Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS DIETETIK 2

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR PADA PASIEN KANKER

Dosen Pengampu: Ayu Rahadiyanti, S. Gz, MPH


Ahmad Syauqy, S. Gz, MPH, PhD
Muti’ah Mustaqimatusy Syahadah, S.Gz, M.Gz
Mursid Tri Susilo, S.Gz, M.Gizi

Disusun oleh :
Kelompok 1
Aura Justicia Shandy 22030119130055
Agapita Ivanne A. 22030120110029
Evelin Zefani Widhianti 22030120110031
Louis Alden 22030120120001
Selena K.H Nainggolan 22030120120003
Monica Rachmani 22030120120005
Dea suliyani 22030120120007
Erna Febriani 22030120120011
Muthia Zahra Pratiwi 22030120120013
Arum Ro’idatul 'Azmi 22030120120015

DEPARTEMEN ILMU GIZI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2023
I. LATAR BELAKANG
WS, laki-laki 14 tahun berstatus pelajar SMP beragama islam. Masuk RS 25
Februari 2023 di ruang Cendana RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA dengan
diagnosis medis massa intraabdomen susp. Teratoma, dd kista dermoid pelvis. Compos
mentis, Tensi : 100/60 mmHg, nadi 100x/menit, respirasi 28x/menit, suhu 37˚C. Hasil
CT Scan abdomen cephal dbn, thorax dbn, terdapat massa intraabdomen, extremitas dbn.
Px mengeluhkan batuk, terdapat benjolan di perut kanan bawah. 1 bulan SMRS nyeri
pada perut bagian bawah, demam. 11 HSMRS rawat inap di RS Magelang. Pre-operasi
laparatomi eksplorasi, batuk, sering maag. Tidak ada Riwayat penyakit keluarga.
Pekerjaan orang tua ialah PNS, jumlah anggota keluarga 5 bersuku jawa. WS memiliki
hobi bermain sepak bola 1x sehari dengan durasi tidur 7-8 jam/hari. WS tidak memiliki
alergi terhadap makanan tertentu, hanya saja mengalami anorexia GI. Kondisi gigi
lengkap, tidak ada stomatitis maupun kesulitan dysphagia. Dilaporkan mengalami
penurunan BB sebanyak 13 kg dalam 1 bulan terakhir. Masakan biasa disiapkan oleh ibu
dengan riwayat:
Makanan pokok : Nasi @ 2 centong (3x / hari), mie instan kurang dari 3x / minggu Lauk
hewani : Ayam @ 1 potong sedang (5–7x / minggu), Telur @ 1 butir (1x / hari), lebih
sering digoreng
Lauk nabati : Tahu dan tempe @ 1 potong (1–3x / hari), lebih sering digoreng Sayuran :
Sayuran hijau (2–3x / hari), suka urap Buah : Jeruk (3–6x / minggu) Selingan : Jarang
makan cemilan, suka kering tempe
Minuman : Biasa minum teh manis tiap pagi
WS memiliki BB 40 kg, TB 160 cm, LILA 22 cm dengan data biokimia:
Pemeriksaan Urin/Darah Satuan/Nilai Normal Data Pasien

Basofil # 0 – 0,1 x 103/µL 0,02 x 103/µL

Basofil % < 1% 0,2%

LUC # 0 – 0,4 x 103/µL 0,27 x 103/µL

Monosit # 0,3 – 0,8 x 103/µL 0,33 x 103/µL

Eusinofil # 0 – 0,2 x 103/µL 0,51 x 103/µL

Kreatinin 0,6 – 1,3 mg/dL 0,82 mg/dL


INR 0,9 – 1,1 1,21

Limfosit 1,3 – 2,9 x 103/µL 1,61 x 103/µL

Klorida 98 – 107 mmol/L 102 mmol/L

Hemoglobin 14 – 17,5 g/dL 11,6 g/dL

Kontrol PPT - 13,5

Natrium 136 – 145 mmol/L 146,1 mmol/L

PPT 12,3 – 15,3 detik 16,1 detik

RDW 11,5 – 15,5% 16,3%

HDW 2,2 – 3,3% 2,56%

CH - 23,3 pg

MCH 28 – 33 pg 24,3 pg

Limfosit % 25 – 50% 25,3%

Albumin 3,4 – 5 g/dL 3,49 g/dL

Netrofil # 2,2 – 4,8 x 103/µL 3,62 x 103/µL

Kontrol APTT - 30,4

CHCM 33 – 37 g/dL 32,5 g/dL

APTT 27,9 – 37 detik 33,2 detik

MCHC 33 – 36 g/dL 33,8 g/dL

Hematokrit 40 – 52% 34,4%

LUC % 0 – 4% 4,3%

Kalium 3,5 – 5,1 mmol/L 4,39 mmol/L

Eritrosit 4,7 – 6,1 x 106/µL 4,78 x 106/µL

Monosit % 1 – 6% 5,1%
MPV 7,2 – 10,4 fL 5,8 fL

Netrofil % 25 – 60% 57%

Trombosit 156 – 408 x 103/µL 580 x 103/µL

BUN 7 – 20 mg/dL 6,3 mg/dL

Leukosit 4,5 – 11 x 103/µL 6,35 x 103/µL

MCV 80 – 96 fL 72 fL

Eusinofil % 1 – 5% 8%

HbsAg Non reaktif Non reaktif

Hasil Recall 24 jam diet RS


Tanggal : 26 Februari 2023
Diet RS : Diet anak standar D
Implementasi Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)

Asupan oral 1120,1 45,2 20,9 189,8

Standar RS 2011 59,5 66 294

% Asupan 55,69% 75,96% 31,67% 64,56%

II. SKRINING (DATA UMUM)


A. Pemilihan Metode Skrining
Pada kasus ini, alat skrining yang paling tepat digunakan adalah Paediatric
Yorkhill Malnutrition Score (PYMS). PYMS dikembangkan dan divalidasi di
Inggris untuk anak-anak yang dirawat di rumah sakit berusia 1–16 tahun. Skrining
gizi ini dapat digunakan untuk identifikasi status gizi, identifikasi kebutuhan untuk
intervensi gizi, dan memprediksi outcome klinis tanpa intervensi. Skrining gizi ini
merupakan metode skrining gizi pada anak yang paling reliabel digunakan di rumah
sakit dengan nilai sensitivitas sebesar 95,31% dan spesifisitas 76,92%. Mengacu
pada ESPEN terdapat 4 komponen antara lain riwayat penurunan asupan makan
dalam 1 minggu sebelumnya (skor 0-2), Indeks Massa Tubuh menurut Usia (skor 0
& 2), riwayat penurunan berat badan (skor 0-1), dan kaitan penyakit dengan
kebutuhan gizi pasien (skor 0-2). Total skor dari keseluruhan indikator menandakan
derajat malnutrisi pasien.
B. Pengisian Kuesioner
Tabel 1. Formulir Paediatric Yorkhill Malnutrition Score (PYMS)
Nama : WS Tanggal Pemeriksaan : 25/02/23
Nomor Rekam Medis : - Umur : 14 tahun
Tanggal Lahir : - Berat Badan : 40 kg
Jenis Kelamin : L Tinggi/Panjang Badan : 160 cm
IMT : 15,625 kg/m2
No. Kriteria Skor
1 Apakah IMT anak Tidak
berada di bawah nilai 0

cut-off tabel IMT 0


Ya
rujukan yang terdapat 2
di bawah?
2 Apakah anak Tidak
0
mengalami penurunan
berat badan akhir-akhir Ya
ini - Penurunan BB tidak
disengaja
1
- Baju menjadi lebih
1
longgar
- Kenaikan BB tidak
signifikan (jika <2
tahun)
3 Apakah anak Tidak, intake seperti biasa 0
mengalami penurunan Ya, terjadi penurunan intake
intake makanan setidaknya selama 1 minggu 1
(termasuk ASI dan susu terakhir 1
formula) setidaknya Ya, tidak ada intake (atau
selama 1 minggu hanya beberapa 2
terakhir sendok/hisapan ASI/susu
formula) setidaknya selama
1 minggu terakhir
4 Apakah status gizi anak Tidak 0
akan dipengaruhi oleh Ya
penyakit/kondisi - Penurunan intake, dan
kesehatan setidaknya atau
1
untuk 1 minggu - Peningkatan kebutuhan,
kedepan dan atau 1
- Peningkatan kehilangan
Ya, tidak ada intake (atau
hanya beberapa
2
sendok/hisapan ASI/susu
formula)
Skor Total 3
Kesimpulan
Skor < 2 Tidak berisiko malnutrisi
Skrining ulang sebulan kemudian
Skor ≥ 2 Berisiko malnutrisi

Rujuk ke ahli gizi
Umur (th) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
L: 15.0 14.5 14.0 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 14.0 14.0 14.5 14.5 15.0 15.5 16.0 16.5 17.0 17.0
P: 15.0 14.0 13.5 13.5 13.0 13.0 13.0 13.0 13.0 13.5 14.0 14.5 15.5 15.5 16.0 16.5 17.0 17.0

C. Kesimpulan Kuesioner
Berdasarkan hasil skrining menggunakan form Paediatric Yorkhill
Malnutrition Score (PYMS), An. WS memperoleh jumlah skor 3. Skor 0
menandakan pasien tidak berisiko malnutrisi sehingga skrining gizi wajib dilakukan
ulang 1 minggu kemudian. Skor 1 menandakan skrining gizi wajib dilakukan ulang
3 hari kemudian. Jika nilai >2 menandakan malnutrisi tingkat berat sehingga
pengukuran lebih detail perlu dilakukan oleh ahli gizi serta skrining ulang 1 minggu
kemudian. Jadi, dapat diinterpretasikan bahwa An. WS berisiko malnutrisi dan
memerlukan asuhan gizi terstandar.
III. ASESMEN (PENGKAJIAN) GIZI
1. Pengkajian Riwayat Terkait Gizi/Makanan (FH)
Tabel 2. Data Riwayat Terkait Gizi/Makanan
Food History (FH)

Domain Data Pasien Interpretasi

FH 1.1 Asupan Energi

FH 1.1.1 Asupan Energi

FH 1.1.1 MRS Kecukupan kurang


Asupan Energi Total 1120,1 kkal (55,69%)

FH 1.2 Asupan Makanan dan Minuman

FH 1.2.1 Asupan Minuman

FH 1.2.1.1 SMRS -
Minuman Oral
Teh manis tiap pagi
FH 1.2.2 Asupan Makanan

FH 1.2.2.1 SMRS Asupan makan pasien


Jumlah Makanan - Nasi 2 centong 3 SMRS belum bervariasi
kali/hari pada konsumsi buah-
buahan, lauk hewani dan
- Mie instan kurang
lauk nabati juga lebih
dari 3 kali/minggu
sering pengolahan
- Ayam 1 potong digoreng.
sedang 5 - 7
kali/minggu
- Telur 1 butir 1
kali/hari (lebih
sering digoreng)
- Tahu 1 potong 1 - 3
kali/hari (lebih
sering digoreng)
- Tempe 1 potong 1 -
3 kali/hari (lebih
sering digoreng)
- Sayuran hijau 2 - 3
kali/hari (menyukai
urap)
- Jeruk 3 - 6
kali/minggu
- Menyukai kering
tempe

FH 1.2.2.3 SMRS 3 kali/hari -


Pola Makan

FH 1.5 Asupan Makronutrien


FH 1.5.1 Asupan Lemak dan Kolesterol
FH 1.5.1.1 MRS 20,9 g (31,67%) Kecukupan kurang
Total Lemak
FH 1.5.2 Asupan Protein
FH 1.5.2.1 MRS 45,2 g (75,96%) Kecukupan kurang
Total Protein
FH 1.5.3 Asupan Karbohidrat
FH 1.5.3.1 MRS 189,8 g (64,56%) Kecukupan kurang
Total Karbohidrat
FH 7.3 Aktivitas Fisik
FH 7.3.1 Bermain sepak bola -
Riwayat Aktivitas Fisik
FH 7.3.3 1 kali/hari -
Frekuensi
Kesimpulan:
Asupan biasa An. WS cukup beragam mulai dari makanan pokok, lauk hewani
dan nabati, dan sayuran, namun pada buah masih belum bervariasi dan
pengolahan makanan cenderung lebih banyak yang digoreng. Selain itu, selama
perawatan di RS, asupan makan An. WS belum memenuhi kebutuhan.

2. Pengkajian Antropometri (AD)


Tabel 3. Data Antropometri
Anthropometric Data (AD)

Domain Data Pasien Interpretasi

AD 1.1 Riwayat Komposisi Tubuh/Pertumbuhan/Berat Badan

AD 1.1.1 160 cm -
Tinggi Badan

AD 1.1.2 40 kg -
Berat Badan

AD 1.1.4 13 kg (24,53%) dalam -


Perubahan Berat Badan waktu 1 bulan
AD 1.1.5 15,625 kg/m2 -
IMT
AD 1.1.6 IMT/U -1,89 SD Gizi baik (Permenkes,
Tingkat Pola 2020)
Pertumbuhan
AD 1.1.7 LILA 22 cm -
Estimasi Kompartemen
% LILA 86,96% Gizi baik (WHO-NCHS)
Tubuh

Kesimpulan:
An. WS memiliki status gizi baik berdasarkan IMT/U dan persen LILA.
Meskipun demikian, An. WS mengalami penurunan berat badan yang
signifikan dalam waktu 1 bulan terakhir.

3. Pengkajian Data Biokimia (BD)


Tabel 4. Data Biokimia
Biochemical Data (BD)

Domain Data Pasien Nilai Normal Interpretasi

BD 1.2 Profil Elektrolit dan Ginjal

BD 1.2.1 6,3 mg/dL 7 - 20 mg/dL Rendah


BUN

BD 1.2.2 0,82 mg/dL 0,6 - 1,3 mg/dL Normal


Kreatinin

BD 1.2.5 146,1 mmol/L 136 - 145 Tinggi


mmol/L
Natrium

BD 1.2.6 102 mmol/L 98 - 107 mmol/L Normal


Klorida

BD 1.2.7 4,39 mmol/L 3,5 - 5,1 mmol/L Normal


Kalium

BD 1.4 Profil Saluran Pencernaan

BD 1.4.10 16,1 detik 12,3 - 15,3 detik Lebih lama


(pemanjangan)

Kontrol PPT 13,2 - -


Partial Activated Partial 27,9 - 37 detik Normal
Thromboplastin Thromboplastin
Time (PPT) Time (APPT)
33,2 detik

Kontrol APPT - -
30,4

BD 1.4.11 1,21 0,9 - 1,1 Lebih tinggi


INR (pemanjangan)

BD 1.10 Profil Anemia Gizi

BD 1.10.1 11,6 g/dL 14 - 17,5 g/dL Rendah


Hemoglobin
Hemoglobin 2,2 - 3,3% Normal
Distribution
Width (HDW)
2,56%

Corpuscular - -
Hemoglobin
(CH) 23,3 pg

Mean 28 - 33 pg Rendah
Corpuscular
Hemoglobin
(MCH) 24,3 pg

Mean 33 - 36 g/dL Normal


Corpuscular
Hemoglobin
Concentration
(MCHC) 33,8
g/dL

Cellular 33 - 37 g/dL Rendah


Hemoglobin
Concentration
Mean (CHCM)
32,5 g/dL

BD 1.10.2 34,4% 40 - 52% Rendah


Hematokrit

BD 1.10.3 72 fL 80 - 96 fL Rendah
Mean
Corpuscular
Volume (MCV)
BD 1.10.5 16,3% 11,5 - 15,5% Tinggi
Red Cell
Distribution
Width (RDW)
BD 1.11 Profil Protein
BD 1.11.1 3,49 g/dL 3,4 - 5 g/dL Normal
Albumin
BD 1.11. 7 Basofil 0,02 x 0 - 0,1 x 103/µL Normal
Antibodi 103/µL

% Basofil 0,2% < 1% Normal

Monosit 0,33 x 0,3 - 0,8 x 103/µL Normal


103/µL

% Monosit 5,1% 1 - 6% Normal

Eusinofil 0,51 x 0 - 0,2 x 103/µL Tinggi


103/µL

% Eusinofil 8% 1 - 5% Tinggi

Limfosit 1,61 x 1,3 - 2,9 x 103/µL Normal


103/µL

% Limfosit 25 - 50% Normal


25,3%

Neutrofil 3,62 x 2,2 - 4,8 x 103/µL Normal


103/µL

% Neutrofil 57% 25 - 60% Normal

Leukosit 6,35 x 4,5 - 11 x 103/µL Normal


103/µL

Lain-lain
Mean Platelet 5,8 fL 7,2 - 10,4 fL Rendah
Volume (MPV)

Trombosit 580 x 103/µL 156 - 408 x Tinggi


103/µL

Large Unstained 0,27 x 103/µL 0 - 0,4 x 103/µL Normal


Cell (LUC)

% LUC 4,3% 0 - 4% Tinggi (ada


infeksi virus,
leukimia, atau
infeksi jamur)

HbsAg Non reaktif Non reaktif Negatif hepatitis


B

Kesimpulan:
An. WS memiliki beberapa profil biokimia yang lebih tinggi dari nilai normal,
seperti natrium, PPT, INR, RDW, eusinofil, trombosit, dan % LUC. Sedangkan
BUN, hemoglobin, MCH, CHCM, hematokrit, MCV, dan MPV berada di
bawah nilai normal. Hasil tersebut berkaitan dengan kondisi penyakit yang
dialami.

4. Pengkajian Data Klinis/ Fisik (PD)


Tabel 5. Data Klinis/Fisik
Physical Data (PD)

Domain Data Pasien Nilai Normal Interpretasi

PD 1.1 Tanda Fisik Terkait Gizi

PD 1.1.7 Composmentis - -
Saraf dan
Kognisi

PD 1.1.9 Tekanan darah: Sys: 100 - 140 Normal


Tanda Vital 100/60 mmHg mmHg
Dyas: 60 - 90
mmHg
HR: 100 x/menit 60 - 100 x/menit Normal

RR: 28 x/menit 12 - 20 x/menit Tinggi

Suhu: 370C 36 - 380C Normal

Kesimpulan:
An. WS memiliki kesadaran composmentis. Tanda vital An. WS secara
keseluruhan normal, hanya saja dinilai tinggi pada respiratory rate.

5. Pengkajian Data Riwayat Pasien (CH)


Tabel 6. Data Riwayat Pasien
Client History (CH)

Domain Data Pasien Interpretasi


CH 1.1 Data Personal

CH 1.1.1 14 tahun Remaja


Usia

CH 1.1.2 Laki-laki -
Jenis Kelamin

CH 1.1.3 Ras/ Etnis Jawa -

CH 1.1.6 Pendidikan SMP -

CH 1.1.7 Anak -
Peran dalam Keluarga

CH 2.1 Riwayat Medis Pasien/Keluarga Terkait Gizi

CH 2.1.1 Batuk, terdapat


Keluhan Terkait Gizi benjolan di perut kanan
bawah, demam, dan
sering maag
CH 2.1.7 Massa intraabdomen
Hematologi/ Onkologi susp., teratoma, dd kista
dermoid pelvis
CH 2.2 Perawatan/Terapi

CH 2.2.1 Laparatomi eksplorasi


Operasi

CH 3.1 Riwayat Sosial


CH 3.1.1 Faktor Memiliki akses ke
Sosioekonomi rumah sakit yang
mudah

CH 3.1.2 Situasi Tinggal bersama orang


Tempat Tinggal tua

CH 3.1.5 Geografis Perkotaan


Tempat Tinggal
CH 3.1.6 Pekerjaan Siswa (pasien)
PNS (orang tua)

CH 3.1.7 Agama Islam

Kesimpulan:
An. B adalah seorang remaja laki-laki yang memerlukan terapi medis dan gizi
yang dapat mengurangi keluhan. An. B didiagnosis massa intra abdomen susp.
6. Comparative Standar
Tabel 7. Comparative Standar
Comparative Standard (CS)

Domain Asupan Kebutuhan Interpretasi

CS 1.1 Estimasi Kebutuhan Energi

CS 1.1.1 SMRS 1344,1 kkal 1607,2 kkal SMRS 83,6%


Total Estimasi MRS 1120,1 kkal (cukup)
Kebutuhan MRS 69,7%
Energi (kurang)

CS 1.1.2 Rumus Schofield


Metode
Perhitungan
Kebutuhan

CS 2.1 Estimasi Kebutuhan Lemak

CS 2.1.1 SMRS 54,8 g 35,7 g SMRS 153,5%


Total Estimasi MRS 20,9 g (berlebih)
Kebutuhan MRS 58,5%
Lemak (kurang)

CS 2.1.2 20% Kebutuhan Kalori


Metode
Perhitungan
Kebutuhan

CS 2.2 Estimasi Kebutuhan Protein

CS 2.2.1 SMRS 59,4 g 81 g SMRS 73,3%


Total Estimasi MRS 45,2 g (kurang)
Kebutuhan MRS 55,8%
Protein (kurang)

CS 2.2.2 1-1,5 gr/kg/hari


Metode
Perhitungan
Kebutuhan

CS 2.3 Estimasi Kebutuhan Karbohidrat

CS 2.3.1 SMRS 163,6 g 240,5 g SMRS 68,02%


Total Estimasi MRS 189,8 g (kurang)
Kebutuhan MRS 78,9%
Karbohidrat (kurang)
CS 2.3.2 Sisa perhitungan kebutuhan P dan L
Metode
Perhitungan
Kebutuhan

CS 2.4 Estimasi Kebutuhan Serat

CS 2.4.1 SMRS 10,1 g 40 g SMRS 25,25%


Total Estimasi MRS - g (kurang)
Kebutuhan Serat

CS 2.4.2 40 gr/hari
Metode
Perhitungan
Kebutuhan

CS 2.5 Estimasi Kebutuhan Cairan

CS 2.5.1 SMRS 354 mL 1607 mL SMRS 22%


Total Estimasi MRS - (kurang)
Kebutuhan MRS -
Cairan

CS 2.5.2 1 mL/1 kkal


Metode
Perhitungan
Kebutuhan

CS 2.6 Estimasi Kebutuhan Vitamin

CS 2.6.1 SMRS 208,7 µg 600 µg SMRS 34,78%


Vitamin A MRS 0 µg (kurang)
MRS -

CS 2.6.2 SMRS 52,3 mg 75 mg SMRS 69,73%


Vitamin C MRS - mg (kurang)
MRS -

CS 2.6.4 SMRS 1,1 mg 15 mg SMRS 7,3%


Vitamin E MRS - mg (kurang)
MRS -

CS 2.6.6 SMRS 0,7 mg 1,2 mg SMRS 58,3%


Thiamin MRS - mg (kurang)
MRS -

CS 2.6.7 SMRS 0,7 mg 1,3 mg SMRS 53,8%


Riboflavin MRS - mg (kurang)
MRS -

CS 2.6.8 SMRS 12,5 mg 16 mg SMRS 78,1%


Niasin MRS - µg (kurang)

CS 2.6.9 SMRS 0,8 mg 1,3 mg SMRS 61,53%


Vitamin B6 MRS - mg (kurang)
MRS -

CS 2.6.10 SMRS 163,1 µg 400 µg SMRS 40,8%


Folat MRS - µg (kurang)
MRS -

CS 2.6.11 SMRS 1 µg 4 µg SMRS 25%


Vitamin B12 MRS - µg (kurang)
MRS -

CS 2.6.15 Permenkes RI No. 28 Tahun 2019 Tentang AKG (77%


Metode AKG) untuk anak Usia 13 – 15 Tahun9
Perhitungan
Kebutuhan

CS 2.7 Estimasi Kebutuhan Mineral

CS 2.7.1 SMRS 513 mg 1200 mg SMRS 42,75%


Kalsium MRS - mg (kurang)
MRS -

CS 2.7.8 SMRS 14,2 mg 11 mg SMRS 129%


Zat Besi MRS - mg (cukup)
MRS -

CS 2.7.9 SMRS 251,2 mg 225 mg SMRS 111,64%


Magnesium MRS - mg (cukup)
MRS -

CS 2.7.13 SMRS 1289,5 mg 4800 mg SMRS 26,9%


Kalium MRS - mg (kurang)
MRS -

CS 2.7.15 SMRS 168,2 mg 1500 mg SMRS 11,2%


Natrium MRS - mg (kurang)
MRS -

CS 2.7.18 Permenkes RI No. 28 Tahun 2019 Tentang AKG (77%


Metode AKG) untuk anak Usia 13 – 15 Tahun9
Perhitungan
Kebutuhan
CS 5.1 Rekomendasi BB/IMT/Pertumbuhan

CS 5.1.1 54 kg
BBI

Kesimpulan:
Asupan makan An. WS belum memenuhi kebutuhan zat gizi makro maupun
mikro.

