DINAMIKA KELOMPOK
Disusun Oleh :
Kelompok 9
Ani Soraya I1011181001
Namira Alifah Fahiratunnisa I1011181009
Nurul Fadhilah Taniyo I1011181022
Ririn Praditiani I1011181032
Yuri Amia I1011181041
Tama Roma Ida S I1011181056
Jesicca Dinanda I1011181061
Abi Sarwan Zharif I1011181062
Nabilah Aulia Rahmah I1011181077
Abed Nego Kei I1011181092
Tiara Fidhiani
B. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang konsep dinamika kelompok
2. Mahasiswa dapat menerapkan konsep dinamika kelompok dengan baik
C. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Dinamika Kelompok
Dinamika kelompok merupakai suatu interaksi yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih untuk membangun hubungan psikologis secara jelas
antarkelompok dengan yang lainnya dan dilakukan secara bersamaan (Slamet
Santosa, 2004).
Dinamika kelompok adalah istilah yang menghubungkan kekuatan-
kekuatan aspek pekerjaan kelompok. Dinamika kelompok ini pada dasanya
mengacu kekuatan interaksional dalam kelompok yang di tata dan dilaksanakan
untuk mencapai tujuan para anggota (Suardi, 1998).
2. Tujuan Dinamika Kelompok
a. Membangkitkan kepekaan diri seorang anggota kelompok terhadap anggota
kelompok lain, sehingga dapat menimbulkan rasa saling menghargai
b. Menimbulkan rasa solidaritas anggota sehingga dapat saling menghormati
dan saling menghargai pendapat orang lain
c. Menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap sesama anggota kelompok
3. Tahap Dinamika Kelompok
1. Forming
Pada tahap forming, kelompok belum saling mengenal satu sama lain.
Akibatnya akan muncul rasa tidak percaya diri dan ketidakpastian gerak-gerik
antaranggota. Oleh karena itu, di tahap ini mengharuskan kita agar saling
mengenal dan mengidentifikasi perannya masing-masing. Kelompok akan
membentuk suatu struktur yang kecil, yaitu ketua, sekretaris meja, sekretaris
papan, dan anggota. Tahap forming didefinisikan sebagai tahap untuk
mempelajari kebiasaa, ide-ide, sikap, pola-pola, nilai, dan tingkah laku
kebiasaan kelompok tempat ia berada (Vembrianto, 1990).
2. Storming
Pada tahap ini akan terjadi perbedaan pendapat yang membuat
antaranggota saling mempertahankan argument mereka. Sama halnya dengan
hubungan antarmanusia lainnya, konflik tidak dapat dihindari. Ketika konflik
pertama muncul, beberapa anggota akan kurang antusias tehadap kelompok dan
bisa mengaburkan tujuan sebenarnya. Akhirnya, muncul perasaan-perasaan
tertentu dengan penolakan suatu argument, kemarahan tentang peran, dan
perubahan sikap.
3. Norming
Pada tahap norming (normalisasi), kelompok akan menemukan cara
berkomunikasi dengan baik. Ketua akan menuntun kembali jalannya diskusi
agar tidak melenceng dan tetap berjalan dengan lancar. Pada proses ini anggota
akan dipaksa agar bisa beradaptasi kembali dan lebih professional dalam
melakukan suatu tujuan yang telah disepakati sebelumnya. Anggota harus
menncari cara lain untuk penyesuaian yang lebih baik antaranggota kelompok.
Pada tahap norming anggota akan mulai menyadari kebutuhan kolaborasi
masing-masing sehingga anggota mau tidak mau harus bekerja sama agar
mendapatkan hasil dan tujuan yang baik.
4. Performing
Pada tahap performing, diusahakan agar setiap anggota melaksanakan
tugasnya dan aktif ketika diskusi. Status antaranggota telah stabil dan diketahui
sudah mengembangkan wawasan dalam kekuatan dan kelemahan masing-
masing. Pada tahap ini tidak ada anggota yang bersikap sebagai dominan atau
pasif, memiliki kolaborasi, kreatif, dan inisiatif agar proses diskusi berjalan
lancar.
5. Adjourning
Setelah berhasil menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan, anggota
kelompok akan mengevaluasi hasil kerja mereka selama melakukan diskusi.
Hasil pekerjaan yang telah didiskusikan akan dijadikan sebagai bukti bahwa
kelompok tersebut telah menyelesaikan hingga tahap akhirnya.
F. Daftar Pustaka
Amir, Andi Mascurna. (2009). Penerapan Dinamika Kelompok. Palu: Jurnal
Academica FISIP UNTAD, vol. 1 no.1, hh.120-130.
Utama, Andre Setya. (2014). Studi Mengenai Dinamika Kelompok di Tim Basket
Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia. Jakarta: Jurnal Sosiologi FISIP UI,
hh. 1-17.