Anda di halaman 1dari 8

Jenis – Jenis Tanaman Sawi Budidaya

a. Sawi Hijau ( Sawi bunga )

Sawi hijau ( Brassica compestris sp. ) merupakan jenis sawi yang sangat populer di budidayakan. Tanaman
sawi hijau ini memiliki batang pendek, daun berwarna keputih-putihan, dan juga memiliki rasa pahit. Tanaman
ini dapat tumbuh baik dengan temparatur suhu normal, dan juga baik di budidayakan di dataran tinggi yang
mengandung bahan organik serta unsur hara yang baik.

b. Sawi Putih ( Pak choy )

Sawi putih ( B. Juncea L ) merupakan jenis yang sangat di sukai banyak orang dan juga banyak yang
membudidayakan tanaman ini. Tanaman sawi ini memiliki bentuk bunga berwarna kuning cerah, daun
berwarna hijau mudah hingga tua, memiliki batang pendek dan tidak memiliki rasa. Tanaman sawi ini dapat di
budidayakan di dataran rendah dan dataran tinggi dengan berbagai media, harus memiliki curah hujan baik,
media tanam memiliki kandungan organik tinggi, subur da gembur. Dan cahaya matahari yang memadai.

c. Sawi Jepun ( Siow pak choi )


Sawi jepun ( Barssica camprestis sp ) merupakan jenis sayuran sawi yang banyak di budidayakan di wilayah
tertentu. Tanaman ini memiliki batang pendek berwrna putih, pangkal daun bergaris atau mengkerut kebawah,
berwarna hijau muda dan tua. Tanaman ini banyak di budidayakan di wilayah tertentu dengan suhu normal,
cahaya matahari memadai, media tanah subur, gembur dan banyak mengandung bahan organik dan memiliki
curah hujan yang baik.

d. Sawi Pahit ( Bitter mustard )

Sawi pahit ( Brassica juncea var rugosa ) merupakan salah satu jenis tanaman sawi terakhir yang paling
populer di indonesia. Tanaman ini selain populer juga memiliki daya jual yang sangat tinggi dan juga mudah di
budidayakan. Tanaman ini memiliki daun berwarna hijau muda hingga hijau tua, memiliki batang pendek
berwrna putih, bunga berwrna kuning cerah, memiliki biji mengkilap berwrna hitam dan juga memiliki rasa khas
pahit. Tanaman sawi pahit ini dapat di budidayakan di dataran rendah dan tinggi, dengan suhu normal, media
tanam gembur, subur dan banyak mengandung bahan organik dan juga pertumbuhan yang sangat cepat.

Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan
pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang kadang-kadang
mirip satu sama lain.

Di Indonesia penyebutan sawi biasanya mengacu pada sawi hijau (Brassica rapa kelompok parachinensis, yang
disebut juga sawi bakso, caisim, atau caisin). Selain itu, terdapat pula sawi putih (Brassica rapa kelompok
pekinensis, disebut juga petsai) yang biasa dibuat sup atau diolah menjadi asinan. Jenis lain yang kadang-
kadang disebut sebagai sawi hijau adalah sesawi sayur (untuk membedakannya dengan caisim). Kailan
(Brassica oleracea kelompok alboglabra) adalah sejenis sayuran daun lain yang agak berbeda, karena daunnya
lebih tebal dan lebih cocok menjadi bahan campuran mi goreng. Sawi sendok (pakcoy atau bok choy)
merupakan jenis sayuran daun kerabat sawi yang mulai dikenal pula dalam dunia boga Indonesia

Sawi yang biasanya menjadi sayuran pendamping mie atau pangsit yang enak itu mempunyai banyak khasiat
dan kandungan gizi yang banyak. Sawi Baik untuk Ibu Hamil, khasiat sawi luar biasa, mampu menangkal
hipertensi, penyakit jantung, dan berbagai jenis kanker. Manfaat lainnya adalah menghindarkan ibu hamil dari
anemia. 

Konsumsi sayur-sayuran sudah menjadi kebutuhan primer karena kandungan gizinya yang sangat tinggi.
Menurut Gladys Block, Ph.D, dari University of California di Berkeley, Amerika Serikat, konsumsi sayuran
hijau secara teratur dapat menyusutkan risiko penyakit kanker hingga separuhnya. 

Dr. Joann Manson dari Harvard Medical Scholl menyebutkan bahwa konsumsi sayuran hijau dapat
menurunkan risiko penyakit kardiovaskular seperti stroke, jantung koroner, dan hipertensi. Salah satu jenis
sayuran yang sangat populer di Indonesia adalah sawi. 

