Anda di halaman 1dari 122

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI RSU KUMALA SIWI

DINDA AMELIA

(F420185058)

S1 Farmasi 4B

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2021

Jalan Ganesha 1 Purwosari Kudus Jawa Tengah Kode Pos 59316


Website : www.umkudus.ac.id Email : prodiapoteker@umkudus.ac.id Telp. Fax. (0291) 437218
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat
serta karunia-Nya kami dapat menyelesaikan “Laporan Praktek Kerja Lapangan di Rumah
Sakit umum Kumala siwi ” dengan tepat waktu. Penyusunan laporan ini dapat berjalan
dengan baik berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih
banyak kepada:

1. Rusnoto, SKM., M.Kes (Epid) selaku rektor universitas muhammadiyah kudus.


2. Apt . muhammad nurul fadel , M.Farm. selaku dosen pembimbing.
3. Apt Vania Rizka, S.Farm.Apt selaku ka instalasi di instalasi farmasi RSU KUMALA
SIWI
4. Seluruh staffdan karyawan Apotek Rumah Sakit Umum RSU KUMALA SIWI yang
telah menerima dan membantu kami dengan baik.
5. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan dan doa.
6. Teman-teman khususnya program studi S1 Farmasi yang telah memberikan kritik dan
saran.
7. Semua pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan yang tidak dapat disebutkan
satu per satu.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
serta saran dari pembaca dan semua pihak yang bersifat mendukung kami harapkan dapat
memperbaiki laporan ini.

Kudus,28 maret 2022

Dinda amelia
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN FARMASI (PKL)

Di RSU KUMALA SIWI

KOMPETENSI
(Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan)

Disusun Oleh :

DINDA AMELIA

(F420185058)

S1 Farmasi 4B

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2021

Jalan Ganesha 1 Purwosari Kudus Jawa Tengah Kode Pos 59316


Webside : www.umku.ac.id Email : prodiapoteker@umku.ac.idTelp.Fax (0291) 437218
BAB I

URAIAN KEGIATAN

1.1 Perencanaan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan


Perencanaanyaitu kegiatan untuk menentukan jumlah dan periode pengadaan
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai sesuai dengan hasil
kegiatan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah,
tepat waktu dan efisien (Permenkes No. 72, 2016).
Perencanaan dilakukan untuk menghindari kekosongan obat dengan
menggunakan metode yang dapat dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar prencanaan
yang telah ditentukan antara lain konsumsi, epidemiologi, kombinasi metode dan
epidemiologi dan disesuaikan dengan anggaran yang tersedia (Permenkes No. 72,
2016).
Menurut Permenkes No. 72 tahun 2016, pedoman perencanaan harus
mempertimbangkan:
a. Anggaran yang tersedia
b. Penetapan prioritas
c. Sisa persediaan
d. Data pemakaian periode yang lalu
e. Waktu tunggu pemesanan
f. Rencana pengembangan
1.2 Pengadaan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan
Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan
perencanaan kebutuhan. Pengadaan yang efektif harus menjamin ketersediaan,
jumlah, dan waktu yang tidak tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar
mutu. Pengadaan merupakan kegiatan yang berkesinambungan dimulai dari
pemilihan, penentuan jumlah yang dibutuhkan, penyesuaian antara kebutuhan dan
dana, pemilihan metode pengadaan, pemilihan pemasok, penentuan spesifikasi
kontrak, pemantauan proses pengadaan, dan pembayaran (Permenkes No. 72, 2016).
Untuk memastikan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
sesuai dengan mutu dan spesifikasi yang dipersyaratkan maka jika proses pengadaan
dilaksanakan oleh bagian lain diluar instalasi farmasi harus melibatkan tenaga
kefarmasian (Permenkes No. 72, 2016).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medi habis pakai antara lain:
a. Bahan baku obat harus disertai sertifikat analisa
b. Bahan berbahaya harus menyertakan material safety data sheet (MSDS)
c. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus
mempunyai Nomor Izin Edar
d. Masa kadaluarsa (expireddate) minimal 2 (dua) tahun kecuali untuk Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai tertentu (vaksin,
reagensia, dan lain-lain), atau pada kondisi tertentu yang dapat dipertanggung
jawabkan.
Rumah Sakit harus memiliki mekanisme yang mencegah kekosongan stok Obat
yang secara normal tersedia di Rumah Sakit dan mendapatkan Obat saat Instalasi
Farmasi tutup (Permenkes No. 72, 2016).

Menurut Permenkes No. 7 tahun 2016, pengadaan dapat dilakukan melalui:


a. Pembelian
Untuk Rumah Sakit pemerintah pembelian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pakai harus sesuai dengan ketentuan pengadaan barang
dan jasa yang berlaku.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelian adalah:
1. Kriteria Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai,
yang meliputi kriteria umum dan kriteria mutu Obat.
2. Persyaratan pemasok.
3. Penentuan waktu pengadaan dan kedatangan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.
4. Pemantauan rencana pengadaan sesuai jenis, jumlah dan waktu.
b. Produksi Sediaan Farmasi
Instalasi Farmasi dapat memproduksi sediaan tertentu apabila:
1. Sediaan Farmasi tidak ada di pasaran;
2. Sediaan Farmasi lebih murah jika diproduksi sendiri;
3. Sediaan Farmasi dengan formula khusus;
4. Sediaan Farmasi dengan kemasan yang lebih kecil/repacking;
5. Sediaan Farmasi untuk penelitian; dan
6. Sediaan Farmasi yang tidak stabil dalam penyimpanan/harus dibuat baru
(recenterparatus).
Sediaan yang dibuat di Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan mutu dan
terbatas hanya untuk memenuhi kebutuhan pelayanan di Rumah Sakit tersebut.
c. Sumbangan/Dropping/Hibah
Instalasi farmasi harus melakukan pencatatan dan pelaporan terhadap
penerimaan dan penggunaan ,alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
sumbangan/dropping/ hibah.
Seluruh kegiatan penerimaan sediaanfarmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai dengan cara sumbangan/dropping/hibah harus disertai dokumen
administrasi yang lengkap dan jelas. Agar penyediaan sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai dapat membantu pelayanan kesehatan, maka jenis
sediaanfarmasi, alat Kesehatan, dan bahan medis habis pakai harus sesuai dengan
kebutuhan pasien di rumah sakit. Instalasi farmasi dapat memberikan rekomendasi
kepada pimpinan rumah sakit untuk mengembalikan /menolak sumbangan /dropping
/hibah sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang tidak
bermanfaat bagi kepentingan pasien Rumah Sakit.
1.3 Penerimaan Barang
Penerimaan yaitu kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis, spesifikasi, jumlah,
mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak atau surat pesanan
dengan kondisi fisik yang diterima.Semua perbekalan farmasi yang diterima harus
diperiksa dan disesuaikan dengan spesifikasi pada order pembelian rumah sakit.
Semua perbekalan farmasi harus ditempatkan dalam tempat persediaan, segera setelah
diterima, perbekalan farmasi harus segera disimpan di dalam lemaru besi atau tempat
lain yang aman. Perbekalan farmasi yang diterima harus sesuai dengan spesifikasi
kontrak yang telah ditetapkan Semua dokumen terkait penerimaan barang harus
tersimpan dengan baik (Permenkes No. 72, 2016). Penyimpanan yaitu suatu kegiatan
pengaturan penyimpanan obat tab diterima agar aman, bermutu, bermanfaat dan
terjangkau (Permenkes No. 72, 2016).
Komponen yang harus diperhatikan antara lain:
a. Obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus
dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada
wadah baru. Wadah sekurang-kurangnya memuat nama obat, nomor batch dan
tanggal kadaluwarsa.
b. Semua obat/bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
terjamin keamanan dan stabilitasnya.
c. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan
kelas terapi obat serta disusun secara alfabetis.
d. Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO
(First In First Out
Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang penampilan dan penamaanyang mirip (LASA, LookAlikeSoundAlike) tidak
ditempatkan berdekatan dan harus diberi penandaan khusus untuk mencegah
terjadinya kesalahan pengambilan Obat.
Instalasi Farmasi harus dapat memastikan bahwa Obat disimpan secara benar dan
diinspeksi secara periodik. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai yang harus disimpan terpisah yaitu:
a. Bahan yang mudah terbakar, disimpan dalam ruang tahan api dan diberi tanda
khusus bahan berbahaya.
b. Gas medis disimpan dengan posisi berdiri, terikat, dan diberi penandaaan untuk
menghindari kesalahan pengambilan jenis gas medis. Penyimpanan tabung gas
medis kosong terpisah dari tabung gas medis yang ada isinya. Penyimpanan
tabung gas medis di ruangan harus menggunakan tutup demi keselamatan.
Rumah Sakit harus dapat menyediakan lokasi penyimpanan Obat emergensi
untuk kondisi kegawatdaruratan. Tempat penyimpanan harus mudah diakses dan
terhindar dari penyalahgunaan dan pencurian. Pengelolaan Obat emergensi harus
menjamin:
a. Jumlah dan jenis obat sesuai dengan daftar obatemergensi yang telah ditetapkan
b. Tidak boleh bercampur dengan persediaan obat untuk kebutuhan lain
c. Bila dipakai untuk keperluan emergensi harus segera diganti
d. Dicek secara berkala apakah ada yang kadaluwarsa
e. Dilarang untuk dipinjam untuk kebutuhan lain (Permenkes No. 72, 2016)
1.4 Penyimpanan Barang
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara
menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari
pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat.Setelah barang diterima
di Instalasi Farmasi perlu dilakukan penyimpanan sebelum dilakukan pendistribusian.
Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas dan keamanan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan persyaratan kefarmasian.
Persyaratan kefarmasian yang dimaksud meliputi persyaratan stabilitas dan
keamanan, sanitasi, cahaya, kelembaban, ventilasi, dan penggolongan jenis Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.
Komponen yang harus diperhatikan antara lain:
a. Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan Obat diberi
label yang secara jelas terbaca memuat nama, tanggal pertama kemasan
dibuka, tanggal kadaluwarsa dan peringatan khusus.
b. Elektrolit konsentrasi tinggi tidak disimpan di unit perawatan kecuali untuk
kebutuhan klinis yang penting.
c. Elektrolit konsentrasi tinggi yang disimpan pada unit perawatan pasien
dilengkapi dengan pengaman, harus diberi label yang jelas dan disimpan
pada area yang dibatasi ketat (restricted) untuk mencegah penatalaksanaan
yang kurang hati-hati.
d. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
dibawa oleh pasien harus disimpan secara khusus dan dapat diidentifikasi.
e. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang
lainnya yang menyebabkan kontaminasi.Perlu dihindari adanya
penumpukan bahan-bahan yang mudah terbakar seperti dus, karton, dan
lain-lain. Alat pemadam kebakaran harus dipasang pada tempat yang
mudah dijangkau dan dalam jumlah yang cukup. Tabung pemadam
kebakaran agar diperiksa secara berkala, untuk memastikan masih berfungsi
atau tidak.

Instalasi Farmasi harus dapat memastikan bahwa obat disimpan secara benar dan
diinspeksi secara periodik.
Metode penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan,
dan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dan
disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired First Out (FEFO)
dan First In First Out (FIFO) disertai sistem informasi manajemen. Penyimpanan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang penampilan
dan penamaan yang mirip (LASA, LookAlikeSoundAlike) dan Obat-obat HighAlert
(HAM) tidak ditempatkan berdekatan dan harus diberi penandaan khusus untuk
mencegah terjadinya kesalahan pengambilan Obat.
1.5 Pendistribusian Atau Pengeluaran Barang
Distribusi adalah kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah sakit
untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan
serta untuk menunjang pelayanan medis.Distribusi merupakan suatu rangkaian
kegiatan dalam rangka menyalurkan/menyerahkan sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahanmedishabispakai dari tempat penyimpanan sampai kepada unit
pelayanan/pasien dengan tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan
waktu. Rumah Sakit harus menentukan sistem distribusi yang dapat menjamin
terlaksananya pengawasan dan pengendalian sediaanfarmasi, alat kesehatan, dan
bahanmedishabispakai di unit pelayanan.
Sistem distribusi di unit pelayanan dapat dilakukan dengan cara:
1. Sistem Persediaan Lengkap di Ruangan (floorstock)
a. Pendistribusian sediaanfarmasi, alat kesehatan, dan bahanmedishabispakai
untuk persediaan di ruang rawat disiapkan dan dikelola oleh
instalasifarmasi.
b. Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahanmedishabispakai yang disimpan
di ruang rawat harus dalam jenis dan jumlah yang sangat dibutuhkan.
c. Dalam kondisi sementara dimana tidak ada petugas farmasi yang mengelola
(di atas jam kerja) maka pendistribusiannya didelegasikan kepada
penanggungjawab ruangan.
d. Setiap hari dilakukan serah terima kembali pengelolaan obat floorstock
kepada petugas farmasi dari penanggung jawab ruangan.
e. Apoteker harus menyediakan informasi, peringatan dan kemungkinan
interaksi obat pada setiap jenis obat yang disediakan di floorstock.
f. Sistem distribusi persediaan lengkap ini hanya digunakan untuk kebutuhan gawat
darurat dan bahan dasar habis pakai.
Kerugian/kelemahan sistem distribusi perbekalan farmasi persediaan lengkap di
ruang sangat banyak. Oleh karena itu, sistem ini hendaknya tidak digunakan lagi.
Dalam sistem ini, tanggung jawab besar dibebankan kepada perawat, yaitu
menginterpretasi order dan menyiapkan perbekalan farmasi, yang sebetulnya
adalah tanggung jawab apoteker. Dewasa ini telah diperkenalkan sistem
distribusi perbekalan farmasi desentralisasi yang melaksanakan sistem
persediaan lengkap di ruang, tetapi di bawah pimpinan seorang apoteker. Jika
sistem desentralisasi ini dilakukan, kekurangan dari sistem distribusi perbekalan
farmasi persediaan lengkap di ruang akan dapat diatasi.

2. Sistem Resep Perorangan


Pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai berdasarkan Resep perorangan/pasien rawat jalan dan rawat inap melalui
Instalasi Farmasi.
3. Sistem Unit Dosis
Pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai berdasarkan Resep perorangan yang disiapkan dalam unit dosis tunggal
atau ganda, untuk penggunaan satu kali dosis/pasien. Sistem unit dosis ini
digunakan untuk pasien rawat inap.
4. Sistem Kombinasi
Sistem pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai bagi pasien rawat inap dengan menggunakan kombinasi a +
b atau b + c atau a + c. Sistem distribusi Unit DoseDispensing (UDD) sangat
dianjurkan untuk pasien rawat inap mengingat dengan sistem ini tingkat
kesalahan pemberian obat dapat diminimalkan sampai kurang dari 5%
dibandingkan dengan sistem floorstock atau Resep individu yang mencapai
18%.
Sistem distribusikan dirancang atas dasar kemudahan untuk dijangkau
oleh pasien dengan mempertimbangkan:
a. Efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada
b. Metode sentralisasi atau desentralisasi (Permenkes No. 72, 2016)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 pemilihan
Pemilihan barang di RSU kumala siwi dilakukan untuk mentapkan jenis
sediaan farmasi atau alkes sesuai kebutuhan. Pemilihan sedian farmasi atau alkes di
RSU kumala siwi kudus berdasarkan formulasi nasional yang penyusunannya di
susun oleh tim farmasi dan di tetapkan oleh drektur atau kepala unit rumah maskit.

2.2 perencanaan
Perencanaan perbekalan farmasi dilakukan dengan baik dan sistematis karena
dilakukan oleh petugas di instalasi farmasi RSU kumala siwi. Perencannan di lakukan
untuk menghindari kekosongan obat dengan metote yang dapat di pertanggung
jawabkan. Kegiatan perencanaan di RSU kumala siwi menggunakan metode
konsumsi dimana perencanaan didasarkan pada obat obat yang sering keluar atau
yang sering di resepkan pada dokter pada waktu 3 bulan sebelumnya.

2.3 Pengadaan
Pengadaan di instalasi farmasi RSU kumala siwi dilakukan dengan bertujuan untuk
merealisasikan perencanaan kebutuhan. Tiga Pengadaan yang dilakukan di RSU
kumala siwi. Yang pertama pemebelian, pembeliaan dilakukan dengan cara memesan
obat atau alkes dari PBF dengan menggunakan surat pesanan ( SP ) . surat pesanan
ada 2 jenis yaitu untuk obat obat yang regular dan obat obat khusus seperti narkotika,
psikotropika, OOT, dan perkusor. Yang kedua produksi. Kegiatan produksi yang
dilakukan di Instalasi Farmasi RSU Kulasiwi Kudus yaitu repackaging (pengemasan ulang)
seperti pembuatan kapsul.dan yang ketiga sumbangan (hibah). Selain melalui pembelian dan
produksi, pengadaan juga dapat melalui sumbangan (Hibah) yang diperoleh dari program
pemerintah.

2.4 Penerimaan
Pedagang Besar Farmasi (PBF) mengantar obat yang dipesan sesuai dengan
SP dan membawa faktur yang kemudian dilakukan penerimaan oleh petugas apotek
yang sebelumnya barang diperiksa terlebih dahulu sesuai apa tidak dengan jumlah dan
jenis barang yang dipesan. Pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas apotek meliputi
kelengkapan barang tersebut seperti nama obat, sediaan, jumlah obat, kemasan dan
tanggal expiredatenya, apabila sesuai dengan pemesanan maka APA atau TTK
menanda tanganinya serta memberi stampel. Faktur-faktur yang telah masuk
dikumpulkan dan datanya dimasukkan ke komputer yang kemudian setelah itu
divalidasi oleh APA. sedangkan untuk obat-obat khusus harus ditanda tangani oleh
apoteker penanggung jawab.

2.5 Penyimpanan
Barang yang telah diterima kemudian disimpan digudang dan disesuaikan
tempat penyimpanannya seperti lemari / rak masing-masing, berdasarkan alfabetis dan
jenis sediaanya. Khusus untuk sediaan seperti insulin dan suppositoria disimpan di
dalam lemari es. Untuk penyimpanan narkotika dan psikotropika berdasarkan
KepMenKes , penyimpanannya harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain
yang kuat, harus mempunyai kunci yang berbeda. . Obat-obatan didistribusikan
berdasarkan sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expire First
Out).Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang penampilan dan penamaan yang mirip (LASA, LookAlikeSoundAlike) dan
Obat-obat HighAlert (HAM) tidak ditempatkan berdekatan dan harus diberi
penandaan khusus atau di beri jarang untuk mencegah terjadinya kesalahan
pengambilan Obat.

2.6 Pendistnribusian
Kegiatan mendistribusikan farmasi di RSU kumala siwi adalah Kegiatan pendistribusian
sediaan farmasi dan alkes dilakukan dari tempat penyimpanan sampai ke unit
pelayanan/pasien. Sistem distribusi di RSU kumala siwi ada 3 yaitu, yang pertama IP (
individual prescribing/perorangan) merupakan pendistribusian yang secara langsung
diserahkan kepada pasien rawat jalan atau inap berdasarkan resep. Yang ke dua One
daily dose (ODD) untuk pasien rawat inap dimana obat di disiapkan dalam dosis
tunggal untuk pemakaian 1 hari. Dan yang terakhir Floor stock yaitu stock tinggal
yang ada dibeberapa Depo seperti Instalasi Rawat Jalan dan Rawat Inap, Instalasi
Bedah Sentral dan Instalasi Gawat Darurat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Selama kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di RSU kumla siwi dapat
disimpulkan bahwa:
1. Gudang merupakan saranan pendukung dan operasi industry farmasi yang
berfungsi untuk menyimpan bahan baku , bahan kemas dan obat jadi yang
belum didistribusikan.
2. Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan adalah suatu proses yang
merupakan siklus kegiatan yang dimulai dari Perencanaan, Pengadaan,
Penerimaan, Penyimpanan, dan pendistribusian.

3.2 Saran
Saran untuk gudang pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan untuk
menyediakan obat-obat maupun alat kesehatan yang sering dikonsumsi pasien dengan
stok yang banyak agar tidak terjadi kekosongan obat.
DAFTAR PUSTAKA

1. Republik Indonesia, 2016, Peraturan Meteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, Jakarta.
2. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Mentri Kesehatan Republik
Indonesia No. 1691/MENKES/PER/VII/2011. Jakarta. 2011.
LAMPIRAN

Surat pesanan pisikotropika Surat pesanan narkotika

Surat pesanan Faktur

Surat pesanan perkusor Surat pesanan OOT


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) FARMASI

RSU KUMALA SIWI

(INSTALASI RAWAT INAP)

Disusun Oleh :

DINDA AMELIA

(F420185058)

S1 Farmasi 4B

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

2021

Jalan Ganesha 1 Purwosari Kudus Jawa Tengah Kode Pos 59316


Webside : www.umku.ac.id Email : prodiapoteker@umku.ac.idTelp.Fax (0291) 437218
BAB I

URAIAN KEGIATAN

A. Pelayanan Resep UDD


Pelayanan resep UDD merupakan suatu metode dispensing dan pengendalian obat
yang dilakukan oleh instalasi farmasi rawat inap di RSU kumala siwi , dimana obat
disiapkan dalam kemasan unti tunggal siap konsumsi, dan untuk penggunaan tidak lebih
dari 24 jam.
B. Penyalinan CPO
Penyalinan CPO (catatan profil obat) merupakan dokumen yang digunakan untuk
mencatat obat yang digunakan oleh pasien.
C. Pelayanan Obat Narkotika
Pelayanan resep untuk obat narkotika dilakukan jika resep disertai dengan paraf
dokter dan kelengkapan resep lainnya. Saat pengambilan juga harus mengisi lembar untuk
siapa obat diberikan, berapa yang diambil dan juga menuliskan sisa dari obat narkotika
yang diambil.
D. Pelabelan Sediaan LASA Dan High Alert
Pelabelan sediaan LASA dan High Alert bertujuan untuk mencegah terjadinya
kesalahan dalam pemberian obat akibat nama obat yang terdengar sama dan memiliki
bentuk yang sama, juga memberikan kewaspadaan dan ketelitian sebelum dan pada saat
pemberian.
E. Penataan Obat Dan Alkes
Penyimpaan dan penataan perbekalan farmasi di RSU Kumala siwi disusun
menurut bentuk sediaan dan alfabetis. Obat-obatan LASA (Look alike sound alike) tidak
disimpan berjejeran harus dipisahkan dan untuk obat-obatan Hight Alert ditempatkan
dalam rak yang berbeda dengan diberi tanda warna merah dan diberi label. Sediaan
injeksi diletakkan dalam rak khusus dan disusun secara alfabetis. Untuk obat narkotika
disimpan pada laci khusus dengan menggunakan gembok lapis dua.
BAB II
PEMBAHASAN
Instalasi farmasi rawat inap merupakan salah satu unit pelayanan yang melayani resep
dari pasien yang berada diruangan rawat inap. Pelayanan farmasi RSU kumala siwi di
instalasi rawat inap menggunakan metode pelayanan resep UDD. dimana obat disiapkan
dalam kemasan unti tunggal siap konsumsi, dan untuk penggunaan tidak lebih dari 24 jam
atau satu hari pemakaian. Pada RSU kumala siwi menyiapkan obat dan alkes yang akan
digunakan oleh sipasien mulai dari yang akan digunakan pada siang hari sampai besok
pagi.
Dalam setiap resep baru yang datang akan dilakukan penyalinan arsip di simpan
oleh KPO dan KPA (kartu pemintaan obat dan kartu pemintaan alkes). Di rs kumala siwi
ada 1 lembar resep obat yg di pegang perawat dan sudah di beri label etiiket identitas
pasien (nama, alamat dan umur) lalu di turunkan kebagian farmasi untuk diskrining apa
saja yang dibutuhkan dan di hitung apakah dosis tepat atau tidak. Kemudian di entri
(dibiling) untuk di teruskan ke bagian administrasi. Kemudian dari pihak farmasi
menyiapkan obat dan alkes yang dibutuhkan.
Di rsu kumala siwi selalu melakukan skrining resep yang merupakan pengkajian
yang dilakukan untuk mengkaji administrasi, farmasetik dan klinis sebelum obat
diserahkan. Skrining resep yang dilakukan biasanya mulai dari nama pasien, ruangan
inap, hari masuk sipasien, ada tidaknya alergi dengan obat, dan diagnosa. Melakukan
pemeriksaan farmasetik seperti bentuk sediaan, dosis, kekuatan, dan caara pemakaian.
Penyiapan sediaan farmasi dan alat kesehatan di instalasi rawat inap sesuai dengan
permintaan yang tertulis pada resep. Setiap obat yang diserahkan diinput dalam aplikasi
yang ada di rsu kumala siwi sehingga jumlah barang yang keluar dan tersedia dapat
diketahui. Pengambilan obat dan pemberian etiket dilakukan oleh orang yang berbeda
dengan tujuan untuk menghindari kekeliruan dalam pengambilan obat atau biasanya
disebut dengan cross check kembali. Saat penyerahan obat dan alat kesehatan ke perawat
juga harus dilakukan pengecekan kembali oleh perawat untuk memastikan tidak adanya
kekeliruan.
Penyimpanan perbekalan farmasi dan alat kesehatan di RSU kumala siwi disusun
menurut bentuk sediaan dan alfabetis. Seperti untuk obat generik, paten dan injeksi
ditaruh pada rak yang berbeda. Begitu juga dengan obat high alert disimpan dalam rak
dan penyimpanan obat disimpan dalam suhu yang ditentukan yaitu dibawahh 15°C
berbeda yang diberi tanda dengan dengan warna merah dan label high alert. Untuk obat
golongan narkotika disimpan dalam wadah khusus didalam lemari dengan menggunakan
gembok ganda untuk menghindari penyalahgunaan. Sediaan yang memerlukan
penyimpanan di suhu dingin pada instalasi depo rawat inap disimpan pada kulkas yang
ada diruangan dengan suhu yang sudah di tentukan yaitu suhu antara 2-8°C. Untuk alat
kesehatan juga disimpan dirak tersendiri untuk memudahkan pengambilan. Untuk sediaan
infus di bagian farmasi rawat inap disimpan didalam etalase tersendiri untuk menyimpan
sediaan infus tapi tidak dalam jumlah besar. Penataan sediaan obat-obatan dan alat
kesehatan di instalasi farmasi rawat inap disimpan sesuai dengan bentuk sediaan dan
diurutkan sesuai dengan alfabetis untuk memudahkan dalam pengambilan sediaan. Untuk
sediaan lasa penempatannya saling berjauhan tidak berjejer antara obat yang memiliki
beragam dosis untuk menghindari kesalahan dalam pengambilan obat yang dibutuhkan.
Alur pelayanan One Day Dose Dispensing (ODD) untuk pasien rawat inap :
Pertama, Petugas farmasi mengambil KPO & KPA dari ruangan pelayanan;
Kedua, Petugas farmasi mencatat jumlah KPO & KPA register dan nama pasien pada
buku ruangan.
Ketiga, Petugas farmasi melakukan review resep dan telaah resep selanjutnya KPO &
KPA dientry ke biling rumah sakit sesuai dengan jaminan pasien;
Keempat, Petugas farmasi menyiapkan perbekalan farmasi sesuai dengan nota print
kemudian menuliskan etiket sesuai dengan resep atau KPO & KPA. setelah siap
dilakukan pengecekan kecocokan dengan print entrian. Untuk obat minum pemberian
obat diberikan dosis untuk sehari.
Kelima, Petugas farmasi melakukan pengemasan dengan menggunakan nomor rekam
medis pasien, nama pasien dan nama ruangan;
Keenam, Petugas farmasi mencocokan KPO & KPA yang sudah dikemas dengan buku
catatan ruangan.
Ketujuh, petugas farmasi membawa obat ke masing-masing ruangan kemudian
menyerahkan kepada perawat disertai bukti operan, tanda tangan dibuku catatan ruangan
dan meletakkan pada lemari tempat penyimpanan obat yang telah diberi tanda nama
pasien dan nama rekam medis.
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan praktik kerja lapangan di instalasi farmasi rawat inap RSU
kumala siwi dapat disimpulkan bahwa:
1. Setiap resep baru dicatat dan didokumntasikan dalam formulir KPO & KPA (catatan
profil buku resep rawat inap obat) dan diinput di aplikasi RS.
2. Setiap resep masuk dilakukan skring terlebih dahulu.
3. Pelayan resep di farmasi rawat inap menggunakan metode UDD dan ODD.
4. Resep dilakukan double cek sebelum diserahkan ke perawat.
5. Penataan obat berdasarkan jenis, bentuk sediaan dan secara alfabetis

B. Saran
1. Mempersiapkan diri dari segi akademik serta keterampilan agar selama
PKL dapat mencari informasi sebanyak – banyaknya
2. Memanfaatkan ilmu yang di dapatkan selama PKL berlangsung
3. Mahasiswa dapat bersosialisasi dengan karyawan di rsu kumala siwi tempat
mahasiswa melaksanakan PKL
4. Melaksanakan tugas yang diberikan dengan penuh tanggung jawab dan
disiplin yang tinggi
DAFTAR PUSTAKA

1. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Mentri Kesehatan Republik


Indonesia No. 1691/MENKES/PER/VII/2011. Jakarta. 2011.
2. Republik Indonesia, 2016, Peraturan Meteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, Jakarta.
3. Depkes. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
81/MENKES/SK/I/2004, Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan Di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota Serta Rumah Sakit.
4. Hatta G.R. 2009. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Di Sarana Pelayanan
Kesehatan. Jakarta : UI-Press.
LAMPIRAN

Lemari injeksi Lemari HAM injeksi

Lemari sirup Lemari alkes

Penyimpanan di kulkas infus


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) FARMASI

RSU KUMALA SIWI

(INSTALASI RAWAT JALAN)

Disusun Oleh :

DINDA AMELIA

(F420185058)

S1 Farmasi 4B

TUDI S1 FARMASI

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

2021

Jalan Ganesha 1 Purwosari Kudus Jawa Tengah Kode Pos 59316


Webside : www.umku.ac.id Email : prodiapoteker@umku.ac.idTelp.Fax (0291) 437218
BAB I

URAIAN KEGIATAN

A. Pelayanan Resep Rawat Jalan


Pelayanan resep rawat jalan di lakukan skrining resep terlebih dahulu. Skrining
administrasi resep merupakan hasil dari evaluasi dengan cara membandingkan literature
dan ketentuan yang telah ditetapkan berdasarkan permenkes yang telah dibuat terhadap
penulisan resep dokter untuk mengetahui, menentukan dan memastikan resep dan
kerasionalan resep (termasuk dosis) yang diberikan dokter kepada pasiennya melalaui
farmasetis agar menjamin ketepatan dan keaman serta memaksimalkan tujuan terapi.
Kegiatan dalam pelayanan kefarmasian yang dimulai dari seleksi persyaratan
administrasi, farmasetik dan klinis. Konfirmasi identitas pasien, tanggal lahir pasien dan
alamat pasien. Respon time pelayananresep rawat jalan racikan: < 25 menit non racikan:<
15 menit menurut (
B. Penyiapan Obat
Dalam peyiapan obat di rawat jalan di lakukan dengan beberapa orang yang berbeda
yang mana asisten apoteker melakukan peyiapan obat sesuai dengan resep yang diminta
(obat jadi puyer biasa atau puyer kapsul) kemudian di lakukan pengecekan kembali dan
dilakukan dengan orang yang berbeda dan pemberian etiket pada obat serta cross check
kembali obat tersebut.
C. Pelayanan Obat Narkotika
Pelayanan resep untuk obat narkotika dilakukan jika resep disertai dengan paraf
dokter dan kelengkapan resep lainnya. Saat pengambilan juga harus mengisi lembar untuk
siapa obat diberikan, berapa yang diambil dan juga menuliskan sisa dari obat narkotika
yang diambil.
D. Pelabelan Sediaan LASA Dan High Alert
Pelabelan sediaan LASA dan High Alert bertujuan untuk mencegah terjadinya
kesalahan dalam pemberian obat akibat nama obat yang terdengar sama dan memiliki
bentuk yang sama, juga memberikan kewaspadaan dan ketelitian sebelum dan pada saat
pemberian.
E. Penataan Obat Dan Alkes
Penyimpaan dan penataan perbekalan farmasi di RSU kumala siwi disusun
menurut bentuk sediaan dan alfabetis. Obat-obatan LASA (Look alike sound alike) tidak
disimpan berjejeran harus dipisahkan dan untuk obat-obatan Hight Alert ditempatkan
dalam rak yang berbeda dengan diberi tanda warna merah dan diberi label. Sediaan
injeksi diletakkan dalam rak khusus dan disusun secara alfabetis. Untuk obat narkotika
disimpan pada laci khusu dengan menggunakan gembok lapis dua.
F. Penyerahan obat
Obat yang sudah di siapkan oleh tenaga farmasi yang sudah di beri etiket. Apoteker
memangil nomor antrian, nama pasien beserta alamat pasien karena untuk mencegah
terjadine kesalahan. Kemudian obat diserahkan serta pemberian informasi tentang obat
yang mana cara pemakaian, penyimpanan yang baik dan sesuai dengan informasi
apoteker. Apoteker menanyakan kembali kepasien apakah ada yang perlu ditanyakan
ataupun ada yang belum paham dari informasi obat tersebut.

G.Pelayanan Informasi obat harus benar, jelas, mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis,
bijaksana dan terkini sangat diperlukan dalam upaya penggunaan obat yang rasional oleh
pasien. Sumber informasi obat adalah Buku Farmakope Indonesia, Informasi Spesialite Obat
Indonesia (ISO), Informasi Obat Nasional Indonesia (IONI), Farmakologi dan Terapi, serta
buku-buku lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Instalasi farmasi rawat jalan merupakan apotek yang melayani resep rawat jalan, resep
instalasi gawat darurat (IGD) dan resep dari ruangan poli , dengan tujuan sebagai apotek
yang melayani pasien rawat jalan. Pengkajian Resep dilakukan untuk menganalisa adanya
masalah terkait Obat, bila ditemukan masalah terkait Obat harus dikonsultasikan kepada
dokter penulis Resep. Apoteker harus melakukan pengkajian Resep sesuai persyaratan
administrasi, persyaratan farmasetik, dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap
maupun rawat jalan.persyaratan administrasi dapat meliputi nama, umur, jenis kelamin,
berat badan, tinggi badan, nomor izin, alamat, paraf dokter, tanggal resep, ruang/unit asal
resep, nama obat, bentuk dan kekuatan sediaan , jumlah obat, stabilitas, aturan cara
penggunaan, ketepatan indikasi, duplikasi pengobatan dan reaksi obat yang tidak
dikehendaki.
Konseling Obat adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait terapi Obat
dari Apoteker kepada pasien dan/atau keluarganya. Konseling untuk pasien rawat jalan
maupun rawat inap di semua fasilitas kesehatan dapat dilakukan atas inisitatif Apoteker,
rujukan dokter, keinginan pasien atau keluarganya. Pemberian konseling yang efektif
memerlukan kepercayaan pasien dan/atau keluarga terhadap Apoteker. Pemberian
konseling Obat bertujuan untuk mengoptimalkan hasil terapi, meminimalkan risiko reaksi
Obat yang tidak dikehendaki, dan meningkatkan costeffectiveness yang pada akhirnya
meningkatkan keamanan penggunaan Obat bagi pasien (patientsafety).
Penyiapan sediaan farmasi dan alat kesehatan di instalasi rawat jalan sesuai dengan
permintaan yang tertulis pada resep. Setiap obat yang diserahkan diinput(di biling) dalam
aplikasi yang ada di rsu kumala siwi sehingga jumlah barang yang keluar dan tersedia
dapat diketahui. Pengambilan obat dan pemberian etiket dilakukan oleh orang yang
berbeda dengan tujuan untuk menghindari kekeliruan dalam pengambilan obat atau
biasanya disebut dengan cross check kembali. Saat penyerahan obat dan alat kesehatan ke
pasien dengan nomor.antrian.Apoteker melakukan konfirmasi kepasien menanyakan
nama,alamt dan umur juga harus dilakukan pengecekan kembali oleh Apoteker untuk
memastikan tidak adanya kekeliruan dalam penyerahan obat kepasien.
Penyimpanan perbekalan farmasi dan alat kesehatan di RSU kumala siwi disusun
menurut bentuk sediaan dan alfabetis. Seperti untuk obat generik, paten dan injeksi
ditaruh pada rak yang berbeda. Begitu juga dengan obat high alert disimpan dalam rak
berbeda yang diberi tanda dengan dengan warna merah dan label high alert. Untuk obat
golongan narkotika disimpan dalam wadah khusus didalam lemari dengan menggunakan
gembok ganda untuk menghindari penyalahgunaan. Sediaan yang memerlukan
penyimpanan di suhu dingin pada instalasi rawat inap di RSU kumala siwi disimpan pada
kulkas yang ada diruangan. Untuk alat kesehatan juga disimpan dirak tersendiri untuk
memudahkan rawat jalan. resep narkotika atau oot harus di Sertai nama dan identitas
pasien dan dokter lengkap jelas ( nama dokter, alamat dan stempel )
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan praktik kerja lapangan di instalasi farmasi rawat jalan RSU kumala
siwi dapat disimpulkan bahwa:
1. Setiap resep masuk dilakukan skring terlebih dahulu.
2. Penataan obat berdasarkan jenis, bentuk sediaan dan secara alfabetis
3. Untuk obat obat narkotik dan psikotropik di sediakan lemari khusus.
4. Untuk obat yang butuh suhu khusus di masukan ke dalam lemari pendingin
B. Saran
1. Mempersiapkan diri dari segi akademik serta keterampilan agar selama
PKL dapat mencari informasi sebanyak – banyaknya
2. Memanfaatkan ilmu yang di dapatkan selama PKL berlangsung
3. Mahasiswa dapat bersosialisasi dengan karyawan di rsu kumala siwi tempat
mahasiswa melaksanakan PKL
4. Melaksanakan tugas yang diberikan dengan penuh tanggung jawab dan
disiplin yang tinggi
DAFTAR PUSTAKA

1. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia


No. 1691/MENKES/PER/VII/2011. Jakarta. 2011.
2. Depkes. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
81/MENKES/SK/I/2004, Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan Di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota Serta Rumah Sakit.
Hatta G.R. 2009. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Di Sarana Pelayanan
Kesehatan. Jakarta : UI-Press.
LAMPIRAN

Lemari obat HAM Lemari obat sirup dan salep

Lemari obat narkotik Lemari obat

Lemari obat OOT & perkusor Pemberian obat ke pasien


LAMPIRAN

1. Lembar Kehadiran Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL)


2. Log Book Kegiatan Di Intalasi Rawat Jalan dan Rawat Inap
3. Studi Kasus / Penugasan Dari CI

A. Daftar Alat Kesehatan Di Rwat Jalan

Nama
No. Kegunaan Gambar
Alkes
1. Abbocath Untuk orang dewasa
18G dan anak dipasang
pada kondisi bedah
mayor, trauma dan
resusitasi cepat.

2. Abbocath Untuk orang dewasa


20G dan anak dipasang
untuk memasukkan
cairan infus untuk
maintenance.

3. Abbocath Untuk bayi, anak, dan


22G orang dewasa dengan
pembulih darah darah
kecil dan rapuh,
dipasang untuk
memasukkan cairan
infus untuk
maintenance.
4. Abbocath Untuk neonatus, bayi,
24G anak dan orang
dewasa dengan
pembuluh darah kecil
dan rapuh dipasang
untuk memasukan
cairan infus untuk
maintenance terutama
dengan tetesan sangat
lambat.
5. Benang Benang opresi untuk
set catgut penjahitan luka
chromic seperti luka karena
3/0 trauma dan menjahit
luka terbuka karena
operasi atau
pembedahan.

6. Benang Benang operasi untuk


set T bedah minor seperti
chromic luka karena trauma
2/0 dan luka terbuka.

7. EGC Elektrokardiogram
dewasa merupakan tes
diagnostik umum
yang digunakan untuk
mengevaluasi fungsi
jantung. Serta
merekam aktivitas
listrik dari jantung.
8. EGC anak Pemeriksaan
penunjang dalam
mendiagnosis
kelainan jantung pada
anak yaitu fofotoraks,
laboratorium,
ultrasonografi.

9. Benang Untuk menjahit


set catgut jaringan lunak seperti
subkutan, otot, uterus,
dan usus. Benang ini
disebut benang type
A.

10. Extension Selang penghubung


tube no.75 untuk menambah
panjang selang infus
agar pasien mudah
bergerak, alat steril
yang digunakan untuk
sekali pakai.

11. Selang Untuk menyuplai


NGT makanan dan
(nasogastr minuman pada pasien
ic tube) yang tidak
memungkinkan untuk
menelan akibat
kondisi medis
tertentu.
12. Tranfusio Untuk pemberian
n set tranfusi darah.

13. Infus set Untuk memberikan


dewasa cairan infus kedalam
tubuh pasien melalui
intravena untuk
memnuhi kebutuhan
cairan elektrolit
sebagai tindakan
pengobatan dan
pemberian makanan
pada pasien rawat
inap.
14. Infus set Untuk memberikan
anak cairan infus pada
pasien anak dirawat
inap.

15. Masker Untuk mengubah


nebulizer cairan obat menjadi
anak uap atau aerosol
dengan partikel yang
sangat kecil dan halus
sehingga dapat
dihirup dengan
mudah oleh pasien.

16. Masker Untuk menyalurkan


𝑂2 anak oksigen dari tabung
oksigen keparu-paru
pada anak.

17. Masker Untuk menyalurkan


𝑂2 dewasa oksigen dari tabung
oksigen keparu-paru
pada dewasa.

18. Nasal Untuk terapi oksigen


oksigen pasien dengan
anak kebutuhan oksigen
rendah hingga sedang
(saturasi oksigen 90-
95%)
19. Nasal Untuk memberikan
oksigen oksigen langsung ke
dewasa hidung untuk
mendukung
terganggunya
pernapasan.

20. Pen Jarum suntik untuk


needle penggunaan pena
insulin yang
digunakan untuk
mengendalikan kadar
gula dalam darah
pada penderita
diabetes.

21. Transofix Alat penyambung


plabot yang dapat
menghubungkan 2
plabot secara aman.

22. Tegaderm Plester bening anti air


untuk menutup luka
tusuk infus atau
lokasi kateter.

23. Urine bag Untuk menampung


urine pasien.
24. Harnet Untuk penutup kepala
agar terlindungi dari
semprotan atau
percikan zat kimia.

25. Tansocrap Perban elastis untuk


fiksasi keseleo, letih
otot, atau cedera
setelah berolahraga.

26. Kasa steril Untuk operasi besar


atau kecil, khitan,
penutup luka dan
bebat pusar bayi.

27. Kasa Untuk menutup atau


pembalut membalut luka dan
mencegah infeksi
pada luka selama
proses penyembuhan.

28. Syringe Untuk menyuntikkan


1mL obat pada insulin dan
cairan obat.

29. Syringe Untuk mengambil


3mL darah serta
menyuntikkan obat
kepasien. Injeksi
dengan netto ˂ 3mL
contohnya injeksi
ranitidine.

30. Syringe Untuk injeksi dengan


5mL netto ˂ 5mL
misalnya pada injeksi
asam mefenamat
untuk menyuntikkan
cairan obat.
31. Syringe Untuk menyuntikkan
10mL obat kepasien dalam
jumlah banyak
misalnya pada injeksi
antibiotik.

32. Syringe Untuk memasukkan


20mL cairan obat dan
vitamin cair pada
jaringan pembuluh
darah dengan volume
20mL.

33. Syringe Terdapat dua ujung,


50 mL ujung kecil untuk
pemberian obat
secara titrasi
sirimpam pada
dopamin ujung besar
untuk nutrisi lewat
NGT.

34. Needle Untuk memindahkan


jumlah cairan untuk
menembus kulit agar
obat dapat masuk ke
pembuluh darah.
35. Daryant- Untuk melindungi
Tulle luka dari infeksi
(framyceti bakteri sekaligus
n Sulfate) membantu pemulihan
luka.

36. Sillet Digunakan untuk


cukur mencukur rambut.

37. T-silk Benang yang tidak


dapat diserap
biasanya digunaan
secara eksternal
(untuk jahitan bagian
luar tubuh).

38. Terumo Untuk menyuntikkan


needle obat kedalam tubuh,
no.26 jarum ini dapat
digunakan untuk
mengambil sampel
darah dari tubuh.
39. Terumo Untuk menyuntikkan
needle obat kedalam tubuh.
no.27

40. Terumo Untuk menyuntikkan


needle obat kedalam tubuh.
no.25

Terumo Untuk menyuntikkan


41. needle obat kedalam tubuh.

