1
b. Peningkatan Penampilan dan Kemudahan Penanganan
oleh Konsumen
Hasil pertanian yang telah dipanen, sering tampak kotor karena terdapat bagian-
bagian yang rusak, atau terkontaminasi kotoran. Penyiangan bagian-bagian yang
rusak, pembersihan dan pencuciaan dapat meningkatkan penampilan hasil
hortikultura sehingga tampak lebih menarik. Perlakuan tersebut juga
memudahkan konsumen dalam menangani bahan karena mereka tidak perlu lagi
melakukan penyiangan dan pembersihan bahan ketika melakukan pengolahan.
Berbagai faktor internal dan eksternal dapat berpengaruh terhadap hasil pertanian
pada masa pasca panen. Faktor internal adalah proses metabolisme yang terjadi
pada sel dan jaringan bahan. Sedangkan faktor eksternal adalah lingkungan biotik
seperti serangga, tikus dan mikroba, serta lingkungan abiotik seperti suhu,
kelembaban dan komposisi gas pada udara ruang penyimpanan.
2
i. Produksi Karbondioksida
Pada masa pasca panen, jaringan sayur dan buah masih terus melangsungkan
metabolisme, di antaranya adalah respirasi yang memerlukan oksigen dan
menghasilkan gas karbondioksida. Respirasi dapat menyebabkan berkurangnya
kandungan zat gizi, perubahan flavor dan rasa; dan berkurangnya berat bahan.
Berdasarkan laju produksi karbondioksida, beberapa jenis sayur dan buah dapat
dikelompokkan seperti Tabel 1 di bawah ini.
Laju Produksi
Kelompok
CO2 pada 5oC Komoditi
Respirasi
(mg.kg-1.jam-1)
Sangat rendah <5 Kurma, sayur dan buah kering, kacang
Rendah 5-10 Seledri, jeruk, bawang putih, bawang merah,
pepaya, nenas, kentang, ubijalar, semangka
Sedang 10-20 Pisang, kubis, wortel (tanpa daun), ketimun,
tomat, mangga
Tinggi 20-40 Alpokat, wortel (tanpa daun), Kembang kol,
bawang daun, selada
Sangat tinggi 40-60 Brokoli, bunga potong
Sangat tinggi >60 Jamur, bayam, jagung manis
sekali
Karbodiksida (CO2)
3
Klimaterik Non Klimaterik
Durian Semangka Belimbing
Jambu biji Rambutan Sukun
Nangka Markisa Jeruk besar
Mangga Manggis Rambutan
Pepaya Duku Sawo
Etilen
4
Khlorfil
Karotenoid
Antosianin
Tabel 3. Perubahan pada sayur dan buah pada masa pasca panen
5
No Perubahan Contoh Komoditi
1 Pati menjadi gula Dikehendaki: pisang, durian, mangga, nenas
2 Gula menjadi pati Dikehendaki: kentang
Tidak dikehendaki: jagung manis
3 Pektin tidak larut menjadi Hampir pada semua buah dan sayur
senyawa pektin yang larut (perubahan ini sampai tingkat tertentu adalah
dikehendaki
4 Peningkatan lignin Wortel, lobak
5 Perubahan asam organik, Hampir pada semua buah
senyawa N, dan lipid
menjadi senyawa flavor
6 Penuruan kadar vitamin C Hampir pada semua buah dan sayur
Glukosa
Pati
Pektin
6
Lignin
Lignin atau zat kayu adalah salah satu zat komponen penyusun tumbuhan.
Komposisi bahan penyusun ini berbeda-beda bergantung jenisnya. Lignin
terutama terakumulasi pada batang tumbuhan berbentuk pohon dan semak. Pada
batang, lignin berfungsi sebagai bahan pengikat komponen penyusun lainnya,
sehingga suatu pohon bisa berdiri tegak (seperti semen pada sebuah batang beton).
Berbeda dengan selulosa yang terbentuk dari gugus karbohidrat, struktur kimia
lignin sangat kompleks dan tidak berpola sama. Gugus aromatik ditemukan pada
lignin, yang saling dihubungkan dengan rantai alifatik, yang terdiri dari 2-3
karbon. Proses pirolisis lignin menghasilkan senyawa kimia aromatis berupa
fenol, terutama kresol.
Vitamin C
7
umbi lainnya dapat bertunas dan akhirnya membusuk. Beberapa sayur seperti
asparagus, bayam, dan kangkung dapat terus tumbuh sehingga bentuknya
berubah, menjadi lebih alot dan rasa kurang enak. Bunga potong, misalnya
gladiol yang diletakkan secara horizontal menunjukkan gejala geotropik sehingga
tampak bengkok.
d. Pengaruh Lingkungan
Suhu, kelembaban, komposisi gas, dan kandungan etilen pada ruang
penyimpanan, serta cahaya dapat berpengaruh terhadap komoditi hortikultura
yang sedang disimpan. Bahan-bahan kimia tertentu juga dapat ditambahkan
untuk memperpanjang masa simpan atau meningkatkan ketahanan terhadap
serangga dan mikroba.
i. Suhu
Untuk mendapatkan masa simpan yang relatif panjang, komoditi hasil
pertanian pada umumnya harus disimpan pada suhu optimum tertentu. Jika
penyimpanan tidak dilakukan pada suhu optimum, maka berbagai kerusakan dapat
terjadi. Penyimpanan di atas suhu optimum, akan mempercepat kerusakan bahan.