Sawi sangat digemari oleh berbagai lapisan masyarakat. Dalam bahasa Inggris, sawi dikenal dengan istilah
mustard. Dalam perdagangan internasional, sawi dikenal dengan beberapa istilah, yaitu green mustard, Chinese
mustard, Indian mustard, ataupun sarepta mustard. 

Sawi umumnya dimasak dengan cara ditumis, oseng-oseng, asinan, atau digunakan sebagai pelengkap pada mi
ayam, bakso, dan gado-gado. Sawi termasuk ke dalam genus Brassica, spesies Brassica juncea. 

Cegah Osteoporosis 

Sawi banyak mengandung vitamin dan mineral. Kadar vitamin K, A, C, E, dan folat pada sawi tergolong
dalam kategori excellent. Mineral pada sawi yang tergolong dalam kategori excellent adalah mangan dan
kalsium. Sawi juga excellent dalam hal asam amino triptofan dan serat pangan (dietaryfiber).

Kandungan vitamin K pada sawi sangat tinggi, yaitu mencapai 419,3 mkg per cangkir. Konsumsi satu cangkir
sawi sudah dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan vitamin K per hari. 

Vitamin K sangat berguna untuk membantu proses pembekuan darah, sehingga sering disebut sebagi vitamin
koagulasi. Vitamin K mempunyai potensi dalam mencegah penyakit-penyakit serius, seperti penyakit jantung
dan stroke, karena efeknya mengurangi pengerasan pembuluh darah oleh faktor timbunan plak kalsium. 

Vitamin K juga terkait dengan pengaturan protein tulang dan kalsium di dalam tulang dan darah, sehingga
dapat menjaga tulang dari proses osteoporosis. Tanpa peran vitamin K, osteokalsin sebagai protein tulang tidak
dapat bekerja dengan normal. 

Vitamin K juga dapat digunakan untuk menangani kanker karena dapat bertindak sebagai racun bagi sel-sel
kanker, tetapi tidak membahayakan sel-sel yang sehat. 

Fungsi lain dari vitamin K adalah dalam mencegah penyakit alzheimer, pengontrolan kadar gala darah, serta
mencegah sitokin, pembawa pesan yang berperan dalam menyebabkan pembengkakan sambungan tulang saat
penuaan terjadi. 

Kadar vitamin A pada sawi juga sangat tinggi. Konsumsi 1 cangkir sawi cukup untuk memenuhi 84,9 persen
kebutuhan tubuh akan vitamin A per hari. Vitamin A berperan menjaga kornea mata agar selalu sehat. Mata
yang normal biasanya mengeluarkan mukus, yaitu cairan lemak kental yang dikeluarkan sel epitel mukosa,
sehingga membantu mencegah terjadinya infeksi. 

Kekurangan vitamin A membuat sel epitel akan mengeluarkan keratin, yaitu protein yang tidak larut dalam air
dan bukan mukus. Bila sel-sel epitel mengeluarkan keratin, selsel membran akan kering dan mengeras, dan
bila tidak segera diobati akan menyebabkan kebutaan. 

Kandungan vitamin C pada sawi hampir setara dengan jeruk. Konsumsi 1 cangkir sawi cukup untuk memenuhi
59 persen kebutuhan tubuh akan vitamin C per hari. 

Peran utama vitamin C adalah dalam pembentukan kolagen interseluler. Kolagen merupakan senyawa protein
yang banyak terdapat dalam tulang rawan, kulit bagian dalam tulang, dentin, dan vascular endothelium. 

Vitamin C sangat penting perannya dalam proses hidroksilasi dua asam amino prolin dan lisin menjadi
hidraksiprolin dan hidroksilisin. Kedua senyawa ini merupakan komponen kolagen penting. Selain itu, vitamin
C sangat berperan dalam penyembuhan luka serta daya tahan tubuh melawan infeksi dan stres. 
Asam Folat 

Sawi juga sangat baik bagi ibu hamil karena mengandung asam folat yang cukup tinggi. Asam folat
dibutuhkan tubuh untuk mengatasi anemia yang sering terjadi pada ibu hamil. Selain itu, asam folat merupakan
koenzim untuk beberapa sistem enzim. 

Salah satu peranan asam folat adalah biosintesis dan pemindahan satu satuan karbon seperti gugus metil.
Dengan demikian memungkinkan terjadinya sintesis metionin, kolin, dan penambahan gugus metil pada
pirimidin sehingga terbentuk timin. Senyawa terakhir ini merupakan salah satu komponen penting dalam
molekul DNA. 

