2010, UI-Press
5. Aminah, M.P.d.S., Pengaruh Lama Pengeringan dan Cara Penirisan terhadap Kadar
Lemak, Kadar Air dan Sifat Organoleptik Keripik Pisang Raja Nangka. Teknologi
Pangan, 2013: p. 1-6.