Anda di halaman 1dari 64

Daftar pustaka

Varney Helen, JanM. Kriebs, carolyn l. Gegor : 2001 buku Saku Bidan., Jakarta EGC,

Perawatan pada wanita Sehat

Pemeriksaan dan riwayat kesehatan

Riwayat umum

Identifikasi informasi

Keluhan umum

Riwayat penyakit saat ini

 Riwayat medis dan perawatan primer yang lalu

 Riwayat sosial

 Riwayat keluarga

 Riwayat Menstruasi

 Riwayat Obstetrik

 Riwayat Ginekologik

 Riwayat Seksual

 Riwayat kontrasepsi

Pemeriksaan fisik Rutin dan Tinjauan terhadap sistem-siatem

Pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital

Evaluasi umum status kesehatan

Kulit dan rambut

Kepala
Mata, telinga, gidung, mulut dan kerongkongan.

Leher

Jantung

Paru-paru

Payudara (Untuk lebih terperinci, lihat pemeriksaan payudara)

Abdomen (sistem gastrointestinal)

Sistem genitourinaria

Sistem reproduksi (Untuk lebih terperinci, lihat pemeriksaan panggul)

Sistem muskuloskeletal

Sistem vaskular

Sistem saraf pusat

Sistem hematopoitik dan limfatik

Pemeriksaan Payudara

Riwat terkait

Umur

Tumor putting

Rabas susu

Nyeri atau nyeri tekan

Riwayat terdahulu tentang mammogram atau pemeriksaan payudara dengan ultra

suara

Riwayat terdahulu tentang penyakit panyudara

Riwayat Keluarga tentang penyakit payudara


Riwayat Menstruasi

Riwayat Kehamilan

Riwayat Laktasi

Riwayat Hormonal

Lain-lain

Ooforektomi

Konsumsi alcohol

Pajanan terhadap radiasi

Pemeriksaan fisik payudara

Inspeksi payudara dan puting susu; palpasia payudara dan area nodus limfe

Temuan normal

Usuran kedua payudara yang tidak sama Namur kontur sama

Payudara dapat berukuran besar, kecil atau menggantung

Jaringan aksesoris payudara saja atau kombinasi dari puting susu, areola dan kelenjar

parenkim ekstra

Puting susu datar tidak rektasi atau menyimpang/deviasi

Tidak teraba benjolan

Pada daerah melintang, agak nyeri bila ditekan, pada tepi kaudal payudara.

Terdapat benjolan-benjolan halus diseluruh payudara terjadi selama fase pramenstruasi atau

menstruasi pada siklus menstruasi.

Temuan abnormal- perlu rujukan atau konsultasi dokter

Kontur payudara asimetris, mis., bentuk yang menonjol atau berlekuk


Tanda-tanda retaksi, mis., cekungan pada kulit, lipatan dan kerutan.

Deviasi atau retaksi puting susu, dengan atau tanpa puting susu yang rata dan melebar.

Payudara mengecil/menyusut

Edema, kulit berwarna oranye dan terkelupas

Dilatasi vena subkutan pada wanita yang tidak sedang mengandung

Pada wanita yang tidak dalam tahap pascaprtum terjadi peningkatan suhu atau kemerahan

pada kulit

Terjadi perlukaan

Ukuran payudara yang meningkat secara berlebihan dan asimetris pada saat terjadi kontraksi

otot-otot dada

Kelenjar/nodus yang dapat diraba

Puting susu mengalami erosi, ulserasi penebalan, atau kasar yang tidak lazim

Puting susu kemerahan pada wanita yang tidak menyusui atau puting telah dimanipulasi

secara seksual

Pada wanita yang tidak hamil, pascaprtum, atau menyusui, puting susu yang berkerak

mengindikasikan adanya rabas kering

Pada area setempat tampak benjilan-benjilan granuler yang kasar

Jaringan payudara atau puting susu kehilangan elastisitasnya, sering dengan pengerasan atau

penebalan tekstur kulit

Adanya massa, perhatikan hal berikut :

Lokasi

Ukuran

Bentuk dan garis bentuknya/kontur


Konsistensi

Batasan (derajat ketajaman tepi-tepinya)

Mobilitas

Berlawanan dengan pemeriksaan pada umumnya, maka tidak terlalu penting untuk

mengeluarkan rabas dari puting susu sebagai bagiab dari pemeriksaan payudara rutin. Rabas

yang didapat biasanya tidak mempunyai makna patologis. Rabas yang keluar secara spontan

adalah bermakna dan memerlukan rujukan atau konsultasi dokter.

Pencatatan temuan

Temuan dikatan normal apabila: Payudara simetris, lunak, dan tidak massa. Puting susu

simetris, bersih, dan tidak mengalami retaksi. Tidak teraba benjolan di nodus aksila

supraklavikuler. Tidak terdapat riwayat penyakit payudara.

Jika tetemuan tidak normal :

1. Deskripsikan temuan. Gambar sebuah sketsa dimana ditemikan kelompok massa.

Sketsa tersebut dapat sederhana. Seperti permukaan sebuah jam dengan puting susu

dibagaian tengahnya. Tuliskan apakah payudara kiri atau kanan. Jelaskan ukuran,

bentuk konsistensi, batasan, dan mobilitas massa.

2. catat setiap nodus sopraklavikular atau nodus aksila yang dapat disertai jumlah,

ukuran dan konsistensi masing-masing.

3. Deskripsikan setiap tanda retaksasi atau asimetris, lokasinya, posisi saat tanda

ditemukan, serta tanda manuver penyebab.

4. Catat dan deskripsikan rabas atau perubahan pada puting susu.

5. Catat riwayat yang relevan


6. Akhiri pencatatn anda dengan menuliskan nama dokter yang akan memberikan

konsultasi atau rujukan.

Variasai dalam Pemeriksaan Payudara dan Temuan-temuan Pada wanita hamil

Akibat teerjadi perubahan fisiologis pada payudara selama kehamilan, maka temuan

berikut ini dianggap normal pada wanita hamil :

1. Ukuran kedua payudara meningkat, sering disertai rasa kesemutan, tegang dan nyeri

tekan.

2. Nodular dan lobulur payudara semakin teraba, kasar dan merasa akibat hipertrofi

alveoli mamae.

3. Muncul rabas kolostrum dari puting susu. Rabas timbul paling awal pada gestasi

minggu ke-6 sebagai cairan jernih dan kental.

4. Muncul folikel-folikel Motgomery: hipertrofi kelenjar sebaseae di areola.

5. Pembesaran dan peningkatan erektilitas puting susu.

6. Perluasan dan peningkatan pigmentasi areola

7. Dilatasi vena-vena subkutan, biasanya terlihat seperti garis-garis biru dibawah kulit.

8. Pada dada bagian atas terdapat gambaran vaskuler (terdapat juga dilengan atas, lehar

dan wajah)

9. Terdapat strie di payudara.

Variasi Dalam Pemeerikasaan Payudara UNtuk wanita pascapartum.

1. Periksa keadekutan sokongan, jaga payudara dengan usuran bra yang pas dan tepat.
2. Palpasi kedua payudara untuk memastikan kondisinya lunak. Penuh-tegang, lebih

keras, agak membesar. Engorged-membesar, keras, kemerahan, mengkilat, nyeri,

dengan suhu kulit meningkat, dan terjadi dilatasi vena.

3. Bila ibu masih menyusui, inspeksi epitel puting susu terhadap adanya: tanda iritasi-

Kemerahan, nyeri tekan. Tanda-tanda awal pecah-pecah-titik lepu yang kecil atau

petikie subepitel (terlihat lebih jelas dengan kasa pembesar). Pecah-pecah-Sakit,

kemungkinan terjadi perdarahan.

Pemeriksaan panggul.

Pemeriksaan panggul meliputi :

Inspeksi genitial eksteernal

Pemeriksaan kelenjar Bartholin dan skene serta Uretra (BSU)

Pemeriksaan Spekulium

Pemeriksaan bimanual

Pemeriksaan rektrovaginal

Jika diindikasikan dapat disertakan pelvimetri klinis sebagai bagian dari pemeriksaan

bimanual

Jenis-jenis spekulum

Virginal

Pendeh, sempit, berbilah datar

Digunakan untuk para gadis muda, wanita yang belum atau mengalami koitus ringan

Graves,ukuran standar
Panjang 3 ½” dan lebar ¾”, bilah-bilah melebar melengkung membentuk ruang konfak

di antara bilah tersebut, dengan bilah posterior lebih panjang 1/4 ” dari bilah anterior.

Tersedia dalam bahan plastik

Umumnya spekulum ini paling banyak dipakai; digunakan pada wanita subur (paraous

women) dan aktif seksual

Graves, ukuran besar

Panjang 5” dan lebar 1 1/4 ”, bentuk bilah seperti pada ukuran standar

Tersedia dalam ukurtan plastik

Digunakan pada wanita dengan kolaps dinding vagina, terutama grandmultipara atau

wanita yang sangat gemuk.

Pederson

Panjangnya seperti garves ukuran standar, tetapi lebih sempit, berbilag datar

Digunakan untuk wanita yang aktif secara seksual namun jarang atau nulipara, atau

wanita dengan vagina yang sudah mengalami proses penuaan/vaginal senescene.

Cacat otot Vagina/Rektum

Uretrokel

Dinding anterior distal vagina menonjol kebawah dan masuk kedalam introitus.

Sistokel

Derajat pertama: dinding anterior vagina menonjol; dianggap sebagaia temuan normal

jika tidak menampakan gejala(asimtomatik)

Derajat kedua; Tojolan mencapai orifisium vagina atau introitus; jika asimtomatik, tidak

perlu penanganan

Derajat ketiga; tonjolan meluas melebihi inroitus.


Rektokel (dengan tingkatan yang sama seperti pada sistokel)

Terjadi pada dinding posterior vagina bagian bawah, yang menonjol masuk kedalam

vagina dan keluar kearah introitus

Pada derajat kedua dan ketiga, yanyakan apabila wanita mengalami kesulitan dalam

buang air besar

Enteerokel

Prolaps pada ujung atas dinding posterior vagina

Penurunan uterus

Derajat pertama : Adanya penurunan minor uterus kedalam vagina

Derajat kedua : Servik menonjol keluar melewati introitos vagina

Derajat ketiga ; Prolaps seluruh uterus keluar vulva

Uji laboratorium Dan studi Terekait untuk Wanita Yang tidak Hamil

Uji dan studi dilakukan sebagai bagian dari berbagai skrining rutin, didasarkna pada

umur dan status resiko wanita tersebut, mis., apabila ia perna terpajan penyakit menular

seksual (PMS) atau tuberkolosis. Paling sedikit uji dan studi terkait yang dilakukan pada

kunjungan pertama untuk segala umur, adalah ;

1. hemoglobin/hemotrokit

2. kadar kolesterol total

3. Urinalis

4. Pap smear

5. Nilai laboratorium untuk wanita hamil dan tidak hamil diperlihatkan pada tabel 3-1

Tabel Nilai Laboratorium Normal Wanita Hamil dan Tidak Hamil


Hematologi Tidak hamil Hamil

Hematrokit 37%-47% 33% - 44%

Hemoglobin 12.0 – 16.0 g/dL 10.5 – 14 g/dL

Hitung eritrosit 4.8 x 105/mm 4.0x105/mm

Hitung leukosit 6.0(4.5-11.0) x 103/mm 9.2(6-16.0) x 103/mm

Netrofit 4.4(1.8-7.7)x103/mm (3.8-10)x103/mm

Limfosit 2.5(1.0-4.8) x 103/mm (1.3-5.2) x103/mm3

Monosit 0.30(0-0.8) x 103/mm Tidak ada perubahan

Eosinofil 0.20(0-0.45) x 103/mm Tidak ada perubahan

Hitung trombosit 130.000-400.000/mL Tidak ada perubahan

Fibrinogen 200 – 400 mg/dL 300 – 600 ng/dL

Folat

Sel darah merah 150 – 450 mg/mL sel 100 – 400 ng/ml sel

Feritin 15 – 200 mg/mL 5 – 150 ng/mL

Besi 135 µg/dL 90 µg/dL

Kapasitas pengikat besi 250 - 460 µg/dL 300 – 600 µg/dL

Studi koagulasi

Laju endap darah (Duke) <4 menit Tidak ada perubahan

Waktu tengah tromboplastin 24 – 36 detik Tidak ada perubahan

Waktu protombin 12 – 14 detik Tidak ada perubahan

Waktu trombin 12 – 18 detik Tidak ada perubahan


Faktor pembeku darah

VIII 60% - 100% 120% - 200%

X,IX 60% - 100% 90% - 120%

VII, XII 60% - 100% Tidak ada perubahan

II, V, XI 60% - 100% Tidak ada perubahan

V 60% - 100% 40%- 70%

Ginjal

BUN 10 – 20 mg/dL 5-12 mg/dL

Kreatinin <1.5 mb/dL <1.0 mg/dL

Magnesium 2-3 mg/dL 1.6 – 2.1 mg/dL

Osmolalitas 285 – 295 mOsm/kg/H20 275 – 280 mOSm/kg/H20

Natrium 136 – 295 mEq/L 130 – 140 mEq/L

Kalium 3.5 – 5.0 mEq/L 3.3 – 4.1 mEq/L

Kandungan karbon dioksida 21 – 30 mEq/L 18 – 25 mEq/L

Klorida 98 – 106 mEq/L 93 – 100 mEq/L

Asam urat 1.5 – 106 mEq/L 1.2 -4.5 mg/dL

Protein urin <150 – 250 mg/hari <250 – 300 mg/hari

Kirens kreatinin 91 – 250 mL/menit 120 – 160 mL/hari

Komplemen (Total) 150 - 250 CH50 200 - 400

C3 55 – 120 mg/dL 100 – 180 mg/dL


Endokrin 75 – 115 mg/dL 60 – 105 mg/dL

Glukosa, puasa(plasma) 20 – 100 pg/dL Tidak ada perubahan

ACTH < 8 ng/dL < 20 ng/dL

Aldosteron (plasma) 8 – 20 µg/24 jam 15 – 40 µg/ 24 jam

Aldosteron (Urin) 5 – 25 µg/dl 15 – 35 µg/dL

Kortison (plasma) <5 ng/dL Tidak ada perubahan

Hormon pertumbuhan, puasa 6 - 26 µU/mL 8 - 30 µU/mL

Hormon paratiroid 20 – 30 pg/mL 10 -20 pg/mL

Prolaktin 2 – 15 ng/mL 50 – 400 ng/mL

Aktivitas Renin (Plasma) 0.9 – 3.3 ng/mL/jam 3 – 8 ng/mL/jam

Tiroksin total (T4) 5 - 12 µg/dL 10 – 17 µg/dL

Triodotironon (T3) 70 – 190 ng/dL 100 – 200 ng/dL

T4 bebas 1-2 ng/dL Tidak ada perubahan

Ambilan resin T3 25% - 35% 15% - 25%

Indeks tiroksin bebas 1.75 – 4.95 Tidak ada perubahan

TSH 4 – 5 µU/mL Tidak ada perubahan

Kalsium

Total 9.0 – 10.5 mg/dL 8.1 – 9.5 mg/dL

Trionisasi 4.5 – 5.6 mg/dL 4.0 – 5.0 mg/dL

Fosfor in organik 3.0 – 4.5 mg/dL Tidak ada perubahan

Hepatik dan Enzim


Bilirubin (Total) 0.3 – 1.0 mg/dL Tidak ada perubahan

Kolesterol 120 – 180 mg/dL 180 – 280 mg/dL

Gliserida <160 mg/dL <260 mg/dL

Amilase 60 – 180 U/L 90 – 350 U/L

Fosfokinase kreatinin 10 – 70 U/L 5 – 40 U/L

Dehidrogenese laktat (LDH) 200 – 450 unit/mL Tidak ada peubahan

Lipase 4 – 24 IU/dL 2 – 12 IU/L

Fosfatase alkalin 30 – 95 mU/mL 60 -200 mU/mL

Amino alanin transaminase (SGPT) 0 – 35 U/L Tidak ada perubahan

Amino aspartat transaminase (SGOT)0-35 U/L Tidak ada perubahan

Transpeptidase gamma-glutamil 1 – 45 IU/L Tidak ada perubahan

Seruloplasmin 27- 37 mg/dL 40 – 60 mg/dL

Timah 70 – 140 ng/dL 120 – 200 ng/dL

Protein (Total) 5.5-8.0 g/dL 4.5 – 7.0 g/dL

Albumin 3.5-5.5 g/dL 2.5 – 4.5 g/dL

IgA 90- 325 mg/dL Tidak ada perubahan

IgM 45 – 150 mg/dL Tidak ada perubahan

IgG 800 – 1.500 mg/dL 700-1400 mg/dL


NUTRISI PADA KEHAMILAN

Pertambahan Berat Badan

Indeks masa Tubuh (BMI = Body mass index)

The institute of medicine’s subcommittee on Nutritioal Status and weight gain During

pregnancy Menyatakan bahwa pertambahan berat badan pada kehamilan dapat diperkirakan

dari indeks masa tubuh (BMI, atau ‘weight for heigt” Lihat table 8-1)

Metode untuk menuntukan pertumbuhan berat badan yang optimal selama masa kehamilan

adalah penting untuk mengetahui BMI wanita prakehamilan. Rekomendasi rentang

pertambahan berat badan total selama kehamilan ditentukan BMI prakehamilan. Wanita

harus mencapai paling sedikit batas terendah dari pertambahan berat badan BMInya. Total

pertambahan berat badan pada kehamilan kembar dua adalah 16 sampai 20 kg. Pertambahan

berat badan mingguan yang dianjurkan pada trisemester 2 dan 3 adalah 0.75 kg/minggu.

Asupan kalori ditentukan dengan cara mengalikan berat badan optimal wanita tidak hamil

dalam kg dengan 35 kkal dan kemudian ditambahkan 300 kkal kejumlah total.

Metodologi Intervensi Higgins.

Untuk menentukan kebutuhan berat ibu yang berusia 20 tahun atau lebih, tinggi dan

kerangka tubuh klien dapat dilihat pada table 8-3 dan berta badan ideal dapat diketahui pada

dasar data ini.

Berat badan ideal klien dan tingkat aktifitasnya tercantum dalam standar diet Canada, 1948

(1948 Canadian Dietary Standart) (Tabel 8-4)


Dan kebutuhan kalori dan protein wanita yang tidak hamil telah diketahui dengan pasti.

Setelah usia gestasi 20 minggu, kebutuhan kalori dan protein pada diet sehari-hari wanita

yang tidak hamil harus ditambah 500 kalori dan 25 gram protein, seperti yang telah

ditentukan diatas. Angka ini merupakan nilai normal dari kebutuhan protein dan kalori

selama kehamilan.

Jika teerjadi kehamilan gestasi multipel, harus ditambahkan 500 kalori dan 25 gram protein

untuk masing-masing janin.

Untuk menentukan berat badan normal yang diperlukan pada ibu dengan usia 19 tahun atau

kurang, usia klien tercantum pada kebutuhan kalori dan protein wanita dibawah usia 19

tahun menurut U.S Recommended Daily Allowance (RDA), 1958. Data ini menentukan

kalori dan protein wanita yang tidak hamil.

Menentukan kebutuhan koreksi Tambahan.

Kebutuhan koreksi kalori dan protein tambahan diberikan pada 3 kategori kondisi nutrisi

yang teridentifikasi, apabila tidak diperhatikan akan berakibat merugikan terhadap hasil

kehamilan.

1. Kurang gizi

2. Berat badan rendah.

3. Stres nutrisi.

Masing-masing keadaan tesebut memerlukan tambahan tersendiri pada kebutuhan protein

dan kalori kehamilan normal harian.

Pengkajian kurang gizi dan kebutuhan koreksi.

Kurang gizi didefinisikan sebagai defisit protein anatar kebutuhan protein normal kehamilan

untuk wanita secara individu dan diet asupan protein aktualnya, yang ditentukan
darikalkulasi data yang diperoleh dari riwayatnya diet klien. Kebutuhan koreksi adalah

sebagai berikut.

Protein-Jumlah gram defisit protein ditambahankan ke kebutuhan protein kehamilan normal

harian

Kalori- Untuk setiap gram defisit protein, tambahakna 10 kalori kedalam kebutuhan kalori

normal yang diperlukan pada kehamilan (mis, 10 kalori x jumlah defisit protein dalam gram

= total kalori tambahan)

Pengkajian berat badan rendah dan kebutuhan koreksi.

Berat badan rendah didefinisikan sebagai berat badan ibu sebelum hamil sebanyak 5% atau

lebih berada dibawah berat badan ideal seperti yang tercantum pada tabel berat badan ideal

seperti yang tercantum pada tabel berat badan yang diharapkan. Kebutuhan koreksi adalah

sebagai berikut :

Protein – 200 gram per hari

Kalori – 500 kalori per hari.

Kedua koreksi protein dan kalori ditambahakan kedalam kebutuhan protein dan kalori

kehamilan normal harian. Kebutuhan koreksi protein dan kalori ini akan menambah berat

badan sebanyak 0.5 kg tiap minggu dan harus dilanjutkan samapai bebereapa minggu

hinggu jumlahnya sama degan berat badan ibu yang kurang sebelum konsepsi. Kebutuhan

dapat diberikan sebagaian untuk menambah berat badan sebanyak 0.5 kg tiap minggu dan

harus dilanjutkan sampai beberapa minggu hingga jumlahnya sama dengan berat badan ibu

yang kurang sebulum konsepsi. Kebutuhan dapat diberikan sebagian untuk menambah berat

badan sebanyak 0.25 kg tiap minggu atau ditingkatkan pada tambahan maksimal 1000
kalori dan 40 gram protein setiap hari, jika pertumbuhan berat badan badan 1 kg tiap

minggu diperlukan untuk memperbaiaki defisit menjelang kelahiran.

Pengkajian stres nutrisi dan koreksi

Stres nutrisi didefinisikan sebagai adanya satu atau lebih dari kondisi berikut

Muntah yang parah

Jarak kehamilan kurang dari satu tahun

Riwayat obstetrik yang buruk

Berat badan gagal mencapai 5 kg pada usia gestasi 20 minggu

Masalah atau gangguan emosi yang serius

Kebutuhan koreksi adalah menambah 2000 kalori dan 20 gram protein untuk setiap kondisi

stres hingga mencapai jumlah maksimal yaitu 400 kalori dan 40 gram protein) kedalam

kebutuhan kehamilan normal protein dan kalori harian.

Nutrisi Yang Diperlukan Pada Kehamilan

Populasi Berisiko-Tinggi menyangkut Nutrisi.

Wanita yang :

Mengkonsumsi tembakau

Mengkonsumsi kafein atau kopi.

Mengkonsumsi marijuana

Mengkonsumsi kokain atau bahan terlarang lainnya.

Intoleransi terhadap laktosa

Gestasi multipel

Vegetarian ketat
Suplemen Zat besi

Jika perlu pada klehamilan, 30 mg elemen besi setiap (150 mg besi sulfa, 300 mg besi

glukonat, atau 100 mg besi fumarat)

Zat besi nonhem teerdapat pada sebagaian besar diet besi

Teh, kopi dan susu akan mengurangi absorpsizat besi nonhem

Zat besi paling baik dikonsumsi diantara diantara waktu makan bersama dengan jus jeruk

Sumber Diaet dari Nutrien Mayor

Suplemen asam Folat

0.4 samapai 0.8 mg/hari

Mencegah anemia megaloblastik

Dikonsumsi bersama dengan zat besi, jika wanita anemia

Mengurangi resiko defek tabung neural jika dikonsumi sebelum konsepsi dan selama 6

minngu pertama kehamilan.

Suplemen Vitamin C

Diminum sebanyak 250 mg/hari bersama dengan makanan

Dapat meningkatkan absorpsi besi nonhem

Mungkin meningkatkan absorpsi suplemen besi

Mungkin sebagai profilaktik untuk perdarahan pascapartum

Berapa banyak yang diperlukan pada satu porsi?

Roti, serial, beras dan pasta

1 lapis roti

½ cangkir nasi atau pasata

½ cangkir sereal matang


28 mg sereal Sian-saji

Sayuran

½ cangkir sayuran cincang mentah atau masak

1 cangkir daun sayuran hijau mentah

Buah-buahan

1 potong buah atau seiris melon

¾ cangkir jus

½ Cangkir buah kaleng

Susu, yogurt, dan keju.

1 cangkir susu atau yogurt

42 sampai 56 mg keju

Daging, unggas, ikan, buncis kering, telur dan kacang-kacangan

70 sampai 84 mg daging, unggas atau ikan berlemak yang matang.

Hitung ½ mangkuk buncis yang matang, atau 1 butir telur, atau 2 sendok makan mentega

kacang kira-kira sama dengan 28 mg daging yang mengandung lemak (1/3 porsi)

Lemak, minyak dan gula-gula

Batasi jumlah kalori dari bahan-bahan ini, khususnya jika berat badan perlu diturunkan.

Jumlah yang dimakan mungkin dapat lebih dari 1 porsi.

Berapa porsi yang dibutuhkan

Remaja pria dan pria dewasa aktif memerlukan jumlah porsi yang lebih banyak. Wanita dan

beberapa orang dewasa tua memerlukan porsi sedikit dari yang ditampilkan. Anak-anak

remaja putri, wanita aktif, dan beberapa pria memerlukan jumlah porsi setengah dari porsi

yang ditampilkan.
LATIHAN SELAMA KEHAMILAN

Masalah keamanan.

Petunjuk-petunjuk untuk wanita hamil

1. waspada terhadap keperhatinan teoritis, seperti pengalihan aliran darah uterus untuk

olahraga, resiko hipertemia, respon stres dan iritabilitas uterus, dan efek fisik dari

gerakan yang terlalu cepat.

2. Waspada akan kontra indikasi dan tanda bahaya.

3. Waspada akan sindrom hipotensi

4. Hindari kelelahan, latihan, dan olahraga berat

5. Konsumsi kelelahan kalori secara adekuat dengan selang waktu yang teratur

6. Tetap dalam hidrasi baik dan hindari kondisi panas, lembab

7. waspada akan keamanan perlatan dan linen

8. Jika ada seseorang penari profesional atau atletit kompetisi, pantau reaksi anda dan

janin secara teratur.


KOMPLIKASI ANTEPARTAL

Aborsi spontan

Aborsi yang mengancam

Tanda dan gejala

Pendarahan vagina : merah terang (segar) atau coklat gelap (lama)

Kemungkinan sedikit

Dapat terjadi terus menerus untuk beberapa hari sampai 2 minggu

Kram abdomen bagian bawah atau sakit punggung ringan

Manajemen

1. Trisemester pertaam dengan sedikit perdarahan, tanpa disertai karam

Tirah baring tidak bermanfaat; aktifitas normal dapat dilanjutkan kecuali

wanita tidak merasa nyaman atau memilih untuk istirahat.

Istirahat panggul (Tidak berhubungan seksual, tidak melakukan irigasi, atau

melakukan sesuatu kedalam vagina)

Tidak melakukan aktifitas seksual yang menimbulkan orgasme .

Segera beritahu bidan jika terdapat Perdarahan meningkat, Kram dan nyeri

pinggang meningkat, sewmburan cairan dari vagina, Demam atau gejala

mirip-flu

Periksakan pada hari berikutnya dirumah sakit. Evaluasi tanda-tanda vital.

Periksakan dengan spekulum-merupakan skrining vaginitas dan servisitis;

observasik bukan servik, tonjilan kantong ketuban, bekuan darah, atau

bagian-bagian janin. Pemeeriksaan bimanula-ukuran uterus, dilatasi nyeri


tekan, effacement, serta kondisi ketuban. Dapatkan nilai homoglobindan

hematokrit, jenis dan RH (jika belum ada)

2. Jika pemeriksaan negatif, dapat dilakukan pemeriksaan ultrasuara untuk menentukan

kelangsungan hidup janin, tanggal kelahiran dan jika mungkinmenenangkan wanita

3. jika pemeriksaan fisik dan ultrasuara negatif, tenangkan wanita, kaji ulang gejala

bahay dan pertahankan nilai normal.

4. Konsultasikan kedokter jika terjadi pendarahan hebat, kram meningkat, atau hasil

pemeriksaan fisik dan ultrasuara menunujukan hasil abnormal.

5. Aborsi yang tidak dapat dihindari.

6. Teerjadi ketika aborsi spontan dapat dipastikan melalui diagnosis dilatasi servik,

ketuban pecah, perdarahan vagina, karam dan nyeri punggung.

Aborsi yang tidak dapat dihindari

Terjadi ketika aborsi spontan dapat dipastikan melalui diagnosis dilatasi servik, ketuban

pecah, perdarahan vagina, kram dan nyeri pingggang.

Manajemen

1. jika wanita bukan pasien bbidan tersebut rujuk kedokter

2. Jiak wanita adalah pasien bidan, kaji data bereikut.

Usia getasi

Jumlah pendarahan

Tingkat nyeri abdomen

Status emosi

Nilai hematokrit terdahulu atau cito


Derajata dilatasi

Tanda-tanda visual

Aborsi spontan secara tuntas dapat terjadi dengan D&C atau secara tiba-tiba dirumah.

Aborsi spontan dapat terjadi dirumah,jika

Wanita menginginkannya

Masih pada tristeer pertama

Tidak teerjadi pendarahan yang berlebihan (darah tidak membasahi seluruh

pembalut dalam waktu 1 jam; bekuan darah kurang dari 2 ½ cm)

Tidak terjadi nyeri hebat

Tanda vital dalam batas normal

Nilai hematokrit terdahulu ≥ 305

Tidak ada demam (ukur suhu tiap 4 jam, harus kurang dari 37,7 oC)

Sebaiknya wanita tidak sendirian

Jika telah mengalami abortus spontan sebanyak 2 kali atau lebih, simpan

konseptus untuk kajian genetis.

Rujuk isap D&C diperlukan jika

Jika parameter diatas terlampauiu

Merupakan pilihan klien

Dokter menginginkanya.

Tindak lanjut

Dukung proses beduka

Konseling konsetrasepsi
Jika telah mengalami aborsi dua kali atau lebih, rujuk untuk dilakukan konseling

genetik dan endokrinologi

Evaluasi perkembangan anomali traktus genital, mis., bicornuate uterus

Aktifitas seksual dimulai kembali estela 2 sampai 4 minggu

Control dirumah sakit, 6 minggu pascaaborsi

Missed aborsi

Janin mati, Namur tertahan cukup lama di dalam 9berminggu-minggu)

Tanda dan gejala

Tanda dan gejala kehamilan awal normal

Beercak dan perdarahan vagina, dengan atau tanpa kram, tidak atau dapat terjadi

pada saat kematian janin

Tinggi fundus berhenti tumbuh atau mengecil

Regresi perubahab mamari kehamilan

Berat badan Turín beberapa kg

Amenore persisten

Denyut jantung janin yang diharapkan tidak terdengar

Manajemen

1. Penegasan kembali pemeriksaan ultrasuara

2. kajiaan dasar koagulasi

Laja Endara darah

Laja endap darah parcial

Kadar fibrinogen

Hitung trombón darah


3. Rujuk untuk konseling dengan dokter

4. Lanjutkan dukungan dari bidan

Tindak lanjut

Sama dengan aborsi yang tidak dapat dihindari

Mola Hidatidosa

Merupakan proses degenerasi pada vili korionik plasenta menyebabkan

perkembangan vesikel jernih mirip kista berbentuk seperti sekitar anggur

Mola lengkap-seluruh vesikel, tidak terdapat jainin

Mola persial-vesikel disertai perkembangan janin yang tidak hidup

Biasanya merupakan neoplasma benigna, dapat dapat berkembang menjadi

kariokarsinoma

Insiden meningkat pada usia diatas 45 tahun

Tanda Dan Gejala

Tampak normal pada trisemeter pertama

Mual dan muntah persisten

Perdarahan uterus (bercak darah atau lebih parah0 pada usia 12 minggu

Kemungkinan terjadia anemia

Ukuran utwerus besar, seperti siap untuk melahirkan

Napas pendek

Ovarium membesar, nyeri tekan (kista lutein teka)

Tidak ada denyut jantung janin

Tidak ada aktifitas janin

Pada palpasi tridak teraba bagian-bagian janin


Preeklamsia sebelum usia 24 minggu

Diagnosis

Ultrasuara merupakan diagnostik

Serum hCG sangat tinggi atau meningkat sepat 100 hari setelah HPHT

Manajemen

Rujuk untuk konsultasi dokter

Kehamilan Ektopik

Ketika kehamilan berimplantasi dimana saja kecualai didalam endometrium

uterus

Kehamilan Tuba

Berjumlah 95% dari kehamilan ektopik

Tanda dan gejala

Wanita mungkin mengetahui dirinya hamil, mungkin juga tidak

Nyeri abdomen bagian bawah yang hebat, tajam seperti tertusuk dan tersayat

Dapat terjadi hipotensi atau syok

Abdomen lunak; nyeri pada saat pemeriksaan vagina

Nyeri servik ketika bergewrak

Massa lunak, kenyal dapat terba pada adneska

Rasa penuh pada fornik posterior, mungkin disebabkan oleh darah di area

kavum Douglas

Nyeri pada sat inspirasi atau nyeri bahu

Uterus berubah posisi

Lapisan uterus (Selaput desidua) tidak pada tempatnya


Diare atau muntah.

Manajemen

1. uji laboratorium

Serum hCG rendah untuk usia gestasi atau uji urine pada kehamilan mingkin

negatif

Sel darah putih (SDP) normal atau dalam rentang hinggga 30.000

Hemoglobin/hemotokrit

Skrining antibodi/Rh dan jenisnya

2. Ultrasuara

3. Rujuk untuk mendapatkan penanganan dari dokter.

TUBERKULOSIS.

Uji Skrining

Uji skrining mendeteksi hipersensitivitas terhadap protein tuberkolosis. Uji yang sering

digunakan adalah uji mantoux, dikenal dengan PPD (purified protein derivative).

Uji mountoux terdirir dari 0,1 mL tuberkulin PPD yang mengandung 5 unit tuberkulin,

diberikan secara intradermis dilengan bawah. Reaksi PPD harus diperiksa 48 sampai 72 jam

setelah injeksi. Jika reaksi klien tidak terbaca sampai 72 jam atau lebih dan hasilnya adalah

negatif, uji harus diulangi. Raksi positif dapat diukur 1 minggu setelah dilakukan uji.

Reaksinya berupa lingkaran bengkak (idurasi) yang dapat diraba dan dapat diukur
milimeter. Pengukuran tidak termasuk eritema. Berdasarkan pada faktor resiko berikut,

maka reaksi tuberkolin digolongkan positif.

1. Idurasi ≥ 5mm

Orang diketahui mengidap atau diduga terinfeksi HIV

Orang yang mengalami kontak langsung dengan penderita yang terinfeksi

tuberkolosis

Orang dengan hasil rontgen dada diduga rekena tuberkulosis sebelumnya

tanpa penangana atau penanganana tidak adekuat.

Penyalahgunaan obat-obat Intra vena dengan status HIV yang belum

diketahui

2. Idurasi ≥ 10 mm

Orang asing-lajir dari suatu tempat di dunia dimana sering terjadi tuberkolosis

(mis., Amerika latin, Afrika Asia)

Anggota dari suatu ras atau kelompok etnik yang beresiko tinggi (Ms., suku asli

Amerika, Amerika-Afrika, Hispanic, Asia, atau kepulauan Pasifik)

Anggota tim medis tanpa jaminan kesehatan, populasi dengan penghasilan-

rendah

Anggota kelompok yang secara lokal tereidentifikasi mengalami peningkatan

tuberkolosis yang merata (mis., gelandangan, petani, migran)

Penghuni rumah penampungan atau fasilitas perawatan jangka panjang

Penyalahgunaan obat-obatan intra vena dengan HIV-Negatif

3. Idurasi ≥15 mm

Orang dengan faktor resiko tuberkolosis yang tidak diketahui.


Seluruh wanita hamil dengan reaksi kulit positif harus menjalani sinar-X dada dan harus

memberitahukan hala-hal ini kepada dokter. Selama tindakan sinar-X, abdomen wanita

harus ditututp.

Hapatitis

Radang hati yang disebabakan oleh beberapa infeksi virus yang dikenal sebagai hepatitis

A,B,C,D dan E yang merupakan teridentifikasi melalui riwayat klien, pemeriksaan fisik, dan

data laboratorium berikut ini. Bukti atau kecurigaan hepatitis maternal mengharuskan

wanita dirujuk untuk konsultasi dokter. Hepatitis adalah kondisi yang dapat dilaporkan, oleh

sebab itu setiap bidan harus mengetahui penangananya.

Riwayat

Transfusi darah pada tahun-tahun sebelumnya

Riwayat hepatitis atau ikterik

Terpajan oleh penderita hepatitis atau ikterik

Pasangan seksual lebih dari satu (multipel)

Berhubungan seksual dengan pria biseksual

Penyalahguaan obat-obat iter vena

Berasal dari negara tempat penyakit ini berkembang

Pekerjaan

Gejala (Lihat pada Hepatitis A dan B)

Hemolia

Perlu dialisis

Pemeriksaan Fisik
Nyeri tekan dan pembesaran hati

Pembesaran limpa

Jaundice (pada skelra atau seluruh tubuh)

Evaluasi laboratorium

Uji skrining hepatitis positif atau identifikasi antigen dan antibodi spesifik untuk

hepatitis

Hasil funsi hati meningkat : AST, (SGOT), ALT (SPGT), LDH dan bilirubin

Virus Hepatitis A

Jenis hepatitis yang umum didunia

Alu transmisi

 Fekal oral

Sumber yang umum

 Makanan (terutama kerang0 dan air yang terkontaminasi

Tanda dan gejala

UMUM

 Gejala mirip flu

 Anorexia

 Malaise

 Kelemahan

 Kelelahan

 Mual

 Demam ringan
Khusus

 Urtikaria

 Artritis

 Artralgia

 Mialgia

 Ikterik

 Nyeri abdomen kuadran kanan atas atau nyeri lambung

 Pembesaran dan nyeri tekan pada hulu hati

 Pruritas

 Spenomegali

 Nyeri otot

 Berat badan berkurang

Perjalanan penyakit

 Awitan cepat

 Fase akut yang pendek 10 samapai 15 hari

 Gejala berubah dalam 2 bulan

 Tidak terdapat status karier atau krinis

 Resiko pada bayi baru lahir tidak diketahui

 Tidak banyak transmisi vertikal

Profilaksasai

 Keluarga dan orang-orang terdekat harus diberikan globulin imun (IG), yang dahulu

dikenal sebagai globulin serum imun (ISG)

 Diperioritaskan untuk menerima globulin imun dari pada skrining hepatitis


Virus Hepatitis B

Rute penularan

 Darah; produk darah

 Jarum yang terkontaminasi

 Saliva

 Sekresi vagina

 Semen

Tanda dan gejala

 Mual, muntah

 Nyeeri pada kuadran kanan atas abdomen

 Pembesaran dan nyeri tekan pada hati

 Demam, mengigil

 Lemah

 Lelah

 Sakit kepala

 Gejala non hepatik (kemerahan demam, artralgia, mialgia, artritis) biasa mendahului

ikterik

Perjalanan penyakit

Infeksi material

 Inkubasinyua lebih lama dari pada hepatitis A

 Berlansung 1 asamapai 6 bulan

 Menyebabakan status krinok atau karier


 Faktor resiko hepatitis aktif kronik menungkat, penyakit hati kronik, sirosis hati, dan

karsinoma hepatoseluler

Transfer maternal-bayi baru lahir

 Dapat terjadi pada saat ke;ahiran melalui kontak dengan darah maternal yang

terkontaminasi

 Dapat terjadi selama kontak pada permulaan priode pacsapartum

 Dapat terjadi melalui jalan lahir

 Viris hepatitis B terdapat pada semua cairan tubuh klien yang terinfeksi kecuali air

susu

 Menyusui bukan suattu kontraindikasi kecuali puting susu mengalami pendarahan

atau pecah-pecah, atau terjadi abses payudarah.

Profilaksis untuk wanita

 ACOG dan CDC merekomendasikan skrining rutin virus hepatitus B untuk semua

wanita hamil

 Wanita dengan hasil skrining negatif, harus dipertimbangkan dilakukan vaksinasi,

jika belum dilakkukan vaksinasi.

 Kehamilan bukanlah suatu kontraindikasi untuk untuk dilakukan vaksin Hepatitis B

atau imunoglobin Hepatitis B (HBIG)

Profilaksasi bayi baru lahir Hepatitis b-ibu yang terinfeksi

 Mandikan segera setelah lahir

 Harus mendapatkan HBIG sebanyak 0,5 ml IM satu jam setelah lahir dana 2 atau 3

kali lagi pada tahun pertama


 Ibu dengan HbeAg-positif pada saat lahir kemingkinan besar mernularkan penyakit

ini kepada bayinya.

Pencegahan untuk menghindari pajaan terhadap Hepatitis

Sebagai tambahan standar (umum) pencegahan

Antepartum

 Pakai sarung tangan dikedua tangan dan gunakan tekhnik yang cermat pada

pemeriksaan bimanual dan spekulum

 Hati-hati dalam mengani spesimen (mis., darah, urin, rabas vagina)

Persalinan

 Gunakan tekhnik yang cermat pada saat melakukan pemeriksaan vagina

 Berhati-hati dalam menangani linen dan chuax (pakailah sarung tangan)

 Jangan melalukan pemantauan internal elektronik terhadap janin

 Jangan melakukan pengkajian pH pada kulit kepala

Kelahiran

 Memakai kaca mata pelindung

 Memakai masker dan baraskot

 Memakai sarung tangan rangkap

 Melakukan teknik kelahiran secara cermat

 Melukukan penanganan jarum dengan hati-hati

 Melakuakn pengggantian linen secara cermat

Pascaprtum
 Waspada terhadap darah dan feses

Rubela

Titer antibodi rubela untuk kekebalan, idealnya harus dilakukan sebelum kehamilan.

Hal ini juga merupakan awal dari kunjungan antepartum.

Risiko malfrmasi kongenital pada bayi yang akan dilahirkan

 Jika terjadi kontraksi pada trimester pertama, risiko 20%

 Jika terjadi kontraksi pada bulan pertama, mungkin samapi 50%

Malformasi yang disebabkna rubela

 Katarak

 Cacat jantung

 Glaukoma

 Mikrosefali

 Cacat pada mata, telinga, jantuing, otak, dan ssp

 Janin yang terinfeksi berat dapat mengalami aborsi spontan

Nilai titer anitibodi

 Imunitas 1:10 atau lebih

 Imunitas rendah, <dari 1:10

 Indikasi adanya infeksi saat ini, ≥ 1:64

Tanda dan gejala klinis (sering subklinis)

 Demam ringan

 Merasa ngantuk

 Sakit tenggorokan
 Kemerahan-merah terang atau pucat, menyebar secara cepat dari wajah keseliruh

tubuh, kemudian menghilang secara cepat

 Kelenjar leher membengkak

 Durasinya 3 samapai 5 hari.

Manajemen

Jika wanita belum di imunisasi dan diketahui atau terduga terpajan, kumpulkan uji

serologi (IgG dan IgM) dan konsultasikan ke dokter.

Pengaturan Vaksin

 Jika tidak diimunisasi dan tidak hamil: Berikan vaksinasi, anjurkan untuk tidak

hamil selama 3 bulan

 Jika tidak diimunisasi dan sedang hamil: anjurkan untuk menghindari pajanan

selama kehamilan dan berikan vaksinasi selama periode pascaprtum segera.

 Vaksinasi tidak berkontraindikasi pada saat menyusui

 Jika wanita menjadi hamil dalam 3 bulan setelah menerima vaksin: kehamilan

tidak perlu diakhiri selama tidak ada tanda-tanda tetragonis.

Varisela.

 Varisela (cacar air) adalah bentuk herves virus yang sangat menular

 Lebih dari 90% orang dewasa memiliki riwayat varisela pada masa kanak-

kanaknya, yang kemudian membentuk imunitasnya sendiri untuk seumur hidup

 25 samapai 40% janin yang terpajan virus ini, mengalami sindrom varisela

konginetal (hanya jika ibu mengidap penyakit ini, bukan yang baru saja terpajan)
 Resiko terbesar adalah pada 20 minggu pertama.

Sindrom varisela konginetal

 Katarak

 Korioretinitis

 Hipoplasia ekstremitis

 Hidronefrosis

 Mikrosefali

 Retardasi mental

 Lesi dermatom

 Jaingan parut pada jeringan kutan

Infeksi varisela maternal.

 Dapat ditularkan ke bayi baru lahir jika terjadi 6 hari sebelum sampai 2 hari

menjelang kelahiran

 Tidak ada waktu bagi ibu untuk membentuk dan mengembangkan imunitas

 Bayi dapat menderita penyakit yang serius

 Sekitar 5% janin yang mengindap varisela menjelang waktu lahir samapai

meninggal

 10 sampai 30% kasus infeksi varisela pada orang dewasa mengakibatkan

pneumonia varisela.
 Pada 40%kasus pada kehamilan, pneumonia varisela mengakibatkan kematian

ibu

Penularan

 Kontak langsung

 Penularan melauui pernafasan

 Inkubasai mencapai 10 samapi 21 hari saat dimuli pajanan hinggga menimbulkan

gejala pertama

 Ditularkan 2 hari samapi terjadi lesi dan sampai seluruh lesi menjadi krusta (7

samapi 10 hari)

 Wanita yang terpajan atau terinfeksi harus diperiksa sebelumatau setelah jam

kerja oleh staf yang diketahui telah kebal terhadap varisela.

Tanda dan gejal klinis infeksi varisela

 Demam

 Menggigil

 Artralgia

 Vesikel; pruritik, seperti melepuh

 Lesi dimulai kepala dan leher; kemudian menyebar ke badan dan ekstrimitis;

pecah dan mengkristal

Tanda dan gejala pnemonia verisela


 Gejala berkembang 1 – 6 hari setelah muncul vesikel

 Batuk nonproduktif

 Nyeri dada pleuritik

 Demam yang terus menerus

 Dispnea

Vaksin

 Skrin wanita selama kunjugan prekonsepsi; anjurkan uji serologi varesele apabila

klien semasa kanak-kanaknya tidak mempunyai riwayat infeksi

 Vaksinasi dapat dilakukan sebelum kehamilan

 Kontraindikasi pada kehamilan, hindari konsepsi selama 3 bulan setelah

vaksinasi

Manajemen asuhan wanita dengan varisela berdasarkan rute atau pajanan terhadap infeksi

Anggota keluarga terpajan varisela (mis., anak pada hari perwatan)

1. Kaji riwayat varisela pada angggota keluarga yang terpajan

2. Anjurkan untuk melakukan uji serologi imunitas pada wanita

3. Hindari wanita kintak dengan anggota keluarga yang terpajan samapi periode

inkubasi berakhir tanpa tanda-tanda infeksi

Terpajan varisela secara langsung (anak yang terinfeksi)

1. Anjurkan untuk menjalani uji serologi imunitas


2. berikan VZIG dalam 96 jam setelah terpajan jika imunitas wanita tidak diketahui

atau negatif.

Infeksi varisela pada ibu, 20 minggu pertama kehamilan

1. Berikan penenang simtomatik dengan analgesik ringan dan antipiretik

2. Jika wanita mengalami penyakit fulmina disertai demam tinggi, kemerahan yang

meluas dan/atau gejala pulmonal, rujuk dokter untuk mendapatkanasiklovir

intravena

3. Konsultasi kedokter untuk pemeriksaan ultrasuara dan kemungkinan contoh darah

janin (identifikasi infeksi janin)

Varisela pada ibu dimulai dari periode 6 hari sebelum kelahiran

1. Berikan VZIG pada ibu

2. Persiapkan untuk kemingkinan dilakukan tokolisis

3. Berikan VZIG pada bayi baru lahir

4. Mungkin diperlukan isolasi bayi dari ibunya, meskipun tidak ada kemerahan

maternal.

5. Jika mungkin lakukan pompa ASI untuk bayi, agar kontak langsung dengan lesi

internal minimal.

Varisela pada ibu dimulai 72 jam pertama pascapartum

1. Rawat bayi dengan VZIG


2. Rawat ibu dengan VZIG jika tidak tampak tanda kemerahan (dapat mengurangi

resiko terkena infeksi yang serius)

3. Isolasi ibu dan bayi bersama-sama

4. Pompa ASI untuk bayi, agar kintak dengan lesi maternal minimal

Peranan bayi atau ibu terhadap varisela setelah 72 jam pascapartum

1. Tentukan serologi ibu (kekebalan ibu lewat antibodi masuk kejanin/bayi baru lahir)

2. rawat bayi dan ibu tanapa imunisasi dengan VZIG atau rujuk bayi ketenaga

kesehatan

3. Hindarai kontak anatar ibu dan bayi dengan individual yang terinfeksi.

Infeksi traktus urinaris

Adanya bakteri dalam urin adalah bermakana jika spesimen tangkap-bersih (Clean-catch

specimen) mengandung ≥ 50.000 bakteri dan species yang sama/mL

Kontaminasi spesimen merupakan indikasi, dan wanita tidak perlu dirawat, jika hasilnya

Mencapai 100.000 organisme non patogen/mL

Bakteri dari species campuran/mL . 1000.000

Ulangi kultur, jika diindikasaikan.

Obat-obat yang bekerja pada sistem pernafasan

Dasar Hiperreaktifitas bronkhus

Allergen : dingin, exercise, zat lain


Sel mastosis yang diselaputi oleh imunglobulin E : Melepaskan mediator (histamin,

leukotrien, Khemotaktik faktur)

Spasme bronkhus, oodema, infiltrasi seluler

Pasien asma mengalami perburukan gejala selama kehamilan hanya karena menghentikan

atau mengurangi dosis obay yang biasa digunakan.

Tujuan terapai : Mendapatkan pembebasan yang total dari gejala, sehingga gaya hidup

orang tersebut tidak terganggu.

Dasar terapi obat untuk asama pada kehamilan tidak berbeda dari terapai asama pada wanita

tidak hamil.

Obat dalam penanaganan asama

1. oedema dinding bronkhus

2. kontraksi otot polos bronkhus

3. peningkatan sekresi mukus

klinis : nafas pendek, batuk, wheezing

Fungsi pernapasan selama kehamilan

Konsumsi oksigen meningkat 20%

Merabolisme meningkat 20%

 peningkatan ventilasi

Efek kehamilan pada asma

Perburukan 22%

Perbaikan 25%

Tidak ada perubahan 49%

Obat yang digunakan :


1. β-adenergik agonist

2. Teofilin

3. Cromolin

4. Corticosteroid

5. Cholineergik antagonis

A. Agonis β Adenergik

Bekerja merelaksasikan otot polos brokhus  bronkodilatasi

Mencegah degradasi mast cell

Agen : Efinefrin, ephedrin, isoproterenol, β2 selektif : metaproterenol, terbutalin,

albuterol.

B teofilin

Gol cns stimulan, merupakan derivat methilxhantin

Teofilin dan aminofilin mudah melintasai plasenta dan konsentrasi teofilin janin sama

dengan konsentrasi pada ibu

Teofilin tebukti teratogen kardiovaskuler pada binatang, tapi tidak ada bukti pada janin

manusia

Obat telah digunakan secara luas selama berpuluh-puluh tahun dan dianggap aman

Prefarat aerosol salbutamol dan terbutalin terapi inisial pilihan pengangan asma dalam

kehamilan.

Tidbukti yang membahayakn jika digunakan pada kehamilan dan menyusui

Salbutamol dan terbutalin memberikan penggolongan bronkhospsame yang cepat

Termor dan takikardi yang timbul berhubungan dengan dosis.

Efektif pada serangan asama akut


Interaksi obat:

Artinya perubahan efek obat akibat pemberian obat bersamaan dengan obat lain

Bersama phenitoin  short acting tteofilin

Bersama dengan cimitidin dan eritromicin  long acting teofilin

Efek samping : Serangan kejang dan eritmia.

B. Cromolin

Mekanisme : Kemungkinan mem-blok chanel kalsium

Sebagai agen profilaksis, bekerja sebagai stabilisator membran mest cell, sehingga

mencegah pelepasan mediator

Tidak efektif pada serangan akut ashma.Pemakaian : inhalasi powder

C. Aerosol solution

Pemberian sebelum serangan dengan cromilin  akan memblok serangan ashma yang

diindikasi oleh aleergen dan aktifitas fisik.

Aman bagi ibu dan janin.

Pemberian steroid jangka pendek diperlukan untuk eksaserbasi yang gagal memberi respon

terhadap penambahan dosis steroid inhalasi dan untuk serangan berat akut.

Prednisolon dimetabolisme oleh plasma dan hanya sedikit (10%) obat aktif

Penggunaan jangka panajng steroid oral meningkatkan resiko diabetes kehamilan.

Penggunaan alat pengatus (Spacer) pada steroid inhalasi mengurangi andidiasis,

memperbaiaki pelepasan obat, mengurangi efek sistemik,

Kostikorsteeroid oral, inhalasi, parenteral aman dalam kehamilan.

D. Costikosteroid

Berguna dalam th/ asma kronis


 Beclometason, flunisolid, triamsinolon, (aerosol)

Anthi inflamasi steroid  reaktifitas bronhia menurun

 penurubnan permeabilitas kapiler

Menginhibisi pelepasan leukotrien

Penurunan oedema mukosa

Status asmathik : methilprednisolon (iv)

II. Obat dalam penanganan rhinitis

Rhinitis adalah inflamasi membrane mukosa hidung

Antihistamin

Α adrenergic agonis

Costicosteroid

Cromolin

A. antihistamin

release histamin dihambat oleh reseptor HI histamin bloker

dipenhidramin, cyproheptadin, CTM, dan promethazin

B. Alfa adrenergik

Nasal dekongestan

Mengkonstrisikan arteriol yang berdilatasi, pada nasal mukosa yang oedema

Bentuk aerosol : OOA cepat

Efek samping kongesti nasal yang berulang

C. cortikosteroid

Nasal spray : beclomethason, flunisolid  SE sistemik menurun


Cromolin : berguna sebagai profilaksis

III. Obat Dalam Penanganan Batuk

Agen antitusif :

Opiat : codein, hydrocodone, hydromorphon (low doses)  penerunan sensitifitas pusat

batuk di CNS

Potensi adikasi bertambah

Dekstrometorphan :deerivat sintetik dari morfin

Potensi adikasi berkurang.

Obat-obat saluran Cerna

Obat yang digunakan pada peptic ulcer

- nyeri uluh hati akibat refluks gastro-esafagus sangat sering terjadi selama kehamilan,

khususnya T II dan III

- anjuran makan sedikit tetapi sering yang kaya karbohidrat dan diman untuk tidak

membungkuk dan berbaring datar.

- Dispepsia pada kehamilan paling baik memberi pengertian dan nasehat tentang

makanan dan merokok, dan antasida non-sistemik

Strategi

A. menurunkan sekresi asam lambung

B. menetralisir asam lambung

C. melindungi mukosa gaster dari kerusakan

A. Menurunkan sekresi asam lambung

Sekresi asam lambung diatur oleh 4 jenis mediator ;


- Asetilkolin

- Histamin

- Gastrin

- Prostaglandin

Ikatan mediator reseptor di sel parietal lambung  aktifitas pompa proton  sekresi

HCl lumen lambung

A.1 Histamin H2 reseptor Bloker

- Jika obat menempati reseptor histamin, akan terjadi sekresi asam lambung (efek

sebaliknya dari ikatan dengan histamin endogen)  memperbaiki luka

- preparat : Cimitidine, ranitidine, famotidin, nizatidin

Cimitidine punya efek hormon sebagai anti androgen  hati-hati pemberianya pada

pria.

2. inhibitor pompa proton

- prreparat omeprazole

- Bekerja menghambat gastrik H+ K+ ATPase  menurunkan sekresi asam

- Efektif pada khasus resisten terhadap H2 histamin bloker

- Pemberian 1kali/hari

- Jarang digunakan pada kehamilan karena efek teratogenik perna dilaporkan dalam

sejumlah penelitian binatang dan adanya kekhawatiran dalam sejumlah penelitian

manusia

B. Antasida

Bekerja dengan menetralisir asam lambung

-Bentuk basa lemah + HCl  Garam + H2O (meningkatkan pH lambung)


- Sintetik antasida = mudah diabbsorpsi dari usus  bahaya alkalisis berkurang

1. Antasida sistemik

- Sudah jarang

- NaHC03

- NaHC03 + HCl  NaCl + H20 + C02

- C02  distensi abdomen, flatulensi

- Bahaya alkolisis.

2.Antasida nonsistemik

1. CaC03  banyak dipakai

- Mengurangai nyeri, mengobati ulker, oesphgitis

- CaCo3 + 2 HCl  CaCl2 + H20 + C02

CaCl diabsorpsi  hiperkalsemi

- tidak dianjurkan pada pemakaian lama.

