Disusun Oleh:
dr. Bakti Gumelar
NRP: 07.2020.12.08.07
ABORTUS
Pengertian
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia luar, tanpa
mempersoalkan penyebabnya. Bayi baru dapa hidup di dunia luar bila berat badannya <500
gr atau umur kehamilan <20 minggu.
Klasifikasi Abortus
1. Abortus Spontan adalah keluarnya hasil konsepsi tanpa intervensi medis maupun
mekanis.
2. Abortus Provokatus (sengaja digugurkan/buatan), yaitu :
a. Abortus buatan menurut kaidah ilmu (Abortus provocatus artificialis atau abortus
therapeuticus). Indikasi abortus untuk kepentingan ibu : misalnya penyakit
jantung, hipertensi esensial dan Ca serviks.
Keputusan ini ditentukan oleh tim ahli yang terdiri dari dokter ahli kebidanan,
penyakit dalam dan psikiatri, atau psikolog.
Dapat dilakukan dengan cara:
i. Kimiawi → pemberian secara ekstrauterin atau intrauterin obat abortus,
seperti: prostaglandin, antiprogesteron (RU 486), atau oksitosin.
ii. Mekanis:
Pemasangan batang laminaria atau daplan akan membuka serviks secara
perlahan dan tidak traumatis sebelum kemudian dilakukan evakuasi
dengan kuret tajam dan vakum.
Dilatasi serviks dilanjutkan dengan evakuasi, dipakai dilator Hegar
dilanjutkan dengan kuretasi.
Histerektomi/histerotomi.
b. Abortus buatan kriminal (Abortus provocatus criminalis) adalah pengguguran
kehamilan tanpa alasan medis yang sah atau oleh orang yang tidak berwenang dan
dilarang oleh hukum atau dilakukan oleh yang tidak berwenang.
Aspek hukum dari tindakan abortus buatan harus diperhatikan. Bahaya abortus
buatan kriminalis :
- Infeksi.
- Infertilitas sekunder.
- Kematian.
Epidemiologi
Insidensi abortus sangat sulit ditentukan karena kadang-kadang seorang wanita dapat
mengalami abortus tanpa mengetahui bahwa ia hamil, dan tidak mempunyai gejala yang
hebat sehingga dianggap sebagai menstruasi yang terlambat (siklus memanjang). Terlebih
lagi insidensi abortus kriminalis yang sangat sulit ditentukan karena biasanya tidak
dilaporkan.
- Angka kejadian abortus dlaporkan oleh rumah sakit sebagai rasio dari jumlah abortus
terhadap kelahiran hidup.
- Di USA, angka kejadian berkisar antara 10-20%.
- Di Indonesia kejadian berdasarkan laporan rumah sakit, seperti di RSHS antara 18-19%.
- Rata-rata terjadi 114 kasus abortus per jam.
- Sebagian besar studi menyatakan kejadian abortus spontan antara 15-20% dari semua
kehamilan.
- Jika dikaji lebih jauh kejadian abortus sebenarnya bisa mendekati 50%. Hal ini
dikarenakan tingginya angka chemical pregnancy loss yang tidak bisa diketahui pada 2-4
minggu setelah konsepsi.
Etiologi
1. Faktor janin
Kelainan yang sering dijumpai pada abortus adalah gangguan pertumbuhan zigot,
2. Faktor maternal
a. Infeksi, infeksi maternal dapat membawa risiko bagi janin yang sedang
berkembang, terutama pada akhir trimester pertama atau awal trimester kedua.
Tidak diketahui penyebab kematian janin secara pasti, apakah janin yang
penyebabnya.
sebelum minggu ke 8
3. Faktor eksternal
a. Radiasi , dosis 1-10 rad bagi janin pada kehamilan 9 minggu pertama dapat
merusak janin dan dosis yang lebih tinggi dapat menyebabkan keguguran.
dibuktikan bahwa obat tersebut tidak membahayakan bagi janin, atau untuk
c. Bahan- bahan kimia lainnya, seperti bahan yang mengandung arsen dan
benzen.
