PENDAHULUAN
Sayuran biasanya dikonsumsi seperti dibuat sayur asem, sayur sop, diminum dengan cara
di jus, dan juga sayuran juga bisa dibuat kripik. Pada zaman seperti ini anak-anak seringkali
tidak suka mengonsumsi sayuran langsung karena rasanya yang aneh. Tetapi dengan adanya
kripik sayuran ini menjadikan anak-anak menyukai sayuran karena sayuran sudah diolah menjadi
kripik. Kripik sayuran biasanya menggunakan sayuran wortel. Wortel kaya akan vitamin yang
menjadikan wortel digunakan sebagai bahan dari kripik sayur. Selain itu sayuran juga mudah
busuk atau layu maka dari itu dibuatlah proses untuk menyimpan sayuran biar tidak mudah
busuk yaitu dengan pengolahan kripik sayur.
Tujuan dan manfaat dari praktikum ini yaitu untuk memahami karakteristik bahan segar
dalam pembuatan keripik sayur, untuk memahami proses penggorengan sayur dengan metode
vacuum frying, dapat melakukan pengemasan dan pelabelan keripik sayur, dapat mendesain
label keripik sayur sesuai peraturan yang berlaku, untuk memahami mutu keripik sayur.
TINJAUAN PUSTAKA
Keripik
Keripik merupakan makanan ringan atau camilan berupa irisan tipis yang sangat populer
di kalangan masyarakat karena sifatnya yang renyah, gurih, tidak terlalu mengenyangkan dan
tersedia dalam aneka rasa seperti asin, pedas dan manis. Keripik sangat praktis karena kering,
sehingga lebih awet dan mudah disajikan kapan pun (Sriyono, 2012). Keripik adalah sejenis
makanan ringan berupa irisan tipis dari umbiumbian, buah-buahan, atau sayuran yang digoreng
di dalam minyak nabati. Untuk menghasilkan rasa yang gurih dan renyah biasanya dicampur
dengan adonan tepung yang diberi bumbu rempah tertentu. Keripik dapat berasa dominan asin,
pedas, manis, asam, gurih atau paduan dari ke semuanya (Oktaningrum dkk, 2013).
Keripik sayur merupakan keripik yang berasal dari bahan dasar sayuran. Sayuran yang
dapat diolah menjadi keripik adalah jenis buah yang tidak banyak mengandung kadar air yang
tinggi. Bahan baku untuk membuat keripik dapat berasal dari berbagai macam bahan yang
mengandung pati atau campuran berbagai jenis bahan yang salah satunya mengandung pati.
Sejalan dengan perkembanganteknologi, Berbagai sayur lokal di Indonesia memiliki banyak
manfaat untuk kesehatan dan dapat diolah menjadi keripik sayur, seperti wortel, nanas, nagka,
dan lain-lain. Kualitas dari keripik sangat ditentukan oleh bahan baku, kualitas minyak goreng,
cara penggorengan, dan pengemasan. Keripik diolah dengan cara digoreng, karena itu keripik
memiliki kandungan lemak yang tinggi. Semakin banyak konsumsi asam lemak jenuh, dapat
meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Penumpukan kolesterol dapat menyebabkan
aeteriosklerosis atau penebalan pada pembuluh nadi. Kondisi ini meningkatkan kelenturan
pembuluh nadi menjadi berkurang sehingga serangan jantung lebih mudah terjadi (Iriyani dkk.,
2017).
Berbagai jenis keripik bisa dikonsumsi dengan cara yang berbeda yaitu diantaranya
keripik buah, sayur dan umbi. Keripik buah merupakan camilan sehat yang terbuat dari bahan
alami berupa buah-buahan segar. Kehadiran keripik buah menjadi salah satu langkah untuk
menciptakan kreasi baru. Keripik sayuran merupakan salah satu produk pangan alternatif
makanan kering. Peluang pasar makanan kering yang terbuka dan prospektif karena semakin
populernya makanan sehat yang mengandung serat, salah satunya adalah keripik wortel.
Wortel
Wortel merupakan komoditi sayuran yang termasuk dalam golongan klimaterik yaitu
sayuran yang menunjukkan peningkatan respirasi yang tinggi setelah di panen. Peningkatan
repirasi menyebabkan wortel mudah mengalami kerusakan seperti pelayuan bahkan sampai pada
pembusukan (Pantastico, 2012). Wortel merupakan bahan pangan (sayuran) yang digemari dan
dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Bahkan mengkonsumsi wortel sangat
dianjurkan, terutama untuk menghadapi masalah kekurangan vitamin A. Vitamin A dan Beta-
karoten merupakan komposisi wortel yang paling dominan. Vitamin A dalam jumlah yang tinggi
sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan mata agar tetap prima. Perlu anda ketahui, semua
pigmen penglihatan yang ada pada mata berasal dari protein yang mengandung vitamin A, jadi
cukup jelas bukan mengapa wortel sangat bermanfaat bagi mata. Kandungan gizi wortel berupa
beta karoten ini memiliki fungsi yang sangat luar biasa terhadap radikal bebas yang sering kali
menyebabkan penyakit berbahaya seperti kanker. Disamping itu, beta karoten juga dapat
menurunkan resiko terjadinya kanker prostat pada pria. Karena kandungan gizinya yang tinggi
maka wortel cocok dikonsumsi sehari-hari. (Nurani, 2012).
Kandungan wortel yang terdiri atas sebagian besar zat yang bernama beta karoten, yang
membuat wortel berwarna jingga terang yang indah dan menawan. Zat tersebut dikenal akan
menjadi vitamin A setelah dicerna oleh tubuh. Selain beta karoten, kandungan wortel lainnya
adalah banyak mengandung serat, zat antioksidan, vitamin (C dan B kompleks), serta beberapa
mineral penting seperti kalsium, zat besi, magnesium, fosfor dan sodium (Aguskrisno, 2011).
Manfaat wortel bagi kesehatan yaitu mencegah penyakit kanker, dapat menyehatkan kulit,
menjaga kesehatan mata, membuat awet muda, mampu mencegah stroke. Wortel juga
bermanfaat untuk menurunkan kloesterol, mencegah penyakit jantung, dalam Daftar Komposisi
Bahan Makanan (DKBM) bahwa setiap 100g bagian wortel yang dapat dimakan mengandung β-
karoten sebanyak 12.000 SI (Wijaya, 2013).
Vacuum Frying
Mesin penggoreng vacum adalah mesin produksi untuk menggoreng berbagai macam
buah dan sayuran dengan cara penggorengan vacum. Teknik penggorengan vacum yaitu
menggoreng bahan baku (biasanya buahbuahan atau sayuran) dengan menurunkan tekanan udara
pada ruang penggorengan sehingga menurunkan titik didih air sampai 50°- 60°C. Dengan
turunnya titik didih air maka bahan baku yang biasanya mengalami kerusakan/ perubahan pada
titik didih normal 100°C bisa dihindari. Teknik penggorengan vacum ini akan menghasilkan
kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan cara penggorengan biasa Daryanto, 2003 dalam
Sunaryo (2014).
Penggorengan vakum merupakan proses yang dapat mempertahankan nilai gizi dari
sayursayuran dan buah-buahan. Buah-buahan atau sayur-sayuran didehidrasi tanpa mengalami
reaksi pencoklatan (browning) atau produk menjadi hangus (Setyawan dan Widaningrum, 2013).
Pada operasi penggorengan vakum, bahan pangan mentah dipanaskan di bawah kondisi tekanan
yang diturunkan. Produk yang dihasilkan dengan menggunakan teknologi vacuum frying
memiliki tekstur dan warna yang lebih bagus, penyerapan minyak yang rendah, kerusakan
vitamin rendah, sehingga produk memiliki mutu dan tingkat kesehatan yang baik. Teknologi
vacuum frying merupakan salah satu upaya untuk mengurangi minyak pada produk yang
dihasilkan. Sementara itu, Setyawan dan Widaningrum (2013) menyatakan bahwa proses
penggorengan sayur dan buah secara konvensional akan menghasilkan mutu yang rendah karena
penggorengan dilakukan pada suhu yang cukup tinggi (± 160-180°C) yaitu pada suhu titik didih
minyak. Proses pengolahan sayur dan buah jika dilakukan secara konvensional maka rasa dan
aromanya akan berubah artinya tidak sesuai dengan rasa buah aslinya dan produk yang
dihasilkanpun tidak homogen.
Prinsip kerja vacum frying adalah menghisap kadar air dalam sayuran dan buah dengan
kecepatan tinggi agar pori-pori daging. buah-sayur tidak cepat menutup, sehingga kadar air
dalam buah dapat diserap dengan sempurna. Prinsip kerja dengan mengatur keseimbangan suhu
dan tekanan vakum. Faktor – faktor yang mempengaruhi mutu akhir produk yang digoreng
adalah kualitas bahan yang digoreng, kualitas minyak goreng, jenis alat penggorengan dan sistem
kemasan produk akhir. Selama penyimpanan, produk yang digoreng dapat pula mengalami
kerusakan yaitu terjadinya ketengikan dan perubahan tekstur pada produk. Ketengikan dapat
terjadi karena minyak/ lemak mengalami oksidasi. Hal ini dipengaruhi oleh mutu minyak,
kondisi proses penggorengan dan sistem pengemasan yang digunakan. Pada alat penggoreng
vacum ini uap air yang terjadi sewaktu proses penggorengan disedot oleh pompa. Setelah melalui
kondensor uap air mengembun dan kondensat yang terjadi dapat dikeluarkan. Sirkulasi air
pendingin pada kondensor dihidupkan sewaktu proses penggorengan (Sunaryo, 2014).
Alat yang digunakan untuk membuat kripik wortel adalah kompor, dandang, pisau,
talenan, baskom, vacuum fryer, spinner. Alat untuk analisis yaitu oven, texture analyser, color
reader, soxhlet.
Bahan yang digunakan untuk membuat keripik wortel adalah wortel, larutan CaCl 2 1%,
minyak goreng.
Wortel yang akan diolah menjadi keripik wortel diuji terlebih dahulu karakteristik
fisiknya seperti bentuk umbi, warna umbi, dan ukuran umbi. Kemudian kulit wortel dihilangkan.
Wortel tanpa kulit selanjutnya dicuci dengan air mengalir dan ditiriskan. Wortel dipotong
berbentuk bulat-bulat dengan ketebalan 2-3 mm. Kemudian wortel yang sudah dipotong diberi
perlakuan dengan total empat perlakuan. Perlakuan pertama potongan wortel tanpa pembekuan
maupun perendaman dengan larutan CaCl2. Perlakuan kedua potongan wortel direndam dengan
larutan CaCl2 1% selama 30 menit. Perlakuan ketiga potongan wortel dibekukan pada suhu -10 oC
selama 12 jam. Perlakuan keempat potongan wortel direndam dengan larutan CaCl 2 1% selama
30 menit lalu ditiriskan dan potongan wortel dibekukan pada suhu -10oC selama 12 jam. Setelah
diberi perlakuan masing-masing potongan wortel digoreng dengan menggunakan vacuum fryer
dengan suhu 80oC-90oC tekanan 70 cmHg selama 15-30 menit. Keripik wortel yang telah matang
ditiriskan dengan menggunakan spinner selama 3 menit sampai minyaknya keluar. Keripik
wortel yang sudah dingin dikemas menggunakan kemasan yang telah disediakan dan
ditempelkan labeling sesuai dengan desain yang telah dibuat.
Kadar Air
Kurs porselin yang akan digunakan dikeringkan ke dalam oven selama 24 jam dengan
suhu 100-105ºC. Kurs porselin didinginkan dalam desikator selama 15 menit. Berat kurs porselin
yang telah dikeringkan ditimbang. Sampel sebanyak 2gram ditimbang ke dalam kurs porselin
yang telah dikeringkan. Sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 100-105ºC selama 6 jam.
Sampel kembali didinginkan dalam desikator (15 menit). Pastikan massa sampel konstan saat
perhitungan ulangan. Jika belum stabil, masukkan kembali ke desikator. Sampel akhir kemudian
ditimbang dan kadar air dihitung dengan rumus:
Kadar Lemak
Intensitas Warna
Analisis Intensitas warna menggunakan colour reader. Sampel disiapkan dalam plastik
bening. Penutup colour reader lensa dilepas, kemudian alat dinyalakan. Target L, a, b ditentukan
dimana L adalah kecerahan, nilai positif (+) berarti cerah, nilai negatif (-) berarti gelap; axis a
nilai positif (+) berarti merah, nilai negatif (-) berarti hijau; axis b nilai positif (+) berarti kuning,
nilai negatif (-) berarti biru. Tombol Target atau Measure ditekan. Dengan catatan pengukuran
untuk kontrol langsung tekan target kemudian measure. Pengukuran untuk sampel tekan
measure, jika pengukuran tanpa kontrol tekan target dulu lalu measure untuk setiap sampel. Nilai
yang tertera pada layar digital dicatat. Tabel hasil analisa dan pembahasan disesuaikan dengan
bahan.
Tekstur
Analisis menggunakan texture analyzer. Sampel diletakkan di meja objek dari instrumen.
Pilih metode yang digunakan (pilih probe, pilih kecepatan). Probe pada alat kemudian
diturunkan sampai menyentuh sampel. Angka diset angka 0 (enol) pada alat dan hasil akan
diperoleh. Data berupa gaya (F) dengan satuan N.
Uji Organoleptik
Analisis organoleptik yang dilakukan pada keempat sampel perlakuan keripik wortel
adalah dengan parameter warna, rasa, tekstur, dan kesukaan. Uji organoleptik keripik wortel ini
dilakukan oleh 10 orang panelis.
Tekstur
Tabel 6. Tekstur
KESIMPULAN
Amiruddin, C. (2013). Pembuatan Tepung Wortel (Daucus carrota L) dengan Variasi Suhu
Pengering. Skripsi. Makasar: Program Studi Teknik Pertanian. Universitas
Hasanuddin.
Andasuryani, A., Chandra, A. R., & Putri, R. E. (2018). Pemanfaatan Teknologi Vacuum
Frying untuk Mendukung Diversifikasi Produk Olahan Makanan Ringan pada
UKM di Kec. Koto Balingka, Kab. Pasaman Barat, Prov. Sumatera
Barat. LOGISTA-Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat, 2(2), 17-24.
Falah, M. A. F., P. Yuliastuti., R. Hanifah.,P. Saroyo., dan Jumeri. 2018. Kualitas Buah
Stroberi (Fragaria sp cv Holibert) Segar dan Penyimpanannya dalam Lingkungan
Tropis dari Kebun Ketep Magelang Jawa Tengah, JurnalAgroindustri.8(1): 1-10.
Herminingsih, H. (2017). Penerapan inovasi teknologi mesin penggorengan vakum dan
pelatihan olahan kripik buah di Kelompok Usaha Bersama (KUB) Ayu di
Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Jurnal Ilmiah
Inovasi, 17(2).
Histifarina, D., & Rahmat, R. (2016). Pengaruh perlakuan pencelupan dalam larutan cacl.
Ismed, I. 2016. Analisis Proksimat Keripik Wortel (Daucus Carota, L.) Pada Suhu dan Lama
Penggorengan yang Berbeda Menggunakan Mesin Vacuum Frying. Jurnal
Teknologi Pertanian Andalas, 20(2), 25-32.
Lidiyawati, R., Dwijayanti, F., & Pradigdo, S. F. (2013). Mentel (Permen Wortel) Sebagai
Solusi Penambah Vitamin A (Doctoral dissertation, Diponegoro University).
Sabahannur, S. S., & Zulfikar, Z. (2021). Analisis Pengaruh Pra-Perlakuan (CaCl2 dan
Pembekuan) terhadap Kualitas Keripik Salak Goreng Vakum. Jurnal Aplikasi
Teknologi Pangan, 10(4).
Sutanti, S., & Mutiara, E. (2017). Industri Rumah Tangga Stick Wortel di Deli
Serdang. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 23(2), 256-260.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan
1. Kadar Air
2. Kadar Lemak