subur usia disebabkan hal berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan
biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak
produktivitasnya. Tahun 1996, WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu per
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 ulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama
dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai
wanita hamil.
a. Abortus
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia
tersebut berusia 22 minggu. Bayi baru mungkin hidup di dunia luar bila
berat badannya telah mencapai lebih dari 500 gram atau umur kehamilan
Klasifikasi abortus :
1. Abortus spontan
mekanis.
psikolog.
Infeksi
Infertilitas sekunder
Kematian
dapat mengalami abortus tanpa mengetahui bahwa ia hamil, dan tidak mempunyai
gejala yang hebat sehingga hanya dianggap sebagai menstruasi yang terlambat
oleh rumah sakit sebagai rasio dari jumlah abortus terhadap jumlah kelahiran
1. Faktor janin
2. Faktor maternal
a. Infeksi
Virus
ensefalomielitis
Bakteri
Parasit
b. Penyakit vaskular
c. Kelainan endokrin
Antigen)
e. Trauma
saat hamil
f. Kelainan uterus
g. Faktor psikosomatik
3. Faktor eksternal
a. Radiasi
Dosis 1-10 rad bagi janin pada kehamilan 9 minggu pertama dapat
keguguran
b. Obat-obatan
parah
PATOGENESIS
peradangan akut, dan akhirnya peradangan per vaginam. Buah kehamilan terlepas
rongga rahim. Hal ini menyebabkan kontraksi uterus dimulai, dan segera setelah
itu terjadi pendorongan benda asing itu keluar rongga rahim (ekspulsi). Perlu
ditekankan bahwa pada abortus spontan, kematian embrio baiasanya terjai paling
mempertahankan janin tidak layak dilakukan jika telah terjadi pendarahan banyak
lengkap. Hal ini disebabkan sebelum minggu ke-10 vili korialis belum
menanamkan diri dengan erat ke dalam desidua hingga telut mudah terlepas
PENANGANAN
1. Abortus imminens
secara total
Bila pendarahan:
2. Abortus insipiens
janin dikeluarkan
Bila usia gestasi ≥ 16 minggu, evakuasi dilakukan dengan prosedur
dengan:
3. Abortus inkomplit
bagian janin
setiap 8 jam
Bila pasien tampak anemik, berikan sulfas ferosus 600 mg per hari
berat)
tidak aman, oleh karena itu, perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
ulang lepas)
Berikan boster tetanus toksoid 0,5 mL bila tampak luka kotor pada
lanjut
4. Abortus Komplit
antibiotika profilaksis
5. Abortus Infeksiosa
Sulbenisilin 3×1g
Gentamisin IV 2 × 80 mg
Metronidazol 2×1g
Seftriaksone IV 1×1g
ektopik terganggu.
Pada keadaan ini juga ditemui gejala-gejala kehamilan muda atau abortus
Tanda-tanda tidak umum dari hasil pemeriksaan bimanual pada tahapan ini
adalah:
pada umumnya juga ditemui kondisi gawat darurat dan abdominal akut,
seperti:
Pucat/anemis
tekan
PENANGANAN
- Pastikan darah yang dihisap dari rongga abdomen telah melalui alat
tersedia, masukkan dalam botol bekas cairan infus (yang baru terpakai
90 mL darah
hasil konsepsi pada satu segmen tuba kemudian diikuti dengan reparasi
luas
- Tramadol 200 mg IV
Konseling pascatindakan:
c. Mola Hidatidosa
Hamil mola adalah suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil konsepsi
tidak berkembang menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi dari vili koriales
cepat dari usia gestasi yang normal, tidak dijumpai adanya janin, kavum uteri
PENANGANAN
tunggal
uterus atau invasif); berikan kemoterapi MTX dan pantau β-hCG serta
plasenta (letak rendah dan previa), kelainan insersi tali pusat atau pembuluh
darah pada selaput amnion (vasa previa) dan separasi plasenta sebelum bayi
lahir.
d. Plasenta Previa
Plasenta previa ialah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
dan menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Angka kejadian
TERAPI SPESIFIK
Terapi ekspektatif
berhenti
normal)
- Nifedipin 3 × 20 mg/hari
janin
Uji pematangan paru janin dengan Tes Kocok (Bubble Test) dari hasil
amniosentesis
rumah pasien di luar kota dan jarak untuk mencapai rumah sakit lebih
dari 2 jam) dengan pesan untuk segera kembali ke rumah sakit apabila
atau
(misal: anensefali)
1. Seksio sesarea
sehingga serviks uteri dan segmen bawah rahim menjadi tipis dan
ibu
2. Melahirkan pervaginam
dan ditekan oleh kepala janin. Jika kontraksi uterus belum ada atau
tidak aktif
e. Solusio Plasenta
normal pada uterus, sebelum janin dilahirkan. Definisi ini berlaku pada
kehamilan dengan masa gestasi di atas 22 minggu atau berat janin di atas 500
TERAPI SPESIFIK
Terhadap komplikasi
1. Atasi syok
secara cepat dan telah berlangsung lama (sebelum dirawat), umumnya akan
terjadi gangguan fungsi ginjal yang ditandai dengan oliguria (produksi urin
30 mL/jam). Pada kondisi yang lebih berat dapat terjadi anuria yang
menit
per menit
3. Atasi hipofibrinogenemia
terjadinya koagulopati
fibrinogen)
kemudain diobservasi
- genggam bagian tabung yang berisi darah
koagulasi di permukaan
Bila darah segar tidak dapat segera diberikan, berikan plasma beku
fibrinogen
4. Atasi anemia
Darah segar merupakan bahan terpilih untuk mengatasi anemia
Bila restorasi cairan telah tercapai dengan baik tetapi pasien masih
Tindakan obstetrik
1. Seksio sesarea
yang singkat
menghentikan pendarahan
2. Partus pervaginam
f. Ruptura Uteri
disproporsi janin dan panggul, partus macet atau traumatik. Ruptura uteri
lama mengeluh nyeri hebat pada perut bawah, diikuti dengan syok dan
dan organ vital di sekitarnya. Risiko infeksi sangat tinggi dan angka
kematian bayi sagat tinggi pada kasus ini. Ruptura uteri inkomplit
jumlah darah yang keluar karena pendarahan hebat dapat terjadi ke dalam
kavum abdomen.
PENANGANAN
trauma alat genitalia atau luka yang kotor, tanyakan saat terakhir
terjadi karena tercampur dengan air ketuban dan serapan pakaian atau kain alas
tidur.
pendarahan yang lebih normal dimana telah menyebabkan perubahan tanda vital
PENANGANAN
i. Atonia Uteri
PRINSIP DASAR
Masalah:
sadar/koma
Penanganan umum:
Segera rawat
keluarganya
- ukur suhu
Jika kejang:
tidur
pasien
kehamilan 20 minggu
Hipertensi karena
kehamilan
dalam 2 pengukuran
tekanan diastolik
Gangguan penglihatan
Nyeri epigastrium
Kejang
Eklampsia Hipertensi
Hipertensi kronik
eklampsia
- diabetes mellitus
- isoimunisasi rhesus
- faktor herediter
- masalah vaskuler
- preeklampsia ringan
- preeklampsia berat
- eklampsia
Hipertensi karena kehamilan dan preeklampsia ringan sering ditemukan
berikut:
- proteinuria ≥ 2+
- hiperrefleksia
mal
- koma terjadi sesudah kejang, dapat berlangsung lama (berjam-jam)
Hipertensi kronik
DIAGNOSIS DIFERENSIAL
Hipertensi kronik
Proteinuria
terdapat proteinuria
Infeksi kandung kencing, anemia berat, payah jantung, partus lama juga
KOMPLIKASI
Iskemi uteroplasenta
- kematian janin
- persalinan prematur
- solusio plasenta
Spasme arteriolar
- pendarahan serebral
- ablasio retina
- tromboembolisme
- pneumonia
PENCEGAHAN
Pembatasan kalori, cairan, dan diet rendah garam tidak dapat mencegah
Yang lebih perlu adalah deteksi dini dan penanganan cepat-tepat. Kasus
pendidikan keluarga (suami, orang tua, mertua, dll) harus dilibatkan sejak
awal
PENANGANAN
Jika kehamilan < 37 minggu, dan tidak ada tanda-tanda perbaikan, lakukan
