Abstrak
Dewasa ini, sabun mandi sudah menjadi kebutuhan primer untuk semua
manusia. Banyak jenis sabun mandi yang ada di pasaran, salah satunya yang
sekarang digemari adalah sabun mandi gel. Kebanyakan sabun mandi gel yang
beredar di pasaran menggunakan bahan sintetik sebagai komponen penyusunnya.
Padahal, banyak isu yang berkembang menyebutkan bahwa penggunaan bahan
sintetik berbahaya bagi kulit manusia karena dapat menyebabkan iritasi pada
konsumen yang memiliki kulit sensitif. Oleh karena itu, diperlukan sebuah inovasi
baru produk sabun mandi gel alami yang menggunakan bahan aktif alami sebagai
komponen penyusunnya. Pada penelitian Tugas Akhir ini dipilihlah bahan aktif
serbuk Chlorella pyrenoidosa dan minyak atsiri Lavandula latifolia yang
memiliki sifat anti bakteri.
Agar produk sabun yang dihasilkan dapat dipasarkan secara aman di
kalangan masyarakat, maka diadakan pengujian kualitas sabun secara fisika dan
kimiawi sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) 06-4085-1996, pengujian
stabilitas sabun, dan pengujian kesukaan konsumen (hedonik) dengan
menggunakan metode uji organoleptik. Pengujian kualitas sabun mandi gel alami
terdiri dari pengujian viskositas, pH, bobot jenis (25C), Angka Lempeng Total
(ALT), dan pengujian warna. Dan dari seluruh parameter uji tersebut, sabun
mandi gel alami dinyatakan lolos uji karena telah masuk ke dalam rentang standar
persyaratan masing-masing parameter uji.
Pengujian stabilitas sabun berfungsi untuk melakukan pendugaan umur
simpan produk. Pengujian stabilitas sabun dilakukan terhadap parameter
viskositas dan pH dengan mengamati perubahan pada dua macam kondisi yang
berbeda, yaitu kondisi suhu ekstrim 65C selama 5 hari (akselerasi/percepatan)
dan kondisi suhu ruang selama 30 hari. Hasil yang diperoleh adalah dugaan umur
simpan sabun mandi gel alami selama 2 (dua) bulan. Dan untuk pengujian
hedonik, terdapat lima parameter uji yang akan dianalisa menggunakan SPSS
One-Way ANOVA, yaitu jumlah busa, kekentalan, aroma dan warna, kesan saat
pemakaian, dan kesan setelah pemakaian. Dari data rata-rata penilaian oleh
panelis dapat disimpulkan bahwa sabun mandi gel alami yang dihasilkan dapat
diterima dengan baik oleh perwakilan konsumen.
Kata kunci: sabun mandi gel alami, Chlorella pyrenoidosa, Lavandula latifolia,
SNI 06-4085-1996, stabilitas, hedonik.
ii
THE MAKING PROCESS OF SHOWER GEL WITH ACTIVE
INGREDIENTS MICROALGAE Chlorella pyrenoidosa
Beyerinck AND Lavandula latifolia Chaix
ESSENTIAL OIL
Abstract
Now on, soap has become a primary need for all human. Many types of
soap on the market, one of them that quite popular is shower gel. Most of shower
gel on the market use synthetic materials as constituent components. In fact, many
issues stated that the use of synthetic materials may cause irritation to the
consumers who have sensitive skin. Therefore, it needs a new innovative products
natural shower gel that use natural active ingredients as their constituent
components. The selected active ingredients are Chlorella pyrenoidosa powder
and Lavandula latifolia essential oil, which has antibacterial properties.
In order to be marketed safely, the quality test was conducted according to
the Indonesian National Standard 06-4085-1996, there also stability test of shower
gel, and consumer test (hedonic) using organoleptic method test. Quality test of
natural shower gel consist of viscosity, pH, density (25C), total count plate, and
color test. Natural shower gel has passed all parameter test, because it has been
accepted into the standard range requirements of each parameter test.
The objective of stability test in shower gel is to estimate the shelf life of
products. Stability test performed on shower gels viscosity and pH parameter by
observing the changes in two different conditions; conditions of extreme
temperature 65C for 5 days (acceleration) and room temperature conditions for
30 days. The results are shelf life estimation of natural shower gel are 2 (two)
months. And for hedonic test, there are five parameter test to be analyzed using
the SPSS One-Way ANOVA; they are the amount of foam, viscosity, aroma and
color, impression upon usage, and impression after usage. From the mean data of
assessment by panelists concluded that the natural shower gel can be well
received by consumer representatives.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas karunia
dan berkat-Nya yang senantiasa menyertai penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Hasil Tugas Akhir (TA) tepat pada waktunya.
Penyusunan Laporan Hasil TA ini dilaksanakan guna memenuhi salah satu syarat
kelulusan Sarjana-1 (S-1) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Ma Chung Malang.
Dalam melaksanakan TA ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan sehingga Laporan Hasil TA dapat selesai tanpa menemui hambatan
yang berarti. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Pihak BPKLN Beasiswa Unggulan P3SWOT yang telah mempercayakan
dana skripsi kepada penulis sehingga secara langsung mendukung segala
keperluan materiil penelitian TA ini.
2. Papa tercinta, Papa Gunadi Nurhadi yang tak henti-hentinya memberikan
doa, semangat, perhatian, waktu, dan tenaga kepada penulis hingga
Laporan Hasil TA ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. Mama tercinta, Mama Esther Yonathan yang juga selalu mendoakan,
memotivasi, dan memberikan dukungan penuh kepada penulis.
4. Keluarga Besar Nurhadi yang tak henti-hentinya memberikan dukungan
doa, semangat, dan perhatian kepada penulis.
5. Bapak Tatas H.P. Brotosudarmo, Ph.D selaku dosen pembimbing I TA
penulis yang selalu memberikan motivasi, bimbingan, masukan, dan
waktunya kepada penulis hingga Laporan Hasil TA ini dapat terselesaikan
tepat waktu.
6. Ibu Leenawaty Limantara, Ph.D (Bu Shinta) selaku dosen pembimbing II
TA penulis yang juga selalu memberikan motivasi, bimbingan, masukan,
dan waktunya kepada penulis hingga Laporan Hasil TA ini dapat
terselesaikan tepat waktu.
iv
7. Mbak Enik dan seluruh staf di Laboratorium Ma Chung Research for
Photosynthetic Pigments (MRCPP) yang telah meluangkan waktu dan
tenaga serta selalu membantu penulis dalam menyelesaikan masalah yang
timbul saat penelitian berlangsung.
8. Bapak Hapry F.N. Lapian, M.Sc. selaku dosen penguji TA penulis yang
telah memberikan masukan terhadap laporan penulis.
9. Julio yang telah setia memberikan dukungan, perhatian, dan masukan
kepada penulis.
10. Teman-teman Bioindustri 2008 yang telah mengarungi suka duka bersama
dan selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis untuk
menjalani penelitian TA bersama.
11. Dan seluruh pihak lain yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu
yang secara tidak langsung ikut membantu dalam penyelesaian TA
penulis.
Penulis juga menyadari keterbatasan kemampuan dan pengetahuan dalam
menyusun Laporan Hasil TA ini. Oleh karena itu, penulis menerima saran dan
kritik dari para pembaca untuk perbaikan dan penyempurnaan laporan
selanjutnya.
Akhir kata, semoga Laporan Hasil TA ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis dan bagi pihak-pihak yang memerlukan.
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
ABSTRACT .................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah ........................................................................... 3
1.3. Batasan Masalah................................................................................. 3
1.4. Perumusan Masalah ........................................................................... 4
1.5. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
1.6. Manfaat Hasil Penelitian ................................................................... 4
vi
3.3.3. Pengujian pH ............................................................................ 15
3.3.4. Pengujian Bobot Jenis (25C) .................................................. 16
3.3.5. Pengujian Angka Lempeng Total (ALT) ................................. 16
3.3.6. Pengujian Stabilitas Sabun ....................................................... 17
3.3.7. Pengujian Warna ...................................................................... 17
3.3.8. Pengujian Kesukaan Konsumen (Hedonik) ............................. 18
3.4. Data dan Informasi yang Dibutuhkan ............................................... 18
3.5. Sumber Data yang Digunakan .......................................................... 19
3.6. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 19
3.7. Lokasi Penelitian ............................................................................... 19
3.8. Jadwal Kegiatan Tugas Akhir (TA) .................................................. 20
vii
V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 41
5.1. Kesimpulan ........................................................................................ 41
5.2. Saran. ...................................................................................... 42
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
Bab I
Pendahuluan
1
Dewasa ini, sabun mandi anti bakteri sangat diminati oleh masyarakat.
Hal ini disebabkan karena sabun tersebut dipercaya dapat membersihkan kulit
secara efektif, didukung oleh sifat anti bakteri yang dimilikinya. Salah satu bahan
aktif alami yang memiliki sifat anti bakteri adalah mikroalga Chlorella
pyrenoidosa.
Paul [3] menyebutkan bahwa selama ini C. pyrenoidosa lebih dikenal
sebagai salah satu sumber pangan alami yang mampu menyembuhkan berbagai
penyakit. Esensi yang berbeda ingin diberikan ketika C. pyrenoidosa
dimanfaatkan sebagai salah satu bahan aktif alami pada sabun mandi gel. Dari
bahan aktif ini dapat diperoleh pewarna alami sekaligus khasiat anti bakterinya.
Ekstrak C. pyrenoidosa dipercaya dapat memberikan aktivitas anti bakteri pada
bakteri gram positif dan bakteri gram negatif [4,5,6]. Selain itu, menurut Briggs
dalam Rachmaniah [7] C. pyrenoidosa merupakan salah satu mikroorganisme
yang terdapat melimpah di Indonesia dan memiliki kandungan minyak nabati
yang sangat tinggi, sehingga diharapkan dapat membantu reaksi saponifikasi
dalam pembuatan sabun mandi gel.
Bahan aktif lainnya yang telah banyak diimplementasikan pada sabun
mandi maupun parfum, yaitu Lavandula latifolia (Lavender). Lavender juga
berkhasiat sebagai anti bakteri atau anti jamur serta anti nyamuk [8]. Selain itu,
aromanya yang alami dan memiliki banyak keunggulan apabila dipadukan dengan
C. pyrenoidosa diharapkan akan membentuk sebuah sabun mandi gel alami yang
sehat, tidak berbahaya bagi kulit, serta memberikan sensasi nyaman bagi
konsumennya.
Pada akhirnya, pembuatan sabun mandi gel alami ini tidak lepas dari
pengujian-pengujian yang wajib dilakukan agar sabun mandi gel dapat dipasarkan
secara aman di kalangan masyarakat. Pengujian dilakukan secara fisik maupun
kimiawi. Pengujian kualitas sabun mandi yang telah dibuat disesuaikan dengan
aturan SNI 06-4085-1996 yang meliputi pengamatan organoleptik, pengujian
viskositas, bobot jenis, pH, dan angka lempeng total (ALT) [9,10,11,12]. Selain
itu, pengujian dilanjutkan dengan menganalisa stabilitas sabun mandi gel alami
selama 30 hari pada suhu ruang dan selama 5 hari pada suhu ekstrim (65C)
2
dimana sekaligus dapat berfungsi sebagai indikator masa simpan sabun.
Selanjutnya, dilakukan pula uji statitik One-Way ANOVA untuk mengukur
tingkat kepuasan konsumen dengan cara membandingkan kualitas sabun mandi
sintetik dengan sabun mandi gel alami hasil penelitian.
4
- Sebagai sarana aplikasi dan penerapan disiplin ilmu dalam bidang
bioindustri, khususnya dalam pembuatan produk berbasis bahan
alam.
b. Bagi Universitas
- Dapat memberikan kontribusi ilmiah yang dapat membantu
pengembangan penelitian di Universitas.
- Dapat mengembangkan suatu produk yang memiliki nilai tambah
(added value) sehingga berguna untuk memajukan Universitas dalam
bidang pengetahuan.
c. Bagi Masyarakat
- Mendapatkan varian baru pada industri sabun mandi.
- Dapat menciptakan lapangan usaha baru, yaitu industri sabun mandi
berbasis bahan alam.
- Dapat menerapkan konsep back to nature sehingga potensi kekayaan
alam Indonesia dapat dimanfaatkan secara bijak.
5
Bab II
Tinjauan Pustaka
2.1 Sabun
Sabun adalah surfaktan atau campuran surfaktan yang digunakan dengan
air untuk mencuci dan membersihkan lemak (kotoran) [13]. Sabun memiliki
struktur kimiawi dengan panjang rantai karbon C12 hingga C16. Sabun bersifat
ampifilik, yaitu pada bagian kepalanya memiliki gugus hidrofilik (polar),
sedangkan pada bagian ekornya memiliki gugus hidrofobik (non polar). Oleh
sebab itu, dalam fungsinya, gugus hidrofobik akan mengikat molekul lemak dan
kotoran, yang kemudian akan ditarik oleh gugus hidrofilik yang dapat larut di
dalam air.
Sabun terbuat dari garam alkali asam lemak dan dihasilkan menurut
reaksi asam basa. Proses pembuatan sabun disebut saponifikasi [12]. Saponifikasi
adalah reaksi hidrolisis asam lemak dan basa alkali seperti yang terlihat pada
reaksi di bawah ini [14]:
C17H35.COOCH2 CH2OH
C17H35.COOCH2 CH2OH
6
Dalam reaksi pembuatan sabun, senyawa gliserol juga terbentuk.
Gliserol adalah senyawa gliserida yang paling sederhana, dengan hidroksil yang
bersifat hidrofilik dan higroskopik [16]. Gliserol merupakan komponen yang
menyusun berbagai macam lipid, termasuk trigliserida. Gliserol juga berfungsi
untuk mengikat minyak (kotoran), karena struktur gliserol menyerupai struktur
molekul minyak.
Sabun mandi gel sudah cukup banyak dijual di pasaran Eropa, namun
tidak banyak literatur yang menyebutkan tentang komposisi dan proses pembuatan
sabun mandi gel tersebut. Menurut salah satu forum kimia, Peacock [17]
menyebutkan mengenai proses pembuatan sabun mandi yang diawali dengan
penambahan komposisi terdiri dari minyak biji bunga matahari, minyak kelapa,
KOH, K2CO3, dan akuades. K2CO3 (kalium karbonat) berfungsi untuk
mempermudah pengadukan sabun. Selanjutnya, sabun mandi cair tersebut diolah
kembali sehingga menjadi sabun mandi gel. Pengolahan sabun dengan
menambahkan bahan-bahan berupa sepimax zen (agen pengental yang terbuat dari
bunga zen), akuades, dan bahan aktif berfungsi untuk membentuk struktur lentur
dan lembut pada sabun. Bahan aktif lain yang ditambahkan dapat berupa ekstrak
bahan alam, yang memberi warna dan aroma pada sabun.
