Anda di halaman 1dari 18

SOAL SOCA

1. NY.P datang dengan keluhan perut kencang-kencang (kasus SUNGSANG)


Anamnesis : hamil kedua, kencang2 mulai dari tadi malam, keluar air dari jalan
lahir tdk ada, keluar lendir iya, darah tidak ada, hari pertama haid terakhir (ada
diatur di sana) dipakai sampai tgl ujian kita.untuk riwayat melahirkan yang
pertama, lahir sungsang, BBL 3 kg.
Hasil ANC terakhir dibilang posisi bayinya bokong di bagian bawah (jalan lahir).
Untuk memastikan, tanyakan hasil USG nya.
Pem. Fisik : tanda vital normal. TFU : kadang2 diubah, pada kasus ini, dia
sungsang, jadinya jangan lupa di ukur lingkar perut. Jadinya TBJ dihitung
TFUxTBJ. Tanyakan semua tentang pemeriksaan status obstetrinya. OKE?
Untuk memastikan dia bisa lahir pervaginam atau tidak, hitung ZA Scorenya.
Tanyakan sesuai point yang ada di ZA Score...pasti dah pada taukan???
Tapi, intinya. Pasien di kasus ini dapat melahirkan pervaginam, katanya dr.AT
penguji saya, settingannya, kita berada di PKM PONED. Jadi, APN harus kita
kuasai.

2. NY.I rujukan dari polindes dengan keluhan sakit kepala dan tensi tinggi (PEB
dengan Anemia)
Anamnesis :
Seperti biasa, tanyakan sakit kepalanya mulai kapan, HPHT, rajin kontrol atau
tdk?sejak kapan tensinya naik? kalo pengujinya dr.Rusdy harus ditanyakan
kenapa dia baru dirujuk sekarang?biasa beliau aspek sosial yang banyak
digali..hehe
Tanyakan tanda2 yng mengarah ke eklampsia liat buku lagi ya
Hamil keberapa?pasien ne hamil ketiga.ada riwayat PEB juga waktu anak kedua.
Pemeriksaan fisiknya harus lengkap. Dari tanda vital.sampai Lab pun harus
ditanyakan.
Intinya, pada pasien ini dari anamnesis, pem.fisik dan Labnya mengarah ke PEB
+ anemia. Tatalaksanai sesuai SPM kita, dan segera rujuk. Prosedur merujuk
dengan BAKSOKU harus dihafal ya,,terutama jika ujian dg dr.AT

3. NY. L datang dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir (KET)
Belajar GIN.
Tentukan apa saja yang membedakan semua DD perdarahan sesuai dengan usia
kehamilan.pada pasien ini HPHT yang plg penting ditanyakan, karena itu kan
membuka jalan diagnosis kita. Hitung usia kehamilannya dengan cepat.
Tentukan DD nya. Baru temukan diagnosis kerjanya. Yang pasti pada pasien ini
dia KET (baca di buku yang membedakan dia dengan abortus, dan mola) soalnya
dokternya suka iseng2 nanya ke kta alasannya kenapa kita mendiagnosis dengan
KET. Bagi yang ujian ma dokter AT. Klo dapat kasus ini, pasti ditanya, kenapa
pada KET bisa nyeri perut atau akut abdomen??
Baca rajin2 KET di SPM

4. NY.S rujukan dari polindes dengan riwayat keluar air dan demam (Kasep)
Sama ajah pertnyaannya seperti di lembar ijo. Pelajari syarat2 kapan dikatakan
kasep.
Pada kasus ini, settingannya kita di PKM PONED. Jadi, bisa kita lakukan vakum.
Kalo ma yg dokter edy, ditanyakan cara melakukan + peragakan vakum. Mohon
dipelajari baik2. Tatalaksananya kopi paste di SPM 2008.