Biasanya, setiap kenaikan 10C di atas suhu optimum, maka kerusakan terjadi dua
kali lebih cepat. Kerusakan tersebut dapat berupa kerusakan fisiologis dan
kerusakan patologis.
8
dari 2 faktor. Faktor utama adalah suhu penyimpanan yang terdiri atas 4 °C, 7 °C,
dan 10 °C. Faktor kedua adalah waktu pengondisian (reconditioning) pada suhu
kamar yaitu 0 hari, 3 hari, 6 hari dan 9 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
antara suhu penyimpanan dan pengondisian secara statistik terjadi interaksi
terhadap kandungan gula reduksi dan vitamin C. Perlakuan suhu penyimpanan
dan pengondisian berpengaruh positif terhadap Total Soluble Solid (TSS) dan
organoleptik keripik. Perlakuan yang dapat mempertahankan kualitas umbi
kentang
adalah penyimpanan dengan suhu 7 °C sampai 10 °C dengan pengondisian 6 - 9
hari (https://media.neliti.com/media/publications/69018-ID-none.pdf)
ii. Kelembaban
Laju transpirasi tergantung kepada kelembaban relatif udara pada ruang
penyimpanan bahan. Pada ruang dengan kelembaban relatif yang rendah, laju
transpirasi akan tinggi sehingga bahan akan kehilangan berat dengan cepat.
Sedangkan pada ruang dengan kelembaban relatif yang tinggi, kerusakan
patologis oleh mikroba dapat berlangsung lebih cepat.
Air diserap ke dalam akar secara osmosis melalui rambut akar, sebagian besar
bergerak menurut gradien potensial air melalui xilem. Air dalam pembuluh xilem
mengalami tekanan besar karena molekul air polar menyatu dalam kolom
berlanjut akibat dari penguapan yang berlangsung di bagian atas. Sebagian besar
ion bergerak melalui simplas dari epidermis akar ke xilem, dan kemudian ke atas
melalui arus transportasi.
Laju transpirasi dipengaruhi oleh ukuran tumbuhan, kadar CO2, cahaya, suhu,
aliran udara, kelembaban, dan tersedianya air tanah. Faktor-faktor ini
memengaruhi perilaku stoma yang membuka dan menutupnya dikontrol oleh
perubahan tekanan turgor sel penjaga yang berkorelasi dengan kadar ion kalium
(K+) di dalamnya. Selama stoma terbuka, terjadi pertukaran gas antara daun
dengan atmosfer dan air akan hilang ke dalam atmosfer. Untuk mengukur laju
transpirasi tersebut dapat digunakan potometer.
Transpirasi pada tumbuhan yang sehat sekalipun tidak dapat dihindarkan dan jika
berlebihan akan sangat merugikan karena tumbuhan akan menjadi layu bahkan
mati.
9
Sebagian besar transpirasi berlangsung melalui stomata sedang melalui kutikula
daun dalam jumlah yang lebih sedikit. Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan
membuka stomatanya untuk mengambil karbon dioksida dari udara untuk
berfotosintesis.
Lebih dari 20 % air yang diambil oleh akar dikeluarkan ke udara sebagai uap air.
Sebagian besar uap air yang ditranspirasi oleh tumbuhan tingkat tinggi berasal
dari daun selain dari batang, bunga dan buah.
Atmosfer adalah lapisan gas yang menyelimuti suatu planet, termasuk Bumi.
Atmosfer memiliki ketebalan sekitar 1.000 km dari permukaan bumi dengan
massa 59 x 1014 ton. Di Bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km dari
permukaan tanah hingga sekitar 560 km dari atas permukaan pada bumi.
iv. Etilen
Etilen dapat memberikan pengaruh yang diharapkan atau yang tidak
diharapkan. Pemberian etilen dapat mempercepat pematangan buah dengan
warna yang lebih seragam. Sebaliknya, pemberian etilen yang berlebihan dapat
menyebabkan kerusakan fisiologis pada buah dan sayur.
10
v. Cahaya
Cahaya pada intensitas tertentu atau cahaya matahari langsung dapat
menyebabkan kulit kentang menjadi hijau karena terbentuknya khlorofil; dan juga
beracun karena terbentuknya solanin. Sayur-sayuran yang dipanen bersama
akarnya akan menunjukkan gejala liototropik dimana bagian tanaman
membengkok ke arah cahaya.
Etilen dapat dihasilkan oleh jaringan tanaman hidup pada waktu-waktu tertentu.
Etilen juga merupakan suatu gas yang dalam kehidupan tanaman dapat
digolongkan sebagai hormon yang aktif dalam proses pematangan. Disebut
hormon karena memenuhi kriteria sebagai hormon tanaman yaitu bersifat mobil
(mudah bergerak) dalam jaringan tanaman dan merupakan senyawa organik.
Senyawa ini disamping dapat memulai proses klimaterik, juga dapat mempercepat
terjadinya klimaterik. Etilen adalah senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang pada
suhu ruang berbentuk gas. Senyawa ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan-
perubahan yang penting dalam proses pertumbuhan dan pematangan hasil-hasil
pertanian.