3. Alumuniium hidroksida AL(OH)3

AL(OH)3 + 3 HCl  AlCl3 + H2O

AlCl3 : insoluble menyebabkan konstipasi

mengikat obat lain : tetrasiklin

keuntungan diberikan pada crf dan penyakit tulang

4. Magnesium hidroksida Mg(OH)2

Mg(OH)2+2HCl  Mgcl2+2H20

Garam magnesium  efek katarik prolonged neutralizing effect

Prep antasid: umumnya merupakan kombinasi aluminum dan magnesium hidroksida

Mencegah konstipasi dan diare akibat SE masing-masing oabt


Antasida aman kalau dimunum pada trisemester kedua dan ketiga angka kecacatan

tinggi kalau diminum pada awal kehamilan

C. Agen yang bersifat protektif terhadap mukosa Lambung

1. Sucralfat

alumunium sukrosa sulfat  secara selektif berikatan dengan jaringan ulkus yang

nekrotik  melindungi perbaiakan ulkus dari HCl dan pepsin.

karena membutuhkan pH asam  jangan diberikan bersama-sama H2 bloker dan

antasid tidak diabsorpsi secara sistemik efektis untuk penyembuhan ulkus peptik.

Sukralfat dianjurkan digunakan pada kehamilan di AS karena tidak di absorpsi

2. Koloid Bismut

berikatan dengan jaringan luka pada gaster atau deudonum

Proteksi terhadap asam dan pepetin

II. Obat-obat anti Muntah

Etiologi : - metion sickness

- infeksi bakteri / virus

- intoleransi makanan

- kehamilan

- nyeri

- radiasi

- obat-obatan ( terutama anti neoplastik

bahaya muntah : Dehidrasi dan gangguan eletrolit

2 Pusat muntah : - kemoreseptor Tringer Zone (CTZ)


- Pusat muntah dimedula.

Bial keduanya terangsdang  muntah

Penanganan :

1. Non farmakologis

2. Farmakologis

- antihistamin

- antikolinergik

- fenotiazin

- metoklopamid

- kanabinoid

Sering pada kehamilan dini, mual dan muntah umumnya berlangsung singkat

dan sering dapat diatasai tanpa obat

Makan-makan sedikit tapi sering, tidak terlalu banyak intak caiaran

Terapi obat diberikan jika gejala berlarut-larut

Diduga antiemetik dikaitkan cengan sejumlah cacat bawaan

- Antihistamin :

Dimenhidrat (Antimo)

Dipenhidramin

Efek samping mengantuk

- Anthikolinergik :

Scopolamin

Efek samping mulut kering, penglihatan kabur (dilatasi pupil) takikardi dan konstipasi

Kontra indikasi ; glaukoma


Antihistamin dan antikolinergik mengurangi CTZ dan jalur vestibulator

- Fenothiazin

Sering digunakan pada mual dan muntah berat akibat pembedahan, anestetik, neoplastik,

akibat radiasi.

Merupakan obat psikiatrik, dosis muntah lebih rendah

Contoh : prometazin, perfenazin

SE ; Sedasi, gejala, ekstra piramidal, gelisah

Efek anti emetik pada janin

- preparat antihistamin dianggap paling aman, walau kadang tidak efektirf

- prometazin dikaitkan dengan kelaian konginetal displasia sendi paha.

- Siklizin dikaitkan dengan bebeerpa kelaian konginetal

- Meklozin berisiko palatoskozis atau defek pada mata

- Dimenhidrinat dikatkan dengan abortus spontan

- Biofeniramin dikaitkan dengan berbagai efek kelahiran.

Obat kardiavaskuler pada kehamilan

- Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang penting

- Angka prevalensi yang tinggi dan akibat jangka panjang

- Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan : hipertensi esesila dan hipertensi skunder

- Angka kejadian hipertensi berkisar 15-25%

- Survai penderita hipertensi konttrol masih sangat rendah.

- Peningkatan dari tekanan darah yang berlangsung lama dan tidak terkontrol dapat

memicu berbagai perubahan

- Definisi :
- Belum ada definisi yang tepay mengenai hipertyensi

- Peningkatan tekanan akan meningkatkan morbiditas dan mortilitas

- WHO normal adalah 140/90 mmHG, dan tekanan darah ≥160/95 mmHg hipertensi

- The sixth Reprt of the Joint national Commitee

- Klasifikasi tekanan darah untuk usia > 18 tahun

- Kategori tekanan sistol, mmHg Tekanan darah, mmHg

- Optimal <120 <80

- Normal <130 <85

- High normal 130-139 85-89

- Hypertensiona

- Stage 1 (mild) 140-159 90-99

- Stage 2 (mild) 160-179 100-109

- Stage 3 (mild) 180-209 110-119

Hipertensi pada kehamilan didefinisikan :

- TD diastol 15 mmHg diatas pengukuran sebelumnya

- TD sistolik 30 mmHg diatas pengukuran sebelumnya

- Diastolik > 90 mmHg pada dua kali pengukuran

- TD diastolik lebih dari 110 mmHg

Preeklamsia ialah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan oedema akibat

kehamilan, setelah umur kehamilan 20 mg atau lebih atau segeera setelah persalinan
Eklamsia ialah kelaianan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau nifas yang

ditandai dengan timbulnya kejang dan atau koma, sebelumnya menunjukan gejala

preeklamsia.

Kriteria diagnostik :

Oedema proteinuri yang melebihi 3000 mg/ 24 jam, hipertensi, pada eklam,si ada kejang

dan atau koma

Hipertensi kronik : Hipertensi yang menetap oleh sebab apapun, yang sudah ditemukan

pada umur kehamilan , 20 mg atau HT menetap setelah 6 mg pasca persalinan

Preeklamsi/eklamsi atas dasar hipertensi kronis adala timbulnya preeklamsi atau eklamsi

pada pasien hipertensi kronik

Transien hypertension : timbul Ht pada wanita hamil yang sebelumnya TD normal

preeklamse/eklamse. Gejala hilang setelah 10 hari persalinan.

Pengaturan tekanan darah

Tekanan darah ditentukan oleh dua faktor :

- Volume cairan, besarnya ditentukan oleh curah jantung

- Tahanan atau resistensi pembuluh darah tepi 9Perfer)

- Tekanan sistolik merefleksikan nilai curah jantung

- Diastolik yang merefleksikan tahanan perifer

Sistem Renin-Angiostensin-Aldosteron

-Penurunan volume darah penyebabkan penurunan perfusi ginjal

-pelepasan renin

Sistem syaraf simpatis


- Penurunan tekanan darah mengaktifkan baroreflek

- Peningkatan syaraf simpatis

- Kontriksi pembuluh darah

# Sistem Vasopresin

- penurunan tekanan darah menyhebabkan pelepasan vasopresin

- duktus koleting renal meningkatkan cairan

# Retensi caiaran oleh ginjal

-penurunan tekanan darah menyebabakan ginajal melakuakn penahanan terhadap

pengeluaran garam dan caiaran

# Magnesium sulfat (MgSO4)

-Obat pencegahan terhadap serangan kejang

Pemberian melaluiu IM dan IV dengan efek yang lebih cepat

Dosis awal

4 gram MgSO4 20% dalam larutan 20cc IV, selama 4 menit

Disusul 8 gram MgSO4 40% IM

Dosis pemeliharaan

Tiap 6 jam diberikan 4 gram MgSO4 40% IM

Efek samping magnesium pada neonatus

-dapat menimbulkan apneu pada neonatus

-letargi, penumpulan reflek

Kewaspadaan dan kontraindikasi

-Blok jantung, penyakit jantung, meastenia gravis


-berhati-hati pada pasien dengan penyakit renal, hepar atau perbafasan

Hipertensi akibat kehamilan dan hiperetensi pada kehamilan

Obat antihipertensi yang aman dan efektik untuk hipertensi pada kehamilan

Metildopa

-aman digunakan sepanjang kehamilan

-Melalui plasenta, menurunkan td sistolik neonatus tapi tidak ada laporan tentang efek

buruk pada janin

- Kerja sentral pada batang otak, melawan kerja adrenalin, noradrenalin dan dopamin

Efek camping depresan saraf pusat, mengantuk, depresi dan hipotensi potural

Obat penghambat adrenergik β

- Digunakan secara luas

- Atenolol, asebutotol, labetalool

- Mengurangi frekuensi dan curah jantung

- Melintasi presenta dan menyebabkna penurunan denyut jantung janin tapi tidak

berbahaya.

Antagonis saluran kalsium

- Nifedipin, nikardipin, dan nitredipin

- Menurunkan dan mengendalikan TD

- Efek camping: wajah kemerahan, sakit kepala

Prasozin

- Penghambat adrenoreseptor α

- SEbagai terapi antihiperternsi pilihan kedua


- Malformasi janin Belem perna dilaporkan

Hidralazin

- Merupakan vasodilator

Agens untuk pengobatan Gangguan jantung kongestif

- Curah jantung tida mencukupi untuk mempertahankan aliran darah ke organ dan

jeringan

- Terapi ditujukan untuk meningkatkan efisiensi jantung dan pengurangan oedema

- Digiksin dan diuretik.

Digoksin

- Efek utama meningkatkan kjontraksi jantung

- Menurunkan frekuensi jantung

- Menurunkan konduksi nodus AV

- Dosis terapuetik dekat dengan dosis toksok sehingga penetuan dosisa harus tepat

Digitalis

- Proses pembawa konsentrasi digoksin darah pada kadar efektif.


PENGGUNAAN OBAT PADA KEHAMILAN DAN MENYUSUI

Farmakologi pada kehamilan

Pemahaman penggunaan obat dalam kehamilan jauh teertinggal dibandingkan

perkembangan pengetahuan dibidang pengtahuan lainnya

Banyangan tentang thalidomid

Thalidomid adalah: salah satu obat yang digunakan untuk ibu hamil yang mengalami

keluhan corpaleutum srafiderum

Penelitian epidemiologi pada kehamilan di Amerika utara dan ereopa selama jangka waktu

25 tahun menemukan tingkat penggunaan obat selalu tinggi.

