DISUSUN
OLEH
KELOMPOK 2:
Jihan Oktaviani
Erika Adelia
Rani Anggraini
Windy Emilda
Seriayimi
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT. dengan segala rahmat,
petunjuk dan karunia-Nya akhirnya, tugas makalah Nilai personal dan nilai luhur profesi
dalam pelayanan kebidanan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini memaparkan tentang Nilai personal dan nilai luhur profesi dalam
pelayanan kebidanan. Makalah ini dikerjakan dengan tujuan untuk memenuhi tugas
kelompok pada mata kuliah ilmu kesehatan anak.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk menambah referensi baru tentang Pertolongan
pertama pada bayi dan balita.
Jika ada kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami mohon maaf. Karena, makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca guna menyempurnakan tugas makalah selanjutnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa
yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh,
orang menganggap menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk.
Woods mendefinisikan nilai sosial sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung
lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak
pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh
kebudayaan yang dianut oleh masyarakat. Tak heran apabila antara masyarakat yang
satu dan masyarakat yang lain terdapat tata nilai yang berbeda. Contoh, masyarakat
yang tinggal di perkotaan lebih menyukai persaingan karena dalam persaingan akan
muncul pembaharuan-pembaharuan.
4
4. Dapat mengetahui dan memahami nilai luhur dalam pelayanan kebidanan
5. Dapat mengetahui dan memahami dasar pelayanan kebidanan yang baik
BAB II
PEMBAHASAN
1. Aesthetics (keindahan)
Kualitas obyek suatu peristiwa / kejadian, seseorang memberikan kepuasan
termasuk penghargaan, kreatifitas, imajinasi, sensitifitas dan kepedulian.
2. Alturism (mengutamakan orang lain)
Kesediaan memperhatikan kesejahteraan orang lain termasuk keperawatan
atau kebidanan, komitmen, asuhan, kedermawanan / kemurahan hati serta
ketekunan.
3. Equality (kesetaraan)
Memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan dengan sikap
kejujuran, harga diri dan toleransi.
4. Freedom (kebebasan)
Memiliki kafasitas untuk memiliki kegiatan termasuk percaya diri, harapan,
disiplin, serta kebebasan dalam pengarahan diri sendiri.
5. Human digrity (martabat manusia)
Berhubungan dengan penghargaan yang melekat terhadap martabat manusia
sebagai individu, termasuk didalamnya yaitu kemanusiaan, kebaikan,
pertimbangan, dan penghargaan penuh terhadap kepercayaan.
6. Justice ( keadilan)
5
Menjunjung tinggi moral dan prinsip – prinsip legal. Temasuk objektifitas,
moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta keawajaran.
7. Truth (kebenaran)
Menerima kenyataan dan realita. Termasuk akontabilitas, kejujuran, keunikan,
dan reflektifitas yang rasional.
6
1) Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk
menciptakan suasana kerja yang serasi.
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati baik
terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
1) Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra
profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan
pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
2) Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
3) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan
kegiatan sejenis yang dapat meningkatkan mute dan citra profesinya.
7. Penutup
7
2.2 Nilai Luhur Dalam Pelayanan Kebidanan
Kejujuran
Lemah lembut
Ketetapan setiap tindakan
Menghargai orang lain
8
Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tolong menolong dalam
menghadapi pasien
Mengembangkan sikap tidak semena – mena terhadap orang lain
Menjunjung tinggi nilai – nilai kemanusiaan
Memberi pelayanan kesehatan pada ibu dan anak
Berani membela kebenaran dan keadilan
Mengmbangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain
Bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya.
Bidan memandang care atau asuhan sebagai dasar dan kewajiban moral.
Hubungan bidan dengan pasien merupakan pusat pedekataan berdasarkan asuhan,
dimana memberikan perhatian khusus kepada pasien.
Dari sejumlah tenaga medis tersebut, bidan merupakan salah satu unsur tenaga
medis yang berperan dalam mengurangi angka kematian bayi dan ibu yang
melahirkan, baik dalam proses persalinan maupun dalam memberikan penyuluhan
atau panduan bagi ibu hamil. Melihat besarnya peranan bidan tersebut, maka haruslah
ada pembatasan yang jelas mengenai hak dan kewajiban dalam pelaksanaan tugas dan
9
kewenangan bidan tersebut. Maka, dibuatlah Kode Etik bidan, dimana kode etik
tersebut merupakan suatu pernyataan kemprehensif dan profesi yang memberikan
tuntutan bagi anggota untuk melaksanakan praktek profesinya, baik yang
berhubungan dengan klien sebagai individu, keluarga, masyarakat, maupun terhadap
teman sejawat, profesi dan diri sendiri, sebagai kontrol kualitas dalam praktek
kebidanan.
Untuk melengkapi peraturan yang ada, maka dibuatlah sebuah kode etik yang
dibuat oleh kelompok-kelompok profesi yang ada di bidang kesehatan, dengan
ketentuan pokok bahwa peraturan yang dibuat tersebut tidak bertentangan dengan
peraturan yang ada di atasnya. Contoh kode etik profesi adalah kelompok dokter yang
mempunyai kode etik kedokteran, dan untuk kelompok bidan mempunyai kode etik
kebidanan. Dalam kode etik tersebut terdapat pengenaan sanksi apabila ada
pelanggaran yang berupa sanksi administratif, seperti penurunan pangkat, pencabutan
izin atau penundaan gaji.
10
Hal yang dilematis terjadi ketika kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan meningkat, terutama pelayanan bidan, tidak dibarengi oleh keahlian dan
keterampilan bidan untuk membentuk suatu mekanisme kerja pelayanan yang baik.
