Anda di halaman 1dari 9

PENUGASAN REVIEW JURNAL MKP WUALITATIVE RESEARCH

A Qualitative Study of Risk Factors Related to Child Malnutrition in Aileu District,


Timor-Leste

OLEH :
NANDA AINAYYAH AL-FATIHAH
165070301111022
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2018
BAB I

PEMBAHASAN

1.1. Title and Abstract


i. Title
Judul “A Qualitative Study of Risk Factors Related to Child Malnutrition
in Aileu District, Timor-Leste” sudah menjelaskan subjek yang akan
diteliti, topik yang akan diteliti serta dimana studi akan dilakukan.
Jurnal ini membahas studi kualitatif dari malnutrisi anak di kota Aileu,
Timor-Leste.
ii. Abstract
Jurnal sudah mencakup latar belakang, tujuan, metode, hasil dan
pembahasan. Yang isinya sebagai berikut :
Latar belakang :
Peningkatan status gizi di Timor Leste merupakan prioritas kesehatan
utama di daerah Timor Leste.
Tujuan :
Studi kualitatif diadakan di daerah Aileu berdekatan dengan ibu kota
Timor Leste, Dili untuk mengedintifikasi faktor resiko dari malnutrisi
pada anak.
Metode :
Dilakukan secara In-depth interview yang dilakukan pada wali 32 anak
berusia dibawah 5 tahun.
Hasil dan pembahasan :
Penghentian pemberian ASI eksklusif terlalu awal dan pendeknya
masa pemberian ASI yang pendek dengan lingkungan yang tidak
bersih berpengaruh pada status gizi pada anak di area tersebut.
1.2. Introduction
i. Purpose or research question
Tujuannya untuk mengidentifikasi faktor resiko dari malnutrisi pada
anak. Karena status gizi merupakan indikator yang penting untuk
kesehatan anak. Status gizi yang kurang menyebabkan lebih dari
setengah dari 10,5 juta kematian pada balita yang terjadi pada negara
dengan penghasilan menengah kebawah. Dan status gizi kurang tetap
menjadi permasalahan pada negara dengan penghasilan menengah
kebawah termasuk Timor-Leste.
1.3. Methods
i. Qualitative approach
Pendekatan yang digunakan secara fenomenologi. Pengertian
fenomenologi dapat dipandang sebagai sikap hidup dan sebagai
metode ilmiah. Sebagai sikap hidup, fenomenologi mengajarkan kita
untuk selalu membuka diri terhadap informasi dari sumber manapun,
tanpa cepat menilai, menghukumi atau mengevaluasi berdasarkan
prakonsepsi kita sendiri. Sebagai metode ilmiah, fenomenologi
menunjukkan jalan perumusan ilmu pengetahuan melalui tahap-tahap
tertentu, dimana suatu fenomena yang dialami manusia menjadi
subjek kajiannya (Hasbiansyah, 2005).
Metode pendekatan sudah sesuai dengan topik penelitian yang
dikaji. Kejadian malnutrisi adalah efek dari gejala-gejala yang sudah
lama terjadi dan terjadi sampai saat ini. Sehingga perlu adanya
pengamatan secara fenomena oleh peneliti hal-hal yang dapat
menyebabkan malnutrisi.
ii. Sampling strategy
Di kota Aileu ada 33 tempat yang melaksanakan program
bernama “Integrated Community Health Services” (SISCa) yang
dilakukan untuk menjalankan program keluarga, imunisasi anak dan
ibu hamil, memantau pertumbuhan anak balita. Lalu dalam penelitian
ini memilih 5 SISCa untuk area studi berdasarkan perbedaan situasi,
seperti jarak dan jumlah fasilitas kesehatan, kesediaan air, kemudahan
akses, dan kualitas dari aktifitas SISCa. Total informan sebanyak 32,
yang terdiri dari 28 ibu, 3 ayah, dan 1 kakek.
Informan ditentukan berdasarkan kriteria yaitu wali yang mempunyai
anak balita. Sehingga responden terdiri dari ibu, ayah, dan kakek.
