Anda di halaman 1dari 70

ASUHAN GIZI

PADA BERBAGAI PENYAKIT GINJAL

Florentinus Nurtitus
FUNGSI GINJAL :
• Mengatur keseimbangan & mengatur konsentrasi
& komposisi cairan tubuh (k, Ca, Mg, PO4 dll.).
• Membersihkan darah & berbagai zat hasil
metabolisme serta racun di dalam tubuh.
• Mempertahankan volume & tekanan darah.
• Mengatur kalsium pada tulang.
• Mengatur produksi sel darah merah.
• Menghasilkan hormon; erythropoetin, renin,
angiotensin dan vitamin D.
MACAM PENYAKIT GINJAL:

• INFEKSI (pyelonefritis, glomerulonefritis)


• PENURUNAN FUNGSI GINJAL (renal
insuficiency)
• PROTEIN URIN (nefrotic syndrome)
• PENYAKIT GINJAL KRONIS (cronic renal failure
/ cronic kidney diseases)
• BATU GINJAL (stone kidney)
DIIT NEFROTIC SYNDROME

• TUJUAN ;
– Makanan cukup tanpa memberatkan ginjal
– Mencegah/mengurangi retensi garam/air
– Mengganti protein yg keluar bersama urin
• SYARAT ;
– Cukup energi dan protein
– Rendah kolesterol
– Rendah garam sesuai dg tensi dan oedema.
DIIT PENYAKIT BATU GINJAL

JENIS BATU GINJAL :


• Calsium oxalat
• Calsium phospat
• Calsium mangan
• Calsium carbonat
• Asam urat
• cystine
DIIT BATU GINJAL JENIS CALSIUM
TUJUAN
Memperlambat pertumbuhan dan pembentukan
batu jenis calsium.

SYARAT
– Rendah calsium tinggi sisa asam.
– Cairan minimal 2.500 cc per hari.
– Cukup energi, protein, vitamin dan mineral.
– Bentuk makanan sesuai dengan keadaan pasien.
MAKANAN YANG DIHINDARI :
– SUMBER HA : umbi2an, biscuit & kue2 yg diolah dg susu,
soda kue dll.
– SUMBER PROTEIN : susu, keju, hewan artopoda, teri, ikan
asin, sarden, tulang, jerohan.
– SAYURAN : bayam, daun melinjo (so), daun pepaya, daun
lamtoro, daun singkong, jantung pisang, daun kelor, mlinjo,
koll, jengkol, pete.
– BUAH : buah-buahan yang dikeringkan.
– MINUMAN : yang mengandung soda dan coklat.

MAKANAN YANG DIBATASI :


– Kacang-kacangan kering max 25 gram per hari.
– Sayuran selain diatas max 200 gram per hari.
– Buah-buahan segar max 200 gram per hari.
DIIT BATU GINJAL
CYSTINE
TUJUAN :
Memperlambat pertumbuhan batu cystine dan
pembentukannya.
SYARAT :
– Cukup energi, protein, vitamin dan mineral.
– Banyak cairan  >2500 cc/hari.
– Rendah asam amino yang banyak mengandung sulfur.
MAKANAN YANG DIBATASI :
– H.A. : nasi (1/2 gls/hari), roti 4 ptng/hari.
– Protein : lauk hewani 2 pt/hari (100 g), tahu/tempe 1 pt/hr
(50g), kacang-kacangan kering 25 g/hari.
MAKANAN YANG DIANJURKAN :

– H.A. : selain padi-padian.