SEMANGAT YA BAGI YANG UJIAN SELANJUTNYA
Jangan lupa tulis diagnosis lengkap2.
Nanya semampu kita.
Jangan dipaksa2.
HITUNG USIA KEHAMILAN DENGAN CEPAT DAN TEPAT. KLO SALAH FATAL
DAN INSYAALLAH TIDAK AKAN DILULUSKAN,,
Jadi, dimohon untuk berlatih sering2.
Hafal mati SPM 2008, karena soal bisa berubah setiap angkatan.

SOAL SOCA LAINNYA
1) Definisi KPD n penatalaksanaan (spm 2001)
2) definisi kasep n penatalaksanaan (spm 2008)
SOAL SOCA Trisna
1. PEB Preterm
2. Mioma Uteri pada pasien yang masih gadis
3. Inversio uteri rujukan PKM
4. Letak sungsang

SOCA DR AT
1. PEB dengan keluhan subjektif
2. Letsu + FPD
3. KET
4. RKA, prematur

Soal SOCCA dr doddy
1. Apa itu socca ? student oral case analyss
2. Osce ? objective structural clinical examination
3. SOAL SOCCA cari teori jawabnnya yeee
1. G1P0A0H0 A/T/H/IU LETSU DG KALA ii KASEP
- Stabilisasi hemodinamik
- Resusitasi iu
- rujuk

2. NONA DTG KE PRAKTEK ANDA
3. G1P0A0H0 PRETERM/T/H/IU LETSU DG PEB
- Maintenance dgn MGSO4
- Nivedipin
- Rujuk yeeee
4. HPP EC INVERSIO UTERI
A. Stabilisasi hemodinamik
B. Pasang 02
C. Double line IV gerojok RL hingga stabil lihat di teori yeee
D. Dc E. Rujuk dengan baksoku



1) MOLA HIDATIDOSA DAN PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
Pengertian :
Penyakit trofoblas gestasional adalah proliferasi sel trofoblas yang berasal dari
kehamilan.
Prinsip dasar :
Penyakit trofoblas gestasional adalah suatu proliferasi sel tropoblas yang berasal dari
kehamilan. Penyakit ini banyak diderita oleh wanita usia reproduksi sehat, sehingga
tujuan penatalaksanaan penyakit trofoblas gestasional adalah mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan reproduksi pasca penyakit tropoblas gestasional.
Klasifikasi :
Klasifikasi klinik :
Molahidatidaosa
Penyakit trofoblas ganas
Klasifikasi Histologik:
Molahidatidosa
Mola destruent
Koriokarsinoma
Placental site trophoblastic diseases





Diagnosis :
Molahidatidosa
Pemeriksaan klinik :
Terlambat haid disertai gejala-gejala kehamilan normal, kadang-kadang
gejala kehamilan tersebut berlebihan
Uterus membesar , umumnya uterus nmembesar lebih besar dari usia
kehamilan
Uterus lunak,kehamilan ini tidak disertai dengan janin atau selaput janin
(mola komplit) tetapi dapat juga disertai dengan adanya janin atau kantong
janin (molahidatidosa parsial)
Tidak dijumpai adanya gerakan dan denyut jantung janin
Pada sonde uterus tidak didapatkan tahanan kantong janin

Pemeriksaan tambahan :
USG , tidak dijumpai janin, terlihat gambaran khas mola
Sering dijumpai kista lutein
Kadar HCG yang sangat tinggi (ribuan IU/l)

Penyakit Trofoblas Ganas :
Trias Acostasizon (HBEs)
1. History ; pasca mola, abortus, partus , hamil ektopik
2. Bleeding ; perdarahan pervaginam tidak teratur
3. Enlargement & softness ; uterus yang membesar dan lunak
Diagnosis klinik (WHO) :
Kadar beta HCG yang menetap pada 2 kali pemeriksaan berturut-turut dengan
interval 2 minggu
Kadar beta HCG yang meningkat
Kadar beta HCG di atas normal pada 14 minggu setelah tindakan evakuasi
Pemebesaran uterus pasca evakuasi yang disertai dengan kadar beta HCG yang
tinggi
Perdarahan uterus pasca evakuasi dengan kadar beta HCG di atas normal
Terdapat lesi metastasis (di vagina, paru, hati, otak dan lain-lain)
Histologik didapatkan mola invasive atau koriokarsinoma
Diagnosis histologik :
Diagnosis histologik pada penyakit trofoblas gestasional umumnya hanya dilakukan
pada molahidatidosa, sedangkan diagnosis mola destruent atau mola invasive dan
koriokarsinoma sangat jarang dilakukan dengan biopsi, diagnosis umumnya karena
spesimen pembedahan histerektomi atau eksisi lesi metastasis
Pemeriksaan penunjang :
Foto toraks, DL, LFT,RFT , USG abdomen/pelvis, CT-scan

Penatalaksanaan :
Molahidatidosa :
Evakuasi , tindakan evakusi jaringan mola harus dilakukan sampai bersih, karena
residu sel trofoblas sering tetap tumbuh dan berkembang. Bila tindakan kuret
diyakini tidak bersih maka tindakan kuret ulangan dapat dilakukan 1-2 minggu
setelah kuret pertama. Tindakan evakusi dapat dilakukan dengan kuret hisap
atau kuret tajam dan tumpul atau kombinasi keduanya. Untuk mengurangi
terjadinya perdarahan, pada saat tindakan evakuasi sebaiknya diberikan infus
oksitosin, transfusi darah dilakukan sesuai indikasi.
Pasca tindakan evakuasi, harus dilakukan pengamatan kadar beta HCG secara
periodik, pengamatan ini untuk mendiagnosis terjadinya penyakit trofoblas
ganas secara dini



Penyakit Trofoblas Ganas (PTG)
Protokol pengobatan sitostatika berdasarkan klasifikasi yang dianut. Klasifikasi
yang mudah yakni klasifikasi Hammond dan klasifikasi FIGO (stadium FIGO):

Klasifikasi Hammond
1. PTG non-metastasis
2. PTG bermetastasis
a. PTG bermetatasis risiko rendah
b. PTG bermetastasis risiko tinggi

Metastasis risiko rendah :
Interval kurang dari 4 bulan, metastasis terjadi bukan ke otak atau hati, kadar hCG <
100.000 mIU/ml atau < 40.000 IU/l serum, kehamilan sebelumnya bukan kehamilan
aterm, belum mendapat kemoterapi sebelumnya

Metastasis risko tinggi :
Metastasis otak atau hati , kriteria di luar kriteria risiko rendah

Klasifikasi FIGO
Stadium :
a.Penyakit terbatas pada uterus
b.Penyakit menyebar di luar uterus tetapi terbatas pada organ genitalia interna
c. Penyakit menyebar ke paru dengan / tanpa adanya penyakit pada genitalia interna
d. Penyakit menyebar ke otak, hati, ginjal atau saluran cerna

Sub-stadium :
a. Tidak ada factor risiko
b. Ada satu faktor risiko
c. Ada dua faktor risiko

Faktor risiko : - hCG > 100.000 IU/l
- Interval > 6 bulan

Penatalaksanaan :
Kemoterapi
Klasifikasi Kemoterapi Tunggal Kemoterapi
kombinasi (2
jenis)
Kemoterapi
kombinasi ( 3 jenis)
Hammond
Non metastasis MTX,VP 16, Act D
Metastasis
risiko rendah
MTX+Act D,
MTX+VP 16

Metastasis
risiko tinggi
MAC, EMACO
FIGO
Stadium I MTX, Act D, VP 16
Stadium II MTX+ActD,
MTX+VP 16

