Oleh :
1. Yusrina Maghfiro 201910220311047
2. Tiara Ayu Dwi Novitasari 201910220311049
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL PRAKTEK KERJA LAPANG
5. Email : rinaa.yusrina12@gmail.com
6. No. Hp : 088805061165 (Yusrina)
Teknologi Pangan
Hanif Alamudin Manshur, S.Gz., M.Si Vritta Amroini Wahyudi, S.Si., M.Si
NIP-UMM 180929121990 NIP-UMM 170823071990
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum..........................................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus.........................................................................................2
1.3 Manfaat...........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
2.1 Susu Bubuk.....................................................................................................4
2.2 Bahan Baku Pembuatan Susu Bubuk.............................................................5
2.2.1 Susu Sapi.................................................................................................5
2.3 Syarat Mutu Susu Bubuk................................................................................5
2.4 Proses Produksi Susu Bubuk..........................................................................6
2.5 Sistem Jaminan Halal.....................................................................................8
BAB III METODE PELAKSANAAN....................................................................9
3.1 Tempat dan Waktu.........................................................................................9
3.2 Metode Pengumpulan Data............................................................................9
3.3 Jadwal dan Rancangan Kegiatan..................................................................10
3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data..........................................................11
BAB IV PENUTUP...............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
LAMPIRAN...........................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gizi sangat penting artinya bagi tubuh meskipun kadang disepelekan
dengan tidak memperhatikan kecukupan gizi dalam makanan. Namun seiring
perkembangannya masyarakat luas mulai menyadari pentingnya pemenuhan
gizi dan kualitas bahan makanan di samping kecukupan dalam kuantitas. Susu
merupakan salah satu bahan makanan bergizi tinggi dengan protein tinggi
digemari masyarakat sebagai pelengkap gizi sehari-hari Tingginya kebutuhan
harian akan pangan dari protein terutama susu mendorong kemajuan
teknologi untuk pengolahan produk susu agar tahan lama dan mudah
didistribusikan ke seluruh lapisan masyarakat tanpa mengalami pengurangan
nilai gizinya. Hal ini karena produk susu mudah rusak oleh kerja
mikroorganisme, distribusi, suhu dan daya simpan yang pendek titik
sedangkan produk sereal biasanya mengalami pengurangan nilai gizi selama
proses pengolahan sehingga sebagai bahan makanan balita kurang memenuhi
nilai gizinya.
. Kelompok yang peka terhadap gizi terutama kebutuhan protein lebih
banyak pada wanita-wanita hamil dan menyusui serta anak-anak mulai saat
disapih sampai umur 6 tahun . meningkatnya jumlah kelompok ini akan
menaikkan kebutuhan protein terutama susu. Istilah susu bubuk instan sudah
sangat dikenal khususnya susu bubuk untuk bayi. Susu bubuk instan khusus
bayi dikenal masyarakat karena dapat digunakan sebagai pengganti ASI (Air
Susu Ibu) terutama pada ibu-ibu yang tidak dapat menyusui bayinya sendiri
atau sebagai makanan tambahan bagi bayi.
PT. Mirota KSM merupakan perusahaan yang memproduksi berbagai
produk nutrisi untuk ibu hamil dan anak dengan rasa enak, terjangkau serta
berstandar internasional, aman, dan halal dikonsumsi. Selama proses produksi
susu, PT Mirota KSM menerapkan standar Good Manufacturing
Practice (GMP) dan mengacu pada standar ISO 22000. Selain itu, PT. Mirota
KSM juga menerapkan sistem manajemen mutu (Quality Management
System) yang baik. Dengan demikian, produk susu yang dihasilkan terjamin
1
keamanannya.. Mirota KSM juga secara aktif berinteraksi dan bermitra
dengan para praktisi kesehatan, penggiat gizi, pengambil kebijakan dan pihak
terkait lainnya untuk memberikan edukasi yang diperlukan untuk
mewujudkan generasi maju. Produk susu PT. Mirota KSM dibuat dengan
formulasi khusus bagi kelompok yang peka akan kebutuhan gizi dan
disesuaikan dengan kondisi tubuh orang Asia karena ketidaktahuan terhadap
laktosa dimana hal ini berbeda dengan orang barat. Demikian juga dengan
bubur sereal yang diformulasikan khusus untuk balita dengan penambahan
zat-zat gizi sesuai dengan prinsip-prinsip Hazard Analysis and Critical
Control Point (HACCP) tanpa mengurangi kualitas atau nilai gizi dari susu
tersebut.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang di PT. Mirota KSM
Yogyakarta yaitu:
1. Menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa mengenai
kondisi sesungguhnya dalam suatu perusahaan serta mengetahui
permasalahan praktis dan alternatif penyelesaiannya,
2. Memperluas wawasan pengetahuan dan mengembangkan cara
berfikir praktis, logis dan sistematis sehubungan dengan
permasalahan yang timbul dalam proses pengolahan di perusahaan,
3. Menambah pengalaman sebagai bekal untuk terjun dalam
masyarakat terutama pada lingkungan industri,
4. Memenuhi syarat menempuh pendidikan tingkat Sarjana Program
Studi Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian Peternakan, Universitas
Muhammadiyah Malang.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang di PT. Mirota KSM
Yogyakrta yaitu:
Tujuan khusus dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang di PT. Mirota
KSM Yogyakarta adalah sebagai berikut:
2
1. Mengetahui secara umum sejarah, perkembangan, struktur organisasi dan
aspek tenaga kerja di PT. Mirota KSM Yogyakarta
2. Mengetahui, memahami dan berkontribusi dengan cara ikut serta dalam
proses pengolahan sosis di PT. Mirota KSM Yogyakarta mulai dari
penyediaan bahan baku hingga produk jadi, serta penjaminan mutu dan
kehalalan produk.
3. Mempelajari seluruh aspek Teknologi Pangan yang diterapkan di PT.
Mirota KSM Yogyakarta meliputi tata letak dan peralatan yang
digunakan, pengolahan bahan baku, proses produksi, penjaminan mutu,
dan halal.
1.3 Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
Dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu secara teoritis yang selama ini
didapat diperkuliahan, mendapatkan pengalaman dari dunia kerja sekaligus
memperluas wawasan mahasiswa tentang dunia kerja yang sesungguhnya,
dan memperoleh pengalaman terlibat langsung dalam pekerjaan di PT.
Mirota KSM Yogyakarta.
b. Bagi Program Studi
Sebagai bahan evaluasi dalam peningkatan mutu kurikulum di
masa depan, dapat memperkenalkan program studi dan meningkatkan
kerja sama yang menguntungkan antara Universitas Muhammadiyah
Malang dengan PT. Mirota KSM Yogyakarta, dan dapat mencetak lulusan
Teknologi Pangan yang jujur, disiplin, terampil, dan profesional dalam
menjalankan pekerjaan.
c. Bagi Perusahaan
Dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenal
lebih dalam tentang PT. Mirota KSM Yogyakarta dan dapat memberikan
kontribusi bidang pendidikan terhadap pengembangan sumber daya
manusia, untuk membersiapkan sumber daya manusia yang dapat bersaing
dalam dunia kerja di era industri sekarang.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Susu Bubuk
Susu bubuk merupakan suatu hasil olahan yang terbuat dari bahan
dasar susu sapi segar yang telah mengalami proses pengeringan melalui
proses peraih drying Setelah itu dilakukan penambahan bahan lain terutama
untuk menggantikan zat gizi yang telah mengalami kerusakan selama proses
pengeringan. Prinsip pembuatan susu bubuk adalah mengurangi kadar air
yang terdapat dalam susu sampai batas tertentu, untuk menghambat aktivitas
kimia atau mikroba dalam susu. Sehingga daya simpan susu ini menjadi lebih
lama. Namun, susu memiliki sifat yang rentan atau mudah rusak terutama
oleh kondisi dan lamanya penyimpanan, dengan demikian perlu diperhatikan
Bagaimana penyimpanan yang baik karena pada kenyataannya suhu dan
lamanya penyimpanan mempengaruhi kualitas susu bubuk tersebut
(Immaningsih, 2013).