Metode sampling belum sesuai karena informan terdiri dari perempuan
dan pria dimana mempunyai informasi yang berbeda seperti kelompok
berbeda, setting, dan pengetahuan dari budaya (Kawulich, 2012).
Seharusnya pengambilan informan mempunyai karakteristik yang tidak
beda jauh agar jawaban yang diberikan tidak dipengaruhi oleh tingkat
pengalaman dan pengetahuan yang berbeda.
iii. Data collection methods
Dilakukan secara In-depth interview yang dilakukan pada wali 32
anak berusia dibawah 5 tahun. In-depth interview digunakan untuk
eksplore konsep yang membutuhkan penjelasan lebih lanjut dan
analisis secara deskriptif. Peneliti membutuhkan relasi dengan
responden untuk mencapai pemahaman dari perspektif informan.
Prosedur In-depth interview :
Pre-Interview :
 Melakukan studi literatur untuk isu mengenai topik yang akan
diuji dan mengidentifikasi partisipan. Serta membentuk
guideline untuk acuan.
Interview :
 Membeli salam kepada informan, dan berikan kondisi agar
informan percaya kepada peneliti
 Siapkan perekam suara
 Jangan memulai dengan pertanyaan sulit. Mulailah dengan
pertanyaan yang ramah
 Memberikan suasana yang nyaman, jangan memberikan
pertanyaan yang berturut-turut.
 Mendengar 90% berbicara 10%
 Menghindari pertanyaan yang sensitif yang bisa melukai hati
responden (agama, sosial, politik, ekonomi, moral, dll)
 Tidak harus menanyakan sesuai struktur, sebaiknya bertanya
sesuai dengan alur jawaban informan.
 Ketika merasa keadaan yang nyaman sudah ada, mulai
bertanya
 Jangan mengulangi pertanyaan apabila responden menolak
menjawab pertanyaan.
 Berikan feedback setiap jawaban dari responden
Post-Interview
 Transkrip data dan menerjemahkan data
Kelebihan In-depth interview :
 metode yang paling efektif untuk memperoleh data primer
 membantu mengungkap lebih banyak informasi terperinci dan
mendalam dibandingkan dengan metode lainnya seperti survei
 dapat digunakan saat ada partisipan yang tidak nyaman
mengungkapkan pendapatnya secara terbuka di kelompok
 membantu peneliti untuk mendapatkan pemahaman yang
mendalam dari tema.
Kekurangan In-depth interview :
 membutuhkan waktu yang lama
 dilakukan pada sampel kecil sehingga sampel tidak dipilih
melalui prosedur pengambilan sampel acak atau lainnya. Jadi,
ada kekhawatiran tentang validitas dan generalisasi penelitian,
dapat terjadi bias, ada beberapa masalah etik pada in-depth
interview.
(Showkat, 2017)
Dan dilakukan observasi pada beberapa responden yang
memberikan izin untuk diamati kehidupannya yang dapat
meningkatkan pemahaman tentang subjek lebih mendalam.
Prosedur observasi :
 Pemilihan (selection) mempengaruhi apa yang diamati, dicatat,
dan apa yang disimpulkan
 Pengubahan (provocation) yaitu peneliti boleh mengubah
perilaku atau suasana tanpa mengganggu kewajaran,
kealamiahan (naturalness)
 Pencatatan (recording) adalah upaya merekam kejadian
menggunkan catatan lapangan, sistem kategori dan metode
lain-lain. Setiap kejadian hendaknya memerlukan pencatatan.
Mengamati tanpa diimbangi dengan pencatatan mengakibatkan
lupa terhadap apa yang diamatinya.
 Pengkodean (encoding) adalah proses penyederhanaan
catatan melalui metode reduksi data. Pengkodean dapat
dilakukan menggunakan kata-kata kunci (key words), yang
nantinya disempurnakan menjadi kalimat berita acara secara
utuh, setelah pengamatan berlangsung
(Hasanah, 2016)
Kelebihan observasi :
