Anda di halaman 1dari 14

EDUKASI PENCEGAHAN DAN PENANGANAN HIPERTENSI UNTUK

MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA: LITERATURE


REVIEW

Penulis : Fardila Nurhamidah, Nenti Sugiartini, Iip Aripah, Rika Septiani, Tiara Oktaviani,
Teni Amelia

Departmen Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas


Muhammadiyah Tasikmalaya

Corresponding Author: teniameliani3@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Hipertensi atau biasa disebut dengan silent killer merupakan penyakit
yang datang tanpa disertai timbulnya gejala. Penyakit hipertensi akan mengganggu
system peredaran darah berdampak pada meningkatkan tekanan darah di atas normal
sehingga berisiko memunculkan komplikasi seperti penyakit jantung, gagal ginjal dan
stroke. Berdasarkan estimasi World Health Organization (WHO) menunjukkan prevalensi
hipertensi sebesar 22% dari total penduduk dunia. Kurang dari seperlima dari total
prevalensi tersebut melakukan upaya pengendalian terhadap tekanan darahnya.
Prevalensi hipertensi tertinggi berasa di wilayah Afrika sebesar 27%, sedangkan
Asia Tenggara berada di posisi ke tiga sebesar 25% terhadap total penduduk (World Health
Organization, 2019). Peningkatan usia menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan
hipertensi karena terjadi penurunan fungsi organ tubuh yang ditandai dengan elastisitas arteri
yang menurun serta kekakuan pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko
peningkatan tekanan darah pada lanjut usia. Tujuan penelitian ini Bertujuan untuk
mencakup pemahaman lebih dalam tentang penyebab, faktor risiko, dan strategi pencegahan
serta penanganan penyakit hipertensi pada lansia. Metode penelitian ini menggunakan
metode analisis literature review pada artikel penelitian, pengumpulan data didapatkan
menggunakan database google schoolar dari 5 tahun terakhir 2019-2024. Hasil yang
didapatkan Analisa dari 5 artikel menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara sikap upaya pencegahan dan penanganan sebelum dan setelah pemberian edukasi
pada penderita hipertensi.

Kata kunci : Pendidikan, Hipertensi, Usia lanjut


Referensi : 5 Jurnal (Tahun 2019 sampai tahun 2024)

ABSTRACK
Background: Hypertension or what is usually called the silent killer is a disease that
comes without symptoms. Hypertension will disrupt the circulatory system, resulting in an
increase in blood pressure above normal, thereby leading to the risk of complications such
as heart disease, kidney failure and stroke. Based on World Health Organization (WHO)
estimates, the prevalence of hypertension is 22% of the world's total population. Less than
one fifth of the total prevalence makes efforts to control their blood pressure. The highest
prevalence of hypertension is in the African region at 27%, while Southeast Asia is in third
place at 25% of the total population (World Health Organization, 2019). Increasing age is
one of the main factors that causes hypertension because there is a decrease in the function
of the body's organs, which is characterized by decreased elasticity of the arteries and
stiffness of the blood vessels, thereby increasing the risk of increasing blood pressure in the
elderly. The aim of this research aims to include a deeper understanding of the causes, risk
factors, and strategies for preventing and treating hypertension in the elderly. This research
method uses a literature review analysis method on research articles, data collection was
obtained using the Google Schoolar database from the last 5 years 2019-2024. The results
obtained. Analysis of 5 articles shows that there is a significant difference between attitudes
towards prevention and treatment efforts before and after providing education to
hypertension sufferers.

Keywords: Education, Hypertension, Older age

PENDAHULUAN

Hipertensi atau biasa disebut dengan silent killer merupakan penyakit yang datang tanpa
disertai timbulnya gejala. Penyakit hipertensi akan mengganggu system peredaran
darah berdampak pada meningkatkan tekanan darah di atas normal sehingga berisiko
memunculkan komplikasi seperti penyakit jantung, gagal ginjal dan stroke (WHO,
2011).Hipertensi menjadi salah satu penyakit penyebab utama kematian di dunia.
Berdasarkan estimasi World Health Organization (WHO) menunjukkan prevalensi
hipertensi sebesar 22% dari total penduduk dunia. Kurang dari seperlima dari total
prevalensi tersebut melakukan upaya pengendalian terhadap tekanan darahnya.
Prevalensi hipertensi tertinggi berasa di wilayah Afrika sebesar 27%, sedangkan
Asia Tenggara berada di posisi ke tiga sebesar 25% terhadap total penduduk (World Health
Organization, 2019).

