PENDAHULUAN
Di Indonesia, ada banyak jenis komoditas pertanian yang dapat diolah lebih
lanjut menjadi produk yang bermutu serta bernilai tinggi, salah satunya adalah
nangka. Nangka merupakan salah satu tanaman buah yang disukai dan
mempunyai prospek baik untuk diusahakan. Nangka (Artocarpus Heterophyllus)
merupakan buah tropik asli Indonesia yang banyak tersebar di seluruh Kepulauan
nusantara.
Tanaman nangka berbuah sepanjang tahun, apabila dalam satu tahun dapat
memberikan hasil panen baik, dan serentak di beberapa daerah sedangkan
permintaan akan buah nangka menurun, maka banyak buah nangka yang tidak
laku terjual, dan harganya pun menurun. Untuk menghadapi masalah seperti ini,
maka harus dilakukan proses pengolahan agar dapat tetap memberikan atau
bahkan menambah nilai ekonomis. Misalnya dengan mengolahnya menjadi
keripik nangka.
Permasalahan dalam pengolahan nangka adalah kadar air cukup tinggi,
sehingga buah nangka harus melewati salah satu tahap pengolahan, yakni
pengeringan agar dapat mengurangi kadar air yang terkandung di dalam buah
nangka agar lebih tahan lama dan tidak cepat rusak. Perubahan mutu selama
proses pengolahan misalnya warna, kekerasan, aroma dan citarasa sangat
mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu cara mempertahankan
kualitas adalah tanpa mengubah warna, aroma khas, dan rasa dari buah nangka itu
sendiri. Dengan demikian, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
perubahan warna nangka selama proses pengeringan.
Salah satu produk olahan buah yang dapat dikembangkan dan mempunyai
pasar yang cukup baik adalah keripik. Keripik buah lebih tahan disimpan
dibandingkan buah segarnya karena kadar airnya rendah dan tidak lagi terjadi
proses fisiologis seperti buah segarnya. Pengolahan buah menjadi keripik perlu
dukungan teknologi sehingga kualitas keripik yang dihasilkan dapat diterima
konsumen. Salah satu cara untuk menghasilkan makanan sehat tanpa mengubah
bentuk aslinya adalah dengan menggunakan teknologi penggorengan vakum.
Mesin penggoreng vakum (vacuum frying) dapat mengolah komoditas peka
panas seperti buah-buahan menjadi hasil olahan berupa keripik (chips), seperti
keripik nangka, keripik apel, keripik salak, keripik pisang, keripik nenas, keripik
melon, keripik salak, dan keripik pepaya. Dibandingkan dengan penggorengan
secara konvensional, sistem vakum menghasilkan produk yang jauh lebih baik
dari segi penampakan warna, aroma, dan rasa karena relatif seperti buah. Pada
kondisi vakum, suhu penggorengan dapat diturunkan menjadi 70− 85°C karena
penurunan titik didih minyak. Dengan demikian, kerusakan warna, aroma, rasa,
dan nutrisi pada produk akibat panas dapat dihindari. Selain itu, kerusakan minyak
dan akibat lain yang ditimbulkan karena suhu tinggi dapat diminimalkan karena
proses dilakukan pada suhu dan tekanan rendah.
1.2 Tujuan Praktikum
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Buah Nangka
2.1.1. Spesifikasi Buah Nangka
Buah nangka relatif besar, berbiji banyak, dan kulitnya berduri lunak. Setiap
biji dibalut oleh daging buah (endokarp) dan eksokarp yang mengandung gelatin.
Sebenarnya buah nangka merupakan buah majemuk (sinkarpik), yakni berbunga
banyak tersusun tegak lurus pada tangkai buah (porosnya) membentuk bangunan
besar yang kompak, bentuknya bulat sampai bulat lonjong. Duri buah yang dilihat
sebenarnya bekas kepala putiknya. Kulit buah berwarna hijau sampai kuning
kemerahan. Daging buahnya tipis sampai tebal yang setelah matang berwarna
kuning merah, lunak, manis, dan aromanya spesifik (Sunaryono, 2005).