 memungkinkan peneliti untuk melihat sisi sosial yang mungkin
tidak terlihat di masyarakat umum
 memberi data yang kaya dan terperinci untuk melihat kegiatan
yang tidak terjadwalkan
 meningkatkan interpretasi dan mengembangkan pertanyaan
baru untuk ditanyakan kepada infroman.
Kekurangan observasi :
 Peneliti tidak selalu tertarik dengan apa yang terjadi
 Membuat topik yang diteliti menjadi terhalangi ketika : informan
familiar dengan peneliti, informan sama dengan peneliti,
informan merupakan partisipan yang berperan aktif dalam
budaya, informan merupakan pemimpin komunitas.
 Membuat peneliti hanya fokus pada 1 topik saja, padahal ada
banyak aspek yang mempengaruhi
 Perempuan dan pria mempunyai informasi yang berbeda
seperti kelompok berbeda, setting, dan pengetahuan dari
budaya.
(Kawulich, 2012)
Metode pengambilan data dilakukan secara observasi dan in-
depth interview. In-depth interview dapat digunakan untuk menggali
data secara mendalam terhadap setiap individu. Sedangkan metode
observasi digunakan agar peneliti dapat melihat keseharian informan.
Mengembangkan pertanyaan baru bisa dilakukan pada informan
setelah melakukan observasi. Jadi, metode pengambilan data sudah
sesuai.
iv. Data collection instruments
Interview guideline didesain sesuai dengan “PRECEDE-PROCEED”
Green and Kreuter, merupakan kerangka kerja sebagai framework
dalam pengembangan pendidikan kesehatan. Model PRECEDE
(Predisposing, Reinforcing, and Enabling Construct in Educational
Diagnosis and Evaluation) merupakan serangkaian tahapan
perenacaan, sedangkan PROCEED (Policy, Regulatory, and
Organizational Constructs in Educational and Environmental
Development) adalah proses implementasi dan evaluasi program
intervensi (Green dan Kreuter dalam Sulistiawan, 2014)
Kerangka kerja sudah disiapkan pada awal sebelum melakukan
penelitian, dan tidak ada perubahan instrumen ketika penelitian
dilakukan
v. Units of Study
Informan sudah sesuai dengan topik yang diteliti, yaitu informan adalah
wali dari anak yang berusia dibawah 5 tahun. Dimana malnutrisi
menyebabkan kematian pada anak dengan usia dibawah 5 tahun pada
daerah dengan penghasilan menengah kebawah.
vi. Techniques to enhance trustworthiness
Semua prosedur dilakukan secara manual, yang akan mengakibatkan
bias subjektif saat menganalisa data. Bagaimanapun, itu lebih mungkin
untuk memvalidasi analisis dengan komparabilitas yang lebih kuat
karena triangulasi kritis sepanjang penelitian. Triangulasi data
dilakukan pada setiap akhir hari penelitian.
1.4. Results / Findings
i. Links to empirical data
Menurut saya, tema yang muncul sudah relevan dengan
pernyataan yang ada. Karena dalam penelitian ini dijelaskan bahwa
faktor resiko malnutrisi pada anak disebabkan karena sanitasi, ASI
eksklusif, dan keamanan pangan. Dan pada setiap tema tersebut
didukung oleh pernyataan menurut faktor kebiaaan, faktor yang
mempengaruhi, faktor yang mendorong, faktor dari lingkungan.
(Pada tabel 3) Misalnya pada faktor resiko pemberian ASI
didukung oleh pernyataan faktor kebiasaan yaitu kebiasaan ibu yang
mendapatkan kehamilan selanjutnya lebih dini, beberapa bayi tidak
mendapatkan colostrum dan tidak mendapatkan ASI eksklusif selama
2 tahun. Faktor yang mempengaruhi yaitu beberapa ibu tidak
mengetahui tentang colostrum dan adanya food taboo saat laktasi.
Faktor yang mendorong yaitu Mother and Child Health (MCH) book
