A. PENDAHULUAN
1. Pengertian
B. KETATAUSAHAAN
Kepala TU
Administrasi
Administrasi Administrasi Administrasi Administrasi Administrasi
Umum-
Pembelian Penjualan Kas/Bank Pajak Inkaso
Personalia
Administrasi Administrasi
Kartu Hutang Kartu Piutang Juru tagih
Dagang Dagang
Tata Usaha
Laporan Laba-rugi
Neraca
Aliran Kas
Rasio Keuangan
Dari seluruh kegiatan transaksi uang dan barang yang terjadi pada semua fungsi
kegiatan di apotek, kemudian disajikan dalam bentuk laporan akuntansi keuangan
sesuai dengan bentuk standar laporan akuntansi Indonesia. Yang menjadi
pertanyaan adalah apa manfaatnya angka-angka dan indikator-indikator pada
laporan keuangan bagi pengelola apotek atau pemilik apotek ? Apa akibatnya, bila
pengelola (pemilik) apotek tidak mengerti dan tidak memahami angka-angka dan
indikator-indikator pada laporan keuangan tersebut ?
A. Hakekat Fungsi Laporan Akuntansi Keuangan
Laporan akuntansi keuangan pada hakikatnya adalah berfungsi sebagai
pemberi informasi kepada pengelola atau pemilik apotek mengenai
perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsur kekayaan (neraca) yang
dimiliki apotek dari kondisi neraca pada awal kegiatan menjadi neraca pada
akhir kegiatan apotek, sebagai akibat adanya kegiatan transaksi jual-beli
barang atau jasa selama pada kurun waktu tertentu.
Lap L/R
-Penjualan
-Biaya variabel
Neraca awal -Biaya tetap Neraca Akhir
-Aset -Laba -Aset
-Hutang Transaksi
Jual Beli -Hutang
-Ekuitas
-Ekuitas
Lap Cash flow
-Saldo awal
-Penerimaan
-Pengeluaran
-Saldo Akhir
APA sebagai pengelola apotek harus dapat mengerti dan memahami serta
dapat menjelaskan perubahan kondisi kekayaan apotek tersebut melalui
indikator-indikator keuangannnya dari suatu periode ke periode berikutnya,
mempengaruhi terjadinya perubahan harta kekayaan apotek tersebut? Dengan
demikian seorang APA, berdasarkan hasil analisis laporan keuangan dapat
dengan segera mengetahui penyakitnya dan dapat mengambil langkah-langkah
untuk mengatasinya di masa yang akan datang.
AKTIVA PASIVA
Aktiva Lancar Pasiva Lancar
Kas 20 Hutang dagang 400
Bank (surat berharga) 80
Piutang 300
Persediaan 400
Total Aktiva Lancar 800 Total Pasiva Lancar 400
Aktiva Tetap Hutang Jangka Panjang
Tanah Hutang Bank
Bangunan Modal sendiri
Peralatan -Modal disetor 400
Kendaraan -Laba ditahan
Aktiva
Total Aktiva Tetap - Total Hutang Jangka Panjang 400
Total Aktiva 800 Total Pasiva 800
2) Rumus neraca
Neraca adalah suatu konstanta artinya bahwa jumlah aktiva selalu =
jumlah hutang (hak kreditor) + modal pemilik (hak pemilik)
Rumus 1.1
Jawab :
Real 02 Real 03
No Uraian Target 03 (A) (B) (C) (%) C/A (%) C/B
Penjualan
1 bersih 32.000 28.000 35.000 109.37 125.00
2 Biaya variabel 24.000 21.000 26.000 108.33 123.81
3 Biaya tetap 6.500 5.800 7.900 121.54 136.21
4 EBIT 1.500 1.200 1.100 73.33 91.67
-Bunga
(interest) 200 200 220 110.00 110.00
-Pajak (tax) 450 400 326 72.44 81.50
EAT 850 600 654 76.94 109.00
Deviasi
No Uraian Rencana Realisasi %
1 Saldo awal 25.000 25.000 100
2 Penerimaan 1.000.000 1.100.000 110
-Penjualan Tunai 800.000 900.000 112.5
-Piutang 200.000 200.000 100
-Bunga 0 0 0
-Deviden 0 0 0
-Lain-lain
3 Pengeluaran 875.000 995.000 113.70
-Hutang dagang 700.000 800.000 114.3
-Biaya
Operasional 80.000 100.000 125
-Bunga 20.000 20.000 100
-Pajak 25.000 25.000 100
-Lain-lain
Saldo Akhir
4 (1+2+3) 175.000 180.000 104
3) Cara mengevaluasinya
Melihat saldo akhir, apkah mengalam defisit atau surplus ?
Bila mengalami defisit, maka APA dapat mencari penyebabnya
dengan cara sebagai berikut :
o Analisis data penjualan tunai
Apakah penurunan penjualan tunai lebih disebabkan oleh
faktor internal seperti banyak barang kosong, pelayanan lambat
atau harga mahal? Atau oleh faktor eksternal seperti jumlah
apotek bertambah, konsumennya berkurang ?
o Analisis data penerimaan piutang
Apakah penurunan jumlah piutang yang lunas lebih disebabkan
oleh faktor internal seperti pengiriman alat tagih terlambat,
tidak memberikan insentif? Atau oleh faktor eksternal seperti
pelanggan belum mampu untuk membayar, pelanggan kabur
atau bangkrut?
o Analisis data pembayaran hutang dagang
Apakah ada faktur-faktur yang belum jatuh tempo sudah
dibayarkan, atau karena adanya tuntutan dari suplier yang
memperpendek masa kredit, sehingga jumlah pembayaran
hutang dagang ke suplier menjadi lebih besar dari yang
direncanakan?
o Analisis data penggunaan biaya usaha
Apakah ada penggunaan pos-pos biaya tertentu yang melebihi
anggaran seperti pos biaya penjualan, entertain, insentif, karen
petuga yang telalu boros atau karen adanya tuntutan pelanggan
dan kebijakan pemerintah, sehingga melebihi dari anggaran?
4) Cara mengatasi penyebabnya
Untuk penjualan tunai dan penerimaan piutang
o Bila penyebabnya dikarenakan oleh faktor internal. Maka
apotek harus dapt meningkatkan kualitas sumber dayanya
seperti : melengkapi barang, melayani dengan cepat,
mengirimkan alat tagih lebih cepat, memberikan insentif atau
diskon.
o Bila penyebabnya lebih dikarenakan oleh faktor eksternal,
maka apotek harus dapat merayu dan mempengaruhinya agar
pelanggan suka membeli obat ke apotek atau membayar
piutangnya kecuali pelanggan yang kabur dan bangkrut.
Untuk pembayaran hutang dagang
o Bila penyebabnya lebih dikarenakan oleh faktor internal, ada
unsur kesengajaan membayar faktur yang belum jatuh tempo,
maka bagian keuangan apotek harus dapat menjelaskannya,
apakah ada tambahan diskon atau tidak?
o Bial penyebabnya dikarenakan lebih dikarenakan oleh faktor
eksternal, maka apotek harus dapat merayu dan
mempengaruhinya agar suplier dapat memberikan masa kredit
yang lebih lama atau apotek dapat menambah modal kerja
dengan meminjam ke bank, agar likuiditasnya lebih baik.
Untuk penggunaan biaya usaha
o Bila penyebabnya lebih dikarenakan oleh faktor internal seperti
pemborosan, maka apotek harus segera melakukan cost
reduction (pengurangan secara bertahap) atau cost cutting
(penghentian secara tiba-tiba).
o Bila penyebabnya lebih dikarenakan oleh faktor eksternal
seperti permintaan intensif yang lebih besar atau karena adanya
kenaikan tarif listrik, telefon, BBM, maka apotek harus
merevaluasi cost-benefitnya, dan melakukan cost reduction
atau cost cutting.
Dalam analisis keuangan diharapkan mendapat hasil analisis yang baik dan
memberikan gambaran yang tajam. Ada beberapa faktor yang dapat digunakan
dalam membuat analisis keuangan, yaitu:
1. data historis, data kondisi kinerja keuangan beberapa tahun yang lalu,
digunakan untuk memberikan gambaran seberapa besar kecenderungan
data-data historis tersebut dengan kinerja keuangan saat ini.
2. implementasi strategi, digunakan untuk memberikan gambaran seberapa
besar pengaruh dari implementasi strategi apotek yang sedang atau telah
dilaksanakan terhadap kinerja keuangan apotek.
3. perkembangan kondisi eksternal, digunakan untuk memberikan gambaran
seberapa besar pengaruh perkembangan kondisi eksternal yang sudah dan
sedang terjadi seperti pertumbuhan ekonomi, perubahan regulasi, apotek
pesaing, dan lain-lain terhadap perolehan kinerja keuangan apotek.
A. Metode Analisis
Dalam melakukan analisis laporan kinerja keuangan dikenal ada 2 metode
yang biasa digunakan yaitu metode:
1) analisis common size
2) analisis rasio
2. Analisis Rasio
Analisis rasio adalah suatu analisis yang dilakukan dengan cara
membandingkan angka-angka yang terdapat pada laporan keuangan
(laporan laba-rugi dan neraca) dalam suatu periode waktu tertentu.
Pada dasarnya analisis rasio ada 5, yaitu:
1) Rasio Likuiditas (liquidity) dalah indikator yang mengukur
kemampuan apotek dalam memenuhi kebutuhan jangka pendeknya.
Dalam melakukan pengukuran likuiditas, angka-angka laporan
keuangan yang digunakan adalah angka-angka yang terdapat pada
laporan neraca yaitu membandingkan harta yang dimiliki (aktiva
lancar) dengan beban hutang jangka pendek (pasiva lancar) yang harus
dibayar apotek.
Rasio likuiditas dapat diukur dengan 2 indikator yaitu:
a. Current Ratio (CR) adalah indikator yang mengukur
perbandingan antara jumlah nilai aktiva lancar dengan jumlah
nilai pasiva lancar.
Rumus:
Current ratio = Kas + Bank + Piutang + Persediaan
Hutang Dagang
b. Quick Ratio (QR) adalah indikator yang mengukur
perbandingan antara jumlah aktiva lancar (tanpa persediaan)
dengan jumlah nilai pasiva lancar.
Rumus:
Quick ratio = Kas + Bank + Piutang
Hutang Dagang
2) Rasio Aktivitas (activity) adalah indikator yang mengukur kemampuan
apotek dalam mengelola seluruh asetnya (asset utilities) yang terdapat
pada aktiva lancar dan aktiva tetap dalam satu periode.
Rasio aktivitas dapat diukur dengan beberapa indikator yaitu:
a. Perputaran persediaan (Inventory Turn Over – ITO)
ITO adalah indiakator yang mengukur tingkat kemampuan
apotek memutar barang dagangannya (beli-simpan-jual) dalam
1 tahun.
Rumus:
ITO = HPP
Rata-rata persediaan
b. Perputaran piutang (Receivable Turn Over – RTO)
RTO adalah indikator yang mengukur tingkat kemampuan
apotek untuk memutar piutang (jual-alat tagih-lunas) dalam 1
tahun.
Rumus:
RTO = Jumlah Penj. Kredit
Rata-rata piutang
c. Perputaran aktiva tetap (Fix Asset Turn Over – FATO)
FATO adalah indikator yang mengukur tingkat kemampuan
apotek dalam mengelola dan memanfaatkan fix asset (fix asset
utilities) untuk menghasilkan sejumlah penjualan dalam 1
tahun.
Rumus:
FATO = Penjualan
Fix asset
3) Rasio Solvabilitas (Solvability) adalah indikator yang mengukur
kemampuan perusahaan (apotek) dalam memenuhi seluruh kewajiban
(hutang) jangka pendek dan panjangnya dengan total nilai asset yang
dimilikinya. Apotek yang solvabel adalah apotek yang memiliki total
nilai asset lebih besar dari total hutangnya.
Solvabilitas dapat diukur dengan beberapa indikator yaitu:
a. Solvabilitas adalah indikator yang mengukur tingkat
kemampuan apotek untuk menutup seluruh hutangnya (jangka
pendek + jangka panjang) dengan seluruh assetnya (current +
fix asset).
Rumus:
Solvabilitas = Total hutang
Total asset
b. Time Interest Earning (TIE)
TIE adalah indikator yang mengukur tingkat kemampuan
apotek dalam menghasilkan laba (EBIT) untuk menutup beban
bunganya.
Rumus:
TIE = EBIT
Beban bunga
4) Profitabilitas (Profitability) adalah indikator yang mengukur
kemampuan apotek dalam menghasilkan laba bersih (EAT) pada
tingkat penjualan, jumlah asset dan jumlah modal sendiri tertentu.
Profitabilitas dapat diukur dengan beberapa indicator yaitu:
a. Profit adalah indicator yang mengukur tingkat kemampuan
apotek untuk menghasilkan EAT pada tingkat penjualan
tertentu.
Rumus:
Profit = EAT X 100%
Penjualan
b. Return On Asset (ROA)
ROA adalah indicator yang mengukur tingkat kemampuan
apotek untuk menghasilkan EAT dari pemakaian seluruh asset
apotek. Rasio ini merupakan ukuran profit dari sudut pandang
para kreditor, sehingga ROA = ROI (Return on Investment).
Rumus:
ROA = EAT X 100%
Total asset
c. Return On Equity (ROE)
ROE adalah indicator yang mengukur tingkat kemampuan
apotek untuk menghasilkan EAT dari pemakaian modal
pemilik (equity). Rasio ini merupakan ukuran profit dari sudut
pandang pemilik modal (pemegang saham).
Rumus:
ROE = Laba bersih X 100%
Total equity
5) Market Ratio adalah indikator yang mengukur harga saham dalam
suatu perusahaan di pasar bursa (relative market price) terhadap nilai
buku sahamnya (book value). Rasio ini banyak digunakan sebagai
harga saham oleh para investor atau calaon investor dan disebut juga
sebagai analisis fundamental perusahaan. Rasio pasar yang sering
digunakan sebagai indikator (mahal-murahnya) harga saham suatu
perusahaan adalah:
a. Price Earning Ratio (PER)
PER menggambarkan angka harga saham yang ditunjukkan
oleh perbandingan antara harga saham perusahaan di pasar
bursa dengan earning per share (EPS) atau keuntungan per
lembar sahamnya.
Rumus:
PER = Harga saham di pasar
EPS
EPS = EAT
Jumlah harga saham beredar
b. Divident Yield
Menggambarkan angka harga saham yang ditunjukkan oleh
perbandingan antara ekspektasi keuntungan dividen terhadap
total keuntungan (yield-%) dari gain dan dividen.
Rumus:
Harga saham = Expected divident X 100%
Yield
Hasil diskusi :
1. Salah satu pengguna tak langsung dari laporan akuntasi adalah perusahaan
sekuritas. Sebutkan contoh dari perusahaan sekuritas!
Jawab:
Perusahaan sekuritas adalah perusahaan yang berhubungan dengan jual
beli saham.
2. Pinjaman yang diterima dari bank adalah bagian dari fixed cost,
bagaimana dengan bunga bank yang bisa naik turun?
Jawab :
Bunga yang diberikan bank untuk pinjaman tidak akan naik turun secara
signifikan, karena bank telah menetapkan bunga yang harus dibayar
selama pinjaman. Kenaikan atau penurunan bunga untuk pinjaman bank
cenderung kecil sehingga tidak akan merugikan peminjam. Bagi apotek
adanya pinjaman dari bank merupakan pemasukan atau asset.
3. Apakah HPP di apotek itu?
Jawab :
HPP (harga pokok penjualan) disamakan sebagai harga pembelian barang
oleh apotek. Contoh dari perhitungan HPP :
HPP = (stok awal + pembelian) - (stok akhir)