Berikut adalah jenis dan karakteristik bahan makanan sehari-hari yang juga bersifat
herbal:
Sumber:http://doktersehat.com/terkuak-ini-waktu-paling-ideal-untuk-memasak-
bayam-agar- nutrisinya-tidak-ruak/
Daun bayam kaya akan nutrisi, salah satunya adalah zat besi yang
diperlukan tubuh untuk merangsang pembentukan sel-sel darah merah. Menyantap
2
sayur bayam sama artinya dengan melindungi diri dari gejala-gejala penyakit
kurang darah yang membuat tubuh menjadi lemas. Daun bayam mempunyai efek
yang baik untuk ginjal dan organ pencernaan. Hal ini dikarenakan kandungan
seratnya cukup tinggi sehingga dapat mengatasi sembelit dan melancarkan buang
air besar. Kandungan nutrisi yang ada di bayam dapat menurunkan kolesterol, gula
darah, melancarkan peredaran darah, dan menurunkan tekanan darah yang
berlebihan. Bagi ibu yang baru melahirkan, disarankan mengkonsumsi bayam .
Daun bayam dapat menyapu bersih sisa darah kotor (darah nifas). Bayam
merupakan sumber magnesium, lutein, potassium, serat, dan folat. Bila anda
mengkonsumsi makanan herbal yang berupa bayam secara rutin, maka anda akan
terbebas dari homosistein yang menyebabkan serangan jantung dan stroke,
tekanan darah rendah, kanker payudara, dan pengroposan gigi dan tulang.
Sumber: https://www.brilio.net/life/kenali-7-rahasia-kecantikan-dari-wortel-151003d.html
c. Kacang – kacangan
Sumber: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150323125856-262-41153/empat-makanan-
terbaik-di- dunia-yang-bikin-otak-cemerlang/5
Sumber: https://manfaat.co.id/manfaat-daun-cabai
Gambar 1. 4. Cabai rawit bahan makanan sehari-hari yang berfungsi sebagai herbal
4
Kandungan cabai rawit yang kerap digunakan sebagai obat adalah
capsaicin. Sifat dari zat yang tidak larut dalam air ini memberikan rasa pedas dan
panas yang tidak hanya dapat dirasakan tubuh, tetapi juga kulit. Capsaicin juga
memicu pembentukan hormon endhorphin yang diproduksi oleh otak. Hormon
endorphin akan terbentuk bila tubuh berada dalam kondisi bahagia. Keluarnya
hormon yang disebabkan oleh suatu rangsangan secara tidak langsung dapat
meningkatkan kekebalan tubuh. Pada saat inilah reseptor pada syaraf dapat
memberikan rasa nyaman pada bagian tubuh yang sakit.
Capsaicin dapat menghilangkan rasa sakit kepala, mengatasi arthritis atau
radang sendi. Penggunaan cabai rawit sebagai pengobatan tradisional / ramuan
cabai rawit digunakan sebagai stimulan bagi orang yang mengalami gangguan
pencernaan, cabai rawit akan meringankan keluhan tersebut dengan merangsang
jalan kelenjar saliva (air liur) dan sekresi pada perut.
Hal terpenting lain, bahwa cabai rawit dapat melancarkan sirkulasi darah,
mencegah pembekuan darah, dan meredakan pembengkakan yang terjadi pada
pembuluh darah vena. Cabai rawit mengandung vitamin C dan bioflavonoid
tersebut dapat mencegah serangan jantung, memperkuat dinding pembuluh darah
vena, serta mengembalikan elastisitas pembuluh darah.
Sumber: http://sayuran-tani-batublogspot.blogspot.co.id/
Gambar 1. 5. Sawi hijau bahan makanan sehari-hari yang berfungsi sebagai herbal
Merupakan jenis sayuran yang cukup populer. Dikenal pula sebagai caisim,
caisin, atau sawi bakso, sayuran ini mudah dibudidayakan dan dapat dimakan
segar (biasanya dilayukan dengan air panas) atau diolah menjadi asinan. Jenis
sayuran ini mudah tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi. Bila ditanam
pada suhu sejuk tumbuhan ini akan cepat berbunga. Karena biasanya dipanen
5
seluruh bagian tubuhnya (kecuali akarnya), dan sifat ini kurang disukai. Sawi hijau
memiliki kandungan kalsium yang mampu menjaga agar tulang dan gigi tidak
mengalami pengroposan.
f. Rebung (Dactylokladusstenostachys)
Sumber: http://www.aoscindonesia.com/2017/12/31/mol-jaman-now-mol-
rebung/
1.2. Rempah
Bahan rempah-rempah banyak digunakan juga sebagai bumbu atau
digunakan sebagai bahan tambahan pada produk pangan memiliki karakteristik
tertentu. Karakteristik tersebut dapat ditinjau dari sifat morfologis maupun fisiologis.
6
Pemahaman tentang sifat baik morfologis maupun fisiologis ini selain untuk
menentukan mutu produk juga berperan untuk menentukan cara penanganan
dalam usaha mempertahankan mutunya.
Sumber: www.binagro.com
Gambar 1. 7. Rimpang Jahe
Jahe dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya.
Umumnya dikenal 3 varietas jahe, yaitu:
- Jahe putih/kuning besar atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak.
Jahe jenis ini memiliki rimpang yang besar dan gemuk. Jenis jahe ini banyak
7
dikonsumsi baik saat masih muda maupun berumur tua.
- Jahe putih/kuning kecil atau jahe sunti atau jahe emprit.
Jahe jenis ini memiliki rimpang yang kecil dan memiliki bentuk agak rata hingga
sedikit menggembung. Jahe ini harus dipanen setelah tua. Jahe emprit memiliki
rasa yang lebih pedas karena kandungan minyak atsiri yang lebih besar dibanding
dengan jahe gajah. Pengolahan jahe emprit ini banyak dimanfaatkan untuk
mendapatkan estrak oleoresin dan minyak atsiri.
- Jahe merah
Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil daripada jahe putih kecil. sama
seperti jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki
kandungan minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk
ramuan obat-obatan.
Komposisi rimpang mempengaruhi tingkat aroma dan tingkat kepedasan
rimpang jahe tersebut. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi komposisi komia
jahe antara lain jenis, kondisi tanah, umur panen, cara budidaya, penanganan
pasca panen, cara pengolahan dan ekosistem tempat tanam.
Rimpang jahe pada umumnya mengandung minyak atsiri, lemak, protein,
karbohidrat, vitamin khususnya niacin dan vitamin A, mineral dan asam amino.
Lemak pada rimpang jahe tersusun dari asam phosphatidat, lesitin dan asam
lemak bebas. Rimpang jahe juga mengandung gingerols dan shogaols yang
menimbulkan rasa pedas. Rimpang jahe segar mengandung enzim protease yang
dapat dimanfaatkan untuk melunakkan daging sebelum dimasak
b. Kunyit
Kunyit atau dikenal juga dengan nama kunir banyak digunakan sebagai pewarna
kuning alami dan digunakan sebagai bumbu masak dan obat tradisional.
Kunyit sering juga dimanfaatkan sebagai bahan kosmetika tradisional. Induk
rimpang berbentuk bulat, silindris, membentuk rumpun yang terdiri cabang
rimpang di kiri dan kanan. Rimpang kunyit memiliki bau yang khas dengan rasa
yang agak pahit dan getir. Bagian dalam rimpang berwarna jingga terang agak
kuning dan warna kulit jingga kecoklatan. Kunyit mengandung senyawa yang
berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin,
desmetoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin dan zat- zat manfaat lainnya.
8
sumber: buah dan sayur.com
c. Kencur
Kencur atau dengan nama ilmiah Kaempferia galanga L memiliki rimpang
yang agak liat kulitnya, berwarna coklat muda hingga tua, licin dan berkilau. Induk
rimpang berbentuk silindris. Bentuk cabang rimpang semula bulat hingga bulat
telur dan selanjutnya dapat berbentuk silindris. Kencur membentuk umbi akar dan
berbentuk bulat dan bagian tengahnya berwarna putih, sedang pinggirnya
berwarna coklat kekuningan. Letak rimpang tersebut ada yang di dalam tanah dan
ada pula yang terletak di permukaan tanah.
Sumber: https://manfaatjahemerah.com/manfaat-kencur-untuk-bayi/
d. Temulawak
Temulawak atau Curcuma xanthorrhiza memiliki induk rimpang berbentuk silindris,
bulat, berbuku-buku, berdiameter sekitar 5 cm dan panjangnya sekitar 10 cm.
Induk rimpang membentuk cabang ke kanan dan kekiri yang selanjutnya
membentuk rimpang ranting ke berbagai arah. Cabang dan ranting rimpang ini
berbentuk silindris, berwarna kekuning-kuningan, kelabu, dan berkilau. Rimpang
temulawak berbau harum dan tajam serta memiliki rasa pahit agak pedas.
Temulawak meng andung senyawa kimia yang mempunyai keaktifan
fisiologi, yaitu kurkuminoid dan minyak atsiri. Kurkuminoid terdiri atas senyawa
berwarna kuning kurkumin dan turunannya. Kurkuminoid yang memberi warna
kuning pada rimpang bersifat antibakteria, anti-kanker, anti-tumor dan anti-radang,
mengandungi anti-oksidan dan hypokolesteromik. Sedangkan minyak atsiri berbau
dan berasa yang khas. Kandungan minyak atsiri pada rimpang temulawak 3 -12%
sedangkan untuk kurkuminoid, dalam temulawak 1-2%. Komposisi kimia dari
rimpang temulawak adalah protein pati sebesar 29-30 %, kurkumin 1-2 %, dan
minyak atsirinya antara 6-10 %. Rimpang temulawak ini umumnya digunakan
sebagai bahan ramuan beberapa obat tradisional dan dibuat menjadi bahan
pembuat minuman.
Sumber: https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/manfaat-temulawak-cream-obat/
10
e. Lengkuas atau Laos
Lengkuas atau laos memiliki nama ilmiah Alpinie galangan memiliki
rimpang berwarna merah atau putih dan memiliki variasi ukuran ada yang besar
maupun kecil. Rimpang lengkuas ini memiliki aroma yang harum. Rimpang
lengkuas jika sudah terlalu tua memiliki banyak serat. Rimpang lengkuas muda
dan masih segar dapat digunakan untuk memberi aroma serta mengawetkan
masakan.
Sumber:http://baleobat.blogspot.co.id/2013/06/manfaat-lengkuas-laos-untuk-kesehatan.html
f. Cengkeh
Cengkeh (Syzygium aromaticum) merupakan tanaman rempah yang sejak
lama digunakan pada makanan, minuman dan obat–obatan. Bagian tanaman yang
dapat dimanfaatkan untuk keperluan tersebut adalah bunga, tangkai bunga dan
daun cengkeh. Bunga cengkeh kering mengandung minyak atsiri, fixed oil (lemak),
resin, tanin, protein, cellulosa, pentosan dan mineral. Karbohidrat terdapat
dalam jumlah dua per tiga dari berat bunga. Komponen lain yang paling banyak
adalah minyak atsiri yang jumlahnya bervariasi tergantung dari banyak faktor
diantaranya jenis tanaman, tempat tumbuh dan cara pengolahan. Selain
sebagai sumber bahan penyedap rasa alami, cengkeh juga mengandung
11
unsur-unsur nutrisi lain seperti protein, vitamin dan mineral.
Sumber: http://belajarberkebun.com/cara-menanam-cengkeh-agar-cepat-berbuah.html
g. Pala
Pala atau Myristica fragrans Houtt merupakan tanaman asli
Indonesia
berasal dari pulau Banda. Buah pala berbentuk bulat berkulit kuning jika sudah
tua, berdaging putih. Bijinya kerkulit tipis agak keras berwarna hitam kecoklatan
yang dibungkus fuli berwarna merah padam. Isi bijinya berwarna putih dan jika
dikeringkan akan menjadi berwarna coklat gelap dan beraroma khas. Buah pala
terdiri atas daging buah 77,8 %, fuli 4 %, tempurung
5,1 % dan biji 13,1 %.
Sumber: https://promisespromisesbroadway.com/buah-pala/
Gambar 1. 13. Buah Pala
Komponen dalam biji pala dan fuli terdiri dari minyak atsiri, lemak, protein,
selulosa, pentosan, pati, resin dan mineral. Minyak atsiri yang terkandung pada
biji pala berkisar antara 2-16 % dengan rata- rata 10 %. Kandungan lemak pada
12
biji pala sekitar 25-40 %, karbohidrat sekitar 30 % dan protein sekitar 6 %. Minyak
pala dan fuli digunakan sebagai penambah flavor pada produk-produk
berbasis daging, pikel, saus, sup, serta untuk menetralkan bau yang tidak
menyenangkan dari rebusan kubis. Pada industri parfum, minyak pala digunakan
sebagai bahan pencampur minyak wangi dan penyegar ruangan.
2.1. Simplisia
Simplisia berdasarkan kodifikasi peraturan perundang-undangan obat
tradisional adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat melalui proses
yang sederhana yaitu proses pengeringan. Kadar air dari simplisia berkisar antara
8-10 % dimana pada kadar air tersebut, bahan cukup aman dari pencemaran baik
13
oleh jamur maupun mikroba. Proses pengeringan yang dilakukan melalui
penjemuran atau menggunakan aliran udara panas. Bahan rempah yang dibuat
menjadi simplisia misalnya jahe, kunyit, kencur, temulawak dan lain-lain.
Proses awal pembuatan simplisia dimulai dengan tahap pencucian bahan.
Pencucian ini bertujuan untuk membersihkan kotoran yang melekat pada bahan.
Proses berikutnya adalah pengecilan ukuran dengan cara mengiris rimpang
dengan ketebalan 7-8 mm. Selanjutnya irisan rimpang dijemur di panas matahari
hingga kadar air mencapai 8-10 %. Pengeringan dengan sinar matahari sebaiknya
dilakukan dalam rumah pengering. Tanda umum yang dapat digunakan untuk
mengetahui bahwa kadar air simplisia kurang dari 10 % yaitu simplisia yang telah
dihasilkan mudah untuk dipatahkan. Hal yang perlu dip erhatikan dalam proses
penjemuran adalah ketebalan tumpukan dari jahe agar proses pengeringan
dapat efektif.
Selain dengan cara penjemuran, proses pengeringan ini dapat
menggunakan oven pengering. Kelebihan dari penggunaan oven ini adalah
kemudahan dalam mengontrol suhu dan kelembaban sehingga dharapkan waktu
yang dibutuhkan untuk proses pengeringan lebih singkat dibandingkan dengan
cara penjemuran. Berikut adalah diagram alir pembuatan simplisia.
Bahan Herbal
Pencucian
Pengirisan
(7-8 mm)
Penjemuran
Simplisia
(KA: 8-10 %)
14
Sumber:http://smkcbpantonlabu.blogspot.co.id/2014/02/jenis-jenis-simplisia-tanaman-
obat- dan.html
Sumber: https://www.google.co.id
Pencucian
Pengupasan
Penyaringan
Pemanasan
Pencampuran
Evaporasi
Pengayakan
Pengemasan
16
2.3. Minuman Herbal Kunyit Asam
Produk minuman kunyit asam merupakan jenis usaha yang bergerak
dibidang pengolahan yang bermanfaat bagi kesehatan. Produk berupa minuman
herbal kunyit asam yang dikemas dalam botol yang sudah disterilkan. Minuman ini
berasal dari bahan baku kunyit dan asam dengan bahan tambahan rempah -rempah
lainnya. Peralatan produksi dan kebutuhan bahan baku dalam pembuatan
minuman herbal kunyit asam adalah sebagi berikut :
Proses Produksi :
1. Semua bahan rempah-rempah dicuci sampai bersih
2. Parut kunyit
3. Campur semua bahan dan didihkan sambil diaduk-aduk
4. Setelah mendidih, dinginkan
5. Dikemas ke dalam botol yang sudah disterilkan sesuai takaran menggunakan
gelas ukur.
6. Minuman herbal kunyit asam siap untuk dikonsumsi dan dipasarkan.
Sumber: http://sajiansedap.grid.id/Minuman/Dingin/Es-Kunyit-Asem-Minuman-
Tradisional-Segar- Yang-Menyehatkan
18