Hipertensi merupakan penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan, namun dapat
dicegah dan dikontrol dengan penanganan yang tepat (Osamor, 2011; Hussain et al., 2016).
Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa mengalami hipertensi. Gejala-gejala hipertensi
sangat bervariasi dimulai dengan tanpa gejala, sakit kepala ringan ataupun gejala lain
yang hampir sama dengan penyakit lainnya. Gejala-gejalanya itu adalah sakit kepala/rasa
berat di tengkuk, mumet (vertigo), jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan
kabur, telinga berdenging (tinnitus), dan mimisan. Oleh karena itu untuk menegakkan
diagnosis hipertensi adalah dengan menggunakan sphygmomanometer. Berbagai studi
menunjukkan bahwa hipertensi meningkatkan risiko kematian dan penyakit. Bila tidak
dilakukan penanganan, sekitar 70% pasien hipertensi kronis akan meninggal karena jantung
koroner atau gagal jantung, 15% terkena kerusakan jaringan otak, dan 10% mengalami
gagal ginjal. Namun demikian, peningkatan kesadaran masyarakat dan pengendalian
hipertensi dapat menekan risiko hingga 50%(Sutarga, IM, 2017).

Di Indonesia, menurunkan angka kejadian hipertensi menjadi sebuah tantangan yang


besar karena prevalensinya mencapai 34,1%. Data dari Riskesdas tahun (2020)
menunjukkan bahwa angka kejadian hipertensi pada mereka kelompok usia 18 tahun ke
atas mencapai 34,1% dari populasi, dengan tingkat tertinggi terjadidi Kalimantan Selatan
sebesar 44,1% dan terendah di Papua sebesar 22,2%. Peningkatan usia menjadi salah satu
faktor utama yang menyebabkan hipertensi karena terjadi penurunan fungsi organ tubuh yang
ditandai dengan elastisitas arteri yang menurun serta kekakuan pembuluh darah, sehingga
meningkatkan risiko peningkatan tekanan darah pada lanjut usia. Prevalensi hipertensi
juga terlihat pada rentang usia tertentu, seperti 31-44 tahun (31,6%), 45-54 tahun
(45,3%), dan di atas 55 tahun (55,2%). Sedangkan menurut (Hariawanet al., 2020).
hipertensi cenderung meningkat pada mereka yang berusia di atas 60 tahun.

Salah satu upaya yang digunakan dalam manajemen hipertensi adalah melalui edukasi
kesehatan, yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap yang
mendukung pencegahan komplikasi pada penderita hipertensi(Ulya, et al.,. 2018).
Edukasi kesehatan memiliki kemampuan mengubah sikap masyarakat. Berbagai metode
seperti ceramah, role play, dan buku dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman
mengenai pencegahan komplikasi hipertensi. Inovasi dalam edukasi, termasuk
penggunaan buku sebagai sumber informasi terstruktur, dapat memberikan pemahaman
yang lebih baik kepada individu tentang kondisi tersebut dan mendorong perubahan
gaya hidup yang lebih sehat. (Kusuma, er al., 2021). Berdasarkan riset yang dilakukan oleh
(Sugiarti et al., 2022) ditemukan bahwa memberikan edukasi kesehatan mampu
meningkatkan pemahaman serta sikap positif terkait hipertensi. Penggunaan booklet
sebagai alat penyampaian edukasi terbukti efektif karena kontennya dapat disajikan dengan
cara menarik dan dapat diakses ulang kapan pun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
edukasi menggunakan booklet mampu meningkatkan praktik hidup sehat pada mereka yang
menerima informasi tersebut.

Peningkatan pemahaman masyarakat mengenai penyakit hipertensi


diharapkan dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas penyakit hipertensi.
Hambatan dalam upaya pemahaman masyarakat adalah masih kurangnya kesadaran
ataupun kurangnya informasi mengenai penyakit hipertensi.

