Anda di halaman 1dari 26

Kelompok 3

1. Desy Ariyanti P1337424420124


2. Eki Dwi Ariani P1337424420125
3. Mu’linatus Sa’adah P1337424420129
4. Rani Ragilia Sari P1337424420131
5. Nur Hidayatun Ni’mah P1337424420133
6. Muntarti P1337424420135
7. Avie Nusa Maharani P1337424420136
8. Dwi Sulistiyaningrum P1337424420137
9. Mursinta Puspa P1337424420139
10. Tri Widawati P1337424420140
11. Susi Widhiastuti P1337424420143
12. Pujiwati P1337424420144
13. Rita Yuli Kartikasari P1337424420145
AMNIOSINTESIS
PENGERTIAN

 Amniosentesis adalah prosedur untuk menguji cairan ketuban (amnio) yang


ada di rahim wanita hamil. Prosedur ini juga dikenal dengan istilah tes
cairan ketuban. Digunakan untuk diagnosis dan pemeriksaan, amniosentesis
hanya dilakukan saat ditemukan gangguan janin yang serius. Prosedur ini
dapat mendeteksi adanya kelainan kromosom dan cacat bawaan serta
mendiagnosis penyakit. Akan tetapi prosedur ini juga beresiko, sehingga
dokter akan sangat mempertimbangkan manfaat dan bahaya amniosentesis
sebelum menyarankannya pada pasien.
 Amniosentesis adalah pengambilan sampel air ketuban pada ibu hamil untuk
mengetahui kelainan pada janin. Melalui prosedur ini, kelainan genetik pada
janin dapat diketahui sejak bayi masih dalam kandungan. Misalnya, sindrom
Down. Prosedur ini juga dapat dilakukan guna menentukan apakah paru-
paru janin sudah berkembang dengan sempurna. Prosedur ini biasanya
dilakukan setelah kehamilan trimester kedua atau ketiga.
INDIKASI
Indikasi amniosentesis dapat dibagi menjadi indikasi
riwayat abnormalitas kromosom, indikasi pasangan dengan
risiko riwayat genetik dan riwayat genetik non kromosom.

 Riwayat Abnormalitas Kromosom


 Pasangan dengan Risiko Penyakit Genetik
 Pasangan dengan Risiko Penyakit Genetik Nonkromosom
KONTRAINDIKASI

Kontraindikasi amniosentesis perlu diperhatikan untuk mencegah


risiko berbahaya yang diakibatkan oleh prosedur. Pada prosedur
amniosentesis, terdapat kontraindikasi absolut dan relatif
Kontraindikasi Absolut
 Kontraindikasi absolut dari amniosentesis adalah jika pasien menolak
prosedur
Kontraindikasi Relatif
 Pada umumnya segala prosedur yang melibatkan kulit memerlukan
inspeksi pada sisi dimana jarum akan menusuk kulit. Infeksi kulit aktif
pada lokasi penempatan jarum yang disuntikkan merupakan
kontraindikasi relatif untuk janin dan ibu.
CARA KERJA

 Amniosentesis dilakukan di klinik dokter spesialis kebidanan atau rumah sakit.


Prosedur ini biasanya dilakukan pada trimester kedua kehamilan, atau saat janin
berusia 15-20 minggu. Walaupun jarang, amniosentesis juga dapat dilakukan lebih
awal. Batas maksimalnya adalah pada usia 11-13 minggu, karena jika terlalu dini
dapat meningkatkan resiko cedera janin. Biasanya prosedur ini tidak perlu dilakukan
lagi pada trimester ketiga.
 Saat tes, dokter akan mengambil cairan dari kantung ketuban dengan menyuntikkan
jarum ke rahim melalui perut pasien. Jumlah cairan ketuban yang dibutuhkan adalah
sekitar 20 ml. Sebelum tes pasien akan menjalani ultrasound, supaya dokter dapat
mengetahui titik teraman untuk penyuntikan.
 Proses pengambilan cairan hanya membutuhkan 5 menit. Namun, seluruh proses tes
dapat membutuhkan waktu hingga 45 menit, termasuk ultrasound dan persiapan lain.
 Sampel cairan akan dikirim ke laboratorium untuk dianalisis. Hasilnya bisa
didapatkan dalam beberapa hari atau minggu dan dijelaskan pada pasien saat
konsultasi lanjutan dengan spesialis kebidanan.
KOMPLIKASI

 Bocornya cairan ketuban dari vagina setelah prosedur dilakukan.


