Anda di halaman 1dari 10

ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

KELAS A

Tugas 2
Saluran Pembuangan Air
oleh kelompok 6
ANGGOTA KELOMPOK :
- AYU WULANDARI (200305006)
- DIVA ADITYA PUTERI BR G (200305008)
- PUTRI RAHMA YANTI DAMANIK (200305016)
-DELILA RATU LANGI (200305028)
-CITRA WAHANA SIHOMBING (200305037)
-MUTIARA THERESIA S. (200305047)
-PERINNA ADILA PUTRI SIRAIT (200305050)

MEMBAHAS :

PEMBUANGAN AIR

MELALUI
1 : Saluran Kemih Manusia (Ginjal)

2 : Feses (tinja)

3 : Pori-Pori Kulit

4 : Udara (pernafasan)
1. SALURAN KEMIH MANUSIA (GINJAL)
Proses pembentukan urine dimulai dari ginjal yang terdiri atas filtrasi, reabsorpsi, dan

sekresi. Berikut ini adalah penjelasan mengenai ketiga proses pembentukan urine

1. Tahap filtrasi
proses pertama yaitu filtrasi (penyaringan), darah
akan mengalir melalui arteri aferen ginjal, masuk ke
dalam glomerulus yang tersusun atas kapiler-kapiler
darah. Saat darah masuk ke glomerulus, tekanan darah
pun menjadi tinggi sehingga mendorong air dan zat-zat
yang memiliki ukuran kecil akan keluar melalui pori-pori
kapiler, dan menghasilkan filtrat. Cairan hasil
penyaringan tersebut (filtrat), tersusun atas urobilin, urea,
glukosa, air, asam amino dan ion-ion seperti natrium,
kalium, kalsium, dan klor.

Filtrat selanjutnya disimpan sementara di dalam kapsula bowman dan disebut urine primer. Tahapan

pembentukan urine primer ini disebut tahap filtrasi. Sementara itu, darah dan protein tetap tinggal di dalam

kapiler darah karena tidak dapat menembus pori-pori glomerulus.


2. Tahap Reabsorpsi
Selanjutnya urine primer yang terbentuk pada tahap filtrasi masuk ke

tubulus proksimal. Di dalamnya terjadi proses penyerapan kembali zat-zat

yang masih diperlukan oleh tubuh (tahap reabsorpsi). Glukosa, asam

amino, ion kalium, dan zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh juga

diangkut ke dalam sel, kemudian ke dalam kapiler darah di dalam ginjal.

Sedangkan urea hanya sedikit yang diserap kembali.


Cairan yang dihasilkan dari proses reabsorpsi disebut urine sekunder yang mengandung air, garam,

urea (penimbul bau pada urine), dan urobilin (pemberi warna kuning pada urine). Urine sekunder yang

terbentuk dari proses reabsorpsi selanjutnya mengalir ke lengkung henle, kemudian menuju tubulus

distal. Selama mengalir dalam lengkung henle, air dalam urine sekunder juga terus direabsorpsi

3. Tahap Augmentasi
Selanjutnya pada bagian tubulus distal masih ada proses penyerapan air, ion natrium, klor, dan

urea. Di sinilah terjadi proses augmentasi, yaitu pengeluaran zat-zat yang tidak diperlukan tubuh ke

dalam urine sekunder. Ketika telah bercampur, inilah yang merupakan urine sesungguhnya.

Kemudian disalurkan ke pelvis renalis (rongga ginjal). Urine yang terbentuk selanjutnya keluar dari

ginjal melalui ureter, menuju kandung kemih yang merupakan tempat menyimpan urine sementara.