Berdasarkan uraian diatas dan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya penulis
tertarik untuk meneliti “Edukasi pencegahan dan penanganan hipertensi untuk meningkatkan
kualitas hidup pada lansia”. Penulis melihat adanya kurang Pengetahuan dan penanganan
hipertensi yang tidak tepat karena dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang terutama
pada usia lanjut. Maka dari itu, Lansia yang terkena hipertensi penting mengetahui cara
pencengahan dan penanganannya. Tujuan penelitian ini Bertujuan untuk mencakup
pemahaman lebih dalam tentang penyebab, faktor risiko, dan strategi pencegahan serta
penanganan penyakit hipertensi pada lansia.

METODE

Dalam penelitian ini metode analisis yang dipakai ialah dengan menerapkan literature
review pada artikel penelitian. Literature review merupakan metodologi penelitian dengan
mengumpulkan dan mengambil intisari dari penelitian sebelumnya serta menganalisis
beberapa overview para ahli yang tertulis dalam teks, dimana pada penelitian ini serangkaian
metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengolah bahan penelitian
didapatkan di database Google Scholar\Kriteria artikel yang dipilih artikel-artikel ilmiah pada
jurnal yang sudah terpublikasikan di Indonesia pada tahun 2019-2024.

Metode yang digunakan dalam Studi Literatur ini menggunakan strategi secara
komprehensif, seperti pencarian artikel dalam database jurnal penelitian dan pencarian
melalui internet. Kriteria inklusi yaitu semua penelitian yang direview berupa penelitian
dalam karya ilmiah ini antara lain yang berkaitan dengan kasus pencegahan dan penanganan
hipertensi. Penelitian ini berasal dari 5 penelitian terdahulu yang membahas tentang Edukasi
Pencegahan Dan Penanganan Hipertensi, dengan cara mencari jurnal nasional terdahulu di
portal database Google Scholar. Studi Literatur yang berjudul “ Edukasi Pencegahan Dan
Penanganan Hipertensi Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Pada Lansia” Penelitian yang
dilakukan menggunakan populasi para remaja putri.

Berdasarkan hasil penelusuran melalui Google Scholar dengan mengetikkan 3 kata kunci
"Pendidikan" AND "hipertensi " AND "usia lanjut" ditemukan sebanyak 12.350 artikel.
Artikel-artikel tersebut kemudian disaring kembali menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi
yang sudah ditentukan sehingga tersisa sebanyak 15 artikel. Setelah itu, artikel disaring
berdasarkan isi yang sesuai dan diperoleh 5 artikel untuk dianalisis. Sedangkan 10 artikel
lainnya dieliminasi karena pembahasan tidak sesuai.
HASIL

No Penulis, Tahun Dan Sumber Judul Metode Responden Hasil/Kesimpulan


Literatur
1 Fatma Nuraisyah , Hafizh Radityo Edukasi Pencegahan Metode yang jumlah dapat
Kusumo dan Penanganan Hipertensi digunakan adalah peserta disimpulkan bahwa
Bakti (Jurnal Pengabdian untuk Meningkatkan deskriptif analisis sebanyak 31 metode
Masyarakat), Vol. 1 No. 2 Nov 2021: 35- Kualitas Hidup pada Lansia dengan penyebaran orang di penyuluhan dengan
38 leaflet dan Kelurahan menyebarkan
pendekatan true Cipinang leaflet untuk
eksperimen dengan Melayu. diseminasi
desain nilai pretest- pencegahan dan
postest. Hasil penanganan
menunjukkan bahwa hipertensi pada
terdapat perbedaan lansia masih
antara nilai pre-test efektif. Dengan
dengan nilai post- adanya metode
test. peyuluhan dengan
cara leaflet masih
dianggap salah
satu transfer
knowledge yang
masih efektif
dalam diseminasi
informasi baik
bidang kesehatan
maupun bidang
lainnya
2 Fera Alfina Dinita,ArinaMaliya. Edukasi Terhadap Sikap Metode Penelitian Dapat
Journal of Telenursing (JOTING) Upaya Pencegahan penelitian ini ini dilakukan disimpulkan bahwa
Volume 6, Nomor 1, Januari Komplikasi menggunakan di Prolanis terdapat
- Pada Penderita pendekatan pra- Puskesmas perbedaan
Juni 2024 Hipertensi eksperimental Pajang yang signifikan
dengan desain pre- Surakarta antara sikap upaya
test dan post-test dengan pencegahan
pada satu populasi komplikasi
kelompok. sebanyak 60 sebelum dan
orang, akan setelah pemberian
tetapi hanya edukasi pada
40 orang yang penderita
dianggap hipertensi.
aktif men
gikuti
prolanis

3 Nurul Azmi Arfan, Rizka Firdausi EDUKASI metode anggota para lansia di
Nuzula , Devi Fitria Sandi, Pengabdian HIPERTENSI PADA penelitian kualitatif posyandu posyandu
Masyarakat Cendikia, VOLUME 03 LANSIA DI POSYANDU deskriptif, yang setempat kelurahan klegen
NOMOR 01 (2024) 25-26 LANSIA DI KELURAHAN bertujuan untuk Kota Madiun
KLEGEN MADIUN memberikan memiliki
gambaran tentang pengetahuan yang
tekanan darah dalam cukup baik dalam
setiap kegiatan pengelolaan gizi
posyandu sehingga untuk mengurangi
manfaat penyuluhan terjadinya serangan
dapat dirasakan penyakit yang
terus menerus. dialami serta telah
mendapatkan
pemeriksaan
skrining kesehatan
untuk deteksi
kejadian penyakit
tidak menular,
khususnya
hipertensi. Bagi
masyarakat
kelurahan klegen
diharapkan bisa
lebih aktif
mengupayakan
program
pencegahan dini
dimulai dari diri
sendiri dan
lingkungan
sekitarnya
4 Nova Maulana PENCEGAHAN DAN Metode Peserta peserta
Volume 4Nomor 1, Maret2022e-ISSN PENANGANANHIPERTE pelaksanaan pada kegiatan antusias
2721-9747; p-ISSN NSI PADA LANSIA kegiatan ini berjumlah mendengarkan dan
2715-6524http://jurnal.globalhealthscience pengabdian yaitu 25 orang menanyakan
group.com/index.php/JPM ceramah, tanya berbagai hal
jawab dan mengenai
pemeriksaan tekana hipertensi
n darah yang belum dipaha
mi.
5 Liena Sofiana, Nindy Fadellah Wulan Edukasi Pencegahan Metode Lansia di Hasil yang
Safitri,Rizka Yuli Mulyani,Ibnu Muslih Hipertensi Menuju Lansia konseling tentang Dusun diperoleh adalah
Edukasi Jurnal Pengabdian Kepada Sehat Di Dusun hipertensi seperti Tegaltandan kegiatan konseling
Masyarakat Vol. 4, No Tegaltandan, Desa faktor risiko, gejala, berjumlah 18 kesehatan di
Banguntapan, Bantul komplikasi, cara lansia. Posyandu Lansia
mencegah dan cara berjalan dengan
mengendalikan baik dan lancar,
hipertensi peserta turut aktif
merupakan salah memberi
satu bentuk dari pertanyaan dan
promosi kesehatan mengikuti kegiatan
dari awal sampai
selesai dengan
kondusif
PEMBAHASAN

Hasil penelusuran jurnal mengidentifikasi lima jurnal yang memenuhi kriteria inklusi
penelitian. Sebagian besar jurnal memiliki nilai korelasi positif yang menunjukkan bahwa
pengetahuan tentang pencegahan dan pengobatan hipertensi dapat ditingkatkan dengan
memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya orang dewasa. Sebuah penelitian
menemukan bahwa pendidikan kesehatan merupakan salah satu cara paling efektif bagi lansia
untuk mencegah dan mengendalikan tekanan darah tinggi dengan meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya literasi darah. Liena dkk. 2020). Pendidikan kesehatan dilakukan
untuk meningkatkan kesadaran kesehatan dengan memberikan informasi dan pesan-pesan
suportif tentang gejala dan tindakan pencegahan kepada masyarakat khususnya lansia
(Ariyanti 2020)

Berdasarkan penelitian (Fera A D 2024)), hasil penelitian menunjukkan rata-rata sikap


mencegah masalah pada penderita hipertensi meningkat dari 25,13 sebelum pelatihan
menjadi 35,97 setelah pelatihan. Hasil analisis menggunakan uji Wilcoxon diperoleh nilai
probabilitas (p) sebesar 0,001, p dan 0,05 yang menunjukkan bahwa pengetahuan
berpengaruh terhadap sikap untuk mencegah masalah pasien dan perdarahan. Terkait dengan
pemberian edukasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti penelitian Fatma dan
Hafizh (2021) yang menemukan bahwa metode edukasi berupa penyebaran poster promosi
pencegahan dan pengobatan hipertensi pada lansia masih efektif. Metode promosi dengan
menggunakan iklan terus dianggap sebagai salah satu metode transfer pengetahuan yang
paling efektif untuk mengkomunikasikan informasi di sektor kesehatan dan di bidang lain.