tidak digunakan dengan baik dirumah dan tenaga kesehatan
meyakinkan mengenai ASI eksklusif.
Pernyataan dijelaskan secara berurutan mulai dari yang
mempengaruhi secara langsung pada tema, sampai pada pernyataan
yang tidak mempengaruhi secara langsung pada tema.
1.5. Discussion
i. Integration with prior work, implications, transferability and
contributions to the field
Faktor resiko malnutrisi bisa dalam 4 aspek yaitu sanitasi, pemberian
ASI, makanan, dan keamanan pangan.
Pada penelitian ini, memberikan penjelasan mengenai faktor
resiko dari kebiasaan yang tidak diprediksi oleh peneliti. Misalnya,
faktor resiko diare yang merupakan efek dari sanitasi kurang baik yaitu
banyak anak yang minum air mentah.
Dan ada kepercayaan di masyarakat tersebut bahwa anak yang
diare bukanlah suatu penyakit namun kepercayaan yang menandakan
bahwa diare disebabkan karena tumbuhnya gigi pada anak.
Penelitian ini mempunyai informasi yang cukup mendalam
menggambarkan mengenai faktor resiko malnutrisi di Timor Leste. Dan
mendapatkan faktor resiko yang tidak terduga oleh tenaga kesehatan.
Banyak masyarakat Timor Leste yang berpendidikan rendah
namun mengetahui informasi bahwa ASI eksklusif harus diberikan
selama 2 tahun. Artinya adalah, pendidikan tidak selamanya
menggambarkan pengetahuan tentang gizi dan kesehatan. Untuk dari
itu, tenaga kesehatan tidak bisa untuk melihat pengetahuan
masyarakat hanya dari pendidikan.
Ada banyak kepercayaan yang salah pada masyarakat Timor
Leste yaitu anak bisa makan makanan yang sama seperti orang
dewasa setelah masa penyapihan. Hal ini adalah suatu hal yang harus
ditindaklanjuti oleh ahli gizi. Karena ternyata penyebab malnutrisi dapat
karena multifaktor.
ii. Limitations
Dalam jurnal ini tidak dijelaskan keterbatasan dalam penelitian ini. Dan
saran untuk penelitian selanjutnya tidak dicantumkan. Sehingga
penelitian ini kurang dalam transparasi kendala yang dilakukan selama
penelitian.
BAB II PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menggali faktor resiko apa yang
menyebabkan kejadian malnutrisi pada Aileu District, Timor Leste. Ada 3
faktor resiko yang ditemukan oleh peneliti yaitu dari aspek sanitasi,
pemberian ASI eksklusif, dan keamanan pangan.
Judul dan abstrak dari jurnal sudah menggambarkan secara garis
besar sudah merefleksikan topik dari jurnal yang diangkat. Metode
pendekaan dilakukan secara fenomenologi, metode pengumpulan data
dilakukan dengan cara In-depth interview dan observasi, interview
guideline dirancang dengan berdasarkan kerangka PRECEDE-
PROCEED, dan sudah dilakukan triangulasi data. Secara garis besar,
data yang disajikan sudah valid dan faktor resiko yang ditemukan sudah
cukup mendalam.

DAFTAR PUSTAKA

Hasanah, Hasyim. 2016. Teknik-Teknik Observasi. Fakultas Dakwah dan


Komunikasi. Universitas Negeri Semarang.

Hasbiansyah, O. 2005. Pendekatan Fenomenologi: Pengantar Praktik Penelitian


dalam Ilmu Sosial dan Komunikasi. Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005.

Kawulich, Barbara. 2012. Collecting Data Through Observation. University of


West Georgia.

Showkat, Nayeem. 2017. In-Depth Interview. Pathsala.

Sulistiawan, Dedik. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Melalui


Pemberdayaan Pendidik Sebaya di Kawasan Lokalisasi Dolly Kota
Surabaya. Jurnal Promkes. Vol 2. No 2

Anda mungkin juga menyukai