Anda di halaman 1dari 35

GANGGUAN

STRUKTUR & FUNGSI


SISTEM REPRODUKSI
WANITA
Eka Kusmawan
Kelainan anatomis Kelainan fungsional

• Kelainan pd rahim
• Kelainan pd ovarium • Amenore
• Kelainan pd tuba falopi • Dismenore
• Kelainan pd vagina • Abortus berulang
• Gangguan di rongga panggul
Kelainan bentuk rahim
• Arcuate uterus; sekilas mirip normal. Memiliki
lekukan di bagian atas
• Bicornuate uterus; bentuk lekukan di bagian
atas, seperti bentuk hati
• Unicornuate uterus; Rahim berukuran
setengah normal, hanya satu tuba falopi
• Uterus didelphys; memiliki 2 rongga bagian
dalam, 2 servik dan 2 vagina
• Septate uterus; kelainan yg umum terjadi,
uterus terbagi (septum) oleh jaringan ikat
fibrosa
• Agenesis uterus; disebut juga sindrom MRKH
(Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser), uterus
sangat kecil bahkan sama sekali tidak
terbentuk
Mioma uteri
• Pertumbuhan massa atau daging dari rahim/uteri yg menonjol ke dalam
maupun ke luar
• Berasal dari otot polos dgn jumlah dan besar bervariasi
• Bersifat jinak, tidak menimbulkan keluhan
• Sebagian besar pd wanita >35 th, sebagian ditemukan scr tidak sengaja
• Faktor resiko; usia lbh dari 40 th, riwayat keluarga, haid pertama <10 th,
obesitas, konsumsi daging berlebih, kontrasepsi tinggi estrogen
• Penyebab belum diketahui pasti, secara signifikan estrogen berpengaruh.
Saat hamil mioma membesar, saat lahir mioma bs mengecil
• Gejala; menstruasi berlebih, perut terasa penuh
dan membesar, gangguan bab dan kencing dan
bisa menimbulkan nyeri hebat pada pembesaran
ke leher rahim
• Diagnose dgn pemeriksaan fisik, USG dan MRI
• Therapi dgn pemberian obat sesuai gejala,
observasi setiap 3-4 bulan, pengobatan hormonal
dgn GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone)
• Prosedur pembedahan dgn Miomektomi pd wanita
yg msh akan hamil. Interval unt hamil 4-6 bln
stelah operasi. Histerektomi untuk wanita yg tidak
akan hamil lagi
• Pencegahan; olahraga, penggunaan kontrasepsi
sesuai arahan dokter, menjaga pola maka,
mengurangi minum alcohol dan rokok
Prolap uteri
• Disebut juga; Turun Peranakan. Turunnya posisi rahim hingga
menonjol keluar vagina akibat melemahnya otot dan jaringan di
sekitar dasar rongga panggul
• Melemah akibat kehamilan berulang, persalinan dan penuaan →
lebih banyak pd wanita menapouse dgn riwayat melahirkan normal
• Akibat lain karena kadar estrogen menurun, obesitas, akibat operasi
dan hal2 yang meningkatkan tekanan pada areal panggul
• Gejala; rasa tdk nyaman saat berjalan, nyeri saat berhubungan, keluar
darah atau cairan dari vagina, gangguan bak/bab, jaringan rahim yg
menonjol dari vagina
• Berdasarkan posisi rahim, dibedakan; grade 1;
servik turun ke saluran vagina, grade2; cervik
turun sampai bukaan vagina, grade 3; berada di
luar vagina dan grade 4; seluruh rahim sudah
berada di luar vagina (procidentia)
• Diagnosis dgn pemeriksaan fisik, USG, IVP dan
test urodinamik
• Pengobatan disesuaikan dgn tingkat keparahan;
perawatan mandiri, pemasangan cincin
penyangga, dilakukan operasi pada kasus yg
berat. Histerektomi merupakan operasi
pengangkatan rahim
• Komplikasi; sistokel (turunnya kandung kemih),
rectokel (rectum menonjol ke vagina) dan
infeksi kandung kemih yg berulang
Cancer servik
• Pertumbuhan sel ganas pada bagian leher rahim
• Menimbulkan gejala saat sudah pada stadium lanjut → peting untuk
screening untuk penemuan dini
• Termasuk yang tinggi kejadiannya pada penyakit kanker yang mengenai
kaum wanita. Di Indonesia peringkat kedua setelah kanker payudara
• Jenis;
• Karsinoma sel skuamosa (KSS) → bermula dari sel skuamosa servik
• Adenokarsinoma → berasal dari sel kelenjar saluran leher rahim
• Gejala; perdarahan vagina di luar masa haid, setelah berhubungan atau pd
masa menapous. Keluar cairan bau tdk sedap. Rasa sakit saat
berhubungan. Pada kondisi lanjut; perut membuncit, sulit bak, kaki
bengkak, diare, tubuh cepat lelah
• Penyebab; perubahan dan mutasi sel (dysplasia) akibat atau
terkait dengan infeksi HPV
• HPV (Human Papiloma Virus) menular melalui hubungan
seksual, terutama HPV tipe 16 dan 18
• Faktor resiko; berhubungan sex di usia dini, lebih dari satu
partner, daya tahan tubuh menurun, mengalami infeksi
menular seksual.