Peran asam folat dalam proses sintesis nukleoprotein merupakan kunci pembentukan dan produksi butir-butir
darah merah normal dalam sumsum tulang. Asam folat juga terlibat dalam proses oksidasi fenilalanin menjadi
tirosin. 

Kebutuhan asam folat pada orang dewasa mencapai 400 mkg perhari. Kebutuhan ini menjadi dua kali lipat
pada ibu yang sedang hamil dan bertambah 50 persen untuk ibu yang sedang menyusui. 

Asam folat dan vitamin B6 dapat mereduksi homosistein di dalam tubuh. Homosistein dapat mencegah
terbentuknya ikatan silang pada kolagen, sehingga tulang menjadi lebih mudah keropos. 

Kandungan vitamin E pada sawi dapat berfungsi sebagai antioksidan utama di dalam sel. The George Mateljan
Foundation (2006) menggolongkan sawi dalam kategori excellent sebagai sumber vitamin E. Kebutuhan rata-
rata vitamin E mencapai 10-12 mg/hari. 

Kandungan vitamin E pada sawi juga berperan balk untuk mencegah penuaan. 

Unggul Serat, Kaya Mineral 

Sawi juga memiliki keunggulan dalam hal serat pangan. Serat dibutuhkan tubuh untuk menurunkan kadar
kolesterol dan gula darah. Di dalam saluran pencernaan, serat akan mengikat asam empedu (produk akhir
kolesterol) dan kemudian dikeluarkan bersama tinja. 

Semakin tinggi konsumsi serat, akan semakin banyak asam empedu dan lemak yang dikeluarkan oleh tubuh.
Hal tersebut secara otomatis akan mengurangi kadar kolesterol. selain untuk mengendalikan kolesterol, serat
pada sawi juga sangat berguna mencegah diabetes melitus dan terjadinya kanker kolon. 

Kandungan mangan pada sawi juga termasuk dalam kategori excellent. Mangan sangat esensial untuk proses
metabolisme tubuh, sedangkan triptotan merupakan protein utama penghubung antarsaraf dan pengatur pola
kebiasaan (neurobehaviour} yang berdampak kepada pola makan, kesadaran, persepsi atas rasa sakit, dan pola
tidur. 

Sawi juga memiliki kalsium yang sangat baik. Kalsium merupakan salah satu mineral terpenting yang
dibutuhkan tubuh. Konsumsi kalsium kurang dari kebutuhan dapat menyebabkan rapuhnya integritas tulang
dan osteoporosis di usia dini, terutama pada wanita. 

Kandungan kalsium yang tinggi pada sawi dapat mengurangi hilangnya bobot tulang yang biasa terjadi pada
usia lanjut. Tekanan darah tinggi juga dapat disebabkan oleh rendahnya kadar kalsium di dalam darah. 

Mineral lain yang cukup berarti pada sawi adalah magnesium. Kandungan magnesium pada sawi sangat
berguna untuk mereduksi stres dan membantu membentuk pola tidur yang baik. 

Tangkal Macam-Macam Kanker 


Sawi merupakan jenis sayuran yang sangat bermanfaat untuk mencegah berbagai penyakit, terutama kanker.
Hal itu disebabkan tingginya kadar senyawa fitokimia pada sawi, khususnya glukosinolat. Di dalam tanaman,
glukosinolat bereaksi dengan enzim mirosinase, menghasilkan komponen aktif indol dan isotiosianat. 

Indol dan isotiosianat berfungsi untuk mereduksi potensi kanker karena kemampuan kedua komponen itu
mengatur enzim yang berfungsi mendetoksifikasi hati. Indol dan isotiosianat juga dapat menghambat enzim
yang dapat menyebabkan terbentuknya senyawa karsinogenik (penyebab kanker). 

Sebuah penelitian yang dilakukan dari Ohio State University membuktikan bahwa senyawa isotiosianat dapat
menghambat sel kanker. Senyawa ini berasal dari senyawa glukosinolat yang mengalami perubahan setelah
sayuran digigit, dikunyah, dan dicerna. 

Dari beberapa hasil studi epidemologi, Park dan Pezzuto (2002) melaporkan bahwa konsumsi sayuran dari
genus Brassica (termasuk sawi) dapat menurunkan risiko berbagai jenis kanker, yaitu kanker payudara, prostat,
ginjal, kolon, kandung kemih, dan paru-paru. Konsumsi tiga porsi atau lebih sayuran tersebut mampu
menurunkan risiko kanker prostat dibandingkan dengan konsumsi hanya satu porsi per minggu. Dilaporkan
juga bahwa konsumsi sayuran Brassica sebanyak 1-2 porsi/hari mampu menurunkan risiko kanker payudara
sebesar 20-40 persen. 

