Anda di halaman 1dari 1

Devi Fairuz Zakiyah 22030117110018

Resume: Flaxseed – a potential functional food source

Saat ini, fitokimia sebagai molekul bioaktif pangan fungsional ramai diperbincangkan.
Flax (Linum usitassimum) adalah bunga berwarna biru yang setahun sekali menghasilkan biji
pipih kecil bervariasi; dari warna kuning keemasan hingga coklat kemerahan, dengan tekstur
renyah dan rasa pedas. Hampir semua bagian tanaman dari linseed, nama lain flaxseed ini
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Bijinya mengandung minyak yang dapat dikonsumsi
setelah disaring, benihnya memiliki kualitas baik dan daya tahan tinggi. Manusia telah
mengonsumsi flaxseed sejak zaman kuno, dan dibudidayakan sebagai serat dan pengobatan serta
produk zat gizi. Flaxseed menjadi makanan bergizi yang menarik karena kandungan asam alfa-
linolenat (ALA) yang sangat tinggi, serat makanan larut, protein berkualitas tinggi dan
fitoestrogen. Flaxseed memiliki prospek baru sebagai makanan fungsional karena meningkatnya
minat konsumen terhadap makanan dengan manfaat kesehatan yang luar biasa.

ALA adalah salah satu asam lemak tak jenuh ganda yang memiliki sifat anti-inflamasi,
anti-trombotik, dan anti-aritmia. Flaxseed sebagai sumber asam lemak omega 3 terbaik bagi
pemakan non-ikan, juga mengandung sejumlah senyawa fenolik yaitu asam fenol, flavonoid dan
lignan. Flaxseed sebagai sumber mineral yang baik juga mengandung kalium, fosfor,
magnesium, kalsium, dan sedikit sodium. Vitamin E sebagai antioksidan membantu melindungi
protein sel dan lemak dari oksidasi, mendorong ekskresi natrium dalam urin, membantu
menurunkan tekanan darah serta risiko sakit jantung dan Alzheimer. Produk flaxseed dapat
ditambahkan pada produk sereal, fiber bars, topping salad, roti, muffin, dan spageti.

Selain terkenal sebagai superfood, flaxseed juga mengandung zat antigizi yang mungkin
memiliki pengaruh buruk pada kesehatan dan kesejahteraan manusia. Glikosida sianogenik
adalah antigizi utama dan difraksinasi menjadi linustatin, neolinustatin, dan linmarin. Dalam
usus, glikosida sianogen melepaskan hydrogen sianida, menghambat pernapasan yang kuat, oleh
β-glikosidase usus yang menghasilkan tiosianat. Tiosianat mengganggu penyerapan yodium oleh
kelenjar tiroid dan paparan jangka panjang memperburuk gangguan kekurangan yodium, gondok
dan kretinisme. Asam fitat yang juga terkandung dalam flaxseed mengganggu penyerapan
kalsium, seng, magnesium, tembaga dan besi. Namun, studi menemukan bahwa zat antigizi pada
flaxseed memiliki dampak yang lebih rendah pada kesehatan manusia dibandingkan dengan
kedelai dan kanola.

Anda mungkin juga menyukai