ITP-A
FAKULTAS PERTANIAN
2021
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada proses pengolahan bahan pangan sering dilakukan suatu proses
pendahuluan yang umum dilakukan sebelum mengolah atau mengkonsumsi bahan
pangan tersebut. Proses pendahuluan tersebut bertujuan untuk menjaga mutu dari
sebuah bahan pangan seperti buah dan sayuran. Mutu merupakan suatu penentu
untuk mengetahui baik atau tidaknya suatu bahan ataupun hasil olahan khususnya
makanan. Mutu memiliki kaitan erat dengan umur simpan dan karakteristik fisik
dari suatu bahan, semakin lama suatu bahan dapat disimpan tanpa mengubah zat
gizi yang terkandung maka semakin baik mutu bahan tersebut dan berlaku juga
sebaliknya, contoh dari proses pendahuluan ini adalah proses blansing,
pengisian-panas, pasterurisasi dan sterilisasi komersial.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum Proses Blansing Pada Buah dan Sayuran
Tomat dan Wortel adalah mengetahui pengaruh proses blansing terhadap mutu
buah dan sayuran dan mengetahui pengaruh metode blansing terhadap mutu buah
dan sayuran.
Pada praktikum kali ini bahan pangan yang digunakan adalah wortel
dan Tomat. Wortel merupakan salah satu tanaman sayuran akar yang memiliki
gizi tinggi, wortel mengandung vitamin B1, B2 dan B12 dalam jumlah yang
cukup besar, wortel juga memiliki kandungan mineral. Wortel memiliki
kandungan karoten, kandungan karoten didalam wortel merupakan kandungan
tertinggi diantara makanan yang dikonsumsi manusia, mengandung sekitar 5-8 mg
karoten di setiap 100 gram wortel. Wortel banyak dikonsumsi oleh orang yang
sedang melakukan diet dikarenakan wortel memiliki serat yang tinggi dan
menghasilkan diet yang sehat ( Tadesse, dkk., 2015).
Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah panci dan air es.
Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah buah dan sayuran
segar (wortel dan tomat)
Prosedur Percobaan :
1. Cuci bahan dengan air mengalir
2. Lakukan pengecilan ukuran agar bahan lebih mudah untuk diblansing
3. Bagi bahan menjadi 2 bagian, dan beri perlakuan blansing sebagai berikut :
A. Kukus bahan pada panci kukusan yang berisi air mendidih selama 10
menit
B. Rebus bahan pada air mendidih selama 10 menit
4. Amati perubahan suhu bahan pada saat dimasukkan ke dalam panci dan
setelah 10 menit
5. Setelah 10 menit proses blansing, keluarkan bahan, dan segera dinginkan
dengan menggunakan air es.
6. Amati suhu air es sebelum dimasukkan bahan dan setelah dimasukkan bahan
yang telah diblansing.
7. Amati mutu bahan sebelum dan sesudan proses blansing dengan mengisi tabel
(tabel dapat dilihat pada bab IV hasil).
IV. HASIL
Adapun data dari hasil percobaan praktikum yang berjudul Proses Blansing
Pada Buah Dan Sayuran (tomat dan wortel) dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Data pengamatan mutu buah dan sayuran tomat yang diberi perlakuan
blansing dengan air dan dengan uap
Gambar 1A. Tomat sebelum blansing, 1B. Tomat blansing air, 1C. Tomat blansing uap
Tabel 2. Data pengamatan mutu buah dan sayuran wortel yang diberi perlakuan
blansing dengan air dan dengan uap
Gambar 2A. Wortel sebelum blansing, 1B. Wortel blansing air, 1C. Wortel blansing uap
V. PEMBAHASAN
Dalam percobaan praktikum blansing pada buah dan sayuran tomat
pada saat sebelum di blansing memeliki warna kulit merah cerah dan daging
dalam merah pucat, aroma yang dikeluarkan yaitu aroma khas tomat dan
teksturnya masih segar dan lunak. Pada teknik blansing menggunakan air
didapatkan kulit merah cerah dan warna daging sama dengan warna kulitnya
yaitu merah cerah serta kulit mengkeriput, aromanya tetap seperti tomat pada
umumnya, tekstur pada teknik ini menghasilkan tomat yang sangat lunak. Teknik
blansing dengan menggunakan uap menghasilkan warna kulit merah cerah dan
warna daging dalam merah cerah serta kulit keriput, aroma yang dihasilkan yaitu
aroma khas tomat, tekstur pada blansing tahap ini menghasilkan tomat dengan
tekstur yang sedikit lunak. Tekstur blansing dengan air lebih lunak dibandingan
dengan uap air. Menurut jurnal Dewandari, dkk. (2018), tomat yang berikan
perlakuan pemanasan seperti blansing akan mengalami perubahan kadar vitamin
C dan likopennya, hal ini disebabkan karena dinding sel pecah dan matriks
melemah dan akan menyebabkan pengelupasan pada kulit tomat dan tekstur akan
semakin melunak.