Patogenesis
Kebanyakan abortus spontan terjadi segera setelah kematian janin yang kemudian
nekrotik pada daerah implantasi, infiltrasi sel-sel peradangan akut dan akhirnya perdarahan
sebagai benda asing dalam rongga rahim. Hal ini menyebabkan kontraksi uterus dimulai, dan
segera setelah itu terjadi pendorongan benda asing itu keluar dari rongga rahim (ekspulsi).
Perlu ditekankan bahwa pada abortus spontan, kematian embrio biasanya terjadi paling lama
2 minggu sebelum perdarahan. Oleh karena itu pengobatan untuk memepertahankan janin
tidak layak dilakukan jika telah terjadi perdarahan banyak karena abortus tidak dapat
dihindari.
Sebelum minggu ke-10, hasil konsepsi biasanya dikeluarkan dengan lengkap. Hal ini
disebabkan karena sebelum minggu ke-10 vili korialis belum menanamkan diri dengan erat
ke dalam desidua sehingga telur mudah terlepas keseluruhannya. Antara minggu ke10-12
korion tumbuh dengan cepat dan hubungan vili korialis dan desidua makin erat hingga mulai
Secara klinis (berdasarkan gejala, tanda dan proses patologi yang berlangsung) abortus dapat
dibedakan menjadi:
Abortus ini baru mengancam dan masih ada harapan untuk mempertahankannya,
ditandai dengan perdarahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi
kehamilan <20 minggu. Perdarahan dapat berlanjut beberapa hari atau berulang.
Penderita dapat mengeluh mulas sedikit atau tidak ada keluhan sama sekali kecuali
perdarahan pervaginam. Dapat juga disertai sedikit nyeri perut bawah atau nyeri
punggung bawah seperti saat menstruasi. Ostium uteri masih tertutup besarnya uterus
masih sesuai dengan usia kehamilan dan tes kehamilan urin masih positif.
Setengah dari abortus imminens akan menjadi abortus komplet atau inkomplet. Bisa
dibedakan dengan perdarahan karena polip serviks, ulserasi vagina, atau karsinoma
serviks dengan pemeriksaan spekulum, kehamilan ektopik dan kelainan trofoblas bisa
Untuk menentukan prognosis abortus imminens dapat dilakukan dengan cara melakukan
tes urin kehamilan menggunakan urin tanpa pengenceran dan dengan pengenceran 1/10.
Jika hasik tes urin keduanya masih positif maka prognosisnya adalah baik, bila
Dasar Diagnosis
a. Anamnesis : perdarahan sedikit dan nyeri perut tidak ada atau ringan.
b. Pemeriksaan dalam : fluksus ada (sedikit), ostium uteri tertutup, dan besar uterus
Meragukan
Pengelolaan
a. Bila kehamilan utuh, ada tanda kehidupan janin : bedrest selama 3x24 jam dan
pemberian preparat progesteron bila ada indikasi (bila kadar <5-10 nanogram).
b. Bila hasil USG meragukan, lakukan pemeriksaan ulang 1-2 minggu ke depan,
spasmolitik agar uterus tidak berkontraksi atau diberi tambahan hormon progesteron atau
derivatnya untuk mencegah terjadinya abortus. Obat-obatan ini walaupun secara statistik
pesan khusus tidak boleh berhubungan seksual dulu sampai lebih kurang 2 minggu
Abortus ini sedang berlangsung dan tidak dapat dicegah lagi, ditandai dengan:
- Serviks telah mendatar (dilatasi) dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil
konsepsi masih dalam kavum uteri dan dalam proses pengeluaran, teraba ketuban.
kehamilan.
- Pada pemeriksaan USG : gerak janin dan jantung janin masih jelas walaupun
Pengelolaan penderita ini harus memperhatikan keadaan umum dan perubahan keadaan
hemodinamik yang terjadi, segera lakukan tindakan evakuasi/ pengeluaran hasil konsepsi
Janin biasanya sudah mati dan mempertahankan kehamilan pada keadaan ini merupakan
kontraindikasi.
Dasar Diagnosis
b. Pemeriksaan dalam : ostium terbuka, buah kehamilan masih dalam rahim, dan
Pengelolaan
a. Evakuasi.
b. Uterotonik pascaevakuasi.