42. Terumo Untuk menyuntikkan


needle obat kedalam tubuh.
43. Opthalmic Untuk tindakan
drape operasi mata lengkap
dengan lubang dan
perekat untuk
mencegah tertutupnya
mata secara tiba-tiba
selama operasi
berlangsung.

44. Foley Untuk mengatasi


catheter inkontinensia urine
atau retensi urine.

45. Suction Alat pembersih jalan


catheter napas pada saluran
sistem pernapasan
dengan cara
penyedotan untuk
mengeluarkan cairan
berlebih khususnya
pada oropharyngeal
dan nasopharyngeal.

46. Gammex Untuk melindungi


pekerja layanan
kesehatan dari kuman
dan bakteri serta
mencegah reaksi
alergi.
B. Daftar Alat Kesehatan Di Rawat Inap

Nama
No. Kegunaan Gambar
Alkes
1. Abbocath Digunakan oleh pasien
No.26 berusia dibawah 1 tahun
(neonatus, bayi, anak) dan
usia lanjut. Untuk
menginfus sebagian besar
cairan infus dan cukurp
mudah untuk melakukan
inservi ke vena yang
sangat kecil, tipis, dan
rapuh.

2. Abbocath Untuk orang dewasa dan


No.18 anak dipasang pada
kondisi bedah mayor,
trauma dan resusitasi
cepat.

3. Abbocath Untuk orang dewasa dan


No. 20 anak dipasang untuk
memasukkan cairan infus
untuk maintenance.
4. Abbocath Untuk bayi, anak, dan
No. 22 orang dewasa dengan
pembulih darah darah kecil
dan rapuh, dipasang untuk
memasukkan cairan infus
untuk maintenance.

5. Abbocath Untuk neonatus, bayi,


No. 24 anak dan orang dewasa
dengan pembuluh darah
kecil dan rapuh dipasang
untuk memasukan cairan
infus untuk maintenance
terutama dengan tetesan
sangat lambat.

6. Harnet Untuk penutup kepala agar


terlindungi dari semprotan
atau percikan zat kimia.

7. Condom Untuk mengalirkan air


Catheter seni ke kantong drainase.
Biasanya digunakan pada
pria yang tidak memiliki
gangguan di saluran
kemih.
8. Guedel Alat bantu yang digunakan
airway untuk memperlancar
jalannya nafas dimana
dapat menahan pangkal
lidah dari dinding
belakang faring.

9. Tensocrepe Perban elastis untuk


4” fiksasi keseleo, letih otot,
atau cedera setelah
berolahraga. Dengan
ukuran sedang.

10. Tensocrepe Perban elastis untuk


6” fiksasi keseleo, letih otot,
atau cedera setelah
berolahraga. Dengan
ukuran yang lebih panjang.

11. Umbilical Untuk menjepit tali pusat


Cord yang baru dipotong dari
plasenta atau ari-ari agar
tidak terjadi pendarahan
dipusar pada bayi yang
baru lahir
12. 3-Way Konektor infus khusus
yang diperuntukkan bagi
pasien yang memerlukan
lebih dari satu cairan infus
dalam waktu bersamaan.

13. 3-Way Merupakan alat bantu


Ekor infus yang terdiri dari 3
katup yang berfungsi
untuk menghembuskan
cairan infus dan cairan
lainnya ke dalam tubuh
melalui saluran infus.

14. Folley Untuk mengatasi


Catheter inkontinensia urin atau
No. 14 retensi urine. Alat yang
digunakan untuk
mengambil urine dalam
system tertutup, bebas dari
udara dan sekitarnya

15. Folley Untuk mengatasi


Catheter inkontinensia urin atau
No. 16 retensi urine. Alat yang
digunakan untuk
mengambil urine dalam
system tertutup, bebas dari
udara dan sekitarnya.
16. Folley Untuk mengatasi
Catheter inkontinensia urin atau
No. 18 retensi urine. Alat yang
digunakan untuk
mengambil urine dalam
system tertutup, bebas dari
udara dan sekitarnya.

17. Folley Untuk mengatasi


Catheter inkontinensia urin atau
No. 12 retensi urine. Alat yang
digunakan untuk
mengambil urine dalam
system tertutup, bebas dari
udara dan sekitarnya.

18. Opsite Plester steril anti air untuk


menutup luka seperti
bekas jahitan goresan dan
sayatan.
19. Nasal Selang berbentuk anul
oksigen yang khusus digunakan
Bayi untuk Alat bantu
pernapasan, menyalurkan
oksigen yang berasal dari
tabung oksigen.

20. Nasal Untuk terapi oksigen


oksigen pasien dengan kebutuhan
Anak oksigen rendah hingga
sedang (saturasi oksigen
90-95%)

21. Nasal Untuk memberikan


oksigen oksigen langsung ke
Dewasa hidung untuk mendukung
terganggunya pernapasan.

22. Pen Needle Jarum suntik untuk


penggunaan pena insulin
yang digunakan untuk
mengendalikan kadar gula
darah pada penderita
diabetes.
23. Extension Sambungan untuk 3 way
Tube No. stop cock penggunaan
75 infus dan untuk
penyambung infus, selang
makan, dan penyambung
selang.

24. Extension Untuk penyambung infus


Tube No. atau selang makan.
150

25. ECG Anak Digunakan untuk


mendiagnosis kelainan
jantung pada anak yaitu
fototoraks, laboratorium,
dan ultrasonografi.

26. ECG Alat yang digunaan untuk


Dewasa mengevaluasi fungsi
jantung merekam aktivitas
listrik dari jantung
27. Transofix Alat penyambung plabot
memiliki diametr internal
yang besar dapat
menghubungkan 2 plabot
secara aman.

28. Needle Untuk memindahkan


jumlah cairan untuk
menembus kulit agar obat
dapat masuk e pembuluh
darah.

29. Benang Set Untuk menjahit jaringan


lunak seperti subkutan,
otot, uterus, dan usus.
Benang ini disebut benang
type A.

30. Suction Alat pembersih jalan napas


Catheter pada saluran sistem
No. 8 pernapasan dengan cara
penyedotan untuk
mengeluarkan cairan
berlebih khususnya pada
oropharyngeal dan
nasopharyngeal.
31. Suction Alat pembersih jalan napas
Catheter pada saluran sistem
No. 10 pernapasan dengan cara
penyedotan untuk
mengeluarkan cairan
berlebih khususnya pada
oropharyngeal dan
nasopharyngeal.

32. Suction Alat pembersih jalan napas


Catheter pada saluran sistem
No. 12 pernapasan dengan cara
penyedotan untuk
mengeluarkan cairan
berlebih khususnya pada
oropharyngeal dan
nasopharyngeal.

33. Suction Alat pembersih jalan napas


Catheter pada saluran sistem
No. 14 pernapasan dengan cara
penyedotan untuk
mengeluarkan cairan
berlebih khususnya pada
oropharyngeal dan
nasopharyngeal.

34. Kasa Untuk menutup atau


Pembalut membalut luka dan
mencegah infeksi pada
luka selama proses
penyembuhan.
35. Kasa Steril Untuk operasi besar atau
kecil, khitan, penutup luka
dan bebat pusar bayi.

36. Syringe 50 Terdapat dua ujung, ujung


cc kecil untuk pemberian
obat secara titrasi
sirimpam pada dopamin
ujung besar untuk nutrisi
lewat NGT.

37. Syringe 1 Untuk menyuntikkan obat


ml pada insulin dan cairan
obat.

38. Syringe 3 Untuk mengambil darah


ml serta menyuntikkan obat
kepasien. Injeksi dengan
netto ˂ 3mL contohnya
injeksi ranitidine.

39. Syringe 5 Untuk injeksi dengan netto


ml ˂ 5mL misalnya pada
injeksi asam mefenamat
untuk menyuntikkan
cairan obat.
40. Syringe 10 Untuk menyuntikkan obat
ml kepasien dalam jumlah
banyak misalnya pada
injeksi antibiotik.

41. Syringe Untuk memasukkan cairan


20mL obat dan vitamin cair pada
jaringan pembuluh darah
dengan volume 20mL.

42. Under Pad Untuk menyerap dan


menahan cairan dengan
cepat dan mudah.

43. Apron Pakaian untuk melindungi


bagian daerah depan dari
badan untuk melindungi
pakaian pemakaiannya
dari noda.
44. Masker Untuk mengubah cairan
Nebulizer obat menjadi uap atau
Anak aerosol dengan partikel
yang sangat kecil dan
halus sehingga dapat
dihirup dengan mudah
oleh pasien.

45. Masker Untuk mengubah cairan


Nebulizer menjadi uap atau aerosol
Dewasa digunakan untuk terapi
asma, bronkhitis paru,
pilek, batuk, dan yang
berhubungan dengan
pernapasan.

46. Masker 𝑂2 Digunakan untuk


Bayi menyalurkan oksigen dari
tabung oksigen ke paru-
paru bayi.

47. Masker 𝑂2 Digunakan untuk


Anak menyalurkan oksigen dari
tabung oksigen ke paru-
paru anak.
48. Masker𝑂2 Digunakan untuk
Dewasa menyalurkan oksigen dari
tabung oksigen ke paru-
paru dewasa.

49. Masker Alat yang digunakan untuk


NRM Anak menyalurkan oksigen
dengan debit dari masker
oksigen biasa. Masker
dilengkapi dengan tali
elastis untuk dipasang
melingkari kepala dan ada
kawat dibagian hidung
hidung sehingga dapat pas
menutupi hidung dan
mulut.
50. Masker untuk menyalurkan
NRM oksigen dengan debit dari
Dewasa masker oksigen biasa.
Masker dilengkapi dengan
tali elastis untuk dipasang
melingkari kepala dan ada
kawat dibagian hidung
hidung sehingga dapat pas
menutupi hidung dan
mulut.
51. Breathing Alat medis yang
Circuit digunakan untuk
mengantarkan oksigen,
menghilangkan karbon
dioksida, dan
mengantarkan anestesi
inhalasi kepada pasien.
52. Selang Untuk menyuplai makanan
NGT dan minuman pada pasien
yang tidak memungkinkan
untuk menelan akibat
kondisi medis tertentu.

53. Feeding Untuk menyuplai makanan


Tube dan minuman pada pasien
yang tidak memungkinkan
untuk menelan akibat
kondisi medis tertentu.

54. Sarung Memiliki panjang yang


tangan cukup untuk melindungi
obgyn hingga setengah lengan
akan terlindungi dari
kontaminasi apapun
seperti darah, penyakit
atau droplet lainnya.
Digunakan untuk sekali
pakai.

55. Urine Bag Untuk menampung urine


pasien
56. Gammex Untuk melindungi pekerja
layanan kesehatan dari
kuman dan bakteri serta
mencegah reaksi alergi.

57. Connecting Selang penghubung antara


Tube suction catheter dengan
mesin penyedot.

58. Infus Set Untuk memberikan cairan


Anak infus pada pasien anak
dirawat inap.

59. Infus Set Untuk memberikan cairan


Dewasa infus kedalam tubuh
pasien melalui intravena
untuk memnuhi kebutuhan
cairan elektrolit sebagai
tindakan pengobatan dan
pemberian makanan pada
pasien rawat inap.
60. ETT Alat yang digunakan untuk
menjamin saluran
pernapasan tetap bebas.

61. Transfusion Untuk pemberian tranfusi


Set darah.

62. Adult Popok dewasa untuk


Diapers menyerap kebocoran urine,
menampung feses agar
tidak mengotori pakaian
dan melindungi kulit dari
rembesan urine agar tetap
kering.
C. Daftar Obat

DAFTAR OBAT DI INSTALASI RUMAH SAKIT KUMALA SIWI RAWAT JALAN


DAN RAWAT INAP

Golongan Obat : Obat Keras dan Obat Bebas Terbatas

Klasifikasi Terapi : Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)

No Nama Obat Isi Dosis Mekanisme Kerja Bentu


sediaan k
Sediaa
n
1. Asam Asam 500mg Dengan cara Tablet
mefenamat mefenamat 250mg menghalangi efek Sirup
enzim yang
disebut
cyclooxygenase
(COX). Enzim ini
membantu tubuh
untuk
memproduksi
bahan kimia yang
disebut
prostaglandin ini
yang
menyebabkan
rasa sakit dan
peradangan.
2. Dexketoprofen Dexketoprofen 25mg Menghambat Tablet
produksi
prostaglandin
yaitu senyawa
penyebab rasa
sakit dan
peradangan yang
dilepas oleh
tubuh.
3. Natrium Natrium 50mg Menurunkan Tablet
diklofenak diklofenak 25mg produksi
prostaglandin
yang
menyebabkan
peradangan,
demam, dan
nyeri.

4. Kalium Kalium 50mg Berhubungan Kaplet


diklofenak diklofenak dengan sistem salut
biosintesis selapu
prostaglandin t
menghambat
enzim
siklooksigenase
sehingga
konversi asam
arakidonat
menjadi PGG2
menjadi
terganggu.
5. Meloxicam Meloxicam 7,5mg Menghambat Tablet
15mg biosintesis
prostaglandin
yang merupakan
mediator
peradangan
melalui
penghambatan
cyclooxygenase-
2 (COX-2)
sehingga terjadi
proses
peradangan dapat
dihambat.
6. Ketoprofen Ketoprofen 100mg Menghambat Tablet
kemampuan
tubuh untuk
mensintesis
protaglandin.
7. Ketorolac Ketorolac 10mg Menghambat Tablet
Tromethamine 30mg/ produksi Injeksi
mL prostaglandin
suatu zat yang
memicu rasa
sakit,
peradangan.
8. Ibu profen Ibu profen 400mg Bekeja Tablet
200mg menghalangi
prostaglandin
yang
menyebabkan
peradangan dan
rasa nyeri, dan
demam.

Golongan Obat : Obat bebas

Klasifikasi Terapi : Vitamin dan suplemen

No Nama Obat Isi Dosis Mekanisme Kerja Bentuk


sediaan Sediaan

1. Vitamin B Vitamin B1 2mg Untuk mensuplai Tablet


komplek Vitamin B2 2mg
kebutuhan vitamin B
Vitamin B6 2mg
Calcium 10mg complek yang
pantothenate
penting untuk
Nicotinamide 20mg
metabolisme
karbohidrat dan
protein dalam tubuh.
2. Neurodex Vitamin B1 100mg Vitamin B1 sebagai Tablet
Vitamin B6 200mg
koenzim
Vitamin B12 250mcg
dekarboksilasi asam
alfa-keto dan
berperan dalam
metabolisme
karborhidrat.
Vitamin B6
membantu dalam
metabolisme protein
dan asam amino.
Vitamin B12 sintesa
asam nukleat dan
perpengaruh pada
pematangan sel dan
memlihara integritas
jaringan saraf.

Golongan Obat : obat resep

Klasifikasi Terapi : Nootropik dan Neurotonik atau Neurotropik

No Nama Obat Isi Dosis Mekanisme Kerja Bentuk


sediaan Sediaan

1. Citicoline Citicoline 500mg Merangsang Kaplet


1000mg
pembentukan
phosphatidylcholine
diotak serta dapat
menghambat aktivasi
fosfolipase.
2. Mecobalamin Mecobala 500mcg Bentu vitamin B12 Kapsul
min 500mcg Injeksi
yang aktif secara
/mL
neurologis serta
vitamin larut air.
Merupakan kofaktor
dari enzim methionin
sintase berfungsi
mentransfer
kelompok methyl
yang berfungsi
dalam regenerasi
metionin dari
homosistein

3. Piracetam Piracetam 400mg Bekerja pada otak Kapsul


800mg Kaplet
dan sistem saraf dan
1200mg
5mL, dapat melindungi Ampul
15mL
otak terhadap
kekurangan oksigen
(iskemia).

Golongan Obat :Keras

Klasifikasi Terapi : Obat Kolestrol

No. Nama Obat Isi Dosis Mekanisme Kerja Bentuk


Sediaan Sediaan
1. Simvastatin Simvastatin 10 mg Dalam menurunkan Tablet
20 mg kadar kolestrol dan
LDL adalah dengan
cara menginhibisi
enzim 3-hydroxy-3-
methyl-glutaryl-
coenzyme A (HMG-
CoA) reduktase secara
kompetitif. Obat ini
menghambat aktivitas
enzim HMG-CoA
reduktase yang
mengubah Asetil-CoA
menjadi asam
mevalonat
2. Atorvastatin Atrovastatin 20 mg Menghambat enzim Tablet
40 mg HMG-CoA reduktase
(enzim yang
mengkonversi
perubahan 3-hydroxy-
3-methyl-glutaryl-
coenzyme A menjadi
mevalonate
3. Fenofibrat Fenofibrate 200 mg Bekerja dengan cara Kapsul
300 mg meningkatkan
pemecahan dan
pembuangan trigliserida
dan kolestrol jahat dari
dalam tubuh
4. Gemfibrozil Gemfibrozil 300 mg Meningkatkan lipolisis Kapsul
lipoprotein trigliserida
melalui lipoprotein
lipase yang akan
berikatan dengan
reseptor alfa
peroxisome
proliferator-activated
reseptor (PPAR-α) pada
hepatosit

Golongan Obat : Keras

Klasifikasi Terapi : Obat Asam Urat

No. Nama Obat Isi Dosis Mekanisme Kerja Bentuk


Sediaan Sediaan
1. Colchicine Colchicine 0,5 mg Bekerja dengan cara Tablet
mengurangi jumlah sel
darah putih yang
bergerak ke area
peradangan, sehingga
meredakan
pembengkakan dan
peradangan pada sendi
serta meminimalkan
rasa nyeri
2. Allopurinol Allupurinol 100 mg Menurunkan kadar Tablet
300 mg asam urat melalui
mekanisme penghambat
xanthine oksidase,
enzim ini bekerja
dengan menghambat
hipoksantin menjadi
xanthine dan
selanjutnya menjadi
asam urat

Golongan Obat :Keras (Diuretik)

Klasifikasi Terapi : Obat Hipertensi

No. Nama Obat Isi Dosis Mekanisme Kerja Bentuk


Sediaan Sediaan
1. HCT Hydroclorotiazid 0,5 mg Bekerja dengan Tablet
membuang kelebihan
cairan serta garam
lewat urin
2. Spironolacton Spironolakton 25mg Bekerja dengan cara Tablet
100 mg menghambat
absorbsi natrium
berlebih ke dalam
tubuh dan menjaga
kadar kalium dalam
darah agar tidak
terlalu rendah
3. Furosemid Furosemid 40 mg Bekerja dengan cara Tablet
menghalangi
penyerapan natrium
di dalam sel-sel
tobulus ginjal dan
meningkatkan jumlah
urin yang dihasilkan
oleh tubuh

Golongan Obat : Bebas

Klasifikasi Terapi : Vitamin

No. Nama Obat Isi Dosis Mekanisme Kerja Bentuk


Sediaan Sediaan
1. Vitamin D3 Vitamin D3 1000 IU Vit.D3 berperan Tablet
(cholecalciferol) (25 mcg) dalam metabolisme
absorpsi kalsium ke
dalam tulang, fungsi
otot, sekaligus
meningkatkan sistem
kekebalan tubuh
2. Vitamin C Asam Askorbat 50 mg Vit.C bertindak Tablet
dengan cara
menyumbang elektron
untuk mencegah
senyawa lain yang
sedang teroksidasi dan
memulung anion
superoksida, radikal
hidroksil dan lipid
hidroperoksida

Golongan Obat : Bebas

Klasifikasi Terapi : Gangguan Pencernaan

No. Nama Obat Isi Dosis Mekanisme Kerja Bentuk


Sediaan Sediaan
1. Omeprazole 20 Omeprazole 20 mg Menurunkan kadar Kapsul
mg (golongan asam yang Injeksi
PPIs) diproduksi
lambung
2. Lansoprazole 30 Lansoprazole 30 mg Menurunkan Kapsul
mg (golongan produksi asam Tablet
PPIs) lambung dan Injeksi
meredakan gejala
akibat peningkatan
asam lambung
seperti sensasi
terbakar di dada,
mulut asam, mual
muntah
3. Ranitidin HCL Ranitidin 150 mg Menghambat Tablet
150 mg produksi asam Injeksi
(golongan lambung yang
antagonis H2) berlebih
4. Antasida Doen Dried 260 mg Antasida bekerja Tablet
(golongan alumunium 200 mg dengan cara
antasida) hyroide menetralisir asam
Magnesium lambung. Obat ini
hydroide bekerja saat kadar
asam lambung
meningkat.
Dengan begitu
keluhan akibat
naiknya asam
lambung seperti
nyeri ulu hati, rasa
panas di dada,
mual, muntah atau
perut kembung
mereda
5. Antasida Doen Alumunium 200 mg Antasida bekerja Suspensi
(golongan hydroide 200 mg dengan cara
antasida) Magnesium menetralisir asam
hydroide lambung. Obat ini
bekerja saat kadar
asam lambung
meningkat.
Dengan begitu
keluhan akibat
naiknya asam
lambung seperti
nyeri ulu hati, rasa
panas di dada,
mual, muntah atau
perut kembung
mereda
5. Sucralfate Per 5 ml 500 Bekerja dengan Suspensi
(antiulserasi) mengandung mg/5 cara membentuk
sucralfate ml lapisan pada dasar
500 mg tukak lambung
sehingga
melindungi tukak
dari pengaruh
agresif asam
lambung dan
pepsin
6. Rebamipide 100 Rebamipide 100 mg Bekerja dengan Tablet
mg cara meningkatkan
jumlah lendir
lambung dan
merangsang aliran
darah mukosa
lambung untuk
mengatasi
gangguan
hemodinamik
sehingga
membantu untuk
menekan
peradangan dan
memperbaiki
mukosa lambung

Golongan Obat : bebas

Klasifikasi Terapi : Antidiare

No. Nama Obat Isi Dosis Mekanisme Kerja Bentuk


Sediaan Sediaan
1. New diatabs Attapulgit 600 mg Bekerja dengan cara Tablet
(golongan obat mengadsorbsi racun
bebas) dan bakteri penyebab
diare, mengurangi
frekuensi buang air
besar, dan
memperbaiki
konsistensi feses
yang encer
2. Neo diaform Kaolin 550 mg Kaolin dan pectin Tablet
(obat bebas) Pectin 20 mg bekerja dengan cara
menyerap racun dan
zat lain dari dalam
usus dan membantu
memadatkan feses
yang cair
3. Loremid Loperamid 2 mg Bekerja dengan cara Tablet
(loperamid) hcl memperlambat salut
(obat keras) gerakan saluran selaput
pencernaan sehingga
usus memiliki banyak
waktu untuk
menyerap cairan dan
nutrisi dari makanan
yang dikonsumsi dan
membuat feses
menjadi padat

Golongan Obat : bebas

Klasifikasi Terapi : Vitamin

No. Nama Obat Isi Dosis Mekanisme Kerja Bentuk


Sediaan Sediaan
1. Vitamin A (obat Vitamin Kapsul Menjaga sistem Kapsul
bebas) A biru kekebalan tubuh, Tablet
(100.000 menjaga kesehatan salut
IU) mata, kulit, serta
Kapsul organ reproduksi,
biru membantu proses
(200.000 pembentukan tulang,
IU) serta mempercepat
Tablet penyembuhan luka
salut
gula
(6000
IU,
20.000
IU,
50.000
IU)
2. Vitamin B6 10 Vitamin 10 mg Vitamin B6 berperan Tablet
mg (vitamin & B6 untuk mengubah
sumplement obat makanan yang
bebas) dikonsumsi menjadi
energi, memproduksi
sel darah merah, dan
menjaga kerja
jaringan saraf

Golongan Obat :Keras

Klasifikasi Terapi : Obat Antinflmasi steroid

No. Nama Obat Isi Dosis Mekanisme Bentuk


Sediaan Kerja Sediaan
1. Dexamethason dexamethason 0,5 mg berkerja dengan Tablet
0,75 mg cara
menurunkan
peradangan dan
menurunkan
sistem kekebalan
tubuh. Sama
seperti steroid
yang
dihasilkan oleh
tubuh secara
alami.
2. Methylorednisolone methylorednisolone 4 mg bekerja dengan Tablet
8 mg mempengaruhi
16 mg kecepatan sintesis
protein. Molekul
hormone yang
memasuki
membran plasma
jaringan target
secara difusi
pasif, akan
membentuk
kompleks
reseptor-steroid
terhadap reseptor
protein spesifik
sehingga
menstimulasi
sintesis protein
spesifik yang
merupakan
perantara efek
fisiologi steroid.
Pada beberapa
jaringan,
misalnya hepar,
hormon steroid
merangsang
transkripsi dan
sintesis protein
spesifik; pada
jaringan lain,
misalnya sel
limfoid dan
fibroblas, hormon
ini bersifat
katabolic
3. hydrocortisone hydrocortisone 1% bekerja dengan Krim
cara mencegah
pelepasan
senyawa kimia
dalam tubuh yang
dapat
menyebabkan
peradangan.
Hampir semua
penyakit diawali
dari peradangan,
itulah sebabnya
obat golongan
steroid sering
disebut obat dewa
karena dapat
menyembuhkan
semua penyakit
yang dasarnya
adalah
peradangan.

Golongan Obat :Keras

Klasifikasi Terapi : Anti asma

No. Nama Obat Isi Dosis Mekanisme Bentuk


Sediaan Kerja Sediaan
1. Theobron Theophyline 130 mg bekerja dengan Tablet
cara
mengendurkan
otot di saluran
pernapasan
sehingga udara
dapat mengalir
dengan lebioh
lancar dan proses
bernapas juga
bisa lebih
mudah.
2. salbutamol Salbutamol 2 mg Salbutamol Tablet
4 mg bekerja dengan
cara melemaskan
otot-otot di
sekitar saluran
pernapasan yang
menyempit,
sehingga udara
dapat mengalir
lebih lancar ke
dalam paru-paru.
Salbutamol
bekerja dengan
cepat. Efek obat
ini bisa dirasakan
dalam beberapa
menit setelah
digunakan dan
bertahan selama
3–5 jam.
3. symbicort Budesonide/ 160 digunakan untuk tubehaler
formoterol mcg/4,5mcg mengatasi
serangan asma
dan PPOK
(Penyakit Paru
Obstruktif
Kronik) berat
seperti, bronkitis
kronis dan
emfisema serta
riwayat ekserbasi
(kekambuhan
parah) asma
berulang yang
disertai dengan
keadaan sesak,
mengi, batuk,
dada terasa berat
atau kombinasi
dari beberapa
gejala di atas.
4. Rethaphyl SR Theophyline 300 mg Obat ini Tablet
digunakan untuk
meringankan dan
mengatasi
serangan asthma
bronkhial.
Theophylline
merupakan
turunan
metilxantin yang
mempunyai efek
antara lain
merangsang
susunan saraf
pusat dan
melemaskan otot
polos pada
bronkus

Golongan Obat :Keras

Klasifikasi Terapi : Obat mukolitik

No. Nama Obat Isi Dosis Mekanisme Bentuk


Sediaan Kerja Sediaan
1. ambroxol ambroxol 30 mg obat mukolitik Tablet &
berfungsi untuk sirup
mengecerkan
dahak yang
banyak dan kental
hingga
menyumbat
saluran
pernapasan.
2. erdostain erdostain 300 mg bekerja dengan Tablet
cara membuat
dahak yang
terdapat pada area
saluran
pernapasan
menjadi encer.
Dengan begitu,
dahak akan lebih
mudah keluar saat
batuk. Selain bisa
meredakan batuk
berdahak, obat ini
juga memiliki
efek antioksidan,
antibakteri, dan
juga anti
peradangan
3. Guaiafenesin Guaiafenesin 100 mg bekerja dengan Tablet
cara
mengencerkan
dahak, sehingga
dahak bisa lebih
mudah
dikeluarkan dari
saluran
pernapasan. Obat
ini sering
dikombinasikan
dengan obat lain
di dalam produk
obat flu dan batuk

Golongan Obat : Obat Keras

Klasifikasi Terapi : Antibiotik

Bentuk
No. Nama Obat Isi Dosis Mekanisme Kerja
Sediaan
1. Amoxicillin Amoxicillin 500 mg Menghambat protein Tablet
pembentuk dinding sel
bakteri, sehingga
dinding sel tidak
terbentuk,
pertumbuhan bakteri
terhenti, dan akhirnya
mati.
2. Baquinor F Ciprofloxacin 500 mg Merupakan antiobiotik Kaplet
kelas quinolone yang
bekerja dengan cara
menghentikan
pertumbuhan bakteri
dengan menghambat
mekanisme kerja
enzim DNA girase
yang berperan dalam
pembelahan sel
bakteri.
3. Cefila Cefixime 100 mg Termasuk ke dalam Tablet
golongan antibiotik
sefalosporin generasi
III yang bekerja
dengan cara
menghambat
pembentukan dinding
sel bakteri sehingga
bakteri tidak dapat
bertahan hidup dan
infeksi dapat teratasi.
4. Cefadroxil Cefadroxil 500 mg Menghambat sintesis Kapsul
protein untuk
pembentukan dinding
sel bakteri sehingga
menyebabkan
kematian bakteri
(bakteriosidal).
5. Doxycycline Doxycycline 100 mg Mengikat subunit Kapsul
ribosom 30S dan
subunit ribososm 50S
yang dapat
menghalangi
pengikatan aminoasil
tRNA ke mRNA dan
menghambat sintesis
protein bakteri,
sehingga menyebabkan
kematian bakteri.
6. Erythromycin Erythromycin 500 mg Mengikat sub unit 50s Kaplet
dan 70s dari ribosom
bakteri sehingga
menghambat translasi
mRNA akibatnya
sistesis protein akan
terganggu sehingga
pertumbuhan bakteri
akan terhambat.
7. Clindamycin Clindamycin 150 mg Menghambat sintesis Kapsul
300 mg protein bakteri dengan
mengikat subunit
ribosom 50S secara
reversibel, sehingga
mencegah
pembentukan ikatan
peptida, perakitan
ribosom, dan proses
translasi.
8. Azithromycin Azithromycin 500 mg Mengikat sub unit 50s Tablet
dari ribosom bakteri
sehingga menghambat
translasi mRNA.
Dengan demikian
sistesis protein akan
terganggu sehingga
pertumbuhan bakteri
akan terhambat.
9. Cefotaxime Cefotaxime 1 gr Bersifat bakterisidal Serbuk
dan merupakan Injeksi
antibiotik semisintetik.
Mekanisme kerjanya
serupa dengan
kelompok β-laktam
lainnya, yaitu
menghambat
pembentukan dinding
sel bakteri.
10. Metronidazole Metronidazole 500 mg Berdifusi ke dalam Tablet
organisme dan
menghambat sintesis
protein serta
berinteraksi dengan
DNA yang
menyebabkan
hilangnya struktur
DNA heliks dan
kerusakan untai DNA
pada bakteri sehingga
menyebabkan
kematian sel pada
bakteri penyebab
penyakit.
11. Lincomycin Lincomycin HCl 500 mg Menghambat sintesis Kapsul
protein bakteri dengan
mengikat subunit
ribosom 50S yang
mengakibatkan
terhambatnya
pembentukan ikatan
peptida.
12. Levofloxacin Levofloxacin 1. Tablet 500 Menghambat bakteri 1. Tablet
mg topoisomerase IV dan 2. Infus
2. Infus 500 DNA-girase, enzim
mg/100 ml yang diperlukan untuk
replikasi DNA,
transkripsi, perbaikan,
rekombinasi dan
transposisi, sehingga
menghambat relaksasi
DNA superkoil dan
kerusakan untai DNA
bakteri.
13. Ofloxacin Ofloxacin 400 mg Termasuk golongan Tablet
antibiotik kuinolon
yang bekerja dengan
cara mencegah
pertumbuhan dan
membunuh bakteri
penyebab infeksi.

14. Thiamphenicol Thiamphenicol 500 mg Menghambat sintesis Kapsul


protein bakteri yang
rentan, sehingga
menghambat
pertumbuhan sel
bakteri.
15. Ceftriaxone Ceftriaxone 1 gr Menghambat sintesis Serbuk
dinding sel bakteri Injeksi
sehingga terjadi
kebocoran sel bakteri
dan bakteri lisis.
16. Meropenem Meropenem 1 gr Menghambat sintesis Injeksi
dinding sel bakteri
sehingga terjadi
kebocoran sel bakteri
dan bakteri lisis.
17. Genoint Gentamicin 1 mg Menghambat sintesis Tetes Mata
protein yang berikatan
dengan subunit 30S
ribosom bakteri atau
beberapa protein
terikat pada subunit
50S ribosom dan
menghambat
translokasi peptidil-
tRNA dari situs A ke
situs P yang
menyebabkan
kesalahan pembacaan
mRNA sehingga
bakteri tidak mampu
mensintesis protein
vital untuk
pertumbuhannya.
18. Erlamycetin Chloramphenicol 1% Menghambat sintesa Salep
protein bakteri dengan Mata
cara menganggu
transfer asam amino

Golongan Obat : keras

Klasifikasi Terapi : Obat Antiemetik

No Nama Obat Isi Dosis Mekanisme Kerja Bentuk


Sediaan
1 Ondansetron Ondansetron 4 mg Menghalangi salah Tablet
8 mg satu zat alami tubuh
(serotonin) yang
menyebabkan muntah
2 Ondansetron Ondansetron 4 mg/2 Menghalangi salah Injeksi
ml satu zat alami tubuh
8 mg/ 4 (serotonin) yang
ml menyebabkan muntah
3 Metoclopramide Metoclopramide 10 mg Mendorong makanan Tablet
lebih cepat dari
lambung ke usus
4 Dimenhydrinate Dimenhydrinate 50 mg Bersaing dengan
histamin untuk situs
reseptor H1, sehingga
memberikan efek
antimual dan
antivertigo

Golongan Obat : keras

Klasifikasi Terapi : Antivirus

Bentuk
No Nama Obat Isi Dosis Mekanisme Kerja
Sediaan
1 Avigan Favipirafir 200 mg Membantu Tablet
menghambat replikasi
jenis-jenis virus
2 Acyclovir Acyclovir 200 mg Membantu mengatasi Tablet
400 mg infeksi yang dipicu
oleh pertumbuhan
virus, seperti herpes
simpleks, cacar air,
serta herpes zoster
3 Oseltamivir Oseltamivir 75 mg Menghambat enzim Kapsul
neuraminidase, yaitu
enzim pada
permukaan virus yang
berfungsi untuk
mereplikasi dan
menginfeksi

Golongan Obat : Obat Keras

Klasifikasi Terapi : Antijamur

No Nama Obat Isi Dosis Mekanisme Kerja Bentuk


Sediaan
1 Ketokonazol Ketokonazol 200 mg Menghentikan Tablet
pertumbuhan jamur,
dengan menghambat
kerja enzim sitokrom
pada membran sel
jamur, sehingga
mengganggu
pembentukan
ergosterol (komponen
penting dari membran
sel jamur)
2 Nystatin Nystatin 100.000 Mengganggu Suspensi
IU permeabilitas dinding
sel dengan mengikat
sterol, terutama
ergosterol, dalam
membran sel jamur,
sehingga
memungkinkan
kebocoran isi seluler
jamur

Obat Antikonstipasi
Bentuk
No Nama Obat Isi Dosis Mekanisme Kerja
Sediaan
1 Dulcolax Bisacodyl 5 mg Mengatasi konstipasi Tablet
(sulit buang air
besar/sembelit)
dengan cara
merangsang otot-otot
usus besar untuk
mengeluarkan kotoran
2 Lactolax Per 5 mL 60 ml Membantu Sirup
mengandung: melunakkan tinja dan
Laktulosa membuatnya lebih
3.335 gram mudah untuk
dikeluarkan

Golongan Obat : Obat Keras

Klasifikasi Terapi :Anti Diabetes

No Nama Obat Isi DosisS MekanismeKerja BemtukS


. ediaan ediaan
1. Acarbose Acarbose 100 mg Memperlambat proses pencernaan dan Tablet
& 300 penyerapankarbohidrat di dalam usus
mg
2. Glimepiride Glimepiride 1 mg,2 Mendorongprankeasdenganbertujuanun Tablet
mg,3 tukmemproduksi insulin dan
mg,& 4 membantutubuhmemaksimalkankerja
mg insulin
3. Metformin Metformin 500 mg Menurunkanglukosadarahmelaluipenga Tablet
& 800 ruhnyaterhadapkerja insulin pada
mg tingkatselular dan
menurunkanproduksiglukosahati
4. Glibenclami Glibenclami 5 mg Denganmerangsangtubuhuntuklebihba Tablet
de de nyakmemproduksilebihbanyak insulin
5. Gliclazed Gliclazed 60 mg Meningkatkansekresi insulin oleh sel Tablet
& 80 beta pancreas.
mg
6. Gliquidone Gliquidone 30 mg Merangsangproduksi insulin dan Tablet
meningkatkanmetabolismekarbohidrat.
7. Protaz Pioglitazone 15 mg Meningkatkankepekaantubuhterhadap Tablet
HCl & 30 insulin denganmengontrolkadar gula
mg darah.
8. Chlorpropa Chlorpropa 250 mg Menstimulasisekresi insulin endogen Tablet
mide mide darisel pancreas dan
meningkatkansekresi insulin.

Golongan Obat : Obat Keras

Klasifikasi Terapi : Anti Platelet

N Nama Isi DosisSe Mekanismekerja BentukSe


o. Obat diaan diaan
1. Aspilet Acetylsali 80 mg Mencegahterjadinyapembekuandarah dan Tablet
cylic menghambatproduksi platelet dariselendotel.
Acid
2. Cloprid Clopidogr 75 mg Menghambataktivasikompleksglikoprotein Tablet
ogrel el yang di mediasi ADP yang
menimbulkanterhadapagresiasi platelet.
3. Simarc Warfarin 2 mg Menghambatkoagulasidenganjalanmencegah Tablet
Sodium reduksi vitamin K secaraenzimatik di
dalamhatisehinggaaktivasi factor
pembekuandarahtidakterganggu.
4. Cilostaz Cilostazol 100 mg Menghambat keeping darah yang Tablet
ol salingmenempelsehinggamencegahterjadiny
apenggumpalandarah.
Golongan obat : Narkotika

Klasifikasiterapi : Analgesiknarkotika

No Nama obat Isi Dosis Mekanisme kerja Bentuk


sediaa sediaan
n
1. Clopedin Pethidine 50 Mengaktifkan reseptor opioid di Ampul
HCI mg/ml susunan saraf pusat sehingga implus
nyeri terhambat.
2. Fentanyl Fentanil 50mc Memblokir sinyal rasa sakit pada sel Ampul
g/ml saraf yang menujuotak.
3. MST Morfinsulfa 10 mg Mengikat dan mengaktivasi reseptor N- Tablet
continus t 15 mg opioid yang dapat meningkatkan
30 mg ambang batas nyeri sehingga dapat
mengurangi rasa nyeri pasca operasi.
D. Brosur
E. Skrining Resep Rawat Jalan & Rawat Inap (KPA & KPO)

Skrining reaep Rawat jalan


Skrining resep rawat inap
Resep
Skrining resep KPO
Contoh KPO
Skrining KPA
Contoh KPO
4. Contoh Faktur Dan Surat Pesanan
5. Penyimpanan Obat Di Gudang
6. Penyimpanan Obat Di Rawat Jalan

Lemari Obat Di Instalasi Farmasi Lemari Obat High Alert, LASA, dan
Rawat Jalan Obat TBC

Lemari Obat-Obat Tertentu, Lemari syrup, Tetes Mata, Tetes


Prekusor, dan Alkes Telinga, Salep, Injeksi

Lemari Narkotika & Psikotropika Meja Meracik Obat


7. Penyimpanan Obat Di Rawat Inap

Lemari penyimpanan obat di Rawat


Inap Rumah Sakit Kumala Siwi Lemari narkotika & psikotropika
Kudus

Lemari injeksi High Alert, LASA Lemari injeksi


Lemari infus dan injeksi Lemari penyimpanan syrup

Lemari penyimpanan obat High Lemari penyimpanan prekusor dan


Alert, LASA alkes

Lemari penyimpanan infus

8. Macam-Macam etiket
FORM PENILAIAN SIKAP DAN PERILAKU (PERFORMANCE)

NAMA :DINDA AMELIA


NIM : F420185058
TEMPAT PKL : RSU KUMALA SIWI

NILAI
No. ASPEK YANG DINILAI
ANGKA
A KEPRIBADIAN
1 PRAKARSA
Kemampuan untuk mengajukan gagasan-gagasan yang bermanfaat
bagi kepentingan individu/kelompok
2 DISIPLIN
Kemampuan untuk hadir tepat waktiu dan dapat menyelesaikan tugas
tepat waktu
3 KERJASAMA
Kemampuan untuk menyelesaikan tugas bersama, berinteraksi
dengan sesama tim praktik dan pembimbing
4 KEPEMIMPINAN
Kemampuan untuk menggerakkan mahasiswa lainnya dan
menciptakan hubungan yang serasi dengan tim kerja lain atau
pembimbing serta mengatasi permasalahan yang mungkin terjadi
untuk tujuan positif
5 TANGGUNGJAWAB
Bertanggungjawab terhadap pekerjaan dan tugas atas diri sendiri dan
tidak saling menyalahkan pihak lain apabila ada kekurangan
B PRAKTIK
1 KOMUNIKASI
a. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
b. Menciptakan suasana yang kondusif
c. Beretika dalam penyampaian informasi
2 PENGKAJIAN
a. Administrasi Kefarmasian
b. Pelayanan Kefarmasian
3 IDENTIFIKASI
a. Pengembangan Sistem Kerja
- Kerjasama tim yang menunjang kegiatan
- Memelihara keamanan, kenyamanan dan privasi
- Interaksi dengan tim kerja
- Sistematika/alur kerja
b. Evaluasi
- Memperhatikan respon dan tindakan
- Menentukan tindak lanjut
4 IMPLEMENTASI
Dokumentasi Hasil Manajement Proses
a. Mencatat semua kegiatan yang dilakukan
b. Pemahaman seluruh aspek kefarmasian
c. Laporan jelas dan mudah dipahami
TOTAL NILAI
NB : Rentang Nilai Tiap Aspek = 1-10

Tanggal Penilaian

Nama Penilai

Jabatan Penilai

Tanda tangan & stampel


Instansi / Tempat PKL
FORM PENILAIAN CAPAIAN KOMPETENSI

NAMA : DINDA AMELIA


NIM : F420185058
TEMPAT PKL : RSU KUMALA SIWI

Nilai Penugasan/
No Kompetensi Capaian Kompetensi
PRAKTIK Studi Kasus
1 Mahasiswa mampu  Mengetahui proses
melakukan perencanaan order
pengelolaan sediaan sediaan farmasi dan
farmasi dan alkes alkes
 Mengetahui proses
pengadaan/pembelian
sediaan farmasi dan
alkes
 Melakukan proses
penerimaan barang
 Melakukan proses
penyimpanan barang
 Melakukan proses
pengeluaran barang
 Mampu menata
sediaan farmasi dan
alkes sesuai
ketentuan
2 Mahasiswa mampu  Mampu melakukan
melakukan pelayanan skrining administrasi
resep rawat jalan di resep
bawah pengawasan  Mampu
apoteker mengidentifikasi
kesesuaian farmasetis
 Mampu melakukan
identifikasi
kesesuaian klinis
 Mampu melakukan
penyiapan resep dan
menyerahkan resep
kepada pasien
 Mampu membuat
etiket dengan benar
 Mampu menjelaskan
cara dan aturan pakai
obat dalam resep

3 Mahasiswa mampu Mampu melakukan


melakukan pelayanan skrining administrasi
resep rawat inap di resep
bawah pengawasan  Mampu
apoteker mengidentifikasi
kesesuaian farmasetis
 Mampu melakukan
identifikasi
kesesuaian klinis
 Mampu melakukan
penyiapan resep dan
menyerahkan resep
kepada pasien
 Mampu membuat
etiket dengan benar
 Mampu menjelaskan
cara dan aturan pakai
obat dalam resep
TOTAL NILAI
RATA-RATA
NB : Rentang Nilai Tiap Kompetensi =1 – 100

Tanggal Penilaian

Nama Penilai

Jabatan Penilai

Tanda tangan &


stampel Instansi /
Tempat PKL
NILAI PKL

Anda mungkin juga menyukai