Anda di halaman 1dari 19

PRE PLANNING PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PENGETAHUAN

PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP ALAT KONTRASEPSI KB DI RUANG

TERATAI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

NAMA KELOMPOK :( KELOMPOK 6)

 RIZMA TIA YUNIAR

 NURDILA DWI PUTRI

 SHOFIA NABILA HATIKA

 RIFALDO TRIWARDANA

CI PENDIDIKAN : Ns. Silvia Elki Putri S.Kep., M.Kep., Sp. Kep. K

CI LAHAN : Ns. Riamin Maria Simanihuruk, S. Kep

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

PEKANBARU 2023

1
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat

limpahan rahmat- Nyalah, telah memberikan kesehatan dan kekuatan sehingga

penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini pada Program DIII

Kebidanan STIKES Widya Dharma Husada dengan judul “GAMBARAN

PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP ALAT

KONTRASEPSI KB DI RUANG TERATAI RSUD ARIFIN ACHMAD

PEKANBARU ".

Pekanbaru,08 Maret 2023

Penulis

2
1. Pelaksanaan Kegiatan

 Waktu

Hari/ tanggal : Jumat, 10 Maret 2023

Jam : 10:00 WIB s/d selesai

Tempat : Ruang Teratai RSUD ARIFIN ACHMAD

Metode pelaksanaan : Penyampaian materi dan

Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien Post Partus dan Hamil

Media dan alat bantu : Handphone, leaflet

Pengorganisasian

Moderator : Nurdila Dwi Putri

Leader : Rizma Tia Yuniar

Fasilitator : Shofia Nabila Hatika Nst

Dokumentasi : Rifaldo Triwardana

Audience : Pasien beserta keluarganya

 Uraian Tugas

1. Moderator :

 Membuka acara

 Memperkenalkan mahasiswa

 Menjelaskan tujuan dan topic yang akan disampaikan


3
 Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi

2. Leader :

Menyampaikan pemaparan materi edukasi

3. Co – leader :

 Membantu leader saat presentasi

4. Dokumentasi :

 Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan edukasi


kantin sehat

 Observer

 Mengamati hasil penyuluhan

 Mencatat hasil pelaksanaan penyuluhan

 Kriteria Evaluasi

1. Kriteria struktur

 Mahasiswa telah menngkonsultasikan pre planning kegiatan kepada


pembimbing sebelum pelaksanaan kegiatan

 Materi, alat, dan bahan untuk kegiatan telah disiapkan sebelum


kegiatan

 Waktu dan tempat kegiatan telah disepakati dengan pihak RSUD


ARIFIN ACHMAD Ruang Teratai sebelum kegiatan

 Pihak RSUD ARIFIN ACHMAD telah menyetujui waktu dan tempat


kegiatan yang akan dilaksankan

4
Pihak RSUD dan pasien bersedia mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir

 Tersedia ruangan atau tempat untuk kegiatan

 Kriteria proses

1. Pihak keluarga dan pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai


akhir

2. Pihak Keluarga dan pasien aktif selama kegiatan

3. Proses kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan rencana

4. Mahasiswa menyampaikan materi sesuai rencana

5. Pihak sekolah dan kantin memperhatikan dengan baik dan aktif


bertanya

 Kriteria hasil

1. Pihak Keluarga dan pasien mengikuti kegiatan dan mampu


memahami materi yang telah disampaikan dengan kriteria :

2. Pihak pasien dapat mempertahankan kebersihan tempat dan


kesehatan makanan setelah dilakukan edukasi tentang KB

5
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG

KONTRASEPSI KB

A.  KONSEP KONTRASEPSI

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai jenis

masalah. Masalah utamanya yaitu ledakan jumlah penduduk yang beberapa tahun

terakhir ini sulit terkontrol. Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan bahwa

jumlah penduduk Indonesia telah mencapai 237,6 juta jiwa. Jumlah ini

menunjukkan bahwa penduduk Indonesia menempati peringkat ke empat di dunia

setelah China, India, dan Amerika Serikat (RS, 2011). Untuk mampu merenda

keluarga bahagia, perlu berbagi peran dengan adil suami istri, berusaha mengatasi

krisis keluarga dan mengkukuhkan integritas keluarga (Mustakim, 2012 : 48)

Oleh karena itu Pemerintah terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan

dengan Program Keluarga Berencana. (Handayani S, 2010 : 29) Sasaran program

KB di bagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan tidak langsung, tergantung dari

usaha yang ingin di capai. Sasaran langsungnya adalah Pasangan Usia Subur

(PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara

penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak

lansungnya adalah pelaksana dan pengolah KB, dengan tujuan menurunkan

tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam

rangka mencapai keluarga yang berkualitas, dan keluarga sejahtera.

Berbagai usaha di bidang gerakan KB sebagai salah satu kegiatan pokok

pembangunan keluarga sejahtera telah dilakukan baik oleh pemerintah, maupun

swasta maupun masyarakat sendiri. Pasangan usia subur (PUS) adalah pasangan

6
yang berumur antara 20- 35 tahun dimana pasangan laki- laki dan perempuan

sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah

berfungsi dengan baik.

B.  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dirumuskan

masalah sebagai berikut :

1.   Bagaimana pengetahuan pasangan usia subur terhadap alat kontrasepsi KB ?

2.   Bagaimana pengetahuan pasangan usia subur terhadap kelebihan dan

kekurangan alat kontrasepsi KB ?

C. Tujuan Penelitian

1.    Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pasangan usia subur terhadap alat

kontrasepsi KB .

2.    Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur tentang pengertian

kontrasepsi KB .

b. Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur tentang tujuan

kontrasepsi KB .

7
c. Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur tentang kontra indikasi

kontrasepsi KB .

D. Manfaat Penelitian

1.  Manfaat Program

Sebagai salah satu sumber informasi bagi petugas kesehatan terutama bagi

penentu kebijakan dan pelaksanaa program baik instansi Departemen

Kesehatan maupun pihak Rumah Sakit RSUD ARIFIN ACHMAD

PEKANBARU.

2.  Manfaat Ilmiah

Sebagai sumber informasi dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan

sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.

3.  Manfaat Institusi

Sebagai bahan masukan pertimbangan bagi pengelola institusi terutama dalam

mengembangkan ilmu keperawatan.

4.  Manfaat Penulis

Sebagai pengalaman ilmiah yang dapat meningkatkan pengetahuan dan

menambah wawasan tentang keluarga berencana.

A. Tinjauan Konsep Pasangan Usia Subur

1.    Pengertian PUS

Pasangan usia subur (PUS) adalah berkisar antara usia 20-45 tahun

dimana pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam

8
segala hal terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik. Pada

masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan

kesehatan reproduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode

keluarga berencana, sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat

diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas

generasi yang akan datang.

2.    Masalah dan Kebutuhan yang Dialami Pasangan Usia Subur (PUS)

Dalam menjalani kehidupan berkeluarga, PUS sangat mudah dalam

memperoleh keturunan dikarenakan keadan kedua pasangan tersebut normal,

hal inilah yang menjadi masalah bagi PUS yaitu perlunya pengaturan

fertilitas (kesuburan), perawatan kehamilan dan persalinan aman. Dalam

penyelesaian masalah tersebut diperlukan tindakan dari tenaga kesehatan

dalam penyampaian penggunaan alat kontrasepsi rasional untuk menekan

angka kelahiran dan mengatur kesuburan dari pasangan tersebut. Maka dari

itu, petugas kesehatan harus memberikan penyuluhan yang benar dan

dimengerti masyarakat luas

B. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab

pertanyaaan “what” misalnya air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya

(Notoatmodjo, 2012 : 1)

Penguasaan pengetahuan erat kaitannya dengan tingkat pendidikan

seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang,

9
maka semakin baik pula pengetahuannya tentang sesuatu (Sulistyawati A, 2009 :

104)

C.   Tinjauan Konsep Keluarga Berencana

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak

yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa

cara atau alternatif untuk mencegah ataupun  menunda kehamilan. Cara-cara

tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan

keluarga. Berdasarkan penelitian, terdapat 3.6 juta kehamilan tidak

direncanakan setiap tahunnya di Amerika Serikat, separuh dari kehamilan yang

tidak direncanakan ini terjadi karena pasangan tersebut tidak menggunakan alat

pencegah kehamilan dan setengahnya lagi tidak tepat dalam penggunaannya.

Gerakan keluarga berencana menekankan pentingnya untuk

merencanakan jumlah, interval, dan jenis kelamin dalam lingkungan keluarga,

yang dapat ditunjang oleh kemampuan sosial, ekonomi, keamanan, dan

ketahanan dalam keluarga (Manuaba I.B.G,2001 : 718).

D. Tinjauan Konsep Tentang Kontrasepsi

1. Pengertian Kontrasepsi

a.  Kontrasepsi adalah bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi untuk

pengaturan kehamilan dan merupakan hak setiap individu sebagai makhluk

seksual (Saifuddin, 2010 : U-46)

10
b. Kontrasepsi adalah suatu cara, obat, dan alat untuk mencegah atau

menjarangkan kehamilan (Priyanto A, 2009 : 114).

2. Macam metode atau cara kontrasepsi

a.    Metode Kontrasepsi Sederhana

1). Tanpa alat atau obat, antara lain :

a). Metode kalender ( pantang berkala)

b). Metode lendir serviks

c). Metode suhu basal

d). Coitus interuptus ( senggama terputus)

e). Metode simpto- Termal

2). Dengan alat atau obat, antara lain :

a). Mekanisme ( barrier)

b). Kondom

c). Introvagina wanita antara lain : diagfragma, spons dan kap serviks.

d). Kimiawi dengan spermisid, antara lain : vaginal cream, vaginal

foam, vaginal jelly, vagina suppositoria, vaginal tablet.

b Metode Kontrasepsi Efektif (MKE)

1). Kontrasepsi Hormonal

a). KB pil, antara lain : Pil Oral Kombinasi (POK), Mini Pil, Morning

After

b). KB Suntik : Depo Provera, Cyclofem, Norigest

11
2). Implant/ AKBK

3). Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)

c. Metode Kotrasepsi Mantap

1). Metode Operatif Pria (MOP/ Vasektomi)

2). Metode Operatif Wanita (MOW/ TUbektomi)

Sumber : ( Hartanto H, 2004 : 42- 43).

3. Tujuan dari penggunaan alat kontrasepsi adalah :

a. Untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan

keluarga kecil dan sejahterah melalui pengendalian kelahiran dan

pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.

b. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang

bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga (Handayani S,

2010:29).

Tinjauan Umum Tentang Kontrasepsi Suntik

1. Pengertian Kontrasepsi Suntikan

Kontrasepsi suntikan adalah suatu cara kontrasepsi yang berdaya

kerja panjang ( lama), yang tidak membutuhkan pemekaian setiap hari

atau setiap akan bersenggama, tetapi tetap reversible (Hartanto H, 2004 :

163 ).

2. Macam – macam Kontrasepsi Suntik

a. Depoprovera yang mengandung progesterone sebanyak 150 mg

dalambentuk partikel kecil, pemberian suntikan setiap 12 minggu

12
b. Cyclofem yang mengandung progesterone sebanyak 50 mg dan

estrogen, disuntikkan setiap bulan

c. Norigest merupakan turun testosterone, di suntikkan setiap 8 minggu

( Manuaba I. B. G, 2009 : 241)

Menurut (Saifuddin AB, 2006 : MK-42) terdapat dua jenis kontrasepsi suntik

KB, yaitu kontrasepsi suntikkan progesteron dan kontrasepsi kombinasi,

dengan profil umum sebagai berikut :

1. Kontrasepsi Suntikkan Progestin

Kontrasepsi suntikksn progestin adalah alat kontrasepsi berupa cairan

yang berisi hanya progesterone di suntikkan kedalam tubuh wanita

secara periodik (BPPUK, 2002).

a. Jenis- jenis kontrasepsi yang mengandung progestin, yaitu :

1) Depo Medroxyprogesteron asetat (DMPA), yang mengandung

150 DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik

intramuscular (di dalam bokong).

2) Depo Norittesteron enatat (depo Norisetat), yang mengandung

200 mg Noristendron enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan

cara disuntik IM.

b. Cara Kerja

1) Mencegah ovulasi

2) Mengentalkan lender serviks sehingga menurunkan kemampuan

penetrasi sperma.

3) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi.

13
4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

c. Efektivitas

Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektifitas yang tinggi,

dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan/ tahun, asal penyuntikkan

di lakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.

d. Keuntungan

1) Sangat efektif

2) Pencegahan kehamilan jangka panjang

3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami- istri

4) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI

5) Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun  sampai

perimenopause .

6) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara

7) Mencegah radang panggul

8) Sedikit efek samping

14
e. Keterbatasan

1. Sering ditemukan gangguan haid, seperti

a. Siklus haid yang memendek atau memanjang

b. Perdarahan yang banyak atau sedikit

c. Perdarahan yang tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)

· Tidak haid sama sekali

2. Klien tergantung pada sarana pelayanan kesehatan

3. Tidak dapat di hentikan sewaktu- waktu sebelum disuntik berikut

4. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian

f. Indikasi Kontrasepsi suntikan progestin

1. Usia reproduksi

2. Nullipara dan yang telah memiliki anak

3. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi

4. Setelah melahirkan

5. Setelah abortus

g. Kontra indikasi kontrasepsi suntikan progestin

1. Hamil atau di curigai hamil

2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

3. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorhoe.

4. menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.

h. Waktu pemberian kontrasepsi suntikan progestin

1. Setiap saat selama siklus haid, dan ibu tidak hamil

2. Mulai hari 1 sampai 7 siklus haid.

15
3. Untuk ibu post partum dapat diberikan pada hari 3- 5, dan sesudah air susu

ibu (ASI terbentuk).

2. Kontrasepsi Suntikan Kombinasi

a. Jenis suntikan kombinasi, adalah :

1) 25 mg Depo Medrosiprogesteron asetat dan 5 mg estrodiol spionat yang

diberikan injeksi IM sebulan sekali (Cyclofem)

2) 50 mg norentindron enantat dan 5 mg estradiol valeret yang  diberikan

injeksi IM sebulan sekali.

b. Cara kerja

1) Menekan ovulasi

2) Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma

terganggu.

3) Menghambat transprtasi gamet oleh tuba.

4) Efektifitas

5) Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama

penggunaan.

c. Keuntungan kontrasepsi

1) Resiko terhadap kesehatan kecil

2) Tidak mempenharuhi hubungan suami istri

3) Tidak di perlukan pemeriksaan dalam

4) Pencegahan kehamilan jangka panjang

d. Keterbatasaan

1) Terjadinya pola haid tidak teratur.

16
2) Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan , dan keluhan seperti ini akan

hilang setelah suntik kedua atau ketiga.

3) Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan.

4) Penambahan berat badan

e. Indikasi kontrasepsi suntikan kombinasi

1) Usia reproduksi

2) Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan

3) Pasca melahirkan dan tidak menyusui

4) Anemia

f. Kontra indikasi suntikan kombinasi

1) Hamil atau di duga hamil

2) Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan

3) Penyakit hati akut (virus hepatitis)

4) Usia > 35 tahun yang merokok Keganasan payudara

5) Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migran.

g. Waktu pemberian kontrasepsi suntikan kombinasi

1) Suntik di berikan dalam waktu 7 hari siklus haid

2) Pasca persalinan 6 bulan serta belum haid dan tidak hamil

3) Pasca keguguran

17
DAFTAR PUSTAKA

Glasier Anna dkk, 2005. Keluarga Berencana &Kesehatan Reproduksi. Jakarta :


EGC

Handayani S, 2010. Buku Ajar Pelayana Keluarga Berencana. Yogyakarta :


Pustaka Rihama

Hartanto H. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar


Harapan, Anggota Ikapi

Manuaba I. B. G, 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri


Ginekologi dan KB. Jakarta : EGC

Manuaba I. B. G, 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC

Mustakim, 2012. Cakrawala KB, Kependudukan dan Pemberdayaan Keluarga.


Jakarta : Referensi

Notoatmodjo S, 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Saifuddin, 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirhardjo

Saifuddin, 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : PT Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo
18
Priyanto A, 2009. Komunikasi Konseling : Aplikasi dalam Sarana Pelayanan
Kesehatan untuk Perawat dan Bidan. Jakarta : Salemba Medika

Sulistyaningsih, 2012. Metodelogi Penelitian Kebidanan Kebidanan Kuantatif-


Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu

Sulistyawati A, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta :


Salemba Medika

Http ://www. geogle com/search?q=artikel pasangan usia subur & ie , di akses


tanggal 17 Mei 2013.

Http ://www. posyandu.org/pngertian-kb.html, diakses tanggal 17 Mei 2013.

19

Anda mungkin juga menyukai