Di Amerika Seerikat memperlihatkan sekitar 45% wanita, menggunakan sekurangnya satu

obat dari resep dan banyak lagi tanpa resep

Di Inggris penelitian prosfektif memberi kesan sekitar 10% wanita minum obat pada awal

kehamilan.

Cacat terjadi pada sekitar 2% hingga 3% bayi pada saat lahir, 255 beresifat genetik dan 655

tidak diketahui sebabbnya. Sekitar 2-3% cacat diperkirakan akibat terpai obat.

Perubahan Fisiologi Pada Kehamilan

1. rahim atau uterus

2. vagina

3. Ovarium(Indung telur)

4. payudara

5. Sirkulasi darah

6. sistem respirasi

7. Sistem pencernaan
8. Traktus urinarius

9. Perubahan kulit

10. Berat badan ibu

Plasenta

- Plasenta adalah organ sementara danmerupakan tempat berlangsungnya pertukaran

fisiologis antara ibu dan vetus

- Plasenta terdiri dari dua bagian yaitu bagian fetus (korion) dan bagian ibu (desidu

basalis)

- Sawar plasenta terdiri: endotel dari kapiler fetus dan lamina basal kapiler ini,

mesenklim dalam vilus, lamina basal dari trofoblas (Sinsiotrofoblas dan

sitotofrablas)

Fungsi plasenta

1. Sebagai alat nutritif Penyaluran bahan nutrisi dengan jalan difusi, enzimatik dan

pipositosis

2. Sistem ekskresi

3. Sebagai alat pernafasan

4. Penghasil hormon  hormon yang dikelurkan adalah : karionik, gonadotropin,

karionik semato-mammotropin, estrogen dan progenteeron

5. Penyalur antibodi  Kekebalan pasif janin samapai 4 bulan, antibodi yang dibentuk

ibu melaluui plasenta menyebabkan bayi kebal terhadap infeksi.

6. sebagai barier  sel trofoblas cukup kuat untuk bertindak sebagai barier terhadap

bakteri dan virus. Demikian juga obat yang dapat membahayakn pertunbuhan dan

perkembangan janin dalam rahim.


Perkembangan Embrional dan janin

* Beberapa fase penting dalam perkembangan manusia :

- Fase Praembrional dari saat konsepsi sampai 17 hari (yakni sekitar 3 hari setelah

terlamabt haid)

- Terjadinya implantasi

- Pembentukan blastokista dan gatrulis  Selama fase ini akibat efek buruk dari pada

organisme yang sxedang berkembang tersebut paling mungkin keamtian atau aborsi

9atau resorpsi0 atau utuh bertahan hidup melalui multifikasi sel yang masih

potensial mengggantikan sel yang rusak.

- Perkembangan embrinal dari 18 samapai 555 hari setelah konsepsi adalah saat

terjadinya langkah besar organogenesis.  masa ini merupakan masa sensitifitas

maksimum karena tidak hanya jaringan berdifensiasi dengan cepat melainkan

kerusakan pada jaringan tersebut juga tidak mudah diperbaiki. Semakihn dini

terjadinya gangguan semakin besar kemungkinan terjadi kerusakannya.

- Pada masa janin dari 56 hari sehingga cukup bulan pengaruh obat0obatan biasanya

terbatas pada cacat pertumbuhan dan hilangnya fungsi dari pada kelaiann struktur

yang nyata.

Efek kehamilan terhadap Obat

- air tubuh total meningkat sebanyak 18 liter selama kehamilan keadaan ini

menimbulkan peningkatan volume yang besar sekali untuk distribusi obat


- Proses serum yang berfunsi untuk obat mengalami perubahan konsentrasi yang

cukup besar

- Aliran plasma ginjal menjadi dua kali lipat pada trisemester tiga kehamilan, obat

dieliminasi lebih cepat.

Pemantauan obat untuk terapi selama kehamilan

Belum ada penyelidikan yang sistemik tentang pemantauan kadar obat selama kehamilan

dan keuntungannya sehingga hal tersebut belum dapat dipastikan.

Pemantauan obat didasrkan atas dua hal :

1. adanya kenyakinan bahwa kadar obat akan menurun karena perubahan fisiologis

selama kehamilan.

2. Masalah yang sama besar selama masa kehamilan atau diluar masa kehamilan

Dua hal yang dipertimbangkan ketika menafsirkan konsentrasi obat selama kehamilan :

1. Pengikatan protein.

Menurunnya konsentrasi albumin pada waktu kehamilan menyebabkan penurunan

konsentrasi yang diukur dari obat yang sangat terikat protein, tetapi jumlah oabt yang

terikat akan banyak tersedia untuk distribusi.

2. Batas terapi

Tidak jelas apakah efek kehamilan merubah efek obat. Batas terapi mungkin tidak

cukup sewaktu hamil karena adanya perubahan dalam hubungan antara kinsentrasi dan

efeknya.

Perjalanan obat ke janin.


Plasenta pada dasarnya merupakan sawar lemak antara sirkulasi ibu dan sirkulasi janin.

Obat melewati plasenta dengan cara difusi pasif. Obat dengan berat molekul rendah dan

tidak terionisasi dan mudah larut dalam lemak akan lebih cepat melewati plasenta dari

pada obat yang lebih polar.

Tapi dalam waktu tertentu kebanyakan obat akan mencapai konsentrasi yang kira-kira

sama di kedua sisi plasenta.

Transfer obat kejanin tidak dapat dihindari, pengecualian untuk aturan ini adalah

heparin, insulin dan kurare

Obat dan efek teratogeniknya

Antibiotik.

Penisilin dan sefalosforin tidak terbukti teratogenik, OAT, etambutol dan isoniazid

mempunyai catatan keamanan yang baik. Streptomisin menyebabkan ketulian.

Rimfamisin menyebabkan cacat tabung saraf dan celah wajah pada tikus.

Obat psikotropik

Benzodiazepin diduga menyebabkan celah mulut.

Antidepresan trisiklik dan fenotiazin tidak dikaitkan dengan kelainan pada janin

Antikoagulan

Antikoagulan oral telah dikenal sebagai teratogenik dan dihubungkan dengan tiga jenis

kelaian utama.

1. Angka aborsi meningkat sampai 5% angka kematian keseluruhan mencapai 25%

2. Antikoagulan menyebabkan embriopati yang mencakup pemendekan dan bercak-

bercak tulang dan hipoplasia hidung.


3. Resiko kelaian serius pada sistem saraf pusat.

Heparin pada kehamilan untuk profilaksasi dan terapi trombosis vena.

Anti kejang

Inseidensi malformasi dua kali hingga empat kali lipat antara bayi yang lahir dari ibu yang

epilepsi. Malformasi meliputi orafasial dan jantung otot rangka, mikrosefali dan cacat

tabung saraf.

Sindrom fenitoin meliputi cacat kraniofasial, cacat tungkai gangguan pertumbuhan

intrauterin dan pascalahir, cacat tulang, iga hernia umbilikalis.

Natrium salproat menimbulkan cacat tabung saraf dengan insidensi sekitar 2,5%

Untuk pencegahan dianjurkan minumsuplemen folat

Obat imunosupresif

Kehamilan pada wanita yang telah menjalani transplatasi ginjal dan yang meminum obat-

obat seperti azatioprin dan prednisolon. Sedikit fakta obat-obat tersebut bersifat teratogenik

Siklosoprin diduga menyebabkan anomali sistem saraf pusat.

Hormon seks

Preparat hormon yang diminum pada kehamilan awal meliputi pil kontrasepsi oral yang

digunakan untuk aborsi yang mengancam.

Efek tertogonik hormon seks belum pasti.

Tiga golongan utama kelainan : kelaianan tungkai; cacat jantung; cacat sisttem saraf pusat.

Vacteral, cacat pada vetebrata, artersiani, jantung atresia trakeo-oesofagus, ginjal dan

tungkai.

Preparat dermatologis
Retinoid yang digunkan sebagai obat jerawat efek terategonik terlihat pada 25% dari bayi

yang lahir pada ibu yang minum retinoid

Penggunaan obat pada ibu Menyusui

Semua obat menyebrang masuk kedalam air susu ibu.

Adanya pengenceran dalam tubuh ibu, ditambah dengan adanya air susu membuat dosis

yang diberikan pada bayi tidak berarti secara klinik.

Tiga kategori utama obat pada ibu menyusui

1. Obat yang tidaka dapat dideteksi pada tubuh bayi

2. Obat yang dapat mencapai bayi tapi dosisnya tidak berarti

3. obat yang mencapai bayi dan dapat membahayakan

Obat yang dihindari pada wanita hamil.

Amiadaron  Hipotiroidisme neonatus

Aspirin  Resiko teoritis sindrom reye

Barbiturat  Mengantuk

Benzodiazepin  Letargi

Kontrasepsi oral  Mengurangi produk air susu

Obat sitotoksik  Penekanan imun

Efedrin  Iritabilitas

Tetrasiklin  Perubahan warna gigi


Daftar Pustaka

Virginia A. Beal, 1986, Nutrition in life Spand, new York, Mac Millan Publishing Co.

Peggy L Pipes, 1989, Nutrition Infancy and Chlidhood, Mosby, USA

Departement of Health and Human services, 1990, Nutrition During Pregnancy, national

Academy Press, USA

Krummel, Debra, 1996, Nutrition in Women’s Health, Aspen Publishers, Naryland

Suhardjo-Clara M. Kusharrto, 1992 Prinsip-prinsip ilmu Gizi, Kanisius

Anda mungkin juga menyukai