• Resiko yg lain; perokok, konsumsi pil KB >5 tahun,
melahirkan >5 anak dan mengkonsumsi obat2 pencegah
keguguran
• Pencegahan dgn deteksi dini. Dianjurkan sejak umur 21 th.
Ada 2 metode; pemeriksaan IVA (inspeksi visual asam asetat)
dan Pap Smear. Pemeriksaan HPV DNA sama spt Pap Smear
• Usia 21-29 th disarankan pap smear tiap 3 tahun. Umur 30-
65 th selain pap smear, periksa HPV DNA tiap 5 tahun
• Diagnose dgn biopsy; punch biopsy, kuret endoservik atau
biopsi kerucut
• Stadium kanker cervik
• Stadium 1; belum ada penyebaran (in situ)
• Stadium 2; menyebar ke Rahim atau bagian atas vagina
• Stadium 3; menyebar ke bagian bawah vagina, menekan sal kemih
• Stadium 4; penyebaran sudah meluas hingga keluar areal panggul
• Pengobatan dgn bedah, kemotherapi, radioterapi atau
kombinasi ketiganya. Metode yg dipilih disesuaikan dgn
stadium dan kondisi kesehatan pasien
Endometriosis
• Kondisi dimana lapisan endometrium tumbuh di luar dinding rahim
• Dapat tumbuh di indung telur (ovarium), lapisan dalam perut
(peritonium), usus, vagina atau pun saluran kemih
• Tidak seperti normal, endometrium yg tumbuh di luar rahim tidak
bisa menebal dan luruh saat fase haid
• Penyebab pasti belum diketahui. Dugaan melalui retrograde
menstruation, gangguan sistem kekebalan tubuh dan dugaan aliran
endometrium melalui saluran getah bening
• Gejala; nyeri atau kram hebat di areal perut bawah (dismenore), nyeri
saat berhubungan, volume darah banyak saat menstruasi, diare.