8
Gambar 2.1 Sel Chlorella pyrenoidosa Beyerinck
Sumber: Boraas (1983)
9
Tabel 2.2 Aktivitas Anti Bakteri dari Chlorella pyrenoidosa
Nama Bakteri Referensi
Setyaningsih, dkk. (1999); Pratt (1948);
Staphylococcus aureus
Abedin dan Hala (2008)
Bacillus subtilis Setyaningsih, dkk. (1999); Pratt (1948)
Escherichia coli Pratt (1948)
Setyaningsih, dkk. (1999); Pratt (1948);
Pseudomonas sp.
Abedin dan Hala (2008)
12
Bab III
Metodologi Penelitian
13
Tabel 3.1 Komposisi Sabun Mandi Gel Alami
Sumber: Peacock (2003)
Bahan Jumlah
Minyak zaitun (gr.) 85
Minyak kelapa (VCO) (gr.) 36
KOH (gr.) 28
K2CO3 (gr.) 5
Akuades (gr.) 2527
Sepimax zen (gr.) 18
Serbuk Chlorella pyrenoidosa (gr.) 5
Minyak atsiri Lavender (mL) 5
Vitamin E (mL) 10
14
sabun mandi gel alami berdasarkan pada peraturan SNI 06-4085-1996 mengenai
pengujian sabun mandi cair [9,10]. Hal ini dilakukan karena belum terdapatnya
SNI untuk produk sabun mandi gel, dengan asumsi bahwa sabun mandi gel
merupakan salah satu jenis sabun cair tetapi dengan tingkat kekentalan dan
kandungan bahan aktif yang lebih tinggi [11].
3.3.3 Pengujian pH
Nilai pH merupakan nilai yang menunjukkan derajat keasaman suatu
bahan. Uji pH sabun mandi gel alami dilakukan dengan menggunakan pH meter
Schott Instruments Lab 850 (dikalibrasi dengan larutan buffer pH terlebih dahulu
setiap akan melakukan pengukuran) dengan pH sabun gel yang diharapkan masuk
ke dalam rentang standar pH sabun mandi cair pada SNI 06-4085-1996, yaitu pH
8-11 [12]. Cara pengujian pH sangat sederhana, yaitu dengan memastikan terlebih
dahulu apakah pH meter telah terkalibrasi, selanjutnya elektroda yang telah
dibersihkan dengan akuades dicelupkan ke dalam sampel sabun gel yang akan
15
diperiksa pada suhu ruang. Nilai pH yang muncul pada skala pH meter dibaca dan
dicatat.
16
dicairkan. Cawan petri digoyangkan dengan hati-hati hingga sampel sabun
tercampur rata. Campuran dalam cawan petri dibiarkan membeku, kemudian
cawan petri tersebut dimasukkan ke dalam inkubator dengan posisi terbalik dan
diinkubasikan pada suhu 53 1C selama 24-48 jam. Selanjutnya, pertumbuhan
koloni dicatat dan menghitung ALT dalam 1 gram atau 1 ml sampel sabun dengan
mengalikan jumlah rata-rata koloni pada cawan dengan faktor pengencer yang
digunakan [11,12].
17
3.3.8 Pengujian Kesukaan Konsumen (Hedonik) dengan Metode Uji
Organoleptik
Uji kesukaan konsumen dilakukan dengan menggunakan uji statistik
One-Way ANOVA untuk pengolahan datanya dan disinergikan dengan pengujian
organoleptik untuk pengumpulan datanya. Uji organoleptik yang disebut juga
sebagai uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan
menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya
penerimaan terhadap produk [25]. Pengujian kesukaan konsumen dilakukan pada
kelompok panelis sejumlah 30 orang dimana masing-masing panelis diberikan 4
sampel yang berbeda, yaitu 3 sabun mandi gel sintetik komersil dan sabun mandi
gel alami hasil penelitian. Para panelis akan mengisi angket/kuisioner mengenai
kualitas sabun terkait (seperti contohnya tingkat kekentalan sabun, jumlah busa,
aromanya, dan lain-lain). Angket tersebut akan diolah menjadi data angka (skala
angka 1-5 menggunakan skala Likert) yang berguna sebagai masukan/input untuk
uji statistik One-Way ANOVA. Contoh angket dapat dilihat pada Lampiran 3.
Pengujian menggunakan software statistik SPSS 16 dengan variabel X-
nya adalah skala kesukaan sabun mandi terhadap parameter pengujian tertentu dan
variabel Y-nya adalah jenis sabun. Tujuan pengujian kesukaan konsumen
(hedonik) ini adalah melihat apakah ada perbedaan yang signifikan antara sabun
mandi gel alami hasil penelitian dengan sabun mandi gel sintetik komersil
terhadap parameter kekentalan sabun, jumlah busa, warna, aroma, kesan saat dan
setelah pemakaian.
18
3.5 Sumber Data yang Digunakan
Sumber data yang digunakan dalam penelitian TA ini dikelompokkan
menjadi 2 (dua) bagian, yaitu data primer dan data sekunder. Yang termasuk
dalam data primer adalah hasil kuisioner atau angket yang disebarkan ke para
responden, hasil pembuatan sabun mandi gel alami, dan hasil pengujian kualitas
sabun mandi gel alami. Sedangkan yang termasuk dalam data sekunder adalah
hasil penelitian para peneliti terdahulu (literatur) dan dokumen SNI mengenai
kualitas sabun mandi.
19
3.8 Jadwal Kegiatan Tugas Akhir (TA)
Berikut adalah jadwal kegiatan Tugas Akhir (TA) penelitian pembuatan sabun mandi gel alami:
A B C D E
F G H I J
Gambar 4.1 Tahapan Proses Pembuatan Sabun Mandi Gel Alami: (A) Pemanasan
Campuran Minyak; (B) Pencampuran Larutan Alkali ke dalam
Campuran Minyak; (C) Fase Trace; (D) Fase Menuju Vaseline; (E)
Fase Vaseline; (F) Pasta Sabun Kering; (G) Proses Dilusi Pasta Sabun;
(H) Pendinginan Sabun Cair; (I) Proses Gel dan Penambahan Bahan
Aktif; (J) Produk Jadi
Tabel 4.1 Penjelasan Tahapan Proses Pembuatan Sabun Mandi Gel Alami
Waktu
Tahap Suhu Kondisi Visual
(menit ke-)
0-20 A 80C Cair
20 B 80C Cair dan belum tercampur
20-100 C 70C Kental dan mulai homogen
100-160 D 70C Krim
160-200 E 70C Padat dan lunak
200-220 F 50C Padat dan lunak
220-240 G 100C Cair dan belum tercampur
240-300 H Suhu ruang Cair
300-360 I Suhu ruang Gel dan mulai homogen
360 J Suhu ruang Gel dan homogen
21
Gambar 4.1 dan Tabel 4.1 di atas telah cukup menjelaskan proses
pembuatan sabun mandi gel alami. Namun, masih terdapat beberapa faktor penting
yang harus diperhatikan ketika pembuatan sabun mandi berlangsung. Karena
temperatur perlakuan pada setiap tahapan berbeda, maka keberadaan termometer
sangatlah mutlak diperlukan untuk menjaga agar suhu tetap berada pada kondisi
stabil yang diinginkan. Sabun mandi harus dibuat dalam kondisi perlakuan
pemanasan yang berlangsung cukup lama (200 menit), hal ini bertujuan agar
campuran minyak zaitun dan kelapa yang dicampurkan bersama larutan alkali
terhidrolisis sempurna [12]. Faktor penting lainnya adalah faktor pengadukan.