Pada gambar ini terlihat bahwa buah adpokat yang disimpan dalam udara biasa
akan matang setelah 11 hari. Namun apabila buah tersebut disimpan pada udara
yang mengandung 10 ppm etilen selama 24 jam, maka buah tersebut akan matang
selama 6 hari penyimpanan.
Pada buah-buahan non klimaterik, penambahan etilen dalam konsentrasi tinggi akan
menyebabkan terjadinya klimaterik pada buah-buahan tersebut. Seperti terlihat pada
gambar.
11
Selain berperanan penting dalam proses pematangan buah, etilen juga
mempercepat menguningnya daun dan menyebabkan kelayuan. Pembentukan
etilen pada jaringan tanaman dapat dirangsang oleh kerusakan-kerusakan mekanis
dan infeksi, sehingga akan mempercepat pematangan.
Turgor Sel. Tekanan turgor sel selalu berubah selama proses pematangan. Perubahan
ini umumnya disebabkan karena komposisi dinding sel berubah sehingga
mempengaruhi kekerasan buah. Pengempukan buah disebabkan menurunnya jumlah
protopektin yang tidak larut air dan naiknya jumlah pektin yang larut air, seperti
terlihat pada tabel.
12
Berdasarkan pola respirasinya, buah dibedakan menjadi buah klimaterik dan non-
klimaterik. Buah klimaterik memiliki pola respirasi klimaterik, yaitu terjadi
peningkatan laju respirasi secara dramatik pada saat buah memasuki fase ripening.
Pola respirasi klimaterik ini tidak terjadi pada buah non-klimaterik, tidak ada
peningkatan respirasi meskipun buah memasuki fase ripening.
a. Kerusakan Fisiologis
Bahan yang disimpan pada suhu terlalu dingin dimana air bahan membeku,
maka di dalam jaringan bahan akan terbentuk kristal es yang cukup tajam untuk
merusak sel dan jaringan bahan. Kerusakan ini disebut kerusakan beku.
13
Bahan yang disimpan dingin (di atas suhu beku) dan di bawah 5C atau
pada suhu yang tergantung kepada jenis bahan dapat mengalami kerusakan dingin.
Kerusakan ini akan berupa perubahan warna, bercak lunak pada permukaan, tidak
bisa matang, penyimpangan flavor, dan meningkatnya pertumbuhan kapang yang
secara normal tidak terdapat pada bahan. Kerusakan ini akan lebih besar jika suhu
penyimpanan turun naik, atau bahan dikeluarmasukkan dari ruang pendingin.
Kerusakan panas terjadi jika bahan langsung terkena cahaya matahari yang
cukup lama atau suhu relatif tinggi. Kerusakan ini berupa perubahan warna
(biasanya warna semakin pucat).
b. Kerusakan Fisik
Berbagai kerusakan fisik yang dapat terjadi berupa luka, goresan, memar,
retak dan pecah akibat benda tajam, gesekan, dan benturan. Jaringan yang
mengalami kerusakan fisik akan mengalami pencoklatan, lebih rentan terhadap
serangan mikroba, dan mempercepat laju metabolisme.
Melon pecah
c. Kerusakan Patologis
Berbagai mikroba dapat menyerang bahan pada masa pasca panen.
Serangan ini akan merusak bahan sehingga dapat menyebabkan kerusakan
14
fisiologis dan fisik. Bahan yang masih segar dan sehat mempunyai daya tahan
yang tinggi terhadap serangan mikroba. Semakin lama sejalan dengan
peningkatan kematangan, bahan semakin rentan terhadap mikroba. Pada saat
bahan berada pada masa senescen, bahan paling rentan dengan serangan mikroba.
Stroberi busuk
4.Panen
Panen adalah proses pemungutan hasil dari tanaman sayur dan buah. Untuk
memperoleh hasil yang optimal, maka panen harus memperhatikan hal-hal
berikut:
1. Waktu panen
2. Alat yang digunakan untuk panen
3. Perlindungan terhadap kontaminasi dan kerusakan fisik.
4. Cara panen
15
Umur
Sayur
1. Kubis Kumpulan daunnya telah padat 3-4 bulan
sejak semai
2. Kentang Daunnya telah menguning dan mengering, 3 – 4 bulan
batang berubah warna dari hijau menjadi tergantung
kekuning-kuningan dan kulit umbi tidak varietasnya
mudah lecet.
3. Cabe besar Warna merah pada buah tampak dominan ............
(60% warna merah)
