DINDA AMELIA
(F420185058)
S1 Farmasi 4B
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
serta saran dari pembaca dan semua pihak yang bersifat mendukung kami harapkan dapat
memperbaiki laporan ini.
Dinda amelia
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN FARMASI (PKL)
KOMPETENSI
(Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan)
Disusun Oleh :
DINDA AMELIA
(F420185058)
S1 Farmasi 4B
URAIAN KEGIATAN
Instalasi Farmasi harus dapat memastikan bahwa obat disimpan secara benar dan
diinspeksi secara periodik.
Metode penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan,
dan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dan
disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired First Out (FEFO)
dan First In First Out (FIFO) disertai sistem informasi manajemen. Penyimpanan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang penampilan
dan penamaan yang mirip (LASA, LookAlikeSoundAlike) dan Obat-obat HighAlert
(HAM) tidak ditempatkan berdekatan dan harus diberi penandaan khusus untuk
mencegah terjadinya kesalahan pengambilan Obat.
1.5 Pendistribusian Atau Pengeluaran Barang
Distribusi adalah kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah sakit
untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan
serta untuk menunjang pelayanan medis.Distribusi merupakan suatu rangkaian
kegiatan dalam rangka menyalurkan/menyerahkan sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahanmedishabispakai dari tempat penyimpanan sampai kepada unit
pelayanan/pasien dengan tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan
waktu. Rumah Sakit harus menentukan sistem distribusi yang dapat menjamin
terlaksananya pengawasan dan pengendalian sediaanfarmasi, alat kesehatan, dan
bahanmedishabispakai di unit pelayanan.
Sistem distribusi di unit pelayanan dapat dilakukan dengan cara:
1. Sistem Persediaan Lengkap di Ruangan (floorstock)
a. Pendistribusian sediaanfarmasi, alat kesehatan, dan bahanmedishabispakai
untuk persediaan di ruang rawat disiapkan dan dikelola oleh
instalasifarmasi.
b. Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahanmedishabispakai yang disimpan
di ruang rawat harus dalam jenis dan jumlah yang sangat dibutuhkan.
c. Dalam kondisi sementara dimana tidak ada petugas farmasi yang mengelola
(di atas jam kerja) maka pendistribusiannya didelegasikan kepada
penanggungjawab ruangan.
d. Setiap hari dilakukan serah terima kembali pengelolaan obat floorstock
kepada petugas farmasi dari penanggung jawab ruangan.
e. Apoteker harus menyediakan informasi, peringatan dan kemungkinan
interaksi obat pada setiap jenis obat yang disediakan di floorstock.
f. Sistem distribusi persediaan lengkap ini hanya digunakan untuk kebutuhan gawat
darurat dan bahan dasar habis pakai.
Kerugian/kelemahan sistem distribusi perbekalan farmasi persediaan lengkap di
ruang sangat banyak. Oleh karena itu, sistem ini hendaknya tidak digunakan lagi.
Dalam sistem ini, tanggung jawab besar dibebankan kepada perawat, yaitu
menginterpretasi order dan menyiapkan perbekalan farmasi, yang sebetulnya
adalah tanggung jawab apoteker. Dewasa ini telah diperkenalkan sistem
distribusi perbekalan farmasi desentralisasi yang melaksanakan sistem
persediaan lengkap di ruang, tetapi di bawah pimpinan seorang apoteker. Jika
sistem desentralisasi ini dilakukan, kekurangan dari sistem distribusi perbekalan
farmasi persediaan lengkap di ruang akan dapat diatasi.
2.2 perencanaan
Perencanaan perbekalan farmasi dilakukan dengan baik dan sistematis karena
dilakukan oleh petugas di instalasi farmasi RSU kumala siwi. Perencannan di lakukan
untuk menghindari kekosongan obat dengan metote yang dapat di pertanggung
jawabkan. Kegiatan perencanaan di RSU kumala siwi menggunakan metode
konsumsi dimana perencanaan didasarkan pada obat obat yang sering keluar atau
yang sering di resepkan pada dokter pada waktu 3 bulan sebelumnya.
2.3 Pengadaan
Pengadaan di instalasi farmasi RSU kumala siwi dilakukan dengan bertujuan untuk
merealisasikan perencanaan kebutuhan. Tiga Pengadaan yang dilakukan di RSU
kumala siwi. Yang pertama pemebelian, pembeliaan dilakukan dengan cara memesan
obat atau alkes dari PBF dengan menggunakan surat pesanan ( SP ) . surat pesanan
ada 2 jenis yaitu untuk obat obat yang regular dan obat obat khusus seperti narkotika,
psikotropika, OOT, dan perkusor. Yang kedua produksi. Kegiatan produksi yang
dilakukan di Instalasi Farmasi RSU Kulasiwi Kudus yaitu repackaging (pengemasan ulang)
seperti pembuatan kapsul.dan yang ketiga sumbangan (hibah). Selain melalui pembelian dan
produksi, pengadaan juga dapat melalui sumbangan (Hibah) yang diperoleh dari program
pemerintah.
2.4 Penerimaan
Pedagang Besar Farmasi (PBF) mengantar obat yang dipesan sesuai dengan
SP dan membawa faktur yang kemudian dilakukan penerimaan oleh petugas apotek
yang sebelumnya barang diperiksa terlebih dahulu sesuai apa tidak dengan jumlah dan
jenis barang yang dipesan. Pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas apotek meliputi
kelengkapan barang tersebut seperti nama obat, sediaan, jumlah obat, kemasan dan
tanggal expiredatenya, apabila sesuai dengan pemesanan maka APA atau TTK
menanda tanganinya serta memberi stampel. Faktur-faktur yang telah masuk
dikumpulkan dan datanya dimasukkan ke komputer yang kemudian setelah itu
divalidasi oleh APA. sedangkan untuk obat-obat khusus harus ditanda tangani oleh
apoteker penanggung jawab.
2.5 Penyimpanan
Barang yang telah diterima kemudian disimpan digudang dan disesuaikan
tempat penyimpanannya seperti lemari / rak masing-masing, berdasarkan alfabetis dan
jenis sediaanya. Khusus untuk sediaan seperti insulin dan suppositoria disimpan di
dalam lemari es. Untuk penyimpanan narkotika dan psikotropika berdasarkan
KepMenKes , penyimpanannya harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain
yang kuat, harus mempunyai kunci yang berbeda. . Obat-obatan didistribusikan
berdasarkan sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expire First
Out).Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang penampilan dan penamaan yang mirip (LASA, LookAlikeSoundAlike) dan
Obat-obat HighAlert (HAM) tidak ditempatkan berdekatan dan harus diberi
penandaan khusus atau di beri jarang untuk mencegah terjadinya kesalahan
pengambilan Obat.
2.6 Pendistnribusian
Kegiatan mendistribusikan farmasi di RSU kumala siwi adalah Kegiatan pendistribusian
sediaan farmasi dan alkes dilakukan dari tempat penyimpanan sampai ke unit
pelayanan/pasien. Sistem distribusi di RSU kumala siwi ada 3 yaitu, yang pertama IP (
individual prescribing/perorangan) merupakan pendistribusian yang secara langsung
diserahkan kepada pasien rawat jalan atau inap berdasarkan resep. Yang ke dua One
daily dose (ODD) untuk pasien rawat inap dimana obat di disiapkan dalam dosis
tunggal untuk pemakaian 1 hari. Dan yang terakhir Floor stock yaitu stock tinggal
yang ada dibeberapa Depo seperti Instalasi Rawat Jalan dan Rawat Inap, Instalasi
Bedah Sentral dan Instalasi Gawat Darurat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Selama kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di RSU kumla siwi dapat
disimpulkan bahwa:
1. Gudang merupakan saranan pendukung dan operasi industry farmasi yang
berfungsi untuk menyimpan bahan baku , bahan kemas dan obat jadi yang
belum didistribusikan.
2. Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan adalah suatu proses yang
merupakan siklus kegiatan yang dimulai dari Perencanaan, Pengadaan,
Penerimaan, Penyimpanan, dan pendistribusian.
3.2 Saran
Saran untuk gudang pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan untuk
menyediakan obat-obat maupun alat kesehatan yang sering dikonsumsi pasien dengan
stok yang banyak agar tidak terjadi kekosongan obat.
DAFTAR PUSTAKA
Disusun Oleh :
DINDA AMELIA
(F420185058)
S1 Farmasi 4B
FAKULTAS KESEHATAN
2021
URAIAN KEGIATAN
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan praktik kerja lapangan di instalasi farmasi rawat inap RSU
kumala siwi dapat disimpulkan bahwa:
1. Setiap resep baru dicatat dan didokumntasikan dalam formulir KPO & KPA (catatan
profil buku resep rawat inap obat) dan diinput di aplikasi RS.
2. Setiap resep masuk dilakukan skring terlebih dahulu.
3. Pelayan resep di farmasi rawat inap menggunakan metode UDD dan ODD.
4. Resep dilakukan double cek sebelum diserahkan ke perawat.
5. Penataan obat berdasarkan jenis, bentuk sediaan dan secara alfabetis
B. Saran
1. Mempersiapkan diri dari segi akademik serta keterampilan agar selama
PKL dapat mencari informasi sebanyak – banyaknya
2. Memanfaatkan ilmu yang di dapatkan selama PKL berlangsung
3. Mahasiswa dapat bersosialisasi dengan karyawan di rsu kumala siwi tempat
mahasiswa melaksanakan PKL
4. Melaksanakan tugas yang diberikan dengan penuh tanggung jawab dan
disiplin yang tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Disusun Oleh :
DINDA AMELIA
(F420185058)
S1 Farmasi 4B
TUDI S1 FARMASI
FAKULTAS KESEHATAN
2021
URAIAN KEGIATAN
G.Pelayanan Informasi obat harus benar, jelas, mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis,
bijaksana dan terkini sangat diperlukan dalam upaya penggunaan obat yang rasional oleh
pasien. Sumber informasi obat adalah Buku Farmakope Indonesia, Informasi Spesialite Obat
Indonesia (ISO), Informasi Obat Nasional Indonesia (IONI), Farmakologi dan Terapi, serta
buku-buku lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Instalasi farmasi rawat jalan merupakan apotek yang melayani resep rawat jalan, resep
instalasi gawat darurat (IGD) dan resep dari ruangan poli , dengan tujuan sebagai apotek
yang melayani pasien rawat jalan. Pengkajian Resep dilakukan untuk menganalisa adanya
masalah terkait Obat, bila ditemukan masalah terkait Obat harus dikonsultasikan kepada
dokter penulis Resep. Apoteker harus melakukan pengkajian Resep sesuai persyaratan
administrasi, persyaratan farmasetik, dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap
maupun rawat jalan.persyaratan administrasi dapat meliputi nama, umur, jenis kelamin,
berat badan, tinggi badan, nomor izin, alamat, paraf dokter, tanggal resep, ruang/unit asal
resep, nama obat, bentuk dan kekuatan sediaan , jumlah obat, stabilitas, aturan cara
penggunaan, ketepatan indikasi, duplikasi pengobatan dan reaksi obat yang tidak
dikehendaki.
Konseling Obat adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait terapi Obat
dari Apoteker kepada pasien dan/atau keluarganya. Konseling untuk pasien rawat jalan
maupun rawat inap di semua fasilitas kesehatan dapat dilakukan atas inisitatif Apoteker,
rujukan dokter, keinginan pasien atau keluarganya. Pemberian konseling yang efektif
memerlukan kepercayaan pasien dan/atau keluarga terhadap Apoteker. Pemberian
konseling Obat bertujuan untuk mengoptimalkan hasil terapi, meminimalkan risiko reaksi
Obat yang tidak dikehendaki, dan meningkatkan costeffectiveness yang pada akhirnya
meningkatkan keamanan penggunaan Obat bagi pasien (patientsafety).
Penyiapan sediaan farmasi dan alat kesehatan di instalasi rawat jalan sesuai dengan
permintaan yang tertulis pada resep. Setiap obat yang diserahkan diinput(di biling) dalam
aplikasi yang ada di rsu kumala siwi sehingga jumlah barang yang keluar dan tersedia
dapat diketahui. Pengambilan obat dan pemberian etiket dilakukan oleh orang yang
berbeda dengan tujuan untuk menghindari kekeliruan dalam pengambilan obat atau
biasanya disebut dengan cross check kembali. Saat penyerahan obat dan alat kesehatan ke
pasien dengan nomor.antrian.Apoteker melakukan konfirmasi kepasien menanyakan
nama,alamt dan umur juga harus dilakukan pengecekan kembali oleh Apoteker untuk
memastikan tidak adanya kekeliruan dalam penyerahan obat kepasien.
Penyimpanan perbekalan farmasi dan alat kesehatan di RSU kumala siwi disusun
menurut bentuk sediaan dan alfabetis. Seperti untuk obat generik, paten dan injeksi
ditaruh pada rak yang berbeda. Begitu juga dengan obat high alert disimpan dalam rak
berbeda yang diberi tanda dengan dengan warna merah dan label high alert. Untuk obat
golongan narkotika disimpan dalam wadah khusus didalam lemari dengan menggunakan
gembok ganda untuk menghindari penyalahgunaan. Sediaan yang memerlukan
penyimpanan di suhu dingin pada instalasi rawat inap di RSU kumala siwi disimpan pada
kulkas yang ada diruangan. Untuk alat kesehatan juga disimpan dirak tersendiri untuk
memudahkan rawat jalan. resep narkotika atau oot harus di Sertai nama dan identitas
pasien dan dokter lengkap jelas ( nama dokter, alamat dan stempel )
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan praktik kerja lapangan di instalasi farmasi rawat jalan RSU kumala
siwi dapat disimpulkan bahwa:
1. Setiap resep masuk dilakukan skring terlebih dahulu.
2. Penataan obat berdasarkan jenis, bentuk sediaan dan secara alfabetis
3. Untuk obat obat narkotik dan psikotropik di sediakan lemari khusus.
4. Untuk obat yang butuh suhu khusus di masukan ke dalam lemari pendingin
B. Saran
1. Mempersiapkan diri dari segi akademik serta keterampilan agar selama
PKL dapat mencari informasi sebanyak – banyaknya
2. Memanfaatkan ilmu yang di dapatkan selama PKL berlangsung
3. Mahasiswa dapat bersosialisasi dengan karyawan di rsu kumala siwi tempat
mahasiswa melaksanakan PKL
4. Melaksanakan tugas yang diberikan dengan penuh tanggung jawab dan
disiplin yang tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Nama
No. Kegunaan Gambar
Alkes
1. Abbocath Untuk orang dewasa
18G dan anak dipasang
pada kondisi bedah
mayor, trauma dan
resusitasi cepat.
7. EGC Elektrokardiogram
dewasa merupakan tes
diagnostik umum
yang digunakan untuk
mengevaluasi fungsi
jantung. Serta
merekam aktivitas
listrik dari jantung.
8. EGC anak Pemeriksaan
penunjang dalam
mendiagnosis
kelainan jantung pada
anak yaitu fofotoraks,
laboratorium,
ultrasonografi.
Nama
No. Kegunaan Gambar
Alkes
1. Abbocath Digunakan oleh pasien
No.26 berusia dibawah 1 tahun
(neonatus, bayi, anak) dan
usia lanjut. Untuk
menginfus sebagian besar
cairan infus dan cukurp
mudah untuk melakukan
inservi ke vena yang
sangat kecil, tipis, dan
rapuh.
Bentuk
No. Nama Obat Isi Dosis Mekanisme Kerja
Sediaan
1. Amoxicillin Amoxicillin 500 mg Menghambat protein Tablet
pembentuk dinding sel
bakteri, sehingga
dinding sel tidak
terbentuk,
pertumbuhan bakteri
terhenti, dan akhirnya
mati.
2. Baquinor F Ciprofloxacin 500 mg Merupakan antiobiotik Kaplet
kelas quinolone yang
bekerja dengan cara
menghentikan
pertumbuhan bakteri
dengan menghambat
mekanisme kerja
enzim DNA girase
yang berperan dalam
pembelahan sel
bakteri.
3. Cefila Cefixime 100 mg Termasuk ke dalam Tablet
golongan antibiotik
sefalosporin generasi
III yang bekerja
dengan cara
menghambat
pembentukan dinding
sel bakteri sehingga
bakteri tidak dapat
bertahan hidup dan
infeksi dapat teratasi.
4. Cefadroxil Cefadroxil 500 mg Menghambat sintesis Kapsul
protein untuk
pembentukan dinding
sel bakteri sehingga
menyebabkan
kematian bakteri
(bakteriosidal).
5. Doxycycline Doxycycline 100 mg Mengikat subunit Kapsul
ribosom 30S dan
subunit ribososm 50S
yang dapat
menghalangi
pengikatan aminoasil
tRNA ke mRNA dan
menghambat sintesis
protein bakteri,
sehingga menyebabkan
kematian bakteri.
6. Erythromycin Erythromycin 500 mg Mengikat sub unit 50s Kaplet
dan 70s dari ribosom
bakteri sehingga
menghambat translasi
mRNA akibatnya
sistesis protein akan
terganggu sehingga
pertumbuhan bakteri
akan terhambat.
7. Clindamycin Clindamycin 150 mg Menghambat sintesis Kapsul
300 mg protein bakteri dengan
mengikat subunit
ribosom 50S secara
reversibel, sehingga
mencegah
pembentukan ikatan
peptida, perakitan
ribosom, dan proses
translasi.
8. Azithromycin Azithromycin 500 mg Mengikat sub unit 50s Tablet
dari ribosom bakteri
sehingga menghambat
translasi mRNA.
Dengan demikian
sistesis protein akan
terganggu sehingga
pertumbuhan bakteri
akan terhambat.
9. Cefotaxime Cefotaxime 1 gr Bersifat bakterisidal Serbuk
dan merupakan Injeksi
antibiotik semisintetik.
Mekanisme kerjanya
serupa dengan
kelompok β-laktam
lainnya, yaitu
menghambat
pembentukan dinding
sel bakteri.
10. Metronidazole Metronidazole 500 mg Berdifusi ke dalam Tablet
organisme dan
menghambat sintesis
protein serta
berinteraksi dengan
DNA yang
menyebabkan
hilangnya struktur
DNA heliks dan
kerusakan untai DNA
pada bakteri sehingga
menyebabkan
kematian sel pada
bakteri penyebab
penyakit.
11. Lincomycin Lincomycin HCl 500 mg Menghambat sintesis Kapsul
protein bakteri dengan
mengikat subunit
ribosom 50S yang
mengakibatkan
terhambatnya
pembentukan ikatan
peptida.
12. Levofloxacin Levofloxacin 1. Tablet 500 Menghambat bakteri 1. Tablet
mg topoisomerase IV dan 2. Infus
2. Infus 500 DNA-girase, enzim
mg/100 ml yang diperlukan untuk
replikasi DNA,
transkripsi, perbaikan,
rekombinasi dan
transposisi, sehingga
menghambat relaksasi
DNA superkoil dan
kerusakan untai DNA
bakteri.
13. Ofloxacin Ofloxacin 400 mg Termasuk golongan Tablet
antibiotik kuinolon
yang bekerja dengan
cara mencegah
pertumbuhan dan
membunuh bakteri
penyebab infeksi.
Bentuk
No Nama Obat Isi Dosis Mekanisme Kerja
Sediaan
1 Avigan Favipirafir 200 mg Membantu Tablet
menghambat replikasi
jenis-jenis virus
2 Acyclovir Acyclovir 200 mg Membantu mengatasi Tablet
400 mg infeksi yang dipicu
oleh pertumbuhan
virus, seperti herpes
simpleks, cacar air,
serta herpes zoster
3 Oseltamivir Oseltamivir 75 mg Menghambat enzim Kapsul
neuraminidase, yaitu
enzim pada
permukaan virus yang
berfungsi untuk
mereplikasi dan
menginfeksi
Obat Antikonstipasi
Bentuk
No Nama Obat Isi Dosis Mekanisme Kerja
Sediaan
1 Dulcolax Bisacodyl 5 mg Mengatasi konstipasi Tablet
(sulit buang air
besar/sembelit)
dengan cara
merangsang otot-otot
usus besar untuk
mengeluarkan kotoran
2 Lactolax Per 5 mL 60 ml Membantu Sirup
mengandung: melunakkan tinja dan
Laktulosa membuatnya lebih
3.335 gram mudah untuk
dikeluarkan
Klasifikasiterapi : Analgesiknarkotika
Lemari Obat Di Instalasi Farmasi Lemari Obat High Alert, LASA, dan
Rawat Jalan Obat TBC
8. Macam-Macam etiket
FORM PENILAIAN SIKAP DAN PERILAKU (PERFORMANCE)
NILAI
No. ASPEK YANG DINILAI
ANGKA
A KEPRIBADIAN
1 PRAKARSA
Kemampuan untuk mengajukan gagasan-gagasan yang bermanfaat
bagi kepentingan individu/kelompok
2 DISIPLIN
Kemampuan untuk hadir tepat waktiu dan dapat menyelesaikan tugas
tepat waktu
3 KERJASAMA
Kemampuan untuk menyelesaikan tugas bersama, berinteraksi
dengan sesama tim praktik dan pembimbing
4 KEPEMIMPINAN
Kemampuan untuk menggerakkan mahasiswa lainnya dan
menciptakan hubungan yang serasi dengan tim kerja lain atau
pembimbing serta mengatasi permasalahan yang mungkin terjadi
untuk tujuan positif
5 TANGGUNGJAWAB
Bertanggungjawab terhadap pekerjaan dan tugas atas diri sendiri dan
tidak saling menyalahkan pihak lain apabila ada kekurangan
B PRAKTIK
1 KOMUNIKASI
a. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
b. Menciptakan suasana yang kondusif
c. Beretika dalam penyampaian informasi
2 PENGKAJIAN
a. Administrasi Kefarmasian
b. Pelayanan Kefarmasian
3 IDENTIFIKASI
a. Pengembangan Sistem Kerja
- Kerjasama tim yang menunjang kegiatan
- Memelihara keamanan, kenyamanan dan privasi
- Interaksi dengan tim kerja
- Sistematika/alur kerja
b. Evaluasi
- Memperhatikan respon dan tindakan
- Menentukan tindak lanjut
4 IMPLEMENTASI
Dokumentasi Hasil Manajement Proses
a. Mencatat semua kegiatan yang dilakukan
b. Pemahaman seluruh aspek kefarmasian
c. Laporan jelas dan mudah dipahami
TOTAL NILAI
NB : Rentang Nilai Tiap Aspek = 1-10
Tanggal Penilaian
Nama Penilai
Jabatan Penilai
Nilai Penugasan/
No Kompetensi Capaian Kompetensi
PRAKTIK Studi Kasus
1 Mahasiswa mampu Mengetahui proses
melakukan perencanaan order
pengelolaan sediaan sediaan farmasi dan
farmasi dan alkes alkes
Mengetahui proses
pengadaan/pembelian
sediaan farmasi dan
alkes
Melakukan proses
penerimaan barang
Melakukan proses
penyimpanan barang
Melakukan proses
pengeluaran barang
Mampu menata
sediaan farmasi dan
alkes sesuai
ketentuan
2 Mahasiswa mampu Mampu melakukan
melakukan pelayanan skrining administrasi
resep rawat jalan di resep
bawah pengawasan Mampu
apoteker mengidentifikasi
kesesuaian farmasetis
Mampu melakukan
identifikasi
kesesuaian klinis
Mampu melakukan
penyiapan resep dan
menyerahkan resep
kepada pasien
Mampu membuat
etiket dengan benar
Mampu menjelaskan
cara dan aturan pakai
obat dalam resep
Tanggal Penilaian
Nama Penilai
Jabatan Penilai