Anda di halaman 1dari 20

KONSEP DAN

PEMBERIAN ISULIN

Penyusun :
Tiara Yunika Wulandari (P27820118067)
Ayu Novita Febriyanti (P27820118091)
PENGERTIAN DAN TUJUAN PEMBERIAN INSULIN

Insulin merupakan hormon yang terbentuk secara alami dan


diproduksi oleh pankreas (Afifah, 2016), untuk mengubah dan
menggunakan glukosa darah (gula darah), dari glukosa, sel
membuat energi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsinya.
Tujuan insulin untuk menyeimbangkan kadar glukosa darah.

Afifah, H. N., 2016. Mengenal Jenis - Jenis Insulin Terbaru Untuk Pengobatan Diabetes. 30 Oktober, pp. 1 - 4.
BPOM, 2015. Insulin.
Hartono, S. H., 2019. Terapi Insulin Mutlak Bagi Penderita Penyakit Autoimun Diabetes Tipe I, Ini Alasannya. 22 Oktober.
Rismayanthi, C., 2010. Terapi Insulin Sebagai Alternatif Pengobatan Bagi Penderita Diabetes. pp. 29 - 36.
MEKANISME KERJA INSULIN
Insulin berperan dalam pengendalian metabolisme. Insulin
yang disekresikan oleh sel - sel β pankreas akan langsung
diinfusikan ke dalam hati melalui vena porta, yang kemudian
akan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui peredaran darah.
(Muchid, 2005)

Muchid, Abdul; Umar, Fatimah; Ginting, M. Nur; Basri, Carmelia; Wahyuni, Rosita; Helmi, Rahbudi; Istiqomah, Siti Nurul; Sinaga, Emawati; Suryanto, Agus; Kisdarjono,
Harlina; Pradjitno, Adjie;, 2005. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Mellitus. In: Jakarta: Departemen Kesehatan RI, pp. 1 - 85.
Noer, S. et al., 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
JENIS INSULIN (Rudijanto, et al., 2015)
Jenis Insulin Awitan (onset) Puncak Efek Lama Kerja Kemasan

Insulin analog kerja cepat (Rapid-Acting)


Insulin Lispro (Humalog®) 5 – 15 menit 1 – 2 jam 4 – 6 jam Pen / cartridge
Insulin Aspart (Novorapid®) Pen, vial
Insulin Glulisin (Apidra®) Pen
Insulin manusia kerja pendek = insulin regular (Short-Acting)
Humulin® R 30 - 60 menit 2 - 4 jam 6 - 8 jam Vial, pen / cartridge
Actrapid®
Insulin manusia kerja menengah = NPH(Intermediste-Acting)
Humulin N® 1,5 – 4 jam 4 - 10 jam 8 - 12 jam Vial, pen / cartridge

Insulatard®
Insuman Basal®
Insulin analog kerja panjang (Long-Acting)
Insulin Glargine (Lantus®) 1 – 3 jam Hampir tanpa puncak 12 - 24 jam Pen
Insulin Detemir (Levemir®)  
 
Lantus 300

Rudijanto, A. et al., 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia 2015. In: Jakarta: Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PB
PERKENI), p. 35.
Insulin analog kerja ultra panjang (Ultra Long-Acting)
Degludec (Tresiba®) 30 - 60 menit Hampir tanpa puncak Sampai 48 jam  
Insulin manusia campuran (Human Premixed)
70/30 Humulin® (70% NPH (Neutral 30-60 menit 3 - 12 jam    
Protamine Hagedorn), 30% reguler)
70/30 Mixtard® (70% NPH (Neutral
Protamine Hagedorn), 30% reguler)
Insulin analog campuran (Human Premixed)
75/25 Humalogmix® (75% protamin lispro, 12 - 30 menit 1 - 4 jam    
25% lispro) 70/30 Novomix® (70% protamine
aspart, 30% aspart)
50/50 Premix

Rudijanto, A. et al., 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia 2015. In: Jakarta: Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PB
PERKENI), p. 35.
SEDIAAN INSULIN
(Primanda, 2015)

INSULIN VIAL

INSULIN PEN

INSULIN PUMP

Primanda, Y., 2015. Buku Panduan Blok Elektif Diabetes Educator (NS 472). In: Yogyakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, pp.
1 - 84.
INDIKASI PEMBERIAN INSULIN (Subiyanto, 2019)
a. HbA1c > 9% dengan kondisi dekompensasi metabolik
b. Penurunan berat badan yang cepat
c. Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
d. Krisis hiperglikemia
e. Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
f. Stress berat (infeksi sistemik, operasi besar, infark miokardia akut, stroke)
g. Kehamilan dengan DM gestasional yang tidak terkendali dengan perencanaan makan
h. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
i. Kontraindikasi atau alergi terhadap OHO
j. Kondisi perioperatif sesuai dengan indikasi
k. Kondisi infeksi berat (Rosdiana, 2014)

Rosdiana, D., 2014. Penggunaan Insulin Basal dalam Praktek Sehari - Hari : Panduan Praktis Untuk Dokter Umum. pp. 53 - 57.

Subiyanto, P., 2019. Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta: Pustaka Baru Press.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYERAPAN INSULIN (Wisman, et al., 2007)

1) Lokasi penyuntikan
2) Kedalaman penyuntikan
3) Jenis insulin
4) Dosis insulin
5) Kegiatan fisik
6) Ada tidaknya lipodistrofi atau lipohipertrofi
7) Perubahan suhu

Wisman, Hakimi, Siregar, C. D. & Deliana, M., 2007. Pemberian Insulin pada Diabetes Mellitus Tipe 1. Sari Pediatri, 9(1), pp. 48 - 53.
EFEK SAMPING / KOMPLIKASI PEMBERIAN INSULIN
a. Terjadinya hipoglikemia (Rosdiana, 2014)
b. Reaksi alergi terhadap insulin
c. Kenaikan berat badan (Rosdiana, 2014)
d. Ruam, benjolan, atau pembengkakan di tempat suntikan
e. Kecemasan atau depresi

Rosdiana, D., 2014. Penggunaan Insulin Basal dalam Praktek Sehari - Hari : Panduan Praktis Untuk Doketer Umum. pp. 53 - 57.
Rudijanto, A. et al., 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia 2015. In: Jakarta: Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi
Indonesia (PB PERKENI), p. 35.
CARA PEMBERIAN TERAPI INSULIN (Noer, et al., 1996)

1. Intravena
Insulin yang diberikan secara intravena akan bekerja cepat, 2 sampai 5 menit
sesudah pemberiannya sudah akan tampak efek penurunan kadar glukosa darah.
2. Intramuskular
Secara intramuskular pemberian insulin kerja singkat ternyata mempunyai
penyerapan dua kali lebih cepat dibandingkan suntikan subkutan.
3. Subkutan
Absorpsi setelah pemberian insulin subkutan bervariasi dan tergantung pada
lokasi penyuntikan dan variasi individu.

Noer, S. et al., 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
LOKASI INJEKSI INSULIN (Kristiantoro, 2014)

Penyerapan insulin paling cepat terjadi


di daerah abdomen yang kemudian
diikuti oleh daerah deltoid, vastud
lateralis dan gluteus.

Kristiantoro, D., 2014. Evaluasi Cara Penggunaan Injeksi Insulin Pen Pada Pasien Diabetes Melitus di RS "X" Purwodadi. pp. 1 - 18.
PERTIMBANGAN PEMILIHAN LOKASI PENYUNTIKAN

Pengguna insulin perlu diedukasikan tentang pentingnya memilih lokasi


penyuntikan dengan rotasi yaitu untuk mencegah terjadinya lipohipertrofi dan
memastikan konsistensi absorbsi insulin. Satu kuadran digunakan untuk durasi
penyuntikan selama satu minggu dan kemudian di rotasi ke kuadran lainnya secara
konsisten. Rotasi penyuntikan dalam satu kuadran perlu diberi jarak minimal 1 cm
dari lokasi penyuntikan sebelumnya untuk mencegah terjadinya trauma suntikan.
(Cokro, 2018)

Cokro, F., 2018. Panduan Teknik Penyuntikan Pena Insulin Bagi Penyandang Diabetes.
LOKASI PENYUNTIKAN SESUAI DENGAN JENIS INSULIN
(Cokro, 2018)
Insulin Prandial Insulin Basal Insulin Premixed
Short acting, regular Intermediate : Human atau Analog dosis pagi :
Bagian perut karena laju absorbsinya Paha dan bokong karena laju Bagian perut untuk meningkatkan
tercepat absorbsinya terlama laju absorbs yang dapat menurunkan
gula darah setelah sarapan pagi
Rapid : Long acting : Human atau Analog Dosis Malam
Dapat diberikan di lokasi manapun Dapat diberikan di lokasi Hari :
yang direkomendasikan, laju absorbs manapun yang Paha atau bokong untuk
tidak berbeda bermakna antar lokasi direkomendasikan, laju absorbs memperlambat laju absorbsi dan
penyuntikan tidak berbeda bermakna antar menurunkan risiko hipoglikemia
lokasi penyuntikan nokturnal

Cokro, F., 2018. Panduan Teknik Penyuntikan Pena Insulin Bagi Penyandang Diabetes.
KONSENTRASI DAN RUTE PEMBERIAN INSULIN
(Irwanti, 2018)

Insulin reguler biasanya disuntikkan sekitar 30 menit (kisaran 20 ─ 45 menit) sebelum makan dengan
tujuan untuk mengatasi kadar gula darah yang meningkat setelah makan. Cara penyuntikkan yang
disarankan adalah secara subkutan di abdomen karena absorpsi dengan cara tersebut dua kali lebih cepat
daripada daerah tubuh lainnya.
Insulin reguler sediaan 100 UI diabsorpsi lebih cepat dibandingkan sediaan 500 UI dengan
bioavailabilitas sekitar 55 ─ 77% per subkutan.
Rute injeksi insulin reguler secara intravena memiliki onset 10 ─ 30 menit, dengan waktu puncak
dicapai dalam 15 ─ 30 menit dan lama kerja 30 ─ 60 menit. Sedangkan rute injeksi insulin reguler secara
subkutan memiliki onset 30 ─ 60 menit, dengan waktu puncak dicapai dalam 2 ─ 4 jam, dan lama kerja 5
─ 7 jam.

Irwanti, 2018. Farmakologi Insulin Regular. 29 Juni.


DOSIS HARIAN TOTAL INSULIN
(INSULIN TOTAL DAILY DOSE, ITTD)

Pemberian insulin basal secara praktis yaitu dosis insulin basal pada awal
pemberian adalah 10 unit per hari (asumsi berat bandan 50 kg) atau 0,2 unit/KgBB,
yang dapat diberikan pada saat sebelum tidur (kerja menengah atau panjang) atau pagi
hari (kerja panjang). Untuk penyesuian dosis harian, dosis insulin dapat dinaikkan 2
unit setiap 3 hari jika sasaran glukosa darah puasa belum tercapai (antara 70 – 130
mg/dl), dan dapat juga dinaikkan 4 unit setiap tiga hari jika kadar gula darah puasa
diatas 180 mg/dl. Bila terjadi hipoglikemia atau kadar glukosa darah <70mg/dl, dosis
insulin basal malam dapat dikurangi 4 unit atau lebih kurang 10% dari dosis
sebelumnya (Rosdiana, 2014).

Rosdiana, D., 2014. Penggunaan Insulin Basal dalam Praktek Sehari - Hari : Panduan Praktis Untuk Doketer Umum. pp. 53 - 57.
PENYIMPANAN SEDIAAN INSULIN (Muchid, 2005)
1. Insulin harus disimpan di lemari es pada temperatur 2 - 8°C.
2. Insulin dapat disimpan pada suhu kamar dengan penyejuk 15 - 20°C bila seluruh isi vial
akan digunakan dalam satu bulan.
3. Penfill dan pen yang disposable berbeda masa simpannya. Penfill regular dapat
disimpan pada temperatur kamar selama 30 hari sesudah tutupnya ditusuk. Penfill 30 /
70 dan NPH dapat disimpan pada temperatur kamar selama 7 hari sesudah tutupnya
ditusuk.
4. Untuk mengurangi terjadinya iritasi lokal pada daerah penyuntikan yang sering terjadi
bila insulin dingin disuntikkan, dianjurkan untuk mengguling - gulingkan alat suntik di
antara telapak tangan atau menempatkan botol insulin pada suhu kamar sebelum
disuntikkan.

Muchid, Abdul; Umar, Fatimah; Ginting, M. Nur; Basri, Carmelia; Wahyuni, Rosita; Helmi, Rahbudi; Istiqomah, Siti Nurul; Sinaga, Emawati; Suryanto, Agus; Kisdarjono, Harlina;
Pradjitno, Adjie;, 2005. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Mellitus. In: Jakarta: Departemen Kesehatan RI, pp. 1 - 85.
INTRUKSI KERJA PEMBERIAN INSULIN INSULIN VIAL
1) Usap tutup vial insulin kapas alkohol, lalu ambilah udara sejumlah
Alat dan Bahan : insulin yang akan diberikan, lalu suntikkanlah ke dalam vial untuk
Insulin pen mencegah terjadi ruang vakum dalam vial.
Jarum insulin pen Prosedur Injeksi Insulin :
2) Setelah insulin masuk ke dalam spuit, periksa apakah mengandung
Insulin sediaan vial 1) Cuci tangan
gelembung atau tidak, kemudian periksalah dosis insulin yang ingin
Spuit 2) Instruksikan posisi duduk
diinjeksikan.
Sarung tangan bersih 3) Persiapkan insulin (spuit insulin
3) Pilih area yang akan disuntik.
Alcohol swab atau insulin cartridge)
4) Usap tempat penyuntikan dengan kapas alkohol dan biarkan kering.
Kassa steril 4) Biarkan suhu insulin sama dengan
5) Penyuntikan dilakukan pada area (subkutan), kulit dan jaringan lemak
Bengkok suhu ruangan
dicubit dan jarum disuntikkan dengan miring menghadap keatas
Tempat sampah jarum 5) Menggulung insulin diantara
membentuk sudut 45°
Hand rub / sabun cuci tangan kedua telapak tangan atau
6) Pastikan insulin sudah tidak tersisa pada spuit. Tarik perlahan – lahan.
menggoyangkan insulin pen atau
Melakukan Persiapan 7) Buang jarum dan spuit pada tempat sampah khusus.
vial insulin dengan gerakan siku
1) Perkenalkan diri rotasi interna dan eksterna.
2) Tanyakan identitas klien
3) Berikan penjelasan klien tentang INSULIN PEN
tidakan yang akan dilakukan, 1) Buka penutup insulin pena, pasang jarum ke pena, buka penutup luar dan penutup
lokasi penyuntikan, tujuan dalam jarum. Bila insulin baru pertama kali digunakan, putar ujungnya sebesar 2
tindakan, serta risiko yang unit, kemudian ketuk dan tekan tombol dosis untuk membuang gelembung udara.
mungkin terjadi dan manfaat 2) Putar tombol dosis sesuai yang diinginkan, pegang pena insulin dengan cara
tindakan tersebut digenggam dengan 4 jari dengan ibu jari pada tombol dosis.
3) Pilih area yang akan disuntik.
4) Usapkan alkohol pada area yang akan disuntik dan biarkan kering.
5) Cubit kulit dan jaringan lemak pada lokasi penyuntikan kemudian injeksikan ke
lokasi dengan sudut 90° dari kulit. Tekan tombol dosis dengan ibu jari hingga
Aman, A. M. & Sanusi, H., 2017. Buku Panduan Kerja Keterampilan Klinik III menunjukkan angka 0 dan tahan selama minimal 5 detik untuk mencegah insulin
Keterampilan Penyuntikan Insulin. In: Makassar: Fakultas Kedokteran Universitas
keluar dari tempat penyuntikan. Tarik perlahan - lahan dengan posisi tetap tegak
Hasanuddin.
lurus.
Primanda, Y., 2015. Buku Panduan Blok Elektif Diabetes Educator (NS 472). In: 6) Pasang penutup dalam jarum, kemudian pasang penutup insulin pena.
Yogyakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah 7) Buang jarum pada tempat sampah khusus jarum.
Yogyakarta, pp. 1 - 84.
PROTOKOL PEMBERIAN INSULIN DI RUMAH SAKIT (Santiko, 2017)

1. Mudah diperintahkan dan dilaksanakan oleh semua unit di rumah sakit


2. Efektif (pasien mencapai kadar glukosa darah secara cepat)
3. Aman (risiko hipoglikemi dan hipokalemi sekecil mungkin)
4. Protokol harus termasuk cara merubah dosis infus insulin dan pemberian glukosa bila
terjadi hipoglikemi
5. Sediaan yang dipilih sebaiknya mudah didapat dan mudah dipakai
6. Terjangkau dari segi biaya

Santiko, W., 2017. Protokol Pemberian Insulin (Part 1). 30 Mei.


DAFTAR PUSTAKA
Afifah, H. N., 2016. Mengenal Jenis - Jenis Insulin Terbaru Untuk Pengobatan Diabetes. 30 Oktober, pp. 1 - 4.

Aman, A. M. & Sanusi, H., 2017. Buku Panduan Kerja Keterampilan Klinik III Keterampilan Penyuntikan Insulin. In: Makassar: Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin.

BPOM, 2015. Insulin.

Cokro, F., 2018. Panduan Teknik Penyuntikan Pena Insulin Bagi Penyandang Diabetes.

Harlina; Pradjitno, Adjie;, 2005. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Mellitus. In: Jakarta: Departemen Kesehatan RI, pp. 1 - 85.

Hartono, S. H., 2019. Terapi Insulin Mutlak Bagi Penderita Penyakit Autoimun Diabetes Tipe I, Ini Alasannya. 22 Oktober.

Irwanti, 2018. Farmakologi Insulin Regular. 29 Juni.

Kristiantoro, D., 2014. Evaluasi Cara Penggunaan Injeksi Insulin Pen Pada Pasien Diabetes Melitus di RS "X" Purwodadi. pp. 1 - 18.

Muchid, Abdul; Umar, Fatimah; Ginting, M. Nur; Basri, Carmelia; Wahyuni, Rosita; Helmi, Rahbudi; Istiqomah, Siti Nurul; Sinaga, Emawati; Suryanto, Agus; Kisdarjono,
Harlina; Pradjitno, Adjie;, 2005. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Mellitus. In: Jakarta: Departemen Kesehatan RI, pp. 1 - 85.

Noer, S. et al., 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Primanda, Y., 2015. Buku Panduan Blok Elektif Diabetes Educator (NS 472). In: Yogyakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, pp. 1 - 84.

Rismayanthi, C., 2010. Terapi Insulin Sebagai Alternatif Pengobatan Bagi Penderita Diabetes. pp. 29 - 36.

Rosdiana, D., 2014. Penggunaan Insulin Basal dalam Praktek Sehari - Hari : Panduan Praktis Untuk Doketer Umum. pp. 53 - 57.

Rudijanto, A. et al., 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia 2015. In: Jakarta: Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi
Indonesia (PB PERKENI), p. 35.

Santiko, W., 2017. Protokol Pemberian Insulin (Part 1). 30 Mei.

Subiyanto, P., 2019. Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta: Pustaka Baru Press

Wisman, Hakimi, Siregar, C. D. & Deliana, M., 2007. Pemberian Insulin pada Diabetes Mellitus Tipe 1. Sari Pediatri, 9(1), pp. 48 - 53.
PEMBAGIAN TUGAS

Tiara Yunika Wulandari


Cara pemberian sampai dengan pembagian tugas
Ayu Novita Febriyanti
Cover sampai dengan efek samping insulin

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai