Anda di halaman 1dari 3

Nama :Putri Adelia

NIM :2021060009

MK : Askeb Hamil

Tugas resume ctg

 Pengertian CTG

Cardiotocography (CTG) merupakan sebuah alat yang digunakan oleh dokter kandungan untuk
memantau denyut jantung dan kontraksi rahim saat bayi berada di dalam kandungan. Biasanya,
bayi di dalam kandungan memiliki detak jantung antara 110 dan 160 denyut per menit dan
meningkat ketika bayi bergerak. Terdapat 4 hal dasar yang perlu di evaluasi pada hasil
pemeriksaan CTG, yaitu baseline (garis dasar) denyut jantung, variabilitas, akselerasi, dan
deseleras

 Kenapa harus dilakukannya CTG

 Dokter akan meminta ibu hamil untuk memiliki CTG di trimester ketiga apabila memiliki
kondisi seperti berikut:

 Ibu merasa bahwa gerakan bayi di dalam kandungan melambat atau menjadi tidak teratur,
kondisi ini dicurigai terjadi karena ada masalah dengan plasenta yang membatasi aliran
darah ke bayi.

 Bayi memiliki berat badan yang sangat rendah atau tidak sesuai dengan usia kehamilan.

 Ibu memiliki tingkat cairan amniotik (air ketuban) yang rendah.

 Ibu hamil anak kembar.


 Ibu menderita diabetes atau hipertensi.

 Mengalami demam tinggi,

 Adanya perdarahan saat persalinan.

 Mengalami infeksi seperti HIV atau hepatitis B dan C.

 Kehamilan sungsang.

 Ketuban pecah lebih cepat.

 Kehamilan telah melewati masa perkiraan lahir.

 Pernah mengalami keguguran atau stillbirth di kehamilan sebelumnya.

 Bagaimana melakukan tes CTG


Ibu hamil harus tetap duduk atau berbaring selama proses pemeriksaan CTG.
Pemeriksaan ini bisa bertahan antara 20 hingga 60 menit. Dengan begitu, alat ini mampu
menunjukkan kapan bumil mengalami kontraksi dan tiap kontraksi dapat diperkirakan
kekuatannya.
Seperti halnya pemeriksaan USG, sebelum alat CTG dipasang maka perlu dioleskan gel
ke permukaan perut ibu hamil agar sinyal dapat tertangkap dengan baik. Sabuk ini
kemudian dihubungkan pada mesin yang menerjemahkan sinyal yang diterima oleh
piringan. Selama prosedur, ibu akan disarankan untuk duduk di kursi malas atau
berbaring miring ke arah kiri.
 Apakah ada efek samping
Cardiotocography tidak menggunakan radiasi, sehingga pemeriksaan ini sangat aman
dilakukan oleh ibu hamil. Pemeriksaan ini tidak memicu efek samping apapun pada ibu
maupun bayi dalam kandungan.
 Prosedural
Pada umumnya pemeriksaan CTG dilakukan dengan pemantauan eksternal. Posisikan
pasien pada posisi lateral, setengah duduk, atau tegak. Berikut merupakan prosedur CTG
dengan pemantauan eksternal:
 Tempatkan transduser tocodynamometer pada fundus uteri dan
melihat baseline tonus uterus istirahat.
 Tempatkan sabuk elastis mengelilingi perut ibu untuk fiksasi transduser
tocodynamometer.
 Berikan gel pada transduser ultrasonografi.
 Konfirmasi denyut jantung janin sesuai dengan posisi punggung janin.
 Tempatkan transduser ultrasonografi pada posisi terdengarnya denyut jantung
janin yang paling keras.
 Tempatkan sabuk elastis mengelilingi perut ibu untuk fiksasi transduser
ultrasonografi.
 Alat CTG diatur pada kecepatan 1 cm/menit.
 Validasi jam dan tanggal serta berikan identitas pada kertas CTG.
 Jika dilakukan CTG antepartum dengan metode non-stress test, instruksikan
pasien untuk menekan tombol ketika janin bergerak saat pemeriksaan 
berlangsung.
 Mulai perekaman pada mesin CTG, pastikan CTG berfungsi dengan baik dan
hasil perekaman dapat diinterpretasi sebelum meninggalkan pasien.
 Evaluasi hasil CTG dalam 10 menit.

https://www.alomedika.com/tindakan-medis/obstetrik-dan-ginekologi/cardiotocography/
teknik#:~:text=Terdapat%204%20hal%20dasar%20yang,variabilitas%2C%20akselerasi%2C
%20dan%20deselerasi.
https://www.halodoc.com/kesehatan/cardiotocography-ctg

Anda mungkin juga menyukai