 Meningkatnya risiko keguguran apabila dilakukan saat usia
kandungan di bawah 15 minggu.
 Menimbulkan luka atau cedera pada janin akibat jarum yang
tidak sengaja menusuk saat proses amniosentesis dilakukan
 Infeksi kandung kemih
 Ada risiko penularan infeksi dari ibu ke janin apabila ibu
mengidap infeksi seperti hepaitits C, toksoplasmosis, ataupun
HIV/AIDS. 
PEMANTAUAN JANIN
SECARA
ELEKTRONIK
PENGERTIAN

 Pemantauan janin elektronik (EFM) melibatkan penggunaan


monitor detak jantung janin elektronik (FHR) untuk merekam
detak jantung bayi. Sabuk elastis digunakan untuk menahan
sensor pada perut wanita hamil. Sensor terhubung ke monitor dan
mendeteksi detak jantung bayi serta kontraksi rahim. Monitor
kemudian mencatat DJJ dan kontraksi sebagai pola pada selembar
kertas. Pemantauan janin elektronik dilakukan di akhir kehamilan
atau terus menerus selama persalinan untuk memastikan
kelahiran bayi yang sehat secara normal. EFM dapat
dimanfaatkan baik secara eksternal maupun internal di dalam
rahim.
TUJUAN

 Semua monitor janin elektronik mendeteksi DJJ dan aktivitas uterus


ibu (UA), dan keduanya ditampilkan untuk interpretasi karena pola
detak jantung bayi selama persalinan sering kali mencerminkan
kondisi bayi. Selama kontraksi, pola normalnya adalah DJJ agak
melambat, meningkat lagi saat kontraksi berakhir. EFM secara terus
menerus mencetak rekaman DJJ dan durasi serta frekuensi kontraksi
uterus, sehingga penyimpangan dari pola normal dapat diidentifikasi.
Variasi tertentu dalam pola ini, seperti penurunan tajam pada DJJ
pada akhir kontraksi dapat merupakan situasi hidup atau mati yang
sebenarnya yang membutuhkan persalinan darurat bayi. Sebelum
penggunaan EFM, perawat dan dokter secara berkala memantau detak
jantung bayi secara manual dengan meletakkan stetoskop di perut
ibu.Penting untuk dicatat bahwa EFM adalah alat skrining dan bukan
diagnostik gangguan tertentu.
TUJUAN
 Asfiksia janin (gangguan pertukaran oksigen dan karbon dioksida ) diakui sebagai
penyebab penting lahir mati dan kematian neonatus. Asfiksia juga telah terlibat
sebagai penyebab palsi serebral , meskipun banyak kasus palsi serebral terjadi
tanpa bukti asfiksia lahir. Kebanyakan janin, bagaimanapun, mentolerir hipoksia
intrauterin selama persalinan dan dilahirkan tanpa komplikasi. Jika gangguan
pasokan oksigen pendek, bayi dapat pulih tanpa kerusakan apapun. Jika waktunya
lebih lama, mungkin ada beberapa cedera yang reversibel. Jika periode waktu tanpa
oksigen sangat lama, mungkin ada cedera permanen pada satu atau lebih organ
tubuh.
 Pemantauan janin dapat membantu dalam berbagai situasi yang berbeda. Selama
kehamilan, pemantauan janin dapat digunakan sebagai bagian dari pengujian
antepartum . Jika praktisi merasa bahwa bayi mungkin berisiko mengalami masalah
selama kehamilan, tes non-stres, profil biofisik, atau bahkan tes stres kontraksi
dilakukan dua kali seminggu untuk memantau kesejahteraan janin. Dalam tes ini,
perubahan detak jantung bayi dicatat dengan gerakan janin itu sendiri. Detak
jantung bayi yang sehat harus naik setiap kali dia bergerak.
CARA KERJA