Stadium III MTX+ActD,
MTX+VP 16
Stadium IV MAC, EMACO

Syarat kemoterapi seperti syarat umum pemberian kemoterapi
Diberikan sampai beta hCG normal, dilanjutkan 1-3 seri after course
Perubahan regimen apabila :
1. Titer hCG terus meningkat atau menetap setelah pemberian 2 seri
2. Terdapat tanda-tanda metastasis
3. Resisten apabila 5 seri pemberia beta hCG mengalami penurunan tetpai
tidak mencapai normal
Dikatakan remisi apabila beta hCG normal 3x berturut-turut dengan interval 2
minggu
Dosis :
1. MTX : 20mg/hari atau 0,4 mg/kg BB IM atau 3x5 mg p.o , interval 7-10 hari
2. Act D : 0,5 mg/hari IM atau10-12 mcg/kg BB IV selama 5 hari , interval
7 10 hari
3. MAC : MTX 15 mg/hari IM , Act D 0,5 mg/hari IV dan Chlorambucil 10 mg
Perhari p.o selama 5 hari , interval 2 minggu

Pembedahan :
Pembedahan hanya dilakukan pada kasus-kasus tertentu yang bersifat selektif
(misal : fungsi reproduksi tidak diperlukan lagi )
Pembedahan lesi primer di uterus umumnya dilakukan histerektomi
(Supravaginal bagi usia muda dan histerektomi total bagi wanita usia tua)
Pembedahan lain adalah melakukan eksisi tumor metastasis
Indikasi lainnya adalah ; perdarahan hebat yang bersifat darurat , tidak ada
respons pengobatan dengan kombinasi 3 jenis obat

Pengawasan lanjut :
Dilakukan anamnesis/pemeriksaan:
1. Keluhan
2. Pemeriksasan fisk umum
3. Pemeriksaaan ginekologi dan VT
4. beta hCG
5. Pemriksaan lab/radiologik lainnya sesuai indikasi

Jadwal pengawasan lanjut
1. Tiga bulan I : setiap 2 minggu
2. Tiga bulan II : setiap 4 minggu
3. Enam bulan III : Setiap 8 minggu
4. Satu tahun II : setiap 3 bulan
5. Selanjutnya : Setiap 6 bulan

Tidak diizinkan hamil selama 2 tahun , dianjurkan kontrasepsi hormonal
kombinasi


5)MIOMA UTERUS
Batasan
Mioma uteri adalah tumor jinak miometrium uterus dengan konsistensi padat kenyal,
batas jelas, mempunyai pseudo kapsul, tidak nyeri, bisa soliter atau multipel.
Lokasi tumor
1. Submukus
2. Intramural
3. Subserous
4. Intraligamenter
5. Pedunculated (bertangkai)
6. Wondering (bebas migrasi sehingga disebut mioma parasitik).

Patofisiologi
Berasal dari sel totipotensial primitif atau Immature Muscle Cell Nest, dalam
miometrium yang berproliferasi akibat rangsangan terus menerus oleh hormon
estrogen. Tumor terdiri atas jaringan otot, jaringan ikat fibrous, dan banyak pembuluh
darah. Mioma uteri sering ditemukan pada masa reproduksi, jarang ditemukan sebelum
menarche dan setelah menopause. Tumor membesar oleh karena pengaruh estrogen.
Gejala klinik
1. Tanpa gejala
2. Dengan gejala
Rasa penuh dan berat pada perut bagian bawah dan teraba benjolan padat
kenyal
Gangguan haid : menoragia, metroragia, dan dismenorea
Akibat penekanan : disuria, polakisuria, retensio urine, konstipasi, edema
tungkai, varises, nyeri dan rasa kemeng di daerah pelvis
Infertilitas dan kehamilan ektopik
Tanda abdomen akut

Diagnosis
1. Anamnesis
2. Palpasi abdomen terdapat massa padat, batas jelas, dan tanpa nyeri
3. Pemeriksaan dalam ditemukan tumor menyatu dengan uterus
4. USG didapatkan gambaran khusus
5. Dilatasi dan kuretase dengan pemeriksaan PA pada gangguan perdarahan
6. PA pasca operatif