Diet biasa
- diet biasa
preeklampsia berat
terminasi kehamilan
Penanganan eklampsia berat dan eklampsia sama, kecuali bahwa persalinan harus
Penanganan kejang
oksigen,oksigen)
risiko aspirasi
Penanganan umum
Observasi tanda-tanda vital, refleks, dan denyut jantung janin setiap jam
Krepitasi merupakan tanda edema paru. Jika ada edema paru, stop
Antikonvulsan
Magnesium sulfat merupakan obat pilihan untuk mencegah dan mengatasi kejang
pada preeklampsia dan eklampsia. Cara pemberian lihat di bawah ini. Alternatif
Dosis awal
Dosis pemeliharaan
Siapkan antidotum:
Pertimbangan Terapeutik
KONSEP UTAMA
terapi obat yang terpilih dan dimonitor untuk menghindari bahaya baik
hal ini meliputi diskusi dichotomous dari manfaat terapi obat untuk ibu dan resiko
terapi yang aman dan efektif sebelum konsepsi, selama kehamilan, dan setelah
melahirkan, dan partisipasi aktif dari pasien itu penting. Baik penyakit akut
maupun kronik harus diatur selama kehamilan, dan pengobatan yang optimal
digunakan pada pemilihan obat selama periode kelahiran dan postpartum. Prinsip
penggunaan obat selama masa menyusui, walaupun mirip, tapi tidak sama dengan
penyakit akut atau kronis pada wanita hamil sama dengan orang-orang pada
umumnya. Kita akan mencari dosis khusus yang penting dan pertimbangan
FISIOLOGI
Karena rumitnya fertilisasi dan masalah kehamilan berikutnya, kira-kira
50% embrio tidak dapat bertahan. Kebanyakan dari mereka yang hilang terjadi
pada 2 minggu pertama setelah fertilisasi, dan kebanyakan wanita tidak menyadari
bahwa mereka sedang hamil. Sekitar 15% wanita hamil yang bertahan pada 2
minggu pertama gestasi akan hilang secara spontan kemudian selama kehamilan.
berpasangan dengan reseptor pada bagian luar lapisan protein dari sel telur, zona
pellucida. Dengan segera, sel telur tidak akan merespon sel sperma lain. Sperma
sel telur menjadi masak dan juga membiarkan sperma secara penuh berpenetrasi
ke zona pellucida dan kontak dengan membran sel telur. Membran sperma dan sel
telur kemudian bersatu membentuk sel tunggal yang baru. Kromosom jantan dan
betina bergabung pada sel baru, bersatu untuk membentuk inti tunggal, dan
selama 2 hari pertama ketika sel telur fertil yang berjalan turun ke tuba falofi,
mencapai rongga uterin pada hari ketiga. Pembelahan sel berlanjut selama 2 atau 3
struktur tubuh dibentuk selama periode embrionik, kemudian tumbuh dan dewasa
selama periode fetal. Periode fetal berlanjut sampai masa kehamilan mencapai
Lamanya kehamilan
kehamilan; periode waktu ini dihitung dari hari pertama periode terakhir
waktu embrio atau fetus mulai dari hari pertama periode akhir menstruasi,dimana
ahli kesehatan menambahkan 7 hari pada hari pertama periode menstruasi dan
mengurangi 3bulan.
periode dari kalender 3 bulanan, dan setiap periode dari 3 bulan itu disebut
trimester.
urinasi. Kira-kira pada 6 minggu destasi, wanita hamil dapat mengalami mual dan
muntah-muntah; hal ini dikenal dengan morning sickness tapi dapat terjadi pada
minggu dari destasi pergerakan fetal diketahui pada perut wanita bagian bawah
Distribusi obat pada kehamilan dapat berubah karena volume plasma ibu
meningkat sampai 50%. Total caiaran tubuh meningkat kira-kira 8 liter selama
cairan amniotik, plasenta dan fetus. Kapasitas ikatan serum albumin meningkat
Bagaimana juga penurunan jumlah obat yang dicerna per kg berat badan dan
peningkatan eliminasi hepatik dan renal dari obat berdampak pada distribusi obat
dari konsentari serum obat bebas yang tidak berubah pada kebanyakan (tapi tidak
semua) obat.