Buah nangka yang dikenal orang sebenarnya adalah buah majemuk yang
terdiri dari kumpulan banyak buah, sedangkan yang dinamakan satu buah nangka
yang sebenarnya dikenal dengan satu buah nyamplung dan di dalamnya berisi satu
biji. Di antara nyamplungan buah terdapat dami-dami/serabut/jerami yang
sebenarnya merupakan bunga yang tidak diserbuki. Dami-dami tersebut ada yang
tebal, berukuran besar dan manis sehingga dapat dimakan. Sifat-sifat dari jerami
nangka, baik sifat fisik dan kimianya diduga hampir menyerupai buah nangkanya
(Muchtadi dalam Novandrini, 2003).
Ciri-ciri buah nangka yang dapat dipanen yakni : (1) Diperolehnya suara
rendah, seperti yang biasanya didapatkan dari bendabenda berongga, jika buahnya
diketuk dengan jari . (2) Daun terakhir pada tangkai buah telah menguning . (3)
Duri-duri kulit telah berkembang penuh dan berjauhan antara satu dengan yang
lainnya. (4) Duri-duri kulit dapat dibengkokkan hanya dengan memberikan
tekanan lemah. (5) Telah timbul bau aromatik.
Buah nangka yang muda dapat disayur (gudeg), sedang buah yang matang
enak dimakan segar. Bijinya enak dimakan setelah direbus, dan daunnya untuk
pakan ternak. Batang yang telah tua baik sekali untuk bahan bangunan. Makin tua
warna kuningnya, makin bermutu tinggi kayunya. Buah nangka yang telah matang
dapat dibuat dodol dan keripik nangka yang tahan lama disimpan (Sunaryono,
2005). Di samping kegunaan tersebut, daun nangka ternyata merupakan makanan
yang disenangi kambing dan domba. Abu akar nangka dengan abu sejenis
Selaginella dapat digunakan untuk obat. Di samping itu kulit kayunya dapat
dipakai sebagai pembalur luka (Lembaga Biologi Nasional, 1997).
Fosfor 19 mg
Vitamin A 330 IU
Vitamin B 0,07 mg
Vitamin C 7 mg
Air 70 gram
Keripik nangka adalah keripik hasil olahan buah nangka yang digoreng
dengan carakhusus, biasanya menggunakan mesin penggoreng hampa.
Penggunaan mesinpenggoreng hampa untuk menggoreng buah nangka dengan
suhu yang lebihrendah sekitar 50°-60°C sehingga tidak merusak buah nangka
tersebut. Aroma danwarnanya tidak berubah dan awet jika disimpan dalam jangka
waktu lamawalaupun tanpa menggunakan bahan pengawet tambahan (Molla et al.,
2008).
Salah satu usaha untuk memperpanjang masa simpan sayuran atau buah
adalah dengan metode pengeringan atau pemasakan untuk mendapatkan produk
sayuran atau buah kering siap santap. Pengeringan merupakan suatu proses
penghilangan atau pengeluaran sebagian air dari bahan pangan dengan cara
menguapkan air dan menggunakan energi panas, sampai batas mikroba tidak
dapat hidup (Wahyudi, 2013.).
Keterangan gambar :
7. Keranjang penampung
bahan
Pompa Vakum (Saluran hisap uap air, water-jet, pompa sirkulasi, saluran air
pendingin dan pengukur vakum). Pompa tidak menggunakan menggunakan
element bergerak. Penghisapan menggunakan fluida pendorong yang bekrja
dengan prinsip venturimeter. Fluida pendorong dapat berupa air, uap air dan
gas takan tinggi yang dilewatkan pada nosel. Energi tekan nosel diubah
menjadi energi gerak. Tingginya kecepatan akan menghasilkan hisapan
diujung nosel tempat memancarnya fluida. Injektor yang menggunakan air
sebagai fluida penggerak disebut dengan water jet.
Ruang Penggoreng (Tabung penggoreng, tuas pengaduk, keranjang
penampung bahan). Bagian ini adalah tempat pemanasan minyak yang dapat
dilengkapi dengan keranjang untuk pengangkat dan pencelup bahan yang
digoreng.
Kondensor (kondensor dan penampung kondensat). Bagian ini untuk
digunakan untuk mengembunkan uap air. Bahan pendingin kondensor adalah
air yang berasal dari sirkulasi penggerak water jet.
Pengendali operasi. Bagian ini untuk mengendalikan suhu dan tekanan
operasi.
Pemanas (sumber panas). Bagian ini berfungsi untuk memanaskan minyak.
Untuk industri kecil sebaiknya menggunakan gas sebagai bahan bakar
pemanas.
Spinner. Alat untuk memeras minyak yang masih terkandung pada bahan
pangan yang dihasilkan dengan prinsip spin.
Prinsip kerja vacum frying adalah menghisap kadar air dalam sayuran dan
buah dengan kecepatan tinggi agar pori-pori daging buah-sayur tidak cepat
menutup, sehingga kadar air dalam buah dapat diserap dengan sempurna. Prinsip
kerja dengan mengatur keseimbangan suhu dan tekanan vakum. Pada alat
penggoreng vacum ini uap air yang terjadi sewaktu proses penggorengan disedot
oleh pompa. Setelah melalui kondensor uap air mengembun dan kondensat yang
terjadi dapat dikeluarkan. Sirkulasi air pendingin pada kondensor dihidupkan
sewaktu proses penggorengan. (Sunaryo, 2014).
Prinsip kerja vacum frying adalah menghisap kadar air dalam sayuran dan
buah dengan kecepatan tinggi agar pori-pori daging buah-sayur tiak cepat
menutup, sehingga kadar air dalam buah dapat diserap dengan sempurna. Prinsip
kerja dengan mengatur keseimbangan suhu dan tekanan vakum. Untuk
menghasilkan produk keripik buah dengan kualitas yang bagus dalam artian
warna, aroma, dan ras buah-sayur tidak berubah dan wrenyah pengaturan suhu
tidak boleh melebih 85°C dan tekanan vakum antara 65 – 76 cmHg. Sebaiknya air
dalam bak penampung pada vacuum frying tidak mengandung partikel besi karena
dapat menyebabkan air keruh dan dapat merusak pompa vakum yang akhirnya
mempengaruhi kerenyahan keripik . Kondisi vakum ini dapat menyebabkan
penurunan titik didih minyak dari 110º C – 200º C menjadi 80°C – 100ºC
sehingga dapat mencegah terjadinya perubahan rasa, aroma, dan warna bahan
seperti mangga dan buahan lainnya. Bahan yang digoreng diletakkan di dalam
keranjang berangka segi empat yang bagian bawahnya terbuat dari bahan tahan
panas dan karat, dengan diameter sekitar 2 mm. keranjang dan bahannya
ditempatkan secara manual di dalam penggorengan. Faktor – faktor yang
mempengaruhi mutu akhir produk yang digoreng adalah kualitas bahan yang
digoreng, kualitas minyak goreng, jenis alat penggorengan dan sistem kemasan
produk akhir.Selama penyimpanan, produk yang digoreng dapat pula mengalami
kerusakan yaitu terjadinya ketengikan dan perubahan tekstur pada produk.
Ketengikan dapat terjadi karena minyak/ lemak mengalami oksidasi. Hal ini
dipengaruhi oleh mutu minyak, kondisi proses penggorengan dan sistem
pengemasan yang digunakan. Pada alat penggoreng vakum ini Uap air yang
terjadi sewaktu proses penggorengan disedot oleh pompa vakum. Setelah melalui
kondensor uap air mengembun dan kondensat yang terjadi dapat dikeluarkan.
Sirkulasi air pendingin pada kondensor dihidupkan sewaktu proses penggorengan
(Argo dkk, 2005).