4. Tomat Buah matang hijau sampai matang merah 83 – 140 hari
tergantung tujuan pemasaran setelah semai,
tergantung
varietas
5. Bawang merah Daun mulai layu dan menguning sekitar 70- .........
80%
6. Ketimun Buah sudah cukup besar tetapi masih muda, 55 – 65 hari
biji belum mengeras, kulit buah masih setelah tanam
berwarna hijau sesuai jenisnya
7. Terung Buah sudah cukup besar tetapi masih muda, 3,5 bulan
biji belum mengeras, kulit buah masih
berwarna ungu sesuai jenisnya
8. Buncis Polong sudah mendekati ukuran maksimum, 12-14 hari
tetapi biji belum membesar, polong mudah setelah
dipatahkan dan belum berserat berbunga
9. Wortel Daun tua berjumlah 3-5 helai 90-97 hari
setelah tanam
10. Kacang Polong sudah mendekati ukuran maksimum,
panjang tetapi biji belum membesar, polong mudah
dipatahkan dan belum berserat
11. Kembang kol Bunga tampak kompak dan warnanya
cemerlang
12. Bayam Tinggi tanaman antara 15-20 cm, belum 25-35 hari
berbunga
13. Pare Buah sudah cukup besar tetapi masih muda,
biji belum mengeras, kulit buah masih
berwarna hijau sesuai jenisnya
14. Cabe rawit
15. Labu siam
16. Bawang putih
17. Kacang merah Daun mulai menguning dan mengering, 3 bulan
polong telah berubah warna dari hijau sejak tanam
menjadi kuning atau kuning kecoklatan, biji
telah berisi penuh, kulit biji mengkilat
18. Lobak Umbi yang terbentuk sudah cukup besar 2 bulan
sejak tanam
19. Oyong Buah sudah cukup besar tetapi masih muda,
biji belum mengeras, kulit buah masih
berwarna ungu atau ungu sesuai jenisnya
16
Buah
1. Markisa Warna kulit berubah dari ungu hijau menjadi 3-4 bulan
hijau kekuning-kuningan dan tangkai setelah
buahnya mengerut. berbunga
2. Durian Berbau tajam pada ujung buah, bila diketuk 140-150 hari
akan terdengar dentang udara antara isi dan setelah
kulit berbunga
3. Rambutan Buah yang masak di pohon (sekitar 80 -90% 90 – 120
kulit buah telah berubah warna) hari setelah
Merah kekuning-kuningan sampai merah bunga
(rambutan varietas berkulit dan mekar atau
berambut merah) sekitar 15 –
Kuning kehijauan sampai kuning 18 minggu
(rambutan varietas berkulit dan setelah
berambut kuning) penyerbukan
Hijau kekuningan sampai kuning
kemerahan ( rambutan varietas rapiah)
4. Pisang Matang hijau ditandai dengan penampang
melintang buah yang membulat, tidak
persegi, ada buah yang mulai menguning
pada tandan buah
5. Alpokat Kulit buah berwarna sedikit terang/cerah,
tangkai buah mengering
6. Mangga Warna hijau gelap menjadi hijau cerah atau 75-120 hari
kekuningan, permukaan kulit tampak seperti dari bunga
dilapisi lilin dan dua belah pipi mangga mekar
tanpak padat berisi (gemuk) tergantung
varietasnya
7. Manggis Kulit buah berwarna ungu kemerah-merahan 120-150 hari
hingga merah, tergantung tujuan pemasaran setelah
nya berbunga
8. Semangka Tangkai buah berubah menjadi kecoklatan, 75 – 100 hari
kulit buah yang berada di tanah berubah dari setelah tanam,
putih kekuningan dan jika dipukul dengan jari tergantung
bunyi buah keras. jenisnya
9. Sawo Kulit berwarna coklat muda, daging buah Berbuah
agak lembek, ukuran buah maksimal, mudah setelah 4-5
dipetik dan getahnya relatif sedikit tahun
10. Melinjo Kulit luar berwarna kuning kemerahan atau Berbuah
merah dan bijinya keras setelah 4-6
tahun
11. Nangka Tangkai buah sudah menguning, daun dekat 8 bulan
tangkai buah menguning dan gugur, kulit sejak
buah berwarna kuning kecoklatan, jika berbunga
dipukul terdengar bunyi berrongga.
12. Pepaya Sebagian kulit buah mulai berubah warna
menjadi kuning atau orange
13. Salak Sisik telah jarang, warna kulit buah merah 6 bulan setelah
kehitaman atau kuning tua, bulu telah hilang, bunga mekar
17
ujung kulit buah meruncing serta lunak
ditekan, warna mengkilat, mudah lepas dari
tandan dan beraroma salak
14. Bengkuang Ukuran normal diameter 7-10 cm 4-5 bulan
15. Nenas Mahkota buah terbuka, tangkai buah lebih 12-24 bulan
mengkerut, dan sebagian kulit buah mulai tergantung
berubah warna menjadi kuning atau orange jenisnya
16. Sukun 3 bulan
setelah
berbunga
17. Sirsak
18. Jeruk besar Bulu halus pada buah sudah hilang sehingga 6-8 bulan
tidak kasat, lekukan buah sudah merata, buah setelah bunga
jeruk terasa berat/berisi. mekar
b. Cara Panen
Panen merupakan proses pemungutan bagian tertentu dari tanaman hidup.
Panen dilakukan terhadap bagian tanaman yang kematangan, kemasakan atau
18
kondisi fisik dan kimianya telah memenuhi syarat tertentu. Pada saat panen harus
dihindarkan terjadinya luka, memar, gores dan pecah. Karena itu, panen harus
dilakukan dengan hati-hati. Penggunaan alat tertentu mungkin dianjurkan agar
panen dapat dilakukan dengan cepat, mudah dan tidak menimbulkan kerusakan
fisik pada hasil panen. Untuk menghindarkan kerusakan akibat transpirasi yang
tinggi, panen dianjurkan pada pagi hari ketika cahaya matahari belum bersinar
terik; dan hasil yang telah dipanen hendaknya diletakkan pada tempat yang teduh
yang tidak terkena cahaya matahari langsung.
