Anda di halaman 1dari 28

Meirina Dwi Larasati

Korteks

Nefron

Medula

Vena kava
posterior
Arteri renal
Vena renal Korteks
Ginjal

Aorta

Ureter Medula

Kandung
kemih

Uretra Pelvis renal


Glomerulus
Kapsul bowman

Glomerulus
Fungsi: membentuk
celah filtrasi
• Glomerulonefritis merupakan
gangguan ginjal ditandai
peradangan pada kapiler
glomerulus yang fungsinya
sebagai filtrasi cairan dan
sisa pembuangan
• Sering terjadi pada anak usia
2-10 tahun dan umumnya
paska infeksi streptokokus
• Bakteri, virus (penyebab tersering:
Etiologi streptococcus  haemolyticus)

• Peradangan di glomerulus (Ig A nephrophaty)


Gambaran  kerusakan dinding kapiler  menurunkan
filtrasi glomerulus  insufisiensi renal 
Penyakit molekul besar seperti protein diekskresikan
melalui urin
Edema dan
peningkatan
Retensi tekanan
Natrium dan darah
GFR Air
menurun

Infeksi
strepcc. Reaksi antigen-
masuk Hidup di antibody ginjal Kerusakan
pembulu ginjal (Ig A glomerulus
h darah Nephrophaty)
kapiler
Proteinuria dan
hematuria
Kerusakan
membrane
glomerulus
Hematuria Proteinuria

Oliguria Nyeri panggul

Edema Hipertensi

Lain2: mual, muntah, diare,


demam, mudah lelah
• Urinanalysis
• Renal ultrasound
• Renal biopsy
• Chest x-ray: pulmonary vasculitis/infection
• Echo: endocarditis, pericardial effusion
• Antibiotik
Farmakologi • Antihipertensi
• Diuretika

• Istirahat
Lain-lain • Diet: Rendah garam dan cairan
(bila ada edema berat)
Proteinuria
Sindrom nefrotik (SN) masif

merupakan salah satu


gambaran klinik penyakit Hipertensi Hipoalbumin

glomerular yang ditandai


dengan proteinuria masif
>3,5 gram/24 jam disertai Edema Hiperlipidemia
hipoalbuminemia, edema
anasarka, hyperlipidemia
dan hipertensi

SN menjadi penyakit ginjal terbanyak pada anak


• Penyebab sekunder akibat infeksi yang
sering dijumpai misalnya pada
glomerulonefritis pasca infeksi
streptokokus atau infeksi virus hepatitis B,
akibat obat misalnya obat anti inflamasi
non-steroid, dan akibat penyakit sistemik
misalnya pada lupus eritrematosus
sistemik dan diabetes melitus
Primer Sekunder

• GN lesi minimal (GNLM) • Infeksi


• Glomerulosklerosis fokal • Keganasan
(GSF) • Efek obat
• GN membranosa Penyebab sekunder akibat infeksi
(GNMN) yang sering dijumpai misalnya pada
glomerulonefritis pasca infeksi
• GN streptokokus atau infeksi virus
membranoproliferatif hepatitis B, akibat obat misalnya obat
anti inflamasi non-steroid, dan akibat
(GNMP) penyakit sistemik misalnya pada
• GN proliferatif lain lupus eritrematosus sistemik dan DM
• Edema lokal (periorbital, fasial, genitalia,
abdominal)
• Edema anasarka (edema berat seluruh
tubuh)
• Asites dengan ketegangan dan
mengkilatnya kulit di atas abdomen
• Urin gelap dan berbusa
• Gejala lain: mual, apatis, letargi, takikardi,
takipnea
• Pada keadaan normal, produksi albumin di hati adalah
12-14 g/hari (130-200 mg/kg) dan jumlah yang
diproduksi sama dengan jumlah yang dikatabolisme.
• Katabolisme secara dominan terjadi pada ekstrarenal,
sedangkan 10% di katabolisme pada tubulus proksimal
ginjal setelah resorpsi albumin yang telah difiltrasi.
• Hipoalbuminemia pada SN merupakan manifestasi dari
hilangnya protein dalam urin yang berlebihan dan
peningkatan katabolisme albumin
Protein ukuran besar tidak dapat
lolos filtrasi krn disfungsi endotel
Tapi albumin bisa lolos
Glikoprotein bermuatan
negatif  albumin (muatan
negatif) tidak bisa lolos
dalam filtrasi
Albumin bermuatan
negatif bisa tembus
Disebabkan sehingga membran basalis
Kerusakan podosit
Muatan negatif
Glomerulonefritis dan kurangnya Proteinuria selektif
membran basalis
lesi minimal kandungan heparin (albumin)
terganggu
sulfat proteoglikan

Peningkatan
Proteinuria non
permeabilitas
Glomerulonefritis Sirkulasi faktor selektif (albumin dan
glomerulus dan
fokal segmental permeabilitas molekul protein
gangguan
besar)
membrane basalis

Disebabkan

Proteinuria selektif apabila protein yang keluar terdiri dari


molekul kecil misalnya albumin
Proteinuria non-selektif apabila yang keluar terdiri dari molekul
besar seperti imunoglobulin.
Selektivitas proteinuria ditentukan oleh keutuhan struktur
membran basal glomerulus
Merangsang
Renin
Angiotensin
Aldosteron
(RAA) sehingga
Hipovolemia
Aldosteron
Penurunan keluar dr
Proteinuria onkotik plasma kelenjar sub
Edema adrenal 
Retensi natrium

Hipertensi
Merangsang
Penurunan Peningkatan
sintesis lipid
tekanan kolesterol dan
dan lipoprotein
onkotik plasma LDL
hati
Proteinuria masif
Edema anasarka Hiperlipidemia
>3,5 gram/24 jam

Hipoalbuminemia Biopsi ginjal (untuk menentukan


(<3,5 gram/dL) etiologi, primer atau sekunder,
menentukan pilihan terapi dan
<2,5 gram/dl (anak) prognosis, evaluasi hasil terapi)
Protein urin Kreatinin
Urin Lengkap Ureum darah
kuantitatif darah

Tes klirens Elektrolit (Na, Asam urat


Profil lipid
kreatinin (TTK) K, CI) serum,

Albumin,
Glukosa darah USG ginjal, Biopsi ginjal
globulin

HBsAg, Anti
HCV
Farmakologi Non Farmakologi

Restriksi natrium dan cairan (bila


Pengobatan edema: diuretik loop
oedema)
Pengobatan proteinuria dengan
Perlu mempertimbangkan ekskresi
penghambat ACE dan/atau antagonis
protein dalam urin/24 jam
reseptor Angiotensin II
Pengobatan dislipidemia dengan
Diet rendah kolesterol
golongan statin
Pengobatan hipertensi dengan target
tekanan darah <125/75 mmHg. Penghambat
ACE dan antagonis reseptor Angiotensin II
sebagai pilihan obat utama
Anemia • Kadar eritropoetin menurun

Hipokalsemia • Kalsium yang terikat albumin keluar melalui urin

Infeksi • Selulitis, peritonitis, pneumonia

Penurunan volume
intravascular
• Syok hipovolemia

Trombosis

Gagal ginjal

Dislipidemia
Penatalaksanaan sindrom nefrotik meliputi terapi spesifik untuk kelainan
dasar ginjal atau penyakit penyebab (pada sindrom nefrotik sekunder),
mengurangi atau menghilangkan proteinuria, memperbaiki
hipoalbuminemia serta mencegah dan mengatasi komplikasi nefrotiknya

• Diuretik (furosemide)
Farmakologi • ACE-inhibitor
• Steroid

• Rendah garam dan cairan (bila ada edema berat)


Diet • Perlu keseimbangan antara jumlah asupan protein
dan jumlah protein yang hilang lewat urin

Kombinasi keduanya mampu meningkatkan


albumin plasma  mencegah terjadinya
penurunan onkotik plasma
Untuk menghilangkan edema hebat dapat diberikan albumin. Mengingat risiko
albumin ini sangat besar, yaitu bisa menimbulkan hipertensi dan overload,
maka pemberian albumin harus lebih selektif, yaitu hanya diberikan apabila:

Ada penurunan volume darah hebat (hipovolemi hebat) dengan


gejala postural hipotensi, sakit perut, muntah, dan diare.

Sesak dan edema berat disertai edema pada skrotum/labia


Diuretik
Harus disertai restriksi cairan, karena bila banyak
cairan akan memperberat kerja ginjal

Elektrolit akan ikut keluar bersama urin

Anda mungkin juga menyukai