Anda di halaman 1dari 8

Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan

Pencegahan Penyakit Chikungunya pada Keluarga di Desa


Kepenuhan Timur , Kec. Kepenuhan, Kab.Rokan Hulu,
Propinsi Riau.

Tuti Restuastuti1, Yuliawati2, Suri Dwi Lesmana3

ABSTRACT
Chikungunya is a viral illness that is caused by Chikungunya virus and transmitted by Aedes sp. The purpose of this
research was to determine the relationship between knowledge and attitude with practice of chikungunya disease
prevention to families in Kepenuhan Timur village Kepenuhan Subdistrict Rokan Hulu regency. The method of this
research was analytic crossectional study. The sample size were 230 families. The amount of subject were determind
using simple random sampling. The data were collected by using questionaires. The results of this research showed
that 64,3% of respondent had lack of knowledge, 99,1% of respondent had positive attitudes and 84,8% of respondents
had negative behavior in chikungunya disease prevention. There was no significant relationship between knowledge
and attitudes with practice of chikungunya disease prevention in Kepenuhan Timur village with p value > 0,05.

Keywords: Knowledge, attitudes, practice, chikungunya, prevention.

Chikungunya adalah suatu penyakit yang sebanyak 751 orang warga di Kabupaten Rokan
disebabkan oleh virus chikungunya yang ditularkan Hulu terkena penyakit chikungunya. Dinas
oleh nyamuk Aedes sp. Vektor utama demam Kesehatan Kabupaten Rokan Hulu menetapkan
chikungunya adalah nyamuk Aedes aegypti (Ae. chikungunya sebagai kasus KLB di Rohul karena
aegypti), tetapi dapat juga ditularkan oleh nyamuk terjadinya wabah chikungunya dan peningkatan
Aedes albopictus (Ae. albopictus). Vektor penular jumlah penderita.2 Kasus chikungunya di Desa
penyakit chikungunya sama dengan vektor penyakit Kepenuhan Timur, Kecamatan Kepenuhan,
Demam Berdarah Dengue (DBD), sehingga Kabupaten Rokan Hulu, pada bulan September
tindakan pencegahan penyakit chikungunya sama hingga Oktober 2009 sebanyak 23 kasus tersangka.
dengan tindakan pencegahan penyakit DBD.1 Diagnosis kasus chikungnya tersebut ditegakkan
berdasarkan gejala klinis.3
Chikungunya di Provinsi Riau pertama kali
dilaporkan di Kelurahan Tangkerang Selatan, Tindakan pencegahan terhadap penyakit
Kecamatan Simpang Tiga, Pekanbaru pada bulan chikungunya harus didukung oleh beberapa hal
Mei 2007 dengan penderita sebanyak 44 orang. diantaranya pengetahuan dan sikap. Seseorang atau
(Agung, B, 2007). Wabah chikungunya juga terjadi masyarakat yang mempunyai pengetahuan yang baik
di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) pada tahun 2009, dan sikap yang positif terhadap pencegahan
dimana sejak bulan Februari sampai Mei 2009 penyakit chikungunya, diharapkan mau melakukan
tindakan pencegahan penyakit chikungunya dengan
baik, agar kejadian penyakit chikungunya bisa
1
Bagian IKM-KK FK UR, 2mahasiswa FK UR, 3Bagian menurun atau tidak terjadi reemerging diseases.
Parasitologi FK UR
Corresponding address: ny.totoktuti@yahoo.com Berdasarkan penelitian yang dilakukan