 Menggunakan monitor janin eksternal sederhana dan tidak menyakitkan. Dua sabuk
ditempatkan di sekitar perut wanita hamil. Salah satunya adalah memegang transduser
yang mengambil DJJ dan yang lainnya adalah memegang tokodinaometer, yang
mengambil aktivitas atau kontraksi uterus. Pemantauan eksternal janin dilakukan dengan
menggunakan transduser yang memancarkan gelombang suara terus menerus
(ultrasound). Gel yang larut dalam air ditempatkan di bagian bawah transduser untuk
memungkinkan konduksi suara jantung janin
 Ketika transduser ditempatkan dengan benar di perut ibu, gelombang suara memantul
dari jantung janin dan ditangkap oleh monitor elektronik. FHR saat-demi-saat yang
sebenarnya dapat dilihat secara bersamaan di layar saat sedang dicetak pada kertas
grafik.Penempatan transduser yang salah dapat mendeteksi pembuluh darah ibu yang
berdenyut dengan suara swooshing yang dihasilkan (uterine soufflé), dan kecepatannya
akan sama dengan denyut nadi ibu. Aktivitas rahim ibu dicatat dan dicatat ketika tekanan
kontraksi mendorong sensor, yang ada di bagian bawah tokodinaometer. Sekali lagi,
penempatan yang salah mungkin tidak sepenuhnya mendeteksi kontraksi. Sensor pada
tokodinaometer harus ditempatkan pada bagian rahim yang dapat dipalpasi dengan
mudah. Jika terlalu tinggi atau terlalu rendah, kontraksi mungkin tidak terdeteksi.
CARA KERJA

 Jika menjadi sulit untuk mendeteksi DJJ dengan monitor


eksternal atau jika ada tanda-tanda halus dari masalah yang
berkembang, praktisi dapat merekomendasikan penggunaan
monitor internal. Pengukuran aktivitas jantung janin dilakukan
paling akurat dengan menempelkan elektroda langsung ke kulit
kepala janin. Ini adalah prosedur invasif yang memerlukan
pecahnya selaput ketuban (amniotomi) dan kadang-kadang
dikaitkan dengan komplikasi
CARA KERJA

 Sebuah monitor internal juga dapat digunakan untuk menentukan kekuatan


sebenarnya dari kontraksi serta nada istirahat rahim. Seorang wanita mungkin
tampak mengalami kontraksi yang kuat tetapi tidak mengalami kemajuan dalam
persalinan. Kemajuan persalinan ditentukan oleh dilatasi serviks. Penyisipan kateter
tekanan intrauterin (IUPC) memungkinkan penentuan kekuatan kontraksi dalam
milimeter Hg, pengukuran yang digunakan untuk tekanan. Pola persalinan yang baik
yang memfasilitasi dilatasi serviks dapat dihitung dengan mengambil perbedaan
tekanan antara puncak kontraksi dan nada istirahat dan menjumlahkannya selama
periode sepuluh menit. Unit pengukuran untuk perhitungan ini disebut Montevideo
unit, dan idealnya jumlah total tekanan harus antara 150 dan 250 unit Montevideo
untuk mencapai dilatasi serviks. Jika perhitungan berada dalam kisaran ini dan
serviks wanita tidak berubah, maka diagnosis kegagalan kemajuan dapat dibuat.
IUPC juga memberikan pengukuran yang akurat dari nada istirahat rahim. Penting
agar rahim rileks di antara kontraksi agar bayi menerima oksigen. Jika rahim tidak
rileks atau jika nada istirahat meningkat, ini bisa menjadi indikasi solusio plasenta
(robeknya plasenta dari dinding rahim).
CARA KERJA