Kandung kemih memiliki dinding yang elastis dan mampu meregang untuk dapat menampung sekitar 0,5 L urine.
.
Proses pengeluaran urine dari dalam kandung kemih disebabkan oleh adanya tekanan akibat adanya sinyal yang
menunjukkan bahwa kandung kemih sudah penuh. Kontraksi otot perut dan otot-otot kandung kemih akan terjadi saat
adanya sinyal penuh dalam kandung kemih. Akibat kontraksi ini, urine dapat keluar dari tubuh melalui uretra
2. Feses (Tinja)
Kehilangan cairan melalui feses itu relatif kecil, 100
ml/hari, jumlahnya bisa meningkat jika terserang diare. Diare
yang keluar feses namun dalam bentuk cair. Diare
disebabkan oleh bakteri. Pada pengeluaran air melalui feses,
berkisar antara 100 mL per hari, yang diatur melalui
mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar. Namun
saat tubuh mengalami diare jumlah cairan yang akan keluar
dari tubuh akan meningkat menjadi 1500-2000 mL per hari.
Diare ditandai dengan peningkatan frekuensi, konsistensi
feses yang lebih cair, feses dengan kandungan air yang
banyak. Feses yang keluar mengandung air dan sisanya
berbentuk padat. Pengeluaran air melalui feses merupakan
pengeluaran cairan paling sedikit jumlahnya. Jika cairan yang
keluar melalui feses jumlahnya berlebihan, maka dapat
mengakibatkan tubuh lemas.
Proses Buang Air Besar

Terdapatnya makanan di lambung dan kismus di usus 12 jari akan merangsang pergerakan tinja

di usus besar. Gerakan massa tinja ini berhubungan dengan persarafan usus. Gerakan ini akan

mendorong isi dari usus besar ke dalam rektum. Dengan adanya tinja di dalam rektum akan

merangsang reflek saraf parasimpatis dan reflex lokal sehingga timbul keinginan untuk

defekasi/BAB.

Terjadi jika proses buang air besar terus ditahan atau ditunda, refles BAB semakin lama akan

semakin menurun dan menyebabkan pengurangan sensitifitas rektum. Keadaan seperti ini akan

menyebabkan kondisi susah buang air besar.2 Selain itu, susah BAB ternyata juga dapat

disebabkan oleh gangguan keseimbangan dalam pengeluaran dan penyerapan cairan yang

terjadi di dalam usus besar.


3. Pori-Pori Kulit
Tubuh yang mengalami perubahan suhu tubuh berupa kenaikan suhu akan
memberi rangsangan kepada hipotalamus yang berada pada otak
manusia. Setelah itu, hipotalamus merespon dengan memberi rangsangan
lanjutan kepada saraf simpatik yang terletak di sumsum tulang belakang.
Kemudian, saraf simpatik memberikan sinyal gelombang ke seluruh kelenjar
keringat untuk memproduksi keringat dengan cara menyerap air, garam,
dan urea dari kapiler darah. Setelah itu, keringat yang dihasilkan akan
dikirmkan ke permukaan kulit.
Semakin tinggi suhu seseorang maka keringat yang dihasilkan akan
semakin banyak. Kandungan pada keringat dapat berupa air, garam, gula
minyak, dan hasil metabolisme seperti amonia dan urea.
4. Udara (pernafasan)
Paru paru menjadi salah satu sistem ekskresi di dalam tubuh manusia. Hasil

ekskresi paru-paru berupa karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O). Karbon

dioksida dan air hasil metabolisme di jaringan diangkut oleh darah lewat vena

untuk dibawa ke jantung. Dari jantung lalu akan dipompakan ke paru-paru untuk

berdifusi di alveolus. Selanjutnya, H2O dan CO2 dapat berdifusi atau dapat

diekskresikan di alveolus paru-paru karena pada alveolus bermuara banyak


kapiler yang mempunyai selaput tipis. Kemudian sisa-sisa metanolisme ini akan

dilepaskan dan dikeluarkan paru-paru melalui hidung. Sebagai gantinya, oksigen

pun diambil. Jumlah oksigen yang diambil melalui udara sendiri berbeda-beda

tergantung pada kebutuhan tiap orang. Hal itu biasanya dipengaruhi oleh jenis

pekerjaan, ukuran tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan makanan yang

dimakan.
Sekian
Terima Kasih !

Anda mungkin juga menyukai