41
JIK, Jilid 5, Nomor 1, Maret 2011, Hal. 41-48

Linawati N, mengenai hubungan antara pengetahuan Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
dan sikap masyarakat dengan perilaku pencegahan tindakan pencegahan penyakit chikungunya dan
penyakit chikungunya di desa Wringin Putih variabel bebas adalah pengetahuan dan sikap
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang, hasilnya keluarga terhadap pencegahan penyakit
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang chikungunya.
bermakna antara pengetahuan dan sikap dengan
Instrument atau alat yang digunakan pada
perilaku pencegahan terhadap perkembangan dan
penelitian ini adalah kuesioner yang dibuat Marini
penularan penyakit chikungunya dengan nilai p 7
pada penelitiannya tentang gambaran pengetahuan,
sebesar 0,000 (p < 0,05).4 Juga didapatkan dari hasil
sikap dan tindakan Mengenai DBD pada Keluarga
penelitian yang dilakukan oleh Suherman E,
di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009. Kuesioner
mengenai hubungan pengetahuan dan sikap kepala
ini telah dimodifikasi oleh peneliti, dan sebelum
keluarga (KK) terhadap tindakan pencegahan
digunakan untuk penelitian dilakukan uji validiatas
penyakit demam berdarah dengue di RW 22
dan uji reliabilitas pada 20 orang responden dengan
Kelurahan Sungai Beliung Kota Pontianak,
menggunakan program statistik komputer. Item
menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna
dikatakan valid jika r hitung > r tabel dan nilai
antara pengetahuan dan sikap dengan tindakan
signifikansi (p) < 0,05 pada á 5%. Nilai r tabel pada á
pencegahan penyakit DBD dengan nilai p = 0,00.5
5% dengan responden (n) 20 orang adalah 0,444.
Item yang tidak valid dikeluarkan dari kuesioner
kemudian item yang valid di uji reliabilitasnya.
METODE
Menurut Djemari (2003) kuesioner atau angket
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dikatakan reliabel jika nilai Alfa Cronbach minimal
dengan metode pendekatan Cross sectional yang 0,7.8
dilakukan pada tanggal 29 Desember 2010 – 13
Kuesioner penelitian ini terbagi menjadi empat
Januari 2011 di Desa Kepenuhan Timur, Kecamatan
yaitu:
Kepenuhan, Kabupaten Rokan Hulu. Populasi pada
penelitian ini adalah 536 keluarga di Desa 1. Bagian A untuk melengkapi tentang data
Kepenuhan Timur. Penentuan besarnya sampel pada karakteristik responden penelitian yang meliputi
penelitian ini adalah penentuan jumlah sampel untuk umur, jenis kelamin, dan pendidikan terakhir.
populasi kecil atau lebih kecil dari 10.000, dengan 2. Bagian B digunakan untuk mengetahui tingkat
menggunakan formula:6 pengetahuan masyarakat mengenai chikungunya
dan pencegahannya yang terdiri dari 8
n = N pertanyaan. Pengetahuan responden diukur
1 + N (d2) melalui pertanyaan tertulis pilihan berganda.
Skor jawaban 0 dan 1, dinilai 1 jika jawaban
benar, dan nilai 0 jika jawaban salah.
Jumlah sampel minimal adalah 230 keluarga.
Dalam penelitian ini jumlah sampel yang diambil 3. Bagian C digunakan untuk mengetahui sikap
adalah 250 keluarga yang memenuhi kriteria inklusi masyarakat mengenai tindakan pencegahan
untuk menghindari kemungkinan adanya responden penyakit chikungunya yang terdiri dari 7
yang drop out. Adapun kriteria inklusi adalah kepala pernyataan yang merupakan pernyataan positif
keluarga atau pasangannya yang bersedia menjadi atau negatif.
sampel penelitian yang berada di Kepenuhan Timur Jawaban diukur dengan skor:
sedangkan kriteria eksklusinya adalah keluarga yang
tidak berada ditempat saat tim peneliti datang. a. Pernyataan positif (favorable): skor 4 untuk
pilihan jawaban sangat setuju (SS), skor 3 untuk
Sampel pada penelitian ini diambil dengan pilihan jawaban setuju (S), skor 2 untuk pilihan
teknik simple random sampling. Desa Kepenuhan jawaban tidak setuju (TS), dan skor 1 untuk
Timur terdiri dari 9 RW. Setiap RW diambil 28 pilihan jawaban sangat tidak setuju (STS).
keluarga sebagai sampel penelitian secara acak
dengan cara mengundi keluarga di setiap RW. b. Pernyataan negatif (unfavorable): skor 1 untuk

42
Tuti Restuastuti, Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit

plihan jawaban sangat setuju (SS), skor 2 untuk b. Pertanyaan negatif: skor 0 untuk jawaban Ya
pilihan jawaban setuju (S), skor 3 untuk pilihan dan skor 1 untuk jawaban Tidak.
jawaban tidak setuju (TS), dan skor 4 untuk
Seluruh data yang didapatkan dianalis
pilihan jawaban sangat tidak setuju (STS).
menggunakan program statistik komputer. Data
4. Bagian D digunakan untuk mengetahui tindakan dianalisis secara univariat dan bivariat.
masyarakat mengenai usaha untuk mencegah
penyakit chikungunya yang terdiri dari
pertanyaan dengan pilihan jawaban Ya atau HASIL
Tidak. Jawaban diukur dengan skor: Karakteristik 230 orang responden pada
a. Pertanyaan positif: skor 1 untuk jawaban Ya penelitian ini menurut jenis kelamin, umur dan
dan skor 0 untuk jawaban Tidak. pendidikan terakhir dapat dilihat pada tabel
1dibawah ini.

Tabel 1. Karakteristik responden menurut jenis kelamin, umur dan pendidikan terakhir

Berdasarkan tabel1 mayoritas responden adalah Berdasarkan gambar 1, pada penelitian ini
ibu rumah tangga (perempuan), yaitu sebanyak 174 didapatkan sebagian besar responden mempunyai
orang (75,7%) dengan sebagian besar responden pengetahuan kurang tentang penyakit chikungunya
berumur e” 32 tahun (lebih dari atau sama dengan yaitu sebanyak 148 orang (64,3%). Responden yang
median) yaitu sebanyak 120 orang (52,2%) dan mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 66 orang
pendidikan terakhir adalah SD/Sederajat sebanyak (28,7%), dan hanya sedikit responden yang
89 orang (38,7%). mempunyai pengetahuan baik yaitu sebanyak 16
orang (7%).
Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan
responden mengenai penyakit chikungunya dapat
dilihat pada gambar 1 dibawah ini.
Sikap responden
Distribusi frekuensi kategori sikap responden
terhadap penyakit chikungunya dapat dilihat pada
gambar 2 dibawah ini dan hampir secara keseluruhan
responden mempunyai sikap yang baik terhadap
tindakan pencegahan penyakit chikungunya, yaitu
sebanyak 228 orang (99,1%) dan hanya sedikit
responden yang mempunyai sikap yang buruk
terhadap pencegahan penyakit chikungunya yaitu
Gambar1. Tingkat pengetahuan responden ttg penyakit sebanyak 2 orang (0,9%).
chikungunya
43
JIK, Jilid 5, Nomor 1, Maret 2011, Hal. 41-48

Tindakan responden
Data lengkap distribusi frekuensi jawaban
kuesioner responden pada variabel tindakan dapat
dilihat pada tabel 2. dibawah ini.

Gambar 2. Sikap responden terhadap penyakit


chikungunya

Tabel 2. Distribusi frekuensi jawaban kuesioner tindakan

Berdasarkan tabel 2 diatas, dapat dilihat bahwa Berdasarkan gambar 3, sebagian besar tindakan
responden yang menggantung pakaian didinding pencegahan penyakit chikungunya responden
(59,6%) lebih banyak dari yang tidak menggantung adalah buruk, yaitu sebanyak 195 orang (84,8%).
pakaian di dinding (40,4%). Responden yang Responden yang melakukan tindakan pencegahan
memasang kawat kasa pada jendela atau pintu masih penyakit chikungunya dengan baik hanya sedikit,
sedikit (46,1%) dibandingkan dengan yang tidak yaitu sebanyak 35 orang (15,2%).
memakai kawat kasa pada jendela atau pintu (53,9%).
Berdasarkan tabel 2 tersebut maka distribusi
Hubungan antara pengetahuan dan sikap
frekuensi kategori tindakan pencegahan terhadap
terhadap tindakan pencegahan penyakit
penyakit chikungunya dapat dilihat pada gambar 3
chikungunya
dibawah ini.
Hubungan ini dapat terlihat pada tabel 3
dibawah ini.

Tabel 3 Tabel hubungan antara pengetahuan


dengan tindakan responden terhadap
pencegahan penyakit chikungunya

Gambar 3.Tindakan pencegahan penyakit chikungunya

44
Tuti Restuastuti, Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit

Berdasarkan tabel 3, setelah dilakukan analisis mempunyai tingkat pengetahuan cukup dengan
uji statistik dengan analisa Chi square diketahui sebagian responden berpendidikan tinggi.
bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara
Menurut Notoatmodjo dalam Sugearto 9
variabel pengetahuan dengan tindakan pencegahan
pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh
penyakit chikungunya, hal ini dijelaskan dengan
beberapa faktor yaitu pengalaman, tingkat
perolehan P value = 0,189 (P > 0,05). Variabel sikap
pendidikan, keyakinan, fasilitas, penghasilan, dan
juga menunjukkan hasil yang sama. Setelah
sosial budaya. Pendidikan dapat membawa wawasan
dilakukan analisa dengan uji Fisher diketahui tidak
atau pengetahuan seseorang. Secara umum,
ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan
seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan
tindakan pencegahan penyakit chikungunya dengan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas
perolehan P value = 0,178 (P > 0,05).
dibandingkan dengan seseorang yang tingkat
pendidikannya lebih rendah. Pendidikan merupakan
sarana untuk mendapatkan informasi sehingga
PEMBAHASAN
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
Berdasarkan gambaran karakteristik responden, semakin banyak pula informasi yang didapatkan.
secara persentase didapatkan mayoritas responden
Hasil pada penelitian ini sama dengan penelitan
adalah perempuan (ibu rumah tangga) sebanyak
Sugearto P9 dimana mayoritas sikap respondennya
75,7%. Hal ini kemungkinan disebabkan karena laki-
dalam kategori baik (72,9%). Hasil ini juga sama
laki banyak yang sedang bekerja sehingga tidak
dengan penelitian Linawati N4, dimana sebagian
berada dirumah pada siang hari ketika penelitian
besar sikap respondennya juga dalam kategori baik
dilakukan. Usia terbanyak yang menjadi responden
(57,3%).
adalah ee 32 tahun (52,2%).
Tindakan pencegahan penyakit chikungunya
Pengetahuan masyarakat Desa Kepenuhan
masyarakat di Desa Kepenuhan Timur mayoritas
Timur mengenai penyakit chikungunya mayoritas
adalah buruk seperti gambar 3 (84,8%). Tindakan
adalah kategori kurang (64,3%). Tingkat
pencegahan masyarakat yang buruk ini, mungkin
pengetahuan responden yang kurang, mungkin
disebabkan oleh faktor internal dari diri masyarakat
disebabkan oleh mayoritas masyarakat yang
itu sendiri seperti kebiasaan dari masyarakat Desa
mempunyai pendidikan rendah (pendidikan
Kepenuhan Timur. Pada tabel 2 salah satu tindakan
terakhirnya SD). Pada penelitian ini, pada tabel 2
pencegahan penyakit chikungunya yang masih
dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan masyarakat
sedikit dilakukan oleh masyarakat Desa Kepenuhan
masih rendah yaitu sebanyak 38,7% pendidikan
Timur adalah tidak menggantung pakaian di dinding,
terakhirnya adalah SD. Hasil pada penelitian ini
dalam artian bahwa sebagian besar masyarakat Desa
sama dengan penelitian Linawati N4 bahwa sebagian
Kepenuhan Timur masih menggantung pakaian di
besar pengetahuan responden tentang pencegahan
dinding. Hal ini mungkin karena mereka sudah biasa
penyakit chikungunya adalah dalam kategori kurang
menggantung pakaian di dinding sehingga sulit
yaitu sebanyak 45,1%. Hal ini juga selaras dengan
untuk merubah kebiasaan tersebut. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Sugearto P (2010)
literatur, kebiasaan adalah aspek perilaku manusia
dimana mayoritas respondennya (45,8%)
yang menetap, berlangsung secara otomatis, dan