 Penggunaan lain dari IUPC adalah untuk amnioinfusion. Ini


adalah prosedur di mana larutan fisiologis (seperti normal saline)
dimasukkan ke dalam rongga rahim untuk menggantikan cairan
ketuban. Ini digunakan untuk meredakan kompresi tali pusat,
mengurangi gawat janin yang disebabkan oleh pewarnaan
mekonium, dan sebagai koreksi penurunan cairan ketuban.
PEMBACAAN HASIL

 Rata-rata denyut jantung janin berada pada kisaran 110 hingga


160 denyut per menit (bpm). Bayi yang menerima oksigen yang
cukup melalui plasenta bergerak dan strip monitor akan
menunjukkan detak jantung bayi meningkat sebentar saat ia
bergerak. Strip monitor dianggap reaktif ketika detak jantung
bayi meningkat setidaknya 15 bpm di atas detak jantung dasar
selama setidaknya 15 detik dua kali dalam periode 20 menit.
Indikator kesejahteraan janin lainnya termasuk variabilitas jangka
pendek (STV), yang merupakan perubahan DJJ dari satu denyut
ke denyut lainnya, dan variabilitas jangka panjang (LTV), yaitu
perubahan DJJ dalam jangka waktu yang lama.
PERGERAKAN
JANIN
PENGERTIAN

 Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri


mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan
persalinan.Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pemilihan
alat kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berkesinambungan.
(Marmi, 2011).
 Pergerakan janin harus dihitung pada usia kehamilan 34 –36 minggu
bagi wanita yang berisiko rendah insufisiensi uteriplasenta. Bagi
mereka yang faktor risikonya sudah teridentifikasi, usia kandungan 28
minggu merupakan waktu yang tepat untuk memulai perhitungan.
 Hitung gerakan janin adalah tindakan penilaian keadaan janin dalam
uterus untuk mendeteksi masalah yang selalu timbulnya, misanya
pada kehamilan dengan kelainan yang membahayakan yang
dilakukan sendiri oleh ibu hamil (Enggar Dkk, 2014)
MACAM-MACAM
PERGERAKAN JANIN
 Pergerakan bayi dalam kandungan akan berubah seiring dengan
pertumbuhannya. Bayi kadang-kadang melakukan gerakan yang
lembut tapi sesekali bisa juga menendang dengan kuat. Bila Si
Kecil tidak aktif seperti biasanya, kemungkinan besar ia sedang
malas bergerak. Nah, ibu sebaiknya terus menstimulasinya
dengan sering mengajaknya ngobrol agar Si Kecil semangat
bergerak. Biar ibu enggak penasaran, ini macam-macam gerakan
yang bisa dilakukan janin dalam kandungan.
Gerakan di Minggu ke 16 sampai 20
 Di usia kehamilan sekitar minggu ke-16 sampai minggu ke-20,
atau lebih tepatnya pada bukan ke 4 hingga 5 kehamilan, ibu akan
mulai merasakan gerakan awal janin seperti tendangan atau
tonjokan. Fase ini biasa disebut dengan fase quickening.
Gerakan di Minggu ke 21 sampai 24
 Aktivitas dan gerakan bayi akan semakin meningkat di bulan
selanjutnya. Si Kecil jadi lebih sering menendang, bahkan
melakukan gerakan jungkir balik yang bisa membuat ibu terkejut.
Pada usia kandungan ini, volume air ketuban ibu masih cukup
banyak, sehingga bayi bisa bergerak dengan leluasa dan bebas.
Gerakan di Minggu ke 25 sampai 28
 Di trimester kedua, yaitu sekitar minggu ke 25 sampai 28, bayi bisa mengalami
cegukan di dalam kandungan. Itulah sebabnya kadang-kadang ibu merasakan janin
bergerak dengan irama tersentak. Selain itu, bayi juga sudah mulai bisa memberi
respon terhadap beragam suara dari luar. Saat mendengar suara keras yang
mengejutkan, bayi juga bisa tersentak karena kaget.  
Gerakan di Minggu ke 29 sampai 31
 Pergerakan bayi dalam kandungan akan semakin kuat, teratur dan terkendali ketika
usia kandungan ibu memasukki minggu ke-29. Ibu bahkan kadang-kadang bisa
merasakan rahim berkontraksi akibat Si Kecil melakukan gerakan yang keras.    
Gerakan di Minggu ke 32 sampai 35
 Inilah masa puncak aktivitas janin. Dalam minggu ke 32 sampai 35, bayi yang
sudah semakin besar dan kuat akan lebih sering melakukan berbagai macam
gerakan di dalam perut ibu.
Gerakan di Minggu ke 36 sampai 40
 Pada usia ini, ukuran bayi sudah semakin besar, sehingga ia tidak bisa lagi
membuat gerakan memutar di dalam perut ibu. Bila Si Kecil sedang asik mengisap
jempol dan tiba-tiba lepas, maka ibu bisa merasakan gerakan cepat seperti
menghentak. Itu tandanya bayi sedang memutar kepalanya untuk mencari
jempolnya kembali. Tendangan kaki dan tonjokan tangan bayi di usia kandungan
ini mungkin mulai terasa menyakitkan, khususnya di bagian tulang rusuk ibu.
MANFAAT HITUNG GERAKAN
JANIN
 Salah satu indikator bayi tumbuh sehat
 Membantu mencegah terjadinya kematian janin dalam kandungan
 Mengetahui perubahan posisi janin
WAKTU MELAKUKAN

