(Wortel)
Oleh:
Uli Sinar Zefanya Sihombing/200305060
ITP-B
Gambar
V. PEMBAHASAN
Warna pada wortel sebelum dan sesudah blansing menunjukkan perbedaan
nyata yang tidak terlalu signifikan. Warna sebelum di blansing menunjukkan
orange kemerahan dikarenakan terdapat beta karoten yang masih tinggi dalam
wortel sebesar 9600 µg/100 gr menurut Rini et al (2012). Dan warna kejinggan
tersebut menjadi berkurang (agak gelap) dikarenakan sebagian beta karoten
tersebut telah rusak disebabkan oleh panas sesuai dengan literature Wulansari et al
(2017).
Aroma wortel sebelum dan sesudah blansing menunjukkan perbedaan dari ada
menjadi memudar. Aroma pada wortel disebabkan oleh senyawa volatil, senyawa
tersebut akan rusak jika terkena panas menurut literatur Santos et al (2013). Maka
dari itu setelah diblansing aroma dari wortel memudar dikarenakan senyawa volatil
rusak oleh panas yang diberikan air dan uap. Senyawa volatil sangat sedikit terdapat
dalam wortel, jika rusak terkena panas maka aroma khas wortel itu sendiri juga
akan hilang.
Tekstur wortel sebelum dan sesudah blansing menunjukkan perbedaan dari
keras menjadi lembut. Tetapi wortel yang diblansing dengan air lebih lembut
dibandingakan diblansing dengan uap. Hal tersebut dikarenakan meningkatnya
kadar air yang masuk kedalam wortel lebih bebas sehingga wortel berubah menjadi
lebih lembut sesuai dengan literatur Wulansari et al (2017) yang mengatakan bahwa
blansing juga dapat merubah warna, aroma, tekstur, maupun kandungan nutrisi dari
suatu bahan.
VI. KESIMPULAN
Hasil dari praktikum yang berjudul proses blansing pada buah dan sayur dapat
diketahui bahwa:
• Blansing dengan air dan uap menimbulkan beberapa perbedaan yang nyata
baik dari segi aroma, warna, dan tekstur. Seperti warna yang lebih pekat,
tekstur yang lebih lembut dan aroma yang tidak terlalu menyengat.
• Kelebihan blansing dengan air biaya rendah, pemanasan merata, dan ruang
yang digunakan sedikit, sementara itu kekurangannya limbah yang
dihasilakan banyak.
• Kelebihan blansing dengan uap biaya produksi rendah, tempat yang efisien
dan warna serta tekstur lebih tahan lama, sedangkan kekuranganya
diperlukan pencuci untuk mencuci bahan setelah diblansing.
DAFTAR PUSTAKA
Aidah SN. 2020. Ensiklopedi Wortel: Deskripsi, Filosopi, Manfaat, Budidaya dan
Peluang Bisnisnya. Penerbit KBM Indonesia, Yogyakarta.
Fellows PJ. 2016. Food Processing Technology: Principles and Practice Fourth
Edition. Woodhead Publishing Ltd, Cambridge, England.
Rini AK, Ishartani D, dan Basito. 2012. Pengaruh Kombinasi Bahan Penstabil
CMC dan GUM Arab Terhadap Mutu Velva Wortel (Daucus carota L.)
Varietas Selo dan Varietas Tawangmangu. Jurnal Teknosains Pangan. 1(1).
ISSN: 2302-0733.
Santos GJ, Soria AC, Pérez-Mateos M, Carraso JA, Montilla A, dan Villamiel M.
2013. Vitamin C Content and Sensorial Properties Of Dehydrated Carrots
Blanched Conventionally or By Ultrasound. Food Chem. 136(2): 782-788.
Sunmonu MO, Odewole MM, Ajala EO, Sani ROA, dan Ogunbiyi AO. 2021.
Effect of Two Blanching Methods on The Nutritional Values of Tomatoes
and Pumpkin Leaves. Journal Apply Science Environ Manage. 25(2): 183-
187. ISSN: 1119-8362.
Wulansari IR, Devi M, dan Hidayati L. 2017. Pengaruh Lama Blanching Terhadap
Karakteristik Fisiko-Kimia dan Sensorik Jus Kecambah Kedelai dan Wortel.
Jurnal Teknologi dan Kejuruan. 40(2): 157-168.
LAMPIRAN