Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan dikenali berbagai macam pemahaman tentang
mikroorganisme khususnya bakteri sebagai penyebab penyakit, namun banyak
juga yang mengatakan bahwa mikroorganisme dapat membantu atau
memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan baik dalam hal pangan, non
pangan, industri farmasi, kedokteran maupun lingkungan. Walaupun dulunya
mikroorganisme dikenal sebagai sumber penyakit namun dengan adanya
perkembangan pengetahuan yang diikuti dengan penemuan-penemuan di
bidang mikrobiologi maka secara perlahan tapi pasti anggapan tersebut mulai
hilang karena nyatanya mikroorganisme memberikan sumbangsih yang sangat
besar bagi kehidupan manusia (Ihsan, 2021).

Mikroba atau mikroorganisme atau jasad renik dapat diartikan sebagai suatu
material yang mempunyai ukuran sangat kecil. Sehingga sulit untuk
membayangkan apakah masuk dalam kategori tanaman? Hewan? Atau
material?. Mikroorganisme merupakan makhluk hidup dengan ukuran yang
sangat kecil sehingga tidak bisa dilihat dengan menggunakan alat bantu yaitu
mikroskop (murwarni 2019).

Aplikasi dalam bidang farmasi adalah seorang farmasis dapat mengetahui


macam-macam mikroba dan dasar-dasar teknik mikrobiologi, seperti cara
pembuatan media, pemindahan mikroba, penanaman mikroba dan teknik
isolasi sehingga dalam supply produk farmasi dapat memberikan efek yang
baik pada terapinya. Hal inilah yang melatarbelakangi percobaan ini
dilakukan.
1.2 Maksud Dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan
1. Memahami cara pembuatan media dan syarat-syarat yang
dibutuhkan oleh suatu media untuk pertumbuhan mikroba.
2. Memahami macam-macam teknik sterilisasi.
3. Memahami cara-cara pemindahan mikroba secara aseptis.
4. Memahami teknik-teknik isolasi dan penanaman mikroba.
5. Memahami teknik pembuatan ulasan bakteri untuk
pengecatan/pewarnaan bakteri.
6. Memahami bermacam-macam mikroba di alam.

1.2.2 Tujuan percobaan


1. Mengetahui cara pembuatan media dan syarat-syarat yang
dibutuhkan oleh suatu media untuk pertumbuhan mikroba.
2. Mengetahui macam-macamteknik sterilisasi.
3. Mengetahui cara-cara pemindahan mikroba secara aseptis.
4. Mengetahui teknik-teknik isolasi dan penanaman mikroba.
5. Mengetahui teknik pembuatan ulasan bakteri untuk
pengecatan/pewarnaan bakteri.
6. Mengetahui bermacam-macam mikroba di alam.

1.3 Manfaat percobaan


Manfaat dari percobaan ini adalah agar seorang farmasis dapat
memahami dan mengetahui cara pembuatan media dan syarat-
syarat yang dibutuhkan kan untuk pembuatan mikroba, teknik
sterilisasi, cara pemindahan mikroba secara aseptis, teknik isolasi
dan penanaman mikroba, teknik pembuatan pulasan bakteri untuk
pengecatan/pewarnaan bakteri serta macam-macam mikroba di
alam.
1.4 Prinsip Percobaan
Prinsip dari percobaan ini yaitu membuat metode Nutrien Agar
(NA) untuk tempat pertumbuhan bakteri dengan menggunakan
natrium klorida fisiologi dan mengambil 1-3 ose bakteri salmonella
typhi, kemudian melakukan teknik isolasi, lalu melakukan teknik
isolasi mikroorganisme dengan teknik sebar menggunakan batang
penyebar, lalu melakukan isolasi si dengan teknik gores
menggunakan ose serta melakukan isolasi dengan cara tuang
menggunakan dispo yang dimasukkan ke cawan petri dengan
menggunakan oven pada suhu 100°C.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I.2 Dasar Teori


Jasad hidup yang ukurannya kecil sering disebut sebagai mikroba atau
mikroorganisme atau jasad renik. Disebut sebagai mikroba bukan hanya
ukurannya yang kecil sehingga sukar dilihat dengan mata biasa, tetapi juga
pengaturan kehidupannya yang lebih sederhana dibandingkan dengan
jasad tingkat tinggi. Mata biasa tidak dapat melihat jasad yang ukurannya
kurang dari 0,1 mm. Ukuran mikroba biasanya dinyatakan dalam mikaron,
1 mikron adalah 0,001 mm. sel mikroba umunya hanya dapat dilihat
dengan alat pembesar atau mikroskop walaupun demikian ada mikroba
yang berukuran besar sehingga dapat dilihat tanpa alat pembesar (Fifendy,
2017).

Media adalah campuran nutrient atau zat makanan yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan. Media selain menumbuhkan mikroba
juga dibutuhkan untuk isolasi dan inokulasi mikroba serta untuk uji
fisiologi dan biokma mikroba. Median yang baik untuk pertumbuhan
mikroba adalah yang sesuai dengan ligkungan pertumbuhan tersebut,
yaitu: susunan makanannya dimana harus mengandung sumber karbon,
mengandung air untuk menjaga
kelembaban dan untuk pertukaran zat atau metabolism, juga mengandung
mineral, vitamin, dan gas, tekanan osmosis yaitu harus ismotik, derajat
keasaman/pH umumnya netral tapi ada juga alkali, terperatur harus sesuai
dan steril. Media harus mengandung semua kebutuhan untuk pertumbuhan
mikroba, yaitu sumber energi misalnya gula, sumber nitrogen, juga ion
inorganik essensial dan kebutuhanyang khusus seperti vitamin (Yusmaniar
et al, 2017).

Isolasi bakteri merupakan suatu proses pengambilan banteri dari


lingkungan asalnya dan menumbuhkan dimedia buatan sehingga diperoleh
biakan murni. Biakan pertama hasil asolasi disebut isolate. Pertumbuhan
isolate dilakukan dengan cara mengambil sampel dari lingkungan bail dari
air, udara maupun tanah. Selanjutnya sampel tersebut kemudian dibiakkan
dengan menggunakan media universal akan diperoleh biakan mikroba
campuran. Untuk proses identifikasi maupun isolasi jenis tertentu saja,
untuk proses pembuatan isolat tunggal dari isolat campuran tersebut
(Lestari et al, 2017).

Beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung ataui mengukur


jumlah jasad renik di dalam suatu spesies atau bahan, salah satunya yaitu
perhitungan jumlah sel dengan metode hitung cawan. Pada suhu yang
berbeda (30°C, 35°C, dan 115C). Prinsip dari metode ini adalah jika sel
mikroba masih hidup ditumbuhkan pada medium agar maka sel tersebut
akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung
tanpa menggunakan mikroskop (Putri et al, 2018).
Pemurnian (pure fication) bertujuan agar diperoleh biakan murni yang
diinginkan tanpa ada kontaminasi dari mikroba lain. Pemilihan koloni
mikroba yang dimurnikan berdasarkan perbadaan kenampakan morfologi
koloni, baik dari segi warna, elevasi, tekstur permukaan, garis-garis radial,
lingkungan konsentris maupun tetes aksudat sehingga diperoleh isolat
murni. Pemurnian isolat bakteri dilakukan dengan cara memindahkan
bakteri menggunakan metode garis yang kemudian ditumbuhkan pada
media NA, sedangkan pada pemurnian isolat menggunakan metode media
PDA (Ed-har et al, 2017).
II.3 Uraian Bahan
1. Nacl Fisiologis (FI Edisi III, 1979 : 404)
Nama Resmi : NATRII CHLORIDI INFUNBIBILUM
Nama Lain : Infus intravenus natrium klorida
RM/BM : NaCl/58,5
Rumus Struktur :
Pemerian : Larutan jernih, tidak bewarna, rasa agak asin
Khasiat : Sumber ion klorida dan ion natrium
Kelarutan : -
Kegunaan : Sebagai pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah dosis tunggal atau wadah dosis
ganda
Persyaratan kadar : Infus natrium klorida mengandung natrium
klorida NaCl, tidak kurang dari 0,85% dan
tidak lebih dari 0,95%

2. Alkohol (FI Edisi III, 1979 : 96)

Nama Resmi : AETHANOLUM


Nama Lain : Alkohol/etanol
RM/BM : C2H5OH/96,06
Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan tidak bewarna, jernih, mudah
menguap dan mudah terbakar, berbau khas,
rasa panas
Khasiat : Sangat larut dalam air, dalam kloroform p
dan dalam eter p
Kelarutan : Zat tambahan
Kegunaan : Antiseptik
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindungi dari
cahaya
Persyaratan kadar : Mengandung tidak kurang dari 97,7% atau
92,0% dan tidak lebih dari 92,7% v/v atau
92,7% C2H5OH klorida NaCl, tidak kurang
dari 0,85% dan tidak lebih dari 0,95%

II.3 Uraian Media


3. Nutrient Agar (NA) (Amelia, 2017)
Bentuk Media : Media padat (Mengandung komposisi agar
sebesar 15%)
Komposisi : - Beet Extract 3g
- Peptone 5g
- Agar 5g
- Aquadestad 1000 mL
Kegunaan : Untuk mempelajari koloni bakter
Proses Pembuatan : 1. Timbang komponen medium dengan
menggunakan timbangan analitik
2. Aquadest sebanyak 1000 mL dibagi dua. Satu
bagian untuk melarutkan peptone dan beef
extract dan sebagian lagi untuk agar
3. Larutkan agar pada air dnegan mengandung
konstan dan diberi panas (hot plate)
4. Setelah kedua larutan larut, larutan beef
extract dan pepton dituangkan kelarutan agar
5. Dimasukkan dalam Erlenmeyer dan
disterilisasi dalam autoklaf
6. Dituang ke cawan petristeril secara aseptis

II.4 Uraian Bakteri


1. Salmonella typhi (Hadi dan Alamud, 2019)
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gamma proteobacteria
Order : Enterobakteriales
Family : Enterobakteriaceae
Genus : Salmonella
Species : Salmonella thypi

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III. 1 Alat Dan Bahan
III. 1. 1 Alat
1. Cawan petri
2. Tabung reaksi
3. Jarum ose
4. Bunsen
5. Objek glass
6. Deck glass
7. Dispo
8. Catton bud
9. Mikro pipet
10. Erlenmeyer
11. Incubator
12. Batang pengaduk
13. Vortex
14. Kulkas
15. Batang
III. 1. 2. Bahan
1. Alcohol
2. Aquadest
3. Nacl fisiologis
4. Metilant blue
5. Kardus
6. Aluminum Foil
7. Kapas
8. Masker
9. Handscoon
III. 2 Uraian Bakteri
1. Salmonella typhi
III. 3 Uraian Media
1. Nutrient Agar

III. 4 Cara Kerja


III. 2. 1 Kultur Bakteri
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dipanaskan alat-alat agar steril
3. Diambil Bunsen kemudian dipanaskan ujungnya
4. Diambil suspensi bakteri dengan jarum ose lalu dimasukkan ke
media baru
5. Diambil 1-3 ose
6. Ditutup dengan alfol
7. Diinkubasi selama 24 jam dalam incubator
III. 2. 2 Suspensi Bakteri
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Diambil 5 ml Nacl
3. Dimasukkan ke tabung rekasi
4. Ditambahkan 1-3 ose Salmonella typhi
5. Dikocok dengan vortex
6. Dibandingkan dengan Mcfarland
III. 2. 3 Cara Sebar
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Diambil cawan petri lalu dimasukkan 10 ml Medium Na
3. Dimasukkan suspensi bakteri kemudian disebar menggunakan
dispo dan speade
4. Diinkubasi selama 24 jam dengan menggunakan inkubator
5. Diamati dan didokumentasikan
III. 2. 4. Cara Gores
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Diambil cawan petri lalu dimasukkan 10 ml Medium Na
3. Dimasukkan suspensi bakteri
4. Disebar secara zigzag dengan swab steril
5. Diinkubasi selama 24 jam dengan menggunakan inkubator
6. Diamati dan didokumentasikan
III. 2. 5 Cara Tuang
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Diambil 1 ml suspense bakteri dengan dispo
3. Diletakkan dicawan petri
4. Ditambahkan Medium Na
5. Dimasukkan Medium Na kedalam cawan petri yang sudah terisi
suspensi bakteri
6. Diinkubasi selama 24 jam menggunakan inkubator
7. Diamati dan didokumentasikan
III. 2. 6. Pembuatan Pulasan Bakteri
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Diamati objek glass
3. Difiksasi 1 ose bakteri kemudian ditetesi metilan blue
4. Diamati dengan mikroskip
5. Diamti dan didokumentasikan
III.3 Skema Kerja
III.3.1 Pembuatan Nutrien Agar

