200201050
PEKANBARU
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Efikasi diri merupakan hal yang sangat penting dimiliki oleh individu
seperti lansia. Lansia membutuhkan efikasi diri untuk meningkatkan
keyakinannya dalam perawatan kesehatan. Salah satu masalah kesehatan yang
sering terjadi pada lansia adalah hipertensi,lansia hipertensi memerlukan
efikasi diri untuk meningkatkan Perawatan kesehatannya tersebut.
Berdasarkan rumusan masalah tersebut pertanyaan peneliti yang di rumuskan
adalah: Apakah edukasi kesehatan menggunakan video berpengaruh efikasi
diri lansia hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Melur Pekanbaru.
b.Bagi Lansia
a. Instusi Pendidikan
Dapat dijadikan sebagai sumber informasi, referensi, dan bacaan bagi setiap
universitas yang ada di Indonesia khususnya Program Studi D-III
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Riau tentang penelitian Apakah
edukasi kesehatan berpengaruh terhadap efikasi diri lansia hipertensi di
Puskesmas Melur Pekanbaru.
b. Peneliti Selanjutnya
TINJAUAN PUSTAKA
Pada seseorang yang sudah lanjut usia banyak yang terjadi penurunan
salah satunya kondisi fisik maupun biologis, dimana kondisi psikologisnya
serta perubahan kondisi sosial dimana dalam proses menua ini memiliki
arti yang artinya proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahanlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau
mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya,
sehingga tidak dapat bertahan terhadap lesion atau luka (infeksi) dan
memperbaiki kerusakan yang diderita. hal ini dikarenakan fisik lansia
dapat menghambat atau memperlambat kemunduran fungsi alat tubuh
yang disebabkan bertambahnya umur.( Friska et al, 2020).
KERANGKA PEMIKIRAN
Dari judul yang di ambil serta di latar belakangi konsep yang mendasari
penelitian ini maka, kerangka konsep di gambarkan sebagai berikut:
Keterangan:
: Variabel dependen yang diteliti perubahannya
sebelum dan setelah intervensi
: Variabel independen yang mempengaruhi langsung
Terhadap perubahan variabel dependen
: Variabel perancu
3.2 Hipotesis
adalah sebuah pernyataan tentang hubungan yang di harapkan dua
variable atau lebih yang dapat di uji secara empiris (Notoatmodjo, 2005).
Hipotesis adalah jawaban dari suatu penelitian yang telah dirumuskan
(Lapau, 2013). Dari kerangka konsep di atas dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
METODE PENELITIAN
Gambar 3.1 Bentuk Rancangan Pre and Post test Control Group Design:
Kelompok intervensi
R1 : O1X1 O2
(R1) R
R2 : O2X0O2
Kelompok kontrol
(R2)
Keterangan:
R : Responden Penelitian (Lansia yang mempunyai diognosa
hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Melur Pekanbaru)
R1 : Responden kelompok Intervensi
R2 : Responde kelompok Kontrol
O1 : Pre test pada kedua kelompok sebelum melaksanakan intervensi
O2` : Post test pada kedua kelompok setelah melaksanakan intervensi
X1 : Uji coba\ intervensi pada kelompok intervensi (edukasi kesehatan viedeo)
XO : Kelompok kontrol tanpa intervensi
4.4.1 populasi
[ (Z1-a\2+Z1-)x
] 2
n=
1-2
Keterangan :
n : Jumlah sampel
Z1-a\2 : Standar normal deviasi untuk a (dapat di lihat pada tabel distribusi
Z) Z1- : Standar normal deviasi untuk (dapat dilihat pada tabel distribusi Z)
1-2 : Beda mean yang di anggap bermakna secara klinik antara sebelum
perlakuan pre test dan sesudah perlakuan post test
: Estimasi standar deviasi dari beda mean data pre test dan post test
berdasarkan literature
1. Kriteria Inklusi:
a. Usia lansia 60 tahun.
b. Lansia yang mempunyai diagnosa medis hipertensi
c. Lansia bersedia menjadi responden.
2. Kriteria Eksklusi:
a. Lansia yang tidak mempunyai diagnosa medis hipertensi.
b. Lansia yang tidak bersedia jadi responden
4.5 Pengumpulan data
2. Penelitian
a. Melakukan survey awal untuk memilh responden dalam
penelitian.
1. Analisis Univariat
a. Menghitung frekuensi ( f )
P = 𝑓 /𝑁 × 100%
Keterangan:
P = Persentase jawaban
F = Frekuensi jawaban responden
N = Total frekuensi
Analisa univariat kategorik terdiri dari data demografi responden
menggunakan distribusi frekuensi dan persentase sedangkan data numerik
rata- rata stres pre test-post test menggunakan mean, SD, CI 95%. Apabila
data berdistribusi normal di sajikan dalam bentuk mean, apabila data
berdistribusi tidak normal disajikan dalam bentuk median. Uji
homogenitas dilakukan sebelum melakukan uji bivariat. Uji homogenitas
dilakukan pada karakteristik menggunakan uji chi square untuk
membandingkan perbedaan proporsi antara kelompok intervensi dan kontrol
(skala nominal dan ordinal). Data pretest stres adalah data numerik sehingga
menggunakan Levene’s test untuk membandingkan mean antara kelompok
intervensi dan kontrol (skala interval). Derajat kemaknaan (α) yang
digunakan pada uji ini adalah 0,05 (5%).
2 Analisa Bivariat
Analisa Bivariat yaitu analisa yang dilakukan untuk mengetahui ada tidak
nya hubungan antara variabel bebas dan terikat dengan menggunakan uji
statistic (Notoatmodjo, 2018). Analisa Bivariat Analisa bivariat dilakukan
untuk mengetahui pengaruh terapi edukasi kesehatan video. Analisa data pada
penelitian ini dilakukan menggunakan uji beda dua mean.
Uji paired t test. Digunakan uji paired t test karena sampel yang
digunakan saling berhubungan, artinya satu sampel akan menghasilkan
dua data. rancangan ini paling umum dikenal dengan rancangan pre- post,
artinya membandingkan rata- rata nilai pre test dan post test dari satu
sampel. Dilakukan uji beda 2 mean atau nilai tengah dependen
dikarenakan kelompok data yang dibandingkan datanya saling
mempunyai ketergantungan, yaitu pengaruh terapi edukasi kesehatan pada
lansia hipertensi sebelum dan sesudah di lakukan intervensi dengan rumus
uji beda 2 mean dependen sebagai berikut :
t = d
𝑆𝑑_𝑑/√𝑛
Keterangan :
d : Rata-rata deviasi / selisih sampel 1 dengan sampel 2
sd-d : Standar deviasi dari deviasi / selisih sampel l
dan sampel 2 n : Jumlah sampel
Hasil uji Paired Sample T Test ditentukan oleh nilai signifikansinya. Nilai
ini kemudian menentukan keputusan yang diambil dalam penelitian.