Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN MANAJEMEN PEMASARAN FARMASI

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Wedang uwuh merupakan minuman penghangat yang berasal dari alam. Uwuh
dalam bahasa Jawa artinya sampah. Dijuluki uwuh karena ampas atau bahan-bahan
minuman ini tampak seperti sampah tak berguna. Terdapatnya bahan-bahan berkhasiat
tersebut dalam wedang uwuh telah terbukti bermanfaat bagi kesehatan, saat ini mulai
banyak dicari orang untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan terutama dalam
pencegahan penyakit degenaratif yang makin banyak ditemui di masyarakat.
Fakta bahwa wedang uwuh sangat berkhasiat dan menyehatkan tubuh tidak akan
lepas dari jenis bahan yang digunakan. Secara umum wedang uwuh terdiri dari beberapa
bahan rempah yaitu: jahe (Zingiber officinate), kayu Secang (Caesalpina sappan),
cengkeh (Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum), kayu manis (Cinnamomum
zeylanicum), daun pala (Myristica fragrans), sereh (Cymbopogon citratus), kapulaga,
gula batu. Minuman wedang uwuh baik bagi kesehatan tubuh di antaranya untuk
menyembuhkan batuk ringan, menambah stamina tubuh, dan meningkatkan kekebalan
tubuh.
Potensi wedang uwuh sebagai minuman fungsional dalam situasi pandemi Covid-
19 saat ini bisa dimanfaatkan sebagai sumber senyawa bioaktif yang memiliki fungsi
sebagai imunomodulator. Selain itu, kandungan bahan-bahan yang berkhasiat dalam
wedang uwuh telah terbukti bermanfaat bagi kesehatan, antara lain sebagai antioksidan,
antikanker, antiinflamasi, antihiperkolesteorolemia, dan antibakteri. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa wedang uwuh merupakan salah satu minuman fungsional yang
berasal dari bahan alam.

B. TUJUAN
1. Untuk memenuhi tugas manajemen pemasaran kefarmasian.
2. Untuk mengetahui pemasaran wedang uwuh di masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. WEDANG UWUH
Wedang uwuh merupakan minuman khas Imogiri yang terbuat dari bahanbahan
alami seperti rimpang jahe emprit yang dimemarkan, daun cengkeh kering, daun pala
kering, daun kayumanis kering, dan gula jawa yang diseduh dengan air mendidih.
Wedang uwuh mulai ditambahkan dengan kayu secang sebagai pemberi warna menarik
dalam minuman tersebut oleh para pedagang disekitar komplek Makam Raja-Raja di
Imogiri sejak tahun 2003. Begitu pula dengan berbagai macam bahan tambahan seperti
daun sereh, kayu manis, cengkeh, dan kapulaga yang ditambahkan oleh para pedagang di
luar daerah Imogiri, seperti di daerah kota Yogyakarta (Windarno, 2011).
Wedang uwuh disajikan hangat atau panas yang memiliki rasa manis dan pedas
serta beraroma harum. Rasa pedas dihasilkan dari jahe yang digunakan, rasa manis
berasal dari penggunaan gula jawa sedangkan untuk aroma harum berasal dari dedaunan
yang digunakan seperti daun pala, daun cengkeh dan daun kayu manis.
Khasiat Wedang uwuh dipercaya dapat membantu menjaga kekebalan tubuh dari
penyakit utamanya masuk angin serta dipercaya untuk memperlancar peredaran darah
(Anonim., 2013). Rachmawati (2011) mengatakan bahwa fungsi beberapa bahan yang
digunakan di dalam wedang uwuh yaitu antioksidan guna mencegah dan meminimalkan
terjadinya penyakit degeneratif, menurunkan kolesterol, mencegah osteoporosis, anti
diare, dan anti kanker.

B. BAHAN WEDANG UWUH


Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan wedang uwuh adalah daun pala,
daun cengkeh, daun kayu manis, gula jawa, dan jahe.
a. Daun Pala
Pala (Myristica fragrans Houtt) adalah tanaman yang memiliki 200 species dan
seluruhnya tersebar di daerah tropis. Dalam keadaan pertumbuhan yang normal,
tanaman pala memiliki mahkota yang rindang, dengan tinggi batang 10 - 18 m.
Mahkota pohonnya meruncing ke atas, dengan bagian paling atasnya agak bulat serta
ditumbuhi daunan yang rapat.
Daun pala merupakan bagian dari tumbuhan pala yang termasuk dalam famili
Myristicaceae. Daunnya berwarna hijau mengkilat, panjangnya 5 - 15 cm, lebar 3 - 7
cm dengan panjang tangkai daun 0,7 -1,5 cm (Departemen Pertanian, 1986). Daun
pala memiliki kandungan kimia flavonoid, saponin dan polifenol di dalamnya, selain
itu daun pala juga berfungsi sebagai antiaging (Ginting, 2013).