Diagnosis banding
1. Tumor solid ovarium
2. Adenomiosis
3. Kelainan bentuk uterus
4. Tumor solid non ginekologi
5. Kehamilan
6. Miosarkoma

Komplikasi
1. Perdarahan sampai dengan anemia
2. Torsi pada mioma yang bertangkai
3. Infeksi
4. Degenerasi merah sampai nekrosis
5. Degenerasi ganas miosarkoma
6. Degenerasi hialin
7. Degenerasi kistik
8. Infertilitas

Penatalaksanaan
Berdasarkan besar kecilnya tumor, ada tidaknya keluhan, umur dan paritas penderita










Mioma
Besar < 14 minggu
Besar 14 minggu
Tanpa keluhan
Operatif Konservatif
Dengan keluhan
Catatan :
1. Keluhan adalah gangguan haid dan atau keluhan pendesakan
2. Operatif pada :
Umur lebih dari 50 tahun dilakukan TAH-BSO
Menginginkan anak : miomektomi atau hanya enukleasi mioma
3. Pada kasus dengan gangguan menstruasi; apabila umur lebih dari 40 tahun dilakukan
D&C + PA untuk melihat kemungkinan keganasan

7 )PLASENTA PREVIA
Batasan
Suatu keadaan dimana insersi plasenta pada segmen bawah rahim (SBR) sehingga
menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum pada kehamilan 28 minggu atau
lebih.


Klasifikasi
1. Plasenta Previa Totalis
2. Plasenta Previa Parsialis/Lateralis
3. Plasenta Previa Marginalis
4. Plasenta Letak Rendah.

Gejala Klinis
1. Kehamilan 28 minggu atau lebih dengan perdarahan pervaginam yang sifatnya tidak
nyeri dan darah segar.
2. Keadaan umum sesuai dengan banyaknya perdarahan yang terjadi.
3. Sering disertai dengan kelainan letak janin.
4. Bagian terendah masih tinggi/tidak masuk pintu atas panggul.

Diagnosis
1. Anamnesis
Hamil 28 minggu atau lebih dengan perdarahan pervaginam tanpa nyeri, merah
segar dan berulang.
2. Pemeriksaan Palpasi
Sering ditemukan kelainan letak dan bagian terendah janin belum masuk pintu atas
panggul (bagian terendah janin masih tinggi).
3. Ultra sonografi (USG) untuk menentukan letak plasenta yang dilakukan dengan
vesika urinaria penuh.
4. Pemeriksaan inspekulo
Dilakukan untuk menentukan asal perdarahan serta menyingkirkan kemungkinan
bukan plasenta previa.
5. Pemeriksaan dalam vagina diatas meja operasi (PDMO) yaitu pemeriksaan dalam di
atas meja operasi dengan persiapan seksio sesarea.


Penatalaksanaan :



A. Penanganan Konservatif
1) Dilakukan pada bayi prematur dengan TBJ < 2500 g atau umur kehamilan < 37
minggu dengan syarat denyut jantung janin baik dan perdarahan sedikit atau
berhenti.
2) Cara perawatan :
a. Observasi ketat di kamar bersalin selama 24 jam.
b. Keadaan umum ibu diperbaiki, bila anemia berikan transfusi PRC sampai HB 10-
11 gr %.
Semua penderita dengan perdarahan ante partum tidak boleh dilakukan
pemeriksaan dalam vagina (VT), kecuali kemungkinan plasenta previa sudah
disingkirkan atau diagnosis solusio plasenta sudah ditegakkan.
c. Berikan kortikosteroid untuk maturitas paru janin (kemungkinan perawatan
konservatif gagal) dengan injeksi Betametason / Deksametason 12 mg tiap 12
jam (1M) bila usia kehamilan < 35 minggu atau TBJ < 2000 g.
d. Bila perdarahan telah berhenti, penderita dipindahkan ke ruang perawatan dan
tirah baring selama 2 hari bila tidak ada perdarahan dapat mobilisasi.
e. Observasi perdarahan setiap 6 jam, denyut jantung janin, tekanan darah.
f. Bila perdarahan berulang dilakukan penanganan aktif.
g. Penderita dipulangkan bila tidak terjadi perdarahan ulang setelah dilakukan
mobilisasi dengan nasehat;
Istirahat
Dilarang koitus
Segera masuk Rumah Sakit bila terjadi perdarahan lagi.
Periksa ulang 1 minggu lagi.