– SAYURAN: minimum 300 gram per hari.
– BUAH2AN : minimum 300 gram per hari.
CONTOH MENU
DALAM SEHARI :
PAGI : MALAM :
– Roti 3 lbr – Kentang rbs 300 g
– Margarine 2 sdm – Tempe 50 g
– Jam/selai 2 sdm – Sayuran 150 g
– Susu 200 cc – Pepaya 100 g
– Pepaya 100 g
SIANG : SNACK PAGI :
– Kentang rbs 300 g – Agar-agar 1 porsi
– Daging 50 g SNACK SORE :
– Sayuran 150 g – Kue talam 1 porsi
– Pepaya 100 g
DIIT PENYAKIT GOUT DAN
BATU GINJAL ASAM URAT

PENYEBAB :
Gangguan metabolisme purin.
TANDA-TANDA :
– Kadar asam urat dalam darah tinggi.
– Penumpukan garam urat pada sendi-sendi kaki &tangan
(bengkak dan terasa sakit)
TUJUAN :
– Mengurangi pembentukan asam urat sendi dan
mengusahakan asam urat dalam darah normal.
– Menjaga berat badan ideal.
SYARAT DIIT :
– Rendah purine.
– Cukup energi, protein, vitamin dan mineral.
– Hidrat arang harus tinggi untuk membantu
pengeluaran asam urat.
– Lemak diberikan sedang karena lemak
menghambat pengeluaran asam urat.
– Banyak konsumsi cairan untuk membantu
mempercepat pengeluaran asam urat.
MAKANAN YANG DIHINDARI :
– Sumber protein : sarden, kerang, kepiting, udang,
jerohan, itik, angsa, burung dara, kaldu (kuah daging).
– Minuman : alkohol dan yang menimbulkan gas.
– Bumbu : ragi / gist (bahan fermentasi dan pengembang).

MAKANAN YANG DIBATASI :


– Tahu, tempe.
– Kacang-kacangan kering.
– Daging, ayam, ikan tongkol, tengiri, bawal, bandeng.
– Minyak  <30 cc / hari.
DEFINISI PENYAKIT
GINJAL KRONIK:
• Penyakit PGK / CKD adalah suatu keadaan
dimana terjadi penurunan fungsi ginjal yg cukup
berat secara perlahan-lahan (menahun).
• Penyakit ini bersifat progresif & umumnya tidak
dapat pulih kembali (irreversible).
• Gejala penyakit umumnya; tidak ada nafsu
makan, mual, muntah, pusing, sesak nafas, rasa
lelah, edema pada kaki & tangan.
GAMBARAN KEJADIAN PGK :

• Kasus ginjal kronik di dunia meningkat lebih dari 50%.


• Di Indonesia sendiri sudah mencapai sekitar 20%.
• Di Amerika Serikat saja, negara yang sangat maju dan
tingkat gizinya tinggi, setiap tahunnya ada sekitar 20
juta orang dewasa menderita penyakit ginjal kronik.
• pada tahun 2006 di Indonesia terdapat 15 juta orang
yang menderita penyakit ginjal kronik.
• Hanya sekitar 0,1% kasus yang terdeteksi, sementara
kasus yang tidak terdeteksi diperkirakan mencapai
angka 11-16%.
Incidence and Prevalence of End-Stage
Renal Disease in the US
Who should we screen?
How should we screen?
Risk Factors/Markers for progressive CKD

Smoking Proteinuria
Race

Card.VD Infectns
Cal-phos

CKD
Ageing Hypertension alcohol
Anaemia

DM
Weight CKD
Gender Lipids

Nutrition

Non Modifiable
Modifiable
GUIDELINE 9. ASSOCIATION OF LEVEL OF GFR
WITH NUTRITIONAL STATUS :
•Protein energy malnutrition develops during the course of chronic kidney disease
and is associated with adverse outcomes. Low protein and calorie intake is an
important cause of malnutrition in chronic kidney disease.
•Patients with GFR <60 mL/min/1.73 m2 should undergo assessment of
dietary protein and energy intake and nutritional status:
•Guideline 23. Panels of Nutritional Measures for Nondialyzed Patients:
"For individuals with CRF (GFR <20 mL/min) protein-energy nutritional status
should be evaluated by serial measurements of a panel of markers including at
least one value from each of the following clusters:
(1) Serum albumin;
(2) Edema-free actual body weight, percent standard (NHANES II)
body weight, or subjective global assessment (SGA); and
(3) Normalized protein nitrogen appearance (nPNA) or dietary
interviews and diaries. (Evidence and Opinion)"
•Guideline 26. Intensive Nutritional Counseling for Chronic Renal Failure: "The
nutritional status of individuals with CRF should be monitored at regular
intervals."
RETENSI :
-N
- Na
- KH
- H 2O
GANGGUAN :
ABSORBSI -P
PGK EKSKRESI -K
METABOLISME - Ca
- Mg
- Asam Organik
- Asam anorganik
Absorbsi usus  :
- Ca -B
- Fe -C
- Riboflavin
- Vit D
Gangguan :
● Absorbsi
PGK ● Ekskresi
● Metabolisme

• Metabolisme Lemak :

- Kolesterol LDL, VLDL

- Kolesterol HDL
• Metabolisme Protein  Asidosis  katabolisme protein  
Timbunan sisa metab. Nitrogen  T Uremik 
Keluh kesah uremi
• Gangguan sintesis protein & asam amino
Faktor yang berpengaruh
terhadap malnutrisi pada PGK :

o Perubahan metabolisme karbohidrat


o Perubahan metabolisme protein
o Adekwasi dialisis
o Asidosis
o Hormon & Inflamasi
o Peny. Komorbiditas
Perubahan metabolisme Karbohidrat :

 Hiperinsulinemi
 Resistensi insulin
 Ketogenesis
 Hambatan lipolisis
 Glucagon 
Metabolisme lipid :

 LDL-C 
 Apo B 
Peny kardiovaskular 
 Ratio kolesterol : HDL  Peny cerebrovaskular 
 Ratio Apo A1 : Apo B 
ASIDOSIS
upregulasi enzim katabolik
Asidosis degradasi otot 
oksidasi

Asidosis   sintesis albumin  mortalitas 


≠ oksidasi leucin
Leucin digunakan utk mengukur metab protein

Koreksi asidosis   katabolisme protein 28-30%


metilhistidin 
(marker breakdown otot skelet)
degradasi protein   ureum 

Dialisis   ketoasidosis dehidrogenase BCAA 


 metabolisme BCAA  oksidasi otot 
HORMON & CITOKIN
Hormon
Axis growth hormon  IGF-1 
Mediator anabolik GH  IGF-1
Asidosis   IGF-1
GH   IGF-1   malnutrisi

Citokin
Inflamasi   malnutrisi
Peritonitis   MCP-1, IL 14568; TNF  malnutrisi
HF  malnutrisi
Infeksi & inflamasi  aterosklerosis
Malnutrisi : - memperberat HF
-  sensitifitas thd infeksi  prognosis
jelek
Malnutrisi
Inflamasi
 Penebalan intima
Stress oksidatif Aterosklerosis
a. karotis
Genetik
CRP 
Penyakit komorbid
Faktor
risiko
Peny komorbid : - Nutrisi buruk
- prog. buruk
Pend. CAPD
-  kematian

Usia lanjut : komorbid 


Prog. buruk
asupan nutrisi 
METABOLISME ASAM AMINO
OLEH GINJAL :

• Sintesis, degradasi, absorbsi, filtrasi,


ekskresi asam amino
• 70 gr asam amino difiltrasi oleh ginjal
• 97-98% diabsorbsi oleh tubulus
proximal
• Disposal glutamin  N  amonia
• Glukoneogenesis glutamat  ginjal 
25% produksi glukosa tubuh.
Metabolisme Abnormal AA
dan Penyebabnya pada PGK
MENINGKAT AANE :
Penyebab metabolisme yg Abnormal:
a. Fenilalanin  Asupan protein dan kalori yg tdk
b. Glisin
mencukupi
c. Sitrulin
 Katabolisme protein yang me
d. Sistein
dan sintesis yang me
e. Taurin
 Gangguan metabolisme AA di
f. 3-Metil histidin
dalam ginjal
 Me nya aktivitas enzim yg ikut
MENURUN AAE : dlm metabolisme AA
a. BCAA: Leu, Ile, Val  Gangguan absorpsi AA
b. Triptofan  Fungsi AA yg abnormal
c. Tirosin  Akumulasi toksin ureum
d. Lainnya: Tir/FA; Val/Gli;
Ser
ABNORMAL AMINO ACID METABOLISM
IN KIDNEY FAILURE :