Prosedur kerja penggunaan vakum frying panda bahan yaitu (Edi dkk, 2012) :
1. Isi bak air sampai + 3 cm dari permukaan bak sirkulasi.
2. Masukkan minyak goreng ke dalam tabung sampai dasar keranjang buah.
3. Pastikan tombol pengendali suhu pada posisi off sewaktu menghubungkan
regulator LPG dengan tabung.
4. Periksa kedudukan jarum penyetel suhu pada 85°C-95°C, kemudian
hubungkan steker boks pengendali suhu dengan listrik 220 volt, minimal
1300 watt.
5. Tekan tombol pengendali suhu pada posisi on dan nyalakan kompor gas.
6. Setelah tercapai suhu yang diset (ditandai nyala kompor mengecil),
masukkan bahan maksimum sebanyak 3,5 kg ke dalam keranjang
penggoreng kemudian tutup.
7. Pasang tutup tabung penggoreng dan kunci rapat-rapat, tutup kran pelepas
vakum, nyalakan pompa dengan menekan tombol besar dalam posisi on
pada boks pengontrol sambil membuka kran sirkulasi air di atas tabung jet,
tunggu hingga air keluar dari selang bagian atas kondensor.
8. Setelah vakum meter menunjukkan angka 700 mmHg, turunkan keranjang
ke dalam minyak dengan memutar tuas pengaduk setengah putaran (180°).
Goyanglah tuas setiap 5 menit untuk meratakan pemanasan.
9. Pada saat bahan dimasukkan ke dalam minyak, suhu akan turun, jarum
meter vakum bergerak ke kanan, kaca pengintai menjadi berembun.
10. Setelah matang, buih pada tabung penggorengan akan hilang (lihat dari
kaca pengintai dengan menekan tombol lampu ke posisi on) angkat bahan
ke atas minyak dengan memutar tuas pengaduk 180° dan kunci. Matikan
pompa, kompor, dan kran sirkulasi air, kemudian buka kran pelepas
vakum (di atas tutup), pelanpelan hingga vakum meter menunjuk angka 0.
11. Buka tutup tabung dan keranjang penggoreng, angkat keripik buah dan
tiriskan pada spinner.
Hal penting lain dari produk hasil penggorengan vakum adalah kandungan
minyak yang lebih sedikit dan lebih porous (lebih ringan) dan umumnya
mempunyaidaya rehidrasi yang lebih baik (Widaningrum, 2008).
Vacuum frying digunakan untuk bahan dengan kadar air tinggi dan kadar
glukosa yang tinggi, hal ini dikarenakan pada bahan – bahan yang digoreng
menggunakan penggoreng biasa dengan kadar gula yang tinggi. Pada bahan
seperti pada buah nangka dan mangga serta wortel, maka hasil keripik yang
digoreng tidak akan renyah dan akan menjadi seperti jelly serta berubah warna
menjadi coklat karena reaksi mailard yang terjadi antara gula dan panas tinggi
pada suhu penggorengan ( Indocitrago, 2010).
Aplikasi lain yakni digunakan untuk menggoreng bahan dengan kandungan
volatil tinggi seperti aroma dan pigmen yang sensitif panas. Karena titik didih
minyak yang rendah serta bertekanan membuat aroma tidak menguap dari bahan
dan hanya air saja yang menguap secara berangsur –angsur ( Indocitrago, 2010).
METODE PRAKTIKUM
Instalasi Listrik
sarangan /wadahpenggorengan
Setting temperatur
ke tampilan awal
Atur nyala kompor dengan memutar valve yang ada di regulator LPG
Nangka
Kulit
dikupas ,dicuci kemudian tiriskan nangka
Masukkan bahan baku kedalam tabung penggorengan
Jalankan pompa
Keripik Nangka
3.3.4 Tahapan Pengeluaran
Setelah matang
Tiriskan
Berat Akhir
𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 (%) = x 100%
Berat Awal
= 360/1500 X 100%
= 24%
Organoleptik
Pada hari praktikum, setelah alat vacuum frying sudah diatur dan
disiapkan, kami memasukkan buah nangka ke dalamnya. Maka alat akan bekerja
dengan sendirinya. Menggoreng dengan mesin vacuum frying adalah menggoreng
berbagai macam produk dengan kondisi hampa udara. Cara menggoreng dengan
mesin vacuum frying ini dilakukan dalam ruangan tertutup dengan kondisi
tekanan rendah sekitar 70 cmHg. Penggorengan dengan vacuum frying dapat
digunakan sebagai alternatif pengolahan bahan yang rentan terhadap suhu yang
tinggi seperti keripik buah.