Alat dan Bahan

- Ditimbang 4 gram
Nutrien Agar

- Dimasukkan

Erlenmeyer

- Ditambahkan
Aquadest

- Ditutup
Aluminium Foil

- Dimasukkan

Autoklaf 121º

Didokumentasikan

III.3.2 Sterilisasi
Alat dan Bahan

- Dicuci

- Dikeringkan

- Semprot alkohol

- Dibungkus kertas
Sterilisasi

- Diamkan selama 1 jam

Alat dan Bahan Steril


III.3.3 Kultur Bakteri

Alat dan Bahan


- Dipanaskan

Bunsen

- Dipanaskan ujungnya

Jarum Ose

- Dimasukkan
Medium Lama

- Digores 1-3 ose


Medium Baru

- Ditutup dengan alfol


- Diinkubasi selama 24 jam

Inkubator
III.3.4 Suspensi Bakteri

Alat dan Bahan


- Diambil 5 ml Nacl

Tabung Reaksi

- Ditambahkan 1-3 ose

Salmonella typhi

- Dikocok dengan vortex


Dibandingkan dengan
Mc Farland
III.3.5 Cara Sebar

Alat dan Bahan


- Diambil

Cawan Petri

- Dimasukkan 10 ml

Medium NA

- Dimasukkan
Suspensi Bakteri

- Disebar menggunakan
Dispo

Sproader

- Diinkubasi selama 24 jam


Inkubator

Diamati dan Didokumentasikan


III.3.6 Cara Gores

Alat dan Bahan

- Diambil

Cawan Petri

- Dimasukkan 10 ml

Medium NA

- Dimasukkan
Suspensi Bakteri

- Disebar secara zig-zag


Swab steril

- Diinkubasi selama 24 jam

Inkubator

Diamati dan Didokumentasikan


III.3.7 Cara Tuang

Alat dan Bahan

- Diambil 1 ml suspensi bakteri


Cawan Petri

- Ditambahkan

Medium NA

- Dimasukkan

Cawan Petri yang Berisi Suspensi Bakteri

Inkubator

Diamati dan Didokumentasikan


III.3.8 Pembuatan Pulasan Bakteri

Alat dan Bahan

- Diambil
Objek Glass

- Difiksasi

1 Ose Bakteri

- Ditetesi

Metilen biru

- Dicuci atau ditetesi


Aquadet

- Diamati di Mikroskop

Diamati dan Didokumentasikan


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1 Hasil Pengamatan


IV.1.1 Tabel Pengamatan

Gambar Gambar
No Metode Perlakuan
Asli Literatur
1. Kultur Dimasukkan
Bakteri medium lama 1-3
ose kedalam
medium baru dan
ditutup dengan (Rosmania,2020)
alfol lalu
diinkubasi
2. Suspensi Diambil 5 ml
Bakteri NaCl dan
ditambahkan 1-3
ose bakteri
salmonella typhi
ke tabung reaksi (Rosmania,2020)
lalu kocok
dengan vorteks
3. Sebar Dimasukkan 10
ml Na kedalam
cawan petri.
Masukkan
suspensi bakteri
0,1 ml dan
disebar
kepermukaan (Seniati, 2017)
agar dengan
speader
4. Gores Dimasukkan 10
ml Na ke cawan
petri dimasukkan
suspensi bakteri
dan disebar (Seniati, 2017)
secara zigzag
5. Tuang Diambil 1 ml
suspensi bakteri
lalu dimasukkan
dalam cawan
petri dan di
inkubasi (Seniati, 2017)

IV.2 Analisis Data

Diketahui : M1 = 20 gr

V1 = 300 ml

V2 = 1000 ml

Ditanya : M2 =…..?

M1 M1
Penyelesaian : =
M2 M2

20 gr M2
=
1000 mL 300 mL

gr
6000 =1000 mL x M 2
mL

6000 gr /mL
M 2=
1000 mL

M2 = 6 gr

IV.2 Pembahasan
Mikrobiologi adalah kegiatan mengenai organisme hidup yang berukuran
mikroskopis. Dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok
mikroorganisme, bakteri, protozoa, virus, algae dan cendawan mikroskopik
atau fungi kajian mikrobiologi adalah bentuk, struktur, reproduksi, fisiologi,
metabolisme, klasifikasi, distribusinya di alam, hubungan satu dengan yang
lain serta peranan dalam kehidupan manusia. Peranan mikroorganisme ada
yang bersifat merugikan bagi manusia disamping ada juga yang
menguntungkan. Mikroba yang merugikan disebut mikroba pathogen.
Mikroba patogen adalah mikroorganisme atau organisme yang
menyebabkan penyakit pada organisme lain. Jalan masuknya
mikroorganisme kedalam tubuh manusia biasanya melalui saluran
pernafasan, saluran pencernaan, kulit, dan rongga mulut (Yusmaniar., B.
Dkk. 2017).

Tujuan dari percobaan ini yaitu mengetahui cara pembuatan media dan
syarat-syarat yang dibutuhkan oleh suatu media untuk pertumbuhan
mikroba. Mengetahui macam-macam teknik Sterilisasi, mengetahui caracara
pemindahan mikroba secara aseptis, mengetahui teknik-teknik isolasi dan
penanaman mikroba, mengetahui teknik-teknik pembuatan pulasan bakteri
untuk pengecatan atau pewarnaan bakteri, mengetahui bermacam macam
mikroba di alam.

Adapun prinsip percobaan ini yaitu disiapkan alat dan bahan kemudian
disterilkan. Lalu dibuat 6 perlakuan, perlakuan pertama membuat kultur
bakteri dengan membuat medium baru dari medium lama berisi bakteri
Salamonella Typhi. Perlakuan kedua membuat suspensi bakteri dengan
memasukkan 5 ml NaCl ke tabung reaksi lalu ditambahkan 1-3 ose bakteri
Salmonella Typhi. Perlakuan ketiga yaitu metode sebar dengan
memasukkan suspensi bakteri kedalam cawan petri berisi NA menggunakan
mikropipet dengan cara disebar. Perlakuan keempat yaitu metode gores
dimana dimasukkan suspensi bakteri kedalam cawan petri berisi NA lalu
disebar secara zig-zag. Perlakuan kelima yaitu cara tuang dimana
dimasukkan suspensi bakteri lalu ditambahkan medium NA. Perlakuan
diinkubasi selama 24 jam. Semua perlakuan dilakukan secara aseptis.
Cara kerja pada pembuatan kultur bakteri, pertama disiapkan alat dan bahan,
kemudian difiksasi tabung reaksi dan erlenmeyer berisi wadah baru
menggunakan bunsen dengan jarak sekitar 20 cm, lalu dimasukkan wadah
baru ke dalam tabung reaksi lalu ditutup dengan aluminium foil.
Selanjutnya, dimiringkan tabung reaksi hingga 300C. Ditunggu medium
baru hingga mengeras dan dinyalakan bunsen kemudian difiksasi medium
lama dilanjutkan dengan ujung jarum ose dibakar hingga berwarna merah
pijar. Dimasukkan ujung jarum ose ke dalam medium dan dilakukan
penggoresan 1-3 ose, lalu dipindahkan bakteri ke medium baru dan
diinkubasi selama 24 jam. Setelah itu diamati dan didokumentasikan.

Cara kerja pada pembuatan suspensi bakteri yaitu disiapkan alat dan bahan
lalu disterilkan, kemudian dinyalakan bunsen agar perlakuan dilakukan
secara aseptis, lalu diambil 5 ml NaCl dan dimasukkan kedalam tabung
reaksi, lalu ditambahkan bakteri Salmonella thypi sebanyak 1-3 gores
menggunakan jarum ose, semuanya dilakukan secara aseptis, lalu dikocok
tabung reaksi menggunakan vorteks kemudian dibandingkan dengan
Mc.farland.

Cara kerja pada cara sebar yaitu disiapkan alat dan bahan, kemudian diambil
cawan petri yang telah disterilisasi dan dimasukkan 10ml medium Na,
setelah itu diambil 0,1 ml suspensi bakteri dan dimasukkan ke dalam
medium menggunakan dispo lalu disebar menggunakan spreader hingga
merata, selanjutnya diinkubasi selama 24 jam, lalu diamati dan
didokumentasikan.

Cara kerja pada cara gores yaitu disiapkan alat dan bahan. Dinyalakan
bunsen dan diambil cawan petri. Dituangkan medium Na sebanyak 10 ml ke
dalam cawan petri dengan perlakuan dilakukan di dekat bunsen agar kondisi
tetap aseptis, lalu dimasukkan cawan petri yang berisi medium Na ke dalam
lemari pendingin dan ditunggu hingga medium mengeras dengan goresan
secara zig-zag. Dimasukkan cawan petri yang telah digoreskan suspensi
bakteri ke dalam inkubator dan diinkubasi selama 24 jam. Selanjutnya,
dikeluarkan cawan petri dari dalam inkubator dan diamati koloni bakteri
yang terbentuk lalu didokumentasi.

Cara kerja pada cara tuang yaitu disiapkan alat dan bahan. Diambil suspensi
bakteri 1 ml menggunakan dispo, lalu dimasukkan dalam cawan petri secara
aseptis. Diambil medium Na 10 ml dan dituang ke dalam cawan petri yang
berisi suspensi bakteri. Diletakkan secara perlahan di atas meja kemudian
dihomogenkan dengan bentuk angka 8. Diamkan sampai mengeras di dalam
kulkas, dimasukkan ke dalam inkubator secara terbalik dan diinkubasi
selama 24 jam. Kemudian diamati lalu didokumentasikan.

Cara kerja sterilisasi yaitu disiapkan alat dan bahan. Dicuci tabung reaksi
dan cawan petri. Dikeringkan tabung reaksi dan cawan petri. Disemprotkan
alkohol pada tabung reaksi, dibungkus tabung reaksi dan cawan petri
menggunakan kertas bekas. Diikat tabung reaksi dan cawan petri
menggunakan tali godam. Disterilisasi tabung reaksi dan cawan petri
menggunakan oven (alat kaca 1300 selama 2 jam). Di autoklaf medium
1210C. Alat dan bahan telah steril. Cara kerja pembuatan Na yaitu disiapkan
alat dan bahan. Ditimbang Na 5 gram. Dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
Ditambahkan aquadest 300 ml ke dalam erlenmeyer. Ditutup menggunakan
kapas yang diisi dalam aluminium foil. Disterilkan dalam autoklaf pada
suhu 1210C.

Alasan perlakuan pada percobaan ini yaitu dinyalakan bunsen didekat


perlakuan bertujuan untuk perlakuan dilakukan secara aseptis agar
meminimalisir kontaminasi mikroorganisme dan dapat mengurangi risiko
paparan. Dikocok dengan forteks pada pembuatan suspensi bakteri agar
didapatkan hasil suspensi yang homogen. Mulut tabung reaksi dipanasi agar
tetap aseptis, cawan petri didekatkan dengan bunsen agar tetap aseptis,
difiksasi objek glass berisi bakteri agar membunuh bakteri sehingga relatif
tidak menyebabkan penambahan bentuk dan struktur pada bakteri serta agar
tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme yang lainnya. Diinkubasi selama
24 jam karena selama 24 jam merupakan waktu yang baik untuk bakteri
berkembang biak. Alat dan bahan dimasukkan kedalam autoclav agar
aseptis dan tetap steril. Cawan petri yang berisikan bakteri dimasukkan
kedalam oven setelah 24 jam agar untuk membunuh bakteri tersebut.

Fase pertumbuhan menurut kustoris., A, dkk. (2017). Yaitu fase pertama


yaitu fase lag, periode pertumbuhan lambat saat sel beradaptasi dengan
lingkungan yang bernutrisi tinggi dan bersiap untuk pertumbuhan cepat.
Fase kedua yaitu fase logaritmik, dimetabolisme dengan kecepatan
maksimum sampai salah satu nutrisi habisdan membatasi pertumbuhan.
Fase ketiga adalah fase diam, transisi dari pertumbuhan cepat ke keadaan
respons stress dan ada peningkatan metode atau cara ekspresi gen
didalamnya fase terakhir adalah fase death dimana bakteri kehabisan nutrisi
dan mati. Hasil yang didapatkan pada suspensi bakteri, kekeruhan suspensi
sama dengan larutan MC farland.

Menurut (Rosmania & Yanti,2020) bahwa MC farland 0,5 buatan di


gunakan sebagai referensi untuk menyesuaikan atau di asumsikan setara
dengan kekeruhan bakteri suspensi. Hasil pada cara sebar di dapatkan
bahwa pertumbuhan bakteri pada permukaan media tidak merata.

Menurut (Sewiati dkk,2017), bahwa pertumbuhan bakteri tidak merata di


seluruh permukaan media, beberapa bagian media nampak tidak ada bakteri
yang tumbuh dan di bagian lainnya menebal. Hasil pada cara tuang di
dapatkan bahwa pertumbuhan bakteri hampir merata di seluruh permukaan
media.

Menurut (Seniati.dkk,207), bahwa metode tuang memperlihatkan


pertumbuhan bakteri merata di seluruh permukaan media. Terlihat lebih
halus dan zona bening (daya hambat terhadap bakteri patogen) di sekitar
paper disk terlihat jelas. Hasil pada teknik pewarnaan terlihat bahwa bakteri
Salmonella typhi berukuran kecil, bentuk bulat, permukaannya halus.
Menurut (Sari.dkk,2018) menyatakan bahwa hasil pengamatan morfologi
salmonella yang tumbuh yaitu ukuran kecil, bentuk bulat, permukaan halus,
aspek mengkilat, tepinya rata, elevasi cembung. Hasil yang di dapatkan
sama dengan literatur.
Keunggulan metode tuang adalah dapat di gunakan untuk memperoleh
biakan murni. Adapun kekurangan dari metode tuang adalah hasil
perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya karena
beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk satu koloni, mikroba
yang di tumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan membentuk
koloni yang tampak dan jelas, tidak menjalar, memerlukan persiapan dan
waktu inkubasi sehingga pertumbuhan koloni dapat di hitung
(Damayanti.dkk,2020).

kekurangan pada metode cawan tuang adalah hasil perhitungan tidak


menunjukkan jumlah sel mikroba yang sebenarnya, karena beberapa sel
yang berdekatan mungkin membentuk satu koloni, mikroba yang
ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan membentuk
koloni yang kompak dan jelas, tidak menjalar, memerlukan persiapan dan
waktu inkubasi sehingga pertumbuhan koloni dapat dihitung. Sementara itu
pada metode cawan sebar ini cukup sulit terutama saat meratakan suspensi
dengan batang bengkok, untuk menumbuhkan koloni secara merata, biakan
justru terkontaminas (Damayanti.,dkk. 2020).

Isolasi dengan metode steak plate memiliki kelebihan di banding dengan


metode lainnya, yaitu koloni bakteri yang di hasilkan merupakan koloni
tunggal, bakteri yang kontaminan mudah di bedakan dan dapat membuat
goresan dengan pola tertentu (Damayanti., dkk. 2020).

Keuntungan metode cawan gelas yaitu praktis, hemat biaya dan waktu,
hanya membutuhkan keterampilan sedangkan metode cawan tuang
merupakan teknik lain yang dapat digunakan untuk mendapatkan koloni
murni mikroorganisme. Kekurangan metode gores yaitu pertumbuhan
bakteri tidak merata, memberi peluang kontaminasi pada saat mencelupkan
cotton swab di media kultur, sehingga memerlukan kehati-hatian saat
melakukan kegiatan (lestari dan hartati. 2017).

Aplikasi dalam bidang farmasi adalah seorang farmasis dapat mengetahui


macam-macam mikroba dan dasar-dasar teknik mikrobiologi, seperti cara
pembuatan media, pemindahan mikroba, penanaman mikroba dan teknik
isolasi sehingga dalam supply produk farmasi dapat memberikan efek yang
baik pada terapinya. Hal inilah yang melatarbelakangi percobaan ini
dilakukan.
BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaam yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Media adalah nutrient atau zat makanan yang dibutuhkan oleh


mikroorganisme untuk pertumbuhan.
2. Teknik sterilisasi yang digunakan pada percobaan ini yaitu teknik
sterilisasi panaskan (autoklaf) dan teknik sterilisasi kering (oven)
3. Metode yang digunakan yaitu spread plate method, streak plate method
dan RMT plat method
4. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini yaitu diperoleh koloni bakteri
yang tumbuh pada media agar setelah diinkubasi selama 24 jam dari
inkubator. Suspensi bakteri didapatkan hasil kelarutannya sama dengan
Mc Farland. Pada teknik cawan sebar diperoleh hasil pertumbuhan
bakteri tidak merata keseluruh permukaan media. Untuk teknik cawan
gores diperoleh hasil pertumbuhan bakteri merata keseluruh media dan
halus dan bening

V.2 Saran

Sebaiknya praktikan mengetahui prosedur kerja lab agar perlakuan berjalan


dengan baik dan juga memakai atribut praktikum yang lengkap seperti baju
lab, masker dan lainnya.
DAFTAR PUSTKAKA

Damayanti,dkk.(2020). Perbedaan jumlah bakteri pada wanita lanjut usia

berdasarkan kultur mikrobiologi menggunakan teknik cawan tuang dan


cawan sebar. Meditory vol.8 no 1 hal1-2

Departemen kesehatan republik idonesia.(1979).Farmakope Indonesia edisi III.

Jakarta:kemenkes

Fatmariza,dkk(2017). Tingkat kepadatan media nutrient agar terhadap

penumbuhan bakteri staphylococcus aureus. Jurnal analasi medika bio


sains vol.4 no.2 hal 69-73

Hakim.l.(2015). Bakteri pathogen tumbuhan. Aceh:syiah kuala university

Kristandi,dkk (2021) Teknologi fermentasi. Yogyakarta:yayasan kita menulis

Kustovic A,dkk (2017). Mikrobiologi patogen I : pathogen dan mikrobioma

manusia . malang : UB press

Lestari dn hartati ( 2017) mikrobiologi berbasis inkulry . Malang : gunung

samudera

Lipi. (2020) Benta biologi . Jakarta : pusat penelitian biologi

Muwarni S. ( 2019) Dasar-dasar mikrobiologi veteritenir.

Malang : UB press Prayoga dkk . (2018). Identifikasi Salmonella spp pada Feses

Penjamah Makanan Dirumah Potong Ayam RJ dengan Metode Kultur.


Intisari Sains Medika Vol.9 No.3

Rusmania dan Yanti (2020). Perhitungan jumlah bakteri dilaboratorium

mikrobiologi menggunakan perkembangan metode spektrometri .


Sumatera selatan : UB press
Sari,dkk.(2018). Isolasi dan identifikasi salmonella sp dan shinoela sp pada feses

kuda bendi di bukit tinggi sumatera barat . jimvet vol.2 no.3 hal 402-410

Sulistyani N dan Iin N. (2015). Aktivitas Cairan Kultur Bakteri Penghasil

Antibiotik Terhadap Staphylococcus aures ATCC 25923 dan Optimasi


waktu Produksi Metabolit Sekunder. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia
Vol.13 No. 2

Senrata,dkk.(2017) Bagian uji konfrentasi terhadap bakteri pathogen dengan

menggunakan metode sebar,metode tuang dan metode gores. Jurnal


gulung tropika vol.6 no . hal 42-48 Yusmaniar,dkk.(2017) Mikrobiologi
parasitologi. Jakarta : Kemenkes

Anda mungkin juga menyukai