Anda di halaman 1dari 42

Asuhan Gizi

Pada Pasien Stroke


Florentinus Nurtitus
Instalasi Gizi RS St. Elisabeth Semarang
GAMBARAN UMUM
 STROKE adalah penyakit susunan syaraf
pusat yg ditandai oleh defisit
neurologis / gangguan fungsi syaraf
(motorik, sensorik, otonom, kesadaran
dll) yg terjadi secara mendadak yg
disebabkan oleh gangguan pembuluh
darah otak (thrombus, embolus,
perdarahan).
 Salah satu akibatnya dpt terjadi beberapa

kelainan yg berhubungan dg kemampuan


makan yg pada akhirnya berakibat
GAMBARAN UMUM
 Di Indonesia STROKE merupakan penyebab
kematian ketiga setelah penyakit jantung
dan kanker.
 STROKE bisa menyerang semua umur

dengan angka kejadian semakin tua


semakin banyak.
 STROKE dibagi 2 macam (NINDS, 1990) ;

◦ Stroke hemoragik:
 Intracerebral hemoragik
 Sub arachonoid hemoragik
◦ Stroke non hemoragik:
 Emboli
 trombolisis
JENIS STROKE BERDASARKAN WAKTU

 TIA (Transient Ischemic Attack) serangan


sepintas stroke, kurang 24 jam.
 RIND (Residual Ischemic Neurologic Deficit)
serangan stroke kurang 3 minggu.
 PROGRESSING STROKE  gejala stroke
masih berlangsung.
 COMPLETE STROKE  stroke yang sudah
menetap.
FAKTOR RESIKO/PENYEBAB STROKE
 Non modifiable (umur, jenis kelamin, ras &
etnik, keturunan).
 Modifiable kuat (hipertensi, jantung, manifestasi

aterosklerosis, DM, polistermia, pernah


menderita stroke).
 Modifiable ringan (TIA, RIND,

hiperkolesterolemia, hematokrit tinggi,


merokok, kegemukan, hiperuricemia,
hiperfibrinogenemia, kurang olah raga, alkohol,
lipoprotein abnormal, hiperhomocysteinemia,
oral contraceptice, snoring / sleepapnea,
pengguna narkoba, antibody anti fosfolipid)
(Perdossi, 2001).
Kerjasama TIM mengantisipasi Hospital Malnutrition,
menunjang kesembuhan penyakit, meningkatkan kualitas
hidup, memperpendek hari rawat, mewujudkan
kepuasan pelanggan serta kolaborasi
TIM Interdisiplin Pasien Stroke
 Speech-Language Pathologist (SLP)/Terapi Wicara
 Registered Dietitian (RD & Nutrisionis)
 Physician (Dokter)
 Registered Nurse (RN/Perawat)
 Occupational Therapist (Terapi Okupasi)
 Physiotherapist (Fisioterapis)
 Pharmacist (Farmasis)
Dilibatkan pula keluarga dan pembantu perawat
 Home Care: Dietisien Siap Kerumah
Malnutrition Screening Tool (MST)
1. Apakah ada
penurunan BB dalam
6 bulan terakhir..?
Bila ya, berapa kg
penurunan BB nya?

2. Apakah asupan
makan menurun
karena kurang nafsu
makan ?

Total skor : ≥ 2
beresiko malnutrisi
Sumber : ADA pocket Guide To
Nutrition Assessment 2009
Pelayanan Asuhan Gizi Rawat Inap
KOMPLIKASI DISFAGIA DAN GEJALA
 50-65 % pasien Stroke  Disfagia
 Batuk dan tersedak ketika mencoba menelan makanan
atau minuman
 Makanan lengket didalam mulut dan kerongkongan
 Nyeri waktu menelan
 Makanan/cairan tumpah ke hidung
 Memerlukan waktu yang lebih lama untuk
menghabiskan makanan dan minuman
 Air liur menetes

Sumber : (Stroke komplikasi medis & Tatalaksana 2015)


STROKE
STROKE

DISFAGIA
DISFAGIA
Disfagia: kesulitan dalam menelan cairan dan atau makanan yang disebabkan
karena adanya gangguan pada proses menelan (Wemer, 2005). Gejala
gangguan menelan bervariasi dari yang paling ringan seperti rasa tidak nyaman
di kerongkongan (trachea) hingga tidak mampu menelan makanan dan cairan.

KURANG
KURANG
GIZI
GIZI
DEHIDRASI
DEHIDRASI INFEKSI
INFEKSI PERAWATAN
PERAWATAN LAMA
LAMA
DAMPAK STOKE TERHADAP
ASUPAN ZAT GIZI

• 6-31% kekurangan asupan


zat gizi setelah serangan
stroke, cendrung memburuk
selama perawatan di rumah
sakit

• Menurunnya Status Gizi,


kehilangan masa otot dan
lemak, berat badan menurun
Pendekatan Klinis Disfagia
 Skrining tes menelan pada semua
pasien
 Oral Higiene
 Asesmen menelan
 Asesmen Gizi (Asuhan Gizi)
 Strategi Rehabilitasi
PEMERIKSAAN FEES (Flexible Endoscopy Evaluation of
Swallowing)
TES Fungsi Menelan

FEES
FEES

ORAL
ORAL NGT
NGT ++ ORAL
ORAL NGT
NGT

BENTUK
BENTUK MAKANAN
MAKANAN
Source: Heart & Stroke Foundation (2006) Management of Dysphagia in Acute Stroke:
An Educational Manual for the Dysphagia Screening Professional, 18
NCP Model
Assessment/Pengkajian Gizi
PROSES

Pengumpulan data :
ASUHAN GIZI Riwayat makan & personal
Antropometri
DI URJT & RRI Biokimia
Fisik

 Diagnosis Gizi :
Problem (masalah)
Etiologi (penyebab)
Sign/symtom
(tanda/gejala)

 Intervensi :
Perecanaan & Implementasi
Edukasi & Konseling gizi
Koordinasi

 Monitoring evaluasi :
Respon intervensi

(American Dietetic Association 2008-2017)


Diagnosis Gizi Pada Stroke
1. Tidak cukup nya asupan makanan per oral
(NI- 2.1) berkaitan dengan menurunnya
kemampuan mengkonsumsi energi dan
protein ditandai terbatasnya asupan makanan,
penurunan berat badan 5 kg setelah stroke

2. Malnutrition (NI- 5.2) berkaitan dengan


terbatasnya akses makanan ditandai dengan
BMI 18,0 kehilangan lemak subkutan dan otot
Diagnosis Gizi Pada Stroke

 Asupan cairan kurang (NI-3.1)berkaitan


dengan kurang nya pemenuhan kebutuhan
ditandai dengan kesulitan menelan, asupan
cairan tidak cukup dibanding kebutuhan

 Kurang asupan serat (NI-53.5) berkaitan


dengan kurang suka buah dan sayur ditandai
dengan sulit BAB
Intervensi Gizi
TUJUAN :
Optimalisasi status gizi
Memperbaiki masalah gizi
Mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit
Membantu mengontrol tekanan darah
Membantu mengontrol kadar gula darah
Membantu mengontrol kadar lipida darah
Tahapan Pemberian Makan Pada
Stroke :
 Fase Akut 24-48 jam :
Parenteral Nutrisi/Nothing Per Oral (NPO)
selanjutnya apabila ada gangguan fungsi menelan,
makanan diberikan dalam bentuk cair per oral/Naso
Gastric Tube (NGT) sesuai dengan kondisi.
 Fase Pemulihan

Apabila pasien sudah sadar, dan tidak mengalami


fungsi menelan (disfagia). Makanan diberikan per
oral secara bertahap mulai dari cair, saring, lunak
dan biasa
Kebutuhan Zat Gizi
 Energi : 25-45 Kkal/kgBBI. Pada masa akut energi
berkisar 1100 kalori s/d 1500 kalori, bertahap
meningkat sesuai dengan kondisi pasien
 Protein 0.8-1.5 g/kgBBI
 Lemak 20-30% dari total kalori

Kholesterol <300 mg
 Karbohidrat 60-70%
 Cukup Vitamin dan Mineral
 Cairan cukup 1500-2000 ml/hari
 Serat 15-25 gram
TAHAP PEMBERIAN MAKANAN
Inte rvena

Tahap 1 Cair Pe nuh

Cair (100% ) Tahap 2 Cair Rendah Laktosa


Tahap 3 Cair Free Laktos a
Cair Nabati
Latihan menelan (Jelli, guarkol) Bubur sums um

Cair (70% ) + B ubur saring (30% )

Cair (60% ) + B ubur kasar/B ubur L/p Blender kasar (40% )

Cair (40% ) + B ubur kasar/B ubur L/p Blender kasar (60% )

Cair (20% ) + Lunak (80%)


(utih, gizi stroke 2011)
Lunak (100%)

Biasa (100%)
National Dysphagia Diet (NDD)
(American Dietetic Association)

• Tahap 1: menyerupai puding/pure,


lembut, halus, perlu
menggunakan pengental
• Tahap 2: lebih padat, makanan
lunak
• Tahap 3 : mendekati makanan biasa
BENTUK MAKANAN
CAIR (MC) PADAT (MP)

ASUPAN  SESUAI KEBUTUHAN


INDIKASI
PEMBERIAN MAKANAN
MLP / ENTERAL

Bermasalah saat
Mengunyah/Menelan
Penurunan kesadaran
Asupan Kurang
INDIKASI MAKANAN SONDE RUMAH
SAKIT/KOMERSIAL

 Oligomerik :
Lambung
Usus Normal
Kolon
 Cair Rendah Laktosa:
Intoleransi Laktosa
 Tanpa Susu:
Intoleransi Protein susu
Intoleransi Laktosa
MAKANAN ENTERAL
KOMERSIAL

Tanpa Susu
Dengan Serat
Rendah Sisa
Rendah/bebas Laktosa
Dengan MCT
Dengan BCAA
Rendah Protein
Tinggi protein dll
KONTRA INDIKASI PEMBERIAN
MAKANAN CAIR

 Muntah-muntah Berat
 Pneumonia Aspirasi
 Perdarahan Saluran

Cerna (gastrointestinal)
CARA DAN TEHNIK PEMBERIAN
CARA : TEHNIK:
 Per Oral  Bolus
 Per Sonde/Tube  Intermiten
Feeding:  Drip
 Nasogastric
 Nasoduodenal Tube
 Nasojejunal Tube
 Gastrotomy Tube
 Duodenostomy Tube
 Jejunostomy Tube
Monitoring dan Evaluasi
 Asupan Makan (Zat Gizi makro dan mikro,
cairan dan serat)

 Berat badan/Lingkar Lengan Atas

 Fisik/Klinis (Mual, muntah, kehilangan masa


otot/lemak, udema, asites, dll)

 Biokimia ( Hasil Laboratorium terkait gizi)


Monitoring dan Evaluasi

1. Hipoksia

2. Suhu badan

3. Tekanan darah

4. Aritmia

5. Gula Darah

6. Status Hidrasi

7. Tidak ada urine/ banyak urine

8. Oral Higiene
CONTOH KASUS
■ Pasien: TB: 165 cm BB ideal= 58,5 kg
BB normal= 65 kg
BB saat ini/aktual = 50 kg  IMT 18,5

■ Hasil 
pasien dapat makan per oral blender atau halus
contoh : bubur sumsum + cair per NGT.
■ Kebutuhan: 58.5 x 35 kalori = 2047 kalori
bertahap mulai dari 1700, 1800 2000 kal)
Protein: 58.5 x 1 gram = 58.5 —> 60 gram
Kebutuhan: 1800 kal  Oral+ NGT
 Oral untuk makanan blender
 Makanan enteral per NGT

 Frekwensi pemberian:
◦ Oral= blender/bbr susu  3 x 350 cc
◦ NGT= mak. MLP 3 x 300 cc
◦ Tambahan: sari buah 2 x 150 cc
EDUKASI DAN KONSELING GIZI
■ PERUBAHAN BENTUK MAKANAN
■ CARA PERSIAPAN
MAKANAN UNTUK SETIAP TAHAP

■ BERSAMA DENGAN TERAPIS WICARA


UNTUK PERUBAHAN MAKANAN

■ POSISI SAAT MENELAN YANG


TEPAT (Hasil tes dan latihan
menelan)
Perubahan Gaya Hidup Saat Sudah Pulih
Therapeutic Lifestyle Changes (TLC)
Kunjungan 2 Kunjungan 3
Evaluasi repon
Evaluasi respon
LDL
LDL Kunjungan
Kunjungan I 6 wks Jika tidak 6 wks If target LDL 4-6 mo
Mulai terapi tidak tercapai, Memantau
tercapai, Kepatuhan
gaya hidup pertimbangkan
, tingkatkan Tx terhadap TLC
penggunaan obat
penurun LDL
• Tekankan
• Tekankan
pengurangan • Mulai Tx untuk
pengurangan lemak
lemak jenuh & sindroma
jenuh & kolesterol
kolesterol metabolik
• Pertimbangkan
• Mendorong • Intensifkan
penambahan
aktivitas fisik yang pengaturan
plant stanol
moderat berat badan
• Tingkatkan asupan
• Pertimbangkan dan aktifitas
serat fisik
rujukan ke ahli
• Pertimbangkan
diet • Pertimbangkan
rujukan ke ahli diet rujukan ke ahli
diet
Komponen Esensial TLC Diet
Untuk menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) :
1) Kurangi makanan yang dapat meningkatkan
kadar kolesterol darah:
• Lemak jenuh <7% dari total kalori
• Kolesterol <200 mg per hari
2) Konsumsi makanan yang dapat membantu
menurunkan kadar kolesterol jahat
• Plant Stanol Ester (setara 2 g stanol per
hari)
• Serat larut (10-25 g per hari)
SIMPULAN :
PASIEN STROKE DISFAGIA :
ö INTERVENSI GIZI
“SEGERA, CEPAT DAN TEPAT”, SESUAI:
- HASIL PEMERIKSAAN
TES MENELAN/FEES
- MENGENALI FAKTOR PENYULIT
- BERTAHAP SESUAI KEMAMPUAN
ö PENANGANAN TIM TERPADU
Terima Kasih...

Selamat Belajar.

Anda mungkin juga menyukai