Anda di halaman 1dari 11

TUGAS INDIVIDU QUALITATIVE RESEARCH : RESUME JURNAL

Food Taboo for Pregnant Women in Abala District of Afar Region, Ethiopia :
an Inductive Qualitative Study

Disusun Oleh :

Nabila Kartika Yumna 195070301111001

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020
BAB 1

PEMBAHASAN

1.1. Title & Abstract

i. Title
Secara garis besar judul yang di cantumkan dalam jurnal
merefleksikan dengan topik yang di bahas dan itu sesuai. Selain itu judul
juga sudah sesuai dengan keyword yang dicantumkan.
ii. Abstract
Abstrak pada jurnal ini sudah sesuai, mencangkup latar belakang,
tujuan, metode, hasil, dan pembahasan. Pada abstrak terdapat latar
belakang yang menjelaskan bahwa food taboo berperan dalam malnutrisi
ibu hamil dengan membatasi dan mengurangi frekuensi dan varian
makanan yang mengandung gizi yang tinggi. Tujuannya untuk
mengeksplor lebih jauh alasan ibu hamil di Afar region, Ethiopia tetap
menghindari food taboo tersebut. Studi ini menggunakan metode
Exploratory qualitative study. Disebutkan juga hasil dari penelitian kali ini
dan sedikit tentang pembahasannya. Serta terdapat pula kesimpulan dari
penelitian kali ini.

1.2. Introduction

i. Purpose or research question


1. Makanan apa yang dianggap tabu untuk ibu hamil pada Abala district
of Afar Region?
2. Apa alasan ibu hamil patuh pada food taboo tersebut?

1.3. Methods

i. Qualitative approach
Pendekatan kualitatif pada jurnal ini menggunakan etnografi.
Menurut Creswell (2012), penelitian etnografi merupakan salah satu
strategi kualitatif yang di dalamnya peneliti menyelidiki suatu kelompok
budaya di lingkungan yang alamiah dalam periode waktu yang cukup lama
dalam pengumpulkan data utama, data observasi, dan data wawancara.
Hal ini sesuai dengan lama waktu penelitian ini berlangsung cukup lama
mulai dari 1 Maret s.d 10 Mei 2016. Mengeksplorasi komunitas bedasarkan

1
studi kualitatif dan dilakukan secara induktif tentang food taboo pada ibu
hamil di Aballa distrik, Afar region.

ii. Sampling strategy


Sampling informan menggunakan homogeneous participants
dimana setiap informan memiliki karakteristik yang sama dan tempat
tinggal yang sama (wilayahnya ; Aballa distrik, Afar region) serta sesuai
dengan topik penelitian pada jurnal ini. Informanya kebanyakan ibu hamil,
ibu menyusui, wanita yang sudah tua, dan pria, serta orang-orang yang
dianggap sepuh seperti pemuka agama, ketua komunitas, dukun bayi
tradisional, petugas penyuluh Kesehatan, dan juga orang-orang yang
dianggap memiliki informasi potensial terhadap masalah food taboo pada
ibu hamil di Aballa distrik, Afar region. Jadi dapat dikatakan sampling sudah
sesuai dengan konteks penelitian. Untuk memaksimalkan variation Teknik,
karakteristik seperti status edukasi, tempat tinggal, dan umur juga di
aplikasikan pada tiap informan.
Terdapat 4 kebele (unit administrasi terkecil) yakni, Ukri Gibi,
Murga, Kala, dan Adi Heremly. Dilakukan 1 FGD dan 2 in-depth interview
pada setiap kebele. Dengan jumlah homogeneous participant 6-8 orang
untuk FGD dan dilakukan in-depth interview untuk memperdalam
informasi. Terdapat 29 sampel/informan pada studi jurnal tersebut.

iii. Data collection methods


Pada penelitian kali ini dilakukan 4 focus group discussions (FDG)
dan 8 key informan pada individual in-depth interview. FDG adalah suatu
proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis melalui
permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi
kelompok(Irwanto, 2006). Pada jurnal disebutkan durasi untuk FGD
minimal 1 setengah jam. In-depth interview adalah percakapan antara
peneliti dan informan berfokus pada persepsi informan, pengalaman,
kehidupan, dan mengekspresikan dengan Bahasa informan sendiri.
Sedangkan untuk durasi in-depth interview minimal 45 menit.