Masih sering dijumpai pelayanan bidan dengan seadanya, lamban dengan disertai
adanya pemungutan biaya yang mahal. Oleh karena itu, diperlukan penegakan hukum
terhadap pelanggaran kode etik bidan.
(1) Model atau contoh, dimana individu belajar tentang nilai-nilai yang baik atau
buruk melalui observasi perilaku keluarga, sahabat, teman sejawat dan masyarakat
lingkungannya dimana dia bergaul;
(2) Moralitas diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah, dan institusi tempatnya
bekerja dan memberikan ruang dan waktu atau kesempatan kepada individu untuk
mempertimbangkan nilai-nilai yang berbeda;
(3) Sesuka hati adalah proses dimana adaptasi nilai-nilai ini kurang terarah dan sangat
tergantung kepada nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang dan memilih serta
mengembangkan sistem nilai-nilai tersebut menurut kemauan mereka sendiri. Hal ini
11
lebih sering disebabkan karena kurangnya pendekatan, atau tidak adanya bimbingan
atau pembinaan sehingga dapat menimbulkan kebingungan, dan konflik internal bagi
individu tersebut;
(4) Penghargaan dan Sanksi; Perlakuan yang biasa diterima seperti: mendapatkan
penghargaan bila menunjukkan perilaku yang baik, dan sebaliknya akan mendapat
sanksi atau hukuman bila menunjukkan perilaku yang tidak baik;
(5) Tanggung jawab untuk memilih; adanya dorongan internal untuk menggali nilai-
nilai tertentu dan mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi. Disamping
itu, adanya dukungan dan bimbingan dari seseorang yang akan menyempurnakan
perkembangan sistem nilai dirinya sendiri.
Pilihan:
(1) Kebebasan memilih kepercayaan serta menghargai keunikan bagi setiap individu;
(2) Perbedaan dalam kenyataan hidup selalu ada perbedaan-perbedaan, asuhan yang
diberikan bukan hanya karena martabat seseorang tetapi hendaknya perlakuan yang
diberikan mempertimbangkan sebagaimana kita ingin diperlakukan.
Penghargaan:
(1) Merasa bangga dan bahagia dengan pilihannya sendiri (anda akan merasa senang
bila mengetahui bahwa asuhan yang anda berikan dihargai pasen atau klien serta
sejawat) atau supervisor memberikan pujian atas keterampilan hubungan interpersonal
yang dilakukan;
(2) Dapat mempertahankan nilai-nilai tersebut bila ada seseorang yang tidak bersedia
memperhatikan martabat manusia sebagaimana mestinya.
Tindakan:
12
(1) Gabungkan nilai-nilai tersebut kedalam kehidupan atau pekerjaan sehari-hari;
(2) Upayakan selalu konsisten untuk menghargai martabat manusia dalam kehidupan
pribadi dan profesional, sehingga timbul rasa sensitif atas tindakan yang dilakukan.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam upaya mendorong profesi kebidanan agar dapat diterima dan dihargai
oleh pasien,masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan nilai-
nilai kebidanan dalammenerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat
dalam mengemban peranprofesionalnya. Dengan demikian perawat atau bidan yang
menerima tanggung jawab, dapatmelaksanakan asuhan keperawatan atau kebidanan
secara etis profesional. Sikap etis profesionalberarti bekerja sesuai dengan standar,
melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapatmemberi jaminan bagi
keselamatan pasen, penghormatan terhadap hak-hak pasen, akanberdampak
terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan kebidanan.
Nilai luhur dalam pelayanan kebidanan yaitu suatu penerapan fungsi nilai
dalam etikaprofesi seorang bidan, dimana seorang bidan yang professional dapat
memberikan pelayananpada klien dengan berdasarkan kebenaran, kejujuran, serta
ilmu yang diperoleh agar tercipta hubungan yang baik antara bidan dan klien.
3.2 Saran
14
Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa
menghayati danmengamalkan Kode Etik Bidan Indonesia. Dan bisa menerapkan nilai
– nilai personal serta nilailuhur profesi dalam pelayanan kebidanan dengan baik.
Demikian tulisan ini saya buat. Kamisadar akan banyaknya kekurangan dan jauh dari
hal sempurna. Masih banyak kesalahan darimakalah ini. Kami juga membutuhkan
kritik dan saran agar bisa menjadikan motivasi bagi Kamiagar kedepan bisa lebih baik
lagi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada segala pihak yangtelah membantu
hingga makalah ini dapat Kami selesaikan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Sofftiyani, A. 2014. Nilai Personal dan Nilai Luhur Profesi Dalam Pelayanan Kebidanan.
[Online]. Tersedia: http://artiasofftiyani.blogspot.com/2014/11/nilai-personal-dan-nilai-
luhur-profesi.html?m=1 [Februari 2015]
Sofftiyani, A. 2013. Makalah Nilai Personal dan Nilai Luhur Profesi Dalam Pelayanan
Kebidanan. [Online]. Tersedia: http://artiasofftiyani.blogspot.com/2013/07/makalah-
nilai-personal-dan-nilai-luhur.html [Februari 2015]
Husada, F. D. 2014. Etika Profesi & Hukum Kesehatan Dian Husada. [Online]. Tersedia:
http://fm4oreverelf.blogspot.com/p/blog-page_9556.html [Februari 2015]
Donna.2012. Nilai Personal dan Nilai Luhur Profesi Dalam Pelayanan Kebidanan. [Online].
Tersedia: http://donnastaff.gunadarma.ac.id [Februari 2015]
16