Prinsip kerja vacum frying adalah menghisap kadar air dalam sayuran
dan buah dengan kecepatan tinggi agar pori-pori daging buah-sayur tiak cepat
menutup, sehingga kadar air dalam buah dapat diserap dengan sempurna. Prinsip
kerja dengan mengatur keseimbangan suhu dan tekanan vakum. Untuk
menghasilkan produk keripik buah dengan kualitas yang bagus dalam artian
warna, aroma, dan ras buah-sayur tidak berubah dan wrenyah pengaturan suhu
tidak boleh melebih 85 C dan tekanan vakum antara 65 – 76 cmHg. Sebaiknya air
dalam bak penampung pada vacuum frying tidak mengandung partikel besi karena
dapat menyebabkan air keruh dan dapat merusak pompa vakum yang akhirnya
mempengaruhi kerenyahan keripik . Kondisi vakum ini dapat menyebabkan
penurunan titik didih minyak dari 110º C – 200º C menjadi 80º C – 100º C
sehingga dapat mencegah terjadinya perubahan rasa, aroma, dan warna bahan
seperti mangga dan buahan lainnya. Bahan yang digoreng diletakkan di dalam
keranjang berangka segi empat yang bagian bawahnya terbuat dari bahan tahan
panas dan karat, dengan diameter sekitar 2 mm. keranjang dan bahannya
ditempatkan secara manual di dalam penggorengan. Faktor – faktor yang
mempengaruhi mutu akhir produk yang digoreng adalah kualitas bahan yang
digoreng, kualitas minyak goreng, jenis alat penggorengan dan sistem kemasan
produk akhir. Selama penyimpanan, produk yang digoreng dapat pula mengalami
kerusakan yaitu terjadinya ketengikan dan perubahan tekstur pada produk.
Ketengikan dapat terjadi karena minyak/ lemak mengalami oksidasi. Hal ini
dipengaruhi oleh mutu minyak, kondisi proses penggorengan dan sistem
pengemasan yang digunakan. Pada alat penggoreng vakum ini Uap air yang
terjadi sewaktu proses penggorengan disedot oleh pompa vakum. Setelah melalui
kondensor uap air mengembun dan kondensat yang terjadi dapat dikeluarkan.
Sirkulasi air pendingin pada kondensor dihidupkan sewaktu proses penggorengan
(Argo dkk, 2005).
Setelah memperhatikan tanda-tanda bahwa produk itu telah matang,
maka alat kami matikan. Kemudian keripik nangka kami ambil dari sarangan alat
dan langsung dimasukkan ke alat spinner. Hal ini berguna untuk mengurangi
minyak yang ada dalam keripik buah nangka. Setelah itu kami menimbang produk
tersebut dan didapatkan berat bahan jadi atau berat keripik buah nangka sebesar
360 gram dengan rendemen 24%.
Keripik buah nangka yang kami buat memiliki warna kuning pucat,
rasanya yang manis, aroma khas keripik nangka dan teksturnya yang renyah.
Penggorengan vakum umumnya digunakan untuk mengeringkan buah yang
berkadar air tinggi dan beraroma khas.Penggorengan ini dilakukan dengan
menggunakan suhu 850 C selama 1-2 jam. Bahan pangan atau sayuran yang
digoreng dengan metode vaccum frying akan dihasilkan produk dengan
kandungan zat gizi seperti protein, lemak dan vitamin yang tetap terjaga. Systim
penggorengan vaccum frying menggunakan tekanan minimum sehingga suhu
pemanasan menjadi rendah. Perlakuan suhu rendah ini tidak akan merusak
struktur kimia dan sifat bahan. Selain itu, penggunaan vaccum frying
menghasilkan keripik yang renyah dan tahan lama, aroma khas, serta warna yang
menarik (Widaningrum, 2008).
Warna keripik yang kuning kecoklatan dihasilkan dari rekasi non-
enzimatis. Menurut Marsono (2006 dalam Supriyanto, dkk., 2006), proses
pencoklatan bahan makanan selama pemanasan (pengolahan) berkorelasi
langsung dengan senyawa 5-hydroxymethyl-2-furfural (HMF). 5-hydroxymethyl-
2-furfural (HMF) dapat terbentuk baik pada reaksi karamelisasi maupun maillard,
senyawatersebut mengalami peningkatan selama proses pemasakan. Pada bahan
makanan sumber pati, reaksi karamelisasi lebih dominan menentukan
terbentuknya pigmen coklat daripada reaksi maillard karena bahan makanan
berpati relatif sedikit mengandung asam amino maupun protein.
Adapun keripik nangka memiliki rasa manis yang dihasilkan dari rasa
bahan baku sendiri. Dengan aroma manis khas nangka dan tekstur yang renyah.
Nilai kadar air cenderung menurun dengan semakin tingginya suhu dan semakin
lamanya waktu penggorengan. Hal ini menunjukkan bahwa penggorengan pada
suhu dibawah 100°C, memberikan hasil terbaik terhadap mutu keripik terbukti
dengan rendahnya nilai kadar air yang terkandung di dalam bahan. Menurut
(Wijayanti Ruri et al, 2011) Penurunan nilai kadar air dengan semakin tinggi suhu
dan semakin lamanya waktu penggorengan disebabkan oleh panas yang semakin
tinggi akan menyebabkan penguapan air dari dalam bahan akan semakin besar.
Hasil bahan yang digoreng lebih renyah dikarenakan penguapan pada
titik didih yang rendah memungkinkan kadar air lebih banyak menguap dari pada
penggorengan biasa dan juga kecil kemungkinan terjadinya case hardening seperti
pada penggorengan biasa. Kadar lemak dalam bahan semakin meningkat karena
suhunya tinggi dan lamanya waktu penggorengan. Hal ini sesuai dengan (Kita
dalam Wijayanti Ruri et al, 2011) yang menyatakan bahwa penyerapan lemak
meningkat seiring dengan peningkatan suhu penggorengan.
Berdasar SNI 01-4269-1996 syarat mutu keripik nangka adalah sebagai berikut :
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
1. Vacuum frying adalah salah satu alat yang dapat memperpanjang masa
simpan sayuran atau buah. Untuk menghasilkan produk dengan kualitas
yang bagus dalam artian warna, aroma, nilai nutrisi dan rasa buah-sayur
tidak berubah dan renyah maka pengaturan suhu yang digunakaan tidak
boleh melebihi 85°C dan tekanan vakum antara 65 - 76 cmHg
2. Keripik nangka yang dihasilkan memiliki rasa manis, aroma khas keripik
nangka, bertekstur renyah dan warnanya kuning cerah meskipun tanpa
tambahan bumbu dan pewarna
Argo, dkk. 2005. Pengaruh Suhu dan Tekanan pada Keripik Buah dengan
Menggunakan Penggorengan Vakum. Departemen Teknologi Pertanian
USU:Medan. Diakses pada tanggal13 Mei 2018..
Shyu S., Hau L., Hwang L. S., 1998. Effect of vacuum frying on the oxidate
stability of oils. J of American Oil Chemical Society 5 : 1393-1398. Diakses
pada tanggal 13 Mei 2018.
Direktorat Gizi Depkes RI. 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bharata.
Karya Aksara, Jakarta. Diakses pada tanggal 28 April 2018.