“Suhu Tinggi”
Dosen Pengampu : Yuwono Setiadi S.Gz., M.Gz
Disusun oleh:
JURUSAN GIZI
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
1
BAB I
PENDAHULUAN
Suhu tinggi diterapkan baik dalam pengawetan maupun dalam pengolahan pangan.
Memasak, menggoreng, memanggang, dan lain-lain adalah cara-
cara pengolahan yang menggunakan panas.Proses-proses tersebut membuat makanan menjadi
lebih lunak, lebih enak, dan lebih awet. Pemberian suhu tinggi
pada pengolahan dan pengawetan pangan didasarkan kepada kenyataan bahwa pemberian pan
as yang cukup dapat membunuh sebagian besar mikroba dan menginaktifkan enzim.Selain itu
makanan menjadi lebih aman karena racun-racun tertentu rusak karena pemanasan, misalnya
racun dari bakteri Clostridium botulinum
Pisang molen merupakan salah satu kuliner khas Indonesia yang cukup dikenal oleh
masyarakat. Pisang molen juga merupakan jajanan ringan yang dapat dinikmati meskipun
hanya dengan berteman secangkir teh hangat.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
a. Apa saja alat dan bahan yang digunakan untuk membuat molen pisang?
b. Bagaimana metode pembuatan molen pisang?
1.3 TUJUAN
a. Mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk membuat molen pisang
b. Mengetahui metode pembuatan molen pisang
2
BAB II
METODOLOGI
Alat :
Baskom
Timbangan
Sarung tangan plastik
Mesin penggiling adonan
Wajan
Kompor
Bahan :
Pisang
180gr Tepung terigu protein tinggi
50gr Tepung maizena
1 butir telur
50gr Mentega
½ sdt Baking Powder
80gr Gula
Garam secukupnya
Vanili
Air secukupnya
Minyak
B. Langkah kerja
3
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan Organoleptik
B. Pembahasan
Pembuatan molen pisang ini dilakukan dengan menggunakan metode suhu tinggi yaitu
penggorengan yang bertujuan untuk membuat pisang menjadi lebih awet karena tidak cepat
busuk . Molen pisang yang telah digoreng dapat bertahan dalam waktu 3 hari dalam suhu
ruang , jika tidak dibuat molen pisang , buah pisang yang telah matang hanya bertahan
selama 2 hari sebelum mengalami perubahan warna menjadi kehitaman.
Pada pengolahan/pengawetan pada suhu tinggi, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan,
yaitu :
1. Mikroba penyebab kebusukan dan yang dapat membahayakan kesehatanmanusia
harus dimatikan.
2. Panas yang digunakan sedikit mungkin menurunkan nilai gizi makanan.
3. Faktor-faktor organoleptik misalnya citarasa juga harus dipertahankan
Warna suatu komoditi hasil pertanian ditentukan oleh pigmen alamitanaman yang mudah
mengalami perubahan kimia. Pigemn sangat pekaterhadap pengaruh kimia dan fisik selama
pengolahan terutaman panas.Perubahan warna menjadi coklat tua disebabkan karena
karamelisasi gulamenjadi warna cokelat tua. Selain itu perubahan warna dapat ditimbulkan
darireaksi kimia antara gula dan asam amino dari protein yang dikenal sebagaireaksi
pencoklatan non-enzimatik atau reaksi Maillard (Sari, 2001)
4
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pratikum yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
Prinsip pengolahan/pengawetan pangan dengan suhu tinggi : Mikroba
penyebab kebusukan dan yang dapat membahayakan kesehatan manusia
harus dimatikan
Faktor organoleptik,seperti citarasa juga harus diperhatikan
Pisang yang diolah menjadi molen menggunakan metode suhu tinggi akan
mengalami perubahan warna menjadi putih kekuningan namun tidak akan
mengalami perubahan menjadi kehitaman seperti saat sebelum diolah
Pemilihan pisang yang baik yaitu yang tidak terlalu matang dan tidak yang
belum matang juga berpengaruh dalam hasil yang didapatkan
B. Saran
Untuk membuat pisang molen ini karena menggunakan metode suhu tinggi penggorengan ,
maka minyak yang digunakannjuga harus banyak dan panas , agar saat menggoreng matang
merata dan tidak hanya bagian luarnya saja yang matang . Pemilihan pisang juga berpengaruh
terhadap hasil yang didapatkan .
5
LAMPIRAN DOKUMENTASI PRATIKUM
6
DAFTAR PUSTAKA
Gaman,P.M.Sherington,K.B.1994. Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi dan Mikrobiologi.
Yogyakarta :Universitas Gajah Mada.
Marvella. 2012. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Keripik Pisang dengan Mesin
Perajang dan Vacuum Frying (Studi Kasus di UD “SAAS” Kec. Sumbersuko, Kab.
Lumajang). Jurnal Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo.
http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/PENGOLAHAN-PANGAN-
DENGAN-SUHU-TINGGI.pdf
http://www.jurnal.umuslim.ac.id/index.php/JSP/article/view/1232/1332
https://www.academia.edu/38565862/8_pengolahan_dengan_suhu_tinggi_docx