b. Daun Cengkeh
Daun cengkeh merupakan bagian dari tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum
L.) yang berwarna hijau berbentuk bulat telur memanjang dengan bagian ujung dan
pangkalnya menyudut (Haditomo, 2010). Tanaman cengkeh mempunyai banyak
kandungan kimia yang bersifat sebagai antimikroba, baik pada bagian batang, bunga
dan daunnya.
Daun cengkeh mengandung saponin, flavonoid dan tannin, disamping minyak
atsiri yang bermanfaat sebagai bahan antimikroba, karena di dalamnya terdapat bahan
aktif yang dapat mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroba dan secara alami
sudah terbukti. Daun cengkeh mengandung zat-zat minyak atsiri, kariofilin, gom, dan
serat (Anonim., 2006)

c. Daun Kayu Manis


Daun kayu manis (Cinnamomum burmanii) merupakan bagian dari tanaman kayu
manis yang termasuk dalam famili Lauraceae dengan genus Cinnamomum dimana
daun kayu manis duduknya bersilang atau dalam rangkaian spiral (Albert, 1985).
Kayu manis mempunyai rasa pedas dan manis, berbau wangi, serta bersifat hangat.
Kandungan bahan kimia pada kayu manis diantaranya, minyak atsiri eugenol,
safrole, sinamaldehide, tannin, kalsium, oksalat, dammar, dan zat penyamak. Efek
farmakologis yang dimiliki kayu manis diantaranya sebagai peluruh gas dalam perut,
peluruh keringat, antirematik, penambah nafsu makan dan penghilang rasa sakit
(Hariana, 2005).
d. Gula Jawa
Gula jawa atau gula merah merupakan bahan yang ditambahkan pada wedang
uwuh yang berfungsi sebagai pemanis. Bahan utama pembuatan gula jawa ini adalah
air nira dari pohon kelapa. Gula jawa setiap seratus gramnya mengandung 4 mg zat
besi, 90 mg kalsium dan karoten serta laktoflavin (Rahmadianti, 2012).

e. Jahe
Jahe (Zingiber officinale Rosc.) mempunyai kegunaan yang cukup beragam,
antara lain sebagai rempah, minyak atsiri, pemberi aroma, ataupun sebagai obat
(Bartley dan Jacobs, 2000). Berdasarkan bentuk, warna dan ukuran rimpang, ada 3
jenis jahe yang dikenal, yaitu jahe putih (jahe besar) / jahe badak, jahe putih kecil /
jahe emprit, dan jahe merah. Secara umum, ketiga jenis jahe tersebut mengandung
pati, minyak atsiri, serat, sejumlah kecil protein, vitamin, mineral, dan enzim
proteolitik yang disebut zingibain (Denyer et al., 1994).

f. Jahe Gajah
Varietas yang banyak ditanam masyarakat adalah jahe putih besar atau umum
dikenal dengan jahe gajah/badak. Jahe gajah beraroma tapi berasa kurang tajam. Jahe
gajah baik dikonsumsi saat berumur muda maupun tua, baik sebagai jahe segar
maupun olahan. Pada umumnya dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan dan
minuman. Struktur rimpangnya besar dan berbuku-buku. Bagian dalam rimpang
apabila diiris/dipotong/dipatahkan akan terlihat berwarna putih kekuningan
(Widiyanti, 2009).
g. Jahe Emprit (jahe putih kecil)
Jahe putih kecil atau lebih dikenal dengan jahe emprit memiliki rimpang dengan
bobot berkisar 0,5 – 0,7 kg per rumpun. Struktur rimpang jahe emprit, kecil-kecil dan
berlapis. Daging rimpang berwarna putih kekuningan. Tinggi rimpangnya dapat
mencapai 11 cm dengan panjang antara 6 – 30 cm, dan diameter antara 3,27 – 4,05
cm (Prayitno, 2002). Kandungan minyak atsiri jahe emprit lebih besar dari jahe gajah,
sehingga rasanya lebih pedas. Jahe ini cocok untuk ramuan obat- obatan, atau
diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya.
h. Jahe Merah
Jahe merah (Zingiber officinale Roxb. Var. rubrum) merupakan salah satu
varietas dari tanaman jahe. Jahe merah sama seperti varietas jahe yang lain yaitu
merupakan tanaman berbatang semu yang tumbuh tegak tidak bercabang dengan
tinggi tanaman dapat mencapai 1,25 meter (Guzman dan Siemonsma, 1999). Jahe
merah juga merupakan bahan baku obat yang berfungsi menambah stamina, obat
untuk nyeri otot, cacingan, sakit kepala dan untuk melawan gejala penyakit (Lentera,
2002).
BAB III
HASIL
PEMBAHASAN

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui metode survey dengan


menyebarkan produk wedang uwuh dan kuisioner kepada warga masyarakat yang
bertempat tinggal di lingkukan kampus 1 Universitas Muhammadiyah Kudus.
Kuisioner dan produk yang disebarkan sebanyak 8 buah kepada warga sekitar
UMKU. Penyebaran kuisioner dan produk dilakukan langsung oleh kelompok kami.
Pembagian produk dimulai dari tanggal 7 november 2021 lalu pengambilan kuisioner
dilakukan pada tanggal berikutnya. Hasil yang diperoleh dari kuisioner sebagai
berikut :
No. Nama Usia Jenis Kelamin
1. Sulisyanti 29 tahun Perempuan
2. Karno 42 tahun Laki-laki
3. Tukin 38 tahun Laki-laki
4. Jumini 27 tahun Perempuan
5. Seswanto 37 tahun Laki-laki
6. Sumi 34 tahun Perempuan
7. Febrilian Ade Putri 22 tahun Perempuan
8. Rida Hidayatun Nadya 23 tahun Perempuan

Untuk responden yang pertama yaitu ibu susiyanti(29 th) setelah minum wedang
uwuh tidak terjadi efek yang merugikan. Namun sebaliknya ibu susiyanti merasa
badanya segar dan lebih berstamina.

Koresponden kedua yaitu bapak Karno (42 th) setelah minum wedang uwuh bapak
karno merasa badanya hangat, dan masuk angin yang dialamipun sudah mendingan.

Selanjutnya yaitu responden ketiga bapak Tukin usia 38 tahun. Sebelumnya


responden sudah pernah mengkonsumsi wedang uwuh. Responden merasakan flu dan
batuk.Tetapi setelah mengkonsumsi wedang uwuh responden merasakan badannya
lebih segar dan hangat.

Responden keempat ada Nn. Jumini usia 27 tahun. Responden sebelumnya belum
pernah mengkonsumsi wedang uwuh. Responden sebelumnya mengalami pusing dan
hidung tersumbat. Setelah mengkonsumsi wedang uwuh responden mersakan
hidungnya sudah tidak tersumbat dan bugar kembali.
Selanjutnya responden ketujuh yakni Nn.Febrilian Ade Putri berjenis kelamin
perempuan dengan usia 22 tahun. Tidak pertama kalinya mengkonsumsi wedang
uwuh, karena selalu memanfaatkan khasiat dari wedang uwuh tersebut. Dari
responden Nn.Febrilian ini sebelumnya merasakan perut kembung, dan setelah
minum wedang uwuh ini perutnya terasa lebih baik dari sebelumnya.

Kemudian responden kedelapan yaitu Ibu Rida Hidayatun dengan jenis kelamin
perempuan usia 23 tahun. Sebelumnya tidak pernah minum wedang uwuh dan belum
tau wedang tersebut. Namun, saat responden petama kalinya mengkonsumsi wedang
uwuh tersebut merasakan efek samping yang merugikan yakni mual. Lalu, responden
berobat ke dokter untu penanganan lebih lanjut. Hal tersebut responden tidak akan
mengkonsumsi wedang uwuh kembali karena merugikan responden namun responden
akan merekomendasikan khasiat wedang uwuh kepada kerabat lainnya.
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

Wedang uwuh adalah minuman yang berisi daun pala, daun cengkeh, daun kayumanis,
jahe dengan pemanis gula jawa. Yang berkhasiat sebagai nti kanker, anti radang, anti kolesterol
dan membantu meningktkan kekebalan tubuh. Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa masyarakat sudah familiar dengan wedang uwuh sehingga tidak ragu untuk membelinya.
Dari 8 responden 7 diantaranya memiliki reaksi yang positif. Sementara satu yang negative
dikarnakan tidak pernah meminum herbal dan tidak cocok dengan selera sehingga menyebabkan
mual.

Anda mungkin juga menyukai