Untuk mendapatkan hasil sabun mandi gel alami yang sempurna secara
homogenitas, pengadukan harus dilakukan searah jarum jam dengan kecepatan
konstan (250 rpm). Pengadukan pembuatan sabun cair dilakukan secara manual,
sedangkan pengadukan pembuatan sabun gel menggunakan pengaduk magnetik.
22
Parameter uji yang keempat adalah nilai Angka Lempeng Total (ALT)
dimana didapatkan hasil pengujian <10 koloni/gram sabun mandi, yang artinya
juga telah masuk ke dalam standar SNI (10 < 1x105 koloni/gram). Dan parameter
uji yang terakhir adalah keadaan sabun mandi gel alami yang dilihat dari
bentuknya, aromanya, dan juga warnanya. Seluruh parameter keadaan sabun juga
telah masuk ke dalam standar SNI.
Tabel 4.2 Hasil Analisa Sifat Fisik dan Kimia secara SNI 06-4085-1996
No. Parameter Uji Persyaratan Hasil Pengujian
1 Viskositas [11] 500-20.000 cP 3.783 cP
2 pH 8-11 8,760
3 Bobot Jenis (25C) 1,01-1,10 1,037
4 Cemaran mikroba:
- Angka Lempeng Total maks. 1x105 koloni/gr. < 10 koloni/gr.
5 Keadaan:
- Bentuk Cairan Homogen Cairan Homogen
- Aroma Khas Lavender
- Warna Khas Hijau kekuningan
23
4000 3783
3500
Viskositas dari suatu produk bergantung dari suhu, pH, dan penambahan
elektrolit serta jenis agen pengental yang digunakan [28]. Menurut Willcox dalam
Ningrum [11], untuk meningkatkan viskositas dari sabun gel dapat dilakukan
dengan cara meningkatkan konsentrasi bahan aktif sabun (surfaktan),
meningkatkan kandungan elektrolit, atau menambahkan konsentrasi agen
pengental. Pada penelitian TA ini, variabel yang ditambahkan untuk
mempengaruhi viskositas sabun mandi gel alami adalah agen pengental, yaitu
sepimax zen.
Penelitian Stainsby [29] juga menyatakan bahwa viskositas suatu produk
bergantung pada viskositas pelarut, kontribusi bahan terlarut, dan integrasi dari
keduanya. Dalam penelitian TA ini, pelarut yang digunakan dalam formulasi
sabun gel yang dihasilkan adalah akuades. Karena akuades memiliki viskositas
yang sangat rendah, maka akuades tidak berpengaruh secara siginifikan terhadap
viskositas sabun mandi gel alami, kecuali jika ditambahkan dalam jumlah besar
akan menurunkan viskositas dari produk. Sedangkan untuk kontribusi bahan
terlarut, terdapat penambahan agen pengental, yaitu sepimax zen sebesar 4%
sedangkan bahan terlarut lainnya adalah bahan aktif tanpa adanya penambahan
elektrolit. Sehingga, dapat dikatakan bahwa nilai viskositas sabun mandi gel alami
24
yang dihasilkan sangat bergantung pada variabel penambahan agen pengental
sebagai bahan terlarut.
Gagasan Kragh dan Langston [30] juga mempertegas bahwa berdasarkan
berbagai penelitian yang telah ada, plot viskositas terhadap konsentrasi agen
pengental selalu berbentuk kurva dan memiliki hubungan eksponensial, dimana
semakin tinggi konsentrasi agen pengental yang digunakan maka semakin tinggi
pula nilai viskositasnya. Suhu juga berpengaruh terhadap viskositas suatu produk,
semakin tinggi suhu maka semakin turun nilai viskositasnya, dan menurut
Stainsby [29] viskositas akan menurun secara eksponensial pada suhu di atas
40C. Untuk itu diperlukan suhu yang ekstrim pada pengujian stabilitas sabun
yang dihasilkan, agar masa simpan sabun dapat diketahui dalam waktu penelitian
yang relatif singkat namun tetap akurat.
4.2.2 pH
Produk kosmetika memiliki karakteristik fisik yang sangat penting, yaitu
nilai pH. Nilai pH yang sangat tinggi atau sangat rendah dapat menambah daya
absorbansi kulit sehingga memungkinkan kulit teriritasi. Nilai pH awal sabun
mandi gel alami yang dihasilkan adalah 8,760 (hari ke-0). Secara SNI, nilai pH
tersebut telah memenuhi standar mutu sabun cair dan aman untuk dipasarkan di
kalangan konsumen. Dan jika dilihat dari perbandingan pH antara sabun gel
sintetik komersil lainnya (Gambar 4.3), pH sabun mandi gel alami (Chl.&Lav.)
yang dihasilkan tidak berbeda jauh dengan pH sabun Gatsby (mendekati pH 9).
Sedangkan, untuk kedua sabun gel yang lain, yaitu Body Shop White Musk (BS
WM) dan Organo, memiliki pH di bawah standar mutu pH sabun cair yang
ditetapkan oleh SNI (pH 8-11).
25
10,000 9,414
8,760
9,000
8,000 7,553
7,000 6,256
6,000
pH
5,000
4,000
3,000
2,000
1,000
-
Body Shop Organo Gatsby Chl.&Lav.
Jenis Sabun Gel
26
produk lewat suatu pengujian penghitungan jumlah mikroba kontaminan sebelum
produk sampai ke tangan konsumen. Hasil pengujian ALT pada sabun mandi gel
alami yang dihasilkan menunjukkan nilai negatif (<10 koloni/gram) yang
ditunjukkan pada Lampiran R. Hal ini berarti sabun yang dihasilkan telah
memenuhi standar mutu sabun cair yang telah ditetapkan, dimana artinya sabun
bebas dari kontaminasi mikroba.
Jumlah total mikroba dipengaruhi antara lain oleh faktor lingkungan,
baik kimia maupun fisik. Faktor-faktor tersebut antara lain suhu, nilai osmotik
dari medium, dan adanya zat kimia seperti desinfektan. Zat-zat kimia yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme, antara lain adanya senyawa garam-
garam logam, fenol, formaldehida, alkohol, klor, persenyawaan klor, bahan aktif
sabun, dan sulfonamida [36]. Pada penelitian TA ini, terdapat bahan aktif yang
dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Bahan aktif sabun mandi gel
alami yang dibuat, yaitu chlorella dan lavender mempunyai keunggulan sifat
bakterisida dan bakteriostatik sehingga dapat membantu menghancurkan bakteri
patogen.
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Warna Sabun Mandi Gel Alami (Suhu Ektrim 65C, 5
hari)
Nilai L* a* b*
Awal (0 hari) 58,76 -12,09 34,11
Akhir (5 hari) 48,05 -1,67 28,65
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Warna Sabun Mandi Gel Alami (Suhu Ruang, 30 hari)
Nilai L* a* b*
Awal (0 hari) 58,76 -12,09 34,11
Akhir (30 hari) 54,85 -4,37 33,86
27
Gambar 4.4 Acuan Nilai L*, a*, b* untuk Analisa Warna
Sumber: www.hunterlab.com
28
Gambar 4.5 (A) Grafik Hasil Analisa Viskositas Stabilitas Sabun Mandi Gel Alami
(suhu ekstrim, 65C); (B) Grafik Hasil Simulasi Persamaan Regresi
Linear Viskositas Sabun Mandi Gel Alami (suhu ekstrim, 65C)
Dari grafik pada Gambar 4.5A dapat dilihat bahwa semakin lama
disimpan, sabun mandi gel alami yang dihasilkan mempunyai kecenderungan
mengalami penurunan nilai viskositas. Namun, nilai viskositas tersebut masih
berada dalam kisaran standar rentang viskositas sabun gel yang ada. Nilai R 2 yang
dihasilkan adalah sebesar 0,959 (mendekati 1), yang artinya penurunan nilai
viskositas memiliki pola persamaan garis linier dengan gradien sebesar -314,76.