Susu pertumbuhan atau formula merupakan produk olahan susu yang
diproduksi oleh bidang industri untuk keperluan gizi yang diperlukan oleh
balita dan anak-anak. Pemberian susu pertumbuhuhan diindikasikan untuk
bayi yang tidak mendapatkan ASI atau sebagai tambahan jika produksi ASI
tidak lagi mencukupi kebutuhan gizi bayi. Di Indonesia sudah banyak jenis
susu formula atau pertumbuhan, Menurut Kurniasih (2011), Susu formula
berbahan dasar sapi Pada umumnya bahan dasar susu yang beredar dipasaran
susu yang berasal sapi, susu sapi merupakan salah satu alternatif susu untuk
balita dan anak yang tidak memiliki riwayat alergi dalam keluarga. Selain
susu sapi juga terdapat susu formula berbahan dasar soya atau kedelai. Susu
yang berbahan dasar sari kedelai diperuntukan oleh balita dan anak yang
memiliki alergi terhadap protein susu sapi. Namun tidak alergi terhadap
kandungan protein soya, memiliki fungsi sebagai pengganti susu yang berasal
dari sapi, dengan protein susunya telah di proses dengan sempurna sehingga
dapat digunakan sebagai pencegahan alergi tersier (Faharudin dan Desti,
2019).
4
Pembuatan susu bubuk juga menurunkan kualitas kuantitas air
sehingga Produk susu olahan dapat disimpan secara efisien dalam jangka
waktu lama tanpa terjadi penurunan kualitas awet dalam bentuk bubuk kering
volume dan berat susu berkurang sehingga menurunkan biaya transportasi
dan penyimpanan. Proses pembuatan susu bubuk merupakan salah satu
contoh pengolahan susu dengan tujuan menurunkan kadar air susu dengan
cara pengeringan semprot spray drying Proses pengeringan ini melibatkan
evaporasi diikuti dengan spray drying sehingga menghasilkan susu bubuk
kering dengan aktivitas air rendah sekitar 0,2 (Rachmawati, dkk., 2012).
2.2 Bahan Baku Pembuatan Susu Bubuk
2.2.1 Susu Sapi
Susu merupakan cairan putih yang keluar dari ambing sapi perah
dengan keadaan segar serta memiliki kandungan gizi tinggi karena
mengandung zat makanan yang lengkap dan seimbang seperti protein,
lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin yang dibutuhkan oleh manusia.
Status gizi yang tinggi pada susu menyebabkan mudahnya
mikroorganisme untuk tumbuh kembang, sehingga dalam kurun waktu
yang singkat susu tidak layak minum bahkan jika dipasarkan akan
mengalami proses penolakan (Christi, dkk., 2020).
Mikroorganisme yang berkembang didalam susu selain
menyebabkan susu menjadi rusak juga membahayakan kesehatan
masyarakat sebagai konsumen akhir. Disamping itu penanganan susu yang
benar juga dapat menyebabkan daya simpan susu menjadi singkat, harga
jual murah yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi pendapatan
peternak sebagai produsen susu. Kerusakan pada susu disebabkan oleh
terbentuknya asam laktat sebagai hasil fermentasi laktosa oleh koli.
Fermentasi oleh bakteri ini akan menyebabkan aroma susu menjadi
berubah dan tidak disukai oleh konsumen. Untuk meminimalkan
kontaminasi oleh mikroorganisme dan menghambat pertumbuhan bakteri
pada susu agar dapat disimpan lebih lama maka penanganan sesudah
pemerahan hendaknya menjadi perhatian utama peternak (Susilowati,
dkk., 2021).
5
2.3 Syarat Mutu Susu Bubuk
Tabel 1. Tabel SNI 01-2970-2006 Susu Bubuk
Persyaratan
No Kriteria uji Satuan Susu bubuk Susu bubuk Susu bubuk
berlemak kurang lemak bebas lemak
1 Keadaan
Bau - Normal normal normal
Rasa - Normal normal normal
2 Kadar air %b/b maks. 5 maks. 5 maks. 5
3 Lemak %b/b min. 26 >1,5,<26,0 min. 1,5
4 Protein (Nx6,38) %b/b min. 23 min. 23 min. 30
5 Cemaran
logam**
Tembaga (Cu) mg/kg 20,0 20,0 20,0
Timbal (Pb) mg/kg 0,3 0,3 0,3
Timah (Sn) mg/kg maks. maks. maks.
40,0/250,0* 40,0/250,0* 40,0/250,0*
Raksa (Hg) mg/kg maks 0,03 maks 0,03 maks 0,03
6 Cemaran Arsen mg/kg
maks. 0,1 maks. 0,1 maks. 0,1
(AS)**
7 Cemaran
Mikroba
Angka lempeng koloni/g
maks. 5x104 maks. 5x104 maks. 5x104
total
Bakteri coliform apm/g maks. 10 maks. 10 maks. 10
Escherichia coli apm/g <3 <3 <3
Sthaphylococcus koloni/g
maks. 1x102 maks. 1x102 maks. 1x102
aureus
Salmonella koloni/
negatif negatif negatif
100g
* Untuk kemasan kaleng
** dihitung terhadap makanan yang siap dikonsumsi
6
2.4 Proses Produksi Susu Bubuk
Prinsip dasar pembuatan susu bubuk sama dengan pembuatan susu
kental atau susu uapan, tetapi kemudian diteruskan dengan pengeringan
sampai kadar air dalam produk akhir tinggal 2 - 5% saja. Tahap-tahap
pembuatan susu bubuk adalah (1) perlakuan pemanasan, suhu minimum
adalah pada suhu pasteurisasi, dapat berkisar antara 82 – 99 oC selama 15 – 30
menit ataupun 120 – 140oC selama 15 – 25 detik, (2) pengentalan, susu
dikonsentrasikan hingga mencapai kadar air tertentu (tidak sampai kering),
dan (3) pengeringan, susu yang telah kental diproses lebih lanjut hingga kadar
airnya mencapai 2 – 5% (Wigelar, 2013).
Prinsip pembuatan susu bubuk adalah penguapan sebanyak mungkin
kandungan air susu dengan cara pemanasan pengeringan tutup kurung dan
melalui tahap-tahap proses agar mendapatkan hasil yang baik. Tahap-tahap
tersebut adalah perlakuan pendahuluan pemanasan pendahuluan pengeringan
dan pengepakan.
Perlakuan pendahuluan yang dilakukan meliputi penyaringan atau
klarifikasi, separasi dan standarisasi lebih lanjut dijelaskan bahwa
penyaringan bertujuan untuk memisahkan benda-benda asing misalnya debu
pasir bulu dan sebagainya yang terdapat pada susu klarifikasi pada dasarnya
juga bertujuan sama dengan penyaringan tapi pada klasifikasi tidak
menggunakan kain saring melainkan dengan cara sentrifugasi dengan
menggunakan alat “clarifier” parasit dimaksudkan untuk memisahkan air
susu menjadi dua komponen yaitu susu skim dan cream dengan menggunakan
alat separator membuat susu menjadi sama komposisinya dengan cara
mencampur susu itu menjadi satu sampai homogen.
Tujuan pemanasan pendahuluan adalah menguapkan sebagian air
yang terkandung oleh susu sampai mencapai kadar kurang lebih 45-50% saja
dengan menggunakan alat evaporator dan memanaskan digunakan udara yang
bersuhu antara 65-177 oC tergantung pada jenis produk yang dibuat titik
evaporator adalah alat yang digunakan untuk menguapkan kandungan air
sampai mencapai 45-50% dengan tujuan untuk meningkatkan total padatan.
7
Proses pengeringan menggunakan alat pengering yang sering
digunakan pada susu bubuk yaitu tipe silinder drum dryer dan tipe semprot
spray dryer. Setelah dilakukan pengeringan dan menjadi susu bubuk
kemudian dilakukan pengepakan atau proses pengemasan.
Susu bubuk kering dengan proses semprot juga dibuat dari sebagian
susu kental. Susu ini disemprotkan atau dikabutkan langsung ke dalam suatu
hembusan udara kering panas yang secara paksa membawa butiran-butir susu
yang sangat kecil melewati ruangan pengeringan atau “tofan” ketika terjadi
penghilangan air dengan penguapan hal ini mengurangi ukuran butir-butir
susu yang amat kecil sampai menjadi butir-butir bubuk yang lebih halus.
Pojok susu kering dikeluarkan dari ruang dengan hembusan udara dan
diperoleh kembali dengan cara separator siklon atau dengan menangkapnya
ke dalam kantong-kantong kain atau filter. Suhu yang digunakan untuk
penguapan adalah 583- 650oC sedangkan tekanan untuk menyemprotkan susu
adalah 25 psi.
2.5 Sistem Jaminan Halal
Sertifikasi halal merupakan jaminan keamanan bagi seorang konsumen
muslim untuk dapat memilih makanan yang baik baginya dan sesuai dengan
aturan agama. Produk makanan yang memiliki sertifikasi halal adalah produk
yang didalam proses pengolahannya memenuhi standar dalam keamanan dan
kebersihannya. Produk yang memiliki sertifikasi halal adalah produk yang
telah teruji dalam kehalalan dan bisa dikonsumsi umat muslim. Produk yang
telah memiliki sertifikasi halal dibuktikan dengan pencantuman logo halal
dalam kemasan produ (Chasanah, 2017).
Kelompok produk pangan yang dapat disertifikasi halal oleh LPPOM
MUI dikelompokkan ke dalam produk daging dan produk olahan, susu dan
makanan bayi, roti, flavor, kosmetik, obat-obatan, dan sebagainya. LPPOM
MUI mengkategorikan produk perusahaan pendaftar sertifikat halal dan
proses sertifikasi halal berdasarkan tingkat kritis bahan dan tingkat kesulitan
penelusuran kehalalannya. Kategori tersebut dibagi menjadi tidak berisiko
(tidak melibatkan bahan kritis); berisiko (melibatkan satu atau lebih bahan
8
kritis); dan risiko sangat tinggi (melibatkan bahan hewani dan/atau bahan
yang sulit ditelusuri kehalalannya (Ro, dkk., 2017).
9
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Tempat dan Waktu
Praktik Kerja Lapang (PKL) ini akan dilaksanakan di PT. Mirota
KSM Yogyakarta yang beralamatkan di Jl. Anggrek No.141 Sambelegi
Kidul, Maguwoharjo, Sambelegi Kidul, Kabupaten, Kec. Depok, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 488378. Praktek
Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan dalam jangka waktu tiga bulan (13
September – 13 November).
3.2 Metode Pengumpulan Data
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang (PKL) yang dilaksanakan di PT.
Mirota KSM Yogyakarta ini menggunakan beberapa metode, antara lain :
1) Praktik
Turut serta dalam melakukan praktik kerja secara langsung dalam setiap
kegiatan di PT. Mirota KSM Yogyakarta.
2) Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara berdialog dengan pihak-pihak dari
institusi yang bersangkutan guna mengetahui informasi yang diperlukan.
3) Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung mengenai
kondisi dan kegiatan yang ada di lokasi Praktik Kerja Lapang (PKL).
4) Studi Pustaka
Metode ini dilakukan dengan mencari dan mempelajari berbagai sumber
pustaka sebagai acuan untuk memperoleh informasi dalam memahami
permasalahan-permasalahan yang beraitan dengan pelaksanaan Praktik
Kerja Lapang (PKL).
5) Dokumentasi dan data
Metode ini dilakukan dengan pengambilan beberapa gambar untuk
dokumentasi sebagai data sekunder apabila diperkenanakan, dan mencatat
hasil-hasil yang ada pada pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapang
(PKL) mahasiswa.
10
3.3 Jadwal dan Rancangan Kegiatan
Tabel 1. Rancangan Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapang
11
3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data laporan dilaksanakan dengan
mengumpulkan data yang bersifat umum dari instansi yang bersangkutan.
Data hasil pengamatan dan wawancara, kemudian dipilih, dipilah dan disusun
secara sistematis. Pengolahan data degan mengumpulkan teori-teori dari
berbagai sumber pustaka ilmiah baik pustaka primer (jurnal ilmiah) maupu
pustaka sekunder yaitu buku teks yang disesuaikan dengan permasalahan
hasil pengamatan.
12
BAB IV
PENUTUP
13
DAFTAR PUSTAKA
14
LAMPIRAN
Lampiran 1. Identitas Peserta atau TIM PKL
Peserta 1
CURRICULUM VITAE
Education
15
Hard Skil : Computer skill (basic)
16
Peserta 2
CURRICULUM VITAE
Gender : Female
Religion : Islam
E-mail : ayutiara411@gmail.com
Education
Organization Experiences
Pengalaman
Other Skill
English – Basic
17