 Hitung gerakan janin dapat dilakukan oleh ibu hamil selama 1


jam pada waktu pagi hari dan malam hari. Jumlah dari keduanya
disebut gerakan rata-rata janin perhari, rata-rata gerakan yang
normal 34x/jam dan apabila < 15 kali per jam maka dikatakan
rendah (Enggar Dkk, 2014)
TEKNIK HITUNG GERAKAN JANIN
UNTUK MENGONTROL PERGERAKAN
JANIN
Metode sederhana FMC
 Letakkan 10 uang logam dalam mangkok
 Keluarkan dan letakkan di atas meja
 Masukkan lagi uang logam ke dalam mangkok setiap kali bayi bergerak
 Jika tidak seluruh uang logam kembali ke dalam mangkok dalam 2 jam, hubungi
tenaga kesehatan
FMC sehari-hari
 Wanita menentukan satu waktu dalam satu hari ketika janin biasanya aktif dan
wanita tersebut mempunyai waktu untuk focus pada gerakan janin
 Setiap hari pada saat yang sama, tentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk memperoleh 10 gerakan janin.
 Jika untuk mencapai 10 gerakan membutuhkan waktu yang lama dari biasanya
atau tidak terjadi gerakan maka diharapkan menghubungi tenaga kesehatan.
TEKNIK HITUNG GERAKAN JANIN
UNTUK MENGONTROL PERGERAKAN
JANIN
Metode 2 jam
 American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG)
merekomendasikan ibu hamil untuk merasakan 10 tendangan, kepakan,
desir, atau gerakan yang diberikan janin. Idealnya, 10 gerakan ini akan
terasa setidaknya dalam jangka waktu 2 jam (Theasianparent, 2019).
Hitung sepuluh gerakan janin (Cadiff count to ten )
 Menghitung sendiri gerakan janin merupakan salah satu upaya yang
dapat dilakukan ibu hamil untuk memantau kesejahteraan janin yang
dikandungnya. Bila menghitung gerakan janin ini telah rutin dilakukan
maka ibu akan menemukan sendiri pola gerakan janinnya sehingga jika
dalam waktu 12 jam ibu tidak mendapatkan minimal 10 gerakan, ia akan
segera mengenalinya dan dapat segera menghubungi petugas kesehatan
untuk memastikan kondisi janinnya.

Anda mungkin juga menyukai