Warna yang dihasilkan wortel sesuai dengan jurnal Gill dan Gupta,
(2017) yang mengatakan warna yang dihasilkan oleh wortel yang dikukus lebih
cerah jika dibandingkan dengan wortel yang direbus. Hal ini juga didukung oleh
jurnal Wulansari dkk., (2017) yang isinya perubahan warna semakin cerah
tersebut disebabkan karena kandungan β-karoten. Kandungan β-karoten
ditentukan dengan perubahan suhu dan waktu yang digunakan untuk blancing
serta kelarutannya dalam air. Kerusakan β-karoten diakibatkan perubahan suhu
menjadi tinggi secara tidak stabil dan menggunakan waktu yang lama. Oleh
karena itu semakin lama waktu yang digunakan untuk balnsing dan semakin tinggi
suhu akan menurunkan kandungan β-karoten dalam wortel. Pada praktikum kali
ini dihasilkannya warna wortel yang lebih cerah di uapkan dikarenakan wortel
yang diblansing dengan air kandungan β- karoten mengikat protein dan larut
dalam air, sehingga akan melepaskan karoten yang terikat kedalam air.
VI. KESIMPULAN
1. Blansing bertujuan untuk menjaga mutu dari sebuah bahan pangan seperti
buah dan sayuran, menghilangkan aktivitas mikrobiologis yang tidak
diinginkan, memperpanjang umur simpan, menginaktifkan enzim yang
berperan dalam kerusakan bahan pangan, dapat memperbaiki terkstur bahan,
memperbaiki warna dan dapat mempermudah proses pengolahan selanjutnya.
2. Blansing dilakukan dengan suhu dibawah 100oC, selama 8-15 menit dan
beberapa cara blansing yaitu menggunakan air panas, uap panas, microwave,
dan individual blansing.
3. Blanshing pada tomat mengakibatkan perubahan kadar vitamin C dan likopen,
diakibatkan karena dinding sel pecah dan matriks melemah hal ini
menyebabkan kulit tomat mengelupas dan teksturnya melunak.
4. Bahan pangan seperti wortel yang dikukus akan menghasilkan warna lebih
cerah jika dibandingkan dengan wortel yang direbus, dan juga dipengaruhi
oleh kadar kandungan β-karoten
5. Proses blansing akan menghambat produksi senyawa volatin, senyawa volatin
akan mengakibatkan menurunnya aroma dari sayuran dan buah dikarenakan
senyawa tersebut diuapkan ke udara akibat proses pemanasan
6. Pengunaan teknik blansing mengunakan uap air (dikukus) lebih memberikan
profit atau lebih baik digunakan jika dibandingkan dengan perlakuan blansing
menggunakan air (direbus).
VII. DAFTAR PUSTAKA
Asiah, N., Nurenik, W. David, M. Djaeni. 2020. Teknologi Pascapanen Bahan Pangan.
Deepublish, Yogyakarta.
Dewandari KT, S.I. Kailaku, dan Sunarmani. 2018. Perubahan kandungan likopen dan
kualitas pasta tomat selama proses pengolahan. Jurnal Pascapanen. 6(2):
102-107.
Tadesse T.F. ,S. Abera dan S. Worku. 2015. Nutritional and Sensory Properties of
Solar-Dried Carrot Slices as Affected by Blanching and Osmotic Pre-
Treatments. Jurnal Ilmu Pangan dan Teknik Gizi. 5(1): 24-32.
Wang H., X. M. Fang, P. P.Sutar, J.S. Meng, J. Wange, X. L. Yua, H. W. Xiaoa. 2021.
Effects of vacuum-steam pulsed blanching on drying kinetics,
colour,phytochemical contents, antioxidant capacity of carrot and the
mechanism of carrot quality changes revealed by texture, microstructure
and ultrastructure. Jurnal kimia makanan.338 (1): 1-10.
Wang, L., E. A. Baldwin, Z. Yu, dan J. Bai. 2015. The impact of kitchen and food
service preparation practices on the volatile aroma profile in ripe tomatoes:
Effects of refrigeration and blanching. Hortscience 50(9) : 1358- 1364.