2
Prosedur FGD :
1. Lokasi yang nyaman bagi kebanyakan partisipan
2. Memilih tempat yang memungkinkan untuk duduk melingkar agar
bisa melihat wajah satu sama lain
3. Peneliti merecord/ mencatat, dan translator menetapkan jobdes
sebelum FGD dilakukan
4. FGD mengeksplor food taboo dan varianya (tipe), level kepatuhan,
dan alasan dari kepatuhan terhadap food taboo.
5. Insight dan pertanyaan yang muncul akan di klarifikasi pada in-
depth interview.

Prosedur in-depth interview :


1. Peneliti Bersama translator berhadapan face to face dengan
informan untuk menggali data lebih jauh.
2. Data di record dan dilakukan pencatan terhadap seluruh perilaku
informan dan aspek kontekstual untuk memastikan data triangulasi
pada rekaman.

Kelebihan dari FGD adalah interaksi antar informan akan membuat


informasi cepat bermunculan dan menampung pendapat antar informan
namun kekurangannya adalah jika terdapat informan yang mendominasi
seperti misalnya informan tersebut pemuka agama, ketua adat, dan
petugas pelayanan Kesehatan, maka informan lainnya bisa cepat tergiring
dengan pendapat dari informan yang dominan. Untuk mengatasi
kekurangan dari FGD dilakukan in-depth interview dengan tujuan
menghindari hal-hal yang mungkin akan mengganggu jalannya interview,
terkesan lebih private, dan informan bisa memberikan informasi tanpa takut
di judge oleh informan lainnya. Metode ini sudah sesuai dengan topik
penelitian, yakni mencari tahu makanan apa saja yang dianggap food
taboo pada ibu hamil di Aballa distrik, Afar region, bagaimana level
kepatuhannya, dan apa yang menjadi alasan ibu hamil tetap menghindari
makanan-makanan yang dianggap taboo.

iv. Data collection instruments


Penelitian kali ini menggunakan semi-structured interview guide.
Dimana semi-structured interview peneliti menggunakan interview guide
dan mengembangkan isu utama untuk menjawab pertanyaan penelitian.

3
Studi ini diadaptasi dari studi English version of a semi-structured guide
dari disertasi doctoral dari Samson Korvah Arzoaquoi pada “Common food
taboos and beliefs during pregnancy in Yilo Krobo district, University of
Ghana, Ghana, 2014” (Unpublished Article). Dengan guide sub-section
sebagai berikut.
1. Daftar food taboo pada ibu hamil dan fase menyusui
2. Tingkat kepatuhan ibu hamil dan ibu menyusui pada food taboo
3. Alasan dibalik kepatuhan terhadap food taboo

Tools tersebut di ubah sesuai dengan konteks penelitian kali ini lalu di
translate ke Bahasa lokal Afar.

Selain itu dilakukan juga perekaman menggunakan tape recorder


dan catatan untuk merekam dan menginvestigasi hasil temuan-temuan dari
setiap informan yang dilakukan baik melalui FGD ataupun in-depth
interview. Data ini nantinya akan di analisis melalui analisis software
version 7 untuk coding dan analisis sampai nantinya ditemukan katagori
dan tema pada penelitian tersebut.

v. Units of Study
Informan pada studi tersebut sudah sesuai dengan topik yang ingin
diteliti, seperti ibu hamil, ibu menyusui, wanita yang sudah tua (senior), dan
pria, serta orang-orang yang dianggap sepuh seperti pemuka agama,
ketua komunitas, dukun bayi tradisional, petugas penyuluh Kesehatan, dan
juga orang-orang yang dianggap memiliki informasi potensial terhadap
masalah food taboo pada ibu hamil di Aballa distrik, Afar region. Dari hasi
interview, masing-masing partisipan dapat mengemukakan pendapat yang
sejalan dengan pertanyaan penelitian dan dengan berbagai pendapat
informan, diharapkan bisa melihat dari seluruh pandangan / perspektif dari
komunitas Allaba distrik, Afar region tentap isu terkait.

vi. Techniques to enhance trustworthiness


Penelitian ini sudah menggunakan Triangulation dan peer
debriefing demi meningkatkan validitas penelitian. Pengembangan
pengumpulan data sudah melalui pretest yang serupa dengan konteks
untuk memaksimalkan validitasnya. Probing dan multiple sumber data

4
(FGD dan in-depth interview) yang digunakan. Melalui pengumpulan data
prekonsepsi penelitian mempergunakan untuk meminimalisir bias peneliti
dan risiko aktifitas partisipan.

1.4. Results / Findings

i. Links to empirical data


Terdapat beberapa temuan dari hasil penelitian sebagai berikut.
1. food taboo untuk ibu hamil di Aballa distrik, Afar region.
Pernyataan informan
Solid food seperti “Burkutta”, Ibu hamil 34 tahun (partisipan FGD)
“Ambassha”, “Bahamo” dan “Burkutta dan Mengella tidak bagus
“Mengelle” dianggap taboo untuk ibu untuk kehamilan. Dia harus
hamil di Aballa distruk. Semua menghindari makanan tersebut
makanan berbentuk roti. sampai melahirkan. Saya pribadi, tidak
suka makan makanan tersebut saat
hamil. Saya juga menyarankan untuk
menghindari makanan tersebut.”

Ibu hamil 29 tahun


“ ibu hamil seharusnya makan
makanan yang lembut sedangkan
solid food dapat dikonsumsi setelah 1
bulan setengah saat menyusui. (fase
“Elalo”) setelah melahirkan.”
Fatty foods harus dihindari, termasuk 66 tahun key informan
makanan yang mengandung tinggi “ ibu hamil harus menghindari
lemak seperti daging, camel milk dan mengkonsumsi daging dan yoghurt
yoghurt/”Ergo”. Makanan ini sebeut sampai ia melahirkan”
“good foods”, jadi ibu hamil harus
menghindari good foods selama masa Dukun bayi tradisional 40 tahun
kehamilan untuk menghindari janin “ibu hamil sangat disarankan untuk
menjadi besar. tidak mengkonsumsi daging selama
kehamilan. Setelah 7 dan 8 bulan
kehamilan, ibu hamil harus berhenti

5
mengkonsumsi susu, daging, dan
good foods lainnya.
Cool foods harus dihindari selama Pria tua 66 tahun key informant
kehamilan seperti cool meat, cool milk, “makanan yang tidak melewati api
yoghurt cheese, dan cool water. tidak bagus untuk dikonsumsi oleh ibu
hamil. Terutama cool milk, yoghurt,
dan keju dilarang.

Ibu hamil 32 tahun


“… cool foods termasuk air dingin
harus dihindari selama masa
kehamilan dan 6 bulan pertama pada
fase menyusui untuk menghindari
penyakit terkait abdomen…”
Mengkonsumsi makanan yang Dukun bayi tradisional 40 tahun
berlebihan harus dihindari pada masa “ … ibu hamil harus menghindari
kehamilan. makan terlalu banyak aat hamil agar
janin tidak menjadi besar. Jika ia
makan lebih banyak dari biasanya,
pertama janinnya akan menjadi terlalu
besar untuk di keluarkan. Kedua, dia
akan mengalami pendarahan hebat
saat melahirkan.”

2. alasan ibu hamil patuh terhadap food taboo


Pernyataan informan
Kesulitan melahirkan janin karena Bapak 42 tahun- partisipan FGD
ukuran janin terlalu besar karena “ saya percaya mereka harus
makan berlebihan, makan makanan menghindari makan daging, susu,
yang berlemak. yoghurt. Ibu hamil harus menjauhi
makan makanan yang berlebihan
termasuk air untuk mencegah janin
menjadi besar dan untuk mengurahi
risiko melahirkan yang lama,
pendaharan saat melahirkan. Masalah

6
ini merupakan masalah yang biasa di
komunitas kami; kebanyakan wanita
yang melahirkan mengalami masalah
ini.
pendarahan hebat saat melahirkan Pria tua 66 tahun key informant
bisa disebabkan karena makan solid “ ibu hamil tidk punya energi untuk
food. mencerna solid food seperti “Burkutta”.
Maka dari itu, makanan seperti itu tidak
boleh ada pada abdomen sampai ia
melahirkan yang mengkibatkan
pendaharan saat melahirkan.”
Mencegah penyakit seperti gastritis Ibu menyusui 27 tahun key informant
disease seperti diarrhea, muntah, “Burkutta dan Buhammo
keram perut, tipoid, dan heartburn. menyebabkan gastritis (Ali diduh) pada
kehamilan. Makanan ini menyebabkan
ibu hamil untuk minum dengan jumlah
air yang baik hal inilah yang
menyebabkan gastritis dan penyakit
lainnya.”

Pria 54 tahun key informant


“… terkait cold foods, wanita hamil
harus menghindari makanan yang
tidak panas. Selama masa kehamilan,
ia tidak boleh makan susu yang tidak
panas seperti keju karena bisa
menyebabkan diare, abdominal
diseasae dan muntah. Bisa juga
menyebabkan tipoid untuk ibu yang
suka mengkonsumsi makanan
tersebut.”
Mencegah Skin discoloration sebagai Ibu menyusui 25 tahun
alasan menghindari makanan “… jika ibu hamil mengkonsumsi
berlemak terutama camel milk dan makanan fatty meat, lemak akan
camel meat selama kehamilan. menempel pada kepala janin yang

7
menyebabkan kulit kepada bayi akan
menjadi kuning saat lahir.
Mengkonsumsi camel meat sehari-hari
bisa membuat kulit kepala menjadi
kuning.”
Dengan demikian dapat dikatakan temuan-temuan dari informan sudah
sesuai dengan topik yang dibahas pada penelitian tersebut.

1.5. Discussion

i. Integration with prior work, implications, transferability and


contributions to the field
Berangkat dari isu hasil survey Mini Ethiopian Demographic Health
Survey report (MEDHS) tahun 2014, Wanita di Ethiopia dijuluki sebagai
ever-thinnest women population karena sebanyak 44% wanita Afar region
menderita malnutrisi akut. Melalui penelitian ini, mendapatkan perspektif
baru yang detail terhadap perilaku food taboo pada ibu hamil di Allaba
distrik, Afar region yang berkaitan dengan tingginya malnutrisi pada wanita
dan balita yang menderita stunted (malnutrisi kronis). Diharapkan dengan
temuan ini, pemerintah dapat melakukan pendekatan yang sesuai untuk
perlahan memberikan edukasi secara spesifik tentang pentingnya
kecukupan nutrisi pada ibu hamil. Perlunya penekanan hal ini penting untuk
ibu hamil dan janinnya. Lalu pemberikan intervensi melalui advokasi dapat
diajukan ke pemerintahan setempat agar terus menggalakan gizi yang
cukup untuk ibu hamil mengingat pentingnya untuk Kesehatan dan
keselamatan janin.

ii. Limitations
Studi exploratory dan pengumpulan data pada point cross-
sectional, memungkinkan menerjemahkan kedalaman dan scope untuk
menjelaskan mengapa makanan tersebut dianggap taboo untuk
masyarakat setempat mungkit terbatas.

8
BAB 2
PENUTUP

2.1. Kesimpulan

i. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa informasi


yang diberikan oleh seluruh informan dapat menjawad pertanyaan
penelitian sebagai berikut.
Makanan yang dianggap taboo untuk ibu hamil di Allaba distrik,Afar region:
1) Solid food, seperti “Burkutta”, “Ambassha”, “Bahamo” dan
“Mengelle”
2) Fatty foods, seperti daging, camel milk dan yoghurt/”Ergo”
3) Cool foods, seperti cool meat, cool milk, yoghurt cheese, dan cool
water
4) Mengkonsumsi makanan yang berlebihan

Alasan ibu hamil patuh terhadap food taboo :


1) Kesulitan melahirkan janin karena ukuran janin terlalu besar karena
makan berlebihan, makan makanan yang berlemak
2) pendarahan hebat saat melahirkan bisa disebabkan karena makan
solid food
3) Mencegah penyakit seperti gastritis disease seperti diarrhea,
muntah, keram perut, tipoid, dan heartburn
4) Mencegah Skin discoloration jika menghindari makanan berlemak

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Hadush, Znabu., Birhanu, Zewdie., Chaka, Mulugeta., dan Gebreyesus,


Haylay. 2017. Foods tabooed for pregnant women in Abala district of Afar
region, Ethiopia: an inductive qualitative study. Ethiopia : Hadush et al.
BMC Nutrition 3:40.
2. Utarini, Adi. 2020. Tak Kenal Maka Tak Sayang: Penelitian Kualitatif dalam
Pelayanan Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
3. Irwanto. 2006. Focused Group Discussion. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.

10

Anda mungkin juga menyukai