Kehamilan juga mempengaruhi eliminasi obat. Hormon progesteron dan
estradiol pada ibu mempengaruhi metabolisme hepatik obat dalam beberapa cara;
tambahan pengeluaran obat dari peredaran sistemik dapat lambat karena estrogen
dapat menyebabkab kolesterol. Pengeluaran obat pada ginjal sebanyak 25% - 505
ibu dan fetus/janin. Funsi plasenta untuk pengankutan konsepsi setelah minggu
kelima. Kebanyakan obat bergerak melintasi membran dengan difusi pasif, baik
dari janin ke ibu maupun dari ibu ke janin.Pertimbangan seperti dosis ibu, rute
ikatan protein plasma ibu dapat mempengaruhi jumlah obat sebenarnya yang
perpindahan. Lipofilitas yang tinggi, ionisasi yang lemah, ikatan protein ibu yang
yang nyata terjadi selama periode ini. Efek teratogenik ini termasuk gangguan
kehamilan, keabnormalan struktur, gangguan pertumbuhan, dan gangguan
fungsional.
Mayoritas anak yang lahir itu sehat. Dari seluruh peristiwa kelahiran yang
kurang dari 1% dari seluruh tanggung jawab 15% - 25%, penyebab lingkungan
lainnya (misalnya kondisi ibu, infeksi, dan kelainan bentuk mekanis) sebanyak
10%, dan sisanya 65% - 75% dari kelainan bentuk kelahiran disebabkan oleh
faktor seperti tahap kehamilan ketika pembentukan terjadi, rute pemberian dan
pembentukan menjadi teratogen dapat mengahsilkan efek “semua atau tidak sama
sekali” yang dapat mengancurkan embrio atau tidak memberikan masalah.
kelahiran. Genotif ibu dan janin dapat mempengaruhi efek obat pada janin dengan
untuk terjadinya kelainan kelahiran. Beberapa hal ini dapat dihindari dengan
mudah selama kehamilan. Pada situasi diman obat berbahay untuk perkembangan
anak tapi itu diperlukan oleh sang ibu, pertimbangannya berhubungan dengan rute
pemilihan terapi. Informasi pengobatan yang aman pada kehamilan bersal dari
berbagai sumber. Salah satu pertanyaan yang penting untuk para ahli kesehatan
beberapa dari kebanyakan keamanan obat yang dapat diandalkan, wanita hamil
biasanya tidak memenuhi syarat untuk berpartisipasi pada percobaan klinik. Jenis
laporan kasus, studi kelompok prospektif, studi kelompok historis dan sistem
pelaporan sukarela.
hasil seperti pengujian terhadap manusia tidak selalu tepat. Salah satu contohnya
talidomid, yang diketahui aman pada binatang tapi menyebabkan efek teratogenik
pada manusia.
kecacatan kelahiran pada bayi dari wanita hamil menggunakan obat dengan jarang
dan keseluruhan resiko obat yang berhubungan dengan efek tertogenik itu kecil,
hal ini dapat membuat sejumlah besar pembentukan untuk menilai peningkatan
resiko. Sedikit contoh dalam laporan kasus yang berguna untuk menentukan
resiko teratogenik adalah situasi dimana obat digunakan dengan jarang tapi juga
berhubungan dengan tingginya laju kecacatan kelahiran (isotretionin); atau hal ini
(talidomid).
atau tanpa hasil dan melaporkan bagaiman pembentukan menjadi zat-zat yang
diduga. Masalah dari studi ini menimbulkan prasangka, karena wanita dengan
kehamilan yang berpengaruh akan lebih menyukai obat yang digunakan selama
kelompok orang dan membandingkan hasilnya dengan kelompok yang sama tanpa
Perencanaan prakonsepsi
Kira-kira 4 juta kelahiran terjadi di Amerika setiap tahun, adn hampir 50%
intervensi dengan bukti ilmiah kuat yang berguna adalah mencerna asam folat
untuk menurunkan resiko cacat jaringan saraf, yang menyebabkan kira-kira 4000
minggu pertama pada kehamilan, dan banyak kehamilan yang tidak direncanakan
dan tidak diketahui sampai waktu ini, penting untuk menganjurkan wanita yang
berpotensi melahirkan anak untuk mengkonsumsi makanan yang kaya akan folat,
Vaksin influensa juga dianjurkan pada wanita yang akan memasuki trimester
kedua atau ketiga pada musim influensa, wanita hamil yang mengidap flu