19
Panen padi tradisional dengan sabit
20
a. Pengumpulan
Setelah panen, biasanya buah dan sayur diangkut dari kebun ke lokasi
pengumpulan sebelum dijual ke pedagang pengumpul atau di bawa ke pasar untuk
dijual. Proses pengumpulan ini harus memperhatikan jarak dan kondisi jalan ke
tempat pengumpulan, wadah atau kemasan, alat angkut dan pekerja yang
menangani pengumpulan. Jarak yang relatif jauh dan kondisi jalan yang buruk
dapat mempertinggi kerusakan. Demikian juga dengan wadah atau kemasan yang
tidak sesuai, misalnya wadah yang kasar untuk buah tomat dapat merusak bahan
yang diangkut. Pekerja yang ceroboh dan kurang bertanggungjawab juga dapat
mempertinggi kerusakan selama pengangkutan.
21
Jagung manis dikumpulkan oleh pedagang perantara dari beberapa
petani
Kol bulat ini tidak dikumpulkan pada suatu bangunan, tapi ditumpuk
di kebun untuk menunggu pedagang dari kota membelinya secara borongan
b. Pemilahan
Pemilahan dilakukan untuk memisahkan buah dan sayur yang cacat (misalnya
luka, memar, pecah, gores, busuk, dan berlobang), dan yang tidak memenuhi
syarat mutu tertentu (misalnya ukuran terlalu kecil, terlalu besar, terlalu tua, atau
terlalu matang). Pemilahan ini dapat dilakukan secara langsung pada saat panen,
di tempat pengumpulan atau pada tempat khusus.
22
Pemiliahan dilakukan secara manual tanpa bantuan alat apapun yang
ketelitiannya tergantung pada kecermatan dan pengalaman pekerja
23
c. Pembersihan dan Pencucian
Setelah pemilahan, sayur dan buah hendaknya segera dibersihkan untuk
menghilangkan kotoran atau kontaminan yang menempel atau terdapat pada
bahan pangan sehingga bahan pangan dapat dijual di pasar, disimpan atau
digunakan pada pengolahan lebih lanjut.
24
cukup rendah. Tindakan pembersihan juga dapat mengurangi atau memperlambat
kerusakan bahan pangan di dalam kemasan dan selama penyimpanan.
Pada sistem Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) untuk
mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengendalikan bahaya yang nyata bagi
keamanan pangan, pembersihan merupakan bagian terpadu dari sistem tersebut.
Penerapan HACCP, selain meningkatkan keamanan bagi kesehatan konsumen,
juga dapat mengurangi produk bahan pangan yang rusak dan tidak layak
dikonsumsi sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomis usaha produksinya.
Pembersihan Basah
Sayur, umbi tanaman, dan banyak buah-buahan yang baru dipanen mengandung
kontaminan seperti residu pestida, serangga, mikroba, serpihan tanaman (seperti
daun, ranting, dan kulit), debu, tanah, krikil dan batu. Kontaminan ini dapat
diangkat dari permukaan bahan dengan merendamnya di dalam air atau
menyemprotkan air ke permukaan bahan. Kotoran akan tersuspensi atau larut ke
dalam air, kemudian air tesebut dibuang bersama kontaminan.
Bahan yang direndam di dalam air, kotoran yang memenpel pada
permukaannya akan lebih mudah dan cepat terlepas jika terjadi aliran air pada
permukaan bahan dengan cara mengaduk air atau menggerakkan bahan di dalam
25
air. Penambahan sabun atau deterjen juga dapat meningkatkan efisiensi
pembersihan.
Penggunaan air hangat akan meningkatkan kelarutan kontaminan ke dalam
air, mempercepat lepasnya kontaminan, dan dapat menyebabkan populasi mikroba
berkurang akibat efek termal dari penggunaan air hangat. Akan tetapi penggunaan
air hangat ini, jika dilakukan tanpa pengendalian suhu dan waktu yang ketat, pada
bahan tertentu dapat menimbulkan kerusakan termal pada jaringan bahan,
mempercepat kerusakan biokimiawi dan mikrobiologis.
Pembersihan basah akan meninggalkan air limbah yang mengandung
kontaminan bahan yang dibersihkan. Kontaminan tersebut terdapat di air sebagai
suspensi dan larutan.Seringkali, Air limbah ini, seringkali mempunyai nilai
biological oxidation demand (BOD) yang tinggi, yaitu angka yang menunjukkan
kebutuhan oksigen oleh mikroba aerob untuk mendegradisi senyawa organik di
dalam air. Semakin tinggi nilai BOD berkorelasi dengan semakin tingginya kadar
bahan organik di dalam limbah.
Selain BOD, untuk menggambarkan kandungan bahan organik di dalam
air, juga dipakai nilai kebutuhan oksigen untuk oksidasi kimiawi bahan organik,
yang dikenal sebagai chemical oxidation demand (BOD). Sama dengan BOD,
semakin tinggi nilai COD, berarti semain besar kandungan bahan organik di
dalam air limbah.
Pada umumnya, sayur yang telah dipilah juga perlu dicuci dengan air bersih
yang mengalir. Jika sayur hendak dikonsumsi segar sebagai lalap, setelah dicuci
bersih, bahan direndam selama 10 menit di dalam air yang telah diberi kaporit
(natrium hipokhlorit) 0,1%. Tujuannya adalah untuk mematikan mikroba dan
parasit yang tidak mungkin dihilangkan hanya dengan pencucian dengan air biasa.