B. Penanganan Aktif
Segera terminasi kehamilan. Bila perdarahan aktif (perdarahan >500 cc dalam
30 menit) dan diagnosis sudah ditegakkan segera lakukan seksio sesarea dengan
memperhatikan keadaan umum ibu.

10 )LEKOREA
Pengertian :
Setiap pengeluaran cairan pervaginam lebih dari normal dan bukan darah. Lekorea
bukanlah penyakit tersendiri tapi merupakan gejala yang menunjukkan kedaan
fisiologis dan patologis

Prinsip dasar :
Lekorea fisiologis
1. Bayi baru lahir
2. Sekitar menarche
3. Keinginan seks meningkat
4. Sekitar ovulasi
5. Kehamilan

Lekorea Patologis
1. Infeksi genitalia
2. Benda asing pada anak-anak
3. Pemakaian AKDR
4. Degenerasi jinak
5. Degenarasi ganas



Penatalaksanaan lekorea akibat infeksi genitalia :
Trikomonas vaginalis
1. Gejala klinis berupa fluor encer sampai kental, warna kekuningan berbau,
rasa gatal sampai membakar dan disuria
2. Diagnosis : - Gejala klinis seperti di atas
- Pada inspekulo tampak tanda peradangan & bintik-bintik merah
pada vagina (fly bitten)
- Preparat basah (PZ): parasit lonjong dengan flagella
3. Terapi : Ditujukan pada penderita dan pasangannya
- Metronidazol 2x500 mg per oral selama 5 hari

Vaginosis bacterial oleh Gardnerella vaginalis
1. Gejala klinis lekorea agak lengket dan terasa gatal, berbau amis seperti ikan
tuna
2. Diagnosis : -Sekret vagina putih homogen dan lengket
- Tes amin positif
- Ditemukan Clue-cell pada preparat basah , dan
- pH cairan vagina > 4,5
3. Terapi : Ditujukan kepada penderita dan pasangannya .
- Metronidazol 2x500 mg peroral selama 7 hari
- Klindamisin 2x300 mg peroral selama 7 hari

Candida albicans
1. Gejala klinis lekorea seperti susu basi , warna kehijauan, berbau dan gatal,
terasa panas dan nyeri
2. Diagnosis : - Sekret vagina seperti susu basi, tanda radang, bitten appearance
- Mudah berdarah
- Preparat Gram tampak hifa jamur positif
3. Terapi : - Flukonazol 150 mg per oral dosis tunggal
- Ketokonazol 2 x 200 mg per oral selama 5 hari

Neisseria gonorrhoeae
1. Diagnosis : - Sekret vagina kuning, nyeri, panas, disuria kadang disertai
- Bartholinitis , servisitis akuta
- Pada preparat Gram ditemukan diplokokkus berpasangan ekstra
Seluler
2. Terapi : - Ampisillin 1000 mg dosis tunggal, atau
- Thiamfenikol 1000 mg dosis tunggal

Chlamidia trachomatis
1. Diagnosis : - Sekret vagina tidak khas, disuria, lekorea, dan ektopi hiperkeratik
pada porsio
- Preparat kultur, pengecatan gram dan PCR
2. Terapi : - Tetrasiklin 4x 500 mg selama 7 hari
- Eritromisin 4 x 500 mg selama 7 hari

Anda mungkin juga menyukai