Accelerated catabolism of BCAA

Impairement in conversion :

phenylamine tyrosine

glycine serine

Abnormal metabolism sulfur containing AA


( tryptophane and citruline)
PERAN GIZI PADA PGK :

• Franz Vilhard, 1918  Diet protein 20-30 g/hr (N 2-3


g/hr) ; kenaikan toksin uremik dpt dihambat beberapa
bulan.
• Brenner, 1937  Bila pasien diberi asupan protein normal
akan terjadi hiperfiltrasi di glomeruli. Hal ini akan
mempercepat proses glomerulosklerosis. Menurunkan
kadar protein pada diet akan berakibat sebaliknya.
• Walser, 1975  Pemberian diet RP 20-30 g/hr dg
tambahan AAE atau asam ketoanalogus-nya  Selain dpt
mengurangi akumulasi toksin uremik & dpt membuat
fungsi ginjal menjadi stabil utk beberapa bulan bahkan
tahun.
PENGKAJIAN GIZI
• Tujuan pengkajian gizi (asesmen) adalah mengiden-
tifikasi problem gizi dan factor penyebabnya melalui
pengumpulan, verifikasi dan interpretasi data secara
sistematis.
• Berikutnya adalah mengelompokkan data berdasar-
kan data riwayat gizi, antropometri, data kimia, data
fisik/klinis dan riwayat klien.
• Data asesmen dibandingkan dg standar untuk
mengetahui kesesuaian atau terjadinya ketidak sesu-
aian sehingga didapatkan masalah/problem/diagno-
sis gizi.
Diagnosis Gizi Pada PGK

• Asupan oral tidak adekuat (NI-2.1) berkaitan


dengan tidak ada nafsu makan, mual, muntah,
ditandai dg asupan makan 50% dari kebutuhan.

• Kelebihan asupan cairan (NI -3.2) berkaitan dg


minum ber-lebihan ditandai dengan peningkatan
berat badan diantara dialysis 10% dari berat kering
dan adanya edema.
Diagnosis Gizi Pada PGK

• Peningkatan kebutuhan protein (NI-5.1) berkaitan


dg haemodialisis kehilangan asam amino ditandai
dg asupan protein tdk adekuat, kehilangan masa
otot, albumin 3,0 mg/dl.

• Peningkatan kebutuhan protein (NI-5.1) berkaitan


dg post-transplantasi ginjal ditandai dg Hb 7 mg/dl,
albumin 2,7 mg/dl.
Diagnosis Gizi Pada PGK

• Penurunan kebutuhan protein (NI-5.10.2)


berkaitan dg disfungsi ginjal ditandai dg GFR
kurang dari 25 ml/menit, ureum 98 mg/dl,
creatinine 2,8 mg/dl.

• Kelebihan asupan mineral Kalium (NI-5.10.2) ber-


kaitan dg konsumsi buah dan sayur berlebihan
ditandai dg Kalium 4,4 mg/dl, asupan Kalium lebih
tinggi dari kebutuhan.
Diagnosis Gizi Pada PGK

• Perubahan nilai laboratorium (NC-2.2) berkaitan


dg gangguan fungsi ginjal ditandai dg ureum 88
mg/dl, creatinine 2,3 mg/dl, eLFG 35 ml/menit.

• Malnutrisi (NI-5.2) berkaitan dg asupan energy dan


protein kurang, pola makanan yang salah, ditandai
dg IMT 17,2 Kg/m2, asupan 60% dibandingkan
kebutuhan.
TUJUAN PEMBERIAN DIIT PGK :

• Mencapai & mempertahankan status gizi


optimal dg memperhitungkan sisa fungsi
ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal.
• Mencegah kenaikan & menurunkan ureum,
kreatinin, asam urat, kalium yang tinggi.
• Mengatur keseimbangan cairan darah &
elektrolit.
• Mencegah & mengurangi progresifitas gagal
ginjal.
• SYARAT DIIT PGK ;
– Energi cukup, yaitu berkisar 30-35 Kkal/kg BB/hr.
– Protein rendah; 0,6 – 0,75 g/kg BB, 50% bernilai
biologis tinggi (ikan, ayam, pth tlr.). Tetapi bila HD
protein harus tinggi (1,2–1,3 g/kg BB/hari).
– Lemak cukup; 20-30% dari kebutuhan energi total,
diutamakan lemak tidak jenuh ganda (PUFA).
– Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total
dikurangi energi dari protein & lemak.
– Natrium dibatasi apabila ada hipertensi, edema,
acites, oliguria atau anuria. Banyaknya Na yg
diberikan antara 1-3 g/hr.
 Kalium dibatasi apabila terjadi hiperkalemia,
oliguria, atau anuria.
 Cairan dibatasi yaitu sebanyak jumlah urin 24
jam ditambah cairan yg keluar melalui keringat,
penafasan, feses, pernafasan dll (+ 500cc).
 Vitamin cukup, bila perlu ditambahkan suplemen
piridoksin, asam folat, vitamin C, vitamin D, dll.
KEBUTUHAN ENERGI PGK :

USIA KEBUTUHAN ENERGI

23 – 50 tahun Pria = 38 Kkal/kg BB/hari


Wanita = 36 Kkal/kgBB/hari

> 50 tahun Pria = 35 Kkal/kg BB/hari


Wanita = 30 Kkal/kgBB/hari

Rully Roesli, 2004


KEBUTUHAN PROTEIN PGK:
GFR (Ml/menit) PROTEIN (g/kgBB/hari)
20 – 50 1 – 1,3
15 – 20 0,7 – 1
10 – 15 0,6 – 0,7
05 - 10 0,55 – 0,66
Kreatinin Serum PROTEIN (g/kgBB/hari)
4 – 8 mg/dl (350-700 µmol/L) 0,6 g/kgBB/hari, fosfat < 700 mg
Ketosteril = 15 tablet.
> 8mg/dl (>700 µmol/L) 0,4 g/kgBB/hari, fosfat < 500mg
Ketosteril = 15 tablet.

Rully Roesli, 2004


JENIS / KUALITAS PROTEIN :

• Protein kualitas tinggi  85-95% (hewani = telur, ikan,


ayam, daging)  susunan asam amino menyerupai
susunan asam amino manusia.
• Protein kualitas rendah  50-80% (nabati = tumbuh2-an)
 harus diberi dosis lebih tinggi  menambah limbah N yg
terbentuk.
• Guarnierri dkk (1986); kebutuhan minimal protein orang
dewasa 0,6 g/kgBB/hari utk protein kualitas tinggi dan 0,8 g
utk kualitas campuran.
• Wetstein (1988); bila protein 0,6 g/kgBB/hari maka 50-75%
harus kualitas tinggi, energi 35 Kkal/hari cukup dapat
mempertahankan keseimbangan Nitrogen.
ASAM AMINO ESENSIAL (AAE)
& ASAM KETO :
• Giovanmeti & Maggiore (1963); keseimbangan N
dapat dicapai dg asupan protein rendah asalkan
diberikan dg protein nilai biologis tinggi, atau
protein campuran asalkan mendapat substitusi
AAE dan AK.
• Cappelli dkk, (1986); diet Protein 0,6 g/kgBB/hari,
Fosfor 700-800 mg/hari, 35 Kkal/kgBB/hari adalah
seimbang dg Protein 0,3 g/kgBB/hari, Fosfor 300-
400 mg/hari, 30-40 Kkal/kgBB/hari dg
penambahan AAE dan AK.
SODIUM :

• Terlalu banyak asupan sodium dapat menimbulkan


edema atau hipertensi.
• Terlalu sedikit asupan sodium mempercepat
kerusakan fungsi ginjal.
• 2-4 g sodium utk mencegah asidosis metabolik.
• konsentrasi bikarbonat plasma plasma
dipertahankan > 20 mmol/L  diberikan 2-4 gram
tablet Natrium bikarbonat.
KALIUM :

• GFR < 15 mL/menit  kebutuhan Kalium 30-70


mEq/hari.
• Kalium tinggi  menimbulkan hiperkalemiatoksik
• Bila kadar Kalium dalam darah > 6,5 mmol/liter 
hindari makanan sumber Kalium.
• Bila perlu bisa ditambahkan Potassium binding
anion exchange resins (nama dagang  Kalitake,
produksi Prafa/Nikken).
BAHAN MAKANAN
TINGGI KALIUM :
• Pisang • Bayam
• Tomat • Bit
• Rebung • Sawi putih / pe-cay
• Kentang • Durian
• Singkong & daunnya • Petai
• Tapioka • Jantung pisang
• Kelapa, santan • Jamur
• Pepaya • Labu air
• Ketimun • Kol
• tauge • Buncis
• Kembang kol,
Daftar Bahan Makanan penukar, FKUI/RSCM, Jakarta, 2001
FOSFAT & KALSIUM :

• Hiperfosfatema akan diikuti hipokalsemia yg


menyebabkan meningkatnya hormon paratiroid.
• Akibat GFR menurun, kerja hormon paratiroid tdk
efektif dalam menurunkan fosfat  terjadi
hiperparatiroidisme, maka asupan Fosfat harus
dikurangi (600 – 1.200 mg/hari).
• Kadar fosfat dalam darah yang aman 4-5 mg/L.
• Diet rendah fosfat berakibat penurunan asupan
Kalsium  perlu diberikan suplemen Kalsium.
• Kadar Kalsium darah sebaiknya 2,4 – 2,7 mmol/L.
BAHAN MAKANAN
TINGGI FOSFAT :
• Susu (maksimal 150 ml/hari)
• Jeroan (hati, usus, ginjal, paru, dll.)
• Kerang, ikan kering, ikan asin
• Kacang2an yg dikeringkan
• Coklat

 Kelebihan fosfat akan berakibat fosfat dlm


darah meningkat dan menyebabkan tulang
menjadi lebih rapuh.
VITAMIN :

• Pasien PGK umumnya nafsu makan menurun 


defisiensi vitamin asam folat, piridoksin, vit. C, B
komplek & zat besi.
• Kadar vitamin A meningkat  tidak perlu atau
dihindari pemberian vit. A.
• Vitamin K tidak dibutuhkan suplementasi.
• Kadar vitamin D menurun karena kemampuan
memproduksi vitamin D otomatis menurun pada
PGK  perlu suplemen vitamin D.
SUPLEMEN VITAMIN YG DIANJURKAN :

Vitamin A  Tdk perlu ditambah


Vitamin B komplek  1,8 mg/hari
Vitamin C  70-100 mg/hari
Vitamin D  20.000 unit/i.v.
Vitamin E  15 IU/hari
Asam folat  1 mg/hari
Tiamin  1,5 mg/hari
Riboflavin  1,8 mg/hari
Asam Pantotenat  5 mg/hari
Niasin  20 mg/hari
Piridoksin HCL  5 mg/hari
CONTOH KASUS :

Seorang Bapak berusia 41 th, TB 160 cm, BB 58


kg, Ureum 85 mg/dl, creat. 2,5 mg/dl

Maka kebutuhan gizi per hari :


Energi = 60 x 35 = 2.100 Kkal.
Protein = 60 x 0,75 = 45 gram.
Lemak = 2.100x30% = 630:9 = 70 g.
Karbo = (2.100 – (45x4) – (70x9)) : 4
= (2.100 – 180 – 630) : 4 = 322 g.
MAKANAN YANG DIANJURKAN
DAN KURANG DIANJURKAN BAGI DIIT GGK :

ZAT GIZI DIANJURKAN TIDAK DIANJURKAN

Karbohi- Nasi, ketan, bihun, jagung, kentang, roti, biscuit, crackers,


drat makaroni, tepung-tepungan, cake, pastry, singkong.
ubi, talas.

Protein Ikan laut, ikan air tawar, putih Kuning telur, ikan asin, ikan
telur, daging ayam, daging dikeringkan, sardin, corned
sapi, kacang2an segar dan beef, daging asap, udang,
tahu tempe (terbatas). kepiting, kerang, cumi, jerohan,
bebek, burung dara, burung
puyuh, susu, keju, kacang2an
yang dikeringkan (kc. Ijo, kc
merah, kc tolo, dll).
MAKANAN YANG DIANJURKAN
DAN KURANG DIANJURKAN BAGI DIIT PGK :

ZAT GIZI DIANJURKAN TIDAK DIANJURKAN

Sayuran Daun kc panjang, labu, waluh, Bayam, bit, sawi putih, petai,
labu siam, pepaya muda, sawi jantung pisang, jamur, buncis,
hijau, terong, kecipir, daun kembang kol, slada, kol, rebung,
melinjo (so), lobak, wortel, ketimun.
kacang panjang, rebung, pare,
seledri, daun lompong, dll

Buah Apel, belimbing, jambu air, Alpokat, anggur, belimbing,


jambu biji, jeruk, pepaya, pir, jeruk, tomat, nangka, durian,
salak, sawo, sirsak, semangka, papaya, pisang.
melon, anggur, duku, nanas,
klengkeng.
MAKANAN YANG DIANJURKAN
DAN KURANG DIANJURKAN BAGI DIIT PGK :

ZAT GIZI DIANJURKAN TIDAK DIANJURKAN

Lain-lain Minyak jagung, minyak Kelapa muda, kelapa,


sawit, minyak zaitun, santan, minyak kelapa, air
minyak bunga matahari, kelapa, margarin,
madu, mentega, lemak hewan,
susu, coklat, terlalu pedas,
asin.
Awetan, pewarna.
PANTANGAN PADA PGK :
• Kopi
• Susu
• Teh, lemon tea
• Air kelapa
• Makanan & minuman dalam kaleng dan dengan
pengawet (Natrium Benzoat, Natrium Nitrit, dll.)
• Manisan dan asinan
• Ikan asin dan daging asap.
Pasien PGK sebelum & sesudah terapi
DAFTAR PUSTAKA

• Carolyn D. Berdenier, etc, Hand Book of Nutrition and Food, Second


Edition, Taylor & Francis Group, USA, 2008.
• 2 nd Clinical Nutrition Expert Meeting 25 -26 Februari 2000, Radison
Hotel Bali, 2000.
• Discussion started by leehongkyun , on 26 January 2010, 10:06 PM
• H. Suzuki, PL. Kimmel, Nutrition and Kidney Disease A New Era, Vol
155, Washington DC, 2007.
• http://emsichalimi.multiply.com/journal/item/103/Banyak_Minum_Air_Puti
h_Yuk…
• http://budiboga.blogspot.com/2007/02/diet-bagi-penderita-penyakit-
ginjal.html
• http://www.jawaban.com/news/health/detail.php?
id_news=070906164756&offx=0
• Hardinsyah MS, I Nyoman Supariasa, Ilmu Gizi (Teori & Aplikasi), EGC,
Jakarta, 2016
KASUS 1
Tn. SY berusia 42 tahun, TB 160 cm, BB masuk 72 kg, masuk RS dengan
kondisi bengkak seluruh tubuh. Saat ini kondisi sangat lemah dan tidak mau
makan namun masih sadar (compos mentis), mual. Diagnosa dokter Tn. SY
menderita PGK. Tn. SY suku Jawa, bekerja sebagai Sales Obat. Mempunyai
riwayat penyakit hipertensi tapi tidak rutin mengkonsumsi obat dan jarang
kontrol karena merasa sehat. Keadaan Tn. SY; pupil isokor, reflek, akral
hangat, nadi lemah dan teratur. Makan biasa tidak teratur, jarang makan
pagi dan tidak olah raga. Asupan gizi berdasarkan recall menurut
keluarganya sebelum masuk RS; energi 360 Kkal/hari, Protein 19 g/hari,
lemak 12 g/hari.
Hasil pemeriksaan: tensi 170/100 mmHg, nadi 114 RR 38 SPO2 90% suhu
380C, urin tampung 24 jam 450 cc.
Hasil lab: Hb 8,8, Leu 13.1, Ur 112.5, Creat 8.7, Uric Acid 9,5, albumin 1.2,
tot prot 2.2. Infus RL 20 tetes.
Buatlah perencanaan terapi diet untuk Tn. SY!
KASUS 2
Tn. BR berusia 58 tahun, TB 162 cm, BB 66 kg, dirawat karena sangat
lemah dan mual hebat, kadang muntah, 2 hari tidak bisa makan.Tn. BR HD
rutin 2x/minggu dengan riwayat ginjal tinggal 1. Tn. BR suku Jawa, bekerja
sebagai Dosen namun telah 1 tahun tidak mengajar karena kondisi.
Keadaan Tn. BR; pupil normal, reflek, akral normal, nadi lemah dan teratur,
menunjukkan tanda-tanda dehidrasi. Makan biasa teratur 3x per hari namun
jarang snack, tidak olah raga. Asupan gizi berdasarkan recall sebelum di
RS; energi 330 Kkal/hari, Protein 9 g/hari, lemak 5 g/hari.
Hasil pemeriksaan: tensi 140/90 mmHg, nadi 110 RR 37 SPO2 95% suhu
370C. Hasil lab :Hb 9,5 Leu 15.5, Ur 99,5, Creat 7.7, Uric Acid 8,8 albumin
1.5, tot prot 3.6. Infus albumin 25% 100cc. Buang air kecil hanya 230 cc per
24 jam.
Buatlah perencanaan terapi diet untuk Tn. BR!
KASUS 3
Ny. MM seorang ibu rumah tangga berusia 56 tahun, TB 154 cm BB 43 kg,
riwayat DM 12 tahun, makan tidak teratur dan gula tidak terkontrol. Masuk
rumah sakit karena rujukan dokter dengan hasil lab; GDS 455 mg/dl, asam
urat 7,7 mg/dl, Ureum 78 mg/dl, Kreatinin 3,5 mg/dl, Kolesterol 320 mg/dl,
HDL 32 mg/dl, LDL 225 mg/dl. Nadi 77/menit, SPo2 90%. Nafsu makan
kurang karena mual. Sehari-hari biasa makan sedikit tapi suka selingan
berupa biscuit. buku-buku kaki hingga pergelangan kaki bengkak dan terasa
berat serta semutan. Buang air kecil terasa tidak tuntas tapi masih lancar.
Urin tampung 1200cc/24 jam. Tes urin protein 25mg/L, warna kuning agak
keruh. Terapi per oral OHO dan insulin 12 unit malam hari. Infus RL 20 tts
per menit. Asupan gizi berdasarkan recall; energi 890 Kkal/hari, protein 27
g/hari, lemak 25 g/hari.
Buatlah perencanaan terapi diet untuk Ny. MM!
KASUS 4
Anak pelajar SD bernama BKT, seorang wanita berusia 7 tahun, dirawat
dengan keluhan lemes, nafsu makan kurang, badan bengkak seluruh tubuh.
Berat badan dalam kondisi bengkak 29 Kg, biasanya dalam keadaan sehat
23 Kg. Tinggi badan 128 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium; kolesterol
total 353 mg/dl, trigliserida 27mg/dl, LDL 225 mg/dl, HDL 32 md/dl, albumin
1,5 mg/dl, protein total 4,2 mg/dl, protein urin 25 g/l, tekanan darah 150/95
mmHg. Pasien rewel dan gelisah karena merasa badan pegal-pegal semua.
Diagnosa dokter Nefrotic Syndrome. Hasil recall makan sebelum masuk
rumah sakit; energi 270 Kcal, protein 12 g, lemak 15 g, karbohidrat belum
sempat dihitung. Pasien sehari hari saat sehat sering jajan disekolah berupa
biscuit, es sirup kuat pewarna, makan tidak teratur dan suka jajanan buatan
pabrik.
Buatlah perencanaan terapi diet untuk Ny. MM!

Anda mungkin juga menyukai