Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PRAKTIKUM

ASUHAN CRITICAL ILL


KASUS STROKE

Oleh :

Julinda Venti Rahmasari


G42161841

PROGRAM STUDI GIZI KLINIK


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2019
KASUS

Tn. AN berumur 75 tahun, didiagnosis oleh dokter mengalami stroke, febris, NSTEMI.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik didapatkan penurunan kesadaran, tingkat kesadaran
Somnolen, GCS: 6, E=2 M=2 V= 2. Berdasarkan hasil pengukuran, panjang ulna pasien
23.5 cm dan LILA 23 cm. Pasien tampak lemah. Hasil pemeriksaan tekanan darah pasien
sebesar 200/130 mmHg. Sejak 1 minggu pasien tidak bisa berjalan, demam, dan penurunan
kesadaran. Keluarga pasien memiliki riwayat jantung dan hipertensi. Pasien memiliki
permasalahan gastrointestinal berupa mual dan konstipasi apabila tidak meminum obat
pencahar (dulcolax) dan terdapat kesulitan menelan. Pasien belum pernah mendapatkan
konseling gizi. Pasien mengalami penurunan berat badan selama 1 minggu terakhir
dikarenakan penurunan nafsu makan. Sebelum masuk rumah sakit, biasanya pasien hanya
makan 2x sehari saat pagi dan malam hari dengan makanan pokok berupa nasi ½ centong,
lauk yang dikonsumsi umumnya hanya berupa tahu dan tempe bacem. Sayuran yang kerap
dikonsumsi umumnya sayuran daun yang diolah dengan santan setiap harinya walaupun
terkadang masih konsumsi sayuran bening. Pasien tidak menyukai buah – buahan, kecuali
dalam bentuk pisang goreng. Pasien rutin minum susu anlene 2x sehari, the 1x sehari, dan air
putih 6 gelas per hari.Selingan yang kerap dikonsumsi adalah arem – arem dan berbagai jenis
gorengan. Terapi yang diberikan oleh rumah sakit saat ini adalah:

Energi Protein Lemak KH Natrium


(kkal) (g) (g) (g) (mg)
Standar Diet 2067.2 78 63 304.5 87.6
RS
Infus NaCl - - - - 18

Hasil Pemeriksaan Laboratorium


Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 14.2 g/dL 13.2 – 17.3 g/dL
Hematokrit 43 % 40 – 52 %
Leukosit 7.9 103 /ul 3.8 – 10.6 103 /ul
Eritrosit 4.9 106 /ul 4.4 – 5.9 106 /ul
Trombosit 140 103 /ul 150 – 500 103 /ul
MCV 86 fL 80 – 100 fL
MCH 28 pg 26 – 34 pg
MCHC 35 g/dL 32 – 36 g/dl
Neutrofil 78.3 % 50 – 70 %
Limfosit 16.6 % 25 – 40 %
Monosit 4.5 % 2–8%
Eusinofil 0.3 % 2–4%
Basofil 0.3 % 0–1%
GDS 112 mg/dL 70 – 120 mg/dl
Ureum 41 mg/dL 10 – 50 mg/dl
Kreatinin 1.16 mg/dL 0.6 – 1.1 mg/dl
SGOT 21 U/L 0 – 50 U/L
SGPT 18 U/L 0 – 50 U/L
Kolesterol Total 188 mg/dl 220 mg/dl
Trigliserida 98 mg/dl 70 – 140 mg/dl
Kolesterol HDL 29 mg/dl >35 mg/dl
Kolesterol LDL 139 mg/dl <130 mg/dl
Penilaian Nutrisi Mini
MNA®
A N
Nama belakang: Nama depan:
L 75 tahun
Jenis kelamin: Usia: Berat (kg): Tinggi (cm): Tanggal:

Lengkapi skrining berikut dengan mengisi kotak yang tersedia dengan angka yang sesuai. Jumlahkan seluruh angka
untuk memperoleh skor akhir skrining

Skrining
Apakah asupan makanan berkurang selama 3 bulan terakhir karena kehilangan nafsu makan, gangguan pencernaan,
kesulitan mengunyah atau menelan?
0 = asupan makanan sangat berkurang 1 =
asupan makanan agak berkurang 2 =
asupan makanan tidak berkurang 1
Penurunan berat badan selama 3 bulan terakhir
0 = Penurunan berat badan lebih dari 3 Kg 1 =
tidak tahu 2 = penurunan berat badan antara
1hingga 3 Kg 3 = tidak ada penurunan berat 1
badan