45
JIK, Jilid 5, Nomor 1, Maret 2011, Hal. 41-48

tidak direncanakan. Kebiasaan pada umumnya pencegahan penyakit chikungunya adalah dalam
sudah melekat pada diri seseorang, termasuk kategori buruk (55,3%) dengan sebagian besar
kebiasaan yang kurang mengguntungkan bagi pengetahuan responden dalam kategori kurang
kesehatan, maka sulit untuk diubah.10 (45,1%).
Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa Hasil uji Chi square menunjukkan tidak
mayoritas responden mempunyai pengetahuan yang terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat
kurang mengenai penyakit chikungunya dan pengetahuan dengan tindakan pencegahan penyakit
pencegahannya, sikap yang baik terhadap tindakan chikungunya (P = 0,189). Fakta yang ditemui pada
pencegahan penyakit chikungunya dan tindakan penelitian ini adalah pengetahuan masyarakat
pencegahan penyakit chikungunya mayoritas adalah tentang penyakit chikungunya mayoritas adalah
kategori buruk. Hal ini disebabkan oleh pengetahuan kategori kurang (64,3%) dan tindakan pencegahan
masyarakat tentang penyakit chikungunya masih penyakit chikungunya sebagian besar masih buruk
berada pada tingkatan tahu dan tindakan pencegahan (84,8%). Tindakan pencegahan penyakit
penyakit chikungunya pada masyarakat Desa chikungunya yang buruk pada masyarakat ini,
Kepenuhan Timur masih merupakan praktik atau mungkin disebabkan oleh faktor lain, misalnya
tindakan terpimpin, sehingga tindakan pencegahan motivasi. Penyakit chikungunya yang terjadi di
penyakit chikungunya mayoritas adalah buruk pada Kepenuhan Timur tidak menyebabkan mortalitas,
masyarakat Desa Kepenuhan Timur walaupun sikap hanya menyebabkan gangguan morbiditas. Hal ini
masyarakat terhadap tindakan pencegahan penyakit mungkin menyebabkan rendahnya motivasi
chikungunya adalah menerima. masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan.
Secara teori perilaku manusia merupakan refleksi
Domain perilaku adalah pengetahuan, sikap dan
dari berbagai gejala kejiwaan, seperti pengetahuan,
tindakan atau praktik. Pengetahuan adalah hasil
keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi,
penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
sikap dan sebagainya. Gejala kejiwaan yang mana
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya.
yang menentukan perilaku seseorang sulit untuk
Secara garis besar pengetahuan dibagi dalam 6
dibedakan atau disimpulkan,10 Hasil ini berbeda
tingkatan, yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis,
dengan penelitian yang dilakukan Linawati N 4
sintesis, dan evaluasi. Tahu diartikan hanya sebagai
terdapat hubungan yang bermakna antara
recall memori yang telah ada sebelumnya setelah
pengetahuan dengan perilaku pencegahan terhadap
mengamati sesuatu. Sikap adalah respon tertutup
perkembangan dan penularan penyakit chikungunya
seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu,
dengan nilai p sebesar 0,000 (p < 0,05).
yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi.
Tingkatan sikap berdasarkan intensitasnya adalah Pada penelitian ini setelah dilakukan uji Fisher
menerima, menanggapi, menghargai, dan hasil menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
bertanggung jawab. Menerima diartikan bahwa yang bermakna antara sikap dengan tindakan
orang atau subjek mau menerima stimulus yang pencegahan penyakit chikungunya (P = 0,189) pada
diberikan. Tindakan adalah respon terbuka keluarga di Desa Kepenuhan Timur. Fakta yang
seseorang terhadap stimulus atau objek. Tindakan ditemui pada penelitian ini, dimana sikap
atau praktek terpimpin adalah apabila subjek atau masyarakat terhadap penyakit chikungunya
seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih mayoritas adalah baik (99,1%), tetapi tindakan
tergantung pada tuntunan atau menggunakan pencegahan penyakit chikungunya sebagian besar
panduan.10 masih buruk (84,8%). Hal ini mungkin disebabkan
oleh tidak tersedianya fasilitas. Misalnya kawat kasa
Tindakan pencegahan masyarakat yang buruk
yang dijual di Kecamatan, sehingga untuk membeli
ini, mungkin juga disebabkan oleh pendidikan
kawat kasa, masyarakat Desa Kepenuhan Timur
masyarakat yang masih rendah, serta kurangnya
Harus pergi ke kecamatan yang memerlukan waktu
kemauan dari masyarakat untuk melakukan tindakan
dan biaya yang lebih banyak. Pada tabel dapat dilihat
pencegahan. Hasil pada penelitian ini sama dengan
bahwa sebagian besar masyarakat belum
penelitian Linawati N 4 bahwa sebagian besar
menggunakan kawat kasa (53,9%). Berdasarkan
tindakan pencegahan responden tentang
literatur, sikap merupakan kecenrungan untuk