• Diagnosis dengan; USG abdomen, USG transvaginal, MRI, laparoscopy dan dengan cara
biopsi
• Stadium; minimal (kecil dan dangkal di ovarium), ringan (muncul di ovarium dan dinding
panggul), menengah (endometrium cukup dalam di ovarium, berat (jaringan
endometrium yg tebal dan dalam di ovarium, dinding panggul, tuba falopi serta usus)
• Pegobatan dengan obat sesuai gejala dan therapi hormon dengan membatasi dan
menghentikan produksi estrogen
• Tujuannya; meredakan gejala, memperlambat pertumbuhan, meningkatkan kesuburan
dan mencegah kekambuhan
• Komplikasi; gangguan kesuburan, kanker ovarium dan kanker endometrium
Kista ovarium
• Kantong yang berisi cairan yang tumbuh di indung telur (ovarium)
• Biasanya muncul selama masa subur atau selama mengalami
menstruasi
• Kebanyakan bersifat jinak tapi dapat berkembang menjadi ganas
• Muncul terkait dengan siklus menstruasi dan menimbulkan gejala jika
sudah membesar, terpeluntir atau pecah
• Bisa mempengaruhi kesuburan wanita
• Disebabkan karena siklus menstruasi (kiste fungsional) atau akibat
pertumbuhan sel yg abnormal (kiste patologis)
• Kiste Fungsional
• Kiste folikel
• Kiste korpus luteum
• Kiste patologis
• Kiste dermoid
• Kiste adenoma
• Endometrioma
• Faktor resiko; konsumsi obat penyubur, mengalami infeksi panggul, pernah
menderita kiste sebelumnya
• Gejala; merasa tidak nyaman di perut, perut membesar, terasa nyeri
• Diagnosa; pemeriksaan fisik, usg dan periksa darah (antigen kanker 125 (CA
125) dan laparoscopy
• Pengobatan;pemantauan, penggunaan pil KB dan Tindakan operasi
Torsio ovarium
• Kondisi yang terjadi ketika ligamen di sekitar ovarium terpeluntir
• Puntiran ini dapat memotong aliran darah ke tuba falopi dan ovarium
dapat menyebabkan kematian jaringan
• Merupakan salah satu kejadian emergensi yg membutuhkan
penanganan segera
• Biasanya ditemukan pada wanita usia produktif
• Gejala utama berupa nyeri yang sangat hebat di bagian bawah perut
sisi kiri atau kanan sesuai letak ovarium, disertai kram dan muntah
• Penyebab; ovarium yg tidak stabil akibat kista atau tumor sehingga
membuat posisi ovarium miring
• Diagnosis dgn pemeriksaan fisik dan
USG transvaginal. Pemeriksaan lab
unt menyingkirkan kemungkinan
karena kasus infeksi ataupun
kehamilan ektopik
• Pengobatan di tahap awal dengan
obat anti nyeri dan pil KB sesuai
anjuran dokter
• Penanganan selanjutnya dengan
operasi, metode; laparoskopi atau
laparotomi (open), dikerjakan;
• Ooforektomi; pengangkatan salah satu
ovarium
• Salfingo-ooforektomi; pengangkatan
ovarium dengan tuba falopi
Sumbatan tuba falopi
• Tidak bergejala, baru diketahui kalau terjadi sulit hamil
• Penyebab; munculnya jaringan parut sekitar tuba akibat tertentu spt proses
radang atau usus buntu yg pecah. Riwayat terkena penyakit menular
seksual, mengidap endometriosis dan hidrosalping
• Gejala awal; nyeri rutin di sekitar organ panggul, sakit saat menstruasi,
perdarahan dan sbg penyebab kehamilan ektopik
• Diagnosis dgn laparoskopi, hysterosalpingogram (HSG) atau
sonohysterogram
• Penanganan dengan cara pembedahan, bertujuan menghilangkan jaringan
parut, buat bukaan baru di bagian luar dan dari bagian dalam tuba falopi
• Pembedahan tidak diperlukan jika terkena hanya di satu sisi saja
Kehamilan ektopik
• Disebut juga kehamilan di luar kandungan. Terjadi ketika telur yang telah
dibuahi diimplan di luar rahim / uterus
• Sering terdeteksi dalam kondisi darurat akibat perdarahan setelah
kehamilan itu terpecah
• Lokasi tersering; tuba falopi. Bisa juga terjadi di ovarium, leher rahim
(servik) dan rongga perut
• Umumnya terjadi karena kerusakan tuba falopi yang menyempit
• Faktor resiko; hamil di atas usia 35 th, riwayat PHS, riwayat operasi,
kehamilan ektopik sebelumnya dan penggunaan kontrasepsi internal yg
lama
• Gejala awal seperti gejala hamil umumnya, gejala lanjut; nyeri hebat dan
perdarahan hingga pucat dan gejala kehilangan darah lainnya
• Diagnosis dgn pemeriksaan test
kehamilan, baik melalui urin
maupun darah (mengukur kadar
hCG). Bisa juga memerlukan USG
transvaginal
• Penanganan; suntik methotrexate
untuk mengfhentikan kehamilan.
