SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Sarjana (S1)
pada Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al Ghifari
Oleh :
DEDE NENTI
D1A140984
UNIVERSITAS AL – GHIFARI
JURUSAN FARMASI
BANDUNG
2016
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing I Pembimbing II
Asam mefenamat digunakan untuk mengatasi berbagai jenis rasa nyeri dengan
cara menghambat enzim siklooksigenase sehingga mempunyai efek analgesik,
anti-inflamasi dan antipiretik. Saat ini di Indonesia beredar sediaan asam
mefenamat kaplet paten (inovator) dan beberapa kaplet generik. Penelitian ini
dilaksanakan untuk mengetahui mutu sediaan asam mefenamat generik yang
beredar di Indonesia melalui uji kualitas fisik berupa uji waktu hancur,
keseragaman bobot, kekerasan dan kerapuhan serta uji disolusi. Uji disolusi
dilakukan dengan menggunakan dua media disolusi yaitu dapar asam klorida pH
1,2 dan dapar fosfat pH 6,8, volume 900 mL pada suhu 37±0,5oC, menggunakan
alat uji tipe 2 dengan kecepatan putar 75 rpm. Penentuan kadar kaplet asam
mefenamat terdisolusi menggunakan alat spektrofotometri UV-Vis pada panjang
gelombang 298nm untuk media dapar asam klorida pH 1,2 dan 285,2 nm untuk
media dapar fosfat pH 6,8. Parameter yang diamati adalah faktor kemiripan (f2).
Pengujian dilakukan terhadap tiga sampel, yaitu satu sampel kaplet asam
mefenamat paten dan dua sampel kaplet asam mefenamat generik(generik
bermerek dan generik berlogo). Hasil penelitian menunjukan semua sampel kaplet
asam mefenamat memenuhi semua kriteria uji fisik. Sedangkan hasil analisis
faktor kemiripan (f2) menunjukan adanya kemiripan profil disolusi antar kaplet
asam mefenamat paten dengan generik bermerek dan generik berlogo dengan nilai
f2 ada di antara 50-100%.
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan nafas kehidupan dan atas segala karunia yang telah diberikan-Nya
Penyusunan Skripsi ini telah melalui suatu proses yang cukup banyak
ini, penulis ingin menyampaikan penghargaan dan ungkapan terima kasih yang
Ghifari.
2. Bapak Ardian Baitariza, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Matematika dan
Universitas Al-Ghifari.
Universitas Al-Ghifari.
7. Kepada suami, anak dan orang tua yang selama ini senantiasa memberikan
do’a, semangat, kasih sayang dan dukungan moril dan materil kepada
penulis.
9. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut
Pada akhirnya penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas
dari kesalahan dan kekurangan, karenanya kritikan dan saran sangat diharapkan,
akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT .......................................................................................................... ii
17
UV-Vis ...................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA………….……………………………………………. 36
DAFTAR TABEL
Tabel
4.2 Hasil Uji Disolusi Kaplet Asam Mefenamat pada Media Dapar
HCl pH 1,2……………………………………………………………….. 30
4.3 Hasil Uji Disolusi Kaplet Asam Mefenamat Pada Media Dapar
Fosfat pH 6,8…………………………………………………………….. 30
Gambar
4.5 Grafik Profil Disolusi Kaplet Asam Mefenamat dalam Media Dapar
4.5 Grafik Profil Disolusi Kaplet Asam Mefenamat dalam Media Dapar
Lampiran
PENDAHULUAN
Secara internasional obat hanya dibagi menjadi 2 yaitu obat paten dan obat
generik. Obat paten adalah obat yang baru ditemukan berdasarkan riset dan
memiliki masa paten yang tergantung jenis obatnya. Menurut UU No.14 Tahun
2001 masa berlaku paten di Indonesia adalah 20 tahun. Selama 20 tahun itu
obat serupa kecuali jika memiliki perjanjian khusus dengan pemilik paten.
Obat generik adalah obat dengan nama resmi yang telah ditetapkan dalam
untuk zat kimia yang dikandungnya (Anonim, 2009). Obat generik dibagi menjadi
dua yaitu generik berlogo dan generik bermerek. Tidak ada perbedaan zat
zat berkhasiatnya sedangkan generik bermerek adalah obat yang diberi merek
patennya, obat yang dulunya paten dengan merek dagangnya pun kemudian
masuk ke dalam kelompok obat generik bermerek atau obat bermerek (Wibowo,
2009).
Orang sering mengira bahwa mutu obat generik kurang dibandingkan obat
paten. Harga yang terbilang murah membuat masyarakat tidak percaya bahwa
obat generik sama kualitasnya dengan obat paten. Padahal harga obat generik
yang murah karena pembuat obat generik tidak perlu menanggung biaya yang
tinggi untuk riset yang mendalam karena hal tersebut telah dilakukan oleh obat
paten. Harga obat paten bisa sampai sepuluh kali lipat harga obat generik sebab
obat paten memiliki biaya operasional yang tinggi dari biaya kemasan sampai
dahulu harus diketahui profil disolusinya. Disolusi tablet ialah jumlah atau persen
zat aktif dari sediaan padat yang larut pada waktu tertentu dalam kondisi baku.
komposisi media tertentu. Uji disolusi merupakan suatu metode fisika kimia yang
sediaan obat yang didasarkan pada pengukuran kecepatan pelepasan dan melarut
zat aktif dari sediaannya. Uji disolusi yang digunakan untuk uji bioavailabilitas
secara in vitro, karena hasil uji disolusi berkorelasi dengan ketersediaan hayati
Uji disolusi pada penelitian ini menggunakan dua media yaitu dapar asam
klorida pH 1,2 untuk simulasi pH cairan lambung tanpa enzim dan dapar fosfat
pH 6,8 untuk simulasi pH cairan usus tanpa enzim. Media yang digunakan adalah
media yang disarankan oleh BPOM tahun 2005 untuk uji bioekivalensi.
Penggunaan dua media disolusi ini untuk mengetahui profil pelepasan kaplet asam
perbandingan profil disolusi antara obat inovator dan obat “copy” (generik
berlogo dan generik bermerek) untuk mematikan kualitas dan sifat-sifat produk
obat dengan perubahan minor dalam formulasi atau pembuatan setelah izin
pemasaran obat.
Salah satu jenis obat yang tersedia dalam bentuk generik dan paten adalah
sebesar 241,29 dan kelarutannya larut dalam larutan alkali hidroksida; agak sukar
larut dalam kloroform; sukar larut dalam etanol dan metanol; praktis tidak larut
termasuk obat keras dan harus dengan resep dokter. Masyarakat cenderung
sangat popular dimasyarakat, terkenal dengan efek yang bisa meredakan sakit
gigi.
1,2 dan dapar fosfat pH 6,8(BPOM, 2005). Pengukuran kadar disolusi dilakukan
gelombang maksimum.
obat inovator?
farmasi khususnya dan masyarakat umumnya tentang profil disolusi dari sediaan
Pengetahuan Alam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Obat paten adalah obat milik suatu perusahaan dengan nama khas yang
dilindungi hukum. Obat paten hanya diproduksi oleh pabrik yang memiliki hak
paten sehingga umumnya dijual dengan harga yang tinggi karena tidak ada
kompetisi. Hal ini biasanya untuk menutupi biaya penelitian dan pengembangan
obat tersebut serta biaya promosi yang tidak sedikit. Setelah habis masa patennya,
obat tersebut dapat diproduksi oleh semua industri farmasi (Kemenkes RI, 2013).
Obat Generik adalah obat dengan nama generik, nama resmi yang telah
Names) dari WHO (World Health Organization) untuk zat berkhasiat yang
Obat generik ada dua yaitu generik berlogo dan generik bermerek. Zat yang
berkhasiat antara generik berlogo dan generik bermerk ini sama. Yang
membedakan adalah satu diberi merk dan yang satu diberi logo generik. Obat
generik berlogo ini biasa disebut obat generik saja yaitu obat yang menggunakan
umum adalah :
3. Dari segi kualitas obat generik memiliki mutu atau khasiat yang sama
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya
(FI V, 2014).
2.2.1 Farmakokinetik
Tablet asam mefenamat diberikan secara oral. Diberikan melalui mulut dan
diabsorbsi pertama kali dari lambung dan usus selanjutnya obat akan melalui hati
diserap darah dan dibawa oleh darah sampai ke tempat kerjanya. Konsentrasi
puncak asam mefenamat dalam plasma tercapai dalam 2 sampai 4 jam. Pada
manusia, sekitar 50% dosis asam mefenamat diekskresikan dalam urin sebagai
metabolit 3-hidroksimetil terkonjugasi. Dan 20% obat ini ditemukan dalam feses
Asam mefenamat sangat terikat kuat oleh protein plasma (>90%). Dengan
2008).
2.2.2 Farmakodinamik
merupakan satu-satunya fenamat yang menunjukan kerja pusat dan juga kerja
anti inflamasi dan antipiretik. Cara Kerja Asam mefenamat adalah seperti OAINS
2) ( Goodman, 2007 ).
Dosis asam mefenamat adalah 2-3 kali 250-500 mg sehari (Wilmana, 2007).
Karena efek toksiknya, maka ini tidak dianjurkan untuk diberikan kepada anak di
bawah 14 tahun dan wanita hamil, dan pemberiannya tidak melebihi 7 hari.
Jika tampak diare atau ruam kulit, obat ini harus segera dihentikan (Brunton et al.,
2008).
Efek samping yang paling umum (terjadi pada sekitar 25% dari seluruh
pasien) melibatkan sistem saluran cerna. Biasanya efek samping ini berupa
dispepsia atau rasa tidak nyaman pada saluran cerna bagian atas sampai diare
berdarah dan gejala iritasi lain terhadap mukosa lambung. Pada orang usia lanjut
efek samping diare hebat lebih sering dilaporkan. Efek samping lain yang
2.3 Kaplet
Kaplet adalah tablet berbentuk kapsul dan sebagian besar tablet dibuat
digunakan. Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau
a. Zat aktif
b. Eksipien atau bahan tambahan
agar mudah dicetak atau dibuat. Bahan pengisi ditambahkan jika zat
bahan pengisi.
cetakan.
granulasi
c. Ajuvan
ii. bahan pengaroma (flavor) berfungsi menutupi rasa dan bau zat yang
Diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari satu
Tablet harus memenuhi uji keseragaman bobot jika zat aktif merupakan
bagian terbesar dari tablet dan jika uji keseragaman bobot cukup
aktif bagian terkecil dari tablet atau jika tablet bersalut gula.
tablet yang harus dikunyah sebelum ditelah dan beberapa tablet lepas
lambat dan lepas tunda. Untuk obat yang memiliki kelarutan terbatas
dalam air, uji disolusi akan lebih berarti dari pada uji waktu hancur.
agar tablet tidak terlalu rapuh atau terlalu keras. Kekerasan tablet erat
2007).
2.4 Disolusi
praktik Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Uji disolusi merupakan suatu
indikator sederhana dan tidak mahal untuk ketetapan fisik produk. Jika suatu bets
sangat berbeda dari yang lain dalam karakteristik disolusinya, atau jika waktu
disolusi bets produk menunjukkan kecenderungan tetap menaik atau menurun, hal
tersebut diduga suatu peringatan pasti bahwa beberapa faktor dalam bahan baku,
keseragaman bobot, dan penetapan kadar, belum dapat menjamin bahwa suatu
obat memenuhi efek terapi. Karena itu uji disolusi harus dilakukan pada setiap
produksi tablet atau kapsul. Disolusi menggambarkan efek obat terhadap tubuh,
jika disolusi memenuhi syarat maka diharapkan obat akan memberikan khasiat
obat dari sediaan. Proses disolusi ini dapat dilihat pada gambar 2.2
Tablet atau Granul atau Partikel
Kapsul agregat Halus
berada dalam darah. Obat yang larut di dalam air akan melarut cepat, obat akan
berdifusi secara pasif. Sebaliknya kecepatan obat yang kelarutannya kecil akan
dibatasi karena kecepatan disolusi dari obat tidak larut atau disintegrasi sediaan
Alat uji disolusi berfungsi melepaskan dan melarutkan zat aktif dari
sediaannya. Pada dasarnya alat ini berfungsi mengekstraksi zat aktif dari
sediaannya dalam satuan waktu di bawah antar permukaan cairan solid, suhu, dan
Pada prinsipnya, alat uji disolusi terdiri atas bejana dan tutup, yang
berfungsi sebagai wadah yang mendisolusi zat aktif; pengaduk, motor pemutar
pengaduk; termometer; penangas air yang dilengkapi dengan thermostat (Siregar,
2010).