Buah tertentu juga perlu dicuci seperti pisang, mangga dan pepaya. Pencucian
bertujuan permukaan kulit bersih, dan tampak lebih cerah.
26
Setelah bersih dan selesai dicuci, bahan ditiriskan sampai tidak tampak lagi
butiran air yang menempel pada bahan. Penirisan sebaiknya dilakukan pada rak-
rak atau balai-balai berlobang dan dikipasi dengan kipas angin agar penirisan
berlangsung lebih cepat.
Pencucian pisang
27
d. Pemeringkatan (Grading)
Pemeringkatan bertujuan untuk memisahkan bahan berdasarkan kelas mutunya
yang didasarkan pada berbagai kriteria, seperti ukuran, warna, tingkat
kematangan, dan bentuk. Setiap jenis sayur dan buah dapat diperingkat
berdasarkan satu atau beberapa kriteria di atas. Pemeringkatan ini berkaitan
dengan perdagangan dan selera konsumen. Bahan dengan mutu lebih tinggi akan
dihargai lebih tinggi pula oleh pasar.
28
Model alat grading berdasarkan ukuran
e. Pemeraman
Jenis buah tertentu ada yang harus dipanen pada kondisi yang belum atau tidak
dapat dikonsumsi. Agar dapat dikonsumsi, buah perlu diperam sampai tingkat
kematangan tertentu. Jika buah hendak dijual langsung ke konsumen dan tidak
memerlukan waktu lama untuk dibawa ke tempat penjualan, pemeraman
dilakukan sampai matang konsumsi. Jika jarak ke pasar atau pembeli cukup jauh
dan memerlukan waktu yang relatif lama, biasanya pemeraman dilakukan sampai
setengah matang. Pematangan sempurna untuk siap konsumsi diharapkan terjadi
selama pengangkutan.
Pemeraman dilakukan untuk mempercepat proses pematangan buah yang
proses menuju matang konsumsinya berlangsung relatif lama. Selain
29
mempercepat pematangan, pemeraman juga bertujuan untuk menyeragamkan
tingkat kematangan. Misalnya pada pisang dalam tandan yang sudah matang
pohon, tanpa pemeraman tidak akan matang konsumsi secara merata. Karena itu,
pemeraman dapat membuat pisang matang konsumsi secara merata.
Pemeraman menggunakan karbit yang akan menghasilkan gas etilen jika
terkena air atau uap air. Gas etilen ini akan merangsang metabolisme dan
respirasi sehingga pematangan berlangsung lebih cepat.
Pemeraman dapat dilakukan pada kotak atau ruang tertutup. Cara yang
lebih murah adalah dengan menutup rapat tumpukan buah yang telah diberi karbit
dengan lembaran plastik. Uap air yang dihasilkan dari traspirasi bahan akan
bereaksi dengan karbit sehingga menghasilkan gas etilen.
f. Pengemasan
Pengemasan bertujuan untuk memberi perlindungan terhadap bahan selama
penyimpanan, pengangkutan dan pemajangan di tempat penjualan. Perlindungan
oleh kemasan dapat berupa mencegah gores, luka, dan memar akibat goncangan
dan gesekan antar bahan. Kontaminasi mikroba, infestasi serangga, dan radiasi
cahaya, serta kontak dengan udara lembab dan panas juga dapat dicegah dengan
penggunaan kemasan yang cocok. Selain fungsi perlindungan, kemasan juga
dapat meningkatkan daya tarik dan nilai tambah bahan yang dijual.
30
Pemilihan kemasan harus disesuaikan dengan fungsi perlindungan yang
dikehendaki, kondisi pemakaian (penyimpanan, pengangkutan dan pemajangan),
dan nilai ekonomi bahan yang dikemas.
31
Kemasan angkut mangga
32
Pisang dalam kemasan konsumen
g. Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan karena bahan dianggap belum saatnya untuk dilepas ke
konsumen, atau bahan perlu dicadangkan untuk menghadapi saat atau kondisi
tertentu. Sayur dan buah tertentu mungkin sangat besar produksinya pada musim
panen. Jika bahan tersebut dijual ke pasar, harganya mungkin menjadi sangat
murah sehingga merugikan petani. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan
menyimpan bahan sampai harga jual dianggap sudah dapat memberikan
keuntungan. Penyimpanan juga dilakukan untuk kepentingan konsumen dan
pedagang. Pada saat harga bahan rendah, konsumen dapat berbelanja dalam
jumlah banyak, kemudian bahan tersebut disimpan sebagai cadangan.
Penggunaan suhu dingin selama penyimpanan sejauh ini adalah cara paling
baik untuk memperpanjang masa simpan hasil hortikultura. Pendinginan akan
memperlambat metabolisme dan aktivitas mikroba serta serangga yang dapat
menyerang hasil hortikultura.
i. Penyimpanan Dingin
Penurunan suhu simpan akan memperlambat proses metabolisme yang dapat
dilihat dari lebih lambatnya laju respirasi dan produksi etilen. Pada suhu yang
rendah, mikroba dan serangga perusak juga berkembang dengan lambat.
33
Selain pengaturan suhu simpan, pengaturan kelembaban juga merupakan
bagian penting dari teknologi pasca panen. Bahan yang disimpan pada udara
dengan kelembaban relatif rendah, dapat kehilangan berat akibat terjadinya
penguapan air dari bahan. Komoditi hortikultura memerlukan ruang penyimpanan
dengan kelembaban tinggi pada suhu rendah untuk mempertahankan kesegaran
bahan dalam waktu relatif lama.
Tabel 1.
Suhu, kelembaban, daya simpan dan titik beku berbagai komoditi hortikultura
Komditi Suhu Penyimpanan Kelembaban Daya Titik Beku (C)
Relatif Simpan
(C) (F) (%) (C) (F)
Advokad -0,6-0,0 30-31 85-90 1 minggu -2,2 28,1
Pisang 11,7-15,6 53-60 85-90 1-3 minggu -3,3-(-2,2) 26-30,2
Limau 7,2-8,9 45-48 85-90 6-8 minggu -1,5 29,3
Mangga 10,0 50 85-90 15-20 hari -1,2 29,8
Pepaya 7,2 45 85-90 15-20 hari -1,1 30,1
Nenas tua hijau 10,0-15,6 50-60 85-90 3-4 minggu -1,6 29,1
Nenas matang 4,4-7,2 40-45 85-90 2-4 minggu -1,2 29,9
Semangka 2,2-4,4 36-40 80-85 1-2 minggu -1,7 29,0
Kubis 0 32 90-95 3-4 minggu -0,4 31,2
Wortel 0 32 90-95 4-5 bulan -1,3 29,6
Bunga kol 0 32 90-95 2-3 minggu -1,1 30,1
Seledri -0,6-0,0 31-32 90-95 2-4 bulan -1,3 29,7
Mentimun 7,2-10,0 45-50 90-95 10-14 hari -0,8 30,5
Terung 7,2-10,0 45-50 90-95 10-14 hari -0.8 30,5
Bawang putih 0 32 70-75 6-8 bulan -3,7 25,4
Kentang 3,3-4,4 38-40 85-90 6-9 bulan -1,7 28,9
Bayam 0 32 90-95 10-14 hari -0,9 30,3
Labu siam 4,4-10,0 40-50 85-95 2-3 minggu -1,7 29,0
Tomat 4,4-10,0 40-50 85-90 7-10 hari -0,9 30,4
34
Menyimpan buah dan sayur di dalam chiller (kulkas) dapat memperpanjang
umur simpannnya
Buah dan sayur adalah bahan hidup. Pada suhu dingin proses metabolisme
tetap berlangsung walaupun dengan lambat. Metabolisme ini menghasilkan
panas sehingga mesin pendingin untuk penyimpanan sayur dan buah
membutuhkan energi lebih besar dari bahan mati.
Suhu dingin juga dapat merusak. Misalnya tomat hijau tidak dapat
berlanjut kematangannya jika disimpan pada suhu rendah.
35
Stabilitas suhu selama penyimpanan dingin perlu dijaga. Pada kondisi suhu
turun naik, pada permukaan bahan yang tidak dikemas, dapat terbentuk butir air
sehingga bahan lebih mudah rusak. Pembentukan butir air juga terjadi jika bahan
dikeluarkan dari ruang pendingin.
36
Pengemasan Bahan yang Disimpan Dingin
Bahan yang disimpan dingin, dapat mengalami dehidrasi, dan saling tercampur
baunya dengan bahan yang disimpan. Dehidrasi terjadi jika kelembaban ruang
lebih rendah dari kelembaban kesetimbangan bahan. Jeruk mudah menyerap bau
dari bahan yang berbau keras. Bau apel dan jeruk mudah diserap oleh susu. Oleh
karena itu, suatu ruang pendingin, hendaknya dikhususkan untuk satu bahan agar
tidak terjadi perpindahan bau secara silang. Untuk mencegah dehidrasi dan
perpindahan bau, bahan dapat dikemas dengan bahan pengemas tertentu.
Spesifikasi bahan pengemas berkaitan, antara lain dengan daya tahan tekanan,
resistensi terhadap koyakan, kelunakan, kemampuan untuk membuat lipatan mati,
ketebalan, permeabelitas uap air dan oksigen, kemampuan untuk direkatkan.
menggunakan lembaran atau film plastik.
Daging buah menjadi gelap: Warna daging buah Buah yang keras dan kekar
biasanya kusam atau abu-abu terutama di sekitar disimpan pada suhu 42F
dasar biji. Juga adanya penggelapan dari serabut- atau di atasnya. Untuk buah
serabut sepanjang daging buah. Penggelapan yang matang dapat disimpan
seringkali menjadi karakteristik suatu varietas. dengan aman pada suhu
Pada waktu lain hal ini merupakan hasil dari 32F.
penyimpanan pada suhu yang terlalu rendah
37
Alpukat busuk
b. Pisang
Kerusakan Pencegahan
Antraknose: Bercak sempit berwarna hitam pada Bahan ditangani dengan
tangkai dan di bagian mana saja pada buah yang hati-hati sehingga tidak ada
matang. Dalam kondisi lembab terbentuk massa goresan, luka dan memar.
spora merah jambu menutupi pusat bercak. Kebersihan ruang untuk
pematangan harus dijaga.
c. Jeruk
Kerusakan Pencegahan
Busuk alternaria: Biasanya pada ujung tangkai Hindari kulit pecah-pecah.
sebagai busuk berwarna hitam yang menembus ke Simpan hanya untuk waktu
dalam. Pada lemon terlihat sebagai busuk dalam pendek.
penyimpanan yang berlendir, coklat hitam seperti
timah dari hati buah dimulai pada tungkai
Antrakhnose. Bercak-bercak kecil seperti kulit Hindari kulit pecah-pecah,
coklat tua yang tenggelam. Jaringan dalam yang cuci dengan antiseptik.
terserang berwarna abu-abu tua, mengarah kepada Simpan pada suhu
warna normal setelah melalui warna merah muda mendekati 32F
Busuk coklat: Busuk berwarna coklat, keras, dan Sebelum penyimpanan,
bau menusuk. bahan dicelup dalam air
38
Kerusakan Pencegahan
bersuhu 115F selama 2
menit
Kerusakan beku: Beberapa bagian dari isi buah Jagalah suhu di atas suhu
membeku beku (29F)
Hancur berair: Buah lunak seperti spon. Cita Simpan pada suhu yang
rasa menyolok dan tidak disukai. dianjurkan.
Pisang Busuk
d. Nenas
Kerusakan Pencegahan
Busuk hitam: Lunak dan berwarna normal Potongan tangkai buah
sampai hitam diolesi dengan benzoat 2,5%
dalam alkohol 30%,
kemudian dinginkan pada
50-55F.
Busuk coklat. Busuk berwarna coklat dan keras Petik buah sebelum lewat
yang dimulai dari mata atau celah-celah. matang
Umumnya terjadi pada buah yang lewat matang
e. Kubis
Kerusakan Pencegahan
Bercak daun alternaria: Bercak kecil sampai Hindari luka, memar, dan
39
Kerusakan Pencegahan
besar mendukung cendawan berwarna coklat robek. Simpan pada suhu
sampai hitam. Bercak ini membuka jalan untuk 30-34F pada kelembaban
busuk yang lain rendah. Jagalah kebersihan
ruang penyimpanan
f. Wortel
Kerusakan Pencegahan
Busuk lunak bakterial: Busuk berlendir dimulai Hindari luka, memar, dan
di dalam celah irisan tangkai atau atau di dalam robek. Simpan pada suhu
bercak daun yang disebabkan oleh mikroba lain 30-34F pada kelembaban
rendah. Jagalah kebersihan
ruang penyimpanan
Busuk hitam: Berwarna hitam pada mahkota, Hindari luka, memar dan
pada sisinya atau pada pucuk dari wortel yang patah. Simpan pada suhu32-
dipanen 35F
Kerusakan beku: Umbi berair dan pada Hindari suhu di bawah 30F
pemotongan menunjukkan adanya retak radial
dalam daging umbi bagian tengah dan retak
tangensial pada bagian luar
Busuk kapang abu-abu: Busuk berwarna coklat, Hindari memar, luka dan
cukup keras dan kering. Terdapat kapang abu-abu patah. Buah yang rusak
kotor dan massa spora beludru coklat keabu-abuan. tidak disimpan. Simpan
40
Kerusakan Pencegahan
pada suhu 40F atau lebih
rendah.
Busuk lunak Rhizopus: Jaringan seperti bubur, Turunkan suhu secepat
luluh dengan penampakan miselia dan pendukung mungkin sampai 50F atau
spora kasar dan hitam lebih rendah. Hindari
memar, luka dan patah
g. Mentimun
Kerusakan Pencegahan
Antrakhnose: Bercak-bercak bulat, cekung, Berikan penyemprotan
terdapat massa spora berwarna merah jambu di fungisida di kebun
tengahnya. bercak ini kemudian berubah menjadi
hitam
Busuk lunak bakterial: Busuk berlendir dimulai Hindari luka, memar, dan
di dalam celah irisan tangkai atau atau di dalam robek. Simpan pada suhu
bercak daun yang disebabkan oleh mikroba lain 30-34F pada kelembaban
rendah. Jagalah kebersihan
ruang penyimpanan
Busuk bakterial. Bercak-bercak kecil, bulat, Jangan menyimpan
kemudian berubah seperti kapur atau basah dan mentimun yang
mengeluarkan cairan seperti gum. menunjukkan tanda
Busuk Hitam: Bercak-bercak tidak teratur, dan kerusakan awal dengan
berwarna coklat, kemudian menjadi hitam mentimun sehat. Atur suhu
Cottony leak: Luka-luka besar, dan kehijauan. dan kelembaban serendah
Luka basah tertutup cendawan putih seperti kapas mungkin
rimbun
Hancur karena suhu rendah: Banyak bagian- Simpan pada suhu 45-50F
bagian yang cekung. untuk tidak lebih dari 2
minggu
41
Mentimun busuk
42
i
Kader, AA. Postharvest biology and technology: An overview di dalam Kader, AA (editor). 1992. Postharvest
Technology of Horticultural crops. University of California Devision of Agriculture and Natural Resources.
California. (ISBN 0-931876-99-0)
ii
Brennan, J. G.; J. R. Butters; N. D. Cowell & A. E. V. Lilley. (1990). Food Engineering Operation. 3rd Edition.
Elsevier Applied Science. London and New York.