Dilakukan operasi laparoskopi unt
mengangkat tuba falopi. Atau
dengan laparotomi
• Akan memerlukan tindakan
emergensi kalau terjadi rupture
kehamilan ektopik krn mengancam
nyawa si ibu akibat kekurangan
darah
Radang organ panggul
• Penyakit radang Panggul (PRP) atau Pelvic Inflammatory Desease adalah
infeksi pada organ reproduksi wanita, spt servik, rahim, tuba dan ovarium.
• Diakibatkan infeksi menular seksual, mengenai umur 15-25 th dengan
gejala nyeri di panggul atau perut di bagian bawah
• Jenis bakteri penyebab Chlamidia, Trichomatis dan Neisseria Gonorhhoea
(GO). Sebagain disebabkan kuman pathogen lain dan virus HSV-2
• Faktor resiko; hubungan sex bebas, berganti pasangan, berhubungan tanpa
menggunakan kondom
• Gejala; keputihan yg berbau, nyeri saat berhubungan (dyspareunia) atau
saat kencing, menstruasi berkepanjangan (menorrhagia), demam, mual
muntah
• Diagnosis dgn pemeriksaan fisik, USG, test
darah, urine, laparoscopy dan dengan cara
biopsy
• Penanganan dengan obat2an; antibiotik baik
oral maupun injeksi. Operasi diperlukan jika
sudah terbentuk kumpulan nanah di rongga
panggul
• Komplikasi; infertile, kehamilan ektopik,
nyeri panggul kronis, abses ovarium dan
sepsis
• Pencegahan; jangan ganti pasangan, pakai
kondom, kebersihan diri dan penggunaan
alat kontrasepsi yg sesuai
Kelainan kongenital vagina
• Vagina tidak terbentuk (agenesis vagina) sehingga darah haid tidak bisa
keluar dan menumpuk di rahim, perut bawah tampak membesar
• Vagina terbentuk sebagian. Terbentuk di bagian bawah atau di bagian atas
saja. Diperlukan operasi vaginoplasty
• Saluran vagina terbelah dua (septum transversal), menyebabkan saluran
vagina sangat sempit
• Salaput dara (hymene) tidak ada, sehingga vagina tertutup di bagian bawah
• Lobang vagina terlalu sempit
• Bagian luar vagina, bibir vagina (labia) terlalu lebar dan mengalami lekatan
Kista Bartholin
• Benjolan berisi cairan akibat tersumbatnya kelenjar Bartholin.
• Bila cairan ini terinfeksi akan menimbulkan pernanahan, berubah menadi
abses
• Kelenjar Bartholin secara normal mengeluarkan cairan berperan sebagai
pelumas saat berhubungan
• Kista Bartholin dipicu oleh infeksi bakteri, luka, iritasi berulang
• Lebih sering ditemukan pd wanita umur 20-30 th yg masih aktif secara
seksual
• Gejala dirasakan setelah membesar, tidak nyaman ketika duduk, berjalan
atau berhubungan seksual. Berlanjut sampai seperti gejala abses
• Diagnosis dgn pemeriksaan fisik (mudah
diketahui). Untuk mendeteksi adanya
infeksi menular seksual dgn usap (swab)
vagina. Biopsi diperlukan unt mendeteksi
adanya sel abnormal mengarah ke kanker
• Pengobatan dengan berendam di air
hangat (sitz bath) untuk kista yang masih
kecil, jika berlanjut bisa dgn obat
antibiotik dan operasi → mengeluarkan
kiste atau hanya insisi / drainage saja
• Komplikasi yang serius adalah sepsis;
penyebaran infeksi ke seluruh tubuh
• Pencegahan dengan menjaga kebersihan
dan penggunaan kondom
Fistula rectovaginal
• Saluran yang terhubung scr tidak normal
antara bagian bawah usus besar, rectum dan
vagina
• Dapat terjadi akibat cidera persalinan,
penyakit Chrone atau penyakit radang usus
lainnnya, pembedahan di dekat areal vagina,
radiasi unt therapi kanker
• Gejala tergantung ukuran dan lokasi fistula.
Keluar cairan nanah, keputihan berbau busuk
dari vagina bahkan keluar faeces
• Diagnosis dgn USG transvaginal dan foto
kontras
• Penanganan dgn cara operasi unt menutup
saluran dan memperbaiki jaringan yg telah
rusak
Amenorea
• Tidak terjadinya menstruasi atau haid
• Dibedakan menjadi amenorea primer dan sekunder
• Dapat disebabkan oleh organ reproduksi dan gangguan hormone
• Gangguan organ reproduksi; agenesis uteri, servik atau vagina,
adanya jaringan parut, adanya sumbatan (obstruksi) di saluran
reproduksi dan liang vagina tertutup total oleh hymen imperforate
• Gangguan hormon; hiper/hypothyroid, tumor kelenjar ptiutari, tumor
ovarium, kelebihan prolactin, penggunaan obat hormone, stress atau
kegiatan fisik berlebihan atau uterus sudah terangkat (histerctomi)
• Amenorea primer; dari awal belum
pernah haid walaupun sudah
menunjukkan tanda2 pubertas
• Amenorea sekunder; terjadi pada wanita
usia subur yang sudah pernah haid
sebelumnya, tdk sedang hamil dan
mengalami selama 3 siklus haid berturut
turut atau lebih
• Bedakan dengan oligomenorea; siklus haid
yg tidak teratur atau sekitar 4-9 kali dalam
setahun
• Gejala ikutan; keluar ASI meski tdk dalam
masa menyusui, perubahan suara,
tumbuh rambut berlebihan atau rontok,
nyeri panggul
• Diagnosis; anamnesis dan pemeriksaan dokter, test kehamilan, test
darah (terutama kadar hormone), histeroskopi dan USG, CT scan,
serta MRI
• Penanganan; pemberian obat dan terapi hormonal (pengganti
hormone estrogen dan pengurangan hormone androgen), perubahan
gaya hidup, operasi (khususnya pengangkatan jaringan parut atau
tumor)
• Komplikasi; infertilitas dan osteoporosis
Dismenorea
• Keluhan nyeri atau kram yang muncul umumnya di saat sedang haid
atau menstruasi
• Dismenorea primer; akibat kontraksi rahim yang berlebihan, dipicu
oleh peningkatan hormon prostaglandin. Kontraksi yg berlebih ini
menimbulkan aliran darah berkurang ke jaringan otot rahim →
oksigen menurun → iskemik
• Dismenorea sekunder; disebabkan kondisi patologis pada organ
reproduksi, seperti; endometriosis, PID, kista/tumor pd ovarium, polip
rahim, pemakaian alat kontrasepsi dlm rahim, dll.
• Faktor resiko; umur <30 th, belum pernah melahirkan, riwayat
keluarga, menstruasi yang tidak teratur, pubertas dini dan perokok
• Gejala; nyeri haid muncul 1-2 hr
sebelum atau awal menstruasi, kram
atau nyeri perut di bagian bawah bisa
menyebar ke punggung, intens dan
konstan. Bisa disertai kembung, diare
dan mual muntah
• Diagnosis dengan USG, MRI,
laparoskopi atau ddgn histeroskopi
• Pengobatan dengan obat2 anti nyeri
golongan tertentu dan hormonal
dengan pemberian pil KB. Beristirahat
cukup dan menghindari makanan yg
mengandung kafein dan garam
• Pencegahan dengan olah raga teratur
Aborsi berulang
• Disebut juga abortus habitualis
• Penyebab;
• Sindrom APS (antifosfolipid); 15-20% kejadian, penempelan janin sulit
• Trombofilia; darah lebih mudah membeku
• Penyakit infeksi; GO, sifilis, chlamydia
• Kelainan kromosom; 2,5% kejadian
• Masalah pd rahim; syndrome asherman, inkompetensia servik
• Masalah pd hormon; sindrom ovarium polikistik
• Pencegahan; pola makan sehat
berimbang, as folat 400 mg @ hari,
jaga berat badan, vaksin dan cegah
infeksi, hindari paparan radiasi dan
kimia beracun

• Pemeriksaan ke dokter unt


pencegahan; pemeriksaan lab darah
dan urin, imonologi dan anatomy
gynekologi
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai