◦ Stroke hemoragik:
Intracerebral hemoragik
Sub arachonoid hemoragik
◦ Stroke non hemoragik:
Emboli
trombolisis
JENIS STROKE BERDASARKAN WAKTU
2. Apakah asupan
makan menurun
karena kurang nafsu
makan ?
Total skor : ≥ 2
beresiko malnutrisi
Sumber : ADA pocket Guide To
Nutrition Assessment 2009
Pelayanan Asuhan Gizi Rawat Inap
KOMPLIKASI DISFAGIA DAN GEJALA
50-65 % pasien Stroke Disfagia
Batuk dan tersedak ketika mencoba menelan makanan
atau minuman
Makanan lengket didalam mulut dan kerongkongan
Nyeri waktu menelan
Makanan/cairan tumpah ke hidung
Memerlukan waktu yang lebih lama untuk
menghabiskan makanan dan minuman
Air liur menetes
DISFAGIA
DISFAGIA
Disfagia: kesulitan dalam menelan cairan dan atau makanan yang disebabkan
karena adanya gangguan pada proses menelan (Wemer, 2005). Gejala
gangguan menelan bervariasi dari yang paling ringan seperti rasa tidak nyaman
di kerongkongan (trachea) hingga tidak mampu menelan makanan dan cairan.
KURANG
KURANG
GIZI
GIZI
DEHIDRASI
DEHIDRASI INFEKSI
INFEKSI PERAWATAN
PERAWATAN LAMA
LAMA
DAMPAK STOKE TERHADAP
ASUPAN ZAT GIZI
FEES
FEES
ORAL
ORAL NGT
NGT ++ ORAL
ORAL NGT
NGT
BENTUK
BENTUK MAKANAN
MAKANAN
Source: Heart & Stroke Foundation (2006) Management of Dysphagia in Acute Stroke:
An Educational Manual for the Dysphagia Screening Professional, 18
NCP Model
Assessment/Pengkajian Gizi
PROSES
Pengumpulan data :
ASUHAN GIZI Riwayat makan & personal
Antropometri
DI URJT & RRI Biokimia
Fisik
Diagnosis Gizi :
Problem (masalah)
Etiologi (penyebab)
Sign/symtom
(tanda/gejala)
Intervensi :
Perecanaan & Implementasi
Edukasi & Konseling gizi
Koordinasi
Monitoring evaluasi :
Respon intervensi
Kholesterol <300 mg
Karbohidrat 60-70%
Cukup Vitamin dan Mineral
Cairan cukup 1500-2000 ml/hari
Serat 15-25 gram
TAHAP PEMBERIAN MAKANAN
Inte rvena
(utih, gizi stroke 2011)
Lunak (100%)
Biasa (100%)
National Dysphagia Diet (NDD)
(American Dietetic Association)
Bermasalah saat
Mengunyah/Menelan
Penurunan kesadaran
Asupan Kurang
INDIKASI MAKANAN SONDE RUMAH
SAKIT/KOMERSIAL
Oligomerik :
Lambung
Usus Normal
Kolon
Cair Rendah Laktosa:
Intoleransi Laktosa
Tanpa Susu:
Intoleransi Protein susu
Intoleransi Laktosa
MAKANAN ENTERAL
KOMERSIAL
Tanpa Susu
Dengan Serat
Rendah Sisa
Rendah/bebas Laktosa
Dengan MCT
Dengan BCAA
Rendah Protein
Tinggi protein dll
KONTRA INDIKASI PEMBERIAN
MAKANAN CAIR
Muntah-muntah Berat
Pneumonia Aspirasi
Perdarahan Saluran
Cerna (gastrointestinal)
CARA DAN TEHNIK PEMBERIAN
CARA : TEHNIK:
Per Oral Bolus
Per Sonde/Tube Intermiten
Feeding: Drip
Nasogastric
Nasoduodenal Tube
Nasojejunal Tube
Gastrotomy Tube
Duodenostomy Tube
Jejunostomy Tube
Monitoring dan Evaluasi
Asupan Makan (Zat Gizi makro dan mikro,
cairan dan serat)
1. Hipoksia
2. Suhu badan
3. Tekanan darah
4. Aritmia
5. Gula Darah
6. Status Hidrasi
8. Oral Higiene
CONTOH KASUS
■ Pasien: TB: 165 cm BB ideal= 58,5 kg
BB normal= 65 kg
BB saat ini/aktual = 50 kg IMT 18,5
■ Hasil
pasien dapat makan per oral blender atau halus
contoh : bubur sumsum + cair per NGT.
■ Kebutuhan: 58.5 x 35 kalori = 2047 kalori
bertahap mulai dari 1700, 1800 2000 kal)
Protein: 58.5 x 1 gram = 58.5 —> 60 gram
Kebutuhan: 1800 kal Oral+ NGT
Oral untuk makanan blender
Makanan enteral per NGT
Frekwensi pemberian:
◦ Oral= blender/bbr susu 3 x 350 cc
◦ NGT= mak. MLP 3 x 300 cc
◦ Tambahan: sari buah 2 x 150 cc
EDUKASI DAN KONSELING GIZI
■ PERUBAHAN BENTUK MAKANAN
■ CARA PERSIAPAN
MAKANAN UNTUK SETIAP TAHAP
Selamat Belajar.