Abortus inkompletus didiagnosis apabila sebagian dari hasil konsepsi telah lahir atau
teraba pada vagina, tetapi sebagiannya tertinggal di dalam rahim (biasanya jaringan
Sering serviks tetap terbuka karena masih ada benda di dalam rahim yang dianggap
sebagai benda asing (corpus alineum). Sehingga ibu merasakan nyeri karena uterus terus
berkontraksi untuk mengeluarkan benda tersebut namun tidak sehebat abortus insipiens.
Dasar diagnosis:
b. Pemeriksaaan dalam : ostium uteri terbuka, teraba sisa jaringan buah kehamilan.
Pengelolaan
a. Perbaiki keadaan umum : bila ada syok, atasi syok; bila Hb <8 gr%, transfusi.
b. Evakuasi : digital, kuretasi
c. Uterotonika
Seluruh buah kehamilan telah dikeluarkan dengan lengkap, ostium tertutup uterus lebih
kecil dari umur kehamilan atau ostium terbuka kavum uteri kososng. Pada keadaan ini
Pada abortus kompletus perdarahan segera berkurang setelah isi rahim dikeluarkan dan
selambat-lambatnya dalam 10 hari perdarahan berhenti sama sekali karena luka rahim
dalam masa ini telah sembuh dan epitelisasi telah selesai. Serviks juga segera menutup
kembali. Jika lebih dari 10 hari masih terdapar perdarahan pikirkan abortus inkomplit
Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah meniggal dalam kandungan
sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam
mengecil karena absorpsi air ketuban dan maserasi janin. Buah dada mengecil kembali.
Gejala-gejala lain yang penting tidak ada, hanya amenorre berkangsung terus. Abortus
b. Pemeriksaan obstetri : fundus uteri lebih kecil dari umur kehamilan dan bunyi
Pengelolaan
b. Darah segar
c. Fibrinogen
d. Evakuasi dengan kuret; bila umur kehamilan .12 minggu didahului dengan
pemasangan dilator.
berturut-turut. Kejadiannya jauh lebih sedikit dari pada abortus spontan (kurang dari
1%), lebih sering terjadi pada primi tua. Etiologi abortus ini adalah kelainan genetik,
etiologinya.
Abortus septik ialah abortus yang disertai penyebaran infeksi pada peredaran darah tubuh
Manifestasi klinis ditandai dengan adanya demam, lokia yang berbau busuk, nyeri di atas
simfisis atau dibawah perut, abdomen kembung atau tegang sebagai tanda peritonitis.
Dasar diagnosis:
b. Pemeriksaan dalam: ostium uteri ummumnya terbuka dan teraba sisa jaringan, rahim
Pengelolaan
b. Posisi fowler
d. Uterotonik
e. Pemberian antibiotik selama 24 jam i.v, dilanjutkan dengan evakuasi digital atau
kuret tumpul.
Penyulit Abortus
Penyulit yang disebabkan oleh abortus kriminalis (walaupun dapat juga terjadi pada abortus
spontan) berupa:
2. Kerusakan serviks
3. Infeksi, kadang-kadang sampai terjadi sepsis, infeksi dari tuba dapat menyebabkan
kemandulan.
4. Perforasi.
5. Faal ginjal rusak (renal failure), disebabkan karena infeksi dan syok. Pada pasien
6. Syok bakterial terjadi syok yang berat, yang disebabkan oleh toksin-toksin.
heparin.
DAFTAR PUSTAKA
2. Krisnadi SR. Kelainan Lama Kehamilan. Dalam : Ilmu Kesehatan reproduksi: Obstetri
Patologi. Ed.2. Editor: Sulaiman Sastrawinata, Djamhoer Martaadisoebrata, Firman F.
Wirakusumah. Jakarta. EGC. 2004.
3. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom KD. Abortion.
Williams Obstetrics. 20th ed. New York: McGraw-Hills, 1997
4. http://www.free.ed.net/sweethaven/MedTech/NurseFund/default.asp?
iNum=3&fraNum=010102