Pendidikan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilaksanakan untuk menyebarkan


informasi dan menjamin keyakinan bahwa masyarakat mengetahui, memahami dan
memahami untuk mengambil rekomendasi yang berhubungan dengan kesehatan, untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. Sikap (Nelwan, J. E., & Manado 2019).
Tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk mencapai perubahan perilaku yang meningkatkan
dan memelihara kesehatan individu, keluarga, dan komunitas, serta berkontribusi dalam
mencapai kesehatan optimal melalui pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan emosional
(Hatta, H., Pakaya, R., & Laiya 2018). Pemilihan media yang tepat dalam suatu percakapan
mempengaruhi hasil yang diharapkan. Media yang dipilih dalam pengukuran hendaknya
dioptimalkan agar proses pengukuran dapat berjalan lancar (Vandana 2018)
Menurut WHO, sekitar 972 juta orang di seluruh dunia, 26,4% dari populasi dunia,
menderita hipertensi, dan angka ini meningkat menjadi 29,2% pada tahun 2025. Dari 972 juta
penderita hipertensi, 333 juta orang tinggal di negara berkembang . Sisanya sebanyak 639
berada di negara berkembang, termasuk Indonesia (Nelwan dan Manado, 2019). Penyakit
darah tinggi merupakan penyakit yang umum terjadi di masyarakat. Ada banyak penyebab
yang meningkatkan kasus hipertensi dan komplikasi yang ditimbulkannya. Ini mencakup
berbagai gejala tekanan darah tinggi, mulai dari sakit kepala tanpa gejala hingga sakit kepala
ringan atau gejala lain yang mirip dengan penyakit lain. Hal inilah yang masih belum
dipahami oleh masyarakat. Faktor gaya hidup yang tidak disadari masyarakat sebagai faktor
risiko penyakit darah tinggi dan risiko penyakit darah tinggi terus meningkat karena
kesadaran akan pemeriksaan darah secara teratur (Fadli 2018). Untuk mencegah hipertensi,
sangat disarankan untuk memperbaiki kebiasaan hidup sehat, seperti olahraga, pengendalian
berat badan, berhenti merokok, pengurangan stres dan pembatasan alkohol, pola makan tinggi
dan rendah karbohidrat, serta mengurangi asupan natrium. Penargetan individu dari intervensi
gaya hidup di atas dapat digunakan untuk mencegah tekanan darah tinggi (Ariyanti, et.al.,
2020).

Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hipertensi dapat menurunkan angka


kejadian dan kematian akibat hipertensi. Hambatan terhadap kesadaran sosial antara lain
kurangnya pengetahuan atau informasi tentang tekanan darah tinggi. Program sosialisasi
berupa edukasi atau pengetahuan tentang faktor risiko, penyebab dan pedoman pola makan
untuk mengelola dan mencegah tekanan darah tinggi dapat membantu meningkatkan
kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang tindakan pencegahan dan pengendalian
hipertensi arteri. akan tinggal Kehilangan darah (Baru, 2022). Penyakit degeneratif dapat
dicegah dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap faktor risikonya. Kesadaran dapat
ditingkatkan melalui keadilan, pendidikan, atau pendidikan kesehatan melalui pemanfaatan
teknologi (Dewi, R., Meisyaroh, M. 2021)

Dukungan sosial dan aktivitas keluarga berperan penting dalam pencegahan dan
penatalaksanaan hipertensi. Peran orang-orang terdekat menjamin lansia merasa aman,
tenteram dan percaya diri dalam hidupnya, mempengaruhi kesehatan mental dan
mempengaruhi pemenuhan kualitas hidup. Hidup itu baik (Zhang 2020). Banyak kejadian di
masyarakat dimana ketidaktahuan masyarakat mengenai pengelolaan hipertensi secara
mandiri mempengaruhi tingkat kepatuhan. Pengendalian tekanan darah secara teratur
diperlukan untuk mengurangi risiko dan meningkatkan kualitas hidup lansia. Namun, untuk
itu diperlukan dukungan sosial dari orang-orang di sekitar Anda, baik itu keluarga, layanan
kesehatan, atau individu. Insentif ini akan mendorong masyarakat untuk melakukan
pengobatan tekanan darah. Perawatan diri yang memadai berdampak signifikan terhadap
pembelajaran meningkatkan kesehatan lansia (Nova M . 2022)

KESIMPULAN

Hasil yang diperoleh dari 6 artikel tersebut terdapat bahwa pentingnya Edukasi
Pencegahan Dan Penanganan Hipertensi Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Pada Lansia.

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dalam literatur review yang telah dilakukan
oleh peneliti mengenai Edukasi Pencegahan Dan Penanganan Hipertensi Untuk
Meningkatkan Kualitas Hidup Pada Lansia. Peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut
kegiatan pendidikan yang dilaksanakan untuk menyebarkan informasi dan menjamin
keyakinan bahwa masyarakat mengetahui, memahami dan memahami untuk mengambil
rekomendasi yang berhubungan dengan kesehatan, untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya.

Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hipertensi dapat menurunkan angka


kejadian dan kematian akibat hipertensi. Hambatan terhadap kesadaran sosial antara lain
kurangnya pengetahuan atau informasi tentang tekanan darah tinggi. Program sosialisasi
berupa edukasi atau pengetahuan tentang faktor risiko, penyebab dan pedoman pola makan
untuk mengelola dan mencegah tekanan darah tinggi dapat membantu meningkatkan
kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang tindakan pencegahan dan pengendalian
hipertensi arteri. akan tinggal Kehilangan darah. Penulis melihat penelitian ini dapat menjadi
dampak positif bagi pembaca untuk memehami cara edukasi pencegahan dan penanganan
penyakit hipertensi.

TERIMAKASIH

Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penelitian ini

1. Dosen pengampu mata kuliah keperawatan agregat komunitas ibu Lilis Lismayanti
M.Kep

2. Teman-teman seperjuangan yang telah membantu memberikan dorongan dan


semangat sehingga artikel ini dapat terselesaikan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti. 2020. “Edukasi Kesehatan Dalam Upaya Pencegahan Dan Pengendalian


Penyakit Hipertensi Pada Lansia. To Maega.” Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3.

Dewi, R., Meisyaroh, M., & Kassaming. 2021. “Kesehatan Terhadap Pengetahuan
Lanjut Usia Tentang Penyakit Degeneratif Di Wilayah Kerja Puskesmas Baranti.”
Jurnal Inovasi Dan Pengabdian Masyarakat (JIPengMas), 1, no. 1: 8–13.
https://stikesmu-sidrap.e-journal.id/JIPengMas/article/view/234.

Fadli, R. 2018. “Hipertensi.” Kesehatan.


hipertensi.https://www.halodoc.com/kesehatan/hipertensi.

Fera A D, Arina M . 2024. “Edukasi Terhadap Sikap Upaya Pencegahan


Komplikasi Pada Penderita Hipertensi .” Journal of Telenursing (JOTING) 6, no. 1.

Hatta, H., Pakaya, R., & Laiya, M. 2018. “Analisis Hubungan Status Gizi Lansia Di
Puskesmas Limboto Barat. Gorontalo.” Journal of Public Health, 1.

Nelwan, J. E., & Manado, R. 2019. “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap


Perubahan Pengetahuan Masyarakat Tentang Hipertensi Di Kota Manado.” 1: 1–7.

Nova M . 2022. “Pencegahan Dan Penangananhipertensi Pada Lansia .” Jurnal


Peduli Masyarakat Volume 4, no. 1.

Vandana, M. Y . 2018. “Perbedaan Pengetahuan Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan


Tentang Hipertensi Pada Lansia DI Desa Pesucen, Banyuwangi. Bahan Kesehatan
Masyarakat,.” Journal.Poltekkesjambi.Ac.Id.
http://journal.poltekkesjambi.ac.id/index.php.

Zhang, Et.al. 2020. “Well-Being Mediates the Effects of Social Support and Family
Function on Self-Management in Elderly Patients with Hypertension. Psychology,
Health & Medicine,” 25, no. Issue 52020,.

Anda mungkin juga menyukai