Menurut Farmakope IV (1995), ada dua tipe alat uji disolusi sesuai dengan
1. Alat 1 (keranjang)
Alat terdiri dari sebuah wadah tertutup yang terbuat dari kaca atau
bahan transparan lain yang inert, suatu motor, suatu batang logam yang
berlangsung dan menjaga gerakan air dalam tangas halus dan tetap. Bagian
putaran alat aduk. Lebih dianjurkan wadah berbentuk silinder dengan bagian
bawah berbentuk setengah bola, tinggi 160 mm hingga 175 mm, diameter
dalam 98 mm hingga 106 mm, kapasitas nominal 1000 ml, pada bagian atas
yang pas. Batang logam berada pada posisi sedemikian sehingga sumbu
tidak lebih dari 2 mm pada tiap titik dari sumbu vertikal wadah, berputar
dengan halus dan tanpa goncangan yang berarti. Suatu alat pengukur
Sama seperti alat 1, bedanya pada alat ini digunakan dayung yang
terdiri dari daun dan batang sebagai pengaduk. Batang berada pada posisi
sedemikian sehingga sumbunya tidak lebih dari 2 mm pada setiap titik pada
sumbu vertikal wadah dan berputar dengan halus tanpa ada goncangan yang
berarti. Daun melewati diameter batang sehingga dasar daun dan batang rata.
Dayung berjarak 25mm ± 2 mm antar daun dan bagian dalam dasar wadah
antara lain:
glidan, pengaruh surfaktan dan pengaruh zat pewarna larut-air pada laju
disolusi.
pengadukan.
(REM) dengan molekul. REM merupakan bentuk energi radiasi yang mempunyai
sifat gelombang dan partikel foton. Karena bersifat sebagai gelombang maka
(υ), bilangan gelombang (ῡ) dan serapan (A) (Harmita, dkk., 2006).
gelombang 380-780 nm). Daya serap atau serapan jenis zat pada batas-batas kadar
tertentu adalah tetap. Tidak tergantung dari intensitas radiasi, panjang jalan sinar
dan kadar. Penyimpangan dari ketentuan tersebut dapat disebabkan oleh adanya
variasi alat atau adanya perubahan fisika kimia. Penyimpangan oleh alat dapat
disebabkan oleh lebar celah, sinar hambur atau sinar polikromatik. Perubahan sifat
fisika kimia dapat terjadi perubahan kadar yang disebabkan oleh terjadinya
asosiasi antara molekul yang terlarut atau antara molekul zat dan molekul pelarut,
ultraviolet dan sinar tampak terdiri dari suatu system optik dengan kemampuan
melewati spektrum
Hal ini perlu dilakukan jika senyawa yang dianalisis tidak menyerap
persyaratan, yaitu :
maksimal, yaitu :
Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai
2.5.3 Istilah
dan lain-lain.
Auksokrom = gugus fungsional seperti –OH, -NH2, NO2, -X, yaitu gugus
hipsokromik.
Pergeseran batokromik = pergeseran k earah frekuensi rendah / ƛ lebih
tetapi dapat juga untuk analisa kualitatif. Untuk analisa kualitatif yang
diperhatikan adalah :
1. Membandingkan ƛ maksimum
2007)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi sampel kaplet asam
3.2 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat uji disolusi tipe 2
(dayung), alat spektrofotometri UV-Vis, alat uji waktu hancur, hardness tester,
friabilitor, labu terukur, pH meter, beaker glass, pipet volume, pipet ukur, gelas
mefenamat yang beredar di pasaran, terdiri dari kaplet asam mefenamat inovator,
kaplet asam mefenamat generik bermerek dan kaplet asam mefenamat generik
berlogo, dengan menggunakan media disolusi dapar asam klorida pH 1,2 dan
dapar fosfat pH 6,8 (BPOM, 2005). Penetapan kadar disolusi dilakukan dengan
dengan 22,4 mL natrium hidroksida 0,2 N dan encerkan dengan air bebas
Ditimbang secara teliti 10mg asam mefenamat murni, masukkan labu ukur
Buat seri konsentrasi 5; 7,5; 10; 12,5 dan 15ppm dengan cara memipet 0,5;
0,75; 1; 1,25 dan 1,5 mL larutan baku 100ppm, masukan labu 10 mL dan
volume 900 ml. pengambilan filtrat disolusi dilakukan pada menit ke 5, 15, 25, 35
dan 45. 10 mL filtrat diambil dari daerah antara permukaan dan dayung. Setelah
Untuk pengukuran filtrat sampel dengan media dapar asam klorida pH 1,2,
Untuk pengukuran filtrat sampel dengan media dapar fosfat pH 6,8, filtrat
maksimum pH 6,8.