Mobilitas
0 = terbatas di tempat tidur atau kursi 1 = mampu bangun dari tempat tidur/kursi tetapi tidak bepergian ke luar rumah

2 = dapat bepergian ke luar rumah 0


Menderita tekanan psikologis atau penyakit yang berat dalam 3 bulan terakhir
0 = ya 2 = tidak
0
Gangguan neuropsikologis
0 = depresi berat atau kepikunan berat 1 =
kepikunan ringan

2 = tidak ada gangguan psikologis 2


F1 Indeks Massa Tubuh (IMT) (berat dalam kg)/(tinggi dalam m)2

0 = IMT kurang dari 19 (IMT < 19)

1 = IMT 19 hingga kurang dari 21(IMT : 19 hingga <21) 0


2 = IMT 21 hingga
BILAkurang
DATA dari
IMT23TIDAK
(IMT : 21 hingga
ADA, <23)PERTANYAAN F1 DENGAN PERTANYAAN F2.
GANTI

3 = IMT betis
F2 Lingkar 23 atau lebih (IMT ≥ 23)
(cm)

0 = lingkar betis kurang dari 31 (lingkar betis < 31)

3 = lingkar betis sama dengan atau lebih besar daripada 31 (lingkar betis ≥ 31)

Skor skrining (skor maksimal 14)

Simpan
skor 12-14: Status gizi normal
skor 8-11: Berisiko malnutrisi Cetak
skor 0-7: Malnutrisi 4
Ulang

ABAIKAN PERTANYAAN F2 BILA PERTANYAAN F1 SUDAH DAPAT DIISI

References

1. Vellas B, Villars H, Abellan G, et al. Overview of the MNA® - Its History and Challenges. J Nutr Health Aging. 2006;10:456-465.
1. Rubenstein LZ, Harker JO, Salva A, Guigoz Y, Vellas B. Screening for Undernutrition in Geriatric Practice: Developing the Short-Form Mini
Nutritional Assessment (MNA-SF). J. Geront. 2001; 56A: M366-377
2. Guigoz Y. The Mini-Nutritional Assessment (MNA®) Review of the Literature - What does it tell us? J Nutr Health Aging. 2006; 10:466-487.
3. Kaiser MJ, Bauer JM, Ramsch C, et al. Validation of the Mini Nutritional Assessment Short-Form (MNA®-SF): A practical tool for
identification of nutritional status. J Nutr Health Aging. 2009; 13:782-788.
® Société des Produits Nestlé, S.A., Vevey, Switzerland, Trademark Owners
© Nestlé, 1994, Revision 2009. N67200 12/99 10M
Informasi lebih lanjut: www.mna-elderly.com

PASIEN DALAM KEADAAN MALNUTRISI DITANDAI DENGAN HASIL


SKRINING GIZI SKOR 4
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. AN
Umur : 75 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Diagnosa Medis : Stroke febris NSTEMI
ASSESMEN GIZI

ANTROPOMETRI
Panjang Ulna : 23,5 cm
Perkiraan TB = 97,252 + (2,645 x Ulna)
= 97,252 + (2,645 x 23,5)
= 159,4 cm
LILA : 23 cm
Perkiraan BB = LILA/standar LILA x (TB-100)
= 23/30,7 x (159,4 - 100)
= 44,5 kg
Perkiraan IMT = BB/TBxTB(cm)
= 44,5/1,59x1,59
= 17,6 kg/m2
Status Gizi : Gizi Kurang
BIOKIMIA
a) Trombosit
Kadar trombosit pasien lebih rendah daripada nilai normal
b) Neutrophil
Kadar neutrophil pasien lebih tinggi daripada nilai normal
c) Limfosit
Kadar limfosi pasien lebih rendah daripada nilai normal
d) Eusinofil
Kadar eusinofil pasien lebih rendah daripada nilai normal
e) Kreatinin
Kadar kreatinin pasien lebih tinggi daripada nilai normal
f) HDL
Kadar HDL pasien lebih rendah daripada nilai normal
g) LDL
Kadar LDL pasien lenih tinggi daripada nilai normal
FISIK DAN KLINIS
Keadaan Umum : Somnolen dan lemah, penurunan nafsu makan dan kesulitan menelan,
mual dan konstipasi
Tekanan Darah : 170/80 (tinggi)

DIETARY HISTORY
1) Pasien hanya makan 2x sehari saat pagi dan malam hari dengan makanan pokok
berupa nasi ½ centong
2) Lauk yang dikonsumsi umumnya hanya berupa tahu dan tempe bacem
3) Sayuran yang kerap dikonsumsi umumnya sayuran daun yang diolah dengan santan
setiap harinya walaupun terkadang masih konsumsi sayuran bening
4) Pasien tidak menyukai buah – buahan, kecuali dalam bentuk pisang goreng
5) Pasien rutin minum susu anlene 2x sehari, teh 1x sehari, dan air putih 6 gelas per hari
6) Selingan yang kerap dikonsumsi adalah arem – arem dan berbagai jenis gorengan.
DIAGNOSA GIZI

(NI-5.4) Penurunan kebutuhan lemak berkaitan dengan gangguan metabolisme lemak


dibuktikan oleh kadar LDL tinggi (157 mg/dL) dan kadar HDL rendah (29 mg/dl) serta
riwayat gejala stroke.
(NC-2.1) Berat badan berkurang disebabkan oleh pola makan salah ditandai dengan kondisi
pasien mengalami malnutrisi
(NC-2.2) Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus disebabkan karena infark
miokard dan NSTEMI yang dialami pasien ditandai dengan tinggi nilai kretinin
(NC-3.2) Penurunan berat badan yang tidak diharapkan disebabkan oleh kurangnya
kemampuan makan ditandai dengan pasien mengalami penurunan nafsu makan
(NC-1.1) Kesulitan menelan disebabkan oleh penyebab penyakit (stroke) yang dialami pasien
ditandai dengan intake makanan yang menurun
(NB-1.2) Sikap salah mengenai makanan atau zat gizi disebabkan oleh kebiasaan makan
tidak untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ditandai dengan intake makanan yang menjukkan
ketidak seimbangan zat gizi
(NI-5.2) Malnutrisi yang disebabkan oleh penyebab psikologis (gangguan pola makan)
ditandai dengan nilai IMT dibawah normal.
INTERVENSI GIZI

JENIS DIET
Diet Rendah Garam dan Diet Rendah Lemak
TUJUAN DIET
1) Memenuhi kebutuhan zat gizi sesuai kondisi pasien
2) Membantu mengendalikan kadar LDL dan HDL
3) Membantu mengendalikan tekanan darah
SYARAT/PRINSIP DIET
1) Energi cukup, 25 kkal/kgBB sesuai dengan keadaan pasien
2) Protein cukup, 1,5 g/kgBB sesuai dengan keadaan pasien
3) Lemak 20%, sesuai dengan keadaan pasien
4) Lemak jenuh 10% dari kebutuhan lemak total dan lemak tak jenuh 10% dari
kebutuhan lemak total
5) Karbohidrat 55%, sesuai dengan keadaan pasien
6) Natrium <400 mg
PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI DAN ZAT GIZI
Kebutuhan Energi = 25 kkal x kg BB
= 25 x 44,5
= 1112,5 kkal
Kebutuhan Protein = 1,5 g/kgBB
= 1,5 x 44,5
= 66,75 g
= 267 kkal
Kebutuhan Lemak = 20% x 1112,5 kkal
= 222,5 kkal
= 24,72 g
Kebutuhan Karbohidrat = 55% x 1112,5 kkal
= 611,87 kkal
= 152,96 g
BENTUK MAKANAN DAN CARA PEMBERIAN
Bentuk makanan : Cair
Cara pemberian : Enteral
FREKUENSI PEMBERIAN
8 kali pemberian dengan 300ml setiap pemberian
RENCANA KONSULTASI GIZI
1) Edukasi mengenai bentuk makanan yang sesuai dengan kondisi pasien
2) Edukasi tentang asupan lemak dan pembatasannya
3) Edukasi tentang pembatasan asupan garam
MONITORING DAN EVALUSI

Aspek Antropometri
Pengukuran menggunakan LILA untuk menentukan status gizi, dilakukan setiap hari, hingga
mencapai nilai normal
Aspek fisik dan klinis
Pengukuran dengan Vital Sign, tingkat kesadaran, dan kemampuan menelan dan
menggunyah, dilakukan secara bertahap (menyesuaikan), hingga mencapai keadaan
normal/membaik
Aspek asupan zat gizi
Pengukuran dari asupan energi, protein, lemak, karbohidrat, natrium, dan daya terima,
dilakukan setiap hari, hingga asupan pasien minimal 80% dari kebutuhan terpenuhi dengan
baik.

Anda mungkin juga menyukai