Sawi juga bermanfaat untuk mencegah kanker kandung kemih. Kanker kandung kemih merupakan penyakit
yang paling menakutkan. Tercatat 11.000 orang didiagnosis menderita kanker tersebut di Inggris dan lebih dari
30 persen-nya meninggal akibat penyakit ini. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Steven Schwartz dari
Ohio State University membuktikan bahwa senyawa isotiosianat dapat memangkas sel kanker kandung kemih,
khususnya sel agresif yang cenderung cepat menyebar ke seluruh tubuh. 

Sawi juga mengandung sulforafan yang juga bersifat antikanker. Sebuah publikasi pada Journal of Nutrition
pada tahun 2004 menunjukkan bahwa kandungan sulforafan yang banyak terdapat pada golongan Brassica
sangat efektif untuk mencegah pertumbuhan sel kanker payudara. Paul Talalay, farmakologis dari Johns
Hopkins, menegaskan bahwa sulforafan diketahui mampu meningkatkan produksi enzim fase II di dalam hati. 

Enzim ini berperan mengangkut bahan-bahan karsinogen yang dihasilkan dari senyawa prokarsinogen dan
membuangnya keluar dari sel. 

Turunkan LDL, Naikkan HDL 

Kandungan vitamin E, betakaroten, dan vitamin C pada sawi sangat baik untuk mencegah kolesterol dan
penyakit jantung. Ketiga zat tersebut sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya oksidasi kolesterol LDL.  

Kandungan vitamin B6, asam folat, dan magnesium pada sawi juga berpotensi untuk mencegah penyakit
jantung. Vitamin B6 dan asam folat dapat menghambat terbentuknya homosistein, yaitu suatu senyawa yang
mampu menyumbat pembuluh darah sehingga berpotensi menyebabkan penyakit jantung. 

Sebuah studi di Amerika Serikat pada tahun 1995 menunjukkan bahwa konsumsi asam folat 400 mikrogram
per hari dapat mencegah 28.000 kematian setiap tahun akibat penyakit jantung. Kandungan magnesium pada
sawi juga dapat mencegah tekanan darah tinggi dan penyakit jantung. 

Sawi juga mengandung niasin. Niasin dapat menurunkan kadar kolesterol dan meningkatkan kadar HDL
(kolesterol baik). Niasin berperan dalam merangsang terbentuknya prostaglandin 12, yaitu hormon yang
membantu mencegah pengumpulan agregasi trombosit. Dengan demikian, niasin dapat memperkecil proses
ateroskerosis dan akhirnya menurunkan kemungkinan terjadinya serangan jantung. 

Kurang Baik bagi Penderita Ginjal 


Sawi merupakan salah satu bahan pangan yang banyak mengandung oksalat. Kandungan oksalat yang terlalu
tinggi di dalam tubuh dapat menyebabkan kristalisasi yang menjurus pada terbentuknya batu. Karena itu,
mereka yang mempunyai gangguan terhadap ginjal sebaiknya menghindari konsumsi sawi yang berlebihan. 

Kandungan oksalat dapat menghambat penyerapan kalsium di dalam tubuh. Kandungan vitamin C yang tinggi
pada sawi juga akan mendorong terbentuknya oksalat di dalam tubuh. 

Sawi juga mengandung goitrogen, yaitu senyawa yang dapat menghambat fungsi kelenjar tiroid. Kelenjar
tiroid berfungsi untuk menghasilkan hormon tiroksin dari bahan baku mineral iodium. Terhambatnya fungsi
kelenjar tiroid akan menyebabkan terjadinya goiter (gondok). 

Menurut Cahanar dan Suhanda (2006), meskipun belum memiliki data ilmiah secara pasti, proses pemasakan
pada sawi dapat menginaktivasi komponen goitrogen. Karena itu, tidak perlu khawatir mengonsumsi sawi,
sepanjang bahan tersebut telah dimasak hingga matang.

Setidaknya 10 manfaat yang bisa diperoleh jika Anda mengonsumsi sawi


telah terangkum di bawah ini, antara lain:

1. Meminimalisir resiko penyakit diabetes tipe 2

Sawi merupakan salah satu jenis sayuran yang kaya akan asam alfa-linoleat
dan asam lemak omega 3 yang bermanfaat untuk kesehatan otak,
meminimalisir resiko penyakit diabetes tipe 3 sekaligus meningkatkan
kesehatan jantung agar selalu berfungsi dengan maksimal.

2. Melawan radang dan pembentukan plak pada arteri.

Kandungan fitonutrien dan quercetin mampu melawan peradangan dan


pembentukan plak pada pembuluh arteri dan sulforaphane. Namun
dibutuhkan makanan lain seperti buah alpukat dan minyak zaitun agar proses
perlawanan tersebut bisa berjalan efektif.

3. Memaksimalkan diet.

Bagi Anda yang sedang berusaha menurunkan berat badan, mengonsumsi


sawi adalah solusi yang tepat karena sawi rendah kalori namun kaya akan
serat. Kalori daun sawi mentah hanya 26 kkal per 100 gram dan
kandungannya pun rendah lemak.

4. Membantu pemulihan penyakit Alzheimer

Sawi mengandung vitamin K yang efektif membantun fungsi massa tulang


dan mengembangkan system osteotrofik pada tulang sehingga kandungan
tersebut bermanfaat untuk para pasien Alzheimer karena nutrisinya dapat
mengurangi kerusakan saraf otak.

5. Melawan kanker

Kanker merupakan salah satu masalah kesehatan yang sangat berbahaya


dan bisa menyerang kapan saja.

Banyaknya jenis kanker harus diwaspadai dari sekarang. Daun sawi terbukti
mampu melawan dan mencegah berbagai jenis kanker seperti kanker usus,
prostat, kanker payudara dan juga kanker ovarium. Kandungan sawi dapat
menghambat pertumbuhan sel kanker karena adanya efek sitotoksik pada sel
tersebut.

6. Mengontrol kolesterol

Kandungan serat yang tinggi dalam daun sawi yang berwarna hijau gelap
membuatnya memiliki manfaat sebagai pengontrol kadar kolesterol dalam
tubuh, melindungi dan mencegah wasir, sembelit sekaligus penyakit kanker
usus besar.

7. Mencegah cacat pada bayi

Daun sawi banyak mengandung asam folat yang baik untuk pertumbuhan
janin. Vitamin yang dapat larut dalam air dibutuhkan dalam sintesis DNA
ketika sebelum dan awal kehamilan, hal ini efektif membantu pencegahan
cacat tabung saraf pada bayi dalam kandungan.

8. Mencegah osteoporosis

Selain beberapa manfaat di atas, manfaat sawi yang berikutnya yaitu


mencegah osteoporosis, arthritis dan anemia. Bahkan mengonsumsi sawi
secara rutin juga efektif melindungi tubuh dari penyakit jantung dan asma.

9. Menjaga kesehatan selaput lendir

Kandungan vitamin A pada sawi membuatnya efektif untuk memenuhi nutrisi


dan menjaga kesehatan selaput lendir. Di samping itu, vitamin A juga dikenal
sangat baik untuk meningkatkan kualitas daya penglihatan sekaligus
kesehatan kulit.

10. Memenuhi asupan nutrisi tubuh dengan baik


Kekebalan tubuh akan meningkat apabila rajin mengonsumsi makanan yang
sehat, termasuk sayur-sayuran seperti sawi contohnya. Sawi kaya akan
vitamin C yang jauh lebih banyak dari jeruk yang biasa Anda konsumsi. Sawi
juga merupakan sumber anti oksidan dan mineral yang baik untuk kesehatan
tubuh bila dikonsumsi secara rutin dengan porsi yang pas dan memadai.

Itulah beberapa manfaat yang bisa Anda nikmati jika mengonsumsi sayur
sawi secara rutin. Tapi harus diingat bahwa ada juga beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam mengonsumsi sayuran ini, yaitu:

 Penderita batu ginjal harus mengurangi konsumsi sawi karena sawi


mengandung oksalat yang bisa menghambat proses penyerapan
kalsium dalam tubuh sehingga beresiko menimbulkan pembentukan
batu ginjal.
 Pengonsumsian sawi mentah harus dihindari bagi Anda yang
mengalami masalah disfungsi tiroid karena kandungan goitrogensnya
bisa memicu pembengkakan pada kelenjar tiroid.
 Ukur dan perhatikanlah jumlah serta tata cara pengolahan sayur sawi
dengan baik agar manfaat yang diberikan bisa dinikmati secara efektif.

Dengan memperhatikan beberapa hal tersebut, tentu saja seluruh manfaat


sawi yang sudah disebutkan tadi bisa Anda peroleh dengan baik. Kandungan
dan nutrisi penting dalam sayur sawi dapat memberikan efek positif bagi
kesehatan tubuh Anda mulai saat ini.

Harganya yang murah dan terjangkau menjadi salah satu alasan lain yang
membuat sayur sawi sangatlah layak untuk dikonsumsi oleh berbagai
kalangan masyarakat yang ingin mendapatkan kesehatan tubuh yang prima
dan juga fit.

Anda mungkin juga menyukai