46
Tuti Restuastuti, Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit

bertindak. Sikap belum tentu terwujud dalam bergantungan pada dinding atau dibalik pintu kamar
tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu yang dapat menjadi tempat peristirahatan nyamuk.
faktor lain atau faktor pendukung seperti adanya
fasilitas atau sarana dan prasar.10 Disamping itu
tindakan juga dipengaruhi oleh hal-hal lain UCAPAN TERIMA KASIH
diantaranya pengetahuan dan kebiasaan. Hasil Penulis mengucapkan terima kasih kepada
penelitian ini berbeda dengan penelitian yang Fakultas Kedokteran Universitas Riau, Kepala
dilakukan oleh Linawati N 4 bahwa terdapat Puskesmas Kepenuhan, staf medis dan non medis
hubungan yang bermakna antara sikap dengan Puskesmas Kepenuhan, serta Kepala Desa
perilaku pencegahan terhadap perkembangan dan Kepenuhan Timur atas masukannya dan membantu
penularan penyakit chikungunya dengan nilai p penulis dalam proses penelitian serta masyarakat
sebesar 0,000 (p < 0,05) Desa Kepenuhan Timur yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk menjadi subjek
penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih
SIMPULAN DAN SARAN
kepada semua pihak yang telah turut serta membantu
Simpulan sehingga penelitian ini dapat terlaksana.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpukan
bahwa: mayoritas responden pada penelitian ini DAFTAR PUSTAKA
adalah ibu rumah tangga, umur responden ee 32
tahun dan pendidikan terakhir adalah SD,tingkat 1. World Health Organization. 2008. Guidelines on
pengetahuan masyarakat Desa Kepenuhan Timur clinical management of chikungunya fever.
mengenai chikungunya ada pada semua 2. Pab-indonesia.com [web site di internet]. 2009.
kategori,yaitu kategori kurang, cukup dan [generated 6 Desember 2010]. Diakses dari:
baik,sedangkan sikap masyarakat Desa Kepenuhan http://web.pab-indonesia.com/
Timur mengenai chikungunya didapatkan mayoritas index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=26706.(7
adalah kategori baik,untuk tindakan pencegahan Desember 2010).
penyakit chikungunya masyarakat Desa Kepenuhan
Timur mayoritas kategori buruk,dan hubungan 3. Puskesmas Kepenuhan. 2009. Profil kesehatan
antara pengetahuan terhadap tindakan pencegahan puskesmas Kepenuhan edisi tahun 2009. Profil
penyakit chikungunya menunjukkan hubungan yang Puskesmas. Kota Tengah.
tidak bermakna P value = 0,189 (P > 0,05),dan 4. Linawati, N. 2009. Hubungan antara
hubungan antara sikap terhadap tindakan pengetahuan dan sikap masyarakat dengan
pencegahan penyakit chikungunya menunjukkan perilaku pencegahan penyakit chikungunya di
hubungan yang tidak bermakna P value = 0,178 (P Desa Wringin Putih Kecamatan Bergas
> 0,05). Kabupaten Semarang. Undergraduate theses.
Semarang: Universitas Muhammadiyah
Semarang.
Saran
5. Suherman, E. 2007. Hubungan pengetahuan dan
Saran yang diusulkan adalah petugas kesehatan sikap kepala keluarga (KK) terhadap tindakan
diharapkan memberikan informasi mengenai pencegahan penyakit demam berdarah dengue (di
penyakit chikungunya melalui penyuluhan sehingga RW 22 Kelurahan Sungai Beliung Kota
pengetahuan masyarakat tentang chikungunya dapat Pontianak). Undergraduate theses. Semarang:
bertambah, dan tokoh-tokoh masyarakat supaya Universitas Diponegoro.
memberikan dukungan penuh terhadap tindakan
penyuluhan yang diadakan oleh petugas kesehatan, 6. Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi penelitian
untuk masyarakat sendiri diharapkan meningkatkan kesehatan. Edisi 2. Jakarta: Rineka Cipta.
kebersihan, terutama kebersihan didalam rumah 7. Marini D. 2009. Gambaran pengetahuan, sikap
seperti jangan membiarkan pakaian-pakaian dan tindakan mengenai DBD pada Keluarga di

47
JIK, Jilid 5, Nomor 1, Maret 2011, Hal. 41-48

Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009. Karya 9. Sugearto, P. 2010. Gambaran pengetahuan sikap
tulis ilmiah. Medan: Universitas Sumatra Utara. dan tindakan masyarakat Kecamatan Pangkalan
Kerinci Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau
8. Riwidikdo, H. 2008. Statistik kesehatan: belajar
tentang chikungunya. Skripsi. Medan:
mudah teknik analisis data dalam penelitian
Universitas Sumatra Utara.
kesehatan (plus aplikasi software SPSS). Jakarta:
Mitra Cendikia Press: 151-61. 10.Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu perilaku kesehatan.
Edisi 1. Jakarta: Rineka Cipta.

48

Anda mungkin juga menyukai