IV. DIAGNOSIS GIZI


1. NI 5.2 Malnutrisi (P) berkaitan dengan anorexia GI yang dialami pasien serta
peningkatan kebutuhan energi dan protein (E) yang ditandai dengan penurunan berat
badan sebesar 13 kg (>5%) dalam 1 bulan dan kecukupan asupan makan di RS kurang
sebesar 1120,1 kkal (55,69%) (S).
2. NC 3.2. Penurunan BB yang tidak diharapkan (P) berkaitan dengan asupan energi
inadekuat (E) yang ditandai dengan penurunan berat badan sebesar 13 kg dalam 1
bulan dan nilai respiratory rate yang tinggi (S).
V. INTERVENSI GIZI
A. Perencanaan (Planning)
1. Tujuan Intervensi Gizi
a. Memperbaiki atau mempertahankan status gizi normal dengan mencegah
penurunan berat badan
b. Meningkatkan frekuensi diet oral dengan 3 kali makan utama dan 3 kali
selingan secara bertahap
c. Memberikan asupan protein yang cukup untuk mengganti protein yang
kurang
d. Meningkatkan kualitas hidup pasien dan membantu upaya medis dalam
mencegah komplikasi
e. Memberikan edukasi dan konseling gizi tentang penyakit kanker yang
diderita dan penatalaksanaan diet, serta memberikan edukasi kepada pasien
dan keluarga tentang pola hidup yang baik agar bisa dimplementasikan
secara mandiri di rumah.
2. Preskripsi Diet
a. Kebutuhan energi, makronutrien, dan cairan
1) Energi tinggi sekitar 30-40 kkal/kg/hari
2) Kebutuhan protein 1-1,5 gr/kg/hari
3) Kebutuhan lemak 15-20% dari kebutuhan energi total
4) Kebutuhan karbohidrat merupakan sisa dari perhitungan total kebutuhan
dikurangi protein dan lemak. Karbohidrat yang diberikan adalah
karbohidrat kompleks.
5) Asupan serat 30 gr/hari
6) Pemberian mikronutrien berupa vitamin dan mineral disesuaikan dengan
AKG 2019, terutama vitamin A, vitamin B kompleks, vitamin C, vitamin
E, natrium, kalium, magnesium, dan fosfat.
7) Cairan diberikan cukup disesuaikan dengan kebutuhan energi sehari, yaitu
1 ml setiap 1 kkal kebutuhan individu.
8) Makan secara perlahan dengan porsi kecil dan sering, menciptakan
suasana makan yang nyaman bagi pasien, serta diupayakan
menghidangkan makanan kesukaan pasien.
b. Makanan yang dianjurkan
1) Sumber karbohidrat seperti nasi putih, nasi merah, bubur, kentang, roti,
pasta, dan gandum,
2) Konsumsi serat dari sayuran dan buah terutama yang masih dalam kondisi
segar
3) Sumber protein hewani seperti daging sapi tanpa lemak, ayam tanpa kulit,
ikan, telur (kuning telur dibatasi maksimum 3 butir per hari)
4) Sumber protein nabati seperti tahu, tempe, kacang hijau, kacang kedelai,
dan kacang polong.
c. Makanan yang tidak dianjurkan
1) Makanan yang diolah dengan cara penggorengan atau pembakaran.
2) Bahan makanan yang diawetkan, dikalengkan, manisan atau asinan,
makanan instan, dan tidak higienis.
3) Bahan makanan yang memicu gas, seperti ubi, singkong, kol, labu siam,
dan kembang kol.
4) Makanan yang mengandung lemak jenuh seperti jeroan dan susu full
cream serta makanan yang mengandung santan atau makanan dengan
bumbu tajam.
5) Minuman berkafein seperti teh dan kopi serta minuman soda dan alkohol.
B. Rencana Implementasi
1. Pemberian Diet
a. Jenis Diet : Diet Tinggi Energi Tinggi Protein
b. Bentuk Makanan : Makanan biasa
c. Rute Pemberian : Oral
d. Frekuensi : 3x makan utama dan 3x selingan
e. Rekomendasi Menu:
Tabel 8. Tabel Rekomendasi menu

Waktu Nama Masakan Bahan Makanan Penukar URT Berat Mentah


Makan

Pagi Bubur nasi Beras putih giling 1P 1 mangkuk 40 gr

Air 1 gelas 200 ml

Pepes ikan mujair Ikan mujair 1P ⅓ potong 30 gr

Tumis bayam tahu Bayam 1P 1 gelas 100 gr

Tahu 1 potong 30 gr

Minyak 1P 1 sdt 4 gr

Pepaya Pepaya 1P 1 potong 100 gr

Air putih Air putih 1 gelas 250 ml

Selingan Bubur kacang hijau Kacang hijau 2P 2 sdm 50 gr

Gula aren 1½P 1 sdm 15 gr

Santan encer 2P 4 sdm 40 gr

Apel Apel 1P 1 buah 85 gr

Siang Nasi putih Beras putih giling 1P 1 piring 40 gr

Bola bola daging Daging sapi 1P 1 potong 30 gr

Kecap 1P 1 sdm 10 gr

Tumis kacang Kacang panjang ½P 4 sdm 40 gr


panjang dan tempe
Toge ⅓P 3 sdm 30 gr

Tempe 1P 1 potong 40 gr

Minyak ½P ½ sdt 2 gr

Jeruk manis Jeruk manis 1P 1 buah 100 gr

Air putih Air putih 1 gelas 250 ml


Selingan Puding putih telur Agar-agar 1 sdt 5 gr
mangga
Putih telur ayam 1P 1 butir 30 gr

Mangga ½P ½ buah 40 gr

Susu skim ¼P 1 gelas 150 ml

Jeruk nipis ½ sdt 2 gr

Gula pasir 1P 1 sdm 10 gr

Air putih Air putih 1 gelas 200 ml

Malam Nasi putih Beras putih giling 1P 1 mangkuk 40 gr

Ayam panggang Dada ayam tanpa 1P 1 ptg sedang 40 gr


kulit

Tempe bacem Tempe 1P 1 ptg besar 30 gr

Kecap ½P ½ sdt 2 gr

Tumis brokoli Brokoli ½P 3,5 sdm 50 gr


wortel
Wortel ½P 3,5 sdm 50 gr

Minyak ½P ½ sdt 2 gr

Buah naga merah Buah naga 1 P ¾ buah 120 gr


sedang

Air putih Air putih 1 gelas 250 ml

Selingan Smoothies pisang Pisang ambon 1P 2 buah 100 gr

Susu skim 2P 3 sdm 30 gr

Gula pasir 2P 2 sdm 20 gr

2. Pendidikan Gizi
Tabel 8. Tabel Pendidikan Gizi

Nutrition Education – Content (E.1)

Tujuan 1) Menjelaskan pengetahuan seputar penyakit kanker


yang dialami pasien, baik berupa pengertian, tanda
dan gejala, faktor risiko dan efek samping, serta
cara pencegahan/penanganannya.
2) Memberikan informasi mengenai tips pola hidup
sehat terkait makanan atau suplemen yang
diperbolehkan dan tidak diperbolehkan untuk
dikonsumsi.
3) Menyampaikan informasi terkait penatalaksanaan
diet yang harus dijalankan.
4) Menjelaskan mengenai hasil biokimia pasien dan
interpretasinya.
5) Memberikan informasi terkait pengelolaan
kehilangan berat badan yang dialami pasien

Prioritas modifikasi Memberikan informasi pengetahuan dan pemahaman


terkait diet tinggi energi dan tinggi protein.

Topik lain terkait Perencanaan menu diet tinggi energi dan tinggi protein

3. Konseling Gizi
Tabel 9. Tabel Konseling Gizi

Pelaksanaan Konseling Gizi

Hari, tanggal Selasa, 7 Maret 2023

Waktu Pukul 10.00-10.40 WIB

Tempat Kamar inap pasien

Topik Diet Tinggi Energi dan Tinggi Protein

Tujuan 1) Mencegah komplikasi penyakit lebih lanjut dan


membantu mengatasi efek samping penyakit yang
ditimbulkan.
2) Memberikan pengetahuan kepada orang tua pasien terkait
penyakit kanker yang dialami pasien.
3) Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada orang
tua pasien terkait pentingnya pengaturan Diet Tinggi
Energi dan Tinggi Protein (pemilihan jenis makanan yang
tepat yaitu makanan yang dianjurkan, dibatasi, dan
dihindari).
4) Memberikan motivasi dan afirmasi kepada An. WS dan
orang tua agar dapat yakin dan siap dalam menerapkan
pengaturan diet yang baik dan teratur.
5) Melakukan negosiasi untuk menyepakati komitmen orang
tua An. WS dalam melakukan diet dan perubahan gaya
hidup yang dianjurkan secara bertahap dan konsisten.

Sasaran Pasien dan keluarga

Metode Diskusi dan konsultasi dua arah

Media Leaflet

Materi 1) Memberikan pengetahuan terkait kondisi klinis yang


dialami pasien.
2) Memberikan contoh list makanan dan cara pengolahan
yang cocok dengan kondisi pasien serta memberikan
pengetahuan mengenai bahan makanan yang dianjurkan,
dibatasi, dan dihindari untuk dikonsumsi.
3) Menjelaskan penatalaksanaan Diet Tinggi Energi dan
Tinggi Protein kepada pasien dan orang tua pasien.
4) Memberikan motivasi dan dorongan kepada pasien dan
orang tua pasien agar melaksanakan diet dengan benar
dan berkomitmen.

Evaluasi 1) Pasien dan orang tua pasien mengetahui mengenai


penyakit kanker yang dialami pasien dengan menanyakan
kembali materi yang telah disampaikan.
2) Pasien mengetahui mengenai penatalaksanaan Diet
Tinggi Energi dan Tinggi Protein.
3) Keluarga dan pasien mengetahui mengenai pemilihan
bahan makanan yang tepat.

4. Koordinasi dengan Tim Kesehatan Lain


Tabel 10. Tabel Koordinasi dengan Tim Kesehatan Lain
No Hal yang didiskusikan Solusi Profesi Keterangan
kesehatan

1. Penatalaksanaan Pemberian Dokter Penanggung


medis terkait konsultasi jawab
penyakit tumor pelayanan
kesehatan dan
pembacaan
nilai
laboratorium

2. Pencatatan rekam Pemantauan Perawat Skrining gizi,


medis, status pemantauan
perkembangan biokimia dan status
pasien, dan kondisi dan biokimia,
fisik-klinis pasien. fisik/klinis pemeriksaan
pasien, vital, fisik/klinis,
terutama pemantauan
tanda dan gejala
gejala yang yang dialami,
dirasakan serta
pemantauan
tanda vital.

3. Pemilihan makanan dan Pemberian Ahli Gizi Melakukan


perubahan pola makan konseling dan proses asuhan
sesuai diet yang motivasi diet terstandar.
diberikan.

VI. PERENCANAAN MONITORING – EVALUASI GIZI


A. Asupan Makanan (FH)
Tabel 11. Evaluasi Asupan Makan

Domain Evaluasi Pelaksanaan Target


FH 1.2.2 visual comstock Setiap sesudah Pasien mengonsumsi
Asupan makan dan wawancara makan (setiap hari) >80% makanan yang
disajikan.

B. Antropometri (AD)
Tabel 12. Evaluasi Antropometri

Domain Evaluasi Pelaksanaan Target

AD 1.1.2 Memantau Berat Setiap minggu Mempertahankan BB


Berat badan Badan pasien atau tidak terjadi
penurunan BB.

C. Biokimia (BD)
Tabel 13. Evaluasi Biokimia

Domain Evaluasi Pelaksanaan Target

BD 1.2.1 Pemeriksaan darah Setiap Kadar BUN


BUN / spesimen di pemeriksaaan darah mencapai normal
laboratorium dalam rentang nilai
7-20 mg/dL secara
bertahap

BD 1.2.5 Pemeriksaan darah Setiap Kadar natrium


Natrium / spesimen di pemeriksaaan darah mencapai normal
laboratorium dalam rentang nilai
136-145 mmol/L
secara bertahap

BD 1.4.10 Pemeriksaan darah Setiap Nilai PTT mencapai


Partial / spesimen di pemeriksaaan darah normal dalam
Tromboplastin laboratorium rentang nilai 12,3-
Time (PTT) 15,3 detik secara
bertahap

BD.1.1.11 Pemeriksaan darah Setiap Nilai INR mencapai


INR / spesimen di pemeriksaaan darah normal dalam
laboratorium rentang nilai 0,9-1,1
secara bertahap

BD 1.10.1 Pemeriksaan darah Setiap Kadar hemoglobin


Hemoglobin / spesimen di pemeriksaaan darah mencapai normal
laboratorium dalam rentang nilai
14-17,5 gr/dL secara
bertahap

BD 1.10.2 Pemeriksaan darah Setiap Kadar hematokrit


Hematokrit / spesimen di pemeriksaaan darah mencapai normal
laboratorium dalam rentang nilai
40-52% secara
bertahap

BD 1.10.3 Pemeriksaan darah Setiap Kadar MCV


MCV / spesimen di pemeriksaaan darah mencapai normal
laboratorium dalam rentang nilai
80-96 fL secara
bertahap

BD 1.10.4 Pemeriksaan darah Setiap Kadar RDW


RDW / spesimen di pemeriksaaan darah mencapai normal
laboratorium dalam rentang nilai
11,5-15,5% secara
bertahap

MCH Pemeriksaan darah Setiap Kadar NCH


/ spesimen di pemeriksaaan darah mencapai normal
laboratorium dalam rentang nilai
28-33 pg secara
bertahap

CHCM Pemeriksaan darah Setiap Kadar CHCM


/ spesimen di pemeriksaaan darah mencapai normal
laboratorium dalam rentang nilai
33-36 g/dL secara
bertahap

LUC Pemeriksaan darah Setiap Nilai LUC%


/ spesimen di pemeriksaaan darah mencapai normal
laboratorium dalam rentang nilai
0-4% secara bertahap

Eusinofil Pemeriksaan darah Setiap Kadar eusinofil


/ spesimen di pemeriksaaan darah mencapai normal
laboratorium dalam rentang nilai
1-5% secara bertahap

Eusinofil Pemeriksaan darah Setiap Kadar Eusinofil


/ spesimen di pemeriksaaan darah mencapai normal
laboratorium dalam rentang niai 0-
0,2 x 103/µL secara
bertahap

Trombosit Pemeriksaan darah Setiap Kadar Trombosit


/ spesimen di pemeriksaaan darah mencapai normal
laboratorium dalam rentang nilai
156-408 x 103/µL
secara bertahap

D. Klinis/ Fisik (PD)


Tabel 14. Evaluasi Klinis
Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target

Klinis/Fisik Pengecekan secara Setiap hari ketika Benjolan tidak


berskala kunjungan kamar memburuk, suhu
badan tidak naik
atau dipertahankan
dalam kondisi
normal

VII. PEMBAHASAN KASUS


An. WS berusia 14 tahun berstatus sebagai pelajar SMP masuk rumah sakit
dengan keluhan batuk, terdapat benjolan di perut kanan bawah, nyeri perut bagian bawah
1 bulan SMRS, dan demam. Hasil diagnosis medis pasien intraabdomen susp. Teratoma,
dd kista dermoid pelvis. Hasil CT Scan abdomen cephal dbn, thorax dbn, terdapat massa
intraabdomen, extremitas dbn. Untuk mendeteksi risiko malnutrisi yang dialami pasien,
dilakukan pengisian skrining gizi menggunakan alat skrining Paediatric Yorkhill
Malnutrition Score (PYMS). Form ini dipilih karena PYMS digambarkan sebagai alat
skrining praktis dan efisien yang hanya membutuhkan waktu singkat untuk mendeteksi
status gizi anak. Selain itu, PYMS memiliki nilai sensitivitas dan spesifisitas yang lebih
tinggi daripada STRONGkids, dengan tingkat sensitivitas 95,32% dan tingkat spesifisitas
76,92%. Oleh karena itu, PYMS merupakan alat skrining malnutrisi yang paling tepat
dan dapat diandalkan. PYMS juga memenuhi empat prinsip utama alat skrining
malnutrisi menurut ESPEN yang meliputi riwayat status gizi terkini, riwayat penurunan
berat badan yang tidak disengaja dalam waktu singkat, penurunan asupan makanan, dan
efek prediksi diagnosis penyakit terhadap status gizi.1 Berdasarkan skrining gizi yang
dilakukan, pasien mengalami malnutrisi tingkat berat karena memperoleh skor skrining
3 sehingga diperlukan proses asuhan gizi terstandar. Proses asuhan gizi terstandar diawali
dengan assessment untuk mencari permasalahan yang terjadi untuk ditegakkan sebagai
diagnosis gizi, kemudian dilakukan intervensi, monitoring, dan evaluasi.
Berdasarkan data food history, asupan biasa An. WS cukup beragam mulai dari
makanan pokok, lauk hewani dan nabati, dan sayuran, namun pada buah masih belum
bervariasi dan pengolahan makanan cenderung lebih banyak yang digoreng. Selain itu,
selama perawatan di RS, asupan makan An. WS belum memenuhi kebutuhan. Asupan
makanan yang kurang terjadi karena adanya penurunan nafsu makan berkaitan dengan
nyeri perut dan anoreksia yang dialami pasien sebagai manifestasi klinis dari
intraabdomen susp. Teratoma yang dialami pasien.2,3
Berdasarkan data antropometri An. WS memiliki status gizi baik berdasarkan
IMT/U dan persen LILA. Akan tetapi pasien mengalami penurunan berat badan sebanyak
13 kg dalam 1 bulan terakhir. Penurunan berat badan tanpa sengaja yang signifikan
(>10%) dari berat badan normal dianggap sebagai protein energy malnutrition (PEM).
Penurunan berat badan yang cepat tersebut efek patofisiologis dari penyakit kanker. Pada
pasien, penurunan berat badan berkaitan dengan intraabdomen susp. Teratoma yang
dialaminya. PEM yang dialami pasien dapat menyebabkan risiko kesehatan yang
merugikan seperti meningkatkan risiko infeksi, mengurangi fungsi paru, penyembuhan
luka yang buruk, kelelahan yang signifikan, serta meningkatkan morbiditas dan
mortalitas. Oleh karena itu, dibutuhkan terapi gizi agresif yang mencakup protein, kalori,
dan mikronutrien yang memadai untuk pemulihan massa tubuh tanpa lemak dan berat
badan serta mendorong penyembuhan.4
Berdasarkan data biokimia, An. WS memiliki beberapa profil biokimia yang lebih
tinggi dari nilai normal, seperti natrium, Partial Thromboplastin Time (PPT), INR,
RDW, eosinofil, trombosit, dan % LUC. Sedangkan BUN, hemoglobin, MCH, CHCM,
hematokrit, MCV, dan MPV berada di bawah nilai normal. Hasil tersebut berkaitan
dengan kondisi penyakit yang dialami.
Profil anemia gizi seperti hemoglobin, MCH, CHCM, hematokrit, dan MCV
mengindikasikan bahwa pasien mengalami anemia. Anemia menjadi salah satu tanda
yang paling sering pada pasien kanker. Faktor yang menyebabkan anemia pada kanker
yaitu adanya penurunan produksi eritropoeitin (EPO) dan berkurangnya respon dari EPO
endogen (eEPO) untuk tingkat hemoglobin tertentu yang dimediasi oleh sitokin
inflamasi, khususnya tumor necrosis factor alpha (TNF-a), interleukin-1 (IL-1), yang
secara langsung menekan eritropoisis di sumsum tulang.5 Selain itu, peningkatan kadar
trombosit pada pasien berkaitan dengan tumor yang dialami dan dapat menunjukkan
prognosis penyakit yang buruk karena trombosit berperan penting pada progresivitas dan
metastasis kanker dengan memberikan respon imunologi.6 Profil MPV yang rendah
menunjukkan trombosit yang tidak responsif terhadap perdarahan karena adanya sitokin
pemicu pertumbuhan tumor sehingga berpotensi menyebabkan outcome dan prognosis
yang buruk pada pasien dengan tumor.7 Peningkatan PPT dan RDW pada pasien
dikaitkan dengan stage tumor yang lebih lanjut dan prognosis yang lebih buruk.8 RDW
tinggi secara signifikan berkaitan dengan ukuran tumor yang lebih besar, metastasis
kelenjar getah bening positif, dan stadium lanjut. Pasien dengan RDW tinggi
menunjukkan kelangsungan hidup bebas penyakit dan tingkat kelangsungan hidup
keseluruhan (OS) yang lebih rendah dibandingkan pasien dengan RDW rendah.9
Peningkatan %LUC yang signifikan menjadi penanda inlamasi pada pasien.10 Tingginya
jumlah eosinofil darah perifer pada pasien mencerminkan tingginya jumlah eosinofil
yang menginfiltrasi tumor.11 Level INR yang tinggi pada pasien berkaitan dengan tumor
yang dialaminya. Faktor yang berkontribusi mungkin termasuk interaksi obat, fluktuasi
asupan vitamin K, dan keadaan hypercoagulable yang disebabkan oleh kanker itu
sendiri.12 Selain itu, kadar BUN yang rendah pada pasien dapat mengindikasikan asupan
protein yang tidak mencukupi.13 Hal ini kemungkinan juga berkaitan dengan protein
energy malnutrition yang dialami pasien.
Berdasarkan data temuan fisik, kesadaran pasien compos mentis dengan tanda
vital yang secara keseluruhan normal, hanya saja dinilai tinggi pada respiratory rate
sehingga dapat dikategorikan mengalami takipnea. Takipnea merupakan salah satu gejala
yang paling umum di antara pasien kanker sehingga kondisi takipnea pada An. WS
berkaitan dengan intraabdomen susp. Teratoma yang dialaminya. Patofisiologinya belum
dapat dijelaskan dengan jelas, namun diperkirakan dipicu oleh hambatan perifer seperti
hipoksemia dan peningkatan upaya pernapasan, yang mengaktifkan berbagai
kemoreseptor, mekanoreseptor, baroreseptor, reseptor iritan, dan reseptor J, yang pada
akhirnya menghasilkan persepsi gangguan pernafasan di korteks somatosensori sehingga
menyebabkan takipnea.14
Berdasarkan data client history, pasien mengeluh batuk, terdapat benjolan di perut
kanan bawah, demam, dan sering maag. Demam sering terjadi pada pasien kanker
dikaitkan dengan infeksi yang dialami karena adanya gangguan onkologi.15 Maag yang
sering dialami pasien merupakan penyakit penyerta dari tumor abdomen.16 Pasien
didiagnosis massa intraabdomen susp. Teratoma dd kista dermoid pelvis. Massa
intraabdomen merupakan pembengkakan atau adanya benjolan yang disebabkan oleh
neoplasma dan infeksi yang berada di abdomen. Benjolan tersebut diduga merupakan
teratoma yang merupakan tumor sel germinal dengan diagnosis banding kista dermoid
pelvis.
Gambar 1. Diagram permasalahan An. WS
Setelah dilakukan pengkajian gizi, didapatkan 2 diagnosis gizi, yaitu 1) malnutrisi
berkaitan dengan anorexia GI yang dialami pasien serta peningkatan kebutuhan energi
dan protein yang ditandai dengan penurunan berat badan sebesar 13 kg (>5%) dalam 1
bulan dan kecukupan asupan makan di RS kurang sebesar 1120,1 kkal (55,69%) dan 2)
penurunan BB yang tidak diharapkan berkaitan dengan asupan energi inadekuat yang
ditandai dengan penurunan berat badan sebesar 13 kg dalam 1 bulan dan nilai respiratory
rate yang tinggi.
Berdasarkan diagnosis gizi yang telah dilakukan, An.WS diberikan intervensi diet
tinggi energi tinggi protein (TETP) dengan total kebutuhan energi sebesar 1607,52 kkal
dan protein 81 gram. Alasan pemilihan diet TETP untuk pasien yaitu karena dapat
mencegah terjadinya penurunan berat badan yang terjadi secara terus menerus akibat
penurunan intake ataupun peningkatan pengeluaran energi karena tumor, serta perubahan
metabolisme protein dalam tubuh. Untuk pasien An. WS dengan kondisi anemia,
sebaiknya juga diberi diet dengan protein bemilai biologi tinggi, cukup vitamin B
kompleks, besi, dan vitamin C.17
Makanan diberikan kepada pasien secara oral dalam bentuk makanan biasa
dengan frekuensi 3 kali makan utama dan 3 kali selingan. Tidak ada alasan spesifik
pemilihan bahan-bahan tersebut. Pemilihan bahan dalam pembuatan rekomendasi menu
didasarkan pada tingginya kadar protein dan energi dalam menu yang dibuat untuk
memenuhi kebutuhan gizi pasien. Contohnya dengan menambahkan susu dan santan
pada selingan yang diberikan.
Selain melalui pemberian diet, pasien dan keluarga pasien juga diberikan
intervensi berupa edukasi dan konseling gizi untuk meningkatkan pengetahuan terkait
penyakit yang dialami, penatalaksanaan diet TETP, dan meningkatkan kesadaran dan
motivasi dalam menerapkan diet. Selain memberikan intervensi gizi, koordinasi dengan
tenaga kesehatan lain seperti dokter, perawat, dan apoteker juga diperlukan agar
manajemen intervensi berjalan lancar dan tujuan dapat tercapai. Setelah pasien diberikan
intervensi, monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memantau perkembangan pasien
terkait antropometri, nilai biokimia, klinis/fisik, dan asupan makanan.
VIII. PENUTUP/ KESIMPULAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil proses asuhan gizi terstandar yang dilakukan, diperoleh
hasil dari skrining Paediatric Yorkhill Malnutrition Score (PYMS) bahwa An. WS
berisiko malnutrisi dan memerlukan asuhan gizi terstandar. An. WS mengalami
massa intraabdomen susp. Teratoma, dd kista dermoid pelvis dengan anorexia,
batuk, terdapat benjolan di perut kanan bawah, demam, dan sering maag. Intervensi
yang tepat diberikan adalah pemberian diet Tinggi Energi Tinggi Protein serta
edukasi/konseling gizi. An WS diharapkan tidak mengalami penurunan berat badan
dan memiliki asupan makanan yang meningkat, sesuai dengan kebutuhan yang
ditentukan. Kebutuhan yang diperhatikan adalah makronutrien dan mikronutrien
(vitamin dan mineral elektrolit). Pemeriksaan nilai laboratorium juga dianjurkan
untuk memantau target pengendalian penyakit. Monitoring dan evaluasi dilakukan
secara berkala, tergantung pada parameter yang ada. Pelaksanaan PAGT tidak
lepas dari kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya, seperti dokter, suster, ahli
aktivitas fisik, hingga pramusaji.
B. Saran
Setelah dilakukan proses ADIME, An. WS dan keluarga dapat menerapkan
informasi yang didapatkan selama proses konseling sehingga dapat menjaga status
gizi An. WS supaya tetap normal. Selain itu, koordinasi antar tenaga kesehatan
selama masa perawatan An. WS juga harus baik supaya dapat segera memulihkan
kembali status gizi An. WS.
IX. LAMPIRAN
1. LEAFLET DIET

2. LEAFLET URT
3. PERHITUNGAN KEBUTUHAN ZAT GIZI
% LILA= (LILA diukur / Nilai standar LILA) x 100%
= (22 / 25,3) x 100%
= 86,96%

Gambar 2. Nilai Z-score IMT/U


Berat Badan Ideal
BBI = (tinggi badan-100) - ((tinggi badan - 100) x 10%)
= (160-100) - ((160-100) x 10%)
= (60) - ((60) x 10%)
= 54 kg
Energi (Rumus Schofield)
Laki-laki = (16,25 x BB) + (1,372 x TB) + 510,5
= (16,25 x 54) + (1,372 x 160) + 510,5
= 877,5 + 219,52 + 510,5
= 1607,52 kkal
Protein
Protein = 1,5 gr/BB/hari
= 1,5 x 54 kg = 81 gr/hari
Lemak
𝐾𝑒𝑏.𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖
Lemak = 20% x 9
1607,52
= 20% x 9

= 35,7 gram
Karbohidrat
Karbohidrat = 1607,52 - 324 - 321,3 = 962,22 kkal
= 240,5 gr
Cairan
1 ml/1 kkal = 1607 ml
4. HASIL RECALL SMRS
KUESIONER FREKUENSI KONSUMSI ASUPAN GIZI SEMI KUANTITATIF (SQFFQ)
Nama : WS
Usia : 14 tahun
Tanggal pengukuran : 25 Februari 2023
Teknik Frekuensi Konsumsi Berat
pengolahan Porsi per kali makan mentah Rata- Rata-rata
Nama Bahan (kebiasaan) (n) rata asupan
Hari berat
Makanan Minggu Bulan frek/hr gr/hari
URT matang (f) (n x f)
grg tms rbs x/mgg x/hr x/bln x/hr (g)
Nasi beras giling ✓ 3x 2 ctg 100 40 3 120
putih
Mie instan ✓ 2x 1 bgks - 85 2/7 24,28
PROTEIN HEWANI
Daging ayam ✓ 5-7x 1 ptg sdg 40 64 6/7 54,8
Telur ayam ✓ 1x 1 btr 60 55 1 55
PROTEIN NABATI
Tahu 1-3x 1 ptg 30 39 3 117
Tempe 1-3x 1 ptg 25 27,5 3 82,5
SAYURAN
Sayuran hijau 2-3x 65 65 2 130
BUAH-BUAHAN
Jeruk 3-6x 1 bh 100 100 5/7 71,5
SERBA SERBI
Gula pasir 1x 2 sdm 20 20 1 20
Minyak nabati 23
Kelapa parut 15
CAIRAN
Teh
LAIN LAIN
Kering tempe
=====================================================================
Analysis of the food record
=====================================================================
Food Amount energy carbohydr.
______________________________________________________________________________

Beras giling putih TKPI 120 g 427,9 kcal 92,5 g


mie kering 24,3 g 79,0 kcal 13,8 g
Chicken, broilers or fryers, meat and skin, raw 54,8 g 117,9 kcal 0,0 g
Egg, whole, raw, fresh 55 g 78,7 kcal 0,4 g
tahu 117 g 88,9 kcal 2,2 g
tempe kedele murni 82,5 g 164,3 kcal 14,0 g
kacang panjang mentah 130 g 45,4 kcal 10,3 g
Oranges, raw, all commercial varieties 71,5 g 33,7 kcal 8,4 g
gula pasir 20 g 77,4 kcal 20,0 g
Vegetable oil, palm kernel 23 g 198,3 kcal 0,0 g
kelapa parutan 10 g 17,7 kcal 0,8 g
tempe oreg/sayur tempe/sambal tempe 15 g 15,0 kcal 1,3 g

Meal analysis: energy 1344,1 kcal (100 %), carbohydrate 163,6 g (100 %)

=====================================================================
Result
=====================================================================
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
______________________________________________________________________________
energy 1344,1 kcal 2036,3 kcal 66 %
water 154,5 g 2700,0 g 6%
protein 59,4 g(17%) 60,1 g(12 %) 99 %
fat 54,8 g(35%) 69,1 g(< 30 %) 79 %
carbohydr. 163,6 g(48%) 290,7 g(> 55 %) 56 %
dietary fiber 10,1 g 30,0 g 34 %
PUFA 10,6 g 10,0 g 106 %
m.uns.f.acids 11,1 g - -
sat. FA 27,4 g - -
cholesterol 245,7 mg - -
Vit. A 208,7 µg 800,0 µg 26 %
Vit. C 52,3 mg 100,0 mg 52 %
Vit. D 1,2 µg 5,0 µg 24 %
Vit. E (eq.) 1,1 mg 12,0 mg 9%
Vit. K 6,8 µg 60,0 µg 11 %
Vit. B12 1,0 µg 3,0 µg 34 %
tot. fol.acid 163,1 µg 400,0 µg 41 %
purine N 0,0 mg - -
Vit. B2 0,7 mg 1,2 mg 62 %
Vit. B1 0,7 mg 1,0 mg 67 %
pantoth. acid 2,1 mg 6,0 mg 35 %
Vit. B6 0,8 mg 1,2 mg 63 %
biotine 0,0 µg 45,0 µg 0%
sodium 168,2 mg 2000,0 mg 8%
potassium 1289,5 mg 3500,0 mg 37 %
calcium 513,0 mg 1000,0 mg 51 %
magnesium 251,2 mg 310,0 mg 81 %
phosphorus 678,9 mg 700,0 mg 97 %
iron 14,2 mg 15,0 mg 94 %
zinc 5,5 mg 7,0 mg 78 %
Se 25,1 µg - -
chlorine 0,0 mg - -
manganese 2,6 mg 3,5 mg 75 %
glucose 0,2 g - -
fructose 0,0 g - -

5. ANALISIS KECUKUPAN ZAT GIZI MENU REKOMENDASI

Zat Gizi Kebutuhan Asupan % Kecukupan Keterangan

Energi (kkal) 1607,52 1620 99,2% Cukup

Karbohidrat (g) 240,5 255,2 63% Cukup

Lemak (g) 35,7 35,3 19,7% Cukup

Protein (g) 81 80,7 20% Cukup

Serat (g) 30 25,7 85,6% Cukup

Air (ml) 1607 1671,8 104% Cukup

Vitamin A (mcg) 600 2107,6 351,2% Cukup

Vitamin D (mcg) 15 0,3 2% Kurang

Vitamin E (mg) 15 3,1 20,6% Kurang

Vitamin B1 (mg) 1,2 1,6 133,3% Cukup

Vitamin B2 (mg) 1,3 2 153,8% Cukup

Vitamin B3 (mg) 16 11,6 72,5% Kurang

Vitamin B5 (mg) 5 4,5 90% Cukup

Vitamin B6 (mg) 1,3 2 153,8% Cukup

Folat (mcg) 400 402,9 100,7% Cukup

Vitamin B12 (mcg) 4 0,9 22,5% Kurang

Vitamin C (mg) 75 244,9 326,5% Cukup

Kalsium (mg) 1200 923,1 77% Cukup

Fosfor (mg) 1250 1052,9 84,2% Cukup

Magnesium (mg) 225 371,9 165,2% Cukup


Natrium (mg) 1500 1569,3 104,6% Cukup

Kalium (mg) 4800 3357,3 70% Kurang

Mangan (mg) 2,2 3 136,3% Cukup

Zat besi (mg) 11 15,7 142,7% Cukup

Seng (mg) 11 9,3 84,5% Cukup


DAFTAR PUSTAKA
1. Lestari NE, Nurhaeni N, Wanda D. The Pediatric Yorkhill Malnutrition Score Is a
Reliable Malnutrition Screening Tool. Compr Child Adolesc Nurs. 2017;40(1):62–8.
2. Zhao JJ, Ling JQ, Fang Y, Gao XD, Shu P, Shen KT, et al. Intra-abdominal
inflammatory myofibroblastic tumor: Spontaneous regression. World J Gastroenterol.
2014;20(37):13625–31.
3. Agboola AA, Uddin K, Taj S, Gopakumar G, Anigbo CL, Nasir H, et al. Dermoid Cyst
Spillage Resulting in Chemical Peritonitis: A Case Report and Literature Review.
Cureus. 2022;14(9):1–5.
4. Collins N. Protein-Energy Malnutrition And Involuntary Weight Loss: Nutritional And
Pharmacological Strategies To Enhance Wound Healing. Expert Opin Pharmacother.
2013;4(7):1121–40.
5. Riswan M, Abdullah A, Gunawan A, Muhsin M. Hemoglobin Berhubungan Dengan
Kadar Eritropoitin Pada Pasien Tumor Padat Yang Belum Menjalani Kemoterapi. J
Kedokt Syiah Kuala. 2022;22(3):40–6.
6. Syahriana E, Mediarty M, Bahar E, Subandrate S. Perbedaan Indeks Trombosit Antara
Pasien Kanker Kolorektal Nonmetastasis Dan Metastasis Di Rsmh Palembang. J
Kedokt dan Kesehat Publ Ilm Fak Kedokt Univ Sriwij. 2021;8(2):99–104.
7. Kharel S, Shrestha S, Shakya P, Rawat R, Shilpakar R. Prognostic Significance Of
Mean Platelet Volume In Patients With Lung Cancer: A Meta-Analysis. J Int Med Res.
2022;50(3).
8. Zhang L, Ye J, Luo Q, Kuang M, Mao M, Dai S, et al. Prediction Of Poor Outcomes In
Patients With Colorectal Cancer: Elevated Preoperative Prothrombin Time (Pt) And
Activated Partial Thromboplastin Time (Aptt). Cancer Manag Res. 2020;12:5373–84.
9. Huang DP, Ma RM, Xiang YQ. Utility of Red Cell Distribution Width as a Prognostic
Factor in Young Breast Cancer Patients. Med (United States). 2016;95(17):1–6.
10. Cakir I, Cakir N, Atalay MA, Koc AN. Large Unstained Cells Are Correlated With
Inflammatory Biomarkers In Patients With Invasive Aspergillosis. Turkish J Biochem.
2018;43(3):306–11.
11. Nishikawa D, Suzuki H, Beppu S, Terada H, Sawabe M, Kadowaki S, et al. Eosinophil
Prognostic Scores For Patients With Head And Neck Squamous Cell Carcinoma
Treated With Nivolumab. Cancer Sci. 2021;112(1):339–46.
12. Rose AJ, Sharman JP, Ozonoff A, Henault LE, Hylek EM. Effectiveness Of Warfarin
Among Patients With Cancer. J Gen Intern Med. 2007;22(7):997–1002.
13. Liu Y, Hu H, Li Z, Han Y, Chen F, Zhang M, et al. Association Between Pre-operative
BUN and Post-operative 30-Day Mortality in Patients Undergoing Craniotomy for
Tumors: Data From the ACS NSQIP Database. Front Neurol. 2022;13(July):1–10.
14. Hui D, Morgado M, Vidal M, Withers L, Nguyen Q, Chisholm G, et al. Dyspnea In
Hospitalized Advanced Cancer Patients: Subjective And Physiologic Correlates. J
Palliat Med. 2013;16(3):274–80.
15. Pasikhova Y, Ludlow S, Baluch A. Fever in patients with cancer. Cancer Control.
2017;24(2):193–7.
16. Ayuadiningsih RAW, Trusda SAD, Rachmawati M. Karateristik Pasien Karsinoma
Ovarium Berdasarkan Gejala Klinis, Penyakit Penyerta, Komplikasi, dan Usia di Ruang
Rawat Inap Rsud Al-Ihsan Bandung. J Ris Kedokt. 2021;1(1):1–8.
17. Islam AD. Dampak Kemoterapi terhadap Status Gizi Berdasarkan Subjective Global
Assesment ( SGA ) pada Pasien Kanker Payudara (Ca.Mamae). Jurnal Gizi dan
Kesehatan. 2022;2(1):57–62.

Anda mungkin juga menyukai