Analisa stabilitas sabun mandi gel alami yang dilakukan pada suhu 65C
selama lima hari memiliki alasan. Alasannya adalah setiap produk pasti
mengalami proses pendistribusian yang panjang dari tempat produksi hingga
sampai ke tangan konsumen. Oleh sebab itu, lima hari diasumsikan cukup untuk
digunakan sebagai data yang representatif untuk menggambarkan keadaan lama
perjalanan pendistribusian suatu produk. Pada perjalanan pendistribusian produk,
suhu produk akan meningkat seiring dengan perubahan suhu di luar ruangan atau
di dalam media transportasi produk. Menurut Schmitt [15], rata-rata suhu di
dalam truk kontainer yang mendistribusikan produk kosmetik adalah 65C.
Untuk pengambilan data, karena pengukuran viskositas awal dilakukan
pada suhu ruang, maka pengukuran viskositas di hari-hari perlakuan suhu ekstrim
berikutnya menunggu hingga sampel sabun gel dingin terlebih dahulu hingga suhu
mencapai suhu ruang (25-28C), baru selanjutnya dilakukan pengukuran. Hal ini
29
bertujuan untuk menghindari pengaruh suhu yang tinggi terhadap viskositas
produk, sehingga dapat menyebabkan ketidakakuratan pada data yang dihasilkan.
Untuk pendugaan masa simpan sabun, dilakukan simulasi persamaaan
regresi linear data analisa viskositas stabilitas sabun pada suhu ekstrim (Gambar
4.5B). Hal ini bertujuan untuk memperkirakan titik rusak sabun mandi gel alami,
yang diindikasikan dengan nilai viskositas yang tidak masuk dalam spesifikasi
rentang standar viskositas (500-20.000 cP).
Dari Gambar 4.5B dapat dilihat bahwa titik rusak sabun mandi gel alami
berada pada hari ke-12, dimana viskositas tidak masuk ke dalam rentang standar
mutu. Sehingga, dapat dikatakan bahwa minimal sabun diduga memiliki umur
simpan selama 2 (dua) bulan di kondisi yang sebenarnya. Perhitungan konversi
umur simpan ini menggunakan metode akselerasi, dimana pengujian suhu ekstrim
selama 6 bulan setara dengan klaim kadaluwarsa produk sabun selama 3 tahun
[38].
Analisa viskositas stabilitas sabun juga dilakukan pada sampel sabun
yang dikondisikan pada suhu ruang selama 30 hari (Gambar 4.6). Kondisi pada
suhu ruang mengindikasikan kondisi saat produk disimpan di toko atau di
ruangan. Pada grafik di bawah ini, dapat dilihat bahwa terjadi penurunan
viskositas sedikit demi sedikit hingga viskositas akhir di hari ke-30 menunjukkan
angka 2.300 cP. Sabun masih tergolong relatif stabil pada masa penyimpanan
yang cukup lama, mengingat sabun mandi gel bersifat alami dan tanpa bahan
pengawet.
30
4000 3783
3500
3000 2917
3000 2800
2617 2500
Viskositas (cP) 2500 2300
y = -205.36x + 3666.7
2000 R = 0.8558
1500
1000
500
0
0 5 10 15 20 25 30
Hari ke-
Gambar 4.6 Grafik Hasil Analisa Viskositas Stabilitas Sabun Mandi Gel Alami
(Suhu Ruang)
31
Pada parameter pH juga dilakukan analisa stabilitas sabun pada suhu
ekstrim 65C dan suhu ruang. Grafik di bawah ini adalah hasil pengujian stabilitas
sabun dengan parameter pH.
9,600 9,392
9,400 9,281
9,200
8,924
9,000
8,760
8,548
pH
8,800 8,662
8,600
8,400
8,200
8,000
0 1 2 3 4 5
Hari ke-
Gambar 4.7 Grafik Hasil Analisa pH Stabilitas Sabun Mandi Gel Alami (Suhu
Ekstrim, 65C)
32
bahwa pada suhu ruang, nilai pH sabun mandi gel alami tidak mengalami
perubahan signifikan.
8,800
8,600
8,400
8,200
0 5 10 15 20 25 30
Hari ke-
Gambar 4.8 Grafik Hasil Analisa pH Stabilitas Sabun Mandi Gel Alami (Suhu
Ruang)
3.50 3.10
3.00
2.50
2.00 1.87
1.50
1.00
0.50
0.00
Body Shop Organo Gatsby Chl.&Lav.
Jenis Sabun Gel
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa berdasarkan parameter uji jumlah
busa, sabun mandi gel alami Chlorella dan Lavender ternyata mendapatkan respon
rata-rata penilaian tertinggi sebesar 4,27; sedangkan respon rata-rata penilaian
terendah sebesar 1,87 didapatkan oleh sabun gel Organo. Sehingga, dari
parameter uji jumlah busa dapat dianggap bahwa sabun mandi gel alami yang
telah dihasilkan dapat diterima oleh konsumen.
34
4.4.2 Kesukaan Terhadap Kekentalan Sabun Mandi Gel
Hasil penilaian 30 panelis terhadap parameter uji kekentalan keempat
sabun mandi gel dapat dilihat pada Lampiran K. Untuk hasil pengolahan data
deskriptif yang menghasilkan nilai rata-rata dari skala penilaian oleh panelis untuk
masing-masing sabun mandi gel dapat dilihat pada Lampiran O. Nilai rata-rata
penilaian tersebut digunakan sebagai masukan data pada Grafik 4.10.
Analisa keempat sabun mandi gel dengan menggunakan uji ANOVA
terhadap kesukaan kekentalan sabun (Lampiran P) menghasilkan nilai Sig. 0,000
(Sig.<0,05), yang artinya tolak H0. Sehingga, terdapat perbedaan nyata pada
keseluruhan jenis sabun mandi gel terhadap parameter uji kekentalan sabun.
Perbedaan tersebut tampak sangat jelas pada sampel sabun gel kedua, yaitu
Organo.
Sedangkan, analisa dengan menggunakan uji Tukey (Lampiran Q)
menghasilkan perbandingan yang lebih spesifik lagi antara sabun gel satu dengan
yang lain terhadap parameter uji kekentalan sabun. Sama seperti uji ANOVA, uji
Tukey juga menggunakan parameter nilai Sig. untuk menentukan hasil pengujian.
Dan dari data nilai Sig. yang dihasilkan, hanya ada satu nilai Sig. yang melebihi
batas standar 0,05; yaitu 0,913 (gagal tolak H0) untuk perbandingan antara Gatsby
dan sabun mandi gel alami Chlorella dan Lavender. Sehingga, artinya tidak ada
perbedaan nyata untuk sabun gel Gatsby dan sabun mandi gel alami yang
dihasilkan terhadap parameter uji kekentalan sabun, sedangkan ada perbedaan
nyata untuk perbandingan dengan sabun yang lain.
35
4.50 4.20 4.07
4.00
3.53
Rata-rata Penilaian Panelis
3.50
3.00
2.50
2.00
1.50
1.50
1.00
0.50
0.00
Body Shop Organo Gatsby Chl.&Lav.
Jenis Sabun Gel
36
Penerimaan panelis pada seluruh sampel sabun gel berbeda-beda di tiap jenis
sabunnya.
Sedangkan, analisa dengan menggunakan uji Tukey (Lampiran Q)
menghasilkan perbandingan yang lebih spesifik lagi antara sabun gel satu dengan
yang lain terhadap parameter uji aroma dan warna. Sama seperti uji ANOVA, uji
Tukey juga menggunakan parameter nilai Sig. untuk menentukan hasil pengujian.
Dan dari data nilai Sig. yang dihasilkan, tidak ada nilai Sig. yang melebihi batas
standar 0,05 (tolak H0); yang artinya terdapat perbedaan nyata diantara masing-
masing sabun gel.
5.00
4.33
4.50
Rata-rata Penilaian Panelis
4.00 3.37
3.50
2.73
3.00
2.50
2.00 1.50
1.50
1.00
0.50
0.00
Body Shop Organo Gatsby Chl.&Lav.
Jenis Sabun Gel
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa berdasarkan parameter uji aroma
dan warna, shower gel Gatsby ternyata mendapatkan respon rata-rata penilaian
tertinggi sebesar 4,33; sedangkan respon rata-rata penilaian terendah sebesar 1,50
didapatkan oleh sabun gel Organo. Untuk sabun mandi gel alami Chlorella dan
Lavender sendiri mendapatkan respon yang cukup baik, yaitu sebesar 3,37. Secara
umum, sebagian besar panelis tidak memiliki masalah terhadap warna hijau
kekuningan sabun, namun ada beberapa panelis yang kurang menyukai aroma
lavender pada sabun mandi gel alami yang dihasilkan.
37
4.4.4 Kesukaan Terhadap Kesan Saat Pemakaian Sabun Mandi Gel
Hasil penilaian 30 panelis terhadap parameter uji kesan saat pemakaian
keempat sabun mandi gel dapat dilihat pada Lampiran M. Untuk hasil pengolahan
data deskriptif yang menghasilkan nilai rata-rata dari skala penilaian oleh panelis
untuk masing-masing sabun mandi gel dapat dilihat pada Lampiran O. Nilai rata-
rata penilaian tersebut digunakan sebagai masukan data pada Grafik 4.12.
Analisa keempat sabun mandi gel dengan menggunakan uji ANOVA
terhadap kesan saat pemakaian sabun (Lampiran P) menghasilkan nilai Sig. 0,000
(Sig.<0,05), yang artinya tolak H0. Sehingga, terdapat perbedaan nyata pada
keseluruhan jenis sabun mandi gel terhadap parameter uji kesan saat pemakaian
sabun. Penerimaan panelis pada seluruh sampel sabun gel berbeda-beda di tiap
jenis sabunnya.
Sedangkan, analisa dengan menggunakan uji Tukey (Lampiran Q)
menghasilkan perbandingan yang lebih spesifik lagi antara sabun gel satu dengan
yang lain terhadap parameter uji kesan saat pemakaian sabun. Sama seperti uji
ANOVA, uji Tukey juga menggunakan parameter nilai Sig. untuk menentukan
hasil pengujian. Dan dari data nilai Sig. yang dihasilkan, tidak ada nilai Sig. yang
melebihi batas standar 0,05 (tolak H0); yang artinya terdapat perbedaan nyata
diantara masing-masing sabun gel.
5.00
4.30
4.50
Rata-rata Penilaian Panelis
4.00 3.70
3.50
3.00 2.53
2.50 1.93
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
Body Shop Organo Gatsby Chl.&Lav.
Jenis Sabun Gel
38
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa berdasarkan parameter uji kesan
saat pemakaian sabun, shower gel Gatsby ternyata mendapatkan respon rata-rata
penilaian tertinggi sebesar 4,30 (Lampiran O); sedangkan respon rata-rata
penilaian terendah sebesar 1,93 didapatkan oleh sabun gel Organo. Untuk sabun
mandi gel alami Chlorella dan Lavender sendiri mendapatkan respon yang cukup
baik, yaitu sebesar 3,70. Secara umum, seluruh panelis tidak mengalami gatal-
gatal yang bersifat iritatif saat pemakaian sabun mandi gel alami. Sebagian besar
panelis merasa nyaman dan lembab saat sabun diaplikasikan ke kulit.
39
alami yang dihasilkan terhadap parameter uji kesan setelah pemakaian sabun,
sedangkan ada perbedaan nyata untuk perbandingan dengan sabun yang lain.
3.50
3.00 2.67
2.50 1.87
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
Body Shop Organo Gatsby Chl.&Lav.
Jenis Sabun Gel
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa berdasarkan parameter uji kesan
setelah pemakaian sabun, shower gel Gatsby ternyata mendapatkan respon rata-
rata penilaian tertinggi sebesar 4,23 (Lampiran O); sedangkan respon rata-rata
penilaian terendah sebesar 1,87 didapatkan oleh sabun gel Organo. Untuk sabun
mandi gel alami Chlorella dan Lavender sendiri mendapatkan respon tertinggi
kedua, yaitu sebesar 4,07. Secara umum, sebagian besar panelis ingin mengulangi
pemakaian terhadap sabun mandi gel alami karena sifat wangi sabun yang tahan
lama serta terasa lembab di kulit.
40
Bab V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Sabun merupakan surfaktan atau campuran surfaktan yang digunakan
dengan air untuk mencuci dan membersihkan lemak (kotoran). Oleh karena fungsi
yang sangat mendasar tersebut, sabun menjadi kebutuhan primer yang setiap hari
digunakan oleh semua makhluk hidup. Proses pembuatan sabun mandi terbilang
cukup mudah, namun memakan waktu yang cukup lama. Prinsipnya, sabun
terbuat dari minyak (lemak) yang dicampur dengan larutan alkali.
Pembuatan sabun mandi gel alami menggunakan bahan-bahan baku
alami, yaitu minyak zaitun, minyak kelapa, dan bahan pengental sepimax zen.
Untuk bahan aktifnya digunakan serbuk Chlorella pyrenoidosa dan minyak atsiri
Lavandula latifolia yang memiliki sifat anti bakteri. Agar produk sabun mandi gel
alami yang dihasilkan dapat dipasarkan secara aman di kalangan masyarakat,
maka harus diadakan pengujian kualitas sabun sesuai Standar Nasional Indonesia
(SNI) 06-4085-1996.
Pengujian kualitas sabun mandi gel alami secara SNI 06-4085-1996
terdiri dari pengujian viskositas, pH, bobot jenis (25C), Angka Lempeng Total
(ALT), dan pengujian warna. Dari seluruh parameter uji di atas, sabun mandi gel
alami dinyatakan lolos uji karena telah masuk ke dalam rentang standar
persyaratan masing-masing parameter uji. Sabun mandi gel alami memiliki
viskositas awal sebesar 3.783 cP; pH awal sebesar 8,760; bobot jenis awal (25C)
sebesar 1,037; nilai ALT <10 koloni/gram; dan warna hijau kekuningan dengan
aroma lavender.
Selain pengujian kualitas sabun, juga dilakukan pengujian stabilitas
sabun untuk melakukan pendugaan umur simpan produk. Pengujian stabilitas
sabun dilakukan terhadap parameter viskositas dan pH dengan mengamati
perubahan pada dua macam kondisi yang berbeda, yaitu kondisi suhu ekstrim
65C selama 5 hari (akselerasi/percepatan) dan kondisi suhu ruang selama 30 hari.
41
Dan dari hasil pengujian didapatkan dugaan umur simpan sabun mandi gel alami
selama 2 (dua) bulan pada kondisi yang sebenarnya. Untuk parameter uji
viskositas memiliki tren menurun seiring bertambahnya waktu. Sedangkan untuk
parameter uji pH terdapat ketidakstabilan pada suhu ekstrim, namun relatif stabil
pada suhu ruang.
Produk sabun mandi gel alami juga tidak luput dari pengujian kesukaan
konsumen (hedonik) dengan menggunakan metode uji organoleptik. Pengujian ini
sangat penting dilakukan untuk mengetahui penerimaan konsumen terhadap
produk sabun yang dihasilkan. Terdapat lima parameter uji yang akan dianalisa
menggunakan SPSS One-Way ANOVA, yaitu jumlah busa, kekentalan, aroma
dan warna, kesan saat pemakaian, dan kesan setelah pemakaian. Hasil rata-rata
penilaian panelis terhadap sabun mandi gel alami yang dihasilkan dapat
dikategorikan cukup baik. Untuk jumlah busa didapatkan nilai rata-rata sebesar
4,27; kekentalan sebesar 4,07; aroma dan warna sebesar 3,37; kesan saat
pemakaian sebesar 3,70; serta kesan setelah pemakaian sebesar 4,07. Sehingga,
dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sabun mandi gel alami yang
dihasilkan dapat diterima dengan baik oleh perwakilan konsumen.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan terkait penelitian TA pembuatan
sabun mandi gel alami ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, alangkah lebih baik
apabila pengujian stabilitas sabun di suhu ruang dilakukan dengan
perlakuan suhu dan kelembaban yang terkondisikan.
2. Seharusnya, untuk perlakuan suhu ekstrim pada pengujian stabilitas
sabun menggunakan material kemasan sabun yang sebenarnya.
Selain berfungsi untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, hal ini
juga bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kemasan
terhadap produk.
42
DAFTAR PUSTAKA
43
14. J. Hicks, Comprehensive Chemistry SI Edition, Edisi 2, The Macmillan Press Ltd.,
London, 1981.
15. W. H. Schmitt, Skin Care Products, Blackie Academe and Professional, London,
1996.
16. Sunsmart, Anatomy of The Skin, J. Cosmetics and Toiletries, SunSmart Inc., New
York, 1998.
17. E. Peacock, Making Liquid Soap, (Online), 2003
(http://www.ellensessentials.com/makingliquidsoap.pdf, diakses 9 September
2011).
18. G. Susilowarno, dkk., Biologi SMA/MA Kelas X, Grasindo, Jakarta, 2000.
19. N. Hidayat, dkk., Pembuatan dan Analisis Produk Emulsi, Tugas Sarjana,
Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Bogor, 2009.
20. Anonim, Chlorella, (Online), 2011 (http://en.wikipedia.org/wiki/Chlorella,
diakses 10 September 2011).
21. Roki, Chlorella Dapat Mencegah Kanker dan Tumor, (Online), 2005
(http://www.mail-archive.com/balita-anda@balita-anda.com/msg99156.html,
diakses 10 April 2011).
22. Zaifbio, Biologi Online, Modul Algae, Divisi Chlorophyta, (Online), 2009
(http://zaifbio.wordpress.com/page/22/, diakses 12 Oktober 2011).
23. Dinata, Tanaman Sebagai Pengusir Nyamuk, (Online), 2005 (http://www.pikiran-
rakyat.com/cetak/2005/0205/17/cakrawala/penelitian01.htm, diakses 11 April
2011).
24. Prashar, I. C. Locke, dan C. S. Evans, Cytotoxicity of Lavender Oil and Its Major
Components to Human Skin Cells, Cell Proliferation, 37(3):221229, 2004.
25. Riwan, Sifat-sifat Organoleptik dalam Pengujian Terhadap Bahan Makanan,
(Online), 2005 (http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php/ Sifat-sifat Organoleptik
Dalam Pengujian Terhadap Bahan Makanan&&nomorurut_artikel=130, diakses
13 Oktober 2011).
26. R. Voight, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi 65, terjemahan Dr. Soendani
Noerono, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1994.
44
27. A. I. Suryani, Saillah, dan E. Hambali, Teknologi Emulsi, Diktat Kuliah, Jurusan
Teknologi Industri Pertanian, FATETA IPB, Bogor, 2000.
28. H. S. S. Imron, Sediaan Kosmetik, Direktorat Pembinaan Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat, Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud, Jakarta, 1985.
29. G. Stainsby, The Physical Chemistry of Gelatin in Solution di dalam A. G. Ward
dan A. Courts, The Science and Technology of Gelatin, Academic Press, New
York, 1977.
30. A. M. Kragh dan W. B. Langston, Research Report C17, Bagian 3, Gelatin and
Glue Research Association, London, 1959.
31. A. Imeson, Thickening and Gelling Agent for Food, Academic Press, New York,
1992.
32. T. Bird, Kimia Fisik untuk Universitas, PT. Gramedia, Jakarta, 1987.
33. Safira, Aplikasi Gelatin Tipe A Sebagai Bahan Pengental Dalam Pembuatan Skin
Lotion, Tugas Sarjana, Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Bogor, 2003.
34. R. Musy, dkk., Efek Sabun Asam Salisilat 2% Sebagai Penunjang Terapi Topikal
Gel Bensoil Peroksida 10% untuk Acne vulgaris Derajat Ringan Sampai Sedang,
Jurnal Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta, 35(4), 2003.
35. P. M. Gaman dan K. B. Sherington, The Science of Food, 3rd Ed., Pergamon
Press, Oxford, 1990.
36. A. Boeck dan B. Stnehchak, Cosmetic and Toiletries Development, Production
and Use, 1st Ed., Prentice Hall, New York, 1991.
37. N. Sutresna, Sains Kimia untuk SMP Kelas VII, Grafindo Media Pratama,
Bandung, 2004.
38. Badan POM RI, Petunjuk Operasional Pedoman Cara Pembuatan Kosmetik yang
Baik, Direktorat Standardisasi Obat Tradisional Kosmetik dan Produk
Komplemen, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2010.
45
Lampiran A. Metode Pembuatan Sabun Mandi Gel Alami (Tahap 1) dengan
Volume akhir (V) = 1 Liter
Penimbangan bahan-bahan:
- 85 gr. minyak zaitun
- 36 gr. minyak kelapa
- 28 gr. KOH
- 5 gr. kalium karbonat (K2CO3)
- 300 gr. + 727 gr. akuades
Belum
46
Lampiran B. Metode Pembuatan Sabun Mandi Gel Alami (Tahap 2) dengan
Volume akhir (V) = 1 Liter
Mendidihkan 1500 mL
akuades (suhu 1000C)
Melakukan penyetingan
kecepatan putaran pengaduk
magnetik sebesar 250 rpm
Melakukan pengadukan
akhir setelah ditambahkan
bahan aktif alami
47
Lampiran C. Angket (Kuisioner) Pengujian Kesukaan Produk
ANGKET
PENGUJIAN KESUKAAN (HEDONIK) SABUN MANDI GEL ALAMI
Keterangan:
Tuliskan skala angka di kolom yang tersedia untuk masing-masing contoh sabun.
1 = Tidak suka/tidak puas
2 = Kurang suka/kurang puas
3 = Biasa
4 = Suka/puas
5 = Sangat suka/sangat puas
48
Lampiran D. Data Hasil Pengukuran Viskositas dan pH (Suhu Ekstrim
65C, 5 Hari)
Viskositas (cP) pH
Hari ke-
1 2 3 Rata-rata 1 2 3 Rata-rata
0 3.650 3.800 3.900 3.783 8,763 8,758 8,759 8,760
1 3.700 3.600 3.700 3.667 9,392 9,391 9,392 9,392
2 3.500 3.500 3.500 3.500 8,537 8,563 8,543 8,548
3 2.900 2.900 2.900 2.900 9,276 9,283 9,284 9,281
4 2.700 2.600 2.700 2.667 8,875 8,893 9,003 8,924
5 2.300 2.300 2.300 2.300 8,653 8,671 8,661 8,662
49
Lampiran E. Data Hasil Pengukuran Viskositas dan pH (Suhu Ruang, 30
Hari)
Viskositas (cP) pH
Hari ke-
1 2 3 Rata-rata 1 2 3 Rata-rata
0 3.650 3.800 3.900 3.783 8,763 8,758 8,759 8,760
5 3.000 3.000 3.000 3.000 9,458 9,463 9,465 9,462
10 2.900 2.950 2.900 2.917 9,487 9,491 9,485 9,488
15 2.800 2.800 2.800 2.800 9,323 9,315 9,320 9,319
20 2.650 2.600 2.600 2.617 9,217 9,221 9,214 9,217
25 2.500 2.500 2.500 2.500 9,201 9,196 9,205 9,201
30 2.300 2.300 2.300 2.300 9,211 9,212 9,210 9,211
50
Lampiran F. Data Hasil Pengukuran Bobot Jenis (25C)
Ulangan
Parameter Rata-rata
1 2 3
Bobot Sampel Sabun (gr.) 58,68 58,67 58,68 58,68
Bobot Air (gr.) 57,79 57,79 57,79 57,79
Bobot Piknometer (gr.) 33,13 33,13 33,13 33,13
51
Lampiran G. Bahan-bahan Pembuatan Sabun Mandi Gel Alami
Gambar G.1 Minyak Zaitun dan Gambar G.2 Vitamin E dan Sepimax zen
Minyak Kelapa
52
Lampiran H. Peralatan Pembuatan dan Pengujian Sabun Mandi Gel Alami
Gambar H.1 Crock Pot/Slow Cooker Gambar H.2 Rangkaian Alat Viskometer
Gambar H.3 Panel Utama Viskometer Gambar H.4 Rangkaian Alat pH meter
53
Lampiran I. Data Hasil Pengukuran Viskositas dan pH Sabun Gel
Pembanding
54
Lampiran J. Hasil Penilaian Panelis Terhadap Jumlah Busa Sabun Mandi
Gel
55
Lampiran K. Hasil Penilaian Panelis Terhadap Kekentalan Sabun Mandi
Gel
56
Lampiran L. Hasil Penilaian Panelis Terhadap Aroma dan Warna Sabun
Mandi Gel
57
Lampiran M. Hasil Penilaian Panelis Terhadap Kesan Saat Pemakaian
Sabun Mandi Gel
58
Lampiran N. Hasil Penilaian Panelis Terhadap Kesan Setelah Pemakaian
Sabun Mandi Gel
59
Lampiran O. Hasil Uji Statistik Deskriptif Terhadap Seluruh Parameter Uji Sabun Mandi Gel
Descriptives
95% Confidence Interval for
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
Jumlah_Busa BS WM 30 3.10 .803 .147 2.80 3.40 2 5
Organo 30 1.87 .571 .104 1.65 2.08 1 3
Gatsby 30 4.20 .610 .111 3.97 4.43 3 5
Chl.&Lav. 30 4.27 .691 .126 4.01 4.52 3 5
Total 120 3.36 1.187 .108 3.14 3.57 1 5
Kekentalan BS WM 30 3.53 .860 .157 3.21 3.85 2 5
Organo 30 1.50 .572 .104 1.29 1.71 1 3
Gatsby 30 4.20 .610 .111 3.97 4.43 3 5
Chl.&Lav. 30 4.07 1.015 .185 3.69 4.45 1 5
Total 120 3.32 1.336 .122 3.08 3.57 1 5
Aroma_Warna BS WM 30 2.73 .740 .135 2.46 3.01 2 4
Organo 30 1.50 .820 .150 1.19 1.81 1 4
Gatsby 30 4.33 .547 .100 4.13 4.54 3 5
Chl.&Lav. 30 3.37 .928 .169 3.02 3.71 2 5
Total 120 2.98 1.283 .117 2.75 3.22 1 5
60
Lampiran O (Lanjutan). Hasil Uji Statistik Deskriptif Terhadap Seluruh Parameter Uji Sabun Mandi Gel
61
Lampiran P. Hasil Uji ANOVA Terhadap Seluruh Parameter Uji Sabun Mandi Gel
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Jumlah_Busa Between Groups 114.758 3 38.253 83.987 .000
Within Groups 52.833 116 .455
Total 167.592 119
Kekentalan Between Groups 140.692 3 46.897 75.943 .000
Within Groups 71.633 116 .618
Total 212.325 119
Aroma_Warna Between Groups 126.967 3 42.322 71.150 .000
Within Groups 69.000 116 .595
Total 195.967 119
Kesan_Saat_Pemakaian Between Groups 104.433 3 34.811 51.815 .000
Within Groups 77.933 116 .672
Total 182.367 119
Kesan_Setelah_Pemakaian Between Groups 116.425 3 38.808 54.000 .000
Within Groups 83.367 116 .719
Total 199.792 119
Keterangan:
H0 : Tidak ada perbedaan nyata diantara keempat jenis sabun mandi gel
H1 : Ada perbedaan nyata diantara keempat jenis sabun mandi gel
(Tolak H0, jika nilai Sig. < 0,05)
62
Lampiran Q. Hasil Uji Tukey Terhadap Seluruh Parameter Uji dan Jenis Sabun Mandi Gel
Multiple Comparisons
63
Lampiran Q (Lanjutan). Hasil Uji Tukey Terhadap Seluruh Parameter Uji dan Jenis Sabun Mandi Gel
64
Lampiran Q (Lanjutan). Hasil Uji Tukey Terhadap Seluruh Parameter Uji dan Jenis Sabun Mandi Gel
65
Lampiran Q (Lanjutan). Hasil Uji Tukey Terhadap Seluruh Parameter Uji dan Jenis Sabun Mandi Gel
Keterangan:
H0 : Tidak ada perbedaan nyata diantara kedua jenis sabun mandi gel
H1 : Ada perbedaan nyata diantara kedua jenis sabun mandi gel
(Tolak H0, jika nilai Sig. < 0,05)
66
Lampiran R. Hasil Pengujian Angka Lempeng Total (ALT) Sabun Mandi
Gel Alami
67
Lampiran S. Angket/Kuisioner Uji Kesukaan Konsumen (Hedonik)
68
Realisasi Biaya:
69
70
71
Keterangan:
*) Pembelian pH meter diadakan karena dirasa sangat penting dalam menunjang
penelitian TA ini. Total biaya pembelian pH meter adalah Rp. 9.000.000,00; dan
pembayaran dilakukan oleh 3 (tiga) orang penerima beasiswa, dimana masing-
masing orang menyumbang Rp. 3.000.000,00.
**) Pada nota pengujian ALT di Laptiab tertulis sejumlah Rp. 800.000,00 untuk 4
(empat) jenis sampel sabun, sehingga masing-masing penerima beasiswa
membayar Rp. 200.000,00 untuk masing-masing sampel sabun.
72