Data kadar yang didapat dari tiap titik pengambilan sampel disolusi
profil disolusi sampel generik bermerek dan generik berlogo dilakukan dengan
Penilaian ini dilakukan dengan menghitung faktor kemiripan (f2) yang dihitung
dengan rumus:
Keterangan :
waktu t
cepat (>85% melarut dalam waktu ≤ 15 menit dengan metode uji yang
bobot rata – rata tablet dan selisih masing – masing bobot kaplet terhadap
bobot rata – rata kaplet. Syarat keseragaman bobot tablet, tidak boleh lebih
dari 2 kaplet yang menyimpang dari bobot rata – rata lebih besar dari harga
yang ditetapkan pada kolom A dan tidak boleh ada satupun kaplet yang
bobotnya menyimpang dari bobot rata – rata dari harga yang ditetapkan pada
kemudian timbang berat awal kaplet (a). Masukkan ke dalam friabilitor lalu
lebih dari 1 %.
c. Uji Kekerasan
Pengujian dilakukan dengan cara mengisi alat uji waktu hancur dengan 800
ml aquadest, kemudian atur suhu pada pada alat pada 37 oC. Setelah suhu
start. Tunggu hingga semua kaplet hancur. Catat waktu kaplet pertama
Sampel yang digunakan untuk penelitian ini sebanyak tiga jenis sampel
yaitu satu sampel kaplet asam mefenamat generik bermerek, satu kaplet asam
mefenamat generik berlogo dan satu obat paten atau inovator sebagai
pembandingnya. Tiap jenis sampel terdiri dari 42 kaplet dimana 6 kaplet untuk
disolusi, 6 kaplet untuk uji waktu hancur, 10 kaplet untuk uji kekerasan dan 20
Kaplet yang baik harus cukup keras untuk dapat tahan, tidak pecah, dan
digunakan. Untuk itu, dilakukan uji kekerasan dan kerapuhan kaplet. Kekerasan
kaplet yang baik ialah 4-10kg (FI III, 1979). Ketiga sampel uji memiliki
dimiliki oleh ketiga sampel uji sudah dikatakan baik. Untuk uji kerapuhan, sampel
dinyatakan memenuhi syarat jika bobot yang hilang tdak lebih dari 1,0% bobot
awal dan tidak ada kaplet yang hacur. Ketiga sampel juga memenuhi kriteria ini.
Hasil uji keseragaman bobot pada penelitian ini ditampilkan dalam bentuk
bobot rata-rata dan persen deviasi dari bobot rata-rata. Berdasarkan hasil
III (1979). Dengan kandungan zat aktif dalam jumlah yang sama, sampel generik
bermerek memiliki bobot kaplet yang paling besar. Hal ini menunjukan bahwa
kaplet generik bermerek menggunakan eksipien dalam jumlah yang lebih besar
Uji waktu hancur dilakukan pada masing-masing sampel. Enam kaplet per
asam mefenamat adalah tidak lebih dari 30 menit. Ketiga sampel memenuhi
Waktu hancur yang lama akan berakibat pada waktu disolusi yang lama pula
tiga sampel uji kaplet asam mefenamat. Uji disolusi ini dilakukan di dua media,
yaitu; media dapar asam klorida pH 1,2 (cairan lambung buatan) dan media dapar
Sebelum dilakukan uji disolusi dan penetapan profil disolusi dilakukan uji
spektrofotometri UV-Vis.
gelombang 298nm untuk media dapar HCl pH 1,2 dan panjang gelombang
285,2.nm untuk media dapar fosfat pH 6,8. Spektrum dari masing-masing panjang
media dapar HCl pH 1,2 dan dapar fosfat pH 6,8 seperti tertera di gambar 4.3 dan
4.4.
0.3
y=0,01755x + 0,00855
absorbansi
0.25
0.2 r2 = 0,99226
0.15
0.1
0.05
0
5 7.5 10 12.5 15
konsentrasi (ppm)
absorbansi standar
0.7
0.6
absorbansi
dan x sebagai kadar. Nilai r dapat diartikan adanya hubungan antara konsentrasi
dan absorbansi sebagai garis yang linier, yang berarti ada korelasi bermakna
(signifikan) dan besaran yang dicari dapat dihitung dengan persamaan resgresi
yang ada. Untuk mendapatkan suatu garis linier hubungan konsentrasi dan
absorban, maka nilai r korelasi harus mendekati 1 atau 0,999 sehingga persamaan
tersebut dapat digunakan untuk menghitung hasil kadar asam mefenamat yang
Hasil uji disolusi dari kaplet asam mefenamat generik dan paten seperti
tercantum pada tabel 4.2 dan 4.3 serta gambar 4.5 dan 4.6.
Tabel 4.2 Hasil uji disolusi kaplet asam mefenamat pada media dapar HCl
pH 1,2
Tabel 4.3 Hasil uji disolusi kaplet asam mefenamat pada media dapar
fosfat pH 6,8
m Media dapar fosfat pH 6,8
e Paten Generik bermerek Generik berlogo
n
i Absorban % Absorban % Absorban %
t rata-rata terdisolusi rata-rata terdisolusi rata-rata terdisolusi
% terdisolusi
1.2
1.1
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
5 15 25 35 45
Paten waktu (menit)
Generik bermerek
generik berlogo
Gambar 4.5. Grafik profil disolusi kaplet asam mefenamat dalam media dapar HCl pH 1,2
5.5
% terdisolusi
5
4.5
4
3.5
3
2.5
5 15 25 35 45
waktu (menit)
Paten
Generik bermerek
Generik berlogo
Gambar 4.6. Grafik profil disolusi kaplet asam mefenamat dalam media dapar fosfat pH 6,8.
Berdasarkan data tabel 4.2, uji disolusi pada medium dapar HCl pH 1,2
menunjukkan bahwa sampel generik berlogo hampir memiliki profil disolusi yang
mirip dengan kaplet paten, dimana pada menit awal kadar naik kemudian terjadi
penurunan dan menit selanjutnya terjadi peningkatan kadar yang kemudian turun
kembali. Hal ini bisa terjadi karena sampel uji yang tidak stabil di medium dapar
HCl pH 1,2. Sedangkan sampel generik bermerek cukup stabil dimana mula-mula
menunjukkan bahwa semua produk yang diujikan memiliki pola yang mirip
sampai menit ke 25. Dimana pada menit awal jumlah obat yang terdisolusi naik
dengan cepat karena obat mengalami disintegrasi yang diikuti dengan disolusi.
Menit selanjutnya profil disolusi asam mefenamat paten dan generik berlogo
Penurunan kadar disolusi terjadi ketika kelarutan sampel uji yang sudah
mencapai maksimal tetapi sampling dan refilling terus dilakukan tanpa adanya
penambahan kelarutan zat aktif obat terhadap medium disolusi yang menyebabkan
Dari dua media yang digunakan yaitu dapar asam klorida pH 1,2 dan dapar
fosfat pH 6,8, didapatkan hasil bahwa pada media dapar fosfat pH 6,8 persen obat
terdisolusi lebih banyak dibandingkan pada media dapar asam klorida. Hal ini
biopharmaceutic classification system (BCS). Dimana BCS dari zat aktif kelas 2
memiliki kelarutan dalam air rendah dan permeabilitas dalam usus tinggi. Obat
kelas II memiliki daya serap yang tinggi tetapi laju disolusinya rendah (katdare,
2006).
terdisolusi yang paling besar dibandingkan dengan sampel yang lain. Hal ini
yang lebih rendah dibandingkan sampel uji yang lain, sehingga memungkinkan
terjadi penetrasi air yang lebih cepat ke dalam kaplet untuk selanjutnya terjadi
disolusi.
perbedaan bahan tambahan yang digunakan, sumber bahan zat aktif yang berbeda
ekivalensi ke-2 kurva, yang berarti kemiripan profil disolusi kedua produk. Jika
produk “copy” dan produk pembanding memiliki disolusi sangat cepat (>85%
melarut dalam waktu ≤ 15 menit dengan metode uji yang dianjurkan), maka
uji baik yang menggunakan media dapar HCl pH 1,2 maupun dapar fosfat pH 6,8
memiliki nilai f2 yang berada di rentang 50-100, dimana pada media dapar HCl
pH 1,2 kaplet asam mefenamat generik memiliki nilai f2 sebesar 98,99 dan pada
media dapar fosfat pH 6,8 memiliki nilai f2 sebesar 99,22. Dan untuk kaplet asam
mefenamat generik berlogo, pada media dapar HCl pH 1,2 memiliki nilai f2
sebesar 99,69 dan pada media dapar fosfat sebesar 90,67. Dari hasil tersebut
5.1 Simpulan
2. Pada media dapar asam klorida pH 1,2 sampel kaplet asam mefenamat
5.2 Saran
yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Badan POM RI., 2005., Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan
Makanan Indonesia No. HK 00.05.3.1818 Tentang Pedoman Uji
Bioekivalensi. BPOM RI., Jakarta.,
Brunton, L.L., dan Parker, K.L., 2008., Goodman and Gilman’s The
Pharmacological Basis of Therapeutics., Mc Graw Hill., New York.,
Gandjar Ibnu G dan Rohman Abdul., 2007., Kimia Farmasi Analisi., Pustaka
Pelajar., Yogyakarta.,
Goodman and Gilman., 2007 ., Dasar Farmakologi Terapi, Edisi 10., Penerbit
Buku Kedokteran EGC., Jakarta.,
Harmita. dkk., 2006., Analisis Kuantitatif Bahan Baku dan Sediaan Farmasi.,
Departemen Farmasi FMIPA., Universitas Indonesia.,
Katdare, Ashok.,Chaubel, Mahash V., 2006., Excipient Development for
Pharmaceutical, Biotechnology, and Drug Delivery System., RC press.,
Farnc.,
Menteri Kesehatan RI., 2013., Riset Kesehatan Dasar., Badan Peneliti dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI., Jakarta.,
Siregar, C.J.P., dan Wikarsa, S., 2010., Teknologi Farmasi Sediaan Tablet
Dasar-Dasar Praktis., Penerbit Buku Kedokteran EGC., Jakarta.,
Wibowo, Agus., 2009., Cerdas memilih obat dan mengenali penyakit. Penerbit
PT.Lingkar Pena Kreativa., Jakarta.,
Wilmana, F.P., 2007., Farmakologi dan Terapi Edisi V., Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia., Jakarta.,
LAMPIRAN I
100ppm
Disolusi sampel uji
7,5 ppm
Dipipet 0,75 mL + media
disolusi sampai 10mL
Filtart sampel
λmax
10 ppm Ukur absorbansi dpn Ukur absorbansi
Dipipet 1 mL + media pada λmax dengan
spektrofotometri UV-
disolusi sampai 10mL spektrofotometri
Vis pada rentang λ
200-400nm UV-Vis
12,5ppm
Dipipet 1,25 mL + media
disolusi sampai 10mL
Absorbansi sempling
15ppm
Dipipet 1,5 mL + media Kadar uji disolusi
disolusi sampai 10mL Ukur absorbansi pada
λmax
Perbandingan
Di dapat profil disolusi
Kurva baku
Sampel uji asam mefenamat Sampel uji asam mefenamat sampel uji generik berlogo
paten pada media dapar generik bermerek pada pada media dapar fosfat ph
Sampel uji asam mefenamat Sampel uji asam mefenamat sampel uji generik berlogo
paten pada media dapar generik bermerek pada pada media dapar HCl pH
HCl pH 1,2 media dapar HCl pH 1,2 1,2
LAMPIRAN IV
ALAT
alat uji disolusi tipe 2 alat spektrofotometri UV- uji waktu hancur
(dayung) Vis
Hardnes tester
Friabilitor
pH Meter Digital
Gelas Ukur
Labu Ukur
beaker glass
Timbangan analitik
LAMPIRAN V
BAHAN
(LANJUTAN)
LAMPIRAN VIII
(LANJUTAN)
LAMPIRAN IX
(LANJUTAN)
LAMPIRAN XI
(LANJUTAN)
LAMPIRAN XII
25 menit A = 0,128
y = 0,01755 x + 0,00855
0,128 = 0,01755 x + 0,00855
x = 6,806 mg/L
C0 = 6,806 mg/L x 0,9L = 6,125 mg
Ct = C0 + FK2 = 6,125 mg + 0,037 mg = 6,162 mg
(LANJUTAN)
2. Generik Bermerek
5 menit A= 0,079 35 menit A = 0,113
y = 0,01755 x + 0,00855 y = 0,01755 x + 0,00855
0,079 = 0,01755 x + 0,00855 0,113 = 0,01755 x + 0,00855
x = 4,026 mg/L x = 5,952 mg/L
C0 = 4,026 mg/L x 0,9 L = 3,623 mg C0 = 5,952 mg/L x 0,9L = 5,364 mg
25 menit A = 0,119
y = 0,01755 x + 0,00855
0,119 = 0,01755 x + 0,00855
x = 6,311 mg/L
C0 = 6,311 mg/L x 0,9L = 5,68 mg
Ct = C0 + FK2 = 5,68 mg + 0,061 mg = 5,740 mg
(LANJUTAN)
3. Generik Berlogo
5 menit A= 0,097 35 menit A = 0,117
y = 0,01755 x + 0,00855 y = 0,01755 x + 0,00855
0,097 = 0,01755 x + 0,00855 0,117 = 0,01755 x + 0,00855
x = 5,040 mg/L x = 6,179 mg/L
C0 = 5,040 mg/L x 0,9 L = 4,536 mg C0 = 6,179 mg/L x 0,9L = 5,561 mg
25 menit A = 0,109
y = 0,01755 x + 0,00855
0,109 = 0,01755 x + 0,00855
x = 5,723 mg/L
C0 = 5,723 mg/L x 0,9L = 5,151 mg
Ct = C0 + FK2 = 5151 mg + 0,033 mg = 5,184 mg
25 menit A = 0,018
Y = 0,04213X – 0,00188
0,018 = 0,04213X – 0,00188
X = 0,4719 mg/L
C0 = 0,4719 mg/L x 50 = 23,59 mg
Dalam 900 mL = 23,59 mg/L x 0,9 L = 21,231 mg
Ct=C0+FK2 = 21,231 mg + 0,214 mg = 21,445 mg
(LANJUTAN)
2. Generik Bermerek
35 menit A = 0,019
5 menit A= 0,014
Y = 0,04213X – 0,00188
Pengenceran 50 kali ( 1mL ad 50 mL)
0,019 = 0,04213X – 0,00188
Y = 0,04213X – 0,00188
X = 0,4956 mg/L
0,014 = 0,04213X – 0,00188
C0 = 0,4956 mg/L x 50 = 24,780 mg/L
X = 0,376 mg/L
Dalam 900 mL = 22,780 mg/L x 0,9L = 22,302 mg
C0 = 0,376 mgL x 50 = 18,846 mg
Ct = C0 + FK3 = 22,302 mg + 0,238 mg = 22,540 mg
Dalam 900 mL = 18,846 mg/L x 0,9 L = 19,961 mg
% kadar = 100% = 4.51%
% kadar = x 100% = 3,39%
FK4 = 22,540 mg =0,250 mg
FK1 = 19,961 mg = 0,221 mg
45 menit A = 0,017
15 menit A = 0,016
Y = 0,04213X – 0,00188 Y = 0,04213X – 0,00188
Dalam 900 mL = 21,22 mg/L x 0,9 L = 19,098 mg Dalam 900mL = 22,405 mg/L x 0,9 ml = 20,165 mg
25 menit A = 0,018
Y = 0,04213X – 0,00188
0,018 = 0,04213X – 0,00188 = 0,4719 mg/L
C0 = 0,4719 mg/L x 50 = 23,59 mg/L
Dalam 900 mL = 23,59 mg/L x 0,9 L = 21,231 mg
Ct=C0+FK2 = 21,231 mg + 0,214 mg = 21,445 mg
% kadar = 100% = 4,29%
(LANJUTAN)
3. Generik Berlogo
5 menit A= 0,020 35 menit A = 0,022
Pengenceran 50 kali ( 1mL ad 50 mL) Y = 0,04213X – 0,00188
Y = 0,04213X – 0,00188 0,022 = 0,04213X – 0,00188
0,020 = 0,04213X – 0,00188 X = 0,567 mg/L
X = 0,519 mg/L C0 = 0,567 mg/L x 50 = 28,341 mg/L
C0 = 0,519 mgL x 50 = 25,967 mg Dalam 900 mL = 28,341 mg/L x 0,9L = 25,507 mg
Dalam 900 mL = 25,967 mg/L x 0,9 L = 23,730 mg Ct = C0 + FK3 = 25,507 mg + 0,286 mg = 25,793 mg
25 menit A = 0,022
Y = 0,04213X – 0,00188
0,022 = 0,04213X – 0,00188
X = 0,567 mg/L
C0 = 0,567mg/L x 50 = 28,34 mg
Dalam 900 mL = 28,34 mg/L x 0,9 L = 25,506 mg
Ct=C0+FK2 = 25,506 mg + 0,274 mg = 25,781 mg
√ ∑
[ ]
√
[ ]
√
[ ]
[ ]
√
[ ]
√
[ ]
[ ]
LAMPIRAN XIV
√ ∑
[ ]
√
[ ]
√
[ ]
